You are on page 1of 3

1.

Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang indikator kesehatan masyarakat dan kesehatan gigi dan mulut

Indikator adalah suatu ukuran yang menjadi petunjuk suatu variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Indikator kesehatan adalah ukurang yang menggambarkan / menunjukkan status sekelompok orang dalam populasi tertentu, misalnya angka kelahiran bayi. Indikator kesehatan menurut WHO : a. Melihat ada / tidaknya patologis pada seseorang b. Mengukur kemampuan fisik seseorang c. Penilaian atas kesehatan diri d. Indeks masa tubuh (BMI), dewasa ini mulai dipertanyakan keterkaitan antara IMR yang rendah dengan bayi sehat Indikator kesehatan gigi dan mulut Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan tinggi dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat indonesia, khususnya anak anak masih dalam taraf yang mengkhawatirkan, karena kurangnya penanaman akan arti penting memelihara kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Bahwa rata rata ada 89 % anak Indonesia dibawah 12 tahun yang menderita penyakit gigi dan mulut patut menjadi perhatian karena kondisi itu akan berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka. Data dari RISKESDAS 2007 Depkes : 91,1 % yang menggosok gigi 7,3 % yang menggosok gigi secara benar Selain itu, berdasarkan SKRT 1995 : 63 % - 80,2 % karies aktif. Golongan umur muda (< 45 tahun) lebih banyak (66,8 69 %) berarti lebih banyak terjadi pada golongan usia produktif. DMF T rata rata 6,44 dengan variasi 5,4 7,5 Penyakit periodontal (42,8 %) Keluhan sakit gigi peringkat 6 yang menyebabkan terganggunya aktivitas Perilaku masyarakat yang kebanyakan berobat gigi udah dalam keadaidak berobatan terlambat susenas menyatakan bahwa 87 % yang mengeluh sakit gigi tidak berobat yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan hanya 12,3 % penduduk yang tidak menyikat gigi 22,8 % dengan presentasi 69,1 % menyikat gigi tidak tepat waktu Potret kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih buruk terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia cenderung meningkat. Sementara ada

dua penyakit yang sering dialami masyarakat yaitu karies dan penyakit periodontal. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, dan berbagai kasus berbahaya bahkan mematikan. Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi didalam calculus (karang gigi) yang biasanya pada leher gigi. Penyakit periodontal ini dapat ringan seperti gingivitis, biasanya gusi berwarna merah dan mudah berdarah. Pada keadaan lebih berat terjadi kerusakan tulang pendukung gigi dan abses periodontal. Adapun penyebab kedua penyakit ini karena konsumsi makanan yang manis dan lengket, malas / salah dalam menyikat gigi, kurangnya memperhatikan kesehatan gigi dan mulut, atau bahkan tidak pernah sama sekali memeriksakan kesehatan gigi. Hal yang sangat mempengaruhi masalah tsb, faktor pendidikandan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi terhadap pengetahuan sikap dan perilaku hidup sehat sehingga diharapkan orang yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mampu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan. Tingkat pencegahan terhadap karies gigi adalah dengan cara flouridasi air minum, sedangkan untuk tindakan perseorangan, yakni meliputi tindakan sendiri dibawah supervisi, kumur kumur flour, tablet flour dan menyikat gigi dengan cairan flour, gel, dan pasta.

2. Hubungan gizi dengan kesehatan gigi dan mulut Vitamin adalah zat organik yang dibtuhkan manusia dalam jumlah relatif sedikit. Vitamin banyak terdapat pada buah buahan sedikit pada sayuran. Secara garis besar, vitamin dibagi menjadi : vitamin larut dalam air (C,B) dan larut dalam lemak (A,D,E,K) VIT A Gejala kekurangan vitamin A pada jar. Mulut : 1. Keratinisasi dan hiperplasi jar. Gusi 2. Deskuamatif (kulit mengelupas dari gusi) 3. Leukoplakia (bercak putih pada selaput lendir) 4. Gigi sulung dan permanen erupsi terlambat VIT B KOMPLEKS - BI 1. Neuralgia pain didalam mulut 2. Dry socket 3. Aptoe (stomatitis mirip sariawan) 4. Hipersensitif dari gigi geligi 5. Edema lidah (lidah membengkak) B2 1. Rasa sakit terbakar pada bibir, ,ulut, lidah disertai rasa sangat tidak enak 2. Lidah berwarna sangat merah, berfisur fisur yang dalam, papila membengkak 3. Cheilosis / anguler stomatitis

B6 1. Anguler cheilosis (borok disudut mulut) 2. Glositis (radang lidah) VIT C 1. Gusi mudah berdarah 2. Edema gusi (gusi bengkak) 3. Ulserasi gusi (borok gusi) 4. Gigi mudah goyah VIT D 1. Erupsi gigi terlambat 2. Gangguan kalsifikasi pada gigi permanen 3. Bisa terjadi resorbsi tulang 4. Ricket disease VIT K Adanya perdarahan yang berlebihan sesudah pencabutan gigi dan darah sulit membeku. MINERAL

You might also like