You are on page 1of 8

MOBILE Banking (M-Banking) muncul pertama kali sebagai SMS Banking dengan didasari prinsip Internet Banking, yaknimengakses

bank dan jasa-jasanya kapanpun dan dimanapun. Beberapa bank besar di Indonesia sudah menerapkan teknologi M-Banking ini sejak lama, namun pengguna jasa M-Banking hingga saat ini masih jauh dari jumlah yang memuaskan, kurang dari 10% dari total nasabah yang ada di Indonesia. Padahal sebuah survey pernah menyatakan, 40% dari pemakai ponsel menginginkan fitur M-Banking. Mengapa demikian? Apakah jasa yang ditawarkan kurang bagus? Ataukah sebenarnya nasabah tidak tahu mengenai adanya jasa ini? M-Banking menawarkan beberapa jasa yang cukup menarik, dan berdasarkan jenisnya, jasa biasanya dibagi menjadi dua, yakni jasa pullbased dan jasa push-based. Jasa pull-based merupakan jasa yang ditawarkan oleh pihak bank dimana nasabah secara langsung meminta jasa yang ditawarkan, sedangkan push-based adalah jasa berdasarkan persetujuan pihak nasabah dan bank dimana bank akan mengirimkan informasi-informasi yang dibutuhkan nasabah secara berkala atau berdasarkan aturan tertentu. Contoh jasa pull-based yang diterapkan bank-bank di Indonesia antara lain adalah transfer dana, pembayaran tagihan (listrik, telepon, air, dll), pembelian voucher, ataupun perdagangan saham. Selain jasa-jasa berdasarkan transaksi diatas, jasa pull-based juga mencakup permintaan akan Informasi Saldo dan Catatan Transaksi. Sedangkan untuk jasa push-based, biasanya berupa notifikasi-notifikasi yang secara otomatis akan langsung diterima di ponsel nasabah apabila terjadi aktivitas pada rekening yang bersangkutan, yakni notifikasi Deposit/Penarikan dalam jumlah minimum tertentu, notifikasi Saldo Minimum, dan notifikasi Pembayaran Tagihan. Jasa ini akan sangat berguna, misalnya seorang nasabah kehilangan kartu ATM tanpa sadar dan disalahgunakan oleh orang lain. Dengan menerima notifikasi, maka nasabah dapat mengetahui telah terjadi penarikan uang tanpa otorisasinya dan dapat memblokir kartu ATM sebelum tabungannya dibobol habis. Jika dilihat dari segi teknologi, M-Banking biasanya dibedakan menjadi empat tipe jasa layanan. Tipe pertama adalah dengan menggunakan

Interactive Voice Response (IVR) atau biasanya lebih sering disebut sebagai phone-banking ketimbang M-Banking, karena nasabah harus menelpon untuk kemudian dipandu oleh pesan elektronik di dalam memilih menu-menu transaksi lewat telepon. Tipe layanan kedua adalah dengan menggunakan SMS sebagai basis teknologinya. Layanan berbasis SMS dipadukan dengan sim toolkit pada sim card masingmasing operator sehingga akses layanan bisa melalui menu tidak perlu mengetik perintah lewat SMS. WAP sebagai tipe layanan ketiga merupakan layanan M-banking yang mereplika internet banking ke dalam sebuah ponsel yang didukung oleh teknologi WAP. Layanan yang disediakan mirip dengan internet banking hanya saja tampilannya lebih sederhana sehingga dapat ditampilkan pada layar ponsel. Layanan terakhir dilakukan melalui aplikasi pihak ketiga, misalnya dengan menggunakan aplikasi berbasis Java, yaitu aplikasi yang mampu menghubungkan ponsel berteknologi java dengan pihak bank melalui layanan data.Secara umum, bank-bank di Indonesia memilih teknologi SMS yang dipadukan dengan sim toolkit sebagai basis layanan. Ada juga bank yang menggunakan aplikasi java, namun masih sedikit. Dari sisi pihak bank, layanan M-banking ini akan dapat mengurangi biaya transaksi, karena telah terotomisasi lewat layanan Mbanking, hingga Rp 2.000 per transaksi. Biaya pengurusan nasabah pun dapat berkurang hingga Rp 250.000 per nasabah per tahun. Selain mengurangi biaya, layanan M-banking juga bisa menjadi strategi kompetitif pihak bank untuk memberikan value added service kepada nasabahnya. Dari sisi nasabah, layanan M-banking selain dapat menghemat biaya juga dapat menghemat waktu. Nasabah tidak perlu pergi ke Bank atau mesin ATM serta tidak perlu mengantre untuk melakukan transaksi.Jika kita lihat dari sisi yang lain, kelemahan dari mbanking biasanya terletak pada kecepatan data saat melakukan transaksi yang terbilang cukup lambat (untuk m-banking berbasis SMS). Kemungkinan terbesar kurang diterimanya layanan m-banking adalah dari persepsi nasabah mengenai teknologi m-banking itu sendiri, dari persepsi cara penggunaan (mudah/tidaknya) maupun dari persepsi kegunaan (berguna/tidak) layanan ini. Tantangan terbesar bagi pihak bank, operator seluler maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan adalah bagaimana mensosialisasikan layanan ini dengan lebih intensif kepada nasabah dan masyarakat Indonesia. (Gunawan Wibisono SE

M.Acc/Dosen Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada)sumber:http://gunggu.iblog.com/post/203769/219538 Kesimpulan: Kelebihan M-Banking: 1. bagi nasabah

Nasabah mengakses bank dan jasa-jasanya kapanpun dan dimanapun.

M-Banking menawarkan beberapa jasa yang cukup menarik.

nasabah dapat mengetahui telah terjadi penarikan uang tanpa otorisasinya dan dapat memblokir kartu ATM sebelum tabungannya dibobol habis. (mengantisipasi penyalahguanaan ATM oleh orang lain)

Layanan M-banking selain dapat menghemat biaya juga dapat menghemat waktu

2. bagi Bank

layanan M-banking ini akan dapat mengurangi biaya transaksi karena telah terotomisasi.

Biaya pengurusan nasabah pun dapat berkurang.

layanan M-banking juga bisa menjadi strategi kompetitif pihak bank untuk memberikan value added service kepada nasabahnya.

KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN DARI PENGGUNAAN MOBILE BANKING MELALUI HP


Mobile banking melalui HP sudah merupakan trend pada saat ini. Sekarang semua orang dapat mengakses rekening bank, transfer uang, atau melakukan pembayaran melalui HP. Konektivitas HP yang luas menyebabkan mobile banking menjadi sangat sukses. Mobile banking melalui HP menawarkan banyak keuntungan bagi konsumen maupun bank. Beberapa keuntungan yang dapat diberikan oleh mobile banking adalah sebagai berikut: Mobile banking memiliki kelebihan dibandingkan internet banking. Untuk mengakses online banking, nasabah harus memiliki koneksi internet dan komputer. Ini merupakan masalah bagi negara-negara berkembang karena tidak semua orang memiliki komputer ataupun jaringan internet. Akan tetapi pada mobile banking, konektivitas bukan merupakan masalah. Nasabah bisa mendapatkan konektivitas mobile meskipun pada daerah terpencil dan juga pada saat memiliki masalah dengan jaringan internet.
1.

Nasabah dapat membuat transaksi atau membayar tagihan kapanpun. Mobile banking menghemat banyak waktu.
2. 3.

Mobile banking melalui HP sangat mudah untuk dimengerti. Tampilan dari mobile banking juga sangat simple. Nasabah hanya perlu mengikuti instruksi untuk melakukan transaksi. Hal ini juga menghemat pencatatan dari transaksi yang dilakukan. Mobile banking mengefektifkan biaya. Kebanyakan bank menyediakan fasilitas mobile banking dengan biaya yang rendah dibandingkan online banking.
4. 5.

Mobile banking mengurangi resiko penipuan. Nasabah akan mendapatkan SMS ketika terdapat aktivitas pada rekening nasabah. Ini meliputi setoran, penarikan uang, transfer antar rekening, dan lainnya. Nasabah akan menerima pemberitahuan ketika terdapat pergerakan pada rekening nasabah.

Mobile banking juga memberikan keuntungan bagi bank. Mobile banking mengurangi biaya dari tele-banking dan lebih ekonomis.
6. 7.

Mobile banking melalui HP sangat menguntungkan bagi bank karena merupakan fasilitas tambahan yang mempermudah konsumen melakukan transaksi, sehingga bank dapat meningkatkan kepuasan nasabah mereka.
8. 9.

Bank dapat menjangkau nasabah mereka dengan mobile banking.

Bank juga dapat melakukan promosi dan menjual produk mereka dan layanan seperti kartu kredit, pinjaman, dan lainnya pada kelompok nasabah tertentu. Berbagai layanan seperti informasi kredit/debit, informasi pembayaran rekening, informasi jumlah tabungan, histori transaksi, fasilitas pengiriman uang, dan lainnya dapat diakses langsung melalui HP nasabah.
10.

Nasabah dapat mentransfer uang secara langsung pada rekening bank yang sama maupun beda melalui mobile banking.
11.

Mobile banking menjadi sangat terkenal karena kemudahan yang diberikan pada konsumen. Nasabah dapat mengakses rekening, melakukan pembayaran tagihan, dan melakukan transfer uang melalui HP. Mobile banking menawarkan banyak keuntungan melebihi internet banking dan bank secara langsung. Dengan jangkauan konektivitas jaringan yang luas, mobile banking melalui HP dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Banyak konsumen yang menggunakan mobile banking pada HP mereka karena mempermudah mereka dalam memberikan akses informasi yang cepat pada jumlah tabungan dan catatan transaksi. Keuntungan dari kemudahan ini tidak dapat dipungkiri. Akan tetapi terdapat beberapa kekurangan yang harus disadari oleh pengguna mobile banking. Berikut ini merupakan kekurangan dari mobile banking:
1.

Keamanan

Para ahli keamanan secara umum setuju bahwa mobile banking lebih aman daripada online banking karena sangat sedikit virus dan trojan yang menyerang HP. Akan tetapi bukan berarti mobile banking kebal terhadap ancaman keamanan. Pengguna mobile banking lebih rentan diserang penipuan yang dinamakan smishing. Hal ini terjadi ketika seorang pengguna mobile banking menerima SMS palsu yang menanyakan detil rekening bank dari seorang hacker yang menyamar sebagai institusi keuangan. Banyak orang yang terjebak pada trik semacam ini dan dikuras uangnya melalui penipuan ini. Online banking biasanya dilakukan melalui koneksi yang terenkripsi sehingga hacker tidak dapat membaca data yang dikirimkan, akan tetapi harus diingat konsekuensi bahwa HP dapat dicuri. Sementara seluruh aplikasi perbankan memerlukan nasabah untuk memasukkan password maupun pin, banyak orang mengatur agar perangkat HP

mereka dapat menyimpan password atau menggunakan password dan pin yang tidak aman atau dapat ditebak dengan mudah.
2.

Kompabilitas.

Nasabah memerlukan smart phone untuk dapat mengunakan mobile banking secara maksimal. Mobile banking tidak tersedia pada setiap HP. Beberapa bank bahkan tidak menyediakan mobile banking sama sekali. Sedangkan yang lainnya mengharuskan nasabah untuk memakai aplikasi mobile banking yang tersedia hanya pada smart phone yang terkenal seperti iPhone, dan Blackberry. Software mobile banking pihak ketiga tidak selalu mendukung bagi semua jenis HP. Jika nasabah tidak memiliki smart phone, tipe dari mobile banking yang dapat digunakan biasanya terbatas. Melakukan pengecekan rekening tabungan melalui SMS tidak menjadi masalah, akan tetapi fitur yang lebih canggih misalnya transfer antar rekening umumnya tidak tersedia bagi pengguna HP jadul.
3.

Biaya

Biaya dari mobile banking mungkin tidak signifikan jika nasabah telah memiliki perangkat yang sesuai, akan tetapi nasabah tetap harus membayar biaya data dan SMS. Beberapa institusi finansial mengharuskan pembayaran lebih untuk layanan mobile banking, dan nasabah harus membayar biaya software. Biaya ekstra ini secara cepat bertambah, terutama ketika nasabah mengakses mobile banking dengan sering. Tantangan bagi mobile banking adalah:

Operabilitas ponsel Ada sejumlah besar perangkat ponsel yang berbeda dan itu merupakan tantangan besar bagi bank untuk menawarkan solusi mobile banking pada setiap jenis perangkat.Beberapa dari perangkat ini mendukung Java ME dan lain mendukung SIM
Application Toolkit, browser WAP, atau hanya SMS.

Namun masalah interoperabilitas awal telah diterjemahkan, pada negara-negara seperti India menggunakan portal seperti R-World untuk menghilangkan keterbatasan pada ponsel low end berbasis java, sedangkan fokus pada area seperti Afrika Selatan telah menetapkan standar USSD sebagai dasar komunikasi yang harus dicapai olehtelepon apapun. Keinginan untuk interoperabilitas sebagian besar tergantung pada bank itu sendiri, di mana diinstal aplikasi (berbasis Java atau lainnay) menyediakan keamanan yang lebih baik, lebih mudah digunakan dan memungkinkan pengembangan kemampuan lebih kompleks yang mirip dengan internet banking sedangkan SMS dapat memberikan dasardasar tetapi menjadi sulit untuk beroperasi dengan transaksi yang lebih kompleks.

Ada mitos yang mengenai tantangan interoperabilitas antara aplikasi mobile banking karena dirasa kurang standar teknologi umum untuk mobile banking. Dalam
prakteknya terlalu dini dalam siklus hidup layanan untuk interoperabilitas ditangani dalam negara individu, sebagai negara sangat sedikit memiliki lebih dari satu penyedia layanan mobile banking. Dalam prakteknya, interface perbankan didefinisikan dengan baik dan uang gerakan antara bank mengikuti IS0-8583 standar. Seperti mobile banking jatuh tempo, pergerakan uang antara penyedia layanan secara alami akan menerapkan standar yang sama seperti dalam dunia perbankan.

Pada Januari 2009, Mobile Marketing Association (MMA) Sub-komite Perbankan, yang diketuai oleh CellTrust dan VeriSign Inc, menerbitkan panduan Mobile Banking bagi lembaga keuangan yang membahas keuntungan dan kerugian dari Platform Mobile Channel seperti Short Message Service (SMS ), Mobile Web, Mobile Aplikasi Client, SMS dengan Mobile Web dan Secure SMS.

Keamanan Keamanan transaksi keuangan, yang dieksekusi dari beberapa lokasi terpencil dan transmisi informasi keuangan melalui jaringan, adalah tantangan yang paling rumit yang perlu ditangani bersama oleh pengembang aplikasi mobile, penyedia layanan dan departemen TI bank. Aspek-aspek berikut perlu ditangani untuk menawarkan infrastruktur aman untuk transaksi keuangan melalui jaringan nirkabel: 1. Bagian fisik dari HP. Jika bank menawarkan kartu cerdas berbasis keamanan, keamanan
fisik perangkat lebih penting.

2. Keamanan aplikasi tebal-klien yang berjalan pada perangkat. Dalam hal perangkat
dicuri, hacker harus memerlukan setidaknya sebuah ID / Password untuk mengakses aplikasi.

3. Otentikasi perangkat dengan operator selular sebelum memulai transaksi. Hal ini
akan memastikan bahwa perangkat yang tidak sah tidak terhubung untuk melakukan transaksi keuangan.

4. User ID / Password otentikasi nasabah bank. 5. Enkripsi data sedang dikirim melalui udara. 6. Enkripsi data yang akan disimpan dalam perangkat untuk nanti / analisis secara offline oleh pelanggan. Password satu kali (OTPs) adalah alat terbaru yang digunakan oleh penyedia jasa keuangan dan perbankan dalam perang terhadap penipuan cyber . Daripada mengandalkan
password tradisional, OTPs diminta oleh konsumen setiap kali mereka ingin melakukan transaksi menggunakan antarmuka online banking atau mobile. Ketika permintaan diterima sandi akan

dikirim ke ponsel konsumen melalui SMS. Sandi ini akan berakhir setelah telah digunakan atau sekali dijadwalkan siklus hidupnya telah berakhir.

Karena kekhawatiran dibuat eksplisit di atas, adalah sangat penting bahwa SMS penyedia gateway dapat memberikan kualitas pelayanan yang layak bagi bank dan lembaga keuangan dalam hal layanan SMS. Oleh karena itu, penyediaan perjanjian tingkat
pelayanan (SLA) merupakan persyaratan bagi industri ini, maka perlu untuk memberikan bank garansi pengiriman pelanggan semua pesan, serta pengukuran pada kecepatan pengiriman, throughput, dll SLA memberikan pelayanan parameter di mana solusi pesan dijamin untuk melakukan.

Skalabilitas & Ketangguhan Tantangan lain bagi CIO dan CTO dari bank adalah untuk skala-up infrastruktur mobile banking untuk menangani pertumbuhan eksponensial dari basis pelanggan. Dengan mobile banking, pelanggan dapat duduk di bagian manapun di dunia (benar
kapanpun, dimanapun perbankan) dan karenanya bank perlu memastikan bahwa sistem dan berjalan dalam mode 24/7. Sebagai pelanggan akan menemukan mobile banking lebih dan lebih bermanfaat, harapan mereka dari larutan akan meningkat. tidak dapat memenuhi harapan kinerja dan kehandalan mungkin kehilangan kepercayaan nasabah Bank. Ada sistem seperti Mobile Transaksi Platform yang memungkinkan cepat dan aman mobile memungkinkan berbagai layanan perbankan. Baru-baru ini di India telah terjadi pertumbuhan yang fenomenal dalam penggunaan aplikasi Mobile Banking, dengan mengadopsi bank terkemuka Mobile Transaksi Platform dan pedoman penerbitan Bank Sentral untuk operasi mobile banking.

Reference http://www.ehow.com/list_6683378_disadvantages-mobile-banking.html http://en.wikipedia.org/wiki/Mobile_banking http://www.tiddee.com/11-advantages-using-mobile-banking-through-cell-phone

You might also like