You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa kedokteran gigi harus mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi dalam membuat gigi tiruan, prosedur yang tepat dalam membuat model gigi tiruan, serta mengetahui faktor-faktor mengenai kesalahan yang mungkin terjadi dalam pembuatan gigi tiruan. Apalagi di zaman sekarang ini mahasiswa harus lebih terampil lagi dalam mengetahui pembuatan gigi tiruan beserta hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan gigi tiruan ini. Adapun, pembelajaran mahasiswa mengenai mahkota tuang tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Pembelajaran dengan metode baru, yakni metode SCL, dengan program diskusi, akan lebih meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar. Lebih jauh lagi, dengan metode ini diharapkan selanjutnya mahasiswa dapat menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan basis gigi tiruan ini. Oleh karena itu, untuk lebih memperjelas dan menambah pengetahuan maka dibuatlah makalah ini sebagai bahan dari hasil diskusi tutorial yang berlangsung selama ini.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah pembelajaran modul ini selesai, mahasiswa dapat menjelaskan tentang bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan basis untuk gigi tiruan, komponen gigi tiruan dan cara membentuk cengkeraman, cara

pemrosesanresin akrilik sebagai basis, pemolesan gigi tiruan akrilik, pembuatan kerangka logam.

C. Pembahasan Topik
Menjelaskan pengertian gigi tiruan akrilik Menyebutkan dan menjelaskan syarat-syarat, kelebihan, dan kekurangan resin akrilik Mengetahui dan menjelaskan mengenai alat, bahan, dan prosedur kerja pembuatan gigi tiruan akrilik (gigi tiruan sebagian lepasan) Menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab kesalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan gigi tiruan Mengetahui dan menjelaskan mengenai perbedaan kompetensi antara dokter gigi dengan teknisi dental

BAB II PEMBAHASAN

A. SKENARIO
Seorang teknisi dental menerima model kerja yang terdiri dari model rahang atas dan model rahang bawah dari mahasiswa untuk pembuatan suatu gigi tiruan akrilik rahang bawah. Setelah melalui beberapa prosedur pengolahan dalam pembuatan gigi tiruan, ternyata diperoleh basis gigi tiruan rahang bawah yang mengalami porositas dan letak cengkeram yang mengalami perubahan posisi.

B. PENGERTIAN GIGI TIRUAN AKRILIK


Gigi tiruan merupakan protesa yang menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang serta jaringan disekitarnya.(1) Menurut Osborne (1925) gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya. Menurut Glossary of Prosthodontics (1990) gigi tiruan sebagian adalah bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang dan dilepas oleh pasien.(2) Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya.(3) Resin akrilik terdiri dari serbuk (polimer) dan cairan (monomer) yang dicampur dengan perbandingan yang benar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa gigi tiruan akrilik adalah gigi tiruan yang terbuat dari bahan akrilik.(1)

C. SYARAT-SYARAT, KELEBIHAN, DAN KEKURANGAN RESIN AKRILIK


1. Syarat Gigi Tiruan Akrilik: (3,4) a. Pertimbangan biologis tidak berbau, tidak berasa, tidak toksik, dan

tidak mengiritasi jaringan mulut. b. Sifat fisis memiliki kekuatan terhadap tekanan gigit atau pengunyahan,

tekanan benturan, keausan, kestabilan dimensi. c. Sifat estetik pembentukan. d. Tahan abrasi, mudah direparasi dan dibersihkan e. Biokompatibilitas dengan jaringan lunak mulut f. Biaya ekonomis dan mudah dalam manipulasi g. Kekerasan gigi artifisial = email mengurangi kerusakan akibat keausan menunjukkan translusensi dan tidak berubah warna setelah

h. Basis protesa tidak larut dalam cairan rongga mulut i. Tidak porositas pada basis protesa 2. Keuntungan dari Bahan Akrilik: (5) warna serupa jaringan mukosa tidak larut dalam saliva / air tidak melukai jaringan mudah diperbaiki bila patah sifat tidak toksik, tidak iritasi estetik baik harga relatif murah

3. Kekurangan dari Bahan Akrilik: (5,6) tidak dapat dipoles sehalus kerangka logam karena dapat menghilangkan adaptasi resin acrylic terhadap mukosa mudah patah bila jatuh pada permukaan keras

D. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA PEMBUATAN GIGI TIRUAN AKRILIK (GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN)
1. Alat dan Bahan: (7) Pada tahap pembuatan model : Rubber bowl dan spatel Pisau gips Rubber form Dental stone Alginate Air

Pada tahap pembuatan klamer C: Tang gepeng Tang bulat Tang potong Tang 3 jari Spidol warna Klamer 0,8

Pada tahap pembuatan basis malam: Bunsen dan spiritus Pisau malam Chip blower Malam merah (modeling wax) Sikat gigi

Pada tahap flasking : Rubber bowl dan spatel Sepasang kuvet Pisau gips

Alat press Kuas kecil Kunci pas no. 10 Dental plaster Air Vaseline

Pada tahap boiling out : Alat perebus kuvet(panci dan kompor) Air

Pada tahap packing akrilik: Gelas keramik dan spatel stainless steel Spoit dan kuas kecil Masker dan handskun Alat press Kunci pas no.10 Heat curing akrilik CMS

Pada tahap curing akrilik: Alat perebus kuvet(panci dan kompor) Timer Air

Pada tahap finishing dan polishing : Alat polish yang terdiri dari : frizer, fissure bur, stone merah besar dan kecil, fitcone, dan brush Amplas Pumice Air

2. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Akrilik (Gigi Tiruan Sebagian Lepasan):(8) a. Pembuatan model b. Patahkan salah satu unsur atau gigi dengan cara menandai batas servikal gigi yang akan dipatahkan ,lalu hilangkan gigi tersebut dengan mengikuti tanda pensil tadi. Setelah itu ratakan dan kecilkan searah dengan proses resorbsi sesudah pencabutan. c. Buat klamer C pada gigi yang telah ditentukan dengan syarat: Kuat dan elastik Diameter sesuai indikasi klinis Tidak menghalangi oklusi dan artikulasi Klamer tidak boleh aktif Berada di bawah lengkung terbesar gigi dan 2 mm di atas garis servikal Permukaan klamer tidak boleh ada bekas gigitan tang Klamer berkontak baik dengan permukaan gigi Ujung klamer tidak tajam Ujung klamer tidak boleh menyentuh gigi tetangga atau tidak terletak di daerah interdental Terbuat dari logam tahan karat, tidak berasa, dan tidak bereaksi secara kimia di dalam mulut Bagian retensi harus sedemikan sehingga basis dan klamer merupakan satu kesatuan Setelah mengikuti syarat yang ditentukan, pasang malam sebagai pembentuk basis gigi tiruan, haluskan basis dari malam. Pasang gigi artifisial dan oklusikan dengan gigi rahang antagonis. Setelah semuanya selesai, haluskan kembali. d. Tanam model tadi di dalam kuvet dengan gips lunak. Caranya: sebagian gips lunak yang sudah diaduk ditaruh ke dalam kuvet, lalu model dimasukkan dan diatur posisinya. Setelah posisinya betul,

sempurnakan penanaman model tadi sehingga semua malam dan gigi artifisialnya saja yang tertutup gips, setelah gips di bagian kuvet mengeras, olesi permukaannya dengan vaselin (ingat gigi artifisial dan malam tidak boleh terkena vaselin) lalu aduk-aduk gips lunak lagi untuk antagonisnya kuvet. Press kuvet sampai kuvet tertutup rapat e. Proses boiling out dilakukan dengan memasak kuvet sampai mendidih 15 menit, lalu kuvet dibuka dan siram sisa-sisa malam yang masih ada dengan air panas tersebut. Bersihkan mould chamber, olesi semua permukaan gips yang akan berkontak dengan akrilik, setelah mongering, siap untuk di packing. f. Campur polimer ke dalam monomer dalam gelas yang tidak tembus cahaya, tutup gelas tadi dan tunggu sampai mencapai tahap dough stage. Kalau adonan akrilik tidak melengket lagi di tangan, ambil secukupnya dan diletakkan di plastic selopan dan tutup kuvet lalu press perlahan-lahan tapi tidak terlalu kuat. Buka kuvet, potong kerlebihan akrilik. Proses press kedua kalinya sedikit lebih kuat dari yang pertama, masih dengan plastic selopan. Buka kuvet dan buang kelebihan akrilik. Kalau permukaannya tidak licin, gores-gores permukaan akrilik dengan pisau malam dan beri liquid akrilik. Press lagi, press yang ketiga lebih kuat lagi dan tidak lagi memakai plastic selopan serta sekrupnya dipasang. g. Masak kuvet tadi dengan proses: dimasukkan ke dalam air dengan suhu 27oC, selama 15 menit rebus sampai 65oC, kemudian panaskan terus selama 1 jam dengan api yang besar selama 15 menit naikkan suhu menjadi 100 oC dan dipertahankan selama 1 jam. Setelah itu angkat panic dan biarkan dingin dengan sendirinya, setelah dingin, baru kuvet dibuka. h. Lepaskan model dari gips dengan memotong gips tadi, lalu dilepaskan dari model rahangnya.

i. Buang akrilik yang berlebih dengan stone besar atau freezer, juga buang bagian yang tajam. Bagian yang nantinya bersentuhan dengan mukosa sedikit dihaluskan. Bagian-bagian yang detail dihaluskan dengan fissure bur dan round bur. Setelah itu licinkan dengan filtcone dan pumis, setalah itu, kilapkan dengan brush.

E. FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN PADA PEMBUATAN GIGI TIRUAN


1. Kesalahan yang dapat Terjadi dalam Pembuatan Gigi Tiruan Akrilik:(3) a. Tidak terjadi homogenisasi pada saat pencampuran b. Porositas pada model c. Tekanan pada proses pembuatan model d. Kesalahan pada takaran W:P (air : bubuk) e. Basis protesa terlalu tebal f. Poros terlihat pada basis. Hal ini terjadi karena kurang memasukkan resin akrilik g. Kegagalan mendapatkan medium pemisah 2. Faktor Faktor: (3) a. Tidak terjadi homogenisasi. Hal ini terjadi karena pencampuran yang tidak sempurna sehingga tersisa partikel halus dan kasar. b. Porositas. Hal ini terjadi karena kurangnya vibrasi pada saat penuangan adonan ke dalam cetakan model sehingga ada udara terperangkap. c. Kesalahan takaran. Hal ini terjadi karena kesalahan rasio air dan bubuk yang dilakukan saat pencampuran. Salah satu faktor kegagalan pembuatan resin akrilik, yaitu porositas. Porositas mempengaruhi letak cengkram jika berada pada bagian bukal/labial, lingual, dan mesial. Porositas mengganggu bila terdapat pada bagian basis tempat ujung klamer mengait.(3)

F. PERBEDAAN KOMPETENSI DOKTER GIGI DAN TEKNISI DENTAL


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

372/MENKES/SK/III/2007 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Teknisi Gigi, teknisi gigi adalah profesi khusus individu yang mengabdikan diri dalam bidang pembuatan gigi tiruan, alat orthodonti dan maxilla facial, memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diperoleh melalui jenjang pendidikan formal dan berguna untuk kesejahteraan manusia sesuai dengan kode etik serta bermitra dengan dokter gigi dan dokter gigi spesialis.(9) Seorang dokter gigi biasanya melakukan proses diagnosis dan rencana perawatan yang kemudian diteruskan dengan langkah-langkah awal perawatan, seperti preparasi mulut, prosedur bedah dan seterusnya. Pekerjaan kemudian dilanjutkan tekniker setelah model kerja diperoleh dari cetakan kedua. Pada saat pemasangan dalam mulut, proses dilanjutkan lagi oleh dokter gigi.(10) Dokter gigi berwenang untuk melaksanakan perawatan kesehatan gigi dan mulut penderita dan sekaligus bertanggung jawab atas hasil perawatan yang telah dilakukannya. Mengingat hal ini, dalam kaitan dengan pembuatan restorasi dental sudah seyogyanyalah bila dokter gigi yang menetapkan rencana desain gigi tiruan yang akan diberikannya. Hal inimeliputi jenis protesa, macam dukungan, cengkeram, pemilihan gigi penyanggah, warna dan bentuk elemen, konektor, dan sebagainya. (10) Laboratorium Teknik Gigi berwenang melaksanakan pembuatan restorasi dental sesuai dengan permintaan dokter gigi, karena itu mereka tidak bertanggung jawab kepada pasien, tetapi kepada dokter gigi yang mengirim pekerjaan kepadanya. (10)

10

Surat perintah kerja seharusnya merupakan surat yang ditulis dengan singkat, sederhana, jelas, dan berisi informasi lengkap mengenai apa yang diinginkan. (10) Sebuah surat perintah kerja hendaknya memuat: 1. Nama dan alamat laboratorium teknik gigi 2. Nama dan alamat dokter gigi pemesan 3. Tanggal pengiriman 4. Tanggal selesai pekerjaan yang diinginkan 5. Kolom untuk ciri-ciri pasien 6. Kolom untuk instruksi khusus 7. Gambar gigi serta lengkung gigi rahang atas dan bawah 8. Tanda tangan dokter gigi Surat perintah kerja ini bisa berupa formulir yang dibuat sendiri oleh dokter gigi, tetapi pada umumnya disediakan oleh Laboratorium Teknik Gigi yang kemudian dibagikan kepada para dokter. Beberapa ahli menganjurkan surat ini dibuat dalam rangkap dua, satu diserahkan kepada laboratorium dan satu lagi untuk arsip dokter pengirim pekerjaan. Mengingat pekerjaan restorasi dental sering kali tidak dapat selesai dalam satu kali pengiriman, maka dianjurkan setiap kali pengiriman dibuat surat perintah kerja baru. (10)

11

BAB III KESIMPULAN

Gigi tiruan merupakan protesa yang menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang serta jaringan disekitarnya. Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Resin akrilik terdiri dari serbuk (polimer) dan cairan (monomer) yang dicampur dengan perbandingan yang benar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa gigi tiruan akrilik adalah gigi tiruan yang terbuat dari bahan akrilik. Syarat-syarat gigi tiruan akrilik adalah tidak berbau, tidak toksik, tidak berasa, tidak mengiritasi jaringan mulut, memiliki kekuatan terhadap tekanan gigit atau pengunyahan, kestabilan dimensi, tidak berubah warna setelah pembentukan, tahan abrasi, mudah direparasi dan dibersihkan, biaya ekonomis, dan mudah dalam manipulasi. Kelebihan bahan resin akrilik adalah warna serupa jaringan mukosa, tidak larut dalam saliva/air, tidak melukai jaringan, mudah diperbaiki bila patah, sifat tidak toksik, tidak iritasi, estetik baik, harga relatif murah. Kerugian bahan resin akrilik adalah tidak dapat dipoles sehalus kerangka logam karena dapat menghilangkan adaptasi resin akrilik terhadap mukosa dan mudah patah bila jatuh pada permukaan keras. Faktor-faktor penyebab kesalahan pada pembuatan gigi tiruan adalah tidak terjadi homogenisasi, adanya porositas, dan terjadi kesalahan dalam takaran antara air dan bubuk.

12

DAFTAR PUSTAKA
1. Erwid Fatchur Rahman. Efektivitas Daun Dewa terhadap Pertumbuhan Candida Albicans pada Plat Dasar Gigi Tiruan Resin Akrilik. Semarang: UNISSULA. (jurnal) 2. Rahmawan, Dzanuar. 2010. Gigi Tiruan. Jember: Universitas Jember. (makalahnya orang) 3. Kenneth J. Anusavice. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 2003. Jakarta: EGC. Hal: 192, 200-218 4. Basis Gigi Tiruan Akrilik. Laporan Tutorial. Jember: Universitas Jember. 5. Ratna Widyastuti. Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam Dengan Extracoronal Attachment pada Klasifikasi Kennedy Klas II Modifikasi I Rahang

Atas.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2003. (skripsi) 6. David, Elly Munadziroh. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorhexidin. Hal 36 (jurnal) 7. Mude, Acing Habibi S. KG. 2013. Buku Penuntun Praktikum Ilmu Kedokteran Gigi Dasar II. Makassar: UNHAS. 8. Dental teknik Kedokteran Gigi Unhas. Hal 12-14 9. Dapusnya pithe yang kementrian 10. Drg. Haryanto A. Gunadi, drg. Lusiana K. burhan, drg, Freddy Suryatenggara, drg. Anton Margo, drg. Indra Setiabudi. Buku Ajar Ilmu Geligi TIruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta: Hipokrates, 1995. Hal 427-431

13

You might also like