You are on page 1of 3

hukum memainkan alat musik menurut pandangan islam

Bagaimanakah hukum memainkan alat musik, seperti gitar, piano, rebana, dan sebagainya? Jawabannya adalah, secara tekstual (nash), ada satu jenis alat musik yang dengan jelas diterangkan kebolehannya dalam hadits, yaitu ad-duff atau al-ghirbal, atau rebana. Sabda Nabi Saw: Umumkanlah pernikahan dan tabuhkanlah untuknya rebana (ghirbal). [HR. Ibnu Majah] ( Abi Bakar Jabir al-Jazairi, Haramkah Musik Dan Lagu? (Al-Ilam bi Anna al-Azif wa alGhina Haram), hal. 52; Toha Yahya Omar, Hukum Seni Musik, Seni Suara, Dan Seni Tari Dalam Islam, hal. 24). Adapun selain alat musik ad-duff / al-ghirbal, maka ulama berbeda pendapat. Ada yang mengharamkan dan ada pula yang menghalalkan. Dalam hal ini penulis cenderung kepada pendapat Syaikh Nashiruddin al-Albani. Menurut Syaikh Nashiruddin al-Albani hadits-hadits yang mengharamkan alat-alat musik seperti : seruling, gendang, dan sejenisnya, seluruhnya dhaif. Memang ada beberapa ahli hadits yang memandang shahih, seperti Ibnu Shalah dalam Muqaddimah Ulumul Hadits, Imam an-Nawawi dalam Al-Irsyad, Imam Ibnu Katsir dalam Ikhtishar Ulumul Hadits, Imam Ibnu HajarTaghliqul Taliq, as-Sakhawy dalam Fathul Mugits, ash-Shanani dalam Tanqihul Afkar dan Taudlihul Afkar juga Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah dan Imam Ibnul Qayyim dan masih banyak lagi. Akan tetapi Syaikh Nashiruddin al-Albani dalam kitabnya Dhaif al-Adab al-MufradIbnu Hazm dalam Al-Muhalla bahwa hadits yang mengharamkan alat-alat musik adalah MunqathiDhaif al-Adab al-Mufrad, hal. 14-16). dalam setuju dengan pendapat (Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Imam Ibnu Hazm dalam kitabnya Al-Muhalla, juz VI, hal. 59 mengatakan: Jika belum ada perincian dari Allah SWT maupun Rasul-Nya tentang sesuatu yang kita perbincangkan di sini [dalam hal ini adalah nyanyian dan memainkan alat-alat musik], maka telah terbukti bahwa ia halal atau boleh secara mutlak. (Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, hal. 57). Kesimpulannya, memainkan alat musik apa pun, adalah mubah. Inilah hukum dasarnya. Kecuali jika ada dalil tertentu yang mengharamkan, maka pada saat itu suatu alat musik tertentu adalah haram. Jika tidak ada dalil yang mengharamkan, kembali kepada hukum asalnya, yaitu mubah Haramnya Nyanyian dan Alat Musik Allah Taala berfirman: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna sehingga dia menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan. (QS. Luqman: 6) Abdullah bin Masud berkata menafsirkan perkataan yang tidak berguna, Dia -demi Allahadalah nyanyian. Dalam riwayat lain beliau berkata, Itu adalah nyanyian, demin yang tidak ada sembahan yang berhak selain-Nya, beliau mengulanginya sebanyak 3 kali. Ini juga merupakan penafsiran dari Ibnu Abbas dan Jabir bin Abdillah dari kalangan sahabat. Dan dari kalangan tabiin: Ikrimah, Said bin Jubair, Mujahid, Mak-hul, Al-Hasan Al-Bashri, dan selainnya. (Lihat selengkapnya dalam Tafsir Ibnu Katsir: 3/460)

Dari Abu Malik Al-Asyari radhiallahu anhu bahwa dia mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Kelak akan ada sekelompok kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutra (bagi lelaki), khamar, dan alat-alat musik. (HR. Al-Bukhari no. 5590) Kalimat akan menghalalkan menunjukkan bahwa keempat hal ini asalnya adalah haram, lalu mereka menghalalkannya. Lihat pembahasan lengkap mengenai keshahihan hadits ini serta sanggahan bagi mereka yang menyatakannya sebagai hadits yang lemah, di dalam kitab Fath Al-Bari: 10/52 karya AlHafizh dan kitab Tahrim Alat Ath-Tharb karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah. Penjelasan ringkas: Nyanyian secara mutlak adalah hal yang diharamkan, baik disertai dengan musik maupun tanpa alat musik, baik liriknya berbau maksiat maupun yang sifatnya religi (nasyid). Hal itu karena dalil-dalil di atas bersifat umum dan tidak ada satupun dalil yang mengecualikan nasyid atau nyanyian tanpa musik. Jadi nyanyian dan musik ini adalah dua hal yang mempunyai hukum tersendiri. Surah Luqman di atas mengharamkan nyanyian, sementara hadits di atas mengharamkan alat musik. Jadi sebagaimana musik tanpa nyanyian itu haram, maka demikian pula nyanyian tanpa musik juga haram, karena keduanya mempunyai dalil tersendiri yang mengharamkannya. Sebagai pelengkap, berikut kami membawakan beberapa ucapan dari keempat mazhab mengenai haramnya musik dan nyanyian: A. Al-Hanafiah. Abu Hanifah rahimahullah berkata, Nyanyian itu adalah haram dalam semua agama. (Ruh Al-Maani: 21/67 karya Al-Alusi) Abu Ath-Thayyib Ath-Thabari berkata, Abu Hanifah membenci nyanyian dan menghukumi perbuatan mendengar nyanyian adalah dosa. (Talbis Iblis hal. 282 karya Ibnu Al-Jauzi) B. Al-Malikiah Ishaq bin Isa Ath-Thabba berkata, Aku bertanya kepada Malik bin Anas mengenai nyanyian yang dilakukan oleh sebagian penduduk Madinah. Maka beliau menjawab, Tidak ada yang melakukukan hal itu (menyanyi) di negeri kami ini kecuali orang-orang yang fasik. (Riwayat Al-Khallal dalam Al-Amru bil Maruf wan Nahyu anil Munkar hal. 142, Ibnu AlJauzi dalam Talbis Iblis hal. 282, dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Tahrim Alat Ath-Tharb hal. 98) Abu Ath-Thayyib Ath-Thabari berkata, Adapun Malik bin Anas, maka beliau telah melarang dari menyanyi dan mendengarkan nyanyian. Dan ini adalah mazhab semua penduduk Madinah. (Talbis Iblis hal. 282) C. Asy-Syafiiyah. Asy-Syafii rahimahullah berkata, Aku mendapati di Iraq sesuatu yang bernama taghbir, yang dimunculkan oleh orang-orang zindiq guna menghalangi orang-orang dari membaca AL-Qur`an. (Riwayat Abu Nuaim dalam Al-Hilyah: 9/146 dan Ibnu Al-Jauzi dalam Talbis Iblis hal. 283 dengan sanad yang shahih) Taghbir adalah kumpulan bait syair yang berisi anjuran untuk zuhud terhadap dunia, yang dilantunkan oleh seorang penyanyi sementara yang hadir memukul rebana mengiringinya. Kami katakan: Kalau lirik taghbir ini seperti itu (anjuran zuhur terhadap dunia) dan hanya diiringi dengan satu alat musik sederhana, tapi tetap saja dibenci oleh Imam Asy-Syafii,

maka bagaimana lagi kira-kira jika beliau melihat nasyid yang ada sekarang, apalagi jika melihat nyanyian non religi sekarang?! Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiah berkata mengomentari ucapan Asy-Syafii di atas, Apa yang disebutkan oleh Asy-Syafii bahwa taghbir ini dimunculkan oleh orang-orang zindiq adalah ucapan dari seorang imam yang mengetahui betul tentang landasan-landasan Islam. Karena mendengar taghbir ini, pada dasarnya tidak ada yang senang dan tidak ada yang mengajak untuk mendengarnya kecuali orang yang tertuduh sebagai zindiq. (Majmu Al-Fatawa: 11/507) Ibnu Al-Jauzi berkata, Murid-murid senior Asy-Syafii radhiallahu anhum mengingkari perbuatan mendengar (nyanyian). (Talbis Iblis hal. 283) Ibnu Al-Qayyim juga berkata dalam Ighatsah Al-Luhfan hal. 350, Asy-Syafii dan muridmurid seniornya serta orang-orang yang mengetahui mazhabnya, termasuk dari ulama yang paling keras ibaratnya dalam hal ini (pengharaman nyanyian). Karenanya Ibnu Al-Jauzi berkata dalam Talbi Iblis hal. 283, Maka inilah ucapan para ulama Syafiiyah dan orang-orang yang baik agamanya di antara mereka (yakni pengharaman nyanyian). Tidak ada yang memberikan keringanan mendengarkan musik kecuali orangorang belakangan dalam mazhabnya, mereka yang minim ilmunya dan telah dikuasai oleh hawa nafsunya. D. Al-Hanabilah Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata, Aku bertanya kepada ayahku tentang nyanyian, maka beliau menjawab, Nyanyian itu menumbuhkan kemunafikan di dalam hati, saya tidak menyukainya. (Riwayat Al-Khallal dalam Al-Amru bil Maruf hal. 142) Ibnu Al-Jauzi berkata dalam Talbis Iblis hal. 284, Adapun nyanyian yang ada di zaman ini, maka terlarang di sisi beliau (Imam Ahmad), maka bagaimana lagi jika beliau mengetahui tambahan-tambahan yang dilakukan orang-orang di zaman ini. Kami katakan: Itu di zaman Ibnu Al-Jauzi, maka bagaimana lagi jika Ibnu Al-Jauzi dan Imam Ahmad mengetahui bentuk alat musik dan lirik nyanyian di zaman modern seperti ini?! Kesimpulannya: Ibnu Taimiah rahimahullah berkata, Imam Empat, mereka telah bersepakat mengharamkan alat-alat musik yang merupakan alat-alat permainan yang tidak berguna. (Minhaj AsSunnah: 3/439) Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata, Hendaknya diketahui bahwa jika rebana, penyanyi wanita, dan nyanyian sudah berkumpul maka mendengarnya adalah haram menurut semua imam mazhab dan selain mereka dari para ulama kaum muslimin. (Ighatsah Al-Luhfan: 1/350) Al-Albani rahimahullah berkata dalam Tahrim Alat Ath-Tharb hal. 105 berkata, Para ulama dan fuqaha -dan di antara mereka ada Imam Empat- telah bersepakat mengharamkan alat-alat musik, guna mengikuti hadits-hadits nabawiah dan atsar-atsar dari para ulama salaf.

You might also like