You are on page 1of 16

Selasa, 07 Februari 2012

CARA MEMBUAT BAHAN AJAR BERUPA MODUL


00:55 Aina Mulyana No comments Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Pengertian Modul Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk self- instruction, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain. Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran. Batasan modul pada buku pedoman penyusunan modul (Cece Wijaya 1992:96), yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan: Tujuan-tujuan intruksional umum. Tujuan-tujuan intruksional khusus. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas. Peranan guru dalam proses belajar mengajar. Alat dan sumber yang akan dipakai. Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini. Hal di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh B. Suryosubroto (1983 :17), bahwa modul adalah sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan belajar. Dan satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi. 2. Komponen - Komponen Modul Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul, adalah sebagai berikut:

1.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

a.

1) 2) 3) 4) b.

c.

d.

e.

f.

1. a. 1) 2) 3) b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Pedoman guru Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang: Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu. Alat-alat pelajaran yang harus digunakan. Petunjuk-petunjuk evaluasi. Lembar kegiatan siswa Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya. Lembar kerja Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan. Kunci lembaran kerja Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya. Lembaran tes Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut. Kunci lembaran tes Kunci lembaran tes sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan. Sedangkan penjelasan komponen-komponen modul menurut Cece Wijaya, (1992 :97) adalah sebagai berikut: Petunjuk guru Umum, berisikan: Fungsi modul serta kedudukannya dalam kesatuan program pengajaran. Kemampuan khusus yang perlu dikuasai terlebih dahulu sebagai prasyarat. Penjelasan singkat tentang istilah-istilah. Khusus, berisi: Topik yang dikembangkan dalam modul. Kelas yang bersangkutan. Waktu yang diperlukan untuk modul itu. Tujuan intruksional. Pokok-pokok materi yang perlu dibahas. Prosedur pengerjaan modul, kegiatan guru dan murid, serta alat yang dipergunakan. Penilaian: prosedur dan alatnya.

2. Lembaran kegiatan siswa, berisi: a. Petunjuk untuk murid mengenai topik yang akan dibahas, pengarahan umum, dan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya.

b. Tujuan pelajaran, yaitu yang berupa tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dengan modul yang bersangkutan. c. Pokok-pokok materi dan rinciannya. d. Alat-alat pelajaran yang dipergunakan, dan e. Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang harus ditempuh, yang biberikan secara terinci dan berkelanjutan diselingi dengan pelaksanaan kegiatan. 3. Lembar kerja siswa Berisi tugas-tugas atau persoalan-persoalan yang harus dikerjakan oleh murid setelah mempelajari kegiatan murid. 4. Kunci jawaban untuk lembaran kerja siswa Berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh murid pada waktu melaksanakan kegiatan belajar dengan mempergunakan lembaran kerja. Dengan kunci jawaban ini, anak dapat mengoreksi sendiri apakah pekerjaannya telah diselesaikan dengan baik atau tidak. 5. Lembaran tes Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut. 6. Kunci jawaban untuk lembaran tes Berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran penilaian, ialah untuk digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam modul Cece Wijaya (1992:99) adalah sebagai berikut: 1. Petunjuk untuk guru a. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. b. Penjelasan tentang cara menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efisien. c. Penjelasan tentang materi pelajaran yang akan disajikan dan strategi belajarnya. d. Waktu yang disediakan untuk mempelajari materi modul. e. Alat-alat dan bahan pelajaran serta sumber-sumber yang harus digunakan, dan f. Prosedur penilaian, jenis, cara/alat, dan materi penilaian yang digunakan. 2. Kegiatan siswa a. Pendahuluan. Pada bagian ini dicantumkan jadwal modul lainnya dan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Di samping itu, memuat tujuan yang dicapai dan materi yang akan dipelajari oleh siswa. b. Petunjuk belajar. Pada bagian ini, akan diuraikan apa-apa atau urutan langkah yang harus dikerjakan siswa dalam menggunakan modul. c. Kegiatan belajar. Pada bagian ini, terdiri dari beberapa kegiatan masing-masing kegiatan memuat tujuan yang akan dicapai. Materi pokok yang akan dipelajari dan uraian materinya. Pada akhir uraian materi pelajaran, disajikan tugas atau masalah yang harus dipecahkan maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Tugas-tugas ini, diberikan agar siswa dapat menilai hasil belajarnya sendiri. d. Kunci tugas. Kunci tugas disediakan pada akhir kegiatan siswa dengan harapan agar siswa dapat dengan segera mengetahui apakah tugas-tugas yang dikerjakannya benar. 3. Tes akhir modul

Setiap modul dilengkapi dengan tes akhir modul. Dari hasil tes siswa, guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah tercapai atau belum. Cakupan tes akhir modul antara lain dapat mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik 4. Kunci tes akhir modul Kunci tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kunci tes ini, hanya dipegang oleh guru yang senantiasa dijaga kerahasiaannya. 3. Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut B. Suryosubroto (1983:18), ialah agar: a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif. b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri. c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru. d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan. e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar. f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir. g. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep Mastery Learning suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut. Jadi, jelaslah bahwa pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu. 4. Modul Langkah-langkah penyusunan modul Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkahlangkah seperti berikut: 1. Menyusun kerangka modul a. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut. b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi. c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional khusus bisa dicapai. d. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional khusus. e. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional. f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid. g. Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan. h. Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan modul itu.

2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes. Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur. 2. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu. 3. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour). 4. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga. 5. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri. 6. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuantujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul. 7. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya. Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik dan bahan pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang akan dikembangkan menjadi modul. Baru sebagai langkah kedua, dirumuskan tujuan-tujuan modul yang berkenaan dengan bahan yang perlu dikuasai itu. Sumber Bacaan: Cece Wijaya (1992), Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, B. Suryosubroto. (1983) Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara, Departemen Pendidikan Nasional (2002), Teknik Belajar dengan Modul, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah S. Nasution, (1987) Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara Posted in: Modul

Sabtu, 12 Juni 2010


TEKNIK PENULISAN MODUL
TEKNIK PENULISAN MODUL Terdapat empat pertanyaan yang dapat mengarahkan penulisan modul, yaitu sebagai berikut. 1. Apakah yang akan dicapai dengan pembelajaran melalui modul? 2. Kegiatan apa yang akan dilakukan oleh pebelajar untuk mencapainya? 3. Bagaimana hasil dan efektivitas pembelajaran melalui modul tersebut dievaluasi? 4. Berdasarkan evaluasi tersebut, bagaimana pembelajaran melalui modul tersebut akan diperbaiki? Keempat pertanyaan tersebut menjiwai langkah-langkah pengembangan modul. Dalam penulisan modul dijabarkan dalam tujuh pertanyaan penting sebagai berikut. 1. Siapa pebelajar modul ini? 2. Apa maksud dan tujuan modul? 3. Apa materi pelajaran dalam modul? 4. Bagaimana struktur materi pelajaran akan diurutkan dalam modul? 5. Metoda dan media pengajaran apa yang akan digunakan? 6. Bagaimana pembelajaran akan dinilai? 7. Bagaimana pembelajaran akan dievaluasi dan diperbaiki? A. Karakteristik Pebelajar (Pengguna Modul) Karakteristik pebelajar yang akan mempelajari modul dapat dilihat berdasarkan empat karakteristik berikut. 1. Demografik. Karakteristik demografik meliputi banyaknya peserta yang akan mempelajari modul yang akan kita kembangkan. Rentang usia, status perkawinan, status pekerjaan, jenis pekerjaan, dan tempat tinggal peserta merupakan karakteristik yang perlu diketahui untuk pengembangan modul. 2. Motivasi. Untuk mempelajari motivasi pembelajar perlu diketahui alasan mereka mengikuti pembelajaran, kaitan materi isi pelajaran dengan pekerjaan mereka, alasan memilih pembelajaran swaajar, harapan mereka setelah mengikuti pembelajaran, dan keinginan serta ketakutan mereka dalam pembelajaran. 3. Faktor yang terkait dengan kegiatan belajar. Adapun yang termasuk faktor ini ialah kecerdasan dan kemampuan belajar peserta pembelajaran. Selain itu, termasuk kedalam faktor ini ialah pengalaman belajar mandiri, tingkat pendidikan sebelumnya, dan ketersediaan waktu serta fasilitas untuk belajar. 4. Latar Belakang terkait isi pelajaran. Termasuk kedalam faktor ini ialah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dikuasai yang terkait dengan isi pelajaran yang akan diikuti. B. Maksud dan Tujuan Pembelajaran Maksud merupakan pernyataan mengenai pembelajaran yang diha- rapkan meliputi apa yang akan dicapai, bagaimana mencapainya, dan bagaimana menilai ketercapaiannya. Tujuan pembelajaran ialah pernyataan mengenai kemampuan peserta belajar yang dapat dicapai setelah

pembela- jaran. Tujuan pembelajaran berguna untuk (1) mengkomunikasikan yang akan dituju dari proses pembelajaran, terutama kepada peserta belajar, (2) membantu mengidentifikasi isi pelajaran dan bagaimana isi pelajaran tersebut diurutkan, (3) membantu memutuskan media apa yang cocok untuk menyampaikan isi pelajaran, (4) membantu merumuskan cara menilai ketercapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat dikategorikan dalam tiga ranah sebagai berikut: 1. Pengetahuan. Tujuan pembelajaran jenis ini terkait dengan rumusan untuk memperlihatkan pengetahuan yang diperoleh peserta belajar dari pembelajaran yang diikuti. Misalnya: Setelah mengikuti pelatihan ini kepala sekolah dapat menjelaskan langkah-langkah persiapan rapat. 2. Keterampilan. Keterampilan dapat berupa intelektual, fisikal, atau sosial. Tujuan pembelajaran pada jenis ini merupakan rumusan untuk memperlihatkan bagaimana peserta belajar melaksanakan sesuatu yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya: Setelah mengikuti pelatihan ini kepala sekolah dapat menyelenggarakan rapat yang bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan Pemkab/ Kota mengenai sarana parasana sekolah kepada para guru. 3. Sikap. Sikap terkait dengan perasaan dan kecenderungan perilaku. Tujuan pembelajaran pada jenis ini merupakan rumusan untuk memperlihatkan pembentukan sikap pada peserta belajar yang menjadi tujuan pembelajaran. C. Identifikasi Isi Bahan Ajar Isi bahan ajar meliputi uraian mengenai topik-topik utama, konsep, dan prinsip. Isi bahan ajar dapat diidentifikasi baik berdasarkan pendekatan yang berorientasi pada subyek pengajaran maupun pendekatan yang berorientasi pada peserta belajar. Berdasarkan pendekatan yang beorientasi pada subyek pengajaran, isi bahan ajar dapat diidentifikasi melalui cara-cara berikut. 1. Mempelajari silabus yang relevan dengan pembelajaran yang akan dikembangkan. 2. Me-review pengetahuan yang dikuasai mengenai topik yang akan ditulis- kan ke dalam modul. 3. Mendiskusikan dengan pakar yang menguasai subyek materi yang akan dikembangkan ke dalam bentuk modul. 4. Menganalisis topik yang serupa yang sudah ditawarkan pihak lain. 5. Mempelajari buku teks yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dituangkan dalam bentuk modul. 6. Mengidentifikasi dan menganalisis konsep kunci pada subyek yang akan diajarkan melalui modul. Berdasarkan pendekatan yang berorientasi kepada peserta belajar, isi bahan ajar dapat diidentifikasi melalui cara-cara berikut. 1. Memantapkan dan menganalisis maksud dan tujuan pembelajaran. 2. Menanyakan kepada calon peserta pembelajaran mengenai topik atau kompetensi yang mereka ingin pelajari. 3. Mendiskusikan dengan calon peserta pembelajaran mengenai pengetahuan dan pengalaman dalam materi subyek yang akan dipelajari melalui modul. 4. Memikirkan kegiatan belajar yang secara logis harus dilakukan oleh pebelajar untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dalam subyek yang akan diajarkan melalui modul. 5. Menganalisis pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditunjukkan oleh seorang yang terkenal ahli dalam bidang yang terkait dengan materi subyek yang akan diajarkan melalui modul. 6. Mendaftarkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi orang dalam mempera- gakan kompetensi

yang terkait dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai melalui modul. 7. Mempelajari laporan kinerja peserta belajar yang terkait dengan kompe- tensi yang akan dicapai melalui pembelajaran mandiri dengan menggunakan modul. D. Struktur Materi Pelajaran Materi palajaran yang telah diidentifikasi baik melalui pendekatan yang berorientasi pada subyek pelajaran maupun pendekatan yang berorien- tasi pada peserta belajar, akan membantu bila disajikan dalam struktur dan urutan yang sistematis. Beberapa model pengurutan isi bahan yang dapat diterapkan untuk kepentingan penulisan modul adalah sebagai berikut: 1. Urutan Berdasarkan Topik. Pengurutan isi bahan ajar berdasarkan urutan logis topik ke topik merupakan pilihan urutan isi bahan ajar yang paling biasa dilakukan oleh penulis modul. 2. Urutan Kronologis. Mengurutkan bahan ajar berdasarkan kronologis waktu cocok untuk isi bahan ajar mengenai perkembangan dari waktu ke waktu. 3. Urutan Tempat. Hampir sama dengan urutan kronologis, pada urutan tempat isi bahan ajar diurutkan berdasarkan tempat. Misalnya, untuk menyajikan isi bahan ajar yang membahas tubuh manusia, isi bahan ajar dapat diurutkan mulai dari kepala sampai ujung kaki. 4. Lingkaran Sepusat. Pengurutan isi bahan ajar sedemikian sehingga isi bahan ajar yang pertama dibahas merupakan bagian dari isi bahan ajar yang dibahas berikutnya. Misalnya, isi bahan ajar mengenai peranan pengawas sekolah dimulai dari peranan pengawas di tingkat sekolah, kemudian dilanjutkan dengan peranan pengawas sekolah pada tingkat kecamatan, kemudian kabupaten/ kota, provinsi, dan seterusnya. 5. Urutan Sebab-Akibat. Isi bahan ajar disajikan berdasarkan rantai sebab akibat sehingga bila peserta belajar sampai pada akhir isi bahan ajar, peserta belajar tersebut akan menguasai akibat akhir dari sebab-sebab yang mengakibatkannya. 6. Struktur Logis. Isi bahan ajar disajikan berdasarkan struktur logis dari subyek keilmuan yang terkait dengan isi bahan ajar tersebut. Misalnya, dalam aritmetika, topik mengenai perkalian tidak akan disajikan bilamana belum dibahas mengenai topik penambahan. 7. Urutan Berpusat Pada Masalah. Jika isi bahan ajar didasarkan pada penyelesaian terhadap suatu masalah maka urutan penyajian isi bahan ajar tersebut akan mengikuti kesesuaian dengan urutan langkah penyelesaian masalah tersebut. 8. Urutan Spiral. Pada urutan ini peserta belajar akan mengulang dan mengulang sebuah topik meskipun makin lama makin rumit. Urutan seprti ini biasanya digunakan untuk mengajarkan suatu topik yang memerlukan pemahaman yang berjenjang dalam tingkat kesulitan. Model urutan pembelajaran yang dipilih perlu mempertimbangkan karakteristik peserta belajar dan karakteristik subyek keilmuan dari isi bahan ajar tersebut. E. Struktur Penulisan Modul Penstrukturan modul bertujuan untuk memudahkan peserta belajar mempelajari materi. Satu modul dibuat untuk mengajarkan suatu materi yang spesifik supaya peserta belajar mencapai kompetetensi tertentu. Struktur penulisan suatu modul sering dibagi menjadi tiga bagian, seperti terlihat pada bagan berikut. BAGIAN PEMBUKA 1. Judul Judul modul perlu menarik dan memberi gambaran tentang materi yang dibahas. Misalnya, modul tentang Rapat dapat dibuat menarik dan mencerminkan isi materi dengan judul modul

Merencanakan dan Melaksanakan Rapat yang Efektif. 2. Daftar isi Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam modul. Pembelajar dapat melihat secara keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam modul. Daftar isi juga mencantumkan nomor halaman untuk memudahkan pembelajar menemukan topik. 3. Peta Informasi Modul perlu menyertakan peta Informasi. Pada daftar isi akan terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antar topik tersebut. Pada peta informasi akan diperlihatkan kaitan antar topik-topik dalam modul. Peta informasi yang disajikan dalam modul dapat saja menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Misalkan modul mengenai penyelenggaraan rapat yang diperuntukkan bagi para kepala sekolah. Peta informasi yang muncul pada modul ialah sebagaimana gambar berikut. Gambar 4.1. Contoh Peta Informasi Penyelenggaraan Rapat Penulis modul perlu memutuskan bentuk peta informasi seperti apa yang cocok menjelaskan keterkaitan materi topik dalam modul. Misalnya; linear, hierarkis, atau bentuk laba-laba. 4. Daftar Tujuan Kompetensi Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk mengetahui pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah menyelesaikan pelajaran. Misalnya salah satu tujuan yang terdapat dalam modul Merencanakan dan Melaksanakan Rapat yang Efektif adalah agar: Peserta belajar dapat menguasai pelaksanaan rapat untuk menghimpun pendapat dari peserta rapat. 5. Tes Awal Pembelajar perlu diberi tahu keterampilan atau pengetahuan awal apa saja yang diperlukan untuk dapat menguasai materi dalam modul. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pre-tes. Pretes bertujuan untuk memeriksa apakah pembelajar telah menguasai materi prasyarat untuk mempelajari materi modul. BAGIAN INTI 1. Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk; (1) memberikan gambaran umum mengenai isi materi modul; (2) meyakinkan pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka; (3) meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang akan dipelajari; (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari; (5) memberikan petunjuk bagaimana memelajari materi yang akan disajikan. Dalam pendahuluan dapat saja disajikan peta informasi mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan dicapai setelah mempelajari modul. 2. Hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang perlu dipelajari tersedia dalam modul. Namun demikian, bila tujuan kompetensi menghendaki pebelajar mempelajari

materi untuk memperluas wawasan berdasarkan materi di luar modul maka pembelajar perlu diberi arahan materi apa, dari mana, dan bagaimana mengkasesnya. Bila materi tersebut tersedia pada buku teks maka arahan tersebut dapat diberikan dengan menuliskan judul dan pengarang buku teks tersebut. 3. Uraian Materi Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran. Apabila materi yang akan dituangkan cukup luas, maka dapat dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman. Adapun sistematikanya misalnya sebagai berikut. Kegiatan Belajar 1 Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenis Rapat A. Tujuan Kompetensi B. Uraian Materi C. Tes Formatif D. Tugas E. Rangkuman Kegiatan Belajar 2 Perencanaan Rapat yang Efektif A. Tujuan Kompetensi B. Uraian Materi C. Tes Formatif D. Tugas E. Rangkuman dst. Di dalam uraian materi setian Kegiatan Belajar, baik susunan dan penempatan naskah, gambar, mapun ilustrasi diatur sedemikian rupa sehingga informasi mudah mengerti. Organisasikan antarbab, antarunit dan antarparagraf dengan susunan dan alur yang memudahkan pembelajar memahaminya. Organisasi antara judul, sub judul dan uraian yang mudah diikuti oleh pembelajar. Pemberian judul atau penjudulan merupakan alat bantu bagi pembaca modul untuk mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis. Penjudulan membantu pembelajar untuk menemukan bagian dari teks yang ingin dipelajari, memberi tanda awal dan akhir suatu topik, memberi kesan bahwa topik-topik terkelompok dalam topik yang lebih besar, memberi ciri topik yang penting yang memerlukan pembahasan panjang dengan melihat banyak halaman untuk membahas topik tersebut. Struktur penjudulan mencerminkan struktur materi yang dikembangkan oleh penulis modul. Penjenjangan atau hierarki sebaiknya tidak lebih dari tiga jenjang. Lebih dari tiga jenjang akan menyulitkan pembaca untuk memahami penjenjangan tersebut. Penjudulan untuk setiap jenjang sebaiknya dituliskan dalam bentuk huruf berbeda. Misalnya:

A. JUDUL 1. Sub Judul a. Anak Judul (Sub dari sub judul) 4. Penugasan Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa yang diharapkan setelah mempelajari modul. Jika pembelajar diharapkan untuk dapat menghafal sesuatu, dalam penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas. Jika pembelajar diharapkan menghubungkan materi yang dipelajari pada modul dengan pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara eksplisit. Penugasan juga menunjuk- kan kepada pebelajar bagian mana dalam modul yang merupakan bagian penting. 5. Rangkuman Rangkuman merupakan bagian dalam modul yang menelaah hal-hal pokok dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada bagan akhir modul.

BAGIAN PENUTUP: 1. Glossary atau daftar isitilah Glossary berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam modul. Definisi tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajari. 2. Tes Akhir Tes-akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan setelah mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes-akhir ialah bahwa tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu sekitar 20% dari waktu mempelajari modul. Jadi, jika suatu modul dapat diselesaikan dalam tiga jam maka tes-akhir harus dapat dikerjakan oleh peserta belajar dalam waktu sekitar setengah jam. 3. Indeks Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di mana istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam modul supaya pembelajar mudah menemukan topik yang ingin dipelajari. Indeks perlu mengandung kata kunci yang kemungkinan pembelajar akan mencarinya. Posted by Muh_Rosyid at Sabtu, Juni 12, 2010 Labels: DIKLAT, KABAR BARU, PENDIDIKAN, STIE-PUTRA-BANGSA, UT

Posts Tagged cara menyusun modul

Langkah-Langkah Mengembangkan Bahan Ajar


Posted by Darwis Suryantoro on October 12, 2011

Tata Cara Pengembangan Modul sebagai Bahan Ajar

Metode Penyusunan Modul untuk Bahan Ajar


Silakan download presentasi DI SINI untuk keterangan lebih lanjut (lengkap) mengenai bahan, gambar, bagan alir, langkah, pengembangan bahan ajar. Bahan ajar dapat didefinisikan sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Pengertian bahan ajar yang lain yaitu: bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar juga dapat diartikan sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bentuk-bentuk bahan ajar dapat berupa: Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, Audio Visual seperti: video/film,VCD Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH Visual: foto, gambar, model/maket. Multi Media: CD interaktif, Computer Based, Internet Untuk cara penyusunan peta bahan ajar dapat didownload di sini. File download tersebut juga memuat gambar alur prosedur analisis penyusunan bahan ajar. Salah satu komponen pendukung dalam pengembangan bahan ajar yaitu lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa atau student work sheet ialah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas.

Tugas yang diberikan kepada siswa dapat Langkah-langkah penulisan LKS adalah sebagai berikut:

berupa

teori

maupun

praktik.

Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator dan materi pembelajaran. Menyusun peta kebutuhan LKS Menentukan judul LKS Menulis LKS Menentukan alat penilaian Struktur Lembar Kerja Siswa secara umum adalah sebagai berikut:

judul, mata pelajaran, semester, tempat petunjuk belajar kompetensi yang akan dicapai indikator informasi pendukung tugas-tugas dan langkah-langkah kerja penilaian

Apa perbedaan bahan ajar dan buku teks? Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar (KBM), sementara buku teks adalah sumber informasi yang disusun dengan urutan atau struktur berdasar bidang ilmu tertentu. Untuk perbedaan lebih lanjut, CIRI-CIRI BAHAN AJAR:

Menimbulkan minat baca Ditulis dan dirancang untuk siswa Menjelaskan tujuan instruksional Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih Mengakomodasi kesulitan siswa Memberikan rangkuman

Gaya penulisan komunikatif dan semi formal Kepadatan berdasar kebutuhan siswa Dikemas untuk proses instruksional Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.

CIRI-CIRI BUKU TEKS:


Mengasumsikan minat dari pembaca Ditulis untuk pembaca (guru, dosen) Dirancang untuk dipasarkan secara luas Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional Disusun secara linear Stuktur berdasar logika bidang ilmu Belum tentu memberikan latihan Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa Belum tentu memberikan rangkuman Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif Sangat padat Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca.

Jenis-jenis bahan ajar meliputi:


Lembar informasi (information sheet) Operation sheet Jobsheet Worksheet Handout Modul

Pengertian Modul. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dari sisi kebahasaannya, modul disusun secara sederhana sesuai dengan level berpikir anak SMK atau input SMK (dapat juga untuk level SMP, MTs, MA, SMA). Modul digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing indivisu secara efektif dan efisien. Modul juga memiliki karakteristik stand alone yaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain. Penyusunan modul dirancang bersahabat dengan pemakai, membantu kemudahan pengguna untuk diakses atau direspon. Ciri-ciri modul sebagai bahan ajar antara lain:

modul harus mampu membelajarkan diri sendiri (self learning) tujuan awal dan tujuan akhir modul harus jelas dan dirumuskan secara terukur materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, terseda contoh-contoh dan ilustrasi yang jelas tersedianya soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya materi up to date dan kontekstual bahasa sederhana, lugas, dan komunikatif terdapat rangkuman materi pembelajaran tersedia instrumen penilaian yang memungkinkan siswa melakukan self assessment mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat (feedback) adanya informasi tentang rujukan, pengayaan, referensi yang mendukung materi modul digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis semata

Di bawah ini adalah tujuan penulisan modul, antara lain: 1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. 2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya gerak indera, baik siswa atau peserta diklat juga guru dan instruktur. 3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi seperti: meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, memungkinkan murid dapat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, memungkinkan siswa atau peserta didik untuk dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. Dalam file presentasi (silakan download pada link di atas) juga dijelaskan tentang: 1. Kaidah penulisan modul. 2. Karakteristik modul yang meliputi self instructional, self contained, stand alone, adaptif, user friendly, konsistensi, dan format-formatnya. 3. Kerangka modul. 4. Prosedur penyusunan modul. 5. Kiat-kiat menyusun modul. 6. Diagram pencapaian kompetensi. 7. Menyusun tes formatif/ tugas.

Demikianlah materi tentang penyusunan bahan ajar. Posted in Education | Tagged: apa itu bahan ajar, cara menyusun modul, cara menyusun modul pelajaran, cara penyusunan peta bahan ajar, definisi bahan ajar, langkah pengembangan bahan ajar, pengertian bahan ajar, prosedur pembuatan modul, tujuan penulisan modul | 1 Comment

You might also like