You are on page 1of 3

Contoh Metode Penelitian Skripsi Matematika

Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Arikunto (1998 : 16), penelitia deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi, atau kelompok tertentu secara akurat. Fenomena yang akan dikaji pada penelitian ini berkenaan dengan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar. Setelah diketahui letak kesalahan siswa, maka diupayakan ditemukannya solusi untuk mengatasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada saat menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar. Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. mengidentifikasi bentuk kesalahan-keslahan siswa VIIIB SMP Negeri 3 Kahu Kab. Bone dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar. 2. mengidentifikasi penyebab kesalahan kesalahan-keslahan siswa VIIIB SMP Negeri 3 Kahu Kab.Bone dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar. 3. mengatasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 kahu,Kab.Bone dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 di SMP Negeri 3 Kahu Kab.Bone Subjek penelitian subjek penelitian hanya siswa kelas VIIIB yang berjumlah 39 orang siswa. Adapun alasan yang melatarbelakangi penulis untuk menjadikan siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 kahu Kab.Bone sebagai subjek penelitian yaitu pada saat melakukan diskusi dengan guru bidang studi matematika yang mengajar di kelas VIIIB didapatkan data dan keterangan bahwa sebagian besar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 kahu, Kab.Bone mengalami kesulitan dan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar. Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang terdiri dari 5 butir soal dalam bentuk uraian yang dibuat oleh peneliti sendiri dengan memperhatikan materi yang dipelajari oleh siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Kahu Kab.Bone. Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh beberapa validator . Bentuk tes uraian dipilih agar setiap jenis kesalahan pada saat siswa mengerjakan soal tersebut dapat teridentifikasi sehingga bentuk kesalahan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk jenis kesalahan. Klasifikasi kesalahan tersebut meliputi :

1. Kesalahan prosedur dalam menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan) 2. Kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis. 3. Kesalahan dalam menarik kesimpulan Teknik Pengumpulan Data Tes diagnostik Tes yang digunakan adalah tes diagnostik. Tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk menentukan secara tepat mengenai kelemahan-kelemahan yang dihadap siswa pada suatu mata pelajaran tertentu (Arikunto, 2002 : 11). Dalam penelitian ini, kelemahan yang dihadapi siswa adalah berupa kesalahankesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar. Tes diagnostik yang diberikan digunakan untuk mengidentifikasi bentuk dan penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Untuk itu, tes diagnostik diberikan setelah siswa memperoleh materi Operasi Bentuk Aljabar, artinya siswa telah mempelajari konsep-konsep tersebut sebelumnya. Dalam penelitian ini, bentuk tes diagnostik yaitu : (1) soal-soal yang merupakan materi Operasi Bentuk Aljabar yang diperkirakan rawan terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa, (2) soal-soal yang berbentuk uraian yang terdiri dari soal-soal Operasi Bentuk Aljabar. Contonya : Diketahui sebuah persegi panjang dengan panjang : (9x 5 ) cm dan lebar : (x +12) cm. Tentukan : a) Luas dari Persegi Panjang tersebut dalam bentuk Aljabar b) Apabila diketahui bahwa x = 4. Berapakah luas dari persegi panjang tersebut ! Contoh dari soal tersebut telah menggambarkan tes diagnosis. Di mana pada soal tersebut mencerminkan bahwa siswa harus menguasai konsep untuk mencari luas persegi panjang, prinsip dari perkalian dua buah bentuk Aljabar (perkalian panjang dan lebar) serta algoritma untuk menghitung luas persegi panjang tersebut setelah diketahui bahwa nilai x = 4. Langkah-langkah penyusunan tes diagnostik yang dilakukan peneliti yaitu : (1) mengumpulkan materi Aljabar yang diajarkan di SMP, (2) menyusun tes yang dilengkapi kisi-kisi soal dengan modifikasi sendiri, (3) mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru, (4) melakukan validitas soal yang dilakukan oleh guru dan dosen pembimbing. Langkah-langkah penyusunan tes diagnostik yang dikembangkan oleh Treagust (dalam Rohadi, 1996 : 8), meliputi 1. Mendefinisikan cakupan materi. Cakupan materi yang dimaksud bertujuan membatasi pengetahuan (konsep konsep dan gejala) yang akan diidentifikasi. Disini ada empat tahap

kegiatan yang perlu dilaksanakan, yaitu : (1) mengembangkan suatu peta konsep, (2) identifikasi proposisi pengetahuan, (3) melengkapi peta konsep, dan (4) validasi cakupan materi. 2. Mengumpulkan bahan/informasi tentang miskonsepsi pada tahap ini ada tiga hal pokok yang dilakukan, yaitu : (1) mempelajari literatur yang relevan, (2) melakukan interview, (3) mengajukan pertanyaan pada proses belajar mengajar, dan membuat tes soal. 3. Mengembangkan suatu paket soal tes diagnostik. Pengembangan tes dilakukan dalam tiga tahap kegiatan , yaitu : (1) menentukan bentuk tes, (2) merancang kisi-kisi penyusunan soal, dan (3) melakukan uji coba untuk penyempurnaannya Wawancara Wawancara menurut Arikunto (1998 : 23) adalah sebuah dialog pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui penyebab kesalahan siswa. Sebelum melakukan wawancara, peneliti melakukan konsultasi kepada guru yang bersangkutan setelah itu baru melakukan wawancara kepada siswa (responden) yang telah peneliti tetapkan sebagai subjek terwawancara. Wawancara pada penelitian ini diarahkan pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok atas, sedang, dan kelompok rendah (bawah). Tumpuan wawancara adalah pola kesalahan yang dilakukan siswa pada masing-masing kelompok pada waktu menjawab soal tes diagnostik. Kelompok atas yaitu siswa yang memperoleh skor ujian : 71 100, kelompok tengah, yaitu siswa yang memperoleh skor ujian : 50 70 dan kelompok bawah, yaitu siswa yang memperoleh skor ujian : 0 49. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis persentase frekuensi untuk mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi dalam bentuk aljabar. Masing-masing jenis kesalahan akan dihitung menggunakan rumus: Pi = fi/ni x 100% Dengan: Pi = Angka persentase kesalahan ke-i fi = Banyaknya kesalahan ke-i yang terjadi ni = Banyaknya kesalahan ke-i yang mungkin terjadi Selanjutnya untuk mengkategorikan persentase kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi bentuk aljabar, digunakan pengkategorian tingkat kesalahan yang dikemukakan oleh Arikunto (Asdar, 2009: 20) sebagai berikut.

You might also like