You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Negara Indonesia sudah terkenal sejak zaman dulu kala. Hal itu terbukti dengan banyaknya bangsa asing yang datang ke Indonesia. Bukan hanya letaknya yang sangat strategis saja, melainkan negara Indonesia memang sudah terkenal di mata dunia, karena hasil alamnya yang melimpah ruah. Sebutan tinggal sebutan, sedangkan kenyataan berbicara lain. Dibalik tersohornya nama Indonesia di mata dunia, penderitaan selalu melilit bangsa Indonesia. Sebagai buktinya yaitu (1) banyak balita yang menderita akibat gizi buruk, (2) masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, (3) masih banyak warga yang belum mendapatkan pendidikan yang layak, dan masih banyak lagi penderitaan lain yang dialami bangsa Indonesia. Hal itu biasa terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan bangsa Indonesia. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya peningkatan mutu pendidikan matematika masih terus diupayakan, karena sangat diyakini bahwa matematika merupakan ratu dari ilmu pengetahuan. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara lain menjadi topik utama dalam berbagai diskusi pendidikan. Salah satu indikator adalah mutu pendidikan matematika yang disinyalir telah tergolong memprihatinkan yang ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata matematika siswa di sekolah yang masih jauh lebih rendah dibandingakan dengan nilai pelajaran lainnya. Bahkan banyak diperbincangkan tentang nilai ujian akhir nasional (UAN) bidang studi matematika yang cenderung rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan diperlukan banyak terobosan serta inovasi-inovasi yang brilian baik dalam pengembangan kurikulum, metode pengajaran, maupun pemenuhan sarana dan prasarana. Sekarang guru dituntut untuk lebih berkreasi dalam
1

mengajar agar pembelajaran yang dijalankan dapat berjalan secara optimal serta dapat mendorong siswa agar belajar mandiri. Agar pembelajaran lebih optimal maka media pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu media grafis atau media visual (papan tulis, buku pelajaran, diagram, poster, grafik), media audio (radio, alat perekam pita magnetik, dan rekaman audio tape), media proyeksi (film bingkai, film rangkai, proyektor transparansi (OHP)), dan media berbasis komputer. Kemudian guru juga harus pandai dalam memilih media yang akan digunakan. Jangan samapai media yang sudah dipilih membuat proses pembelajaran menjadi terhambat. Di samping itu, seorang pendidik dalam mengajar pada proses belajar mengajar hendaknya menguasai bahan ajaran dan media yang digunakan, sehingga belajar matematika itu bermakna bagi siswa.

B. Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber belajar 2. Untuk mengetahui fungsi media dalam pembelajaran matematika 3. Agar pandai dalam memilih media yang akan digunakan dalam pembelajaran

C. Rumusan Masalah 1) Apakah pengertian dari Media? 2) Apa fungsi dan peran media bagi pembelajatan matematika? 3) Apa saja ciri-ciri dari media? 4) Apa saja jenis-jenis media? 5) Apa saja yang dipertimbangkan dalam pemilihan media?

D. Metode Penulisan Makalah ini disusun dengan metode studi kepustakaan yang berasal dari buku-buku cetak, makalah, dan jurnal.

E. Sistematika Penulisan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I: Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah D. Metode Penulisan E. Sistematika Penulisan BAB II : Pembahasan BAB III : Penutup Daftar Pustaka

BAB II PEMBAHASAN
A. Media Pendidikan 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Med adalah perantara antara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (1970) dalam Arief S. Sadiman, dkk (2007:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Jadi, media dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca yang berfungsi sebagai perantara komunikasi antara guru dan murid sehingga murid dapat terangsang untuk belajar.

2. Perkembangan Media Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan

alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau Audio Visual Aids (AVA). Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu, media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Teori ini sangat penting dalam pembelajaran. Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar-mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (Behaviorism Theory) ajaran B. F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini telah mendorong penggunaan media untuk kegiatan program-program

diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Media instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini adalah teaching machine dan programed instruction. Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai menamakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus

direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

B. Fungsi dan Peran media dalam pembelajaran Matematika 1. Fungsi Media Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Matematika Media pembelajaran memiliki fungsi diantaranya 1) membantu guru menjelaskan materi sehingga tujuan pembelajaran tercapai 2) menarik perhatian siswa sehingga siswa terangsang untuk belajar 3) mengatasi perbedaan antar peserta didik maupun guru baik dalam pengalaman belajar maupun lingkungan sosialnya.

Menurut I Wayan Santyasa (2007:5), fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah. 2) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya. 3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak

memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amoeba, dan sebagainya. 4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya. 5) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya. 6) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya. 7) Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya. 8) Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat

mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan. 9) Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama. 10) Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.

2. Peran Media Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Matematika 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (lisan belaka) 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti misalnya : a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, film atau model. b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar. c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high speed photogaphy. d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video atau film bingkai. e. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain. 3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk : a. Menimbulkan gairah belajar. b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan anak

didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya. 4) Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan sifat,

pengalaman, latar belakang yang dimiliki oleh siswa dan guru. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam : a. Memberikan perangsang yang sama b. Mempersamakan pengalaman c. Menimbulkan persepsi yang sama 5) Membantu siswa dalam memahami objek-objek atau bentuk-bentuk bangun ruang, bentuk grafik dalam pembelajaran matematika. 6) Mendampingi siswa dalam mengolah materi pelajaran baru atau mengolah kembali materi pelajaran lama. Khususnya pengembangan perangkat lunak untuk komputer (software) yang terdiri atas program studi matematika, memungkinkan siswa belajar mandiri untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan luas. Contoh penggunaan media dalam pembelajaran metematika tingkat sekolah dasar dan menengah no Media Jenis kegiatan 1 Benda-benda konkret: Individual, Untuk penanaman konsep batang korek api, biji- kelompok bijian,kelereng 2 Kartu pasangan penjumlahan bilangan biasa. Setiap set ada 30 buah.
dipasangkan
2+3 2+6 0+9

Kegunaan

bilangan, penjumlahan, pengurangan bilangan

kelompok

Kartu-kartu yang dapat dipasangkan adalah kartu yang memuat penjumlahan dengan bilangan yang bukan penjumlahan. Kartu tersebut bermanfaat untuk mentrampilkan siswa pada

fakta dasar penjumlahan hasil sampai dengan 10. 3 Mata uang logam, kertas, fotokopi tiruannya. 4 Benda-benda konkret bangun datar, ruang, dan gambar 5. Software matematika Klasikal, individual Klasikal, kelompok Klasikal, kelompok Untuk pengenalan mata uang. Kegiatan dapat berupa permainan jual beli. Berfungsi untuk mengenalkan bangun-bangun geometri datar dan ruang. Berfungsi untuk mengenalkan trigometri, garis lurus, system koordianat cartesius, dll.

C. Ciri-ciri Media Pembelajaran Geralch dan Aly (1971) dalam Cecep Kustandi (2011:13) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. 1. Ciri fiksatif (fixatif property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditranspoetasikan tanpa mengenal waktu. 2. Ciri manipulatif (manipulative property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kopompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian juga dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses tsunami atau rekasi kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media. 3. Ciri distributif (distributif property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditranportasikan melalui ruang , dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah didalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu. Misalnya, rekaman video, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat direproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam atau akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

D. Pengelompokkan media Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk peningkatan kualitas pendidikan matematika. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan. Winkel (1996:287) menggolongkan media menjadi empat jenis : 1. Media visual yang tidak menggunakan proyeksi, misalnya papan tulis, buku pelajaran, papan yang dapat ditempeli gambaran dan tulisan (display board), lembaran kertas besar yang dapat diganti-ganti (flipcharts), kliping dari surat kabar dan majalah, poster dan model berskala besar atau kecil.

10

2. Media yang menggunakan proyeksi, seperti film, kaset video, proyektor untuk lembar transparan yang dibuat dari plastik, proyektor untuk slide, proyektor untuk memantulkan halaman dalam buku pada sebuah layar, dan siaran televisi pendidikan. 3. Media auditif, seperti gramofon, kaset yang berisikan ceramah atau wawancara dengan seseorang, kaset ucapan bahasa asing, kaset asing, kaset musik, dan siaran radio 4. Media kombinasi visual-auditif yang diciptakan sendiri seperti serangkaian slide dikombinasikan dengan kaset audio atau diproduksikan oleh perusahaan seperti disket video dan program komputer yang dapat berbicara. Berikut ini adalah beberapa media yang lazim digunakan di Indonesia dalam proses pembelajaran: 1. Media grafis Media grafis termasuk media visual, saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis, beberapa diantaranya adalah : a. Gambar atau foto Gambar atau foto adalah media yang paling umun dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Gambar atau foto memiliki beberapa kelebihan diantaranya : 1. 2. Sifatnya konkret Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda atau objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. 3. Gambar atau foto dapat memperjelas suatu masalah sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman 4. Foto bernilai ekonomis dan mudah didapatkan serta tanpa memerlukan peralatan khusus.

11

Selain

kelebihan

kelebihan

tersebut,

gambar

atau

foto

mempunyai beberapa kelemahan yaitu : 1. 2. Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata Gambar atau foto benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar

b.

Diagram Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atu skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram pada umumnya berisi petunjukpetunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah yang : 1. Benar, digambar rapi, diberi titel, label, dan penjelasan-penjelasan yang perlu 2. 3. Cukup besar dan ditempatkan secara strategis Peenyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah

c.

Bagan atau Chart Fungsi bagan atau chart adalah

menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.bagan juga mampu memberikan butir-butir penting dari suatu presentasi . Sebagai media yang baik, bagan haruslah : 1. 2. Dapat dimengerti anak Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit

12

3.

Diganti pada waktu-waktu agar selain termasa (up to date) juga tak kehilangan

d.

Grafik (graphs)

Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan tiik-titk, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol-simbol verbal digunakan pula di situ. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsipprinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif. Ada beberapa macam grafik yang dapat kita gunakan diantaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.

e.

Poster Poster adalah media yang diharapkan mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku ornag yang melihatnya. Poster merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif, karena ukurannya yang relatif besar.

13

f.

Papan Flanel

Papan flanel (Flanel board) merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula,salah satunya kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat dan praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat diapakai berkalikali. Selain untuk menempel gambar-gambar, dapat pula dipakai untuk menempelkan huruf dan angka-angka.

g.

Papan Tulis Salah satu media penyajian untuk pembelajaran yang sering digunakan adalah papan tulis, dan whiteboard. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian tulisan-tulisan atau sket-sket gambar dengan menggunakan kapur atau spidol untuk whiteboard, baik yang berwarna atau pun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan lebih jelas, menarik, dan dapat berkesan bagi siswa. Sebuah papan tulis (black board) yang dipergunakan sebagai sumber belajar yang dikatakan baik, apabila terdapat syarat berikut ini: a. b. Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat. Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai. c. d. Untuk warna papan tulis whiteboard adalah putih Ukuran yang ideal adalah 90 X 120 cm atau 90 X 200 cm

14

Untuk penggunaan papan tulis atau whiteboard, diperlukan perhatian tehadap tulisan atau gambar di papan tulis yang jelas dan bersih, hindari penggunaan papan tulis yang terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-gambar ( hal ini dapat mempersulit pemahaman siswa), hapuskan tulisan atau gambar yang tidak diperlukan lagi, tinggalkan papan tulis dalam keadaan bersih.

h.

Bangun Ruang Bagun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupu volume. Berikut ini merupakan bagian bagian dari bangun ruang tersebut. a. Sisi : bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangunruang dengan ruangan disekitarnya b. c. Rusuk : pertemuan dua sisi yang berupa garis pada bangun ruang Titik sudut : titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih Adapaun jenis-jenis bangun ruang yang umum dikenal sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. b. c. d. e. f. g.

Balok Kubus Prisma Limas Kerucut Tabung Bola

2.

Media Audio Terdapat beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain : a. Radio

15

Radio merupakan suatu media yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lain yaitu : Harga relatif murah; Sifatnya mudah dipindahkan ; Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama; Dapat mengembangkan daya imajinasi anak; Dapat merangsang pertisipasi anak; dan Dapat memusatkan perhatian siswa.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki radio antara lain : Sifat komunikasinya satu arah; Biasanya siaran disentralisasikan, sehingga guru tidak dapat mengontrol; dan Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. b. Alat perekam pita magnetik Media ini adalah salah satu media pembelajaran yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam menyampikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman pada alat perekan pita magnetik, yaitu system double track recording. c. Rekaman audio tape Rekaman audio tape adalah cara ekonomis untuk full track recording dan

menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini sudah biasa rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan. Sudjana dan Rivai (1991:130) mengemukakan hubungan media

16

audio dan pengembangan keterampilan, berkaitan dengan aspekaspek keterampilan mendengarkan.

3. Media Proyeksi Media proyeksi diam (still projected medium) memiliki persamaan dengan media grafis dalam hal menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain : film bingkai, slide, proyektor transparansi, proyektor tak tembus pandang, dan mikrofis. Berikut dijelaskan pengertian serta kelebihan dan

kekurangannya. a. Film bingkai Film bingkai adalah film transparan yang berukuran 35mm sebagai suatu program film bingkai yang sangat bervariasi panjang pendeknya, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Kelebihan dari film bingkai ialah sebagai berikut. Materi yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara bersamaan. Perhatian anak dapat dipusatkan pada objek tertentu. Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas. Film bingkai berada di bawah kontrol guru. Penyampaiannya mudah. Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang. Film bingkai adalah media yang relatif sederhana.

Sedangkan kelemahan dari film bingkai adalah sebagai berikut. Karena bersifat lepas, maka film bingkai lebih mudah hilang. Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam. Memerlukan ruangan yang gelap.

17

b. Film Rangkai Film rangkai merupakan satu keatuan film rangkai yang berurutan. Film rangkai bisa dengan suara atau tanpa suara. Media ini digunakan untuk memperjelas isi materi. c. Proyektor Transparansi (OHP) Proyektor Transparansi (OHP) atau media transparansi adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas bahan transparan, sebagai perangkat lunak. Bahan transparan yang berisi pesan-pesan memerlukan alat proyeksi yang dinamakan Over Head Projector (OHP). Transparansi yang diproyeksikan adalah visualisasi beberapa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya, pada lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk

diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor. Kemampuan proyektor memperbesar gambar membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok besar dan pada semua jenjang. OHP dirancang untuk dapat digunakan di depan kelas, sehingga guru selalu berhadapan atau menatap siswanya. Berikut ini merupakan beberapa kelebihan media OHP sebagai media pembelajaran. a. Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang, sehingga guru dan murid tetap dapat saling melihat. b. Dapat menjangkau kelompok yang besar. c. Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa d. Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru, baik yang dibuat secara manual maupun yang melalui proses cetak, salin, dan kimia. e. Peralatannya mudah dioperasikan dan tidak memerlukan perawatan khusus.

18

f. Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna. g. Dapat disimpan dan digunakan berulang kali. h. Dapat dijadikan pedoman dan penuntun bagi guru dalam penyajian materi. Sedangkan keterbatasan penggunaan OHP sebagai media

pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Fasilitas OHP harus tersedia b. Listrik pada ruang atau lokasi penyajian harus tersedia. c. Tanpa layar yang dapat dimiringkan, sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium (keystoning). d. Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan, baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan.

4. Media Berbasis Komputer Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-processor. Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut. a. Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear. b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau pengembang sebagaimana

direncanakannya. c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik. d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini. e. Pembelajaran berorientasi pada siswa dan melibatkan interkasi siswa yang tinggi.

19

E. PEMILIHAN MEDIA Beberapa alasan mengapa seseorang memilih media tertentu dalam menyampaikan materi pelajaran adalah 1) merasa telah terbiasa menggunakan media tersebut, 2) mengganggap bahwa media tersebut mampu memberikan pemahaman yang lebih dari pada yang telah ia lakukan, 3) bermaksud untuk menarik perhatian siswa 4) hanya media tersebut yang tersedia. Beberapa alasan di atas mungkin merupakan salah satu pertimbangan mengapa media tersebut dipilih, tapi sebenarnya tidak hanya itu saja. Memilih media pengajaran yang paling sesuai, bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak sekali faktor-faktor yang harus diperhitungkan misalnya tujuan instruksional yang harus dicapai, materi pelajaran, juga harus dipertimbangkan soal pengeluaran biaya (cost factor); apakah peralatan tersedia pada waktu dibutuhkan (availability); apakah aliran listrik cukup kuat, kalau dibutuhkan tenaga listrik, apakah peralatan memenuhi persyaratan teknis, sehingga dapat dibaca, dilihat atau didengar dengan jelas (technical quality); apakah ruang kelas memenuhi syarat; apakah tenaga pengajar dapat mempergunakannya secara tepat (technical know-how). Oleh karena itu, tersedianya sejumlah media pengajaran, lebih-lebih jika peralatan itu berupa peralatan elektro-mekanis, belum tentu akan digunakan secara efisien dan efektif.

20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan B. Saran

21

DAFTAR PUSTAKA
Sadiman, Arief S., dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Winkel, W.S.. 1996. Psikologi Pendidikan. Grasindo Kustandi, Cecep dan Bambang Sudjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Mujiyanto. 2007. Makalah Pengguanan Media Pendidikan Pada Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah. Tegal. Santyasa, I Wayan. 2007. Makalah Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Banjar Angkan Klungkung

22

You might also like