You are on page 1of 13

KEPEMIMPINAN TENTANG TUJUH KEBIASAAN EFEKTIF DAN CARA PENERAPANNYA DALAM KULIAH

ANGGARA MARTHA P (1100118) KP - C

UNIVERSITAS SURABAYA 2010


Page

HABITS ( Kebiasaan ) Yang terefektif Dari Ketergantungan Ke saling-ketergantungan


Karakter kita adalah gabungan dari kebiasaan (habits) kita.Merubah kebiasaan memang sulit, tapi bisa dikerjakan dengan komitmen yang sungguh kuat. Suatu kebiasaan (baik) bisa didefinisikan sebagai persilangan antara pengetahuan (knowledge) , keahlian (skills) dan keinginan (desire). Perubahan merupakan siklus proses dari menjadi dan melihat.

Tujuan kita adalah bergerak secara progresif pada rangkaian dari ketergantungan menuju kemandirian kemudian saling-ketergantungan. Meskipun kemandirian adalah paradigma masyarakat kita saat ini, kita bisa menyempurnakan lebih banyak dengan kerjasama dan spesialisasi. Bagaimanapun, kita mesti mencapai keadaan kemandirian sebelum kita bisa memilih saling-ketergantungan.

Etika Kepribadian Vs. Karakter


Suatu pencapaian kesuksesan dalam literatur, yakni etika kepribadian dan etika karakter. Etika kepribadian telah ada dari nenek moyang. Sebelumnya, etika karakterlah yang lebih dominan. Sesuai dengan etika karakter, adalah sangat penting untuk memfokuskan pada menyatukan prinsip-prinsip kehidupan yang efektif kepada salah satu karakter. Prosesnya mungkin panjang, tetapi menjalani suatu karakter, termasuk cara pandang yang efektif tentang dunia, adalah perolehan suatu akar yang mana perilaku mengalir dan berlangsung begitu mendasar. Etika karakter melihat perkembangan tersendiri sebagai proses jangka panjang yang mendasari pencapaian hasil. Sesuai dengan etika kepribadian, disana suatu keahlian dan teknik bisa dipelajari dan menjadi citra publik, suatu kepribadian dan sikap bisa berkembang menghasilkan kesuksesan. Masalahnya, terkadang kita mungkin tidak berpendirian dan dangkal. Ide-ide itu bisa membantu ketika kita mengalir secara alamiah dari suatu karakter yang baik dan motifmotif yang benar, tetapi itu menjadi hal yang tidak begitu penting (di etika kepribadian). Suatu paradigma adalah suatu model, teori atau penjelasan tentang sesuatu. Jika paradigma kita tidak dekat dengan kenyataan, sikap kita, perilaku dan tanggapan tidak akan menjadi efektif atau tepat. Kita hanya bisa menyelesaikan kemajuan berlipat (kuantum) dalam
2

kehidupan kita jika kita menyelesaikan peralihan paradigma sehingga lebih akurat dan efektif dalam memandang dunia. Beberapa pergeseran paradigma mungkin terjadi cepat (kenyataan yang terang benderang), beberapa berjalan lambat (perubahan karakter). The Seven habits adalah suatu paradigma yang berpusat pada prinsip. Prinsip adalah pegangan tingkah laku manusia yang menjamin daya tahan, suatu nilai permanen adalah hal mendasar.

Tujuh kebiasaan efektif manusia dapat di bagi menjadi 2 yaitu kebiaasaan primer dan sekunder. Kebiaasaan primer yang meliputi kebiaasaan 1, 2, dan 3 dan kebiaasaan sekunder yang meliputi kebiaasaan 4, 5, dan 6 dan kemampuan pembaharuan diri yang merupakan kebiasaan ke 7. Kebiaasaan primer 1, 2, dan 3.

1.

Menjadi Proaktif Adapun kebiasaan proaktif adalah bagaimana kita bisa secara aktif dan secara sadar

melakukan apa yang ingin dan perlu kita lakukan. Ketika kita mengerjakan sesuatu, kita memang telah memilih untuk mengerjakannya dan fokus pada hal itu. Ketika kita berpindah ke hal yang lain, kita pun melakukannya dengan sepenuh hati. Dengan cara ini, kita

melakukan tindakan produktif pertama, yakni secara proaktif menjalani kehidupan dengan sepenuh hati. Yang menjadi kendali seseorang terhadap lingkungan dibanding situasi sekelilingmu yang mengendalikanmu, artinya lebih dari sekedar mengambil inisiatif, pada intinya kita diberikan anugerah oleh Sang Pencipta berupa kebebasan untuk memilih. Kebebasan memilih ini didasarkan pada kesadaran diri kita masing-masing yang meliputi : imajinasi ( kemampuan untuk menciptakan di dalam benak kita dan di luar realitas kita yang sekarang ), Suara hati ( kesadaran batin tentang benar dan salah, tentang prinsipprinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut). kerena Manusia yang proaktif adalah manusia yang mampu menggunakan kebebasannya untuk memilih respon atas suatu rangsangan berdasarkan nilai yang dianutnya. Dengan kata lain, manusia yang proaktif adalah manusia Yang Dewasa, Andal dan Tepercaya. Dewasa bukan dalam arti umur tapi moral. Andal artinya dapat diandalkan ( profesional ) untuk bidang yang

menjadi profesinya serta dapat menutup kesenjangan antara apa yang seharusnya dan antara apa yang ternyata ada, Terpercaya artinya terpercaya secara moral. Di samping itu Kesadaran diri juga adalah merupakan kemampuan kunci untuk memahami orang lain dan dunia ini. Bahkan kesadaran-diri merupakan pintu untuk mengenal di mana sebenarnya keunggulan / kelemahan diri kita. Dengan kesadaran-diri yang tinggi maka kaki kita mantap menginjak realitas bumi dan tidak ragu-ragu dalam bertindak. Kemampuan tentang kesadaran-diri apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan efektif berupa proaktif, Dikatakan kebiasaan efektif karena semua persoalan tidak ada yang membingungkan apabila ditangani oleh orang yang berkapasitas mampu mengambil keputusan. Kualitas menjadi pengambil keputusan seperti inilah yang tidak dimiliki oleh orang dengan kesadaran diri setengah-setengah.

Contoh : 1. Dapat melakukan suatu pekerjaan dangan sepenuh hati ketika kita memang telah memilih untuk mengerjakan dan fokus pada pekerjaan tersebut 2. Dapat berlaku Profesional dalam bidang atau kegiatan yang di pilih atau yang menjai ahli. 3. 4. Memiliki inisiatif dan daya tanggap untuk membuat sesuatu terjadi. Menjadikan pengalaman sulit menjadi ujian dalam menempa karakter kita dan mengembangkan kekuatan jiwa kita (inner power). 5. Dapat menjaga komitmen dan kemampuan membuat komitmen, karena komitmen dan kemampuan membuat komitmen adalah merupakan

perwujudan terjelas dari sikap proaktif kita dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kuliah. 6. memiliki kemampuan untuk memilih respon yang cocok atau menentukan keputusan dalam perkuliahan

2.

Imajinasi - Mulailah segala sesuatu dari tujuan akhirnya atau mulai dengan akhir

dipikiran atau disebut kepemimpinan pribadi. Dengan ini kita dapat konsentrasi dan mempertimbangkan segala konsekwensinya sebelum bertindak, sehingga dapat produktif dan berhasil. Misalnya Setiap pekerjaan yang kita lakukan harus memiliki visi. Visi inilah yang memberi gambaran dan arahan bagaimana tujuan akhir kita akan dicapai. Dengan adanya visi kita akan bersemangat, fokus sekaligus melakukan tindakan-tindakan bertahap yang diperlukan agar visi terwujud. Dengan memulai sesuatu dari tujuan akhirnya, maka kita akan terhindar dari menyia-nyiakan waktu untuk sesuatu yang dalam jangka panjang atau bentuk akhir yang tidak bermanfaat. Kemampuan imajinasi juga apabila diaktualkan secara optimal dengan petunjuk kesadaran dan prinsip akan menghasilkan kebiasaan hidup yang bermuara pada tujuan akhir/kepentingan misi. Orang yang telah melatih imajinasinya pada level tinggi senantiasa akan membuat lilin harapan dan visi menyala sehingga tidak mudah digoda oleh berbagai bentuk distraksi dari luar dan dari dalam atau tidak mudah kalut oleh kegelapan realitas temporer. Kondisi internal yang terus tercerahkan oleh lilin harapan dan visi inilah yang membuat dirinya realistic (berada di atas realitas) atau victor (pemenang) dan effective. Sebaliknya, pada level aktualisasi kemampuan yang rendah di mana orang

membiarkan imajinasinya liar kemana-mana tanpa kesadaran atau prinsip yang jelas akan menghasilkan cetakan kebiasaan hidup yang tidak berbentuk, atau menjadi korban (victim), sudah kemana-mana tetapi tidak menemukan apa-apa (sense of futility about goal). Contoh : 1. Dapat mempertimbangkan segala konsekwensinya sebelum mengambil tindakan. Misalnya, setiap pekerjaan yang kita lakukan harus mempunyai visi agar tujuan akhir kita dapat di capai. 2. Kita dapat terhindar dari menyia - nyiakan waktu untuk sesuatu yang dalam jangka panjang atau yang bentuk akhirnya tidak bermanfaat.

3.

Kemauan - Dahulukan yang Utama Dahulukan Yang Utama atau manajemen pribadi untuk mengimplementasikan dan

mengelola kebiasaan no.2 yang bersifat mental, dan kebiasaan no.3 bersifat fisik. merupakan perlakuan dengan keunggulan pribadi. Itu adalah keunggulan diri sendiri yang diperlukan sehingga karakter kita berkembang. Keunggulan pribadi mendahului kemenangan publik.
Dalam hidup selalu ada hal penting dan hal kurang penting atau bahkan tidak penting sama sekali. Secara sederhana, kita bisa membagi aktivitas untuk menentukan mana yang penting mana yang tidak, mana yang mendesak dan mana yang tidak. Seringkali kita tercampur dan tidak bisa membedakan antara sesuatu yang penting dan sesuatu yang mendesak. Sebagai contoh, mengangkat telepon yang sedang berdering adalah hal yang mendesak, tapi belum tentu penting. Mendesak karena setelah beberapa kali berdering, telepon akan kembali diam dan kesempatannya mengangkatnya menjadi hilang. Sementara penting atau tidaknya baru bisa diketahui belakangan. Hal yang penting sekaligus mendesak adalah tugas-tugas utama yang harus menjadi prioritas. Berikutnya hal yang penting namun kurang mendesak. Mengapa hal yang penting harus didahulukan? Karena mengikut prinsip 80/20, bisa jadi hal yang penting hanya akan menghabiskan 20% waktu mengerjakannya namun memberi dampak 80%. Sementara sisanya hal-hal yang tidak penting akan menghabiskan 80% waktu kita dengan hasil cuma 20%.

Contoh : 1. Harus memiliki kemampuan berupa kemauan untuk Dapat menerapkan kebiasaan hidup teratur, mengutamakan yang utama dan penuh disiplin dalam membuat tata letak antara prioritas utama dan kepentingan. 2. Disiplin agar kemauan keras dapat di raih untuk merebut tanggung jawab. 3. Harus Bisa membedakan antara sesuatu yang penting dan sesuatu yang mendesak. Maksutnya adalah anak kuliah tidak perlu membeli barang yang tidak penting,cukup membeli barang harus di miliki dan penting.

Paradigma Saling-Ketergantungan
Kemenangan dalam pengembangan pribadi mendahului kemenangan publik. Kemandirian adalah pondasi dari saling-ketergantungan. Unsur yang sangat penting untuk kita letakkan dalam setiap hubungan adalah bukan apa yang kita katakan atau kerjakan, namun siapakah kita. Jika perkataan dan tindakan kita datang dari teknik hubungan yang dangkal (etika kepribadian) lebih dari pada hati yang terdalam (etika karakter), lain akan merasa bahwa itu palsu. Saling-ketergantungan membuka dunia suatu kemungkinankemungkinan mendalam, persahabatan penuh makna, produktivitas yang lebih tinggi, pelayanan, konstribusi dan pertumbuhan. Juga memperlihatkan kepada kita perasaan sakit yang lebih besar. Agar memberikan keuntungan dari saling-ketergantungan, kita memerlukan penciptaan dan merawat hubungan sebagai sumber keuntungan. bank emosi adalah kiasan yang menjelaskan hubungan dan keseimbangan (Produksi versus pembangunan Kapasitas produksi) untuk mencapai saling-ketergantungan. Hal ini menjelaskan bagaimana kepercayaan dibangun pada suatu hubungan. Perilaku positif adalah cadangan deposito,sedangkan Perilaku negatif adalah penarikan. Keseimbangan cadangan yang besar menghasilkan toleransi yang lebih tinggi dan membuka lebih besar komunikasi. Ada enam deposito utama, dimana kita bisa membuat catatan bank emosi : 1. Mengerti Individu. Nilai seorang individu menentukan tindakan apa yang akan dihasilkan dalam deposito atau penarikan untuk setiap individu tersebut. Untuk membangun hubungan, kita harus belajar apa yang penting bagi orang lain dan membuatnya penting sepenting diri kita, bagaikan orang lain adalah kita. Mengerti orang lain secara mendalam sebagai individu dan kemudian memperlakukannya dalam hal pengertian itu. 2. Mengurus hal kecil yang membuat sesuatu yang besar bagi hubungan. 3. Jagalah komitmen menciderai janji adalah penarikan besar. 4. Jelaskan harapan. Penyebab dari semua kesulitan hubungan yang besar berakar pada bermuka dua (ambigu), konflik harapan seputar aturan dan sasaran, perlu perjelas harapan.
8

Membuat investasi waktu dan upaya di awal akan menghemat waktu, upaya, dan penarikan besar di kemudian. 5. Perlihatkan integritas pribadimu. Kekurangan integritas bisa meruntuhkan hampir sebagian upaya untuk menciptakan suatu cadangan kepercayaan tinggi. Kejujuran memerlukan penyesuaian perkataan kita pada realitas. Integritas memerlukan penyesuaian realitas terhadap perkataan, penjagaan janji dan pemenuhan harapan kita. Kunci dari banyak hal adalah satu, khususnya satu test kesabaran dan humor yang baik dari hal banyak. Bagaimana kamu memperlakukan satu pengungkapan (rahasia), bagaimana kamu bisa menghormati yang banyak, karena setiap orang adalah hakekatnya sama. 6. Memaafkan secara tulus ketika kamu membuat suatu penarikan. Permaafan yang tulus adalah cadangan, tetapi permintaan maaf yang berulang diinterprestasikan sebagai ketidak-tulusan, menghasilkan penarikan.

Paradigma saling ketergantungan mencakup Kebiasaan sekunder 4, 5 dan 6

yang

merupakan orientasi kepribadian dengan keunggulan publik dari kerja tim, kerjasama dan Komunikasi. Kebiasaan sekunder 4, 5 dan 6 meliputi :

4.

Mentalitas berkelimpahan - berpikir menang atau menang atau kepemimpinan

antar pribadi.

Sasaran bergantung kepada hubungan dan kerjasama dengan lainnya, maka semua perlu bagian yang adil dan menguntungkan. Kemampuan mentalitas atau kapasitas mental yang diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan berpikir menang atau menang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Mentalitas berlimpah akan menghasilkan karakter kepribadian berprinsip. Prinsiplah yang menjadi sumber

keberlimpahan, kemakmuran dan keamanan. Kalau dikaitkan dengan kecerdasan EQ, tingkat kecerdasan yang tinggi akan mampu memproduksi kebahagian di dalam sehingga berkuranglah tingkat dependensinya terhadap sumber kebahagian dari luar . Semakin kuat orang memegang principle-centered (berpusat pada prinsip hidup), semakin mudah

orang tersebut mengalirkan rasa cinta/penghargaan kepada orang lain. Oleh karena itu dikatakan, mentalitas berlimpah akan menghasilkan profit dan power. Sebaliknya pada level aktualisasi yang rendah akan menghasilkan kebiasaan hidup talang bocor berupa mentalitas kerdil (scarcity) di mana orang merasa kurang dengan dirinya. Rasa bahagia, rasa aman, dan rasa makmur tidak mampu diciptakan oleh dirinya melainkan merasa harus bergantung kepada orang lain sehingga tidak mudah memberi maaf atas kesalahan apapun yang dilakukan oleh mereka. Kita/teman kita yang bermentalitas kerdil akan mudah bentrok walaupun pemicunya berupa masalah kecil padahal cukup diselesaikan dengan memaafkan sedikit. Contoh : 1. Tidak berpikir egois ( berpikir menang / kalah ) 2. Slalu bisa Berbagi informasi, pengakuan, dan imbalan. 3. Slalu berusaha mencapai keuntungan bersama yang didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi 5. Keberanian - Berusaha mengerti dulu, baru minta dimengerti

Komunikasi adalah bagian penting, dan seperti analogi diagnosis dulu sebelum memberikan resep Kemampuan keberanian apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan efektif berupa memahami lebih dulu baru akan dipahami. Memahami lebih dulu membutuhkan keberanian dengan pertimbangan. Dikatakan efektif karena memahami lebih dulu akan (biasanya) membuat kita dipahami lebih dulu. Memahami lebih dulu adalah membuka talang yang macet atau kalau dipinjamkan dari istilah lain, memahami lebih dulu adalah kebiasaan empati, bukan simpati. Sebaliknya keberanian yang tidak diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup tidak efektif berupa keinginan untuk dipahami lebih dulu baru akan memahami. Jika dikembalikan ke kehidupan kita, akar dari sebab persoalan besar adalah dasar berkomunikasi yang ingin dipahami lebih dulu. Semua orang memang secara alami ingin dipahami lebih dulu.

10

Contoh : 1. Dapat Memahami lebih dulu, karena dapat memahami adalah yang membutuhkan keberanian dengan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu. 2. Slalu mendengarkan dengan seksama, untuk dapat memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, agar kita dapat memulai

komunikasi sejati dan membangun hubungan. Karena Kalau orang lain merasa dipahami, mereka akan merasa ditegaskan dan

dihargai,sehingga

mau membuka diri, dan peluang untuk berbicara

secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. 6. Sinergistik prinsip kerjasama yang kreatif. Kekuatan kerjasama lebih besar dari upaya per bagiannya, jadi galilah potensi dan kebaikan konstribusi orang lain. Kemampuan kreativitas apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup efektif berupa terciptanya keunggulan sinergis dari perbedaan atau persamaan. Keunggulan sinergis adalah manifestasi kesadaran misi dan tidak dapat diraih dengan pendewaan posisi. Salah satu karakteristik keunggulan sinergis adalah terciptanya saluran komunikasi di antara respectful minds yang berinteraksi untuk menemukan kompromi dan kerjasama. Kenyataan seringkali mengajarkan bahwa pada akhirnya, kerjasasama yang diolah dengan kreativitas akan menang melebihi

confrontation. Contoh :

1. Menjalin Komunikasi Sinergis


Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hati kita untuk menuju kemungkinan baru. Seperti saat kita melepaskan bisikan memulai awal di pikiran, tetapi nyatanya dipenuhi oleh sasaran dan penemuan yang lebih baik.

2. Sinergi dalam Ruang Kelas


Suatu kelas sinergis bergerak dari suatu lingkungan yang tenang kekeadaan ber-ungkapan pendapat (brainstorming). Spirit evaluasi menjadi bawahannya spirit jejaring kreativitas, angan-angan dan intelektual. Kemudian kelas sepenuhnya ditransformasikan dengan
11

kegairahan dari arah baru. Ini bukan terbang dengan khayalan, namun hal pokok. Di waktu lain, pada suatu kelas mungkin dikenalkan bentuk sinergi, namun didorong menuju kekacauan. Sinergi membutuhkan persenyawaan yang benar dan kedewasaan emosi dalam kelompok untuk berkembang.

3. Menghargai Perbedaan
sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan psikologis diantara orang-orang. Kunci untuk menghargai perbedaan itu adalah menyadarkan bahwa semua orang memandang dunia, tidak

sebagaimana adanya. namun sebagaimana mereka melihat perbedaan dalam memandang. 7. Asahlah Gergaji merupakan prinsip keseimbangan pembaharuan diri, sehingga kebiasaan baik lainnya bisa tumbuh dan berkembang. Kebiasaan mengasah gergaji dihasilkan dari kemampuan pembaruan-diri yang diaktualkan secara optimal. Dikatakan kebiasaan efektif karena dengan terus mengasah gergaji ( pengembangan diri ) dapat mengurangi kemungkinan yang menyebabkan kegagalan atau kelambanan menyelesaikan masalah akibat perubahan keadaan. Seperti dikatan, siksaan paling berat yang kita rasakan adalah ketidaktahuan ( kebodohan ). Pembaharuan adalah inovasi, improvisasi, pembelajaran, atau merenovasi. Sebaliknya, kemampuan pembaruan yang tidak diaktualkan secara optimal akan membuat kita terperosok dalam sistem hidup yang tertutup, gaya hidup yang gelap, dan buntu. Tak pelak lagi sistem dan gaya hidup demikian hanya akan mewariksakan ketertinggalan dari kemajuan zaman, mentalitas kerdil dan kebodohan akan perkembangan informasi. Contoh : 1. Dimensi Fisik Dimensi fisik menyangkut merawat tubuh , makan makanan sehat, cukup istirahat, santai, dan berolah raga secara teratur. Jika kita tidak punya program olah raga teratur, pada akhirnya kita akan membiarkan masalah

12

kesehatan muncul. Keuntungan terbesar dari merawat diri sendiri adalah pengembangan otot. 2. Dimensi Spiritual Dimensi spiritual adalah pusat, komitmen untuk sistem nilai. Ia

tergambar di atas sumber yang menginspirasi dan mengangkat serta mengikat pada kebenaran manusia yang abadi. Ketika kita meluangkan waktu untuk menggambarkan pusat kepemimpinan dari hidup kita, apa yang menjadi pokok kehidupan, itu akan mengembang bagaikan payung yang menaungi apapun di bawahnya. Inilah mengapa suatu pernyataan misi pribadi begitu penting. 3. Dimensi Mental Adalah penting untuk menjaga ketajaman pikiran dengan membaca, menulis, mengelola dan merencanakan sesuatu. Kumandangkan dan perlihatkan diri kita terhadap pemikiran-pemikiran yang besar.contohnya adalah TV,TV adalah hambatan terbesar dari pembaharuan mental.

Banyak dari program TV adalah pemborosan waktu. Setiap hari kita harus membuat komitmen paling sedikit satu jam untuk memperbaharui dalam tiga dimensi : fisik, mental, spiritual. Latihan ini adalah sebuah Kemenangan Pribadi Harian. 4. Dimensi Sosial/emosional Dimensi fisik, spiritual dan mental dekat hubungannya dengan kebiasaan 1, 2 dan 3 : visi pribadi, kepemimpinan dan manajemen. Dimensi sosial/ emosional memfokuskan pada kebiasaan 4, 5 dan 6: prinsip kepemimpinan pribadi, komunikasi empati dan kerjasama kreatif. Kehidupan emosional kita adalah pertama yang dikembangkan dan dimuat dalam hubungan dengan yang lain. Pembaharuan dimensi sosial/ emosional memerlukan perhatian dan latihan dalam interaksi kita dengan orang lain.

13

You might also like