You are on page 1of 43

CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI , WAWANCARA DAN TRANSKRIP DOKUMENTASI CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI, WAWANCARA DAN TRANSKRIP DOKUMENTASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL : 01 Koding : 01/ O/ F-1/ 5-II/ 2008 Tanggal Pengamatan : 05 Pebruari 2008 Jam : 13.00 15.00 WIB Disusun jam : 19.30 20.30 WIB Kegiatan yang: Letak Geografis di SMK PGRI 2 Ponorogo diobservasi

Transkrip Observasi a. b. c. d. Tanggapan Pengamat

Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 5 Pebruari 2008, lokasi SMK PGRI 2 Ponorogo berada di Jln. Soekarno Hatta Ponorogo yang tepatnya: Sebelah Barat gedung SMK Bhakti Ponorogo. Sebelah Timur koprasi SMK PGRI 2 Ponorogo Sebelah Utara pabrik es Sebelah Selatan persawahan pasar Songgo Langit Letak SMK PGRI 2 Ponorogo, sangat strategis. Karena dekat dengan terminal Selo Aji. Artinya dapat di jangkau oleh siswa, pendidik atau tenaga kependidikan yang rumahnya jauh.

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL Koding Tanggal Pengamatan Jam Disusun jam Kegiatan yang: diobservasi

: 02 : 02/ O/ F-2/21-II/2008 : 21 Pebruari 2008 : 06.30 17.30 WIB : 19.30 20.30 WIB Aktivitas Rohis

Transkrip Observasi

Tanggapan Pengamat

Pada tanggal 21 Pebruari 2008 pada jam Istirahat, sekitar jam 10.00 WIB. Peneliti melihat beberapa aktifis Rohis yang sedang melaksanakan sholat Dhuha. Setelah itu sekitar jam 11.00 WIB peneliti melihat kegiatan ekstra Al-Quran untuk kelas satu yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal, Kemudian sekitar jam 12.30 WIB para siswa melakukan aktifitas sholat Dhuhur berjamaah khusus kelas dua dan kelas tiga, meskipun begitu siswa kelas satu juga ada, yakni siswa yang tadi ikut ekstra al-Quran yang di koordinasi oleh pengurus Rohis, setelah kegiatan sholat Jamaah para siswa kelas dua dan tiga melakukan ekstra Al-Quran sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan dan juga di koordinasi oleh pengurus Rohis. Setelah kegiatan selesai pengurus Rohis beserta Guru Agama berkumpul di ruang rohis/ perpustakaan Masjid. Untuk mengambil jatah makan siang. Di sini penulis melihat beberapa pengurus dari Rohis, khususnya dari kelas 2 tidak mengambil jatah makan siang karena sedang menjalankan ibadah puasa sunnah pada hari kamis. Sekitar jam 15.00 WIB. Peneliti melihat kegiatan sholat jamaah Asyar yang dilaksanakan oleh siswa kelas satu dan di koordinasi oleh pengurus Rohis kelas satu Dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang di laksanakan di SMK PGRI 2 Ponorogo, secara rutin dan terprogram sesuai dengan jadwal yang telah di buat oleh Sek. Bid. Keagamaan serta guru agama, telah memberikan arti bahwa di SMK PGRI 2 Ponorogo telah melakukan pembinaan terhadap perkembangan self control remaja melalui penanaman nilainilai agama. Apalagi ditemukan dari aktifis Rohis ada yang mengerjakan sholat sunnah Dhuha dan ada yang melaksanakan ibadah puasa sunnah hari kamis tanpa ada perintah dari guru agama.

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL Koding Tanggal Pengamatan Jam Disusun jam Kegiatan yang: diobservasi

: 03 : 03/ O/F-1/22-II/ 2008 : 22 Pebruari 2008 : 12.00 13.30 WIB : 19.30 20.30 WIB Sholat Jamaah Jumat

Transkrip Observasi

Tanggapan Pengamat

Pada hari Jumat, tanggal 22 Pebruari 2008, peneliti menyaksikan kegiatan sholat Jamaah Jum at, yang di laksanakan pada jam 12. 00 WIB di SMK PGRI 2 Ponorogo, dari sholat Jamaah Jum at tersebut di laksanakan oleh para siswa dari kelas X C, dua dan tiga C, meskipun begitu ada juga sebagaian siswa yang ikut walau tidak ada jadwal. Kegiatan sholat Jumat tidak dilaksanakan oleh guru pendidikan agama saja akan tetapi pendidik /guru umum serta tenaga kependidikan yang lain juga ikut. Peneliti melihat yang berkhutbah Jumat adalah guru umum, yakni guru Bahasa Indonesia. Sedangkan Imam dari guru agama dan muadzin dari siswa. Dalam kegiatan sholat jamaah Jumat terdapat pemutaran kotak amal bagi seluruh jamaah sholat. Dari kegiatan sholat Jamaah Jumat di SMK PGRI 2 Ponorogo, yang di laksanakan oleh guru agama dan guru umum dapat memberikan kesimpulan bahwa sekolah ini telah melakukan internalisasi antara pelajaran umum dan agama. Sehingga dari internalisasi tersebut akan dapat memberikan contoh yang baik kepada para siswa bahwa semua manusia itu membutuhkan agama (baik guru umum ataupun guru agama) untuk mengembangkan fitrah yang sudah ada sejak lahir pada diri manusia sehingga dapat menjadi pedoman dalam bertingkah laku. Dan dengan adanya pemutaran kotak amal dapat memberikan contoh agar siswa dapat menyisihkan sebagian uang untuk hal-hal yang bermanfaat. Hal ini menunjukkan adanya pelatihan pengendalian diri bagi siswa agar tidak menjadi anak yang boros.

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL : 04 Koding : 04/ O/F-1/26-II/ 2008 Tanggal Pengamatan : 26 Pebruari 2008 Jam : 12.30 16.30 WIB Disusun jam : 19.30 20.30 WIB Kegiatan yang: Sholat Jamaah Dhuhur dan Asyar diobservasi

Transkrip Observasi

Tanggapan Pengamat

Pada tanggal 26 Pebruari 2008, peneliti menyaksikan kegiatan jamaah sholat Dhuhur di SMK PGRI 2 Ponorogo pada jam 12.00-13.00 WIB, yang kebetulan di laksanakan oleh siswa kelas dua dan tiga (A-C ). Meskipun sudah terjadwal tapi masih banyak siswa yang lain yang ikut kegiatan sholat dhuhur berjamaah. Muadzin dari siswa dan di Imami oleh guru agama, setelah sholat Dhuhur siswa tidak langsung bubar akan tetapi melakukan dzikir sholat dan kemudian bersalam-salaman. Dan pada jam 15.0016.30 WIB, peneliti menyaksikan kegiatan sholat Jamaah Asyar yang di laksanakan oleh siswa kelas satu (A -C ), meskipun sudah terjadwal tapi masih banyak siswa yang lain, yang ikut kegiatan sholat jamaah Asyar. Muadzin dari siswa dan Imam oleh guru agama, setelah sholat Asyar siswa tidak langsung bubar akan tetapi melakukan dzikir sholat dan kemudian bersalam-salaman. Dari kegiatan sholat jamaah dhuhur beserta dzikirnya yang dilaksanakan secara rutin dan terpogram dan diimami oleh guru agama, memberikan arti bahwa guru agama telah melakukan penanaman nilai-nilai agama kepada siswa. Agar hati siswa dapat terjaga dari kotoran-kotoran yang dapat menjerumuskan siswa pada perilaku yang menyimpang, sehingga siswa dapat mendengarkan kata hatinya untuk melakukan pengendalian diri (self control). Dengan adanya siswa yang ikut Jamaah meskipun tidak dijadwalkan memberi arti bahwa siswa menyadari kebutuhan agama dalam hidupnya.

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL Koding Tanggal Pengamatan Jam Disusun jam Kegiatan yang: diobservasi

: 05 : 05/ O/F-1/28-II/2008 : 28 Pebruari 2008 : 11.00-15.00 WIB : 19.30 20.30 WIB Ekstra Al-Quran kelas X, 2 dan 3.

Transkrip Observasi

Pada tanggal 28 Pebruari 2008, Peneliti menyaksikan kegiatan ekstra al-Quran yang di laksanakan pukul 11.00 15.00 WIB, Kegiatan ekstra Al-Quran di SMK PGRI 2 Ponorogo ini pertama di laksanakan oleh kelas satu (A, C dan D) pukul 11.00 12.30 WIB, dengan dibimbing oleh guru agama mulai dari Jilid sampai Al-Quran. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan terpogram hingga siswa bisa membaca al-Quran. Dan siswa yang sudah bisa membaca Al-Quran dijadikan satu untuk membacanya (deres) dari pukul 11.30 sampai jam 12.00 WIB. Dan ekstra Al-Quran yang dilaksanakan pada jam 13.00 15.00 WIB, oleh kelas dua dan tiga (A, C dan D) dengan dibimbing oleh guru agama, mulai dari jilid sampai Al-Quran, yang sudah dapat membaca al-Quran disuruh mengelompok membacanya (deres) dari pukul 13.30 14.30 WIB . Dari kegiatan ekstra Al-Quran yang dilaksanakan secara rutin dan terprogram, memberikan arti bahwa guru agama telah melakukan penanaman nilai-nilai agama kepada siswa. Agar hati siswa dapat terjaga dari kotoran-kotoran yang dapat menjerumuskan siswa pada perkataan kotor dan perilaku yang menyimpang, sehingga siswa dapat mendengarkan kata hatinya untuk melakukan pengendalian diri (self control). Dengan adanya ekstra al-quran memberikan pembiasaan pada siswa agar selalu berkata baik dan dapat menjaga lisannya dari perkataan kotor.

Tanggapan Pengamat

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL : 06 Koding : 06/O/ F-1/14-III/2008 Tanggal Pengamatan : 14 Maret 2008 Jam : 13.00-15.00 WIB Disusun jam : 19.30 20.30 WIB Kegiatan yang: Bimbingan Keagamaan, melalui pengajian diobservasi kitab tanbihul mutaalim Pada hari Jumat, tanggal 14 Maret 2008, Peneliti menyaksikan kegiatan bimbingan keagamaan melalui pengajian kitab talim mutaalim yang di bimbing oleh Bapak Ghufron selaku Sek. Bid. Keagamaan yang dilaksanakan di perpustakaan masjid atau ruang Rohis. Pengajian ini dilaksanakan sekitar pukul 13.00 15.00 WIB. Pengajian ini banyak di hadiri oleh pengurus Rohis, dalam pengajian tersebut Bapak Ghufron, sering memberikan nasihat agar anak-anak selalu mengerjakan sholat dhuha, sholat malam, puasa sunnah pada hari senin dan kamis dan amalanamalan ibadah lainnya. dan juga menegaskan pada anakanak setiap mau mengerjakan sesuatu yang baik harus di awali dengan niat karena Allah. Dari kegiatan kegiatan keagamaan tersebut dapat di simpulkan bahwa Seksi Bidang Keagamaan telah memberikan contoh yang baik untuk siswanya. Dan dengan mendasarkan semua perbuatan baik dengan niat karena Allah, maka bapak Ghufron telah menumbuhkan self effecacy (persepsi mampu yang timbul pada diri individu) pada siswanya. Sehingga dengan self effecacy yang positif maka siswa akan lebih dapat membentuk tingkah laku dalam melakukan self control ke arah yang positif.

Transkrip Observasi

Tanggapan Pengamat

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL Koding Tanggal Pengamatan Jam Disusun jam Kegiatan yang: diobservasi

: 07 : 07/O/F-1/8-IV/2008 : 08 April 2008 : 10.00 12.30 WIB : 19.30 20.30 WIB Kegiatan pelatihan merawat Jenazah

Transkrip Observasi

Pada tanggal 08 April 2008, Peneliti menyaksikan kegiatan pelatihan cara merawat jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati dan juga menguburkan. Kegiatan ini di praktekkan untuk kelas 2 E di bimbing oleh bapak Ghufron selaku guru agama. Pelatihan ini sudah di jadikan kegiatan rutin yang diprogramkan setiap kelas dua. Sebelum melakukan praktek atau latihan, bapak Ghufron memberikan penjelasan tentang tujuan di laksanakan pelatihan atau praktek tersebut. Salah satu perkataaan bapak Ghufron yang tampak adalah Agar kita selalu ingat, bahwa besok kita akan mati dan kita semua yang ada disini adalah CAMAT (calon mati). Setelah itu para siswa mempraktekannya dengan penuh khidmat dan berhati-hati. Sebagian siswa ada yang melihat dan sebagian lagi mempraktekkan, secara bergantian. Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa seksi bidang keagamaan telah memberikan peringatan bagi siswa. Bahwa besok kita semua akan mati. Sehingga dari situ siswa akan termotivasi untuk melakukan pengendalian diri (self control) dalam hidupnya. Agar menggunakan kesempatan hidupnya untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari perbuatan yang di larang oleh Allah.

Tanggapan Pengamat

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL Koding Tanggal Pengamatan Jam Disusun jam Kegiatan yang: diobservasi

: 08 : 08/O/ F-1/8IV/ 2008 : 08 April 2008 : 13.00-15.00 WIB : 19.30 20.30 WIB Rapat kerja rohis

Transkrip Observasi

Pada hari Selasa, tanggal, 08 April 2008, peneliti menyaksikan kegiatan rapat Rohis, dalam rapat rohis tersebut membahas tentang kegiatan dialog interaktif tentang Problematika Remaja yang akan diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 09 April 2008. Pada rapat tersebut pak Tantowi, selaku guru agama memberikan pujian atas keberhasilan kegiatan-kegiatan rohis sebelumnya melalui ketua rohis. Dalam pembahasan tersebut ada sedikit masalah mengenai pelaksanaan kegiatan untuk besok. Akan tetapi bapak Ghufron memberikan arahan kepada peserta rapat, salah satu perkataan bapak Ghufron yang tampak adalah Sebaiknya kita menunggu hasil musyawarah guru dan OSIS dulu sebelum mengambil keputusan. dan bersabarlah. Dari hasil observasi di atas dapat di simpulkan bahwa guru PAI dan Sek. Bid. Keagamaan telah memberikan motivasi kepada pengurus rohis dalam melaksanakan kegiatan dialog interaktif tersebut, dan menganjurkan kepada peserta untuk bersabar sebagai salah satu kunci untuk melakukan pengendalian diri (self control) agar kegiatan yang akan dilaksanakan besok dapat menuai keberhasilan.

Tanggapan Pengamat

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CL Koding Tanggal Pengamatan Jam Disusun jam Kegiatan yang diobservasi

: 09 : 09/ O/ F-1/9-IV/2008 : 09 April 2008 : 09.00 12.30 WIB : 19.30 20.30 WIB : Dialog interaktif tentang: Problematika Remaja

Transkrip Observasi

Pada hari Rabu tanggal 09 April 2008 peneliti menyaksikan kegiatan dialog Interaktif yang bertema tentang Problematika Remaja. Acara ini dilaksanakan pukul 09.00 12.30 WIB, dengan pemateri bapak Dr. H. Muin (dosen STAIN Ponorogo), dalam dialog tersebut bapak Muin mengatakan bahwa ada dua penyakit yang diderita manusia, yaitu penyakit jasmani dan rohani. Penyakit jasmani akan lebih mudah penyembuhannya. Karena dapat dilihat dan dapat dirasakan baik oleh orang lain ataupun dirinya sendiri. Berbeda dengan penyakit rohani yang tidak dapat dilihat oleh orang lain bahkan dirinya sendiri tidak dapat merasakannya. Untuk itu agama berperan dalam menyembuhkan penyakit rohani tersebut. Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka kita akan lebih bisa mendeteksi penyakit-penyakit rohani yang menyerang kita. Dan juga sambutan yang diberikan oleh bapak Pirngadi yang mengatakan Kebanyakan masyarakat menganggap kalau Islamnya anak STM itu Islam Abangan. Tetapi jangan di kira SMK PGRI 2 ini tidak memperdulikan tentang keagamaan. Bahkan di Masjid yang besar ini adalah tempat kegiatan-kegiatan keagamaan, yang di lakukan secara rutin dan terpogram dalam melakukan pembinaan terhadap anak SMK agar di kemudian hari mereka dapat menjadikan agama sebagai pegangan dalam bertingkah laku. Lagi pula hampir 99 % baik guru maupun siswanya beragama Islam. SMK sini juga semuanya dilatih untuk disiplin bukan hanya dari siswanya akan tetapi dari pihak guru juga hal ini agar guru dapat menjadi contoh yang ba ik untuk siswanya. Jadi guru di sini tidak hanya mengajar tapi juga mendidik. Maklumlah anak-anak di SMK yang

jumlahnya ribuan harus di latih untuk dapat mengendalikan diri. Melalui kedisiplinan dan juga kegiatan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam akan membantu perkembangan siswa dalam mengendalikan diri mereka juga. Tanggapan Pengamat Dari hasil observasi di atas dapat di simpulkan bahwa dialog interaktif yang di laksanakan di SMK PGRI 2 Ponorogo ini memberikan arah pada siswa yang menginjak usia remaja. Agar menggunakan agama sebagai pengendali (controling) kehidupanya.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

01/1-W/F-1/4-III /2008 Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag 04 Maret 2008 13.00-15.00 WIB 19.30 20.30 WIB Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis Pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Materi Wawancara Bagaimana pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo? Pembelajaran PAI di SMK sini dilaksanakan dengan sistem blok, yaitu seminggu untuk pembelajaran Agama, satu minggu lagi untuk pembelajaran umum. Kemudian baru praktek Industri selama 2 bulan. Khusus untuk kelas dua. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo? Dalam hal pelaksanaanya kebetulan saya guru PAI anak kelas dua. Sedangkan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo ini dilalui dengan dua proses pembelajaran yang pertama kegiatan yang di lakukan di dalam kelas dan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Hal ini diprogramkan agar keberhasilan pendidikan agama Islam di SMK PGRI 2 Ponorogo ini tidak hanya berhasil dari segi kognitifnya saja tapi yang paling penting yaitu perubahan sikap dan tingkah lakunya dari anak yang tidak pernah tahu apa arti sholat menjadi tahu dan kemudian melaksanakannya. Dan metode apa saja yang bapak gunakan? Dalam pembelajaran PAI saya menggunakan metode bervariasi tergantung pembelajaran apa yang ingin saya ajarkan, misalkan saja pembelajaran tentang cara merawat Jenazah sebelum mempraktekkan pasti saya memberikan motivasi kepada siswa mengenai pahala dan dosa bagi seorang muslim dalam melaksanakan perawatan jenazah dan sedikit menakut-nakuti agar siswa mau dengan sungguhsungguh menjalankan praktik jenazah memberikan arahan serta kisah-kisah sesuai dengan al-Quran dalam menjelaskan riba/ jual beli misalnya. Sehingga dalam

Peneliti Informan

Peneliti

Informan

Peneliti Informan

Refleksi

pembelajaran saya lebih mementingkan menggunakan metode praktik yang dilaksanakan di Masjid. Bagaiman cara bapak menanamkan nilai-nilai agama pada siswa? Dalam menanamkan nilai-nilai agama terhadap siswa tidak cukup kalau hanya diajar materi-materi tentang PAI, akan tetapi perlu adanya pengalaman dari siswa sendiri serta pembiasaan yang harus di berikan kepada siswa. Untuk itu saya berusaha menciptakan lingkungan religius melalui kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat jamaaah serta membaca al-Quran melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di luar pembelajaran. Bahkan ada juga sebagian pembelajaran dari saya yang saya programkan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin. Seperti: kegiatan praktek perawatan jenazah yang dianjurkan diikuti oleh kelas dua. Dalam proses pembelajaran PAI adakah problem yang ditemui terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama siswa? Kalau ada kendala apa saja yang sering di jumpai? Ya... selalu ada seperti Input siwa SMK, yang kebanyakan belum tahu tentang bagaimana cara menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Bagaiamana upaya bapak dalam mengatasi problemproblem tersebut? Usaha saya ya...terus melatih dan membimbing mereka yang belum bisa sampai bisa melalui kegiatan ekstra keagamaan tentunya. Dan mengajak yang sudah bisa ke arah pembelajaran agama yang lebih dibutuhkan. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa untuk kelas 2, diupayakan oleh bapak Ghufron Prayitno selaku guru PAI melalui penanaman nilai-nilaiagama yang dapat dilakukan melalui pembelajaran yang dilaksanakan baik di dalam ataupun di luar kelas dengan menciptakan lingkungan yang religius. Hal ini dilakukan untuk membimbing mereka, agar mereka dapat berperilaku sesuai dengan perintah agama.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: 02/1-W/F-2/4 III/2008 : Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag : 04 Maret 2008 : 13.00-15.00 WIB : 19.30 20.30 WIB : Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis : Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Refleksi

Materi Wawancara Bagaiamana hasil yang dapat di capai dalam penanaman nilai-nilai Agama terhadap siswa? Selama saya menjadi pembimbing Rohis, saya menemukan banyak perbedaan dalam menangani anak kelas satu dan anak kelas dua, seperti saya masih sering memberikan abaaba yang di embel-embeli dengan ancaman absen, nilai ataupun dapat dispensasi makan siang untuk anak kelas satu agar mau mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan. Tetapi tidak saya temukan ketika anak tersebut sudah kelas dua, sehingga saya mengurangi sedikit dari aba-aba saya akan tetapi mereka malah semakin bertanggung jawab dalam tugasnya dan mengerjakan kegiatan-kegiatan keagamaan semakin rutin. Setelah mereka kelas tiga mereka sudah lepas dari pengurus rohis, akan tetapi mereka masih tetap juga aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, terdapat perkembangan self control terhadap siswa melalui penanaman nilai-nilai agama yang telah di lakukan oleh guru PAI seperti adanya perubahan dalam menjalankan kegiatankegiatan keagamaan dari kelas satu sampai kelas tiga. Dari mulai dibimbing (kontrol eksternal) sampai bisa dilepaskan (kontrol internal).

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

04 /2-W /F-2 /6-III /2008 Bapak Ali Mashudi S.H. I 06 Maret 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Refleksi

Materi Wawancara Bagaiamana hasil yang dapat dicapai dalam penanaman nilai-nilaiagama terhadap siswa? Kalau hasil, ya.......jelas sangat nampak sekali, itu betulbetul saya rasakan sendiri, seperti kedisiplinan siswa kelas satu dalam hal mengikuti ekstra baca dan tulis Al-Quran. Padahal mereka masuknya jam 13.00 WIB, tapi mereka masih mau datang ke STM dalam jam 11.00 WIB untuk mengikuti, kegiatan tersebut dan perilaku merekapun sangat sopan terhadap saya pribadi maupun guru yang lain, seperti: menyapa saya ketika ketemu dan itu sangat saya rasakan. Dalam hal tutur kata merekapun sangat sopan, apalagi anak-anak yang sering ikut ekstra al-Quran, dan merekapun bisa diprediksi lancar dalam membaca alQuran. Dari hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti dapat di simpulkan bahwa perkembangan self control siswa di SMK PGRI 2 dapat dikatakan ada kemajuan, karena dari anakanak yang suka berkata kotor menjadi anak yang tidak terbiasa berkata kotor, setelah melalui kegiatan ekstra alQuran dan merekapun terbukti bisa mengaji dengan baik.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti

03 /2-W /F-1 /6-III /2008 Bapak Ali Mashudi S.H. I 06 Maret 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo Pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama Materi Wawancara Bagaimana pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo? Materi PAI di SMK tidak sama dengan materi PAI di Aliyah. Di Aliyah, materi PAI dijadikan dalam beberapa mata pelajaran seperti Aqidah, Fiqih, Muamalah, Al-Qur an, dan Sejarah Islam sedangkan di SMK, materi PAI dijadikan dalam satu mata pelajaran, dengan sistem blok. Setiap kelas hanya mendapat satu Minggu untuk materi PAI secara bergantian. Sedangkan saya sendiri adalah Guru PAI khusus untuk kelas satu. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo? Cara saya melaksanakan pembelajaran PAI dengan sistem blok, yang seperti itu ya.... paling tidak saya memprioritaskan pembelajaran tentang Al-Quran dan Keimanan. Disamping bagaimana cara melaksanakan rukun Islam seperti sholat, puasa zakat dan lain-lain. Dan metode apa saja yang bapak gunakan? Kalau tentang metode yang saya gunakan dalam pembelajaran PAI adalah ceramah, hafalan ditambah menulis. Karena saya rasa menggunakan metode itu lebih efektif untuk anak SMK yang jumlahnya tiap kelasnya ada 50 siswa, dari pada diskusi. Cuma yang penting bagi saya yaitu langkah pengajarannya sesuai dengan LKS untuk pengajaran konsep seperti sholat, puasa, zakat dan lain-lainnya. La....untuk pelajaran seperti Al-Quran dan menulis. Itu saya menggunakan metode pembiasaan. Karena target saya anak kelas satu harus harus dapat membaca Al-Quran plus menulis. Bagaiman cara bapak menanamkan nilai-nilai agama pada siswa?

: : : : : : :

Informan

Peneliti

Menghafalakan Asmaul Husna plus mananya untuk dijadikan wirid setiap habis sholat. Ini adalah salah satu cara saya untuk menanamkan nilai-nilai keimanan kepada siswa, yaitu iman kepada Allah sedangkan tujuannya agar mereka mendapat dorongan menuju kejernihan hati. Sehingga dengan itu mereka akan berusaha berperilaku sesuai dengan makna yang terkandung dalam Asmaul Husna. Mbak sendiri tahu kalau dalam sifat Allah yang jumlahnya ada 99 itu mempunyai makna yang dalam seperti Al-Matin = Maha Menggenggam Kekuatan, sedangkan nilai yang ada di dalamnya, yaitu perlunya siswa untuk bersikap disiplin. Sedangkan untuk menanamkan nilai-nilai Iman kepada Rasul, saya menggunakan metode cerita tentang keteguhan hati dan sikap Rasul dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah demi untuk mendapatkan tempat yang lebih mulia di sisi Allah sesuai dengan kisah-kisah yang sudah dijelaskan dalam Al-Qutan dan Al-Hadist. Dalam proses pembelajaran PAI adakah problem yang ditemui terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama siswa? Kalau ada kendala apa saja yang sering di jumpai? Kendala atau penghambat yang saya rasakan, yaitu adanya sistem blok di SMK, dan banyaknya anak yang belum bisa membaca Al-Quran dan perkataan siswa yang kurang sopan. Bagaiamana upaya bapak dalam mengatasi problem-problem tersebut? Kerja sama antara tiga guru PAI, yang ada di SMK untuk menyelenggarakan pelatihan tartila dengan tema pemberantasan buta huruf al-Quran yang di selenggarakan melalui kegiatan keagamaan ekstra kulikuler (Rohis) setiap jam 11.00 WIB samapai 12.30 WIB. Karena anak kelas satu, masuknya sore, jadi ya....pelaksanaanya dapat dilaksanakan jam-jam segitu, trus saya juga memberi kesempatan bagi anak yang mau les baca, tulis Al-Quran di rumah saya secara gratis, ya....Alhamdulillah peminatnya banyak. Itu juga dilakukan agar siswa mempunyai pengalaman dalam hal menumbuhkan nilai-nilai keagamaan. Saya sendiri juga selalu memberikan contoh langsung, seperti: ketika hujan turun, anak-anak ketika berada di masjid (les Al-Quran) langsung lari keluar, guna untuk mengambil sepatu agar tidak

Informan

Peneliti Informan

Refleksi

kehujanan tanpa menggunakan alas kaki, la...ko saya menemui mereka naik ke Masjid tanpa cuci kaki dulu....langsung saja saya panggil mereka untuk di berikan pembinaan agama kembali. Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa untuk kelas X, di upayakan oleh bapak Ali Mashudi selaku guru PAI melalui penanaman nilai-nilai Agama yang dapat dilakukan melaui proses pembelajaran di dalam kelas, seperti penghayatan terhadap sifat-sifat Allah dan kisah-kisah dari Nabi/ Rasul untuk diambil hikmahnya. Serta dilakukan melalui proses pembelajaran

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

05/3 W/F-1/11-III /2008 Bapak Tantowi Muid S. Ag 11 Maret 2008 15.00-17.00 WIB 19.30 20.30 WIB Ruang Guru Pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Materi Wawancara Bagaimana pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo? Pembelajaran PAI di SMK ya... sama seperti pembelajaranpembelajaran PAI di SMA. Cuma di sini pembelajaranya memakai sistem blok. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo? Sedangkan pelaksanaanya sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan oleh sekolah. Di SMK sini saya adalah guru PAI yang memegang anak kelas tiga, sehingga pembelajaran saya lebih ngoyo karena anak benar-benar harus disiapkan untuk menghadapi ujian akhir. Dan metode apa saja yang bapak gunakan? Metode yang saya gunakan biasa saja yaitu seperti ceramah dan diskusi, pengalaman serta pembiasaan, dan tidak lupa saya menggunakan pendekatan individual dan keteladanan. Pendekatan individual digunakan untuk menangani anak-anak yang mempunyai masalah secara pribadi. Bagaiman cara bapak menanamkan nilai-nilai agama pada siswa? Dalam pembelajaran PAI di SMK sini memerlukan kerja sama antara tiga guru dalam hal mengerjakan siswa mana yang baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai agama. Ketiga guru pun mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam mengajar karena satu kita dihadapkan dengan pembelajaran dengan menggunakan sistem blok dan juga mayoritas dari siswa yang kurang mengerti dengan nilai-nilai agama. Sebagaimana pak Ali yang faknya kelas satu

Peneliti

Informan

Peneliti Informan

Refleksi

memfokuskan pada masalah keimanan, pak Ghufron pada bidang Syariah dan praktik-praktik agama seperti pelatihan sholat jenazah, sedangkan saya sendiri lebih menekankan pada bidang pembentukan moral/ akhlak dalam kehidupan bersosial sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti materi saya tentang nikah yang ada kaitanya dengan zina. Dan apabila ada perilaku anak yang menyimpang saya langsung menindaknya. Lagian ini kan kelas tiga mau menghadapi UAN, jadinya di sinilah saya mulai mengarahkan mereka untuk selalu berusaha dan berdoa agar sukses di akhir ujian, untuk itu sebelum ujian di SMK sini akan dilaksanakan Istighosah bersama. Insyaallah untuk tahun ini akan dilaksanakan di Tegal sari. Dalam proses pembelajaran PAI adakah problem yang di temui terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama siswa? Kalau ada kendala apa saja yang sering di jumpai? Ya......kurangnya antusias anak untuk beragama sehingga sulit untuk mengarahkan mereka ke arah yang baik melalui penanaman nilai-nilai agama. Bagaimana upaya bapak dalam mengatasi problem-problem tersebut? Selain pembelajaran di dalam kelas dalam penanaman nilainilai agama tidaklah cukup, semuanya harus didukung dengan pembelajaran di luar kelas, seperti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, anak-anak yang ikut Rohis atau yang menjadi anggotaRohis sangat membantu guru khususnya PAI dalam menarik perhatian teman-teman yang lain untuk berperilaku dan bersikap keagamaan, lebih banyak mereka melakukan aktivitas dari Rohis. Maka perkembangan mereka akan terhindar/ selamat dari pengaruh-pengaruh negatif. Selain itu saya masih sering memberikan ancaman nilai terhadap anak-anak yang berperilaku menyimpang. Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa untuk kelas tiga, diupayakan oleh bapak Tantowi Muid selaku guru PAI melalui penanaman nilai-nilai agama yang dapat dilakukan melalui proses pembelajaran di dalam kelas, seperti penggunaan metode keteladanan serta pendekatan individual. Serta dilakukan melalui kegiatankegiatan keagamaan yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan pembiasaan dan

pengalaman.seperti Istighosah bersama untuk anak kelas tiga, dalam rangka menghadapi UAN.
TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: 06/3-W/F-2 /11-III /2008 : Bapak Tantowi Muid S. Ag : 11 Maret 2008 : 15.00-17.00 WIB : 19.30 20.30 WIB : Ruang Guru : Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Refleksi

Materi Wawancara Bagaiamana hasil yang dapat di capai dalam penanaman nilai-nilai Agama terhadap siswa? Saya selalu memberikan penilaian PAI tertinggi pada kemampuan bersikap murid dengan teman atau guru. Dan selama ini saya melihat hasil nilai agama dari pada aktifisaktifis rohis, pasti tertinggi. Khususnya dalam penilaian sikap. Karena saya melihat sendiri mereka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan tanpa menunggu perintah dari saya. Dari hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti dapat di simpulkan bahwa perkembangan self control siswa di SMK PGRI 2 dapat dikatakan ada kemajuan, khususnya di lihat dari nilai-nilai agama yang di dapat oleh aktifis Rohis, yang mana mereka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan tanpa ada kontrol eksternal.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam

: : : :

07/5-W/F-2/13 -III /2008 Khoirul Anam (Imam Kelas XI ) 07/5-W/F-2/13 -III /2008 13 Maret 2008

Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: 19.30 20.30 WIB : Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis : Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti

Informan

Peneliti Informan

Materi Wawancara Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI? Seorang tauladan yang baik, yang dapat ditiru baik dari perilaku maupun ucapan beliau, selalu memberitahukan halhal yang baik dan selalu berjuang melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sini, demi untuk mengarahkan teman-teman kepada kewajibannya sebagai orang Islam. Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilai Agama? Setelah saya mengikuti pelajaran agama, hati saya ini selalu mengingatkan saya kepada kesalahan-kesalahan yang selalu saya buat dan itu ternyata dilarang oleh Agama, seperti tentang Riba. Ternyata riba itu kalau di lingkungan saya sudah menjadi tradisi, dulu saya mengikutinya, tapi sekarang saya tidak lagi karena sudah tahu kalau itu tidak boleh. Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilai-nilai agama pada diri anda melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK sini? Pada waktu kelas satu dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo saya merasakan semua itu masih dalam pengawasan guru agama khususnya orang tua tapi ketika saya sudah kelas dua saya mulai sadar atas semua peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah seperti kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di SMK sini. dan saya berusaha untuk mengikutinya dengan penuh tanggung jawab. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo? Sekarang saya merasakan hikmah dari pada mengikuti keagamaan, seperti kebiasaan sholat membuat saya merasa selalu dapat mengendalikan arah pikiran saya ke

Peneliti Informan

Refleksi

arah yang lebih positif. Ceritakan kepada saya. Bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama? Ya... pokoknya setiap saya mendapat masalah, kata hati saya selalu bilang untuk berfikir dulu sebelum bertindak sehingga saya selalu dapat menyelesaikan masalah saya dengan penuh pertimbangan tanpa harus marah-marah dulu. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, salah satu siswa kelas dua SMK PGRI 2 Ponorogo, merasakan bahwa mereka berubah ke arah perilaku yang lebih terkendali (self control), yang dilaluinya sesuai dengan penanaman nilai-nilai agama yang dia dapat dari kelas satu sampai kelas dua, seperti dari dia tahu apa arti sholat (kognitif control) dari pembelajaran di dalam kelas sampai melaksanakan dengan rutin (behavior control) dari sinilah terjadiproses belajar sosial Bandura pembiasaan yang di dapat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah, sampai yang terakhir dia benarbenar berperilaku sesuai dengan kata hatinya (decasional control). Ini menunjukkan adanya perkembangan self control, dari kontrol eksternal menuju kontrol internal.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

08/4-W/F-2/18 III /2008 Agus Kurniawan (Muadzin Kelas X) 18 Maret 2008 13.00-15.00 WIB 19.30 20.30 WIB Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Materi Wawancara Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI? Guru PAI adalah seorang yang mengajarkan ilmu-

Peneliti Informan

Peneliti

Informan

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Refleksi

ilmu agama, beliau adalah seorang yang bisa memberikan contoh yang baik. Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilai agama? Jujur saja ya...mbak setelah saya diajar guru agama, hati saya ini merasa bergetar, saya itu merasakan kalau saya benar-benar banyak dosa. Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilai-nilai agama pada diri anda? Kesadaran saya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan berawal dari absensi dan ancaman nilai dari guru pendidikan agama Islam, sehingga saya merasa malu apabila tidak mengikuti kegiatan-kegiatan agama. Tapi sekarang saya benar-benar sadar karena berkat adanya kegiatankegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo., saya semakin bisa menyalurkan bakat saya, yaitu menjadi seorang muadzin. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatankegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo? Saya lebih menjaga sikap bagaimana perilaku seorang muadzin yang baik. Misalkan ketika saya punya masalah sama teman saya, saya memilih mengalah atau bersabar. Ceritakan kepada saya, bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama? Kayaknya, saya merasakan kalau hati kecil saya selalu mengatakan kalau saya ini seorang muadzin kelas. Misalkan ketika saya ingin marah-marah, khususnya adik saya mbak, yang sering membuat saya marah dan mungkin ini juga akibat dari seringnya saya mengumandangkan adzan. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, salah satu siswa kelas satu SMK PGRI 2 Ponorogo, merasakan bahwa mereka berubah ke arah perilaku yang lebih terkendali (self control), yang dilaluinya sesuai dengan penanaman nilai-nilai agama yang dia dapat setelah masuk kelas satu di SMK PGRI 2 Ponorogo, seperti dari pembiasaan yang didapat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah yang membuat dia selalu berbuat baik karena dia malu apabila ada yang menilai jelek pada dirinya (kontrol eksternal) di sinilah terdapat proses belajar sosial bandurasampai yang terakhir dia benar-benar berperilaku

sesuai dengan kata hatinya (decasional control). Ini menunjukkan adanya perkembangan self control, dari kontrol eksternal menuju kontrolinternal

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

09/6-W/F-2/25 III /2008 Nur Huda kelas 3 (mantan ketua rohis) 25 Maret 2008 13.00-15.00 WIB 19.30 20.30 WIB Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti

Materi Wawancara Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI? Guru PAI, di sini kan ada tiga. Dari masing-masing guru tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti pak Ali, biasanya saya sangat terpengaruh dengan katakatanya pak Ali. Karena enak didengar, kalau untuk pak Ghufron, saya lebih dapat mencontoh perilakunya. Kemungkinan ya... seperti itu karena selama kelas satu sampai kelas tiga ini saya sering beraktifitas sama pak Ghufron. Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilai agama ? Tauziyah-tauziyah tentang agama baik yang dilakukan oleh guru atau masyarakat lingkungan saya, selalu membuat saya termotivasi untuk selalu memperbaiki-memperbaiki kesalahan yang telah saya buat, yang tidak sesuai dengan perintah agama, sehingga saya dapat selalu berbuat kebaikan. Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilai-nilai agama pada diri anda?

Informan

Peneliti Informan

Peneliti informan

Refleksi

Awal kelas satu saya ya masih adaptasi dengan kegiatankegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo ini tapi saya sudah menjadi pengurus rohis. Setelah saya dijadikan ketua rohis saya di tuntut harus lebih bertanggung jawab. Dari hasil-hasil pengalaman selama saya ikut pengurus rohis dan yang saya dapat dari mengikuti kegiatan-kegiatan keagaman membuat saya mulai paham terhadap pentingnya agama pada kehidupan saya. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo? Ketika saya berkata, bertindak, serta dalam mengambil keputusan lebih condong untuk mengikuti hati nurani saya. Misalnya: setiap saya berbuat salah pada ibu, hati nurani saya selalu mengatakan agar saya segera bertaubat. Dengan minta ampun kepada Allah dan segera minta maaf pada Ibu. Ceritakan kepada saya, bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama? Selama saya berbuat kesalahan atau meginginkan sesuatu yang semua itu kayaknya tidak mungkin bisa terlaksana, yang saya kerjakan adalah segera berdoa kepada Allah dan minta ampunan serta minta petunjuk. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, salah satu siswa kelas dua SMK PGRI 2 Ponorogo, merasakan bahwa mereka berubah ke arah perilaku yang lebih terkendali (self control), yang dilaluinya sesuai dengan penanaman nilai-nilai agama yang dia dapat dari kelas satu sampai kelas tiga, seperti dari dia tahu apa nilai-nilai agama (kognitif control) dari pembelajaran di dalam kelas sampai melaksanakannya dengan rutin (behavior control) dari pembiasaan yang didapat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah, di siniah terjadi proses belajar sosial bandura sampai yang terakhir dia benar-benar berperilaku sesuai dengan kata hatinya (decasional control). Ini menunjukkan adanya perkembangan self control, dari kontroleksternal menuju kontrol internal

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

10 /1-W /F-1 /27-III /2008 Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag 27 Maret 2008 13.00-15.00 WIB 19.30 20.30 WIB Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Peneliti Informan

Peneliti

Informan

Materi Wawancara Bagaimana kegiatan ekstra keagamaan yang bapak di jalankan? Kegiatan ekstra Al-Quran yang saya jalankan itu meliputi kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah Dhuhur. Asyar, Jumat, ekstra Al-Quran dan kegiatan-kegiatan keagamaan lain yang di selenggarakan setiap satu tahun sekali seperti zakat fitrah, potong binatang Qurban dan Pondok Romadhon. Kegiatan-kegiatan keagamaan itu akan dilaksanakan secara rutin dan terprogram sesuai jadwal. Apa latar belakang berdirinya ROHIS al-Firdaus ? Sebenarnya ROHIS Al-Firdaus adalah organisasi KeIslaman yang di selenggarakan di SMK PGRI 2 Ponorogo, di bawah OSIS. Dengan bimbingan Sek. Bid. Keagaman, yaitu saya sendiri. Sedangkan anggota dari pada Rohis itu diambil dari kelas satu dan dua saja. Yaitu setiap kelas diambil dua kandidat untuk menjadi Imam kelas dan Muadzin kelas. Yang nantinya diserahkan ke Rohis untuk dijadikan pengurus Rohis. Dari imam kelas dan muadzin kelas akan dapat memudahkan melakukan kontrol setiap kelas dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan dari pada guru sendiri. Apalagi mereka pada akhirnya akan lebih dapat di percaya temannya dan dapat menjadi contoh langsung untuk teman kelasnya. Bagaimana tugas dari pada ROHIS Al-Firdaus. Apakah ada hubungannya dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di SMK PGRI 2 Ponorogo? Ya..., jelas ada, meskipun kegiatan kegiatan keagamaan di sini merupakan anjuran dari pihak sekolah/ kepala sekolah.

Refleksi

Akan tetapi tidak akan dapat berjalan rutin dan terprogram, apabila tidak ada yang membawahi. Untuk itu Rohis adalah salah satu organisasi di sini untuk mengaktifkan, merutinitaskan serta memprogramkan semua kegiatankegiatan agama yang dilaksanakan di SMK sini, karena kalau cuma mengandalkan dari pihak guru agama atau wali kelas tetap tidak akan dapat berjalan secara rutin. La....untuk itu saya membuat dua perwakilan dari kelas untuk selalu bertugas sesuai dengan piket/ jadwal yang saya buat dan untuk yang bertugas/ piket dalam kegiatan-kegiatan keagamaan akan mendapatkan jatah makan siang. Sedangkan tugas mereka adalah dapat menunjukkan Imam serta muadzin setiap mengikuti rutinitas sholat Jamaah kalau tidak ada yang harus bertanggung jawab ya...mereka dan melakukan pengabsenan ketat terhadap anggota kelasnya serta, yang kemudian akan diberikan pada guru agama masing-masing sesuai dengan kelasnya untuk ditindak lanjuti. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa SMK PGRI 2 Ponorogo, di upayakan oleh bapak Ghufron Prayitno selaku Sek. Bid. Keagamaan melalui penanaman nilainilai agama yang dapat dilakukan melalui Rohis sehingga kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah dapat di jalankan secara rutin dan terprogram.
TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

11 /2-W/F-1 /27-III/2008 Bapak Tantowi Muid S. Ag 27 Maret 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Ruang Guru Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti

Materi Wawancara Bagaimana tugas

bapak

selaku

ketua

bidang

Informan

Peneliti Informan

Refleksi

pelajaran agama di SMK PGRI 2 Ponorogo? Di sini saya selaku ketua dari pada Guru PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo ini mempunyai target kurikulum, yaitu anak harus dapat sholat dan baca Al-Quran. Sehingga saya dan Guru Pendidikan Agama Islam melakukan pemberantasan buta huruf Al-Quran di tambah anak-anak harus bisa sholat. Bagaimana cara bapak untuk mengejar target kurikulum tersebut? Caranya seperti ini, apabila ada anak yang belum bisa mengaji dan sholat, mereka diberi kesempatan untuk ikut kegiatan rohis dengan tujuan les ngaji dan sholat. Tapi kalau mereka tidak mau, mereka boleh les di luar entah bagaimana caranya. Pokoknya setelah kelas dua mereka harus bisa ngaji dan sholat dan dalam hal ini guru pendidikan agama Islam bekerja sama dengan orang tua mereka dan apabila dalam hal ini ada juga yang masih tidak mau melakukan, usaha kami dengan ancaman nilai agama yang tidak akan keluar sampai mereka bisa mengejar target. Dan apabila memang terpaksa ada yang belum bisa mencapai target maka mereka akan diserahkan ke Sek. Bid. Keagamaan yang kemudian mereka akan dibimbing terus sampai bisa di samping itu mereka harus membayar denda berupa membelikan buku-buku agama sesuai dengan ketentuan. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwasanya, dari hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan self control siswa SMK PGRI 2 Ponorogo, diupayakan oleh bapak Tantowi Muid selaku ketua guru bidang PAI, melalui pengejaran target dengan beberapa konsekuensi hukuman yang diberikan kepada siswa secara demokratis dengan bantuan kepala sekolah serta guru BP.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal

: 12/1-W/F-3/28 -III /2008 : Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag : 28 Maret 2008

Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : :

13.00-15.00 WIB 19.30 20.30 WIB Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti

Informan

Peneliti

Informan

Refleksi

Materi Wawancara Apa saja faktor pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama? Input siswa yang berasal dari MTs atau pondok pesantren serta yang dari keluarga yang agamis dan lingkungan agamis akan membantu anak lebih cepat memahami nilainilai agama di sekolah serta adanya kebijaksanaan sekolah dalam menerapkan kedisiplinan penuh. Apa saja faktor penghambat dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama? Siswa kurang adanya pengawasan dari orang tua, karena kebanyakan orang tua siswa kerja jauh, misalnya jadi TKI, sehingga anak hanya dititipkan di tempat nenek ataupun pamannya. Semua ini akan ikut menghambat pengembangan siswa. Karena dalam pembentukan perilaku moral/ akhlak. Keluarga merupakan faktor utama dan pertama. Dan juga pendidik yang kurang dapat memberikan contoh yang baik pada siswanya. Dari hasil wawancara di atas tentang faktor pendukung dan penghambat dapat disimpulkan bahwasanya faktor pendukung dan penghambat adalah pendidik dari yang dapat memberikan contoh dan tidak dapat memberikan contoh, serta kurangnya Guru PAI untuk ribuan siswa. Peserta didik dari kemampuan dalam beragama dan yang tidak bisa sama sekali, alat pendidikan seperti masjid, perpustakaan masjid serta penerapan kedisiplinan dan juga dari lingkungan baik sekolah, keluarga dan masyarakat.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

13/2-W/F-3 /28-III /2008 Bapak Tantowi Muid S. Ag 28 Maret 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Ruang Guru Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti

Informan

Peneliti

Informan

Refleksi

Materi Wawancara Apa saja faktor penghambat dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama? Faktor lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang baik, akan menghambat perkembangan anak dalam memahami pentingnya nilai-nilai agama yang telah di terapkan di SMK PGRI 2 Ponorogo. Apa saja faktor Pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama? Bantuan penuh dari pihak sekolah seperti guru BP, kepala sekolah serta guru umum dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah diprogram oleh Seksi bidang keagamaan beserta guru PAI lainnya. Seperti Guru BP yang telah membantu proses pemberian sanksi bagi yang belum bisa membaca al-Quran sesuai target yang telah di tentukan, dan kepala sekolah yang telah memberikan kelonggaran pada guru PAI untuk mengosongkan hasil nilai akhir agama anak, selama anak tersebut masih dalam catatan pelanggaran rohis. Dan juga guru-guru umum lainnya yang selalu ikut dalam kegiatankegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo. Dari hasil wawancara di atas tentang faktor pendukung dan penghambat dapat disimpulkan bahwasanya faktor pendukung dan penghambat adalah pendidik, peserta didik, alat pendidikan seperti penerapan kedisiplinan dan juga lingkungan baik sekolah, keluarga dan masyarakat.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

14/3-W/F-3/28 -III /2008 Bapak Ali Mashud S. HI 28 Maret 2008 15.00-17.00 WIB 19.30 20.30 WIB Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti

Informan

Peneliti

Informan

Refleksi

Materi Wawancara Apa faktor pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama? Faktor pendukung pertama ya....adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin. Dan juga In-put anak yang sebelumnya memang memiliki kemampuan dalam bidang agama entah itu dari lulusan Tsanawiyah atau dari keluarga yang Agamis. Apa faktor penghambat dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama? Kurangmampunya anak dalam membaca al-Quran serta mengerjakan sholat, menjadi kendala dalam pengembangan pengendalian diri melalui penanaman nilai-nilai Agama di tambah lagi pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan sistem blok yang akan mengurangi alokasi waktu dalam pembelajaran. Apalagi saya rasakan tidak semua guru dapat memberikan contoh yang baik untuk murid. Apalagi siswa SMK sering menganggap PAI tidak terlalu penting karena tujuan sekolah SMK harus siap kerja. Dari hasil wawancara di atas tentang faktor pendukung dan penghambat dapat di simpulkan bahwasanya faktor pendukung dan penghambat adalah tujuan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan seperti penerapan kedisiplinan dan adanya sistem blok dan juga lingkungan baik sekolah, keluarga dan masyarakat.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

15 /7-W /F-1 /3-IV /2008 Bpk.Pirngadi B.A(kepala SMK PGRI 2) 03 April 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Ruang Kepala Sekolah Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Refleksi

Materi Wawancara Bagaimana pendapat bapak tentang pembelajaran Agama di SMK PGRI 2 Ponorogo ini? Kebanyakan masyarakat menganggap kalau Islamnya anak STM itu Islam Abangan. Tetapi jangan di kira SMK PGRI 2 ini tidak memperdulikan tentang keagamaan. Bahkan di Masjid yang besar ini adalah tempat kegiatan-kegiatan keagamaan yang di lakukan secara rutin dan terpogram dalam melakukan pembinaan terhadap anak SMK agar di kemudian hari mereka dapat menjadikan Agama sebagai pegangan dalam bertingkah laku. Lagi pula hampir 99 % baik guru maupun siswanya beragama Islam. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya kepala sekolah SMK PGRI 2 Ponorogo, sangat mendukung adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo. Khususnya dalam hal mengarahkan dan membimbing siswa agar berperilaku sesuai dengan perintah agama.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode

: 16 /7-W/F-3 /3 -IV /2008

Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : :

Bpk.Pirngadi B.A(kepala SMK PGRI 2) 03 April 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Ruang Kepala Sekolah Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama.

Peneliti

Informan

Refleksi

Materi Wawancara Bagaimana pendapat bapak tentang kedisiplinan dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang di laksanakan di SMK PGRI 2 Ponorogo? SMK sini memang semuanya dilatih untuk disiplin bukan hanya dari siswanya akan tetapi dari pihak guru juga. Hal ini agar guru dapat menjadi contoh yang baik untuk siswanya. Jadi guru di sini tidak hanya mengajar tapi juga mendidik. Maklumlah anak-anak di SMK yang jumlahnya ribuan harus dilatih untuk dapat mengendalikan diri. La melalui kedisiplinan dan juga kegiatan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam akan membantu perkembangan siswa dalam mengendalikan diri mereka juga. Selain itu biar masyarakat tahu kalau STM sini bukan sekolah Abangan. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya kepala sekolah SMK PGRI 2 Ponorogo, menerapkan kedisiplinan secara demokratis, yakni konsekuensi hukuman yang di berikan siswa sesuai kesepakatan antara pemberi hukuman dan siswanya dan juga sangat mendukung adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo. Khususnya dalam hal mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat mengendalikan diri melalui penanaman nilai-nilai agama.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

17/8-W/F-3/14 -IV /2008 Bpk. Rokhim (Waka kurikulum SMK ) 14 April 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Pos Satpam Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Refleksi

Materi Wawancara Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di SMK PGRI 2 Ponorogo ini, yang katanya penuh dengan kedisiplinan? Sekolah Menengah Kejuruan yang aktivitas pembelajaran di mulai dari jam 07.00 WIB sampi 17.30 WIB. Dengan dua season pembelajaran. Pembelajaran pertama untuk kelas dua dan tiga, dimulai dari pukul 07.00 sampai 13.00 WIB, dan pembelajaran ke dua dimulai dari pukul 13.00 sampai 17.30 WIB dengan kedisiplinan penuh, hal ini bisa dilihat dari pintu gerbang yang mengitari sekolah dengan adanya dua pintu masuk untuk siswa dan satu lagi untuk guru serta dua satpam yang siap menjaga. Dan untuk masalah kedisiplinan, tanyakan kepada pak Didik selaku satpam di SMK PGRI 2 Ponorogo. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwasanya WAKA Kurikulum SMK PGRI 2 Ponorogo, mengakui adanya penerapan kedisiplinan.

TRANSKRIP WAWANCARA

Kode Nama Informan Tanggal Jam Disusun Jam Tempat Wawancara Topik Wawancara

: : : : : : :

18/9-W/F-3/14 -IV/2008 Bpk. Didik (Satpam SMK PGRI 2 Po) 14 April 2008 09.30-11.00 WIB 19.30 20.30 WIB Pos Satpam Faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Peneliti Informan

Refleksi

Materi Wawancara Bagaimana pelaksanaan kedisiplinan di SMK PGRI 2 Ponorogo? Di STM sini peraturannya sangat ketat mbak. Apalagi kalau menyangkut kedisiplinan waktu. Kalau tidak gitu anak STM yang mayoritas laki-laki semua akan sulit dikendalikan, Dari pukul tujuh pagi sampai setengah enam sore, saya harus terus standbay di sini, guna untuk membuka gerbang tiap jam setengah tujuh, dan menutup gerbang tiap jam tujuh. Membuka lagi waktu istirahat dan menutup lagi setelah istirahat sampai jam satu baru dibuka lagi, kemudian ditutup setelah jam satu dibuka lagi waktu istirahat sore ditutup lagi sampai jam setengah enam baru dibuka lagi. Kecuali kalau ada perintah dari guru piket untuk membuka gerbang pada jam-jam tutup. Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya petugas satpam di SMK PGRI 2 Ponorogo, mengakui adanya penerapan kedisiplinan.

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Koding Bentuk Isi Dokumen Tanggal pencatatan Jam pencatatan

: 01/ D/ F-1/8-II/2008 : Catatan / tulisan : Sejarah singkat berdirinya Ponorogo. : 08 Pebruari 2008 : 09.00 10.30 WIB

SMK

PGRI

Bukti Sejarah Singkat Berdirinya Stm Pgri 2 Ponorogo Dokumentasi Berawal dari kenyataan yang kita hayati di tahun ajaran 1983/ 1984 dimana siswa yang berniat ke sekolah kejuruan semakin banyak sehingga STM Negeri Ponorogo tidak dapat menampung. Gagasan untuk membuka STM PGRI yang di tahun-tahun sebelumnya dalam keragu-raguan maka setelah melihat kenyataan di atas gagasan tersebut dengan tekat bulat guna mengabdi kepada Pendidikan sesuai dengan profesi kita selanjutnya kita wujudkan. Setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan STM Negeri demikian pula dari ST Negeri menghadap kepala STM Negeri Ponorogo untuk menyampaikan kesepakatan kita guna mendirikan STM PGRI di samping mohon petunjuk pelaksanaannya. Saran dan Petunjuk dari kepala STM Negeri, penyusun beserta rekan-rekan disarankan untuk menghadap ke YPLP PGRI yang prinsipnya kepala STM Negeri tidak keberatan membantu asalkan YPLP PGRI mengijinkan atas berdirinya STM PGRI. Hari Minggu tanggal 13 Mei 1984 jam 19.00. kami bersama menghadap ke YPLP PGRI (Bapak Drs. Sutrisno) ternyata gagasan untuk mendirikan STM PGRI tersebut tidak lain dinantikan oleh yayasan. Spontan yayasan menyambut baik hal tersebut dan selanjutnya kami diberikan syarat-syarat yang harus dilengkapi guna pendirian sekolah baru. Persyaratan Pendirian Sekolah baru dilengkapi dengan bekerja sama antara Yayasan dan pendiri sekolahan. Dan selanjutnya pengawasan izin operasional merupakan tanggung jawab Yayasan. Setelah memahami segala petunjuk Yayasan maka

Refleksi :

pada tanggal 14 Mei 1984. hari Senin mengumpulkan rekan-rekan guru, melengkapi persyaratan pendidikan sekolah baru, yaitu STM PGRI Ponorogo yang ternyata didukung baik Yayasan maupun Kepala STM Negeri dan kepala ST Negeri Ponorogo, selanjutnya pembagian tugas dilaksanakan guna melengkapi semua persyaratan. Pertemuan tanggal 19 Mei 1984 diadakan dengan dihadiri penyusun ( H. S. Perngadi, BA), Bapak Marzuki, Bapak Abdul Ilhman, Bapak Sootikno, danm bapak Budiono. Disamping diadakan pembagian tugas di dalam pertemuan ini juga dibicarakan kapan pengesahan pendirian STM PGRI Ponorogo dilaksanakan dan di mana diadakan . Tempat dapat di tentukan di mana kita sepakat di ST Negeri dengan terlebih dahulu mohon ijin kepada Bapak Kepala ST Negeri Ponorogo. Sedang hari dan tanggal menurut Bapak Kepala STM Negeri Ponorogo disuruh menunggu setelah ada kepastian jawaban persetujuan dari Bidang Diknonjur. Tanggal 15 Mei 1984 Bapak Kepala STM Negeri Ponorogo kebetulan ke Bidang yang selanjutnya jawaban dari Bidang tentang persetujuan akan di sampaikan lewat telpon STM Negeri Ponorogo. Dari hasil dokumentasi yang dikumpulkan akan menjadi bukti adanya SMK PGRI 2 Ponorogo.

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Koding Bentuk Isi Dokumen Tanggal pencatatan Jam pencatatan

: O2/ D/F-1/12-II/2008 : Papan catatan : Sarana dan Prasarana SMK PGRI 2 Ponorogo : 12 Pebruari 2008 : 09.00 10.30 WIB

Sarana dan Prasarana SMK PGRI 2 Ponorogo. Bukti Luas No Jenis barang Jml Status Dokumentasi (m ) 1. Bangunan 5,344 Milik sendiri 2. Halaman 2,599 Milik sendiri 3. Lap. Olahraga 5,562 Milik sendiri 4. Ruang kelas /teori 26 5,636 Milik sendiri 5. Ruang tamu 1 18 Milik sendiri 6. Ruang kepala 1 18 Milik sekolah sendiri 7. Ruang guru 1 63 Milik sendiri 8. Ruang tata usaha 1 52 Milik sendiri 9. Ruang BP /BK 1 9 Milik sendiri 10. Ruang perpustakaan 1 102 Milik sendiri 11. Ruang UKS 1 12 Milik sendiri 12. Ruang praktek 1 76 Milik komputer sendiri 13. Ruang koperasi /toko 1 12 Milik sendiri 14. Ruang osis 1 28 Milik sendiri 15. Masjid dan ruang 1 266 Milik rohis/ perpustakaan sendiri masjid 16. Kamar mandi / WC 3 42 Milik Siswa sendiri 17. Kamar mandi / WC 2 6 Milik Guru sendiri 18. Gudang 2 56 Milik sendiri 19. Ruang serba guna 1 293 Milik

Sertifikat sertifikat Sertifikat sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat

Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat

20. Ruang Pos penjaga sekolah 21. Ruang bengkel otonomi 22. Ruang bengkel mesin 23. Ruang praktek Listrik 34. Ruang praktek bangunan 25. Ruang lain-lain 26. Luas seluruhnya Refleksi : tanah

1 2 1 1 1

4 252 378 360 360 1,299 13,505

sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri

Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat

Dari hasil pengumpulan dokumentasi ini menjadikan bukti adanya sarana prasarana berupa Masjid di SMK PGRI 2 Ponorogo.

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Koding Bentuk Isi Dokumen Tanggal pencatatan Jam pencatatan

: : : : :

O3/D/F-1/15-II/2008 Papan Catatan Visi dan Misi serta moto SMK PGRI 2 Ponorogo 15 Pebruari 2008 09.00 10.30 WIB

Bukti Visi, Misi dan Tujuan SMK PGRI 2 Ponorogo. Dokumentasi I. MOTO Disiplin Merupakan Kunci Sukses. II. VISI Ddalam Waktu singkat tamatan sudah dapat terserap: Dunia kerja Perguruan Tinggi Berwirausaha

III. MISI Menyiapkan tamatan: Siap memasuki lapangan kerja dengan sikap profesional. Siap berkompetesi dan memiliki karir untuk mengembangkan diri. Menjadi warga negara yang produktif , adaptif dan kreatif. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia. usaha / dunia industri di masa sekarang maupun mendatang. Mampu mengikuti perkembangan imtaq dan imtek di masa mendatang. IV. TUJUAN SMK PGRI 2 Ponorogo Memenuhi tuntutan kebutuhan pengguna jasa pendidikan dan pelatihan. Menghasilkan sumber daya manusia yang mampu memenuhi kebutuhan pasar. Menjaga konsistensi mutu instusi dan tamatan Dari hasil pengumpulan dokumentasi di atas dapat menjadi Refleksi : bukti adanya misi SMK PGRI 2 Ponorogo, yang harus dapat menguasai perkembangan IMTAQ selain harus berIMTEK

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Koding Bentuk Isi Dokumen Tanggal pencatatan Jam pencatatan

: 04/D/ F-1/19-II /2008 : Papan Catatan : Jadwal Kegiatan-kegiatan keagamaan. : 19 Pebruari 2008 : 09.00 10.30 WIB

DAFTAR PENGUMUMAN KEGIATAN-KEGIATAN Bukti Dokumen- KEAGAMAAN

tasi

1. Kegiatan sholat Jamaah Jumat NO HARI KHOTIB 1 Jum at 1. Zainuri Munir, B.A Wage 2. Drs. Saiful Anam 2 Jum at 1. Drs. Ghufron Kliwon Prayitno 2. Drs. Agus Tumiran Jum at 1. Tanthowi Muid Legi S.Ag 2. Puthut Wijayanto S.Pd Jum at 1. Drs. M. Sholeh Pahing 2. Ali Mashudi Jumat 1. Drs Syamsudin Pon 2. Drs. Makmun Kumadi

BILAL Erfin. S

KELAS 1 M, 2 M 2 K, 2 L 3 J, 3 K Kholis. S 1A,1B,1C. 2A,2B,2C 3A,3B,3C Nur Huda 1D. 1E, 1F 2D, 2E, 2F 3D, 3E, 3F Khoirul 1G, 1H, 1i Anam 2G, 2H 3G, 3H Agus 1J, 1K, Kurniawan 1L, 2I, 2J 3H, 3I

2. Kegiatan Sholat Jamaah Dhuhur dan Sholat Jamaah Asyar dan ekstra al-Quran NO HARI IAMAM/ MUADZIN KELAS PESERTA 1 Senin Dhuhur: M1: II A, M2: II B M3: III A, dan M4: III B. Ashar: MI: I A, M2: I B, M3:I A, dan M4:I B Dhuhur: M1: II C, M2: II D M3: III C, dan M4: III D. Ashar: MI: I C, M2:I D, M3:I C, dan M4: I D Dhuhur: M1: II E, M2: II F M3: III E, dan M4: III F. Ashar: MI: I E, M2: I F, M3:I E, dan M4:I F Dhuhur: M1: II G, M2: II H M3: III G, dan M4: III H/I. Ashar: MI: I G, M2:I H, M3:I G, dan M4:I H : KLs. II dan III (A-B) : Kls. I A, B : KLs. II dan III (C-D) : Kls. I C, D : KLs. II dan III (E-F) : Kls. I E, F : KLs. II dan III (G, H, I) : Kls. I A, B

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

Dhuhur: Sholat Jamaah Jumat. Ashar: MI: I i, M2: I J, M3:I i, dan M4:I J Dhuhur: M1: II J, M2: II K M3: III J, dan M4: III K/L/ II L. Ashar: M1: I K, M2: I L, M3:I K, dan M4:I L

: Kls. I i, J : KLs. II dan III (J, K, L) : Kls. I K, L

NB: Pengajian kitab Tanbihul Mutaalim. kelas 1, 2 dan 3 sesuai dengan jadwal sholat Jamaah Jumat, mulai jam 13.00 15.00 WIB. Ekstra Al-quran, sesuai dengan jadwal kegiatan sholat dhuhur dan Ashar, untuk kelas 2 dan 3, yang di mulai pukul 13.00 15.00 WIB, dan sekitar jam 11.00 12.30 WIB untuk kelas satu. Dimohon wali kelas dan guru agama memantau anaknya. Refleksi : Dari pengumpulan dokumen di atas menjadikan bukti adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo secara rutin dan terprogram.

PEDOMAN WAWANCARA Di dalam metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, ada beberapa pertanyaan dari peneliti, yang akan ditanyakan kepada: 1) Pendidik 1. 2. 3. 4. 5. Bagaiamana upaya bapak dalam mengatasi problem-problem tersebut? Bagaiamana hasil yang dapat di capai dalam penanaman nilai-nilai agama terhadap siswa? Bagaimana kegiatan ekstra keagamaan yang bapak jalankan? Apa latar belakangn berdirinya ROHIS aL-Firdaus ? Bagaimana tugas dari pada ROHIS Al-Firdaus. Apakah ada hubungannya dengan kegiatan-kegiatan Keagamaan yang ada di SMK PGRI 2 Ponorogo? 6. Bagaimana tugas bapak selaku ketua bidang pelajaran Agama di SMK PGRI 2 Ponorogo? 7. Bagaimana cara bapak untuk mengejar target kurikulum tersebut? 8. Apa saja faktor Pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

9. Apa saja faktor penghambat dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

2) Peserta Didik 1. Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI? 2. Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilaiagama? 3. Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilainilai agama pada diri anda? 4. Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo? 5. Ceritakan kepada saya, bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama?

You might also like