You are on page 1of 15

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA.

Disusun oleh: Deswati Linda Herdis

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS IBNU KHALDUN BOGOR

2009/2010
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dzat yang Maha Mengetahui, Maha Pemberi , Yang telah mengajarkan Alquran. Cahaya di atas cahaya, Yang memberikan cahayaNYA kepada yang dikehendakiNYA. Semoga kita selalu mendapatkan cahaya dan Taufiq-NYA. Amiin Alhamdulillahi RobbilAlamiin Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadhiratNYA. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Al-Amiin Rasulullah Muhammad saw. Pembawa Ilmu pengetahuan dan tabligh Al-quran kepada ummat sekalian. Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu, Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA. Yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah guna mendapatkan pemahaman yang luas, mendalam dan komprehensif khususnya dalam materi Ruang Lingkup Pendidikan insya Allah Dan terima kasih kepada teman-teman yang mensupport dengan segala perhatian, dukungan, saran dan masukan serta analisa dari ruang lingkup pendidikan yang ada, untuk peningkatan pengetahuan dan bekal kita terjun di masyarakat kelak. Islam, menganalisa dan menyimpulkannya dan menyampaikannya disini, semoga dapat menjadikan ilmu bagi kami semua,

PENDAHULUAN Dalam ruang lingkup Pendidikan Islam dijelaskan beberapa hal, yaitu; segi sifat, corak kajian (histories dan filosofis) , dan segi komponennya yang meliputi; tujuan, kurikulum, proses belajar-mengajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan pra sarana, biaya dan evaluasi. Proses tarbiyah (pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi baru dengan segala crri-cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses tarbiyah. Melalui proses tarbiyah inilah, Allah SWT telah menampilkan peribadi muslim yang merupakan uswah dan qudwah melalui Muhammad SAW. Peribadinya merupakan manifestasi dan jelmaan dari segala nilai dan norma ajaran Al-Quran dan sunah Rasulullah.

Asyyahid Sayyid Qutb telah merumuskan tiga faktor pendidikan bagi anak. Pertama, Al-Quran sebagai sumber pembentukan yang satu-satunya. Natijah dari keaslian sumber ini ialah lahirnya generasi yang serba murni hati, akal, tasawwuf dan perasaan yang ikhlas. Kedua, membaca dan mempelajari Al-Quran dengan maksud untuk melaksanakan perintah Allah dengan serta merta sebaik sahaja didengar dan difahami. Dan ketiga, pengislaman yang sama sekali mengakhiri kejahilan silam dan memisahkan dari kejahilan sekitarnya. Selain ruang lingkup dari tiga segi tersebut diatas,lingkup materi pendidikan Islam secara lengkap dikemukakan oleh Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya Fikih Pendidikan, bahwa pendidikan Islam melingkupi: (1) Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah), (2) Pendidikan moral/akhlak ((Tarbiyatul khuluqiyah), (3) Pendidikan jasmani (Tarbiyatul jasmaniyah), (4) Pendidikan rasio (Tarbiyatul aqliyah), (5) Pendidikan kejiwaan/hati nurani (Tarbiyatulnafsiyah), (6) Pendidikan sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul

ijtimaiyah),

dan

(7)

Pendidikan

seksual

(Tarbiyatul

Syahwaniyah).

Pertama, adalah Tarbiyah Imaniyah (Pendidikan Keimanan) adalah basic pendidikan yang sangat penting diterapkan bagi anak dalam mempersiapkan diri menghadapi segala hal dan kondisi kehidupan agar menjadi manusia mukmin dan muttaqin. Dengan Pendidikan ini manusia dapat mengenal dan mengetahui hakikat dirinya dan Dzat yang menciptakannya. Keimanan adalah benteng diri dari perubahan sikap, akal, jiwa dan sosial. Menjadi filter dari yang haq dan bathil. Maka Tarbiyah ini diterapakan sejak awal kehidupan. Tarbiyah Khuluqiyah ( Pendidikan moral) atau pembentukan akhlaq agar menjadi manusia yang berakhlaq mulia mempunyai al-akhlaqul karimah atau al-akhlaqul mahmudah/fadhilah adalah aplikasi keimanan. Dan inilah tujuan pendidikan sebagaimana misi Rasulullah diutus untuk memperbaiki ahklaq. Apalagi disaat ini berbagai macam pengaruh buruk baik dari segi sosial, budaya, intelelegensi dan tekhnologi maka hendaknya pembentukan moral harus benar-benar dianalisa dalam pendidikan Islam dari berbagai segi dan pendekatannya. Maka, Tarbiyatul Khuluqiyyah (SQ learning) sebagai konsistensi seseorang bagaimana memegang nilai kebaikan dalam situasi dan kondisi apapun dia berada seperti; kejujuran, keihlasan, mengalah, senang bekerja dan berkarya, kebersihan, keberanian dalam membela yang benar, bersandar pada diri tidak pada orang lain, dan begitu juga bagaimana tata cara hidup berbangsa dan bernegara. Tarbiyah Aqliyah (IQ learning). Tarbiyah aqliyah atau sering dikenal dengan istilah pendidikan rasional (intellegence question learning) merupakan pendidikan yang mengedapan kecerdasan akal. Tujuan yang diinginkan dalam pendidikan itu adalah bagaimana mendorong anak agar bisa berfikir secara logis terhadap apa yang dlihat dan diindra oleh mereka. Input, proses, dan output pendidikan anak diorientasikan pada rasio (intellegence oriented), yakni bagaimana anak dapat membuat analisis, penalaran, dan bahkan sintesis untuk menjustifikasi suatu masalah. Misalnya melatih indra untuk membedakan hal yang di amati, mengamati terhadap hakikat apa yang di amati, mendorong anak bercita cita dalam menemukan suatu yang berguna,

dan melatih anak untuk memberikan bukti terhadap apa yang mereka simpulkan. Tarbiyyah Jismiyah (Physical learning). Yaitu segala kegiatan yang bersifat fisik untuk mengembangkan biologis anak tingkat daya tubuh sehingga mampu untuk melaksanakan tugas yang di berikan padanya baik secara individu ataupun sosial nantinya , dengan keyakinan bahwa dalam tubuh sehingga kegiatan Dalam yang sehat banyak terdapat di oleh Tarbiyah jiwa yang sehat beberapa dalam membekali mereka Nafsiyyah,


permainan dan jenis ini. dapat pendidikan diri agar

berikan

penyempmempunyai jiwa yang suci dari berbagai penyakit hati, sebagaimana dalam firman Allah swt QS. Asy-Syams: 7-10:

dan jiwa serta kepada penyempurnaannya jiwa itu (jalan) (ciptaannya). kefasikan dan Maka Allah mengilhamkan ketaqwaan.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan seungguhnya merugilah orang yang mengotorinya Pendidikan sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul ijtimaiyah) aplikasi Hablumminannas, sebagai manusia sosial yang dapat menghargai hak dan kewajiban setiap individu dan masyarakat lainnya. Demikian halnya dengan Tarbiyah Syahwaniyah merupakan pendidikan penting dalam Islam kita dapat menggunakan pendekatan preventif, dengan menanamkan nilai-nilai agama yang akan menjadi ilmu pengetahuan bagi para remaja khususnya dan manusia umumnya dalam memaknai kesucian. Oleh sebab itu maka pendidikan tidak dapat di jalankan dengan hanya mengetahui, menghapalkan saja tentang hal baik dan buruk, tapi bagaimana menjalankannya sesuai dengan nilai nilainya. Ada beberapa bagian dalam hal ini antara lain: (1) mengumpulkan mereka dalam satu kelompok yang berbeda karakter, (2) membantu mereka untuk menemukan jati dirinya dengan memberikan pelatihan, ujian, dan tempaaan, (3) membentuk kepribadian

dengan selalu menjauhi hal yang jelek dan berpegang teguh terhadap nilai kebaikan. Selanjutnya dalam makalah ini akan diuraikan ruang lingkup pendidikan hal- hal yang meliput: historis dan filosofis Pendidikan Islam, tujuan, kurikulum, proses belajar-mengajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan pra sarana, biaya dan evaluasi.

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas , karena didalamnya penuh dengan segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung. A. Historis dan Filosofis Pendidikan Islam Pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal Pendidikan Islam dimulai dari kontakkontak pribadi maupun kolektif antara mubaligh (pendidik) dengan peserta didiknya, setelah komunitas muslim daerah terbentuk di suatu daerah tersebut tentu mereka membangun tempat peribadatan dalam hal ini masjid. Masjid merupakan lembaga pendidikan Islam yang pertama muncul di samping rumah tempat kediaman ulama atau muibaligh. Setelah itu muncullah lembaga-lembaga pendidikan lainnya seperti pesantren, mushola ataupun surau. Nama nama tersebut walaupun berbeda, tetapi hakikatnya sama yakni sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan keagamaan. Perbedaan nama itu adalah dipengaruhi oleh perbedaan tempat. Perkataan pesantren popular di masyarakat Jawa, Rangkang, Dayah di Aceh, dan Surau di Sumatera Barat. Inti dari materi pendidikan pada masa awal tersebut adalah ilmu-ilmu keagamaan yang dikonsentrasikan dengan membaca kitab-kitab klasik. Kitabkitab klasik adalh menjadi ukuran bagi tinggi rendahnya ilmu kegamaan seseorang. Sesuai dengan gencarnya pembaharuan pemikiran Islam yang dicanangakan oleh Pembaharu Muslim di berbagai Negara- Mesir, India, Turki- sampai juga gaung pembaharuan itu ke Indonesia. Salah satu aspeknya adalah munculnya pembaharuan Pendidikan Islam. Di awal abad dua puluh muncullah ide-ide pembaharuan opendidikan di Indonesia, ide ini muncul disebabkan sudah mulai banyak orang yang tidak puas dengan system pendidikan yang berlaku saat itu. Karenanya ada

beberapa sisi yang perlu diperbaharui, yakni dari segi isi (materi), metode, system dan manajemen. Dari perjalanan histories tersebut terlihat adanya dinamika dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia. Ada 3 lembaga pendidikan yang telah muncul sejak awal awal ke 20. Pertama Pesantren, kedua Sekolah, ketiga madrasah. Pesantren telah mengalami dinamika hingga sekarang, sejak dari pesantren Tradisional sampai ke pesantren Modern, sekolah sejak dari tidak diajarkannya pelajaran agama disekolah, pada zaman colonial Belanda , sampai dimasukkannya Pendidikan agama di sekolah-sekolah negeri dan swasta setelah Indonesia merdeka. Madrasah yang pada mulanya penekanannya dalam bidang-bidang ilmu agama dan hanya berkiprah dilingkungan Departemen Agama saja, sampai kepada ditetapkannya madrasah sebagai sekolah yang berciri khas agama Islam, yang kedudukannya sama dengan sekolah.

B. Tujuan Pendidikan Islam Dasar dan tujuan pendidikan Islam yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan Pendidikan Islam itu dilakukan. Maksudnya pendidikan Islam harus berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan Islam ialah al-quran dan al Hadits. Sedangkan tujuan pendidikan Islam yaitu arah kemana anak didik ini akan dibawa. Secara ringkas, Tujuan pendidikan Islam yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia (dewasa) muslim yang taqwa kepada Allah swt atau secara ringkas, kepribadian muslim. Visi pendidikan Islam di sekolah terbentuknya sosok anak didik yang mempunyai karakter, watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketaqwaan serta nilai-niali akhlaq atau budi pekertiyang kokoh yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan prilaku sehari-hari, untuk selanjutnya memberi corak bagi pembentukan kekuatan bangsa.

Menurut Imam Ghazali, Tujuan Pendidikan yaitu pembentukan insani paripurna , baik di dunia maupun di akhirat.Dengan mengamalkan fadhilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Tujuan-tujuan individual yang ingin dicapai oleh Pendidikian Islam secara keseluruhan berkisar pada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan pada segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial. Dan hakikatnya adalah pengabdian kepada Allah swt. Qs. Al-Anbiya ;25:

( ) .
Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelummu, melainkan kami mewahyukan kepadanya, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Aku. Maka mengabdillah kalian kepada-ku. (Surah Al-Anbiya ayat 25)

C. Kurikulum dan Proses Belajar-Mengajar Materi Pendidikan Islam yaitu bahan-bahan atau pengalaman Pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa ( dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Dalam Pendidikan Islam materi pendidikan ini sering disebut dengan istilah maddatuttarbiyah. Isi kurukulum didasarkan pada kebutuhan peserta didik secara realistis dan disajikan dalam pengalaman, yang dapat berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas, dengan metode pemecahan masalah. Kondisi ini melahirkan ciri khusus progresivisme, yaitu disamping child-centered sekaligus society centered. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

Pokok-pokok materi kurikulum Pendidikan agama Islam:

1. Hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan vertical antara insane dengan kholiqnya mendapatkan prioritas pertama dalam penyusunan kurikulum ini karena pokok ajaran inilah yang pertama-pertama perlu ditanamkan terhadap anak didik. Tujuan kurikuler yang hendak dicapai dalam manusia dengan Allah ini mencakup segi keimanan, rukun islam dan ihsan. Termasuk didalamnya membaca dan menulis Al-quran. 2. Hubungan manusia dengan manusia. Aspek pergaulan hidup manusia dengan sesamanya, sebagai pokok ajaran agama Islam yang penting, ditempatkan pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini. 3. Hubungan manusia dengan alam. Agama Islam banyak mengajarkan tentang alam sekitar dan manusia yang diberi mandat oleh Allah swt sebagai kholifah di muka bumi. Prinsip- prinsip kurikulum pendidikan Islam. Prof. H.M. Arifin M.Ed., mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu penyusunan kurikulum mencakup 4 macam, yaitu: 1. Sejalan dengan idealisme Islami 2. berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan. 3. Diproses melalu metode yang sesuai denagn nilai Pendidikan Islam 4. Saling berkaitan antara kurikulum, metode dan tujuan Pendidikan Islam. Ruang lingkup materi Pendidikan Islam yang ada di sekolah sekarang pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsure, yaitu: Al-quran, keimanan, akhlaq, fiqh dan bimbingan ibadah, serta Tarikh Islam. Kurikulum yang telah dirancang dengan baik akan terlaksana apabila digunakan dalam Proses Belajar Mengajar yang sesuai dengan Tarbiyah Islamiyah. Sesuai dengan tuntunan Rasulullah sebagaimana dalam Alquran surat An-Nahl ; 125;

10

Yaitu ketika mendidik atau menyeru manusia dalam hal ini peserta didik dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dengan metode pembelajaran yang disesuaikan dan efektif dan keteladanan pendidik yang dapat diserap dan diaplikasikan oleh peserta didik.

Sebagaimana menurut An-Nahlawi, metode dalam prosem pembelajaran untuk menanamkan rasa iman adalah: a. metode hiwar b. metode kisah qurani dan nabawi c. metode amsal/ perumpamaan d. metode keteladanan e. metode pembiasan f. metode ibrah dan mauidzah g. metode targig dan tarhib. D. Alat dan Lingkungan Pendidikan Islam. Prof. Abuddin Nata dalam prediksinya bahwa kekuatan Pendidikan Islam harus memiliki tiga kekuatan yang seimbang: 1. Dalam Sumber Daya Manusia 2. Kekuatan dalam bidang manajemen dan kinerja yang didukung oleh peralatan tekhnologi canggih 3. dalam bidang dana . Dalam hal ini alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam. Alat dapat mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk menuntun dan membimbing anan, termasuk metode. Metode sebagai alat pendidikan hendaknya berdasarkan pada prinsip: a. memudahkan dan tidak mempersulit b. menggembirakan dan tidak menyusahkan c. memiliki kesatuan pandangan

11

Keberhasilan Pendidikan Islam pun sangat dipengaruhi dengan lingkungan (milieu) yang berada di luar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Maka lingkungan merupakan salah satu factor pendidikan. Lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga macam dilihat dari segi pengaruhnya bagi peserta didik, yaitu: 1. pengaruh lingkungan positif 2. pengaruh lingkungan negative 3. lingkungan netral

Pengaruh-pengaruh itu dapat terbangun dari berbagai lembaga yang dilalui anak dalam kehidupannya, pertama adalah keluarga sebagai madrosatul-ula, sekolah, tempat ibadah dan masyarakat. Dan kesemuanya akan mempengaruhi dalam pembentukan pribadi dan karakter manusia.

12

KESIMPULAN Sebelum menyimpulkan tentang Ruang Lingkup Pendidikan Islam, kami menganalisa bahwa: 1. Adanya Kompleksivitas yang harus dengan kebutuhan. 2. Kurikulum menurut essensialisme, hendaknya kaya akan isi dan sesuai dengan zaman. Selain itu, kurikulum hendaknya mempertimbangkan factor-faktor psikologis, pembentukan watak, disiplin dan pengawasan. 3. Dalam materi Pendidikan Islam pada kurikulum yang ada kurang sekali disampaikan pendekatan ayat-ayat kauniyah yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu padahal al-quran meliputi segala ilmu didalamnya termasuk masalah social, dudaya, politik, ekonomi, sains, tekhnologi dan isu-isu terkini yang terjadi di sekitar kita. 4. Orientasi yang bertujuan berbagai sekolah. pada materi, yang hal ini pun menjadi orientasi orang tua ketika memasukkan anaknya ke Ruang Lingkup Pendidikan Islam disederhanakan agar lebih efektif disesuaikan

Maka kesimpulannya, semua komponen ruang lingkup Pendidikan Islam hendaknya Pendidikan Islam. Semua faktor pendidikan Islam sangat penting dalam mewujudkan peserta didik sebagai manusia yang cerdas dan berpegang teguh pada keimanan dan ketaqwaan di era sekarang yang penuah dengan perubahan dan multi cultural. Kerja sama semua pihak baik dari guru sebagai pendidik, peserta didik dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan diri menghadapi segaal kemungkinan kondisi individu atau social. dapat terlaksana seiring sejalan sesuai dengan tujuan

13

Dalam Pendidiakan Islam, semua unsur yang ada pada ruang lingkupnya kembali dan bersumber kepada Alquran dan Hadits dengan kajian yang objektif, kondusif, jujur dan komprehensif. Terakhir, sebagi renungan dan motivasi saya ingin menyampaikan Hadits Qudsi Allah Taala berkata AKU heran dengan orang yang pandai lisannya, tetapi bodoh hatinya. AKU heran dengan orang yang bersuci dengan air tetapi tidak suci hatinya. AKU heran dengan orang yang sibuk dengan aib manusia lain sehingga lalai dengan aib sendiri dan sadar mengetahui (gerak-geriknya) . Naudzu billah min dzalik bahwa Allah

14

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Agama Republik Indonesia. 2006.Alquran dan terjemahnya. Surabaya: Karya Agung 2. Sudiyono, Drs.H.M,2009. Ilmu Pendidikan Islam. Rineka Cipta. Jakarta 3. Nata, prof. Abuddin, 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo 4. Daulay, Prof. Dr. H. Haidar Putra, 2004.Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media 5. Muhaimin, Drs. M.A, 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya. 6. Syafiie, Imam, 2000. Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Alquran, Yogyakarta: UII Press. 7. Ancok, Dr. Djamaludin, 1994. Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 8. Al-Ghazzali, Imam, 2007. Kumpulan Hadis Qudsi, Solo: Pustaka Zawiyah.

15

You might also like