Professional Documents
Culture Documents
Jika sebelumnya membahas mengenai rumus jumlah, sekarang kita akan membahas rumus suku ke n deret aritmatika berderajat tinggi. Langsung aja Perhatikan soal berikut 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + ...... .....................................(1) 2 3 4 5 (2) 1 1 1 (3) Kalau kita perhatikan deret di atas, tampak bahwa beda tetap belum diperoleh dengan mengurangkan suku ke n dengan suku ke (n-1) gampangnya beda 3 dan 1 adalah 2 beda 6 dan 3 adalah 3 beda 10 dan 6 adalah 4 beda 15 dan 10 adalah 5 dst.... Tetapi jika beda yang diperoleh di atas kita selisihkan lagi maka akan ditemukan beda tetap yakni 1 3-2 =1 4-3=1 5-4 =1 Hal ini yang disebut deret artimatika berderajat dua karena beda tetap di level 2 Apa bisa berderajat 3, 4 ata 5 atau n. Ya bisalah hehe he ...................... Untuk memperoleh rumus suku ke n berderajat 2 yaitu Un = an^2 + bn +c 3 yaitu Un = an^3+bn^2+cn+d dst ..... Aku akan membahas yang berderajat 2 aja dech (he he yang guampang) U1 = a(1)^2 + b.1 + c = a + b + c U2 = a(2)^2 + b.2 + c = 4a + 2b + c U3= a(3)^2 + b.3 + c = 9a + 3b + c U4= a(4)^2 + b.4 + C = 16a + 4b + c dst Selanjutnya kita akan mencari beda masing masing dari dua suku berurutan yakni U2 - U1 = 3a + b ....................... (b2 suku 1) U3 - U2 = 5a + b ...................... (b2 suku 2) U4 - U3 = 7a + b ........................ .(b2 suku 3) Dari masing masing selisih dua suku berurutan itu sebenar adalah barisan dari beda dari barisan sebelumnya dalam hal ini merujuk contoh soal berarti (b2) Selanjutnya kita cari selisihnya lagi karena beda belum tetap (berbeda tiap sukunya) (U3-U2) - (U2-U1) = 2a .................. (b3 suku 1) (U4 - U3) - (U3-U2)= 2a .......................(b3 suku 2) Dari hal diatas nampak bahwa beda masing masing suku sudah tetap yakni 2a. Sehingga untuk soal diatas adalah 2a = 1 3a+b = 2
a+b+c =1 Sehingga diperoleh a=1/2 b =1/2 dan c =0, sehingga rumus suku ke n dari deret diatas adalah Un = an^2 + bn + c Un = (1/2)(n)^2 + (1/2)(n) + 0 Un = 1/2(n)^2 + (1/2)(n) Contoh lain 2 + 5 + 10 + 17 + 26 + ..... Jawab 2 + 5 + 10 + 17 + 26 + ..... 3 5 7 9 11 2 2 2 2 Sehingga diperoleh 2a =2 3a+b =3 a+b+c =2 Sehingga diperoleh a=1 b=0 dan c=1 Sehingga rumus suku ke n Un = an^2 + bn + c Un = n^2 + 1 Gak percaya test aja U5 = 25 + 1 = 26 benar khan U6 = 36+1 =37 dan U2 = 4+1 =5
Barisan Polinomial adalah barisan bilangan[1] yang dibentuk dari fungsi polinom [2] variabel tunggal dengan domain fungsi bilangan asli. Beberapa peristiwa dapat memberikan data yang menggambarkan keberadaan barisan ini, misalnya data banyaknya jabat tangan yang terjadi pada sekelompok orang. Jumlah orang dalam kelompok sebagai urutan suku dan jumlah jabatan tangan dari mereka adalah nilai sukunya. Sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk:
Jika ada 1 orang dalam kelompok maka tidak ada jabatan tangan Jika ada 2 orang dalam kelompok maka hanya ada 1 jabatan tangan Jika ada 3 orang dalam kelompok maka ada 3 jabatan tangan Jika ada 4 orang dalam kelompok maka ada 6 jabatan tangan dan seterusnya
Rangkaian bilangan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk barisan: 0, 1, 3, 6, ... . Tentu akan menyulitkan kita jika ingin melihat jumlah jabatan tangan pada kelompok yang anggotanya 201 orang. Untuk itu seringkali kita berusaha mencari bentuk umum dari barisan tersebut, dan benar bahwa pada barisan tersebut apabila jumlah n orang dalam kelompok secara umum terdapat atau berupa barisan polinom. jabatan tangan yang menunjukkan barisan tersebut
Proses pencarian kemungkinan bentuk umum peristiwa di atas sering dipakai konsep kombinasi, tetapi ternyata prinsip-prinsip keistimewaan barisan polinom dengan menggunakan operasi aritmatika sederhana dari operasi pengurangan, penjumlahan, perkalian dan pembagian, juga dapat dimanfaatkan.
Daftar isi
1 Membuat Barisan Polinom 2 Menggali Keistimewaan Barisan Polinom o 2.1 Pengurangan Suku Barisan o 2.2 Barisan Pengurangan Suku Barisan o 2.3 Pengurangan Suku Barisan Polinom o 2.4 Barisan Pengurangan Suku Barisan Polinom 3 Keistimewaan Barisan Polinom 4 Algoritma Menentukan Kemungkinan Rumus Umum Sebuah Barisan 5 Contoh Penggunaan Algoritma 6 Manfaat Algoritma o 6.1 Menambah pada beberapa suku berikutnya o 6.2 Menyisipkan bentuk rumus umum yang diharapkan o 6.3 Memecah masing-masing suku dengan aturan yang dikehendaki 7 Mengembangkan Algoritma 8 Referensi
atau barisan tersebut dibangkitkan oleh fungsi polinom berupa fungsi berderajat 2
...................... Derajat polinom adalah pangkat tertinggi dari variabel fungsi polinom. . Untuk i, ai berupa bilangan cacah,
suku ke n = Un = f(n)
U[2] merupakan barisan pengurangan suku ke 1 atau dari U[1] sehingga Un[2] = Un+1[1] Un[1]
U[3] merupakan barisan pengurangan suku ke 2 atau dari U[2] sehingga Un[3] = Un+1[2] Un[2] ........................................... U[i] merupakan barisan pengurangan suku ke i atau dari U[i-1] sehingga Un[i] = Un+1[i-1] Un[i-1]
Tampak jelas bahwa barisan selisih suku pertama tersebut berupa barisan polinom. Derajat fungsi polinom dapat dilihat pada bagian
berarti derajat fungsi polinom yang menyusun U[1] adalah i-1 atau turun satu dari derajat fungsi polinom penyusun U. Koefisien suku fungsi polinom yang berpangkat i-1 dari penyusun U[1] ternyata adalah koefisien suku fungsi polinom komponen yang berpangkat i dari penyusun U dikalikan derajat fungsi penyusun U atau sama dengan aii
0-0,0-0,6-0, ... atau 0, 0, 6, .... barisan selisih suku ke 1 0-0,6-0, ... atau 0, 6, ... barisan selisih ke 2 6-0, ... atau 6 ... barisan selisih ke 3 kita anggap barisan konstanta
ada 3 barisan selisih suku maka barisan utama mengandung komponen . Barisan n3 adalah 1, 8, 27, 64, ... kita hilangkan dari 0, 0, 0, 6, ... akan menghasilkan barisan 01,0-8,0-27,6-64,... atau -1, -8, -27, -58, ... -1, -8, -27, -58, ... bukan barisan konstanta maka,
-8+1,-27+8,-58+27, ... atau -7, -19, -31, .... barisan selisih suku ke 1 -19+7,-31+19, ... atau -12, -12, ... barisan selisih ke 2 berupa barisan konstanta
ada 2 barisan selisih suku maka barisan utama mengandung komponen . Barisan -6n2 adalah -6, -24, -54, -96, ... hilangkan dari -1, -8, -27, -58, ... hasilnya -1+6,-8+24,27+54,-58+96,... atau 5, 16, 27, 38, ... 5, 16, 27, 38, .... bukan barisan konstanta maka,
16-5,27-16,38-27, ... atau 11, 11, 11, .... barisan selisih suku ke 1 berupa barisan konstanta
ada 1 barisan selisih suku maka barisan utama mengandung komponen . Barisan 11n adalah 11, 22, 33, 44, ... hilangkan dari 5, 16, 27, 38, ... hasilnya barisan 5-11,1622,27-33,38-44,... atau -6, -6, -6, -6, ... -6, -6, -6, -6, .... adalah barisan konstanta.
Manfaat Algoritma
Dalam kehidupan seringkali kita berusaha melihat keteraturan menjadi jelas dan dapat diprediksi. Data keteraturan yang dapat dinyatakan dengan bilangan dalam interval yang sama dengan kurun waktu tertentu akan membentuk sebuah barisan. Barisan tersebut selalu mempunyai multi penafsiran untuk data-data yang belum terlampaui. Untuk menentukan kemungkinan pola keteraturan data tersebut sebagai alternatif prediksi dapat digunakan algoritme di atas.
Melalui algoritma ini dapat dengan banyak cara untuk mencari kemungkinan aturan suku suatu barisan, diantaranya
Mengembangkan Algoritma
Keistimewaan yang telah ditunjukkan barisan polinom yang selalu memberikan barisan selisih suku ke derajatnya berupa barisan konstanta maka barisan selisih suku berikutnya adalah barisan 0 (nol). Mengacu pada pengertian tersebut maka dengan meneliti perilaku barisan selisih suku disaat tanpa barisan polinom, kemungkinan akan mendapatkan keteraturan, sehingga memungkinkan membentukan algoritma berlandaskan keteraturan tersebut.
Dalam makalah seminar Menentukan Rumus Umum Barisan Polinom terdapat contoh algoritma untuk menyertakan sebuah suku eksponen dalam barisan polinom sebagai berikut:
1. Jika barisan tersebut (anggap barisan utama) adalah barisan konstanta atau dapat dianggap konstanta maka lanjutkan ke langkah terakhir. 2. Buat barisan selisih suku terus menerus sampai menghasilkan barisan dengan rasio sukunya sama atau rasio sukunya dapat dianggap sama. 3. Hitung jumlah barisan selisih suku (misal ada q barisan), dan nilai suku awal barisan selisih paling akhir adalah p, maka dimungkinkan barisan utama tersebut mengandung komponen suku eksponen : 4. Hapus komponen eksponen yang diperoleh dari langkah ke 3 dari barisan utama dengan mengurangi masing-masing suku barisan utama dengan nilai masing-masing suku komponen polinom yang diperoleh di langkah 3. 5. Jika barisan tersebut (anggap barisan utama) adalah barisan konstanta atau dapat dianggap konstanta maka lanjutkan ke langkah terakhir. 6. Buat barisan selisih suku terus menerus sampai menghasilkan barisan konstanta atau dapat dianggap konstanta. 7. Hitung jumlah barisan selisih suku (misal ada q barisan), dan salah satu suku konstanta yang dihasilkan adalah p, maka dimungkinkan barisan utama tersebut mengandung komponen polinom : . 8. Hapus komponen polinom yang diperoleh dari langkah ke 7 dari barisan utama dengan mengurangi masing-masing suku barisan utama dengan nilai masing-masing suku komponen polinom yang diperoleh di langkah 7. Kemudian ulangi dari langkah 5 dengan barisan utama yang baru (setelah dihilangkan komponen polinom yang diperoleh dari langkah 7). 9. Kemungkinan rumus umum barisan yang kita cari adalah jumlah semua komponen yang diperoleh di langkah ke 3 , dan 7, serta ditambah salah satu suku barisan konstanta paling akhir (barisan utama baru terakhir).
Misalnya kita mencari kemungkinan rumus umum barisan 2, 7, 24, 77, 238, ...
7-2,24-7,77-24,238-77, ... atau 5, 17, 53, 161, .... barisan selisih suku ke 1 17-5,53-17,161-53, ... atau 12, 36, 108, ... barisan selisih ke 2 kita anggap barisan mempunyai :
ada 2 barisan selisih suku dengan rasio 3 maka kemungkinan mengandung komponen
. Barisan 3n adalah 3, 9, 27, 81, 243, ... kita hilangkan dari 2, 7, 24, 77, 238 ... akan menghasilkan barisan 2-3,7-9,24-27,238-234,... atau -1, -2, -3, -4, ...
-2+1,-3+2,-4+3, ... atau -1, -1, -1, .... barisan selisih suku ke 1 berupa barisan konstanta
ada 1 barisan selisih suku maka barisan utama mengandung komponen . Barisan -n adalah -1, -2, -3, -4, ... hilangkan dari -1, -2, -3, -4, ... hasilnya barisan -1+1,-2+2-3+3,4+4,... atau 0, 0, 0, 0, ... 0, 0, 0, 0, .... adalah barisan konstanta.
Kemungkinan rumus umum barisan 2, 7, 24, 77, 238, ... adalah . Melihat contoh di atas maka persoalan Deret aritmatika dan Deret ukur atau Deret Geometri memungkinkan juga dapat diselesikan menggunakan algoritma terakhir.