You are on page 1of 16

LAPORAN FARMAKOLOGI KASUS DIARE

Disusun oleh:

Ana Asmara Janati Nico Gandha Romala Kuswindarti Venessa

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN JAKARTA, MARET 2010

Lima Etiologi Diare Akut Terbanyak pada Anak 1. Viral enteritis (rotavirus, adenovirus) 2. Bacterial (campylobacter, salmonella, shigella, e. coli) 3. Parasitic (giardia, cryptosporodium) 4. Intoleransi laktosa 5. Alergi susu sapi Tatalaksana Pasien 4 pilar utama dalam tatalaksana diare: 1. Rehidrasi a. Cairan rehidrasi oral: 75 mL/kgBB dalam 3 jam ~ 675 mL/3 jam ~ 700 mL/3 jam DAN 10 mL/kgBB tiap diare ~ 90 mL/diare ~ 100 mL/diare, 5 mL/kgBB tiap muntah (jika muntah) ~ 45 mL/muntah ~ 50 mL/muntah 2. Terapi nutrisi a. Lanjutkan pemberian ASI (jika masih mengkonsumsi ASI) b. Beri makan segera setelah anak mampu makan c. Jangan memuasakan anak d. Makan lebih banyak untuk mencegah malnutrisi e. Asupan protein ditambah untuk mencegah hipoalbuminemia akibat protein losing enteropathy 3. Terapi medikamentosa a. Antibiotik belum perlu diberikan b. Probiotik Lacto B diberikan 3 kali sehari selama 7 hari c. Zinc Diberikan 20 mg per hari selama 14 hari d. Antipiretik Parasetamol diberikan 10-15 mg/kgBB/kali ~ 90-135 mg/kali (sirup atau puyer) jika demam 4. Edukasi pada orang tua a. Diare merupakan penyakit, bukan kutukan, atau petanda mau pintar b. Diare dapat menyebabkan kematian c. Gejala dan tanda dehidrasi d. Terapi dimulai di rumah e. Bagaimana membuat cairan rehidrasi oral di rumah f. Berikan cairan rehidrasi oral sedikit demi sedikit, sendok per sendok g. Kapan membawa anak ke rumah sakit h. Tetap memberikan makan pada anak dengan diare MEKANISME KERJA, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT Parasetamol Parasetamol atau acetaminophen adalah obat yang digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang bila efek antiinflamasi tidak diperlukan. Parasetamol merupakan metabolit aktif dari phenacetin, sebuah prodrug yang lebih toksik dibandingkan dengan metabolit aktifnya dan tidak memiliki indikasi rasional.

Mekanisme kerja parasetamol belum jelas diketahui, namun diperkirakan dengan menghambat enzim silooksigenase, terutama terhadap siklooksigenase 2. Parasetamol diberikan secara oral dan penyerapannya dihubungkan dengan tingkat pengosongan perut. Konsentrasi puncak dicapai dalam 30 60 menit. Parasetamol sedikit terikat dengan protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati dan diubah menjadi sulfat dan glukuronida acetaminophen, yang secara farmakologis tidak aktif. Kurang dari 5% diekskresikan dalam keadaan tidak berubah. Masa paruh parasetamol adalah 2-3 jam dan relatif tidak terpengaruh oleh fungsi ginjal. Dengan penyakit hati atau ginjal, waktu paruh dapat meningkat dua kali lipat atau bahkan lebih. Parasetamol memiliki efek analgesic, antipiretik, namun memiliki efek antiinflamasi yang lemah. obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, misalnya nyeri kepala, mialgia, nyeri pascapersalinan. Parasetamol tidak adekuat bila dipakai untuk mengatasi nyeri pada arthritis rematoid karena efek antiinflamasinya lemah. Parasetamol bisaa pula digunakan pada pasien yang alergi terhadap aspirin, pasien dengan ulkus peptikum, serta pada anak-anak dengan infeksi virus. Efek yang tidak diinginkan dalam penggunaan parasetamol dapat terjadi. Dalam dosis terapeutik, peningkatan enzim hati kadang dapat terjadi tanpa disertai dengan adanya ikterus, keadaan ini reversible bila penggunaan obat dihentikan. Dalam dosis yang lebih besar, pusing-pusing, ketegangan, disorientasi bisa terlihat. Menelan 1500 mg parasetamol dapat berakibat fatal, terjadi hepatotoksisitas yang hebat disertai dengan nekrosis lobulus sentral. Gejala awal dari kerusakan hati meliputi mual, muntah-muntah, diare, dan nyeri perut. Parasetamol dapat pula mengakibatkan terjadinya kerusakan ginjal. Penggunaan lebih dari 2000 mg dapat meningkatkan resiko perdarahan lambung.3 Nyeri akut dan demam bisa diatasi dengan 325-500 mg empat kali sehari dan secara proporsional dikurangi untuk anak-anak. Sediaan parasetamol : Tylenol, Tempra, Panadol, Acephen. Oral: 160, 325, 500, 650 mg tablets; 80 mg tablet kunyah; 160, 500, 650 mg kaplet; 325, 500 mg kapsul; 80, 120, 160 mg/5 mL eliksir; 500 mg/15 mL elixir; 80 mg/1.66 mL, 100 mg/mL solution Rektal: 80, 120, 125, 300, 325, 650 mg suppositories Oralit Oralit adalah larutan untuk merawat diare. Larutan ini sering disebut rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat dan natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi oral ini mempunyai nama generik oralit dan larutan ini sekarang dijual dengan berbagai merek dagang seperti Alphatrolit, Aqualyte, Bioralit dan Corsalit. Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi. Terdapat dua jenis oralit, yaitu oralit dengan basa sitrat (LGOS) dan oralit basa bikarbonat (LGOB). Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam bentuk larutan diminum perlahanlahan. Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (3 jam pertama) umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 - 12 tahun Dewasa

300 ml dalam 1,5 gelas 600 ml dalam 3 gelas umur < 1 tahun 1 - 4 tahun

1,2 l dalam 6 gelas 5 - 12 tahun

2,4 l dalam 12 gelas Dewasa

Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (setiap habis buang air) 100 ml dalam 0,5 gelas 200 ml dalam 1 gelas 300 ml dalam 1,5 gelas 400 ml dalam 2 gelas Bila tidak ada oralit, dapat juga digunakan larutan gula-garam, yaitu dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam dapur dilarutkan ke dalam satu gelas air matang.

INFORMASI OBAT KANDUNGAN Glukosa anhidrat 4 gram, NaCl 0,7 gram, Na Sitrat 0,58 gram, KCl 0,3 gram. INDIKASI Pencegahan terhadap dehidrasi & pengobatan dehirasi ringan-berat disebabkan diare. KEMASAN Sachet 200 mL x 25 biji. PENYAJIAN Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak. Zinc Zinc atau Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia.1 The recommended dietary allowance (RDA) untuk anak-anak usia 9 hingga 11 tahun adalah 8 mg/hari; the RDA untuk remaja dan dewasa adalah 11 mg/hari. Sumber utama zink adalah produk hewani seperti daging, makanan laut, serta susu. Tabel berikut memperlihatkan kandungan Zink di dalam beberapa makanan.2

Sekitar 10 40 persen Zink dari makanan diabsorbsi di usus halus. Absorsi tersebut dihambat oleh serat yang berikatan dengan Zink.3 sekitar 0.5 1 mg/hari zink disekresikan di traktus bilier dan diekskresikan di tinja. Zink bersirkulasi pada konsentrasi 70 hingga 120 mcg/dl dengan 60% berikatan lemah dengan albumin dan 30% berikatan kuat dengan makroglobulin. Eksresi melalui urin bervariasi dari 0.5 hingga 0.8 mg/hari. Zink terutama disimpan di hati dan di ginjal, namun dapat pula disimpan di seluruh sel di dalam tubuh dimana zink berikatan dengan metaloprotein.

Zink merupakan kofaktor untuk lebih dari 70 enzim-enzim penting, termasuk karbonik anhidrase, alkalin fosfatase, dehidrigenase, dan karboksipeptidase, yang terkait dengan regulasi nukleoprotein, aktivitas sel-sel inflamasi serta berperan penting dalam pertumbuhan, penyembuhan luka, toleransi karbohidrat, serta sintesis testicular hormones. Zink terlibat dalam sistem imun dan berespons terhadap adanya infeksi. Defisiensi zink terkait dengan gangguan fungsi fagositik, deplesi limfosit, penurunan produksi imunoglobulin, penurunan rasio T4+/T8+, dan penurunan produksi interleukin-2.4-6 Emerging evidence menyatakan bahwa zink memiliki efek inhibitorik spesifik terhadap beberapa pathogen. Sebagai contoh, zink dapat memblok efek sekretorik dari toksin kolera dan E. coli heat-labile enterotoxin7, serta terhadap enteropathogenic E. coli. Efek tersebut diperkirakan lebih merupakan efek setempat daripada efek sistemik zink. 8-9 Defisiensi zink sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang dimana anak-anak tersebut sering mengalami infeksi serius. Suplementasi zink dapat digunakan, baik sebagai agen terapeutik maupun sebagai profilaksis.10 Untuk pencegahan diare dan pneumonia beberapa studi di negara berkembang menunjukkan bahwa pemberian suplementasi oral zink dapat mengurangi insidensi diare dan pneumonia. 10-15 Dalam suatu penelitian meta-analisis, suplementasi zink selama 3 bulan atau lebih pada anak-anak kurang dari 5 tahun dapat mengurangi episode diare, infeksi saluran napas, disentri, diare persisten dengan rate ratios 0.75 hingga 0.95.15 Untuk terapi diare akut beberapa randomized studies menunjukkan efek suplementasi zink untuk anakanak dengan diare akut di negara berkembang. 10,11,16-21 Suplementasi zink mengurangi durasi diare sebanyak 23% (95% CI 12-32 percent) dan mengurangi jumlah tinja air per hari sebanyak 39%.19 Berdasarkan studi ini WHO merekomendasikan suplementasi zink untuk bayi dan anak-anak dengan diare akut di negara berkembang, yakni diberikan dalam dosis 20 mg/hari untuk anak-anak usia 6 bulan,10 mg/hari untuk anak-anak usia <6 bulan dan diberikan selama 10 hingga 14 hari. Untuk terapi diare persisten diare persisten, yakni diare yang telah berlangsung lebih dari 14 hari memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi daripada diare akut. Randomized, controlled trials pada anakanak dengan diare persisten menunjukkan bahwa suplementasi zink mengurangi keparahan dan durasi diare persisten.14,21,22 Untuk pencegahan dan terapi malaria hal ini masih kontroversi. Suatu randomized trial di Papua, New Guinea menunjukkan bahwa suplementasi zink mengurangi angka kejadian malaria.23 Beberapa studi lain menunjukkan tidak adanya penurunan angka morbiditas malaria secara signifikan. Placebo-controlled trial yang dilakukan di daerah endemik di Afrika juga gagal menunjukkan penurunan angka morbiditas dan mortalitas malaria.24,25 Toksisitas Zinc Suplementasi zink memunculkan sedikit efek toksik. Ingesti lebih dari 100 mg/hari tidak menimbulkan gejala. Zink menginhibisi absorbsi tembaga sehingga asupan zink lebih dari 100

mg/hari dalam jangka panjang dapat menimbulkan defisiensi tembaga. Ingesti 1-2 g zink sulfat menyebabkan mual dan muntah sebagai akibat terjadinya iritasi dan korosi dari saluran cerna. Senyawa zink dalam dosis besar juga dapat menimbulkan terjadinya acute renal failure yang disebabkan oleh nekrosis tubuler ataupun nefritis interstisial.26,27 Lactobacillus Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif , anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat merubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat. Kebanyakan dari bakteri ini umum dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini dapat ditemukan di dalam vagina dan sistem pencernaan, dimana mereka bersimbiosis dan merupakan sebagian kecil dari flora usus. Banyak spesies dari Lactobacillus memiliki kemampuan membusukkan materi tanaman yang sangat baik. Produksi asam laktatnya membuat lingkungannya bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan beberapa bakteri merugikan. Beberapa anggota genus ini telah memiliki genom sendiri.1 Beberapa spesies Lactobacillus sering digunakan untuk industri pembuatan yogurt, keju, sauerkraut, acar, bir, anggur (minuman), cuka, kimchi, cokelat, dan makanan hasil fermentasi lainnya, termasuk juga pakan hewan, seperti silase. Ada pula roti adonan asam, dibuat dengan "kultur awal", yang merupakan kultur simbiotik antara ragi dengan bakteri asam laktat yang berkembang di media pertumbuhan air dan tepung. Laktobasili, terutama L. casei dan L. brevis, adalah dua dari sekian banyak organisme yang membusukkan bir. Cara kerja spesies ini adalah dengan menurunkan pH bahan fermentasinya dengan membentuk asam laktat. Beberapa Lactobacillus spp. dan bakteri asam laktat lainnya mungkin memiliki potensi untuk pengobatan dan terapi, termasuk pereda rasa nyeri, anti-kanker, dan kemampuan lainnya. Studi riset telah mendemonstrasikan efek perlindungan sebagian jenis bakteri ini memiliki pengaruh anti-tumor dan antikanker. Pengaturan asupan makanan membantu tubuh bertahan dari risiko jenis kanker tertentu dan menekan kejadian tumor kolonik, volum dan kemampuan membelah yang dirangsang berbagai zat karsinogen. Pemberian beberapa jenis bakteri secara oral dapat efektif menurunkan formasi ikatan ADN, memperbaiki kerusakan ADN dan mencegah lesi yang putatif preneoplastik, seperti abberant crypt foci yang dirangsang zat kimia karsinogen di sistem pencernaan. Laporan juga menunjukkan beberapa kultur yang diberikan pada hewan menghambat tumor hati, usus besar, anus, dan kelenjar susu, menekankan potensi efek sistemis dari probiotik dengan aktivitas anti-neoplastik. Laktobasili juga digunakan untuk mengembalikan keseimbangan fisiologis tertentu seperti ekosistem vagina (Ginoflora). Peran mereka adalah (1) secara fisis melindungi epitelium vagina dengan membangun lapisan tebal yang memisahkan epitelium dengan patogen, (2) secara fisiologis menjaga keseimbangan ekosistem vagina dengan mempertahankan pH pada ~4,5 dan (3) membentuk hidrogen peroksida yang melawan patogen. Genus Lactobacillus untuk saat ini terdiri atas lebih dari 125 spesies dan mencakup jenis organisme yang luas. Genus ini polifiletik dengan genus Pediococcus membagi kelompok L. casei, dan spesies L. acidophilus, L. salivarius, dan L. reuteri menjadi perwakilan dari tiga subclade yang berbeda. Genus Paralactobacillus termasuk di dalam kelompok L. salivarius. Dalam beberapa tahun ini, anggota lain dari

genus Lactobacillus (dulunya dikenal dengan cabang Leunocostoc dari Lactobacillus) telah diklasifikasi ulang ke dalam genera Atopobium, Carnobacterium, Weissella, Oenococcus, dan Leuconostoc. Baru akhirakhir ini, P. dextrinicus, yang merupakan spesies Pediococcus, telah telah diklasifikasi ulang sebagai spesies Lactobacillus (IJSEM, Paper in Press). Banyak laktobasili bersifat tak umum, bakteri ini bekerja secara metabolisme homofermentatif (hanya membentuk asam laktat dari gula, bandingkan dengan laktobasili heterofermentatif yang dapat membentuk alkohol atau asam laktat dari gula) dan juga aerotoleran, walaupun tak memiliki sama sekali rantai pernafasan. Aerotoleransi ini bergantung pada mangan dan telah diteliti (dan dijelaskan) sebagai Lactobacillus plantarum. Banyak Lactobacillus tidak memerlukan besi untuk pertumbuhan dan memiliki toleransi hidrogen peroksida yang sangat tinggi. Dilihat dari metabolismenya, spesies Lactobacillus dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Homofermentatif obligat (Kelompok I) o L. acidophilus, L. delbrueckii, L. helveticus, L. salivarius Heterofermentatif fakultatif (Kelompok II) o L. casei, L. curvatus, L. plantarum, L. sakei Heterofermentatif obligat (Kelompok III) o L. brevis, L. buchneri, L. fermentum, L. reuteri Laktobasilus yang tersedia pada pemicu adalah Lakto-B, berikut adalah keterangan mengenai hal tersebut. KANDUNGAN Komposisi Per Sachet mengandung : Energi 3,4 Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein 0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10 mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg. INDIKASI Lactic Acid Bacterial menghasilkan asam organik yang menghambat bakteri merugikan, sehingga dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan flora usus pada diare. Lactobacilli menghasilkan enzim -Galaktosidase, untuk menghidrolisa laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Lacto-B dapat mengurangi lactose intolerance (diare akibat mengkonsumsi susu formula yang mengandung laktosa). Vitamin B dapat membantu keseimbangan flora usus. KEMASAN Sachet 1 gram x 40's DOSIS Dibawah 1 tahun : 2 sachet per hari. Usia 1 sampai 6 tahun : 3 sachet per hari. Dapat diberikan langsung (rasa enak) atau dicampur dengan susu, makanan bayi atau air. PENYAJIAN Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

HARGA : Rp. 133.837/kemasan Ibuprofen Mekanisme kerja. Bekerja melalui penghambatan siklooksigenase (COX), sehingga menghambat sintesis prostaglandin. Indikasi. Demam, nyeri ringan hingga sedang, nyeri pascaoperasi, juvenile rheumatoid, nyeri otot. Kontraindikasi. Hipersensitivitas terhadap NSAID lain dan aspirin. Ulkus peptikum, asma, rhinitis/urtikaria, kehamilan semester 3. Efek samping. Efek gastrointestinal, ruam kulit, bronkospasme, trombositopenia, limfopenia, penglihatan kabur/berkurang. Interaksi obat. Ibuprofen dapat meningkatkan kadar litium darah (Eskalith) dengan mengurangi ekskresi litium oleh ginjal. Peningkatan tingkat lithium dapat menyebabkan toksisitas lithium. Ibuprofen dapat mengurangi efek menurunkan tekanan darah terhadap obat yang diberikan untuk mengurangi tekanan darah. Ketika ibuprofen digunakan dalam kombinasi dengan aminoglikosida [misalnya, gentamisin (Garamycin)], tingkat darah aminoglikosida dapat meningkat, kemungkinan karena eleminasi aminoglikosida dari tubuh berkurang. Penggunaan bersama antikoagulan oral (contoh warfarin) yang berlebih dapat menyebabkan perdarahan. Deksametason Mekanisme kerja. Deksametason adalah agonis glukokortikoid. Deksametason tdk terikat melintasi membran sel dan berikatan dengan afinitas tinggi terhadap reseptor sitoplasma spesifik. Menghasilkan modifikasi transkripsi dan sintesis protein untuk mencapai inhibisi infiltrasi leukosit pada tempat inflamasi, mengubah fungsi mediator dari respons inflamasi, penekanan respon imun humoral, dan pengurangan edema atau bekas luka . Tindakan antiinflamasi deksametason diduga melibatkan protein penghambat fosfolipase A2, lipocortins, yang mengontrol biosintesis mediator poten dari peradangan seperti prostaglandin dan leukotrien. Indikasi. Alergi, penyakit kolagen, rematik, leukemia, kelainan hematologi Kontraindikasi. Ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis, TB, infeksi akut, vaksin hidup. Efek samping. Retensi cairan dan garam, edema, hipertensi, amenore, hiperhidrosis, gangguan mental, pancreatitis akut, peningkatan tekanan intra ocular, gangguan penglihatan, peningkatan nafsu makan, retardasi pertumbuhan. Interaksi obat. Efikasi dapat berkurang dengan fenitoin, fenobarbital, rifampisin, vit. A, tetrasiklin, tiazid. Antikoagulan oral, obat hipoglikmik oral, salisilat. Diazepam Mekanisme kerja. Diazepam adalah benzodiazepin yang mengikat ke subunit spesifik pada reseptor GABAA di situs yang berbeda dari situs pengikatan molekul GABA endogen. The GABAA reseptor merupakan saluran inhibisi, yang ketika diaktifkan, menurunkan aktivitas neuron. Indikasi. Kondisi psikoneurotik, psikosomatik. Efek muscle-relaxing pada kejang (demam dan epilepsy). Premedikasi. Kontraindikasi. Myasthenia gravis, glaucoma sudut sempit akut, kehamilan trimester I. Efek samping. Kantuk, kelemahan otot, ataxia, amnesia, reaksi paradoksikal.

Interaksi obat. Alkohol atau obat yang menyebabkan sedasi dapat menambah efek penenang diazepam. Cimetidine, ketoconazole, omeprazole, fluvoxamine, dan fluoxetine dapat memperpanjang efek diazepam dengan cara menghambat enzim hati yang memecah diazepam. Dosis perlu diturunkan ketika obat ini digunakan dengan diazepam. Domperidon Mekanisme kerja. Berhubungan dengan inhibisi reseptor dpamin perifer Indikasi. Dalam pengelolaan gejala gangguan motilitas gastrointestinal atas terkait dengan gastritis kronis dan subakut dan gastroparesis diabetik. Domperidone juga dapat digunakan untuk mencegah gejala gastrointestinal yang terkait dengan penggunaan agen antiparkinsonian agonis dopamin. Kontraindikasi. Pada pasien dengan sensitivitas atau intoleransi terhadap obat yang diketahui. Domperidon sebaiknya tidak digunakan apabila stimulasi gastrointestinal berbahaya, yaitu, pada perdarahan gastrointestinal atau obstruksi mekanik. Efek samping. Hiperprolaktinemia, galaktore, ginekomastia, reaksi alergi. Interaksi obat. Analgesik opioid, agen antikolinergik, antacid, agen antisekretori. Loperamid Mekanisme kerja. Bekerja langsung pada otot polos usus halus untuk menghambat peristaltik dan memperlama waktu transit makanan. Indikasi. Mengendalikan dan meredakan gejala diare akut non spesifik dan diare kronik yang berhubungan dengan inflammatory bowel disease, diare fungsional kronik (idiopatik), diare kronik akibat reseksi saluran cerna atau lesi organik, mengurangi volume keluaran dari ileostomi. Kontraindikasi. Hipersensitivitas terhadap loperamid ataupun komponennya, nyeri perut di luar saat diare, anak-anak di bawah usia 24 bulan, kolitis ulseratif akut, pasien yang harus menghindari konstipasi, diare infeksius dari organisme yang berpenetrasi ke dalam mukosa usus halus (seperti Shigella, Salmonela), pasien dengan kolitis pseudomembran, diare berdarah. Efek samping. Mengantuk, lelah, pusing, sakit kepala, ruam kulit, gatal, urtikaria, angioedema, eritema multiformis, SSJ, TEN, mual, muntah, gangguan lambung, kembung, nyeri abdomen, konstipasi, kram perut, xerostomia (mulut kering), megakolon toksik, ileus paralitik, retensi urin, reaksi hipersensitivitas. Interaksi obat. Isoenzim sitokrom P450: substrat CYP2C8 dan CYP3A4 (mayor), serta substrat CYP2D6 dan CYP2B6 (minor). Toksisitas SSP dengan pemberian depresor SSP, fenotiazin, antidepresan trisiklik, alkohol. Quinidin dan ritonavir meningkatkan kadar plasma loperamid. Dapat menurunkan eksposure saquinavir. Inhibitor MAO.

Kaopectat Mekanisme kerja. Aktivitas absorbent mengikat mukus dan racun di saluran cerna, serta mengurangi kehilangan cairan. Indikasi. Terapi simptomatik untuk diare non-spesifik. Kontraindikasi. Kontraindikasi pada obstruksi usus, konstipasi, dan hipersensitivitas. Perhatian pada pasien dengan tanda-tanda dehidrasi, anak di bawah usia 6 tahun. Tidak boleh digunakan lebih dari 2 hari pada keadaan demam tinggi. Efek samping. Konstipasi dan impaksi feses.

Interaksi obat. Dapat menurunkan absorpsi obat lain, seperti digoksin. Metoklopramid Mekanisme kerja. Antagonis reseptor dopamin poten: menghambat reseptor dopamin pada chemoreceptor trigger zone di SSP, mencegah muntah; mempercepat pengosongan lambung dan waktu transit di usus halus tanpa merangsang sekresi gaster, kandung empedu, ataupun pankreas. Indikasi. Tata laksana refluks gastroesofageal dan rasa panas di ulu hati, mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi dan postoperasi, terapi simptomatik untuk gastroparesis diabetik akut dan rekuren, gangguan gastrointestinal, mabuk perjalanan, untuk memudahkan tindakan intubasi intestinal. Kontraindikasi. Hipersensitivitas terhadap metoklopramid ataupun komponennya, obstruksi saluran cerna, feokromositoma, riwayat gangguan kejang atau pasien yang mendapat obat yang dapat menyebabkan reaksi ekstrapiramidal, hamil trimester 1. Perhatian pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, lanjut usia, anak, dan ibu yang sedang menyusui. Efek samping. Reaksi ekstrapiramidal, hipertensi, hipotensi, SVT, bradikardi, blok AV, CHF, mengantuk, pusing, lelah, insomnia, cemas, agitasi, depresi, diskinesia tardive, distonia, kejang, halusinasi, sindrom maligna neuroleptik, ginekomastia, amenore, galaktore, hiperprolaktinemia, konstipasi, diare, gangguan frekuensi BAK, impotensi, methemoglobinemia, sulfhemoglobinemia, netropenia, leukopenia, agranulositosis, porfiria, kuning, gangguan penglihatan, reaksi hipersensitivitas, urtikaria, mulut kering, edema lidah atau periorbital. Interaksi obat. Isoenzim sitokrom P450: substrat CYP1A2 dan CYP2D6. Menurunkan absorpsi simetidin dan digoksin; menigkatkan absorpsi siklosporin. Levodopa menurunkan efek metoklopramid, menigkatnya kejadian hipersensitivitas pada pemberian dengan inhibitor MAO, meningkatkan efek blocking neuromuskular dari suksinilkolin. Antikolinergik dan analgetik narkotik melawan efek motilitas saluran cerna metoklopramid; meningkatkan kadar serum takrolimus. Alkohol, sedatif, hipnotik, parasetamol, tetrasiklin, etanol. Attapulgit Mekanisme kerja. Aktivitas absorbent mengikat mukus dan racun di saluran cerna, serta mengurangi kehilangan cairan. Indikasi. Terapi simptomatik untuk diare non-spesifik yang tidak berkomplikasi. Kontraindikasi. Stenosis saluran cerna, hipersensitivitas terhadap attapulgit ataupun komponennnya, konstipasi, dan obstruksi usus. Perhatian pada anak di bawah usia 6 tahun dan gangguan ginjal berat, serta dengan tanda-tanda dehidrasi. Tidak boleh digunakan lebih dari 2 hari pada keadaan demam tinggi. Efek samping. Konstipasi, impaksi feses, pneumokoniosis. Interaksi obat. Mempengaruhi kecepatan dan besarnya absorpsi obat lain, seperti promazin, digoksin, klindamisin, tetrasiklin, penisilamin, linkomisin, dan pseudoefedrin. Menurunkan kerja ipecacuanha dan emetik lainnya. Hpoglikemik oral, antikoagulan. Antagonis vit. K. PABA. Prokain. Menyebabkan potensiasi efek antikolinergik dari antihistamin, antidepresan, antipsikotik, dan antiparkinson. Kotrimoksazol Mekanisme Kerja Aktivitas antibakteri kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfonamid menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari

dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat penting untuk reaksi-reaksi pemnidahan satu atom C, seperti pembentukan basa purin dan beberapa asam amino. Indikasi 1. Infeksi saluran kemih 2. Infeksi saluran napas 3. Infeksi saluran cerna 4. Infeksi oleh Pneumocystis Carinii 5. Infeksi genitalia 6. Infeksi lainnya Kontraindikasi Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat Hipersensitivitas terhadap golongan sulfonamide Hamil dan menyusui Bayi kurang dari 2 bulan Porfiria *tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 2 tahun Efek Samping Dalam keadaan defisiensi folat dapat menimbulkan megaloblastosis, leukopenia atau trombositopenia Efek samping pada kulit: dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnsons dan toxic epidermal necrolysis, glositis, stomatitis Gejala mual, muntah dan diare jarang terjadi Sakit kepala, depresi, halusinasi Reaksi hematologik lain Interaksi obat Tidak beriteraksi dengan obat lain yang diberikan, namun dapat beriteraksi dengan antikoagulan oral, antidiabetik sulfonylurea dan fenitoin. Amoksisilin Mekanisme Kerja Menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sistesis dinding sel mikroba, efek bakterisid Obat bergabung dengan penicillin-binding protein (PBPs) pada kuman Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses tranpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel Indikasi Infeksi saluran napas, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak karena bakteri gram negatif dan gram positif Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap penisilin Infeksi mononucleosis Efek Samping Reaksi alergi

Syok anafilaksis Reaksi toksik dan iritasi local Perubahan biologik Interaksi obat Tidak berinteraksi dengan obat lain yang diberikan. Probenasid memperpanjang masa paruh amosisilin. Jika diberikan bersama allopurinol dapat membuat kulit menjadi merah. Siprofloksasin Mekanisme Kerja Bentuk double helix DNA harus dipisahkan menjadi 2 rantai DNA pada saat akan berlangsungnya replikasi dan transkripsi. Pemisahan ini selalu akan mengakibatkan terjadinya puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA Girase (Topoisomerase II) yang kerjanya menimbulkan negative supercoiling. Golongan kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal. Indikasi Infeksi saluran kemih Infeksi saluran napas Infeksi saluran cerna Penyakit yang yang ditularkan melalui hubungan seksual Infeksi tulang dan sendi Infeksi kulit dan jaringan lunak Kontraindikasi Hipersensitvitas, hamil, menyusui, anak prepubertal < 18 tahun dan bayi Efek Samping Saluran cerna: mual, muntah, rasa tidak enak pada perut Susunan saraf pusat: sakit kepala, pusing, halusinasi, kejang dan delirium Hepatotoksisitas Kardiotosisitas Disglikemia Fototosisitas Lain-lain: gangguan sendi Interaksi obat Tidak berinteraksi dengan obat lain yang diberikan. Golongan kuinolon berinteraksi dengan antacid dan preparat besi, teofilin, dan obat yang memperpanjang interval QTc (kuinidin, prokainamid, amiodaron, sotalol, terfenadin dan sisaprid). Metronidazol Mekanisme Kerja Mekanisme kerja belum diketahui. Metronidazol memperlihatkan daya amubisid langsung. Indikasi Amubiasis, trikomoniasis dan infeksi bakteri anaerob. Metronidazol efektif untuk amubiasis intestinal maupun ekstraintestinal. Kontraindikasi Hipersensitivitas, hamil trimester pertama

Efek Samping Sakit kepala, mual, mulut kering dan rasa kecap logam Muntah, diare, dan spasme usus jarang terjadi Lidah berselaput, glositis, dan stomatitis dapat terjadi selama pengobatan Efek samping lain dapat berupa pusing, vertigo, ataksia, parestesia pada ekstremitas, urtikaria, flushing, pruritus, disuria, sistitis, rasa tekan pada pelvik, juga kering pada mulut, vagina dan vulva. Interaksi obat Tidak terdapat interaksi dengan obat lain yang diberikan, namun dapat berinteraksi dengan alcohol dan antikoalgulan. Sefiksim Mekanisme Kerja Sefalosporin generasi III, kurang aktif dibandingkan dengan generasi pertama terhadap kokus Grampositif, tetapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase. Indikasi Terapi otitis media akut, bronchitis akut, infeksi saluran kemih dan gonore. Kontraindikasi hipersensitivitas Efek Samping Diare dan keluhan saluran cerna lainnya. Interaksi obat Tidak terdapat interaksi obat dengan obat lain yang diebrikan. OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN Antipiretik Pro-biotik Zink Oralit Pertimbangan: Jenis obat Efektivitas Safety Suitability Cost-Effective Parasetamol +++ +++ +++ +++ Ibuprofen ++ ++ + ++ Lacto-bee ++ +++ ++ ++ Zink ++ +++ ++ ++ Oralit +++ +++ +++ +++ Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami memilih pada pasien ini diberikan obat parasetamol, lacto-bee, zink dan oralit. Dr. Ana Rumah Sakit Bunda Kasih, Jakarta SIP: 0906622800 Telp: 021-92487424 Jakarta, 05 April 2010 R/ Parasetamol 125 mg

Sach. Lactis q.s. m.f pulv d.t.d No. XII S 3 dd pulv I prn demam R/ Zink tab 20 mg No. XIV S 1 dd tab I a.c. R/ Lacto-bee sachet 1 gr no. XV S 3 dd sachet I d.c. R/ Oralit sachet 200 ml no. III S 3 dd sachet I (tiap 1 jam) R/ Oralit sachet 200 ml no. V S 1 dd sachet tiap buang air besar Pro: An. Ocin Umur: 1 tahun BB: 9 kg Pasien dianjurkan kontrol Pasien harus kontrol segera bila ditemukan tanda-tanda: o anak tidak mau minum air atau ASI o anak menangis, namun air mata tidak ada o jumlah dan frekuensi buang air kecil berkurang o tampak semakin parah o demam berlanjut terus o ditemukan darah pada feses Jika ditemukan basil gram (-) dan leukosit (+++), maka obat yang diberikan: Obat yang diberikan pada pasien ini adalah antibiotik, yaitu sefiksim dengan pertimbangan sebagai berikut: Jenis obat Efektivitas Kotrimoksazol +++ Amoxicillin + Sefiksim ++ Siprofloksasin +++ Metronidazol _ Dengan resep yang diberikan, yaitu: Dr. Vene Rumah Sakit Bunda Kasih, Jakarta SIP: 0906622800 Telp: 021-92487424 Jakarta, 05 April 2010 R/ Sefiksim tab 400 mg Sach. Lactis no. I q.s. Safety ++ ++ Suitability +++ +++ Cost-Effective +++ ++

m.f pulv No. X S 2 dd pulv I a.c. Pro: An. Ocin Umur: 1 tahun BB: 9 kg

You might also like