You are on page 1of 4

Aku membedah buku Manhaj Haraki Strategi Pergerakan dan Perjuangan Politik dalam Sirah Nabi saw.

Jilid 1. Sebenarnya sudah lama aku ingin membuat tulisan ini. Tapi karna terlalu sering menunda-nunda ya jadi tertunda sampai sekarang deh.. Dalam acara tersebut aku hanya menyampaikan 3 hal yang terdapat dalam buku tersebut. Sebenarnya pengen menyampaikan lebih banyak lagi, tapi apa boleh buat pengetahuanku yang terbatas membuatku hanya menyampaikan hal-hal yang aku kuasai. Yang pertama. Aku menyoroti strategi Rasulullah saw. pada periode pertama. Dalam membangun kaum muslimin, Rasulullah telah memberi sebuah teladan yang wajib dicontoh dalam membina kader-kader muda. Rasulullah lebih menekankan pembangunan aqidah pada sahabat-sahabat pertama beliau. Seorang muslim yang memiliki pemahaman aqidah yang kuat maka dia tak akan gentar dalam menegakkan kalimat Allah. Beberapa sahabat Rasulullah saw. didera dengan penyiksaan-penyiksaan yang berat oleh orangorang Quraisy. Tapi tak ada satupun dari mereka yang murtad atas penyiksaan tersebut. Begitu kokohnya aqidah mereka, begitu tertanamnya aqidah dalam relung hati hingga mereka tak takut mati untuk memperjuangkan agama Allah. Tak ada keraguan dalam hati mereka atas janji Rasulullah saw. akan pertolongan Allah, akan surga Allah. Tak peduli seberapa perih penyiksaan yang mereka alami, tak peduli betapa sakitnya tubuh mereka disiksa. Hanya kalimat Allah yang keluar dari mulut mereka..subhanallah.. Sumayyah adalah syahidah pertama. Sumayyah dengan tegar berpijak pada kalimat Allah. Tak ada keraguan dalam hatinya akan janji Rasulullah saw. hanya kalimat Allah lah yang keluar dari mulutnya. Tauladan Rasulullah saw. inilah yang wajib dicontoh oleh gerakan-gerakan Islam dalam mengkader kader-kadernya. Aqidah adalah pondasi seorang muslim dalam berjihad. Tanpa pondasi yang kokoh, gerakan akan mudah roboh. Sebagai contoh mudahnya, kita bisa lihat dalam pada sahabat-sahabat kita yang berjuang dalam dunia dakwah, tapi di tengah perjalanan tergoda untuk mencicipi suatu hubungan terlarang yaitu pacaran. Sungguh memprihatinkan, mereka menduakan Allah. Padahal dalam hati mereka, mereka tau bahwa pacaran termasuk zina hati, zina mata, zina telinga dan zina kaki. Bukankah Allah mengatakan janganlah kau mendekati zina. Lalu kenapa sahabat-sahabat kita melakukan hal-hal yang allah perintahkan untuk menjauhinya? Jika aqidah kita kokoh, insyaAllah kita akan sadar sesadar-sadarnya bahwa hanya Allah yang ada di hati. Hanya Allah tujuan hidup kita. Hanya untuk Allah semua yang kita lakukan. Hanya untuk Allah hidup kita. Tak kan ada hal menduakanNya dengan nafsu dunia, dengan nafsu harta, dengan nafsu jabatan dengan nafsu terkenal. Beberapa hari terakhir ini, ada open recruitmen untuk BasMas..dan sungguh miris aku harus

mengetahui bahwa sebagian besar teman-teman mendaftarkan diri ikud BasMas hanya untuk terkenal, hanya karna BEM adalah organisasi ELIT..astaghfirullah.. Tujuan mereka bukan lagi karna Allah tapi hanya karna BEM itu elit.. ya Allah..

BAGIAN PERTAMA PERIODE PERTAMA BERDA'WAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI DAN MERAHASIAKAN STRUKTUR ORGANISASI Karakteristik Periode Pertama Karakteristik Pertama: Da'wah Secara Rahasia Karakteristik Kedua: Pelaksanaan Da'wah atas Dasar Pilihan Karakteristik Ketiga: Berda'wah Melalui Intelektualitas Da'i dan Status Sosialnya Karakteristik Keempat: Da'wah Secara Umum Karakteristik Kelima: Peranan Wanita pada Periode Sirriyah Karakteristik Keenam: Shalat Karakteristik Ketujuh: Pengetahuan Orang Quraisy tentang Da'wah Karakteristik Kedelapan: Hidup Berdampingan antara Kaum Muslimin dan Orang Lain Karakteristik Kesembilan: Memfokuskan pada Pembinaan Aqidah Karakteristik Kesepuluh: Berda'wah secara Terang-terangan Setelah Terbentuk KaderKader Inti yang Kuat PERIODE KEDUA BERDA'WAH SECARA TERANG-TERANGAN DAN MERAHASIAKAN STRUKTUR ORGANISASI Beberapa Nash tentang Periode Ini Di Atas Bukit Shafa Karakteristik Periode Kedua Karakteristik Pertama: Da'wah kepada Keluarga Dekat Karakteristik Kedua: Berpaling dari Kaum Musyrikin Karakteristik Ketiga: Rambu-Rambu Da'wah Baru Karakteristik Keempat: Da'wah Secara Umum Karakteristik Kelima: Sirriatu at-Tanzhim Karakteristik Keenam: Al-Qur'an Sumber Penerimaan Karakteristik Ketujuh: Pertemuan Rutin dan Kontinu Karakteristik Kedelapan: Shalat Secara Tersembunyi di Berbagai Lorong Karakteristik Kesembilan: Menekankan Aspek Spiritual Karakteristik Kesepuluh: Membela Diri dalam Keadaan Darurat Karakteristik Kesebelas: Sabar Menanggung Siksaan dan Penindasan di Jalan Allah Karakteristik Kedua Belas: Orang-Orang Lemah Boleh Menampakkan Kemurtadan Karakteristik Ketiga Belas: Usaha Menyelamatkan Orang-Orang Lemah dengan Segala Sarana yang Memungkinkan Karakteristik Keempat Belas: Jalan Kedua untuk Melindungi Melalui Jalan Hijrah Karakteristik Kelima Belas: Mencari Tempat yang Aman bagi Da'wah dan Basis Baru sebagai Titik Tolak Pergerakan Karakteristik Keenam Belas: Memanfaatkan Undang-Undang Masyarakat Musyrik (Undang-Undang Perlindungan dan Jaminan Keamanan)

Karakteristik Ketujuh Belas: Usaha-Usaha Negatif yang Dilakukan Musuh dalam Menghadapi Da'wah Karakteristik Kedelapan Belas: Usaha-Usaha Negatif dalam Peperangan; Upaya Pembunuhan para Qiyadah (Pemimpin) Karakteristik Kesembilan Belas: Jahriyah Kedua: Islamnya Hamzah dan Umar serta Mengumumkan Tantangan kepada Masyarakat Jahiliyah Karakteristik Kedua Puluh: Mengumumkan Tantangan dan Peranan Orang-Orang yang Punya Pribadi Kepemimpinan Karakteristik Kedua Puluh Satu: Pengejaran Musuh terhadap Komunitas Islam dan Keberhasilan Kaum Muslimin dalam Menggagalkannya Karakteristik Kedua Puluh Dua: Kecerdasan Utusan Islam dalam Berdialog dengan Raja Karakteristik Kedua Puluh Tiga: Tidak Ada Toleransi dalam Soal Aqidah Karakteristik Kedua Puluh Empat: Mengobarkan Peperangan di Barisan Sekutu Kaum Muslimin dan Gagalnya Makar ini karena Keteguhan dan Kerahasiaan Karakteristik Kedua Puluh Lima: Perundingan Langsung antar Rasulullah saw. dan Quraisy: Alternatif Perdamaian Karakteristik Kedua Puluh Enam: Netralnya Sebagian Tokoh dan Kabilah Akibat Perundingan Karakteristik Kedua Puluh Tujuh: Solidaritas Kesukuan untuk Melindungi Pimpinan (Abu Thalib, Bani Hasyim, dan Bani Muthalib Karakteristik Kedua Puluh Delapan: Blokade Ekonomi dan Pemboikotan Umum untuk Menghancurkan Da'wah dan Para Sekutunya Karakteristik Kedua Puluh Sembilan: Letupan-Letupan Jahiliah Menghancurkan Blokade dan Pemboikotan Karakteristik Ketiga Puluh: Peranan Wanita dalam Jihad, Da'wah, dan Sirriyah pada Periode ini Karakteristik Ketiga Puluh Satu: Perlawanan secara Damai Karakteristik Ketiga Puluh Dua: Memanfaatkan Unsur-Unsur Persamaan antara Islam dan Ideologi Lain Karakteristik Ketiga Puluh Tiga: Tidak Melepaskan Satu Bagian Ajaran Sekalipun Demi Perlindungan PERIODE KETIGA MENDIRIKAN NEGARA Karakteristik Periode Ketiga Karakteristik Pertama: Mencari Pembelaan di Luar Mekah Karakteristik Kedua: Mencari Jaminan Keamanan dari Musuh di Mekah Karakteristik Ketiga: Mencari Pembelaan dan Perlindungan dari Kabilah-Kabilah untuk Menyampaikan Da'wah Karakteristik Keempat: Kegagalan Perundingan Karakteristik Kelima: Mengarahkan Pandangan kepada Markas Bertolaknya Gerakan Karakteristik Keenam: Bai'at Pertama dan Nilai-nilainya yang Baru Karakteristik Ketujuh: Izin untuk Melakukan Peperangan Karakteristik Kedelapan: Persiapan Pembahasan Tegaknya Negara Karakteristik Kesembilan: Manifesto Politik (Bai'at) Karakteristik Kesepuluh: Memperkokoh dan Mempertegas Bai'at Karakteristik Kesebelas: Pembentukan Pemerintahan Islam Melalui Pemilihan

Karakteristik Kedua Belas: Pemimpin Menentukan Pertempuran Karakteristik Ketiga Belas: Pimpinan Menentukan Kelahiran Negara Islam Karakteristik Keempat Belas: Dimulainya Perang Informasi Antara Kedua Negara Karakteristik Kelima Belas: Memilih Tempat Hijrah dan Membentuk Komunitas di dalamnya secara Sirriyah Karakteristik Keenam Belas: Konspirasi Musuh untuk Membunuh Qiyadah Karakteristik Ketujuh Belas: Kecerdasan Perencanaan Manusia dalam Hijrah Karakteristik Kedelapan Belas: Basis Baru Bergabung kepada Islam Karakteristik Kesembilan Belas: Pengumuman Pertama untuk Syi'ar-Syi'ar Ibadah Karakteristik Kedua Puluh: Keberhasilan Khittah dan Sampainya Pimpinan Tertinggi ke Puncak Pimpinan BAGIAN KEDUA PERIODE KEEMPAT NEGARA DAN PENGUATAN PILAR-PILARNYA Karakteristik Periode Keempat Karakteristik Pertama: Gencatan Senjata Bersama Musuh-Musuh Selain Kaum Quraisy dan Sekutu-Sekutunya Karakteristik Kedua: Membangun Basis yang Kokoh Karakteristik Ketiga: Deklarasi Negara Islam Karakteristik Keempat: Opsi Perang Karakteristik Kelima: Komunitas Kaum Paganis di Madinah Karakteristik Keenam: Menceraiberaikan Komplotan Itu dengan Sentimen Nasionalisme dan Kekeluargaan Karakteristik Ketujuh: Upaya Pemecahbelahan Barisan Islam Karakteristik Kedelapan: Musuh Meremehkan Norma-Norma Demi Kepentingan Sendiri Karakteristik Kesembilan: Bahaya Mengancam Qiyadah Karakteristik Kesepuluh: Kondisi Perang dan Bersatunya Semua Kekuatan Melawan Islam Karakteristik Kesebelas: Mengumumkan Perang kepada Musuh Karakteristik Kedua Belas: Pengukuhan Jati Diri Islam Menjelang Konfrontasi Karakteristik Ketiga Belas: Konfrontasi Fisik dalam Perang Badar dan Furqan yang Ada padanya Karakteristik Keempat Belas: Kubu Orang-Orang Munafik, Kemunculannya, Bahayanya, dan Penyusutannya Karakteristik Kelima Belas: Keberadaan Yahudi di Madinah dan Pembersihannya Karakteristik Keenam Belas: Malam Tribulasi Panjang dan Bahayanya Karakteristik Ketujuh Belas: Berita Gembira di Tengah Tribulasi Karakteristik Kedelapan Belas: Aksi Sabotase dan Pengaruhnya dalam Menebarkan Rasa Takut dalam Barisan Lawan Karakteristik Kesembilan Belas: Peran Media Massa dalam Perang Karakteristik Kedua Puluh: Meningkatnya Jumlah Personil dan Sarana Perang Karakteristik Kedua Puluh Satu: Pengerahan Upaya Manusia Karakteristik Kedua Puluh Dua: Peran Serta Wanita dalam Perang Karakteristik Kedua Puluh Tiga: Strategi Jenius Seorang Pimpinan Karakteristik Kedua Puluh Empat: Pertolongan Allah di Tengah Tribulasi Karakteristik Kedua Puluh Lima: Tarbiyah Ilahiyah pasca-Perang

You might also like