You are on page 1of 16

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I Nama/NIM Tanggal Praktikum JUDUL TUJUAN 1.

Agar praktikan dapat melakukan titrasi acidi alkalimetri untuk pengukuran jumlah asam dan pengukuran dengan asam, yaitu dalam penetapan kadar asam cuka dapur, penetapan kadar Na2CO3 dalam soda kristal, penentuan kadar campuran NaOH dan Na 2CO3, penentuan kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3 dan penentuan kadar amonium dalam pupuk ZA ( Zwavelzuur Amonia ). 2. Agar praktikan dapat melakukan standarisasi larutan, meliputi : standarisasi HCl dengan natrium tetraborat, standarisasi NaOH dengan HCl dan standarisasi NaOH dengan asam oksalat menggunakan metode titrasi. 3. Agar praktikan dapat mengetahui manfaat dari metode titrasi acidi-alkalimetri. DASAR TEORI Acidi-alkalimetri sering disebut juga sebagai titrasi asam-basa. Untuk titrasi atau pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran ometri menggantikan imetri. Kata metri berasal dari bahasa Yunani, yang artinya ilmu, proses atau seni mengukur. Jadi acidi-alkalimetri dapat didefinisikan sebagai pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran jumlah basa atau garam dengan asam. Acidi-alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan atau basa, diantaranya : a. Asam kuat-basa kuat, misalnya : NaOH + HCl NaCl + H2O Reaksi ionnya : H+ + OH- H2O Larutan yang terbentuk pada saat titik ekivalen ( TE ) adalah larutan NaCl, yang merupakan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, sehingga larutan tersebut netral. Dengan kata lain, [ H +] = [OH-] = 10-7 pada suhu 250C ( suhu kamar). Kenetralan ini juga nyata dari reaksi ionnya dimana : Ariel Nico Ardila Kusumo (652010009) : 1 Maret 2012 : ACIDI - ALKALIMETRI

dalam reaksi di atas sebenarnya yang bereaksi adalah ion H + dan OH- menghasilkan H2O. Dengan demikian konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah :
[ H 2 O] 1 = [ H 2 O ]. = 56 x1014 , atau + Kw [ H ].[OH ] 1 K ' = K. = 1014 [ H 2 O] K =

b. Asam kuat-basa lemah, misalnya : HCl + NH4OH NH4Cl + H2O Reaksi ionnya : H+ + NH4OH NH4+ + H2O Konstanta kesetimbangan dari reaksi ini adalah :
+

[ H 2 O].[ NH 4 ] K= [ H + ].[ NH 4 OH ]

dan

apabila

dikalikan

dengan

[OH ] [OH ]

maka

1 Kb 10 5 = 10 9 K = x[ H 2 O] = 14 x5,6.1010 atau K = K = [ H O ] 2 Kw 10

Dari rumus K di atas, dapat diketahui bahwa semakin lemah basa yang dititrasi maka K akan semakin kecil ( reaksi kurang sempurna ). Dalam titrasi asam kuat-basa lemah, dapat dihitung sisa ion H+ yang tidak bereaksi dari pH larutan berdasarkan TE. Larutan saat itu hanya berisi garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah. Berdasarkan rumus : [H+] =
Kw / Kb.Cg

dan jika konsentrasi asam dan basa masing-masing

diketahui maka kita dapat menghitung konsentrasi ion H+ c. Asam kuat-garam dari asam lemah, misalnya : HCl + NH4BO2 NH4Cl + HBO2 Reaksi ionnya : H + BO2 HBO2 K terlihat merupakan harga resiprok dari Ka asam borat ( Ka = 5,8 x 10 -10 ) maka K = 1,7 x 109. Jelas bahwa semakin lemah asam pembentuk garam yang dititrasi, makin sempurna titrasinya. d. Asam lemah-basa kuat Berlaku perhitungan dan kesimpulan serupa dengan bagian b, hanya mengganti Kb dengan Ka dan asam dengan basa dan sebaliknya. e. Basa kuat- garam dari basa lemah Dalam percobaan ini digunakan indikator asam-basa. Indicator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Indikator yang digunakan dalam percobaan ini

adalah jingga metil ( MO ) dan fenolftalein ( PP ). Berikut ini adalah data dari masing-masing indikator yang digunakan dalam percobaan ini. Nama indikator Jinggametil (MO) Fenolftalein (PP) pKi 3,4 Jenis basa asam Trayek pH 3,1-4,4 8,0-9,6 Warna Asam Basa Merah muda-jingga Tak berwarna-merah muda Jingga metil dalam larutan asam berwarna merah muda, tetapi dalam larutan basa akan berwarna jingga. Warna dalam ditunjukkan indikator keadaan asam dinamakan warna asam dari indikator, sedangkan warna yang ditunjukkan dalam keadaan basa disebut warna basa. Asam dan basa di sini tidak berarti pH kurang dari atau lebih dari 7. asam berarti pH lebih rendah dan basa berarti pH lebih besar daru trayek indikator. Setiap indikator asam-basa mempunyai trayek pH masing-masing yang khas, demikian juga dengan warna asam dan warna basanya. Ada indikator yang hanya memiliki satu macam warna, misalnya fenolftalein, yang tidak berwarna dalam keadaan asam dan berwarna merah muda dalam keadaan basa. Fenolftalein dinamakan sebagai indikator satu warna, sedangkan MO ( jingga metil ) adalah indikator dua warna. Indikator satu warna menunjukkan warna yang sama, juga dalam trayeknya. Akan tetapi intensitas warna tersebut berbeda sesuai dengan pH-nya. Untuk fenolftalein, warnanya bertambah tua jika pH-nya semakin tinggi ( mendekati 9,6 ) dan sebaliknya. Letak trayek pH fenolftalein adalah 8,0-9,6 artinya pada pH di bawah 8,0 larutan tidak berwarna dan di atas 9,6 warna merah mudanya tidak berubah intensitasnya. Dalam campuran NaOH-Na2CO3 dapat ditentukan kadarnya berdasarkan titrasi dengan HCl. Jika suatu contoh dititrasi dengan indikator fenolftalein, maka Na2CO3 maka saat terjadi perubahan warna ( warna merah muda hilang ), berarti Na 2CO3 telah bereaksi menjadi NaHCO3. Di samping itu NaOH juga telah bereaksi sampai praktis habis ( belum 100 % tepat pada titik ekivalen, tetapi sudah sangat mendekati ). Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O ( PP ) ( PP ) Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 ( jm ) Jadi, hasil titrasi ini menunjukkan jumlah bersama kedua komponen campuran. Apabila setelah warna merah muda hilang, titrat ditambah dengan jingga metil dan titrasi dilanjutkan, maka tambahan titran yang terpakai sampai terjadi perubahan warna jingga metil adalah jumlah yang diperlukan untuk mengubah NaHCO3 menjadi NaCl dan H2CO3. Jumlah ini sama dengan jumlah yang diperlukan Na2CO3 untuk mengubah NaHCO3 dalam titrasi sebelumnya. Jadi NaOH diperoleh dari selisih kedua

tahap titrasi itu. Bila jumlah HCl tahap I kita sebut sebagai Aff dan tambahan HCl pada tahap II kita sebut sebagai Ajm, maka : Jumlah NaOH yang diperlukan oleh NaHCO3 = Ajm ( V2 ) Jumlah NaOH yang diperlukan untuk Na2CO3 menjadi NaHCO3 = Ajm ( V2 ) Jumlah NaOH yang diperlukan oleh NaHCO3 asli = Aff Ajm = V2- V1 Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Na2B4O7 + 2 HCl + 5 H2O 4 H3BO3 + 2 Na+ + 2 ClNaOH + HCl NaCl + H2O

Dengan cara yang sama kita dapat melakukan perhitungan untuk campuran Na2CO3 NaHCO3.

2 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2 H2O CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O 2 HCl + Na2CO3 2 NaCl + H2O + CO2 a. Dengan PP : NaOH + HCl NaCl + H2O Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl b. Dengan MO : NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

7.

a. Dengan PP : Na2CO3+ HCl NaHCO3 + NaCl b. Dengan MO : NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (NaHCO3 mula-mula)

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (Hasil reaksi dengan Na2CO3+ HCl) 8. NH4+ + OH- NH3 + H2O NaOH + HCl NaCl + H2O Dalam percobaan ini digunakan suatu larutan baku primer dan larutan sekunder. Larutan primer adalah larutan yang konsentrasinya stabil bila disimpan, sangat murni, mudah dimurnikan, mudah diperoleh, dan mempunyai berat molekul tinggi untuk mengurangi kesalahan menimbang. Sedangkan larutan baku sekunder adalah larutan yang cenderung tidak stabil. Setiap larutan yang akan digunakan sebagai titran harus distandarisasi untuk menemukan konsentrasi yang tepat. Dalam standarisasi inin dapat digunakan Na2CO3 dan Boraks untuk titran asam dan Asam oksalat atau asam sulfanilat untuk titran basa. Penerapan acidi-alkalimetri yang paling jelas adalah pada penentuan zat-zat organik, anorganik, dan biologis. Selain itu juga dapat digunakan untuk analisa unsur, misalnya : penentuan nitrogen dalam bahan organik dan biologis. Metode ini juga dapat digunakan dalam analisa bahan anorgnik ( misal :

garam amonium, nitrat-nitrit, dan campuran karbonat ) dan untuk analisa bahan organik ( miisal : gugus amina, asam karboksilat, sulfonat, ester, hidroksil dan karbonil ). BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAHAN - HCL pekat ( 37 % ) - Na2B4O7. 10 H2O - NaOH padat - H2C2O4.2H2O - Cuka dapur ALAT - Beaker glass - Pipet Ukur - Pipet tetes - Pipet volume - Labu ukur 100 ml dan 250 ml - Erlenmeyer CARA KERJA 1. Pembuatan HCl 0,1 M Kadar: 37% BJ = 1,19 g/ml
37 100

- Soda kristal - Indikator PP dan MO - Campuran NaOH dan Na2CO3 - Campuran Na2CO3 dan NaHCO3 - Pupuk ZA ( ( NH4)2SO4 ) - Aquadest

- Buret - Statif - Klem - Spatula - Neraca - Pileus

Mr = 36,46

1 ml HCl(p) = 1 ml

1,19 = 0,4403 gr

250 ml HCl 0,1 M = 0,25 L 0,1 mol/L 36,5 gr/mol = 0,9125 gr volume yang dibutuhkan = 0,4403 x1ml = 2,07ml o Diambil 2,07 ml HCl(p) dengan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml yang telah diberi aquadest sampai kira-kira setengah volume labu ukur. o Ditambahkan aquadest sampai garis tera kemudian dicampur sampai homogen. 2. Standarisasi HCl dengan Natrium tetraborat/boraks (Na2B4O7.10 H2O ) o Ditimbang 0,1 gram boraks dalam botol timbang dengan neraca analitik kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer o Ditambahkan 25 ml aquadest dan diaduk sampai seluruh boraks larut o Ditambahkan 2 tetes indikator MO
0,9125

o Dititrasi dengan HCl standar yang telah dibuat sampai merah jambu o Langkah di atas dilakukan secara triplo 3. Pembuatan NaOH 0,1 M o Ditimbang 1 gram NaOH padat dalam beaker glass kemudian dilarutkan dengan 100 ml aquadest hingga larut o Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml lalu ditambahkan aquadest sampai garis tera dan dicampur sampai homogen 4. Standarisasi NaOH dengan HCl 0,1 M o Diambil 10 ml NaOH yang telah dibuat dengan pipet volume dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer o Ditambahkan 2 tetes indikator MO o Dititrasi dengan HCl yang telah dibuat sampai merah jambu o Langkah di atas dilakukan triplo o Dihitung molaritas NaOH 5. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat ( H2C2O4 ) o Ditimbang 0,1 gram asam oksalat ( H2C2O4 ) berair kristal dengan neraca analitik kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer o Ditambahkan 10 ml aquadest dan diaduk sampai larut o Ditambahkan 2 tetes indikator PP o Dititrasi dengan NaOH yang telah dibuat sampai merah muda o Langkah di atas dilakukan triplo o Dihitung molaritas NaOH 6. Penetapan kadar asam cuka dapur o Diambil 10 ml asam cuka dapur dengan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml o Ditambahkan aquadest sampai garis tera kemudian dicampur sampai homogen o Diambil 10 ml larutan dengan pipet volume dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer o Ditambahkan 2 tetes indikator PP o Dititrasi dengan NaOH yang telah dibuat sampai merah muda o Langkah di atas dilakukan triplo o Dihitung kadar asam cuka dapur dalam %

7.

Penetapan kadar Na2CO3 dalam soda kristal o Ditimbang 0,4 gram soda kristal dalam beaker glass kemudian dilarutkan dengan sedikit aquadest o Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan dengan aquadest sampai garis tera lalu dicampur sampai homogen o Diambil 10 ml larutan dan dimasukkan dalam Erlenmeyer o Ditambahkan 2 tetes indikator MO o Larutan ini dititrasi dengan HCl sampai berwarna merah jambu o Dihitung kemurnian soda kristal dan jumlah molekul air tiap molekul soda

8.

Penentuan campuran NaOH dan Na2CO3 o Diambil 10 ml campuran NaOH dan Na2CO3 dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer o Ditambahkan 2 tetes indikator PP o Dititrasi dengan HCl 0,1 M sampai warna merah tepat hilang o Dicatat volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi o Ditambahkan 2 tetes indikator MO o Titrasi dilanjutkan sampai warna tepat merah jambu o Dicatat volume HCl yang digunakan untuk titrasi o Dihitung kadar NaOH dan Na2CO3 dalam campuran tersebut

9.

Penentuan campuran Na2CO3 dan NaHCO3 o Diambil 10 ml campuran Na2CO3 dan NaHCO3 dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer o Ditambahkan 2 tetes indikator PP o Dititrasi dengan HCl 0,1 M sampai warna merah tepat hilang o Dicatat volume HCl yang digunakan untuk titrasi o Ditambahkan 2 tetes indikator MO o Titrasi dilanjutkan sampai warna tepat merah jambu o Dicatat volume HCl yang digunakan untuk titrasi o Dihitung kadar Na2CO3 dan NaHCO3 dalam campuran tersebut

10.

Penentuan kadar amonium dalam pupuk ZA (Zwavelzuur amonia), (NH4)2SO4

o Ditimbang 1,3 gram ZA dalam beaker glass kemudian dilarutkan dengan sedikit aquadest o Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan aquadest sampai garis tera lalu dicampur sampai homogen o Diambil 10 ml larutan dan dimasukkan dalam erlenmeyer o Ditambahkan dengan 25 ml NaOH standar kemudian dipanaskan sampai mendidih o Larutan didinginkan kemudian setelah dingin, ditambahkan 2 tetes MO o Dititrasi dengan HCl standar sampai warna merah jambu o Langkah di atas dilakukan triplo o Dihitung % amonium dalam ZA HASIL, PERHITUNGAN DAN REAKSI 1. PEMBUATAN HCl 0,1 M Kadar: 37% BJ = 1,19 g/ml Mr = 36,46 gr/mol : 1 ml x 0,37 x 1,19 gr/ml
0,9125

1 ml HCl pekat mengandung

= 0,4403 gram = 0,9125 gram

250 ml HCl pekat mengandung : 0,25 L x 0,1 mol /L x 36,5 gr /mol

Untuk membuat 250 ml HCl 0,1 M dibutuhkan : 0,4403 x1ml = 2,08ml HCl pekat 2,08 ml HCl pekat diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur 250 ml menghasilkan 250 ml HCl 0,1 M 2. STANDARISASI HCL DENGAN BORAKS Larutan HCl yang dibuat pada no. 1 belum tentu memiliki konsentrasi tepat 0,1 M. oleh karena itu perlu dilakukan standarisasi agar dapat diketahui konsentrasinya secara tepat. Standarisasi dilakukan dengan boraks ( Na2B4O7.10H2O) 0,1 gr Na2B4O7 + 25 ml aquadest + 2 tetes MO dititrasi dengan HCl 0,1 M Hasil : Vol Boraks (ml) Vol HCl awal (ml) Vol HCl akhir (ml) Vol HCl terpakai (ml) I 25 0 7.7 7.7 II 25 7.7 15.6 7.6 III 25 15.6 23.3 7.7

Reaksi : Na2B4O7 + 5 H2O + 2 HCl 2NaCl + 4H3BO3

4 Mol Na2B4O7 = 382 gr / mol = 2,618.10 mol = 0,2618mmol

0,1gr

n HCl = 2 x n Na2B4O7 = 2 x 0,2618 mmol = 0,5236 mmol V HCl rata-rata = 7.66 ml M HCl =
0,5236mmol = 0,06836 M 7.66ml

3.

PEMBUATAN NaOH 0,1 M 1 gram NaOH dilarutkan dalam 250 ml aquadest menghasilkan 250 ml NaOH 0,1 M Mol NaOH = 40 gr / mol = 0,025mol = 25mmol M NaOH =
25mmol = 0,1M 250ml
1gr

4.

STANDARISASI NaOH DENGAN HCl 0,1 M NaOH baik padat maupun larutan mudah menyerap CO2 udara sehingga kadarnya tidak stabil. Oleh sebab itu, larutan NaOH tidak dapat digunakan sebagai standar primer. Larutan NaOH ini harus distandarisasi dengan HCl yang telah distandarisasi dengan boraks. 10 ml NaOH + 2 tetes MO dititrasi dengan HCl 0,1 M hingga merah jambu I Vol NaOH (ml) 10 Vol HCl akhir (ml) 11,7 Vol HCl awal (ml) 0 Vol HCl terpakai (ml) 11,7 Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O Volume rata-rata HCl = 11,73ml M HCl Mol HCl = 0,06836 M =MxV = 0,06836 x 11,73 = 0,8019 mmol n NaOH = n HCl = 0,8019 mmol M NaOH =
0,8019mmol = 0,08019 M 10ml

II 10 23,5 11,7 11,8

III 10 35,2 23,5 11,7

5.

STANDARISASI NaOH DENGAN ASAM OKSALAT (H2C2O4)

0,1 gr H2C2O4 + 10 ml aquades + 2 tetes PP dititrasi dengan NaOH hingga merah muda

Vol H2C2O4 (ml) Vol NaOH akhir (ml) Vol NaOH awal (ml) Vol NaOH terpakai (ml)

I 10 16,6 0 16,6

II 10 33,3 16,6 16,7

III 10 16,7 0 16,7

Reaksi : 2NaOH + H2C2O4.2H2O Na2C2O4 + 4 H2O


4 Mol asam oksalat = 126 gr / mol = 7,937.10 mol = 0,7937 mmol

0,1gr

n NaOH V NaOH rata-rata M NaOH

= 2 x n asam oksalat = 2 x 0,7937 mmol = 1,5874 mmol = 16,67 ml =


1,5874mmol = 0,09522 M 16,67 ml

Hasil standarisasi NaOH pada no 4 dengan no 5 hampir sama, yaitu jika dibulatkan adalah 0,1 M 6. PENETAPAN KADAR ASAM CUKA DAPUR Kadar asam cuka dapur = 25% 10 ml larutan cuka + 2 tetes pp dititrasi dengan NaOH hingga merah muda Vol cuka dapur (ml) Vol NaOH akhir (ml) Vol NaOH awal (ml) Vol NaOH terpakai (ml) I 10 11,8 0 11,8 II 10 23,7 11,8 11,9 III 10 35,5 23,7 11,8

Reaksi : HOAc + NaOH NaOAc + H2O M NaOH V rata-rata NaOH mmol NaOH = 0,09522 M = 11,83 ml = 0,09522 x 11,83 =1,1265 mmol mmol HOAc = mmol NaOH = 1,1265 mmol V HOAc = 10 ml

M HOAc =

1,1265mmol = 0,11265 M 10 ml 100 x 0,11265M = 1,1265M = 1,1265mol / L 10

Dalam 100 ml M HOAc =

= 1,1265mol/L x 60gr/mol = 67,590 gr/L = 6,7590gr/100ml =6,7590 % ( w/v) = 6,76 % (w/v) 7. PENETAPAN KADAR Na2CO3 DALAM SODA KRISTAL 0,4 gr soda kristal dalam 100 ml aquadest Vol larutan (ml) Vol HCl akhir (ml) Vol HCl awal (ml) Vol HCl terpakai (ml) I 10 7,1 0 7,1 II 10 14,2 7,1 7,1 III 10 21,3 14,2 7,1

Reaksi: 2 HCl + Na2CO3 2 NaCl + H2O + CO2 V rata-rata HCl = 7,1 ml M HCl = 0,06836 M mmol HCl = 0,06836 x 7,1 = 0,4854 mmol mmol Na2CO3 = 1/2 x mmol HCl = x 0,4854 mmol = 0,2427 mmol M Na2CO3 =
0,2427 mmol = 0,02427 M 10ml

Massa Na2CO3 = 0,2427.10-3 mol x 106 gr/mol = 0,025726 gr/10ml larutan = 0,24726 gr /100ml larutan Kadar Na2CO3 =
0,24726 x100% = 61,81% 0,4

Jumlah molekul air dalam tiap molekul soda ( Na2CO3. n H2O)


106 = 0,89 106 +18n 106 = 94,34 +16,02n 16,02n =11,66 n = 0,7278

Seharusnya n = 0,5

(sesuai dengan literatur). Perbedaan ini dapat disebabkan karena

kekurangtelitian dalam pelaksanaan titrasi. 8. PENENTUAN CAMPURAN NaOH DAN Na2CO3 a. 10 ml campuran + 2 tetes PP dititrasi dengan HCl sampai warna merah tepat hilang I Vol campuran (ml) 10 Vol HCl akhirl (ml) 16,7 Vol HCl awal (ml) 0 Vol HCl terpakai (ml) 16,7 Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl V rata-rata HCl = 16,67 ml = a campuran a + 2 tetes MO dititrasi dengan HCl sampai merah jambu I II Vol campuran (ml) Vol HCl akhirl (ml) 26,5 26,5 Vol HCl awal (ml) 16,7 16,6 Vol HCl terpakai (ml) 9,8 9,9 Reaksi : NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 V rata-rata HCl = 9,83 ml = b Perhitungan : V HCl I = a = 16,67 ml V HCl II= b = 9,83 ml M HCl = 0,06836 M mmol NaHCO3 = mmol HCl II = 9,83 ml x 0,06836 M = 0,6720 mmol mmol Na2CO3 mmol NaOH = mmol NaHCO3 = 0,6720 mmol = mmol HClI mmol Na2CO3 = ( 16,67 ml x 0,06836 M ) - 0,6720 = 0,4676 mmol M Na2CO3 =
0,4676mmol = 0,04676 M 10ml

II 10 16,6 0 16,6

III 10 16,7 0 16,7

III 26,5 16,7 9,8

Massa Na2CO3 = 0,04676 mol/L x 106 gr/mol = 5,0 gram/L = 0,50 gram/100ml

Kadar Na2CO3 =0,50 % ( w/v) Massa NaOH = 0,4957.10-3mol x 40 gr/mol = 0,01983 gram Kadar NaOH =
0,01983 x100% = 0,1983% ( w/w) 10

9.

PENENTUAN CAMPURAN Na2CO3 DAN NaHCO3 10 ml campuran + 2 tetes PP dititrasi dengan HCl standarisasi kedua sampai warna tepat hilang I Vol campuran (ml) 10 Vol HCl akhirl (ml) 8 Vol HCl awal (ml) 0 Vol HCl terpakai (ml) 8 Reaksi : Na2CO3+ HCl NaHCO3 + NaCl V rata-rata HCl = 8,03 ml Standarisasi HCl kedua Vol Boraks (ml) Vol HCl awal (ml) Vol HCl akhir (ml) Vol HCl terpakai (ml)
0,1gr

II 10 16,1 8 8,1

III 10 24,1 16,1 8

I 25 0 8,4 8,4

II 25 9 17,4 8,4

III 25 18 26,3 8,3

4 Mol Na2B4O7 = 382 gr / mol = 2,618.10 mol = 0,2618mmol

n HCl = 2 x n Na2B4O7 = 2 x 0,2618 mmol = 0,5236 mmol V HCl = 8, 37 ml


0,5236mmol = 0,06256 M 8,37 ml

M HCl =

campuran a + 2 tetes MO dititrasi dengan HCl sampai merah jambu I Vol campuran (ml) Vol HCl akhirl (ml) Vol HCl awal (ml) Vol HCl terpakai (ml) V rata-rata HCl = 15,03 ml 15 0 15 II 30,1 15 15,1 III 45,,2 30,2 15

Reaksi : NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 Perhitungan :

(NaHCO3 mula-mula) (Hasil reaksi dengan Na2CO3+ HCl)

mmol Na2CO3 = mmol HCl = 8,03ml x 0,06256 M = 0,5024 mmol M Na2CO3 =


0,5024mmol = 0,05024M =0,05024 mol/L 10ml

Massa Na2CO3= 0,05024mol/L x 106 gr/mol =5,3254 gram/L =0,53254 gram/100ml Kadar Na2CO3= 0,53254 %= 0,53% mmol NaHCO3 awal = mmol NaHCO3 total mmol NaHCO3 hasil reaksi = (15,03 x 0,06256) ( 8,03 x 0,06256) = 0,4379 mmol M NaHCO3 Massa NaHCO3 =
0,4379mmol = 0,04379 M = 0,04379 mol /L 10ml

= 0,04379mol/L x 84 gr/mol =3,6784 gr/L =0,36784 gram/100ml

Kadar NaHCO3 10.

=0,36784 % = 0,37 % (w/v)

PENENTUAN KADAR AMONIUM DALAM PUPUK ZA 10 ml larutan ZA + 25 ml NaOH + 2 tetes MO dititrasi dengan HCl standarisasi kedua sampai merah jambu I 10 16,6 0 16,6 II 10 33,6 17 16,6 III 10 16,8 0 16,8

Vol larutan (ml) Vol HCl akhirl (ml) Vol HCl awal (ml) Vol HCl terpakai (ml) Reaksi : NH4+ + OH- NH3 + H2O

NaOHberlebih + HCl NaCl + H2O V rata-rata HCl = 16,6 ml

M HCl

= 0,06256 M = 1,0385 mmol = 1,83125 mmol = 1,83125 1,0385 = 0,79275 mmol = 0,07325 M x 25 ml

mmol NaOH berlebih = mmol HCl = 16,6 x 0,06256 mmol NaOH awal mmol NaOH yang bereaksi menghasilkan NH3 mmol NaOH = mmol NH4= 0,79275 mmol

massa NH = 0,79275.10-3 mol x 18 gr/mol x 2 = 0,0285 gram kadar amonium dalam ZA =


0,0285 x100% = 2,19% 1,3

KESIMPULAN Titrasi acidi-alkalimetri dapat digunakan untuk beberapa hal, antara lain dalam : penetapan kadar asam cuka dapur penetapan kadar Na2CO3 dalam soda kristal penentuan kadar campuran NaOH dan Na2CO3 penentuan kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3 penentuan kadar amonium dalam pupuk ZA ( Zwavelzuur Amonia )

Pelaksanaan titrasi acidi-alkalimetri perlu memperhatikan banyyak syarat, misalnya : penggunaan larutan baku, penggunaan indikator, dan harus sangat teliti dalam pelaksanaannya karena metode ini merupakan analisa kuantitatif. Setiap larutan yang akan digunakan sebagai titran ( larutan baku asam maupun basa ) dalam titrasi acidi-alkalimetri harus distandarisasi agar dapat diketahui konsentrasinya secara tepat. Dari standarisasi HCl dengan Natrium tetraborat/boraks (Na2B4O7) diketahui bahwa [HCl] = 0,06545 M dan dari standarisasi kedua adalah 0,06256 M. Dari standarisasi NaOH dengan HCl diketahui bahwa [NaOH] = 0,07415 M Dari standarisasi NaOH dengan asam oksalat (H 2C2O4) dapat diketahui bahwa [NaOH] = 0,07325 M. Kadar asam cuka dapur adalah 7,19 % yang berbeda dengan yang tertulis pada label kemasan. Kadar Na2CO3 dalam soda kristal adalah 87,58 % dan rumus molekulnya Na2CO3. H2O. Kadar campuran NaOH dan Na2CO3 adalah 0,36 %. Kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3 adalah 0,37 %. Kadar amonium dalam pupuk ZA (Zwavelzuur amonia), (NH4)2SO4 adalah 2,19 %.

Ketelitian dalam titrasi akan mempengaruhi penentuan kadar dalam sampel, misalnya ketelitian dalam pembacaan skala, menimbang sampel maupun penentuan titik akhir titrasi. Indikator (dalam hal ini PP dan MO) akan menentukan perubahan warna yang terjadi pada saat reaksi. Perubahan warna tersebut menunjukkan titik akhir titrasi. DAFTAR PUSTAKA Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia

You might also like