You are on page 1of 11

Definisi dan Macam-macam Bakat

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum, anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun, seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa. Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang dan lingkungan fisik serta sosial masing-masing siswa maka kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas) mungkin tidak sama. Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun, bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Apa defini dari bakat? 2. Apa saja macam-macam atau jenis-jenis bakat yang dikaji dalam perspektif psikologi?

1.3. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Tes Inteligensi dan Bakat Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang bulan November tahun 2012.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bakat Mendefinisikan keberbakatan merupakan suatu yang komplek. Karena itu tidak ada definisi yang berdasarkan teori dapat diterima secara universal. Bakat merupakan talenta untuk membangun kekuatan pribadi anak di masa mendatang. Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat: 1. Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomaly. 2. Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan. 3. Renzulli (Davis and Rimm, 1989) berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya. Ia juga menegaskan bahwa untuk mendefinisikan anak berbakat harus : a. Didasarkan atas riset tentang karakteristik individu berbakat, b. Memberikan bimbingan dalam proses identifikasi, c. Memberikan arah dan berkaitan secara logik dengan pemrograman praktek, dan d. Mampu menggerakkan penelitian yang akan menguji validitas definisi. Keberbakatan sendiri terdiri atas suatu interaksi di antara tiga kluster dasar dari sifat manusia. ketiga kluster itu di antaranya :

1. Kemampuan di atas rata-rata Tingkat tinggi akan komitmen terhadap tugas, dan tingkat kreativitas yang tinggi. Menurut penelitian longitudinal Terman terhadap orang-orang berbakat hanya menggunakan kriteria inteligensi, dalam tulisan-tulisannya kemudian hari mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sejalan dengan keberbakatan. Wallach juga menunjukkan bahwa mencapai skot tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif/produktif. Terdapat istilah kemampuan umum yang mencakup berbagai bidang kemampuan umum yang biasa diukur dengan tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan mental primer, dan berpikir kreatif. Kemampuan umum ini merupakan salah satu dari beberapa ciriciri keberbakatan. 2. Anak gifted dan talented adalah yang memiliki atau mampu

mengembangkan seperangkat sifat-sifat ini dan menerapkannya ke dalam bidang kinerja manusia yang bernilai secara potensial (kreativitas di atas rata-rata). Kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta sesuatu

yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsure-unsur yang sudah ada. 3. Anak-anak yang memanifestasikan atau yang mampu mengembangkan, suatu interaksi di antara tiga kluster menghendaki suatu variasi yang luas kesempatan dan layanan pendidikan yang tidak diberikan secara biasa melalui program instruksional yang regular (pengikatan diri terhadap tugas/task commitment). Meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan genius, Galton percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi lebih unggul. Selain itu Crutchfield memaparkan bahwa subyek yang lebih kuat terhadap tuntutan tugas.

Above Average Abilitiy

Task Commotment

Creativity Menurut Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, perbedaan antara anak yang berbakat dan tidak berbakat adalah : Bakat Bakat berarti mempunyai potensi Bakat yang ada dalam individu harus difungsionalkan Mobilitas atau pergerakan pada anak berbakat mempunyai tujuan Pengembangan dirinya cepat maju jika ada fasilitas dan lingkungan yang mendukung tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan kreativitas, sosialemosional dan motivasi (gifted) dan memiliki keunggulan dalam satu atau lebih bidang tertentu Nonbakat (misal : pintar,hiperaktif) Tidak bersifat potensi, karena pintar didapat dari ketekunan mempelajari sesuatu Mobilitas apada anak hiperatif tidak bertujuan Bagi anak yang kurang berbakat, pengembangan dirinya kurang Anak pintar hanya berfokus pada kemampuan intelektual yang tinggi

B. Karakteristik Anak Berbakat 1. Anak berbakat, perkembangan motoriknya lebih cepat dibanding anak biasa, misal dalam berbicara, berjalan, maupun membaca. Contohnya adalah anak umur 9 bulan sudah dapat berjalan (normalnya, usia 12,5 bulan). 2. Anak berbakat juga senang bereksplorasi atau menjajaki. Pada anak berbakat cara mengamatinya lebih kental dibanding anak-anak biasa. 3. Bicaranya sangat serius karena pertanyaannya sering menggelitik dan tak

terduga. Kadang anak tersebut tidak puas dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha mencari jawaban-jawaban lain. Karakteristik belajar Anak Berbakat : Belajar lebih cepat dan lebih mudah Menyukai tugas dan tantangan yang kompleks Mengetahu banyak hal dimana anak lainya tidak mengetahuinya Memiliki kosa kata yang sangat maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik Sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal Terampil dalam memcahkan masalah Sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak teerduga Menunukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal

Karakteristik Motivasi Anak Berbakat : Persisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya Senang mengerjakan tugas secara independen, hanya sedikit memerlukan pengarahan Komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya

Karaktersitik Kreativitas Anak Berbakat : Sensitif terhadap estetika Suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas Spontan dalam mengekresikan rasa humor Banyak ide ketika menghadapi tantangan/problem

Karakteristik Sosial-emosional Anak Berbakat : Memiliki rasa percaya diri yang kuat Lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki kesamaan minat Cenderung perpfeksionis Mudah menyesuiakan diri pada situasi baru

C. Jenis-jenis Bakat dan Kepandaian 1. Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic) Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan ide dan perasaan. Ciri-cirinya: menonjol dalam olahraga tertentu, tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama, pandai menirukan gerakan badan atau wajah orang lain, tangkas dalam kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan, seperti origami (melipat kertas gaya jepang), membuat pesawat dari kertas, melukis, bermain dengan tanah liat, atau merajut, dapat menggunakan badannya dengan baik untuk

mengekspresikan dirinya. 2. Bahasa (Linguistic) Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, sacara efektif. Ciri-cirinya adalah dapat menulis lebih baik dari anak seusianya, suka bercerita atau membuat lelucon, suka membaca buku, bisa meneja lebih baik dari anak seusianya, dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan idenya secara baik. 3. Logika dan Matematis (Logical-Mathematical) Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-cirinya: selalu ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja, suka bermain dengan angka, suka akan pelajaran matematika di sekolah, suka bermain dengan dengan permainan asah otak seperti catur dan Suka mengelompokkan benda-benda. 4. Musikalitas (Musical) Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara. Ciri cirinya adalah Pandai dalam menghafal lagu dan menyanyikannya, Dapat bermain alat musik, Sensitif terhadap suara-suara di sekitarnya, suka bersiul atau menggumam lagu. 5. Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence) Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang termasuk dalam memahamifenomena alam. Ciri-cirinya: suka berceloteh mengenai

binatang kesayangannya atau tempat-tempat yang disukainya, suka bermain di air, suka ke kebun binatang, taman safari, atau kebun raya, suka bermain dengan binatang peliharaannya, suka mengoleksi kumbang, bunga, daun atau benda benda alam lainnya.

2.4. Kebutuhan belajar siswa berbakat merujuk kepada konsep keberbakatan yang menggunakan perspektif yang lebih inklusif dan bersifat majemuk serta karakteristik umum yang dapat diidentifikasi maka kebutuhan belajar siswa berbakat secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu: 1. kebutuhan dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan kreatiditas 2. kebutuhan dalam mengembangkan aspek sosial-emosional dan motivasi.

D. Pengembangan Bakat untuk Berbagai Kategori Jalur inklusi (siswa berkebutuhan khusus) dalam pembelajaran untuk tingkat sekolah mempertimbangakan pengembangan bakat keistimewaan kecerdasan dan bakat istimewa. 1. Untuk Kategori Bakat Istimewa (BI) a. Ruang kelas Bakat Istimewa (BI) berdiri sendiri yang khusus berisi anak-anka dengan layanan kebutuhan khusus yang proporsional fokusnya pada pengembangan soal dan olahraga (tidak divampur dengan reguler) representatif. b. Berisi minimal 16 siswa dan maksimal 24 siswa. c. Ruang kelas hanya berisi siswa yang spesial mempunyai Bakat Istimewa (BI) dalam bidang seni (tari, musik, lukis) dan olahraga (Bola basket, Bola Volly, Futsal, Tenis Lapangan dll). d. Sarana olahraga lengkap (area + fasilitas milik sendiri) khusus bidang olahraga meliputi: Bola Basket, Bola Volly, Tenis Lapangan, Futsal. e. Sanggar seni lengkap khusus bidang tari (REYOG), Teather, seni lukis dan studio musik milik sendiri. f. Setiap event atau kompetisi di bidang olah raga dan seni difasilitasi oleh sekolah (biaya bimbingan dan penghargaan).

2. Upaya

untuk

pengembangan

bakat

anak

berkebutuhan

Khusus

Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah orang tua memiliki peran yang sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran pengasuhan yang baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anakanak yang berbakat. Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik. Hal yang bisa dilakukan orangtua dirumah adalah sebagai berikut: a. Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak. b. Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya. c. Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. d. Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. e. Perhatikan apa yang mereka suka lakukan. f. Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka. Para orang tua serta pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Dorongan, pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan motivasi anak untuk mengembangkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan, sakit hati, atau melakukan sesuatu hanya karena berharap memperoleh hadiah. Masa kecil mereka bahkan akan hilang sebagian.

2.

Pujian yang berlebihan pada anak-anak usia muda atau menjadikan anak sebagai figur publik secara terus menerus merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak bahkan cendrung melunturkan semangat anak untuk mengeksplorasi bakat mereka lebih lanjut.

3.

Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terjebak ke dalam sikap lupa diri.

4.

Para orang tua yang memiliki anak-anak berbakat hendaknya jangan terlalu berharap bahwa anak-anak tersebut kelak akan menjadi kreator, inventor atau inovator. Seorang anak yang berbakat sebagai seorang dokter tidak harus menjadi penemu serum tertentu tetapi dapat menjadi pelayan kesehatan yang sangat baik bagi masyarakat.

BAB III SIMPULAN

Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya. Memahami bakat anak merupakan langkah awal dalam membantu anak meraih masa depannya. Ketika bakat anak ditemukan, orang tua seyogyanya memberi peluang pada anak untuk mengembangkan bakatnya. Yakni, dengan menciptakan lingkungan yang mendorong perkembangan bakat itu. sekalipun seorang anak berbakat namun lingkungannya tak mendukung, maka ia tak akan berkembang. Memang anak berbakat akan belajar lebih cepat dan melakukan segala sesuatu lebih baik ketimbang anak biasa, sehingga tampaknya tak perlu mendapatkan perhatian khusus. Padahal tidak demikian apakah ia berbakat atau tidak, punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang menarik dan menantang. Karena kebutuhan, minat, dan perilaku yang "lebih" dibanding anak lainnya sehingga anak berbakat harus mendapatkan pengarahan khusus. Hanya, jangan sampai perlakuan khusus itu merugikan. Baik bagi si anak itu sendiri maupun anak lain. Misalnya, orang tua sering menonjol-nonjolkan anaknya yang berbakat dibanding anaknya yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Fudyartanta, Ki. 2010. Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Siapa anak berbakat itu? http://www.answers.bakat olahraga anak khusus\ bakat olahraga anak khusus\ DisplayNews.aspx.pdf (diakses tanggal 10 November 2012 jam 14.03 WIB) http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200107/anak.berbakat.pdf www.bakat olahraga anak khusus\bakat olahraga anak khusus\cetak.php.htm (diakses tanggal 10 November 2012 jam 15.09 WIB)

You might also like