Professional Documents
Culture Documents
Angka indeks(index number) adalah angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membandingkan tentang hal atau kegiatan yang sama dalam dua waktu yang berbeda. Angka indeks yang dimaksudkan disini adalah ukuran yang menunjukkan perubahan tingkat harga, kualitas atau produktivitas dibandingkan dengan periode tertentu yang dinamakan periode dasar. Jadi untuk membuat angka indeks itu diperlukan dua waktu yang berbeda, yaitu waktu atau periode dasar (based period) dan waktu yang sedang berjalan (current period). Waktu dasar : adalah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian dipergunakan untuk dasar perbandingan. Waktu yang sedang berjalan : adalah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian akan dibandingkan dengan kegiatan yang terjadi pada waktu dasar. Angka Indeks dapat dibagi menjadi dua yaitu indeks harga (price index) dan indeks kwantitas (quantity index). Indeks harga mencakup semua indeks yang satuan aslinya dalam satuan mata uang, seperti indeks harga, indeks penerimaan, indeks upah/gaji indeks biaya hidup. Indek kwantitas mencakup semua indeks yang satuan aslinya dalam satuan fisik seperti berat, luas, volume, antara lain seperti indeks produksi, indek barang yang diangkat, indeks barang yang dimuat dipelabuhan.
3
IHK paDA tah5n 8& = #00 dejgan AHK3tAhun31978 = 100, maka daya beli rupiAh tahun 1986 IHI78 = 100 = 33 3 1/3 Daya beli tahun 1986 hania /3 daya beli tahun 19'8. 3 IHK86 = 300 3 1/3 3 3 3 3
4
Indeks4harga Perdagangan besar umum dIwakili od%H 281 jenis barang. Pengetahuan tentang indeks harga perda'!ngan besar biasanqa diguNaKAn dalam kont2ak jangka 0a.janG yang memungkinKal terjadinya perubahan harga yang da0at bErpengaRuh terha$ap kebijaks!Naan suatu perusahaan.
PDB Harga Berlaku PDB harga konstant = (PDB riil) Indeks Harga
x 100
Indeks harga yang digunakan untuk medeflasi PDB harga berlaku agar diperoleh PDB harga konstant dinamakan Implicit Price Deflator. PDB Harga Berlaku Implicit Price Deflator = (IPD) PDB Harga Konstant
Deflator biasanya dicari dengan rumus-rumus Laspeyres, Deflator untuk periode n dengan periode dasar 0 dirumuskan :
P n . Q0 IPD = P n . Q0
x 100
IHR
Pn = ---P0
x 100
IHR = Indeks harga relatif tahun n Pn = harga pada tahun n P0 = harga pada tahun dasar
6 Tabel 1. Perhitungan Indeks Harga Relatif ikan segar di pasar x dengan tahun dasar tahun 1980. Tahun Harga Ikan Segar/kg Indeks Harga Relatif 1980 1981 1982 1983 1.200 1.230 1.250 1.300 1.200/1.200x100 = 100 1.230/1.230x100 = 102,5 1.250/1.250x100 = 104,5 1.300/1.300x100 = 108,3
Pn IA = -------- P0
IA = indeks gabungan sederhana tahun n (tertentu) Pn = jumlah seluruh harga pada tahun n P0 = jumlah seluruh harga pada tahun dasar.
Contoh Tabel 2. Indeks agregat sederhana (simple agregative method) dari harga rata-rata 9 macam bahan pokok dipasar kota gede, 1980-1984. Jenis bahan pokok Harga/unit 1980 1984 Beras 200 225 Gula Pasir 350 450 Garam Bata 15 25 Minyak Kelapa 700 1.200 Ikan Asin 1.500 1.600 Tekstil 1.300 1.300 Batik 3.000 3.250 Sabun Cuci 200 215 Minyak Tanah 125 130
7
Jumlah ( ) Indeks harga 7.290 100 8.395 115,15
Indeks harga 1980 = 100 Indeks harga 1984 = 8.395 x 100 = 115,5 7.290
Berdasarkan hasil penyusunan indeks harga 1984 diatas, harga rata-rata 9 macam bahan pokok ditahun 1984 ialah 115,15% dari tahun 1980. Dengan kata lain, harga rata-rata 9 macam bahan pokok dipasar kota Gede pada tahun 1984 mengalami kenaikan sebesar 15,15% jika diperhitungkan dengan harga tahun 1980.
8 Contoh. Tabel 2. Indeks rata-rata dari relatif harga 9 macam bahan pokok di pasar Kota Gede, 1980-1984 dalam rupiah per unit. Jenis bahan pokok Relatif harga = Pn P0 Beras (kg) 225/200 = 1,125 Gula Pasir (kg) 450/350 = 1,286 Garam (bata) 25/15 = 1,667 Minyak Kelapa (btl) 1.200/700 = 1,714 Ikan Asin (kg) 1.600/1.500 = 1,066 Tekstil (meter) 1.300/1.300 = 1 Batik (lembar) 3.250/3.000 = 1,083 Sabun Cuci (batang) 215/200 = 1,075 Minyak Tanah (ltr) 130/125 = 1,04 Pn = 11,056 P0 Indeks harga 1980 = 100 Indeks harga 1984 = 11,056 x 100 = 122,84 9
I.
9 P0 . W
IAw = indeks gabungan sederhana tertimbang Pn = harga pada tahun n P0 = harga pada tahun dasar W = nilai timbangan
Penentuan indeks ini biasa dikenal dengan beberapa nama indeks seperti : 1. Indeks Laspeyres 2. Indeks Paasche Wort 3. Indeks Drobisch 4. Indeks Fisher 5. Indeks Marshall Edge 6. Indek Walsh
1.Indeks Laspeyres
Perumusan Laspeyres menggunakan kwantitas tahun dasar sebagai timbangan indeks harga dan dirumuskan sebagai berikut :
Pn . Q0 IL = x 100 P0 . Q0
IL Pn P0 Q0 = rumus indeks Laspeyres = harga pada tahun n = harga pada tahun dasar = kwantitas tahun dasar
Contoh Tabel 3.Perhitungan Indeks harga Laspeyres tentang 3 jenis bumbu di Pasar Kliwon pada tahun 1981-1982. Harga per ton Jenis bumbu (Rp.100) Q81 P81.Q81 P82.Q81 1981 1982 Bawang merah 2.780 3.500 10 27.800 35.000 Bawang putih 4.500 4.800 15 67.500 72.000 Bawang putih 6.000 5.000 8 48.000 40.000
10
Jumlah 143.300 147.000
P81 . Q81 Indeks 1981 = P81 . Q81 P82 . Q82 Indeks 1982 = 100 = 102,58 P82 . Q82
x 100 = 100
Harga 3 jenis bumbu di pasar Kliwon ditahun 1982 ternyata mengalami kenaikan sebesar 2,58% dari harga tahun 1981.
2. Perumusan Paasche
Paasche menggunakan kwantitas tahun yang sedang berjalan atau tahun tertentu sebagai timbangan secara umum rumus Paasche dinyatakan sebagai berikut :
Pn . Qn IP = P0 . Qn x 100
IP = Indeks Paasche pada tahun n Qn = Kwantitas barang pada periode n Pn = Harga pada tahun n P0 = Harga pada tahun dasa
Tabel 4. Indeks Harga Paasche tentang 3 jenis bumbu di pasar Kliwon pada tahun 1981-1982. Jenis Bumbu Harga/ton (Rp.1000,-) Q82 P81.Q82 P82.Q82 1981 1982 Bawang Merah 2.780 3.500 40 111.200 140.000
11
Bawang Putih Lada Putih 4.500 6.000 4.800 5.000 30 20 135.000 120.000 366.200 144.000 100.000 384.000
3.Perumusan Drobisch
Jika selisih antara hasil perumusan Laspeyres dan Paasche cukup besar, Drobisch menganjurkan sistem rata-rata bagi hasil indeks Laspeyres dan Paasche, yang dirumuskan sebagai berikut :
4.Perumusan Fisher
Jika selisih indeks Laspeyres dan indeks Paasche cukup besar, maka pengratarataan dengan asas rata-rata hitung seperti dalam perumusan Drobisch memiliki kelemahan-kelemahanm yaitu belum tentu menghasilkan nilai indeks yang cukup representatif bagi kedua hasil indeks Laspeyres dan Paasche. Fisher menganjurkan penggunaan rata-rata ukur bagi pengrata-rataan indeks Laspeyres dan Paasche yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
IF =
IL x IP
12
IF = (102,58) (104,86)
= 103,714
5.Perumusan Marshall-Edgeworth
Dalam Perumusan Marshall dan Edgeworth, pengrata-rataan tidak dilakukan terhadap indeks Laspeyres maupun Paasche. Pengrata-rataan hanya dilakukan terhadap timbangan kwantitasnya, perumusannya diberikan sebagai berikut :
IME = Indeks Marshall-Edgeworth pada tahun n Pn = harga pada tahun n P0 = Harga pada tahun dasar Qn = Kwantitas pada tahun n Q0 = Kwantitas pada tahun dasar
Tabel 5.
Perhitungan indeks harga Marshall-Edgeworth tentang 3 jenis bumbu di pasar Kliwon pada tahun 1981-1982. Jenis Bumbu P0 Pn Q0 Qn (Q0+Qn) P0(Q0+Qn) P0(Q0+Qn ) Bawang Merah 2.78 3.50 10 20 30 83.400 105.000 Bawan Putih 0 0 15 30 45 202.500 216.000 Lada Puti 4.50 4.80 8 10 18 108.000 90.000 0 0 6.00 5.00 0 0 393.900 411.000
Indeks harga 1981 = 100 Indeks harga 1982 = 411.000 x 100 = 104,34 393.900
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1
13
6.Rumus Walsh
Walsh memberi perumusan alternatif yang kemudian terkenal dengan nama rumus Walsh sebagai berikut :
Pn Q0 + Qn IW = P0 Q0 + Qn x 100
Tabel 6. Perhitungan indeks harga Walsh tentang 3 jenis bumbu di Pasar Kliwon pada tahun 1981-1982. Jenis Bumbu P0 Pn Q0 Qn Q0+Qn Q0+Qn Q0+Qn Bawang Merah 2.78 3.50 10 20 200 14,142 39314,76 Bawan Putih 0 0 15 30 450 21,243 95458,5 Lada Puti 4.50 4.80 8 10 80 8,944 53644,0 0 0 6.00 5.00 0 0 188.437, 26
x 100 = 104,03
Berikut ini diketahui volume dan harga ekspor 3 jenis komoditas pertanian selama tahun 1985-1988. Volume Ekspor (000 ton) Tahun 1985 1986 1987 1988 Kayu 11.042 11.814 15.802 16.155 Kopi 128 136 160 216 Karet 788 812 800 862 Harga Ekspor (US$/ton) Tahun 1985 1986 1987 1988 Kayu 45 53 60 62 Kopi 781 1750 3744 2273 Karet 454 653 735 832
14 Carilah ! Indeks Harga Laspeyres, Paasche, Fisher, dan Marshall-Edgeworth untuk tahun 1988 dengan tahun dasar tahun 1985.
I.
P .w IRHw = x100 w
0
Rumus indeks ini banyak dipakai jika data yang digunakan sebagai timbangan sudah dinyatakan dalam satuan nilai ( p x q ), seperti data tentang nilai ekspor, nilai produksi dsb.nya. Jadi indeks relatif harga-harga yang diberi timbangan nilai tahun dasar dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pn
P .P q IRHw = P q
0 0 0 0
x100
Sedang untuk yang diberi timbangan nilai tahun tertentu dirumuskan sebagai berikut :
Pn
P . P q IRHw = P q
n 0 n n
x100
Rumus ini hampir sama dengan indeks harga agregat tertimbang dengan rumus Laspeyres. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu bahwa rumus ini harus digunakan jika diketahui nilai (proporsi) rupiah yang dibelanjakan pada periode dasar. Tabel 7. Perhitungan indeks relatif harga-harga tertimbang.
Q83 35 4 1
Jika tahun 1983 dijadikan sebagai periode dasar, maka indeks relatif harga tertimbang tahun 1984 =
P .P q IRHw = P q
0 0 0 0
Pn
x100
12.125 = 11.400 Harga 3 jenis bahan pangan untuk tahun 1984 ternyata mengalami kenaikan sebesar 6,36% dari harga tahun 1983. x 100 = 106,36
Indeks Kuantitas
Perubahan kuantitas produksi atau konsumsi dari waktu ke waktu, dapat diukur atau diperbandingkan dengan menggunakan angka-angka indeks. Angka-angka indeks sedemikian ini disebut indeks kuantitas (quantity index). Jika pada penyusunan indeks harga berkisar pada perbandingan Pn/P0, maka pada perhitungan indeks kuantitas sebetulnya berkisar pada perbandingan Qn/Q0. Pada penyusunan indeks harga tertimbang, kuantitas harus dikonstatir (tetap konstan) agar perubahan harga dapat diukur bebas dari pengaruh perubahan kuantitas. Sebaliknya, dalam penyusunan indeks kuantitas, maka harga harus dikonstatir, supaya perubahan kuantitas dapat diukur bebas dari pengaruh perubahan harga.
16 Harga rata-rata tahunan dari 5 jenis komoditas ekspor Jakarta, 1970-1974 dalam rupiah per 100 kg. Jenis Komoditas 1970 1971 1972 Kopra 4.959 6.437 5.674 Kopi 14.902 14.595 13.709 Lada Putih 26.726 23.595 31.164 Teh BOP 17.252 21.595 22.381 Kapuk 17.000 17.500 22.370 Sumber : Pengantar Metode Statistik I, Anto Dajan, LP3ES, 1984. Tabel 1.
Tabel 2. Produksi tahunan dari 5 jenis komodisitas ekpor 1970-1974 (00ton). Jenis Komoditas 1970 1971 1972 1973 Kopra 1.840 969 5.674 526 Kopi 994 747 13.709 997 Lada Putih 24 242 31.164 248 Teh BOP 420 450 22.381 446 Kapuk 16 13 22.370 1 Sumber : Pengantar Metode Statistik I, Anto Dajan, LP3ES, 1984. Tabel 3. Perhitungan Indeks Harga Agregatif dan Indeks Rantai dari 5 jenis Komoditas ekspor dipasar Jakarta, 1970-1973 (Rp.1000) 1970 = 100
Tahun Harga tahun yg berlaku x produksi tahun pertama dari tiap-tiap pasang tahun. Kopra Kopi Lada Teh Kapuk 2 9.124.560 11.844.080 6.237.453 5.498.106 2.451.168 5.565.888 3 14.812.588 14.507.430 10.829.490 10.172.078 13.105.804 29.467.744 4 641.424 566.280 5.709.990 7.541.688 7.697.508 13.003.562 5 7.245.840 9.069.900 9.847.320 10.208.472 10.298.020 10.330.680 6 272.000 280.000 227.500 290.810 67.110 92.523 x 100 PnQ0 7 8 32.096.412 100,00 36.267.690 112,990 32.851.753 33.711.154 33.619.610 58.460.397 100,00 102,616 100,00 173,888 Nilai Agregat PnQ0 IR
17 IRn-1= Indeks rantai tahun t-1 dikolom 9. Nilai dalam kolom (2) sampai dengan (6) adalah nilai tiap jenis komoditas ekspor dalam tahun-tahun yang tertentu. Tiap pasang tahun yang terdiri dari dari 2 tahun berturut-turut, nilai tahun pertamanya = P0.Q0, dan nilai tahun keduanya = Pn.Q0. Nilai agregatif dari kelima jenis komoditas ekspor ditahun-tahun tertentu, diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai kelima jenis komoditas ekspor pada tahun tersebut, yaitu penjumlahan kolom (2) s/d (6). Untuk tahun 1970= P70.Q0 dan tahun 1971 = P71.Q70.
Indeks agregatif tiap pasang tahun pada kolom (8) secara berturut-turut dapat dicari sebagai berikut : Indeks harga 1970 = 100 I ndeks harga 1971 = P71.Q70 P70.Q70 = Indeks harga 1971 = 100 P72.Q71 Indeks harga 1972 = P71.Q71 = Indeks harga 1972 = 100 = 58.460.397 33.619.610 x 100 = 173,888 33.711.154 32.851.753 x 100 = 102,616 x 100 x 100
36.267.600 32.096.412
x 100 = 112,996
18 Perhitungan Indeks Rantai dari tabel 3 diatas dapat dilakukan sebagai berikut : IR 1971 IR 1972 IR 1973 = (112,996 x 100)/100 = 112,996 = (102,616 x 112,996)/100 = 115,952 = (173,888 x 115,952)/100 = 201,627
19 Kesanggupan upah pekerja tahun 1979, bila ditukarkan dengan barang dan jasa, tinggal 126.743. Jika ingin mempertahankan daya beli upah tersebut, tetap sama dengan daya belinya tahun 1978, maka besarnya upah yang harus diterima pada tahun 1979 harus = (168.365,4 x 132,84)/100 = 223.656,6.