You are on page 1of 30

Peraturan Perusahaan Company Of Regulations

Nomor : 25 Tahun 2010

PT. GRACE SHIPPING


Jl. Gatot Subroto KAV.35 Kuningan Jakarta Indonesia www.grace-shipping.com

KEPUTUSAN DIREKSI PT.GRACE SHIPPING NOMOR : 25 TAHUN 201O TENTANG PERATURAN PERUSAHAAN DIREKSI PT. GRACE SHIPPING

Menimbang

:Bahwa Sehubungan Dengan Telah Disahkannya Peraturan Perusahaan Yang Baru Oleh Departemen Tenaga Kerja Dki Jakarta Yang Merupakan Penyempurnaan Dari Peraturan Perusahaan Sebelumnya, Maka Perlu Diatur Pemberlakuan Peraturan Perusahaan Tersebut. Bahwa Untuk Itu Perlu Dikeluarkan Surat Keputusan Direksi :Anggaran Dasar Perusahaan Sk. Direksi Pt. Grace Shipping No. 02 Tahun 2010 Tanggal Tanggal 18 Maret 2010 :Surat Keputusan Kepala Departemen Tenaga Kerja Nomor : B.1389/W.26-05/K/Ix/2010 Tanggal 8 September 2010 MEMUTUSKAN : Keputusan Direksi PT. GRACE SHIPPING Tentang Peraturan Perusahaan Terhitung Mulai Tanggal 8 September 2010 Menyatakan Berlakunya Ketentuan-Ketentuan Peraturan Perusahaan Pt. Grace shipping Sebagaimana Telah Disahkan Oleh Kepala Departemen Tenaga Kerja No. B.1389/W-26-05/K/Ix/2010 Tanggal 8 September 2010. Dengan Diberlakukannya Peraturan Perusahaan Ini, Maka Peraturan Perusahaan Sebagaimana Ditetapkan Dalam Sk. Direksi Pt. Grace shipping No. 02 Tahun 2010 Tanggal 18 Maret 2010 Ketentuan-Ketentuan Lain Yang Isinya Bertentangan Dengan Peraturan Perusahaan Ini, Dinyatakan Tidak Berlaku Lagi Menugaskan Kepada Direktur Administrasi Keuangan Dan Seluruh Kepala Satuan Kerja Untuk Memberi Penjelasan Tentang Isi Dan Jiwa Peraturan Perusahaan Tersebut Kepada Seluruh Karyawan Pt. Grace shipping. Keputusan Ini Dikeluarkan Sejak Tanggal Ditetapkan Dan Berlaku Sampai Ada Ketentuan Lain.

Mengingat Memperhatikan

Menetapkan I.

II.

III. IV.

V.

Ditetapkan Di : Pada Tanggal :

JAKARTA 20 September 2010

DIREKTUR UTAMA

Tembusan : 1. Dewan Komisaris PT. GRACE SHIPPING 2. Direksi Utama PT. GRACE SHIPPING 3. Direktur Administrasi Keuangan 4. Seluruh Direktur

BAB I PENDAHULUAN Yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan ialah PT. GRACE SHIPPING berkedudukan di Jakarta dengan sektor usaha adalah Sektor Pertambangan, Sektor Pertanian dan Perkebunan, Sektor Konstruksi dan Land Development, Sektor Industri 2. Dewan Direksi ialah mereka yang diangkat/ditetapkan sebagai demikian menurut anggaran dasar perseroan. 3. Karyawan ialah tenaga kerja perusahaan baik laki-laki maupun wanita yang bekerja pada perusahaan yang mempunyai upah/gaji/honor yang telah diatur oleh perusahaan melalui Surat Perjanjian Kerja. 4. Pejabat perusahaan ialah karyawan yang diangkat/ditetapkan berdasarkan surat keputusan direksi untuk bertanggung jawab/membawahi satuan unit kerja/ departemen sebagaimana tercantum dalam struktur organisasi perusahaan. 5. Keluarga ialah seorang isteri/suami, anak kandung suami/isteri maupun anak angkat yang sah menurut hukum dari karyawan yang bekerja di perusahaan, dengan ketentuan bahwa anak yang diakui sebagai anggota keluarga terbatas 3 (tiga) orang, yaitu anak ke-1 (pertama) s/d anak ke-3 (ketiga) yang belum dewasa atau dibawah 21(duapuluh satu) tahun dan belum menikah. 6. Gaji/upah/honor ialah imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan/tenaga kerja dalam bentuk uang yang diterimakan selama karyawan masih dalam hubungan kerja sesuai syarat/ketentuan yang berlaku di perusahaan. BAB II PENERIMAAN, PENGANGKATAN DAN MUTASI KARYAWAN PASAL 1 Penerimaan calon karyawan disesuaikan dengan kebutuhan/formasi yang ada dan memperhatikan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan karyawan terlebih dahulu diusulkan oleh direktur/wakil direktur/pejabat lain yang setingkat kepada direksi untuk memperoleh persetujuan. PASAL 2 Syarat-syarat pokok penerimaan : 1. Memenuhi persyaratan administrasi dan kualifikasi yang diisyaratkan pada saat penerimaan karyawan 2. Berbadan sehat menurut surat keterangan dokter perusahaan/rumah sakit pemerintah. 3. Berkelakukan baik menurut keterangan pihak polisi. 4. Tidak terikat hubungan kerja dengan pihak lain, kecuali dengan persetujuan tertulis dari direksi, dan yang bersangkutan berstatus tenaga kontrak/honorer.

5. Harus mengikuti dan mentaati syarat-syarat/ketentuan yang berlaku dalam perusahaan. 6. Menjalankan tugas dan kewajiban yang dibebankan serta loyal kepada perusahaan dengan mengutamakan kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi/organisasi diluar perusahaan. 7. Belum pernah dihukum (penjara) atas keputusan hakim karena melakukan tindakan kriminal dan/atau dipecat/diberhentikan dengan tidak hormat dari perusahaan atau instansi lain. PASAL 3 1. Bagi calon karyawan wanita yang sudah menikah disyaratkan adanya surat tidak keberatan kerja dari suami. 2. Status karyawan wanita yang bersuami disamakan dengan bujangan, kecuali : a) Janda, dan gugur jika ia menikah lagi, statusnya dianggap bujangan. b) Bersuami seorang tunakarya karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk c) Bekerja, yang dinyatakan secara tertulis oleh pihak berwenang. PASAL 4 1. Pengujian/penyaringan terhadap calon karyawan dilakukan direksi atau panitia yang ditunjuk khusus dengan tugas menguji serta meneliti semua syarat-syarat yang ditetapkan perusahaan. 2. Calon karyawan harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh perusahaan. Keputusan terakhir diterima/ditolak calon karyawan sepenuhnya di tangan direksi dan tidak dapat diganggu gugat. 3. Tahap-tahap pengujian/penyaringan calon karyawan, adalah sebagai berikut : a) Seleksi administrasi berdasarkan lamaran yang masuk. b) Tes tertulis sesuai dengan bidang yang bersangkutan. c) Tes psikologi dari d) Wawancara (interview) dengan direksi dan/atau direktur administrasi keuangan dan/atau direktur yang membutuhkan calon karyawan tersebut. e) Medical test dari rumah sakit pemerintah atau dokter perusahaan. 4. Bila dikemudian hari ditemukan hal-hal baru mengenai calon karyawan, perusahaan berhak mengadakan pengujian ulang/tambahan sehubungan dengan syarat-syarat penerimaan karyawan. PASAL 5 Calon karyawan harus mengajukan surat lamaran yang ditulis sendiri, dilampiri pas foto, fotocopy ijasah/sertifikat yang dilegalisir oleh lembaga yang berwenang,

sedangkan surat-surat aslinya diperlihatkan/diperiksa perusahaan. Selanjutnya mengisi daftar isian lamaran yang disediakan perusahaan. PASAL 6 Calon karyawan yang dinyatakan lulus, harus menandatangani surat perjanjian dan/atau surat pernyataan yang disyaratkan perusahaan. Calon karyawan diterima dengan status percobaan selama 3 (tiga) bulan atau berdasarkan kesepakatan bersama dapat ditentukan lain, dan adanya masa percobaan harus diberitahukan kepada yang bersangkutan secara tertulis. Untuk pekerjaan tertentu calon karyawan diterima dengan status kontrak dengan masa kerja setinggi-tingginya 12 (duabelas) bulan, dan adanya masa kontrak harus diberitahukan kepada yang bersangkutan secara tertulis, dengan berpedoman pada PMTK NO.02/MEN./1993. Masa kerja bagi karyawan terhitung dari yang bersangkutan resmi masuk kerja sebagai calon karyawan baik dengan status percobaan atau status kontrak.

1. 2.

3.

4.

PASAL 7 Selama masa percobaan, sebagaimana disebut pada PASAL 6 ayat 2 : 1. Calon karyawan tunduk kepada ketentuan perusahaan yang berlaku. 2. Perusahaan mengadakan penilaian secara menyeluruh terhadap calon karyawan yang dalam hal ini dilakukan oleh direktur/wakil direktur/pejabat lain yang setingkat dan bertanggung jawab atas penilaian tersebut. 3. Tidak diberikan fasilitas/tunjangan apapun seperti yang diberikan kepada karyawan tetap, kecuali tunjangan makan dan transport sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Masing-masing pihak dapat memutuskan hubungan kerja setiap saat tanpa syarat. PASAL 8 1. Apabila hasil masa percobaan 3 (tiga) bulan cukup memuaskan dan memenuhi syarat, maka calon karyawan diterima sebagai karyawan tetap sesuai dengan golongan/jabatan yang ditetapkan perusahaan dan diberikan gaji/upah yang besarannya ditentukan oleh direksi berdasarkan skala gaji/upah yang berlaku. 2. Apabila setelah masa percobaan penilaian terhadap calon karyawan belum/tidak cukup memuaskan, maka yang bersangkutan dinyatakan gagal dalam masa percobaan. 3. Calon karyawan yang diterima atas persetujuan direksi, dimana umur maksimal melampaui batas yang ditentukan sesuai dengan PASAL 2 ayat 1, maka status karyawan tersebut sebagai tenaga kerja kontrak maksimum selama 2 tahun, dan tidak dapat diangkat sebagai karyawan.

PASAL 9 Setiap pengangkatan, kenaikan golongan berikut gaji/upah diputuskan oleh direksi dengan memperhatikan data-data kondite karyawan yang bersangkutan dan sejalan dengan perkembangan perusahaan melalui surat keputusan direksi. PASAL 10 Bila kemudian ternyata karyawan bersangkutan tidak/kurang memenuhi syarat/harapan yang digariskan, sehingga tidak lagi patut dipertahankan dalam golongan/jabatan yang pernah diperolehnya, maka sewaktu-waktu perusahaan berhak mengadakan perubahan/penyesuaian golongan/jabatan atau memberhentikannya. PASAL 11 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, direksi berhak mengadakan alih tugas (mutasi) setiap karyawan, sejauh dianggap perlu demi kepentingan perusahaan. PASAL 12 Mutasi akan mengakibatkan perubahan golongan/gaji/upah/fasilitas yang diterima karyawan yang bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh ketentuan sistem penggajian perusahaan. PASAL 13 Karyawan yang akan menjalani alih tugas (mutasi), diberi waktu persiapan secukupnya untuk mempelajari/memahami tugas baru, serta mengadakan serah terima tugas yang lama/baru.

BAB III HARI, WAKTU, DAN DISIPLIN KERJA PASAL 14 Hari kerja di perusahaan adalah semua hari biasa sepanjang tahun, kecuali sabtu, minggu dan hari libur resmi pemerintah. Dalam hal darurat/khusus, kantor dapat ditutup untuk sementara waktu oleh direksi. PASAL 15 Jam kerja di perusahaan maksimal 8 (delapan) jam sehari atau 40 (empatpuluh) jam seminggu dengan ketentuan apabila perusahaan memerlukan kerja shift, maka karyawan harus bersedia melaksanakan waktu kerja tersebut. Waktu kerja di perusahaan diatur sebagai berikut : a) Senin jumat : Pukul 08.30-17.00 Wib b) Istirahat : Pukul 12.00-13.00 Wib c) Sabtu-minggu : Libur, kecuali bagi petugas satpam & poliklinik serta unit lainnya yang diatur tersendiri atau dengan sistem shift.

1. Bila dipandang perlu, direksi berhak mengadakan perubahan terhadap komposisi jam kerja kantor tersebut, sepanjang tidak melebihi batas maksimal 40 (empat puluh) jam seminggu. 2. Karyawan yang ditugaskan khusus oleh direksi demi kepentingan perusahaan, akan berlaku ketentuan khusus pula termasuk waktu kerja dan kompensasinya. PASAL 16 Khusus anggota satuan pengamanan atau karyawan lain berdasarkan spesifikasi tugasnya yang menuntut diadakan pengaturan tersendiri dengan sistem shift, dimana untuk masing-masing shift diatur waktunya maksimum 8 (delapan) jam per hari.

PASAL 17 1. Setiap karyawan yang masuk kerja diberi tunjangan uang makan & uang transport, sepanjang kondisi perusahaan mengijinkan. 2. Kepada karyawan yang beragama Islam setiap hari kerja diberi kesempatan untuk melakukan ibadah shalat (termasuk shalat jumat) tepat pada waktunya. PASAL 18 Setiap karyawan wajib berada di tempat pekerjaan masing-masing untuk mulai bekerja tepat waktunya sampai dengan berakhirnya jam kerja dan tidak boleh meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya. Setiap karyawan wajib mengisi daftar hadir secara manual atau komputer yang disediakan setiap kali karyawan masuk dan pulang kerja. Bagi yang tidak mengisi daftar hadir pada waktunya karena alasan-alasan tertentu (tugas luar, tidak masuk kerja, pulang dengan seijin atasannya) agar menyampaikan srat bukti pada sie adminstrasi personalia/umum, melalui : Direktur bidang masing-masing untuk direktur/pejabat lain yang setingkat d an staf direksi. Direktur/pejabat lain yang setingkat untuk wakil direktur dan staf lainnya. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit lebih dari 1 (satu) hari harus didukung oleh surat keterangan dokter. Tanpa surat bukti sebagaimana dimaksud pada butir 2 dan 3 diatas maka karyawan yang bersangkutan dianggap tidak masuk kerja tanpa alasan dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Para direktur/wakil direktur/pejabat lain yang setingkat, diwajibkan : a) Mengawasi pelaksanaan pengisian daftar absensi bawahannya b) melakukan pembinaan kepada bawahannya guna meningkatkan disiplin dan tanggung jawab kerja dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan.

1.

2.

3. 4.

5.

c) Mengisi laporan penilaian prestasi kerja (LP2K) setiap triwulan sebagai dasar penilaian kondite bawahannya. PASAL 19 1. Setiap karyawan selama berada di tempat pekerjaan diharuskan mengenakan pakaian yang rapi dan sopan, dengan ketentuan: a) Bagi karyawan wanita diharuskan mengenakan stelan blouse & rok dan/atau semacamnya dan untuk hari-hari tertentu menggunakan stelan dengan bentuk atau warna yang ditetapkan oleh perusahaan. b) Bagi karyawan pria diharuskan mengenakan stelan kemeja & celana panjang dan untuk hari-hari tertentu menggunakan stelan dengan bentuk atau warna yang ditetapkan oleh perusahaan. 2. Setiap karyawan wajib mengenakan tanda pengenal karyawan pada setiap hari kerja. 3. Karyawan pria dengan jabatan direktur/wakil direktur/pejabat lain yang setingkat diharuskan memakai dasi sebagai kelengkapan/atribut kerja seharihari.

PASAL 20 Setiap karyawan jika menghadapi kesulitan kerja yang tidak dapat diatasi sendiri, harus segera minta petunjuk/pengarahan dari atasannya.

PASAL 21 Pedoman yang harus diperhatikan karyawan dalam tugas sehari-hari, antara lain: 1. Setia, menghayati dan mengamalkan pancasila dan uud 1945. 2. Bekerja sungguh-sungguh dan mencurahkan segenap perhatian waktu, tenaga, dan pikiran pada tugas yang diberikan kepadanya. 3. Bersifat aktif dan tidak ceroboh/lalai sehingga tidak merugikan perusahaan. 4. Taat meleksanakan tugas yang diperintahkan atasannya. 5. Mengutamakan kepentingan perusahaan serta tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi dan/atau kelompok. 6. Turut menjaga dan memelihara alat-alat kerja dan keutuhan asset milik perusahaan. 7. Berkelakuan baik dan memelihara etika pergaulan. 8. 8. Mencerminkan sikap yang tegas dan tidak meragukan dengan penuh loyalitas dan solidaritas pada perusahaan. 9. Tidak melakukan penghinaan terhadap rekan kerja, baik dengan atasan maupun sesama karyawan. 10. Turut serta memelihara ketertiban dan keamanan dilingkungan perusahaan dengan cara menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan/mengganggu ketertiban umum dan atau melawan hukum, seperti : a) Berbuat onar. b) Membawa/menyimpan/mengedarkan dan sejenisnya. c) Melakukan segala macam perjudian. d) Bertengkar atau berkelahi dengan sesama karyawan/pimpinan. e) Membawa senjata api/tajam. f) Melakukan tindakan asusila. PASAL 22 1. Penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan mengenai tata tertib dan disiplin kerja, akan mempengaruhi kondite karyawan yang bersangkutan dan kepadanya akan dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa surat teguran, surat peringatan, penurunan golongan, atau ruang gaji, penundaan kenaikan berkala (golongan atau ruang gaji), pemberhentian sementara (skorsing) atau pemutusan hubungan kerja, tergantung berat ringan kesalahan sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku. 6. Karyawan yang ditahan pihak yang berwajib karena alasan kriminal/politis, dapat diberhentikan sementara (maksimal 4 bulan) sampai statusnya menjadi jelas. Jika kemudian terbukti kesalahannya, perusahaan dapat memberhentikan karyawan yang bersangkutan dengan tidak obat-obat terlarang/narkotika

1. yang disediakan setiap kali karyawan masuk dan pulang kerja. Bagi yang tidak mengisi daftar hadir pada waktunya karena alasan-alasan tertentu (tugas luar, tidak masuk kerja, pulang dengan seijin atasannya) agar menyampaikan surat bukti pada sie administrasi personalia/umum, melalui : Direktur bidang masing-masing untuk direktur/pejabat lain yang setingkat d an staf direksi. Direktur/pejabat lain yang setingkat untuk wakil direktur dan staf lainnya.

2. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit lebih dari 1 (satu) hari harus didukung oleh surat keterangan dokter. 3. Tanpa surat bukti sebagaimana dimaksud pada butir 2 dan 3 diatas maka karyawan yang bersangkutan dianggap tidak masuk kerja tanpa alasan dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Para direktur/wakil direktur/pejabat lain yang setingkat, diwajibkan : d) Mengawasi pelaksanaan pengisian daftar absensi bawahannya e) melakukan pembinaan kepada bawahannya guna meningkatkan disiplin dan tanggung jawab kerja dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan. f) Mengisi laporan penilaian prestasi kerja (LP2K) setiap triwulan sebagai dasar penilaian kondite bawahannya. PASAL 19 4. Setiap karyawan selama berada di tempat pekerjaan diharuskan mengenakan pakaian yang rapi dan sopan, dengan ketentuan: c) Bagi karyawan wanita diharuskan mengenakan stelan blouse & rok dan/atau semacamnya dan untuk hari-hari tertentu menggunakan stelan dengan bentuk atau warna yang ditetapkan oleh perusahaan. d) Bagi karyawan pria diharuskan mengenakan stelan kemeja & celana panjang dan untuk hari-hari tertentu menggunakan stelan dengan bentuk atau warna yang ditetapkan oleh perusahaan. 5. Setiap karyawan wajib mengenakan tanda pengenal karyawan pada setiap hari kerja. 6. Karyawan pria dengan jabatan direktur/wakil direktur/pejabat lain yang setingkat diharuskan memakai dasi sebagai kelengkapan/atribut kerja seharihari.

PASAL 20 Setiap karyawan jika menghadapi kesulitan kerja yang tidak dapat diatasi sendiri, harus segera minta petunjuk/pengarahan dari atasannya.

PASAL 21 Pedoman yang harus diperhatikan karyawan dalam tugas sehari-hari, antara lain: 11. Setia, menghayati dan mengamalkan pancasila dan uud 1945. 12. Bekerja sungguh-sungguh dan mencurahkan segenap perhatian waktu, tenaga, dan pikiran pada tugas yang diberikan kepadanya. 13. Bersifat aktif dan tidak ceroboh/lalai sehingga tidak merugikan perusahaan. 14. Taat meleksanakan tugas yang diperintahkan atasannya. 15. Mengutamakan kepentingan perusahaan serta tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi dan/atau kelompok. 16. Turut menjaga dan memelihara alat-alat kerja dan keutuhan asset milik perusahaan. 17. Berkelakuan baik dan memelihara etika pergaulan. 18. 8. Mencerminkan sikap yang tegas dan tidak meragukan dengan penuh loyalitas dan solidaritas pada perusahaan. 19. Tidak melakukan penghinaan terhadap rekan kerja, baik dengan atasan maupun sesama karyawan. 20. Turut serta memelihara ketertiban dan keamanan dilingkungan perusahaan dengan cara menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan/mengganggu ketertiban umum dan atau melawan hukum, seperti : g) Berbuat onar. h) Membawa/menyimpan/mengedarkan dan sejenisnya. i) j) l) Melakukan segala macam perjudian. Bertengkar atau berkelahi dengan sesama karyawan/pimpinan. Melakukan tindakan asusila. obat-obat terlarang/narkotika

k) Membawa senjata api/tajam.

PASAL 22 2. Penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan mengenai tata tertib dan disiplin kerja, akan mempengaruhi kondite karyawan yang bersangkutan dan kepadanya akan dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa surat teguran, surat peringatan, penurunan golongan, atau ruang gaji, penundaan kenaikan berkala (golongan atau ruang gaji), pemberhentian sementara (skorsing) atau pemutusan hubungan kerja, tergantung berat ringan kesalahan sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku. 3. Karyawan yang ditahan pihak yang berwajib karena alasan kriminal/politis, dapat diberhentikan sementara (maksimal 4 bulan) sampai statusnya menjadi jelas. Jika kemudian terbukti kesalahannya, perusahaan dapat memberhentikan karyawan yang bersangkutan dengan tidak hormat.

BAB IV CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN PASAL 23 Karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus-menerus berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja. PASAL 24 Permohonan cuti tahunan harus diajukan secara tertulis kepada direksi paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hak cuti tersebut lahir, dimaksudkan untuk memudahkan pengaturan tugas demi kepentingan dan kelancaran tugas yang akan ditinggalkan selama cuti. PASAL 25 1. Direksi berhak menangguhkan cuti tahunan sedemikian rupa (tidak lebih dari 6 bulan) agar tidak mengganggu aktivitas perusahaan. 2. Cuti tahunan tersebut akan gugur bila tidak dipergunakan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan sejak lahirnya hak cuti, kecuali jika alasan tidak dipergunakannya karena kepentingan perusahaan. PASAL 26 Bila dipandang perlu dan berfaedah, direksi dapat mengatur suatu sistem cuti tahunan kolektif bagi karyawan paling banyak 6 (enam) hari kerja. Cuti kolektif ini merupakan bagian dari cuti tahunan. PASAL 27 1. Karyawan yang telah bekerja pada perusahaan selama 6 (enam) tahun tidak terputus-putus diperkenankan mengambil cuti besar selama 90 (sembilan puluh) hari kalender, termasuk di dalamnya hari-hari libur biasa, istirahat/cuti tahunan dan libur resmi pemerintah. 2. Atas pertimbangan/persetujuan direksi, sebanyak 30 hari dari cuti besar itu dapat diganti dengan uang, dengan rumus perhitungannya sebagai berikut :
30 30

105% ( )

3. Cuti besar tersebut dapat dimanfaatkan sekaligus atau bertahap sesuai kebutuhan dan volume pekerjaan. 4. Karyawan yang akan menggunakan cuti besar, diberikan tunjangan cuti dengan perhitungan: 30 hari berturut-turut, sebesar 2/3 x ((tunjangan makan + transport) x 30) 60 hari berturut-turut, sebesar 2/3 x ((tunjangan makan + transport) x 60)

5. Cuti besar tersebut akan gugur, bila tidak dipergunakan dalam kurun waktu 6 (enam) tahun sejak lahirnya hak cuti besar. Apabila hak cuti besar lahir, maka cuti yang lahir pada saat 2 (dua) bulan sebelum dan atau bersamaan dengan cuti besar tersebut, seperti : cuti hamil dan cuti tahunan, dinyatakan gugur. PASAL 28 Perusahaan memberi ijin kepada karyawan yang akan memohon cuti diluar tanggungan perusahaan, dengan memenuhi persyaratan, antara lain : 1. Karyawan yang bersangkutan telah bekerja di perusahaan sekurangkurangnya 5 (lima) tahun secara terus-menerus. 2. Cuti diluar tanggungan perusahaan dimaksud harus berkaitan dan mempunyai kepentingan yang dinilai bermanfaat dan dapat menunjang operasional perusahaan saat ini dan/atau masa yang akan datang. 3. Pelaksanaan cuti diluar tanggungan perusahaan dapat diberikan 1 (satu) tahun dengan sisa masa kerja minimal 10 (sepuluh) tahun sebelum mencapai masa usia pensiun. 4. Bilamana yang bersangkutan telah selesai melaksanakan cuti tersebut, harus bekerja kembali pada perusahaan dengan golongan sesuai ketentuan perusahaan dan tidak berhak menuntut jabatan lama, yang ditinggalkan sebelum cuti. 5. Ijin cuti diluar tanggungan perusahaan hanya dapat diberikan kepada karyawan atas dasar pertimbangan dan kebijaksanaan direksi dan bukan merupakan hak karyawan. 6. Selama masa cuti berlangsung maka hak atas gaji dan seluruh tunjangan yang diterima dari perusahaan ditiadakan. 7. Karyawan yang bersangkutan harus menanggung penuh iuran tunjangan hari tua (tht), tht mandiri dan iuran jamsostek miliknya, yang dibayar dimuka sekaligus kepada perusahaan untuk masa cuti diluar tanggungan perusahaan yang akan dijalani. 8. Sebelum menjalankan cuti diluar tanggungan perusahaan, yang bersangkutan diharuskan melunasi hutang-hutang/kewajiban kepada perusahaan. 9. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah selesai melaksanakan cuti di luar tanggungan perusahaan, tidak/belum masuk bekerja, maka haknya sebagai karyawan dinyatakan gugur, dengan demikian hubungan kerja akan berakhir dengan sendirinya. PASAL 29 1. Karyawan wanita yang menantikan kelahiran anaknya, diberikan cuti hamil 1 bulan sebelum dan 1 bulan sesudah kelahiran. (sesuai tanggal perkiraan kelahiran yang dilaporkan kepada perusahaan). 2. Cuti hamil karyawan wanita yang mengalami keguguran kandungan diberikan berdasarkan surat keterangan dokter ahli kandungan.

Apabila diperlukan, cuti hamil dapat diperpanjang dengan pengertian bila ternyata sampai melebihi 6 (enam) bulan seluruhnya, maka direksi akan mengadakan peninjauan khusus terhadap hal tersebut. PASAL 30 1. Karyawan yang akan menikah untuk pertama kalinya diberikan cuti selama 3 (tiga) hari kerja untuk wilayah jakarta dan sekitarnya (jabotabek), atau 5 (lima) hari kerja untuk wilayah luar jabotabek. 2. Cuti nikah untuk kedua kalinya (karena perceraian/kematian) dan seterusnya dapat diberikan berdasarkan kebijaksanaan direksi. PASAL 31 1. Karyawan yang akan melaksanakan ibadah haji untuk pertama kalinya, diberikan ijin meninggalkan tugas pekerjaan maksimal 40 (empat puluh) hari kalender, dengan tetap mendapat upah (gaji dasar + gaji merit). 2. Ibadah haji untuk yang kedua dan seterusnya, hanya diizinkan dengan : Menggunakan hak cuti besar Cuti diluar tanggungan perusahaan 3. Surat permohonan ijin dimaksud, harus diajukan selambat-lambatnya 1 (satu)

bulan sebelumnya.
PASAL 32 1. Karyawan dapat diiizinkan untuk meninggalkan pekerjaan/tugas setelah mengajukan surat permohonan kepada atasannya, selama 1 (satu) 2 (dua) hari kerja, tergantung dari sifat keperluan pribadinya, yakni : Kematian isteri/suami, anak, orang tua/mertua 2 (dua) hari Kematian kakak/adik kandung 1 (satu) hari Kematian orang serumah 1 (satu) hari Kelahiran anak 1 (satu) hari Khitanan/baptis anak 1 (satu) hari Acara pernikahan anak, kakak/adik kandung, keluarga terdekat 2 (dua) hari

2. Dalam hal lokasi peristiwa-peristiwa itu di luar jabotabek, maka ijin masa tinggal tugas dapat ditambah menurut kebijaksanaan direksi. 3. Izin direksi diperlukan bagi karyawan yang meninggalkan tugas diluar kepentingan pribadi tersebut dalam ayat 1 PASAL ini. PASAL 33 Terhadap karyawan yang tidak masuk kerja dengan menyimpang dari ketentuan PASAL 31 dan 32 di atas, maka masa tidak hadir tersebut akan diperhitungkan dengan cuti (tahunan/besar) serta diberikan teguran/peringatan. PASAL 34

Selama cuti dan tidak masuk kerja yang diizinkan, karyawan yang bersangkutan tetap menerima gaji dasar dan gaji merit sebagaimana biasa. PASAL 35

Karyawan yang tidak masuk kerja selama 6 (enam) hari kerja berturut-turut tanpa memberitahukan dan tanpa alasan yang dapat diterima dan ketika melapor kembali tidak dapat memberikan alasan/bukti dimaksud, setelah diadakan pemanggilan tertulis 2 kali maka perusahaan berhak memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur uu no. 12/1964 jo pmtk no. 03/men/1996.
BAB V KERJA LEMBUR PASAL 36 Dalam hal-hal tertentu, karyawan dapat ditugaskan untuk kerja lembur (diluar jam kerja) berdasarkan penugasan tertulis dari direksi/direktur/wakil direktur/pejabat lain yang setingkat. Tugas lembur harus diuraikan dalam formulir lembur yang khusus disediakan oleh perusahaan dan ditandatangani oleh pemberi tugas lembur dan ditulis berapa jam karyawan yang bersangkutan melakukan kerja setiap kalinya.

1.

2.

PASAL 37 Pemberi tugas lembur bertanggung jawab atas urgensi lembur demi kepentingan perusahaan. Tidak dibenarkan penugasan lembur yang tidak/kurang mengandung manfaat bagi perusahaan atau meliputi bagian pekerjaan/tugas yang sebenarnya dapat diselesaikan selama jam-jam kerja, serta dicegah timbulnya pengertian bahwa penugasan lembur menjurus ke arah tambahan penghasilan belaka. PASAL 38 Guna perhitungan upah lembur maka atasan yang memerintahkan kerja lembur harus mempertanggungjawabkan dan memberikan penegasan atas jumlah jam lembur yang diajukan sebelumnya. Jika jumlah jam lembur yang diperhitungkan sebelumnya, maka atasan yang bersangkutan dan/atau direktur administrasi keuangan berhak mengurangi jumlah jam yang diajukan itu. PASAL 39 Yang berhak menerima upah lembur adalah karyawan diluar mereka yang menjabat asisten direktur keatas. PASAL 40 1. Kerja lembur baru dapat dihitung untuk minimal 1 jam/hari, dengan pembatasan maksimal 50 (lima puluh ) jam dalam 1 (satu) bulan. 2. Perhitungan/tarif upah lembur, sebagai berikut :

a) Pada hari kerja biasa : Untuk jam lembur pertama dibayar 1 kali upah satu jam Untuk jam lembur kedua dan seterusnya dibayar 2 x upah 1 jam. b) Pada hari istirahat mingguan/hari raya resmi Untuk setiap jam dalam batas maksimal 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam, apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 5 (lima) hari kerja seminggu, dibayar 2 (dua) kali upah sejam. c) Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) atau 5 (lima) jam, apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 5 (lima) hari kerja seminggu dan seterusnya, maka dibayar upah sebesar 3 (tiga) kali uapah sejam, untuk jam kedua dan seterusnya dibayar 4 (empat) kali upah sejam. d) perhitungan upah biasa tiap jam : Upah bulanan : 1/73 x upah sebulan Upah harian : 3/20 x upah sehari Upah borongan : 1/7 x upah rata-rata sehari 3. Pelaksanaan pembayaran upah lembur, berdasarkan bukti-bukti yang sah dan jelas, diserahkan kepada sie adminitrasi personalia/umum. 4. Khusus yang sifatnya secara rutin tiap hari (sopir direksi dan pramubakti) sudah harus mempersiapkan tugasnya 1 (satu) jam sebelum dan sesudah jam-jam kantor (administrasi) tidak diberi uang lembur dan sebagai gantinya diberikan uang insentif yang ditentukan oleh direksi.

BAB VI GAJI/UPAH/TUNJANGAN DAN FASILITAS LAIN PASAL 41 Sistem penggajian/pengupahan dituangkan dalam skala gaji/upah yang terdiri atas beberapa tingkatan/golongan yang terbagi atas kolom-kolom, dengan pembatasan gaji/upah terendah dan tertinggi mengikuti jumlah tahun kerja golongan yang bersangkutan. PASAL 42 1. Penentuan golongan/upah didasarkan pada syarat-syarat : bobot pekerjaan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan/kecakapan kerja, keahlian khusus, prestasi kerja, nilai/data kondite, dan penilaian direksi. 2. Untuk jabatan dan penugasan tertentu direksi dapat menetapkan tunjangan jabatan tersendiri di luar gaji/upah. 3. Keputusan direksi mengenai penentuan gaji/upah dan tunjangan-tunjangan lain tidak dapat diganggu gugat. PASAL 43

Pembayaran gaji/upah dilakukan secara periodik 1 (satu) bulan sekali dan dilaksanakan selambat-lambatnya pada akhir bulan yang bersangkutan, kecuali bagi mereka yang berstatus harian dapat dibayar secara mingguan (tiap hari jumat). Penangguhan realisasi pembayaran gaji/upah, baik sebagian maupun seluruhnya, hanya dimungkinkan atas pertimbangan khusus direksi. PASAL 44 1. Seluruh karyawan wajib mengikuti program tunjangan hari tua/pensiun, dengan sumber dana yang dihimpun dari perusahaan dan iuran karyawan. 2. Bagi karyawan yang mengikuti program pensiun dana pensiun lembaga keuangan (dplk) bank bni sumber iurannya terdiri dari : a) Sebesar 5 % dari gaji dasar ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan b) Sebesar 15 % dari gaji dasar ditanggung oleh perusahaan c) Iuran yang besarannya ditetapkan sendiri oleh karyawan yang bersangkutan disebut dengan tht mandiri. 3. Setiap tahun iuran pensiun diinformasikan kepada seluruh karyawan yang menjadi peserta dplk PASAL 45 Seluruh penghasilan yang diterima karyawan dari perusahaan, terkandung didalamnya tunjangan pajak penghasilan yang besarnya cukup memenuhi syarat perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku, kecuali mengenai bonus akan mengikuti putusan rapat umum pemegang saham. PASAL 46 Pajak penghasilan akan diperhitungkan pada setiap pembayaran kecuali pajak bonus yang disesuaikan dengan hasil rapat umum pemegang saham (rups), untuk kemudian disetor ke kas negara oleh perusahaan. PASAL 47 Setiap pembayaran gaji/upah atau penerimaan lain harus diterimakan langsung kepada yang berhak, yang terbukti dari tanda tangan penerima atau ditransfer melalui bank. Hanya dalam hal-hal yang sangat darurat diperkenankan pembayaran serta penyerahan uang diberikan kepada pemegang surat kuasa khusus untuk itu. PASAL 48 Selain pajak penghasilan, terhadap gaji/upah dikenakan pula potongan langsung premi jamsostek sesuai peraturan yang berlaku yang disetorkan kepada pt. Persero jamsostek dki jakarta oleh perusahaan, iuran dana tunjangan hari tua (tht),

potongan pelunasan pembayaran cicilan pinjaman pada perusahaan, jika ada, serta potongan pelunasan lainnya apabila perusahaan diberi kuasa untuk itu. PASAL 49 Kenaikan gaji/upah dapat terjadi : a) Secara berkala sehubungan dengan masa kerja. b) Di luar ketentuan yang tersebut pada butir a, dengan mengingat kondisi perusahaan dan tingkat gaji/upah pada perusahaan-perusahaan sejenis. c) secara perorangan, dihubungkan dengan pengangkatan, kenaikan pangkat/jabatan atau prestasi kerja yang menonjol dikaitkan dengan kondite yang bersangkutan. PASAL 50 Sesuai pmtk no. 04/1994, tiap tahun perusahaan memberikan tunjangan hari raya keagamaan, seperti lebaran/natal/tahun baru minimal 1 (satu) bulan gaji/upah kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari 6 (enam) bulan terus menerus sampai dengan lebaran/natal/tahun baru yang bersangkutan, dengan pengertian bagi yang belum mencapai masa kerja 1 (satu) tahun, akan diberikan dengan perhitungan proporsional menurut masa kerja. PASAL 51Sejauh keadaaan perusahaan memungkinkan dan telah diputuskan oleh rapat umum pemegang saham perusahaan, akan diberikan bonus tahunan kepada karyawan yang: Seluruh penghasilan yang diterima karyawan dari perusahaan, terkandung didalamnya tunjangan pajak penghasilan yang besarnya cukup memenuhi syarat perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku, kecuali mengenai bonus akan mengikuti putusan rapat umum pemegang saham. PASAL 46 Pajak penghasilan akan diperhitungkan pada setiap pembayaran kecuali pajak bonus yang disesuaikan dengan hasil rapat umum pemegang saham (rups), untuk kemudian disetor ke kas negara oleh perusahaan. PASAL 47 Setiap pembayaran gaji/upah atau penerimaan lain harus diterimakan langsung kepada yang berhak, yang terbukti dari tanda tangan penerima atau ditransfer melalui bank. Hanya dalam hal-hal yang sangat darurat diperkenankan pembayaran serta penyerahan uang diberikan kepada pemegang surat kuasa khusus untuk itu. PASAL 48 Selain pajak penghasilan, terhadap gaji/upah dikenakan pula potongan langsung premi jamsostek sesuai peraturan yang berlaku yang disetorkan kepada pt. Persero jamsostek dki jakarta oleh perusahaan, iuran dana tunjangan hari tua (tht),

potongan pelunasan pembayaran cicilan pinjaman pada perusahaan, jika ada, serta potongan pelunasan lainnya apabila perusahaan diberi kuasa untuk itu. PASAL 49 Kenaikan gaji/upah dapat terjadi : a) Secara berkala sehubungan dengan masa kerja. b) Di luar ketentuan yang tersebut pada butir a, dengan mengingat kondisi perusahaan dan tingkat gaji/upah pada perusahaan-perusahaan sejenis. c) secara perorangan, dihubungkan dengan pengangkatan, kenaikan pangkat/jabatan atau prestasi kerja yang menonjol dikaitkan dengan kondite yang bersangkutan. PASAL 50 Sesuai pmtk no. 04/1994, tiap tahun perusahaan memberikan tunjangan hari raya keagamaan, seperti lebaran/natal/tahun baru minimal 1 (satu) bulan gaji/upah kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari 6 (enam) bulan terus menerus sampai dengan lebaran/natal/tahun baru yang bersangkutan, dengan pengertian bagi yang belum mencapai masa kerja 1 (satu) tahun, akan diberikan dengan perhitungan proporsional menurut masa kerja. PASAL 51 Sejauh keadaaan perusahaan memungkinkan dan telah diputuskan oleh rapat umum pemegang saham perusahaan, akan diberikan bonus tahunan kepada

karyawan yang :
1. Telah bekerja lebih dari 6 (enam) bulan terus-menerus sampai akhir desember tahun buku yang bersangkutan. 2. Menngundurkan diri dengan masa kerja minimal 4 (empat) tahun atau dipensiun dengan masa kerja lebih dari 6 (enam) bulan tahun buku yang bersangkutan. Dengan pengertian bagi yang belum mencapai masa kerja 1 (satu) tahun penuh akan diberikan dengan perhitungan proporsional menurut masa kerjanya. PASAL 52 Disamping program jamsostek, apabila ada karyawan dan keluarganya meninggal dunia, maka perusahaan memberikan sumbangan biaya pemakaman, yaitu : Diri sendiri Rp. 3.750.000,-. Keluarganya/jiwa Rp. 2.500.000,-. PASAL 53 Dalam hal karyawan meninggal dunia sewaktu bertugas, maka perusahaan memberikan kepada ahli warisnya : a) Gaji/upah dalam bulan yang sedang berjalan. b) Tunjangan hari tua atau santunan sesuai ketentuan yang ditetapkan melalui sk direksi.

c) Bantuan dalam mengurus menyelesaikan santunan dana dari pt. Persero jamsostek. d) Uang pesangon, uang pmk, dan ganti kerugian sesuai ketentuan PASAL 32 KEPMENAKER NO. KEP. 150/MEN/2010. PASAL 54 1. Perawatan medis kepada karyawan dan keluarganya diberikan oleh dokter dan dilakukan di poliklinik perusahaan secara cuma-cuma termasuk obatobatan. 2. Dalam keadaan sangat mendesak atau timbul penyakit yang perlu segera dirawat, pada prinsipnya karyawan/keluarganya dapat berobat pada dokter lain atas tanggungan perusahaan dengan syarat : a) Semua bukti biaya perawatan dan pengobatan harus diteliti kebenarannya dan diketahui oleh dokter perusahaan, sebelum diajukan penggantiannya, disertai kuitansi pemeriksaan dokter dan salinan resep obat-obatan yang bersangkutan. b) direksi/dokter perusahaan mempunyai hak untuk menolak penggantian biaya tersebut apabila ternyata perawatan dan obat-obatan tersebut tidak memenuhi persyaratan medis/dinilai tidak wajar. c) Biaya perawatan dan pengobatan pada dokter lain diluar medical centre perusahaan hanya dapat diganti setinggi-tingginya 80 % dari biaya yang dikeluarkan. PASAL 55 Berdasarkan rekomendasi dokter perusahaan dan atas pertimbangan direksi, karyawan serta keluarganya yang memerlukan, dapat diberikan perawatan dokter spesialis dan diberikan penggantian 80 % dari pengeluaran biaya perawatan dan pengobatan tersebut.

PASAL 56
Yang tidak merupakan tanggungan perusahaan adalah biaya pemeriksaan/perawatan serta harga obat-obat yang disebabkan oleh karena/dihubungkan dengan : a) Penyakit kelamin. b) Penyakit disebabkan oleh minuman keras, narkotika dan psikotropika. c) Pengguguran karena adanya kelainan kandungan/rekomendasi dokter yang merawat. d) Penyakit/luka yang timbul karena perkelahian. e) Penyakit yang timbul akibat tidak memakai alat perlindungan kerja. PASAL 57

1. Dokter perusahaan yang bertugas pada poliklinik perusahaan, diberi wewenang sepenuhnya untuk membina serta mengawasi kesehatan karyawan dan program keluarga berencana. 2. Apabila dipandang perlu, 1 (satu) tahun sekali, dapat diadakan pemeriksaan menyeluruh kesehatan karyawan atas biaya perusahaan. 3. Terhadap karyawan yang sering sekali sakit atau tidak masuk kerja dengan alasan sakit, dokter perusahaan dapat mewajibkan untuk menjalani pemeriksaan/pengujian ulang kesehatan total pada instansi yang berwenang. PASAL 58 1. Perusahaan sesuai kemampuan yang ada ikut membantu dan mendorong secara aktif dalam program keluarga berencana. 2. Karyawan diharapkan untuk ikut serta secara aktif dalam pelaksanaan program keluarga berencana. PASAL 59 1. Atas rekomendasi dokter perusahaan, karyawan yang telah bekerja minimal 3 (tiga) tahun, maupun keluarganya yang sakit dan memerlukan perawatan khusus, dapat dirawat tinggal di rumah sakit pemerintah/swasta atas biaya perusahaan, dengan ketentuan : a) Untuk karyawan dengan jabatan direktur, biaya rawat inap maksimal rp. 500.000,- per hari. b) Untuk karyawan dengan jabatan wakil direktur, biaya rawat inap maksimal rp. 350.000,- per hari. c) Untuk karyawan lainnya, biaya rawat inap maksimal rp. 185.000,- per hari. 2. Biaya pemeriksaan, perawatan, dan pembelian obat-obatan selama dirawat inap (diopname), terlebih dahulu memerlukan persetujuan dokter perusahaan sebelum diberi penggantian oleh perusahaan. 3. Penggantian biaya perawatan dan pengobatan dimaksud diatur sebagai berikut: a) Untuk karyawan yang bersangkutan, 100 % dari semua biaya yang dikeluarkan sesuai plafon. b) Untuk keluarganya : a. 3 (tiga) bulan pertama, 80 % dari biaya yang dikeluarkan sesuai plafon. b. 3 (tiga) bulan kedua, 60 % dari biaya yang dikeluarkan sesuai plafon. c. 3 (tiga) bulan ketiga, 40 % dari biaya yang dikeluarkan sesuai plafon. d. selanjutnya di luar tanggungan perusahaan.

Bila karyawan menghendaki perawatan (opname) diluar ketentuan tersebut, maka penggantian yang diberikan kepadanya tetap didasarkan pada ketentuan tersebut dan selebihnya ditanggung sendiri oleh karyawan yang bersangkutan. PASAL 60 Batas penggantian maksimal seluruh biaya rawat inap dan pengobatan karyawan dan keluarganya pertahun sebagai berikut : direktur Rp.3.000.000,Rp.3.750.000,Rp.6.750.000,Asisten direktur Rp. 2.500.000,Rp. 3.500.000,Rp. 6.000.000,Karyawan lainnya Rp. 2.000.000,Rp. 3.000.000,Rp. 5.000.000,-

Rawat jalan Rawat inap total

PASAL 61 Bagi karyawan wanita/isteri (pertama) yang melahirkan anak dan telah mempunyai masa kerja minimal 1 (satu) tahun, perusahaan memberikan sumbangan kelahiran sampai dengan kelahiran anak ke-3 (tiga) sebesar : a) Rp. 2.000.000,- untuk direktur. b) Rp. 1.200.000,- untuk wakil direktur. c) Rp. 950.000,- untuk karyawan lainnya. PASAL 62 Bagi karyawan dengan kerja minimal 2 (dua) tahun, atas nasehat dokter perusahaan / spesialis dinyatakan perlu memakai kaca mata, alat bantu dengar, gigi palsu (maksimal 10 buah) atau alat-alat perawatan gigi lainnya, perusahaan akan memberikan sumbangan sebagai berikut :

Direktur Kerangka (frame) Lensa Alat bantu dengar Gigi palsu/ alat perawatan gigi lainnya Rp. 400.000,Rp. 250.000,Rp. 400.000,75% x maks Rp.400.000,-

Wakil Rp. 350.000,Rp. 250.000,Rp. 300.000,75% x maks Rp 350.000,-

Karyawan lain Rp. 300.000,Rp. 250.000,Rp. 250.000,75% maks Rp. 300.000,-

Keterangan 1 x dlm 3 thn 1 x dlm 1 thn Maks 2x

1 x dlm 1 thn

PASAL 63

Bila ternyata karyawan menderita sakit yang lama dan diperkuat oleh rekomendasi dokter perusahaan, maka untuk pembayaran gaji/upahnya (gaji dasar + gaji merit) ditetapkan sebagai berikut : a) Sakit selama 3 (tiga) bulan pertama dibayar 100 %. b) Sakit selama 3 (tiga) bulan kedua dibayar 80 %. c) Sakit selama 3 (tiga) bulan ketiga dibayar 50 %. d) Sakit selama 3 (tiga) bulan keempat dibayar 25 %. e) Apabila karyawan yang bersangkutan selama 12 (duabelas) bulan terus menerus sakit, maka perusahaan akan mengambil langkah-langkah yang perlu dengan berpedoman pada kmtk no. 150/men/2010. Ketentuan-ketentuan tersebut tetap berlaku jika kemudian menderita sakit lagi dan/atau sakitnya merupakan kelanjutan dari penyakit lama. PASAL 64 Dalam hal terjadi kecelakaan pada karyawan yang sedang dinas aktif, perusahaan akan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang berlaku sepanjang berkaitan dengan peraturan kecelakaan dan program jamsostek. PASAL 65 1. Biaya perjalanan dinas karyawan ditanggung oleh perusahaan, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Biaya transportasi dari kantor ke tempat tujuan : Untuk wakil direktur keatas, dengan kapal udara kelas ekonomi, kereta api kelas i dan semua kendaraan umum lainnya. Untuk karyawan lain, dengan kapal laut, kereta api kelas ii dan semua kendaraan umum lainnya, atau bila dipandang perlu akan disesuaikan dengan wakil direktur keatas. b. Uang makan, uang saku, penginapan dan transport setempat secara rata-rata per hari, sebagai berikut : 1) Untuk jarak 100 149 km : Direktur Wakil Direktur Karyawan Lain Pramubakti/Sopir 2) Untuk Jarak Diatas 150 Km : Direktur Wakil Direktur Karyawan Lain Pramubakti/Sopir Rp. 200.000,Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 50.000,Rp. 500.000,Rp. 400.000,Rp. 300.000,Rp. 150.000,-

2. Yang dapat melakukan perjalanan dinas dengan biaya perusahaan ialah karyawan yang melakukan tugas kedinasan dalam jarak tempuh lebih dari 100 km dihitung dari tempat kedudukan perusahaan dan/atau memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) hari.

3. Perjalanan dinas ke luar negeri akan diberikan uang akomodasi sebesar 300 us$ per hari atau ditentukan lain oleh direksi. PASAL 66 1. Kepada karyawan yang bertugas dan urgensinya perlu memakai pakaian kerja/seragam, perusahaan memberikan pakaian kerja setiap tahun, dengan catatan pelaksanaannya tetap memperhatikan kemampuan keuangan perusahaan. 2. Ketentuan mengenai pakaian kerja atau seragam akan diatur lebih lanjut olehdireksi. PASAL 67 Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan karir dan keterampilan dengan mengikuti seminar/latihan/kursus/pendidikan formal dan lain-lain mengenai hal-hal yang ada hubungannya dan bermanfaat untuk pekerjaan atas beban perusahaan. Keputusan untuk mengikuti seminar/kursus/pendidikan keahlian dimaksud ditentukan atas pertimbangan direksi. BAB VII KOPERASI DAN SERIKAT PEKERJA PASAL 68 1. Perusahaan sesuai dengan kemampuan yang ada akan ikut mendorong dan membantu ke arah tumbuh dan berkembangnya koperasi karyawan di perusahaan. 2. Untuk melaksanakan hal tersebut, maka kepada seluruh karyawan diminta untuk menjadi anggota koperasi karyawan. PASAL 69 Perusahaan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk bernaung di bawah serikat pekerja yang ada di lingkungan perusahaan. BAB VIII SANKSI/HUKUMAN TERHADAP PELANGGARAN TATA TERTIB PASAL 70 1. Terhadap karyawan yang ternyata telah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib (disiplin) kerja atau tindakan lain yang merugikan perusahaan, dikenakan sanksi/hukuman menurut berat/ringannya pelanggaran atau tindakan tersebut. 2. Dalam menentukan sifat pelanggaran/tindakan tadi, akan diperhatikan unsur lalai/sengaja dan akibatnya terhadap perusahaan termasuk kerja keseluruhan. 3. Setiap pelanggaran/tindakan lain yang merugikan perusahaan dan jenis sanksi/hukuman, akan merupakan data penilaian kondite karyawan yang bersangkutan. 1. PASAL 71 Menurut berat ringannya, sanksi/hukuman dapat berupa :

a) b) c) d) e)

Teguran atau peringatan lisan. Teguran tertulis (berjenjang sampai tingkat ke-3). Peringatan tertulis (berjenjang sampai tingkat ke-3). Pembebasan tugas untuk sementara (skorsing). Pemutusan hubungan kerja (phk).

2. Teguran/peringatan tertulis memuat uraian mengenai pelanggaran/tindakan, pengaruhnya terhadap perusahaan serta memungkinkan sanksi hukum yang berkaitan dengan pelanggaran/tindakan ulang atau lainnya. 3. Teguran/peringatan tertulis dapat diberikan maksimal 3 (tiga) kali, sehingga jika karyawan yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran dan/atau tindakan lain yang merugikan perusahaan, maka pengenaan sanksi/hukuman dapat ditingkatkan. 4. Peringatan lisan maupun tertulis, pada dasarnya bersifat mendidik dan memperbaiki kondisi tenaga kerja yang bersangkutan, karena berpegang pada pengertian bahwa tenaga kerja itu belum dalam keadaan tidak berguna bagi perusahaan. 1. PASAL 72 Dalam hal-hal tertentu, antara lain bila terdapat pelanggaran/tindakan lain yang jelas dapat dikenakan sanksi berupa pemutusan hubungan kerja sesuai ketentuan yang berlaku, maka sebagai langkah pendahuluan direksi dapat menjatuhkan sanksi/hukuman yang berupa pembebasan tugas (skorsing), atau langsung pemutusan hubungan kerja (phk). Masa skorsing yang bersifat mendidik berlangsung selama-lamanya 1 (satu) bulan, kecuali dalam hal menunggu keputusan dari panitia penyelesaian perselisihan perburuhan daerah (p4-d)/pusat (p4-p) dapat berlangsung maksimal 6 (enam) bulan. Apabila putusan p4-d/p4-p merugikan salah satu pihak, maka salah satu pihak tersebut diperkenankan untuk mengajukan keberatannya melalui pengadilan tinggi tata usaha negara (pt-tun). Selama masa skorsing, karyawan hanya diberikan gaji/upah (gaji dasar, tanpa tunjangan-tunjangan lainnya) sebesar 75 %. Dalam hal karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib, bukan karena pengaduan perusahaan maka kepada keluarganya, perusahaan memberikan bantuan dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk 1 orang tanggungan 25% dari gaji/upah (gaji dasar). Untuk 2 orang tanggungan 35% dari gaji/upah (gaji dasar). Untuk 3 orang tanggungan 45% dari gaji/upah (gaji dasar). Untuk 4 orang tanggungan 50% dari gaji/upah (gaji dasar). Lamanya pembayaran bantuan adalah 6 (enam) bulan, dan setelah 6 (enam) bulan hubungan kerja karyawan diputuskan dan dilaksanakan sesuai dengan uu no. 12 tahun 1964 jo kmtk no.150/men/2010 PASAL 19.

2.

3. 4. 5.

BAB IX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PASAL 73

1. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan tidak bersifat abadi dan sewaktu-waktu dapat putus karena sebab/alasan tertentu. 2. Setiap pemutusan hubungan kerja atas kehendak perusahaan akan mengikutsertakan serikat pekerja. PASAL 74 Sebab-sebab/alasan-alasan pemutusan hubungan kerja, antara lain : a) Meninggal dunia. b) Memasuki masa pensiun yang dihitung berdasarkan tanggal/tahun kelahiran yang tertulis pada ijasah pada waktu pertama diterima berkerja di pt. Pj corp. Sesuai ketentuan perusahaan yang ditetpkan melalui surat keputusan direksi. c) Habis/berakhir masa kerja menurut perjanjian. d) Terjadinya reorganisasi/penyederhanaan struktur organisasi perusahaan yang berakibat pengurangan tenaga. e) Terjadinya pelanggaran/tindakan lain yang merugikan perusahaan meskipun telah diberikan surat peringatan sampai yang ketiga kalinya atau peringatan khusus bernada keras sebagai peringatan terakhir. f) Lebih dari 12 (duabelas) bulan terus menerus atau pencerminan yang terus menerus menderita sakit, keadaan fisik/mental kian memburuk sehingga praktis tidak mampu bekerja/bertugas. g) Dinyatakan tidak cakap jasmani/rohani oleh perusahaan berdasarkan hasil pemeriksaan/pengujian ulang kesehatan total oleh instansi yang berwenang. h) Terkena hukuman penjara karena pelanggaran/kejahatan yang dilakukan berdasarkan keputusan pengadilan. i) Melakukan pelanggaran/tindakan lainnya berakibat merugikan perusahaan, sehingga memberikan alasan kuat dan mendesak bagi perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja. j) Atas permintaan karyawan yang bersangkutan untuk berhenti/ mengundurkan diri dari perusahaan. PASAL 75 1. Pemutusan hubungan kerja dilakukan dengan cara : a) Karyawan diberhentikan dengan hormat. b) Karyawan diberhentikan dengan tidak hormat (dipecat). 2. Pemutusan hubungan kerja karena pengunduran diri disampaikan secara tertulis kepada direksi setidak-tidaknya dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sebelumnya. Bila ternyata keadaan belum memungkinkan direksi berhak menangguhkan permohonan penguduran diri itu untuk waktu tertentu. PASAL 76 1. Bagi karyawan yang diberhentikan dengan tidak hormat, diberikan uang pesangon dan/atau uang jasa minimal sesuai dengan kmtk no.150/men/2010. 2. Bagi karyawan yang mengundurkan diri dengan sukarela pada prinsipnya perusahaan tidak ada kewajiban memberikan uang pesangon, tetapi

perusahaan dapat memberikan uang kebijaksanaan yang besarnya ditentukan oleh direksi dengan berpedoman pada ketentuan kepmenaker no. 150/men/2010. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk kategori yang diberhentikan karena pensiun atau meninggal dunia, maka kepada karyawan yang bersangkutan ataupun keluarganya diberikan tunjangan hari tua (tht). PASAL 77 Jika yang bersangkutan masih ada sisa pinjaman pada perusahaan, maka pembayaran uang pesangon/uang jasa/tunjangan hari tua/gaji/upahnya akan diperhitungkan dengan sisa pinjaman yang wajib dilunasi. PASAL 78 1. Setiap perbedaan pendapat/pengertian mengenai syarat-syarat kerja atau halhal lain yang terkait dengan itu, karyawan dapat menunjuk wakil-wakilnya melalui serikat pekerja mencari penyelesaian dengan pihak direksi dengan jalan musyawarah. 2. Apabila tidak dapat tercapai kata sepakat, dapat diteruskan ke instansi yang berwenang sebagai jalan tengah dimana putusannya mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sehingga baik karyawan maupun perusahaan wajib melaksanakannya. BAB X KETENTUAN PENUTUP PASAL 79 1. peraturan perusahaan ini tidak berlaku bagi tenaga kerja honorer dan tenaga kontrak. 2. Khusus bagi tenaga kerja honorer dan kontrak akan diatur dalam suatu peraturan tersendiri PASAL 80 Dengan ditetapkannya peraturan perusahaan ini, maka segala ketentuan dan/atau kebiasaan sejenis yang dijalankan sebelumnya, tidak lagi berlaku selama isinya bertentangan dengan peraturan perusahaan ini. PASAL 81 Peraturan perusahaan ini merupakan penyempurnaan dari peraturan perusahaan yang lalu dan berlaku bagi seluruh karyawan yang syarat-syarat kerjanya tidak diatur secara khusus dalam suatu perjanjian kerja. Peraturan perusahaan ini berlaku sejak disahkan oleh kanwil depnaker dki jakarta untuk jangka waktu 2 tahun. PASAL 82 Apabila dalam hal-hal yang belum/kurang tercantum di dalam peraturan perusahaan ini akan diatur kemudian hari, maka persoalan demi persoalan akan ditinjau dan diselesaikan berdasarkan kebijaksanaan yang menuju pada penyempurnaan, dengan tetap berpedoman pada peraturan-peraturan di bidang ketenaga kerjaan yang berlaku.

Jakarta, September 2010 Ditetapkan bersama oleh : 1. Direktur Utama PT. GRACE SHIPPING 2. Direktur Departemen Human Resourse Development PT. GRACE SHIPPING 3. Serikat Pekerja PT. GRACE SHIPPING

You might also like