You are on page 1of 8

Teori Keuangan Perusahaan

PENGERTIAN MANAJEMEN Menurut Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengertian secara umum manajemen pada dasarnya merupakan kerjasama dengan orangorang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Jadi dapat disimpulkan bahwa baru dapat disebut sebagai manajemen apabila telah melewati rangkaian proses-proses fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) dalam mencapai sebuah tujuan yang sama.

PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, seefisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba, atau dapat juga dikatakan bahwa manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengelola dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.

FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN 1. Perencanaan Keuangan Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. 2. Penganggaran Keuangan

Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. 3. Pengelolaan Keuangan Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. 4. Pencarian Keuangan Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. 5. Penyimpanan Keuangan Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman. 6. Pengendalian Keuangan Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan. 7. Pemeriksaan Keuangan Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

EVOLUSI TEORI KEUANGAN 1. Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect Capital Markets) Kebanyakan dari teori keuangan awal dibentuk dengan asumsi pasar modal sempurna. Secara umum, pasar modal sempurna memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Tidak ada biaya transaksi

b. Tidak ada pajak c. Ada cukup banyak pembeli dan penjual

d. Baik individu maupun perusahaan memiliki kemampuan yang sama dalam akses ke pasar e. f. Tidak ada biaya informasi sehingga setiap orang memiliki informasi yang sama Setiap orang memiliki harapan yang sama

g. Tidak ada biaya yang berhubungan dengan hal kesulitan keuangan.

Jelas bahwa tidak semua asumsi tersebut berlaku di dunia nyata. Namun demikian, suatu teori hendaknya tidak menilai dari realistis atau tidak asumsinya tetapi dinilai dari seberapa konsisten teori tersebut dengan perilaku yang aktual.

2. Analisa Arus Kas yang di Diskonto (Discounted Cash Flow Analysis)

Pada manajemen keuangan, kita akan banyak berhubungan dengan aktiva finansial maupun aktiva riil yang nilainya diperoleh langsung dari seluruh arus kas yang akan dihasilkan oleh aktiva tersebut. Proses menilai arus kas di masa mendatang disebut analisis Discounted Cash Flow (DCF). Karena hampir semua keputusan keuangan berhubungan dengan masa mendatang, jelas bahwa keputusan keuangan selalu melibatkan analisis DCF. Konsep dasar DCF ada pada nilai waktu uang (time value of money) yang dikembangkan oleh John Burr Williams dan Myron J. Gordon.

3. Teori Stuktur Modal (Capital Structure Theory) Salah satu isu penting yang harus dihadapi oleh manjer keuangan adalah : "Bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan dana untuk membeli aktiva?" Apakah dengan meminjam (menggunakan hutang) atau menjual saham (menggunakan modal sendiri). Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) mempublikasikan salah satu teori keuangan modern paling mengejutkan : mereka menyimpulkan bahwa nilai suatu perusahaan semata-mata tergantung pada arus penghasilan dimasa mendatang (future earnings stream), dan oleh karena itu nilainya tidak tergantung kepada struktur modal (perbandingan hutang dan modal sendiri) perusahaan. Pada paper mereka, MM menggunakan asumsi yang sangat ketat, termasuk asumsi pasar modal sempurna, asumsi ini menunjukkan bahwa: a. Tidak ada brokerage cost.

b. Investor dapat meminjam pada tingkat bunga yang sama dengan perusahaan.

Dalam teori Modigliani-Miller terdapat proposisi, yang dijelaskan sebagai berikut: a. Proposisi Modigliani-Miller (M&M), terdiri dari: Dunia tanpa pajak (no-tax case) Dalam proposisi ini diasumsikan bahwa keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pemberlakuan pajak sehingga nilai perusahaan yang menggunakan utang dengan perusahaan yang tidak menggunakan utang menjadi sama.

Dunia dengan pajak (tax case) Proposisi ini mengasumsikan bahwa pasar modal sempurna dan diberlakukan pajak. Implikasinya adalah penggunaan utang dalam struktur modal menjadi sangat menguntungkan karena adanya tax shield. Sehingga nilai perusahaan yang menggunakan utang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak menggunakan utang .

Proposisi M&M ini memiliki kelemahan yang terletak pada asumsi dasar proposisi itu sendiri yaitu asumsi yang menyatakan bahwa tingkat utang tidak berhubungan dengan aliran kas (cash flow) perusahaan. Kelemahan ini disadari oleh Modigliani Miller, sehingga Modigliani-Miller menyebutkan bahwa asumsi pasar yang efisien merupakan dasar dari proposisi tersebut. Karena salah satu asumsi penting adalah tidak adanya pajak, model ini sering disebut model MM-tanpa pajak. Teori Modigliani-Miller (MM) ini tidak relevan dengan realita yang sesungguhnya terhadap struktur modal karena tidak menyertakan corporate tax atau personal tax yang ada dalam perusahaan.

b.

Pada tahun 1963 Modigliani dan Miller mempublikasikan teori kedua, yaitu Memperhatikan pajak

Dengan adanya pajak maka nilai perusahaan dan harga saham dipengaruhi oleh struktur modal.

Semakin tinggi proporsi hutang digunkan maka semakin tinggi harga saham

Dengan demikian penggunaan hutang mengakibatkan pendapatan setelah pajak yang tersedia bagi pemegang saham menjadi lebih besar dari pada jika perusahaan tidak menggunakan hutang Dalam peneliatan lanjutan bahwa penggunaan hutang memang akan meningkatkan nilai perusahaan , tetapi pada suatu titik tertentu yaitu struktur modal optimum, nilai perusahaan akan menurun dengan semakin besarnya proporsi hutang dalam struktur modalnya, kemudian model ini diperbaiki dan sering disebut Tax savings-financial costs trade-off theory.

4. Teori Dividen (Dividend Theory) Modigliani dan Miller juga menganalisis dampak kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Pada paper mereka, selain asumsi pasar modal sempurna, dimasukkan pula asumsi : a. Kebijakan penganggaran modal perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen

b. Semua invenstor berperilaku rasional.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, mereka menyimpulkan bahwa kebijakan dividen akan mengurangi laba ditahan yang digunakan untuk membeli aktiva baru. Laba ditahan yang hilang harus ditutupi dengan menjual saham baru. Pembeli saham baru menghendaki dividen dan pembayaran dividen tersebut akan mengurangi nilai sekarang dari dividen yang akan diterima pemegang saham lama sejumlah sana dengan dividen yang mereka terima saat ini.

5. Teori Portofolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Teori Portfolio moder dikembangkan oleh Harry Markowitz tahun 1990 dan mendapat hadiah nobel. Pelajaran utama dari teori ini adalah secara umum , resiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan beberapa jenis aktiva beresiko daripada hanya memegang salah satu jenis aktiva saja. Implikasi dari teori ini adalah : a. Investor harus membentuk portofolio (melakukan diversifikasi) untuk mengurangi resiko

b. Resiko dari suatu aktiva individu harus diukur berdasarkan kontribusinya kepada resiko suatu portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Teori yang berkaitan dengan teori portfolio adalah Capital asset Pricing Model yang dikembangkan Sharpe, John Litner dan Jan Moissin yang secara terpisah menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan pada suatu aktiva berisiko merupakan fungsi dari tiga faktor, yaitu : a. tingkat keuntungan bebas risiko,

b. tingkat keuantungan yang disyaratkan pada portfolio dengan risiko rata-rata dan c. volatilitas tingkat keuntungan aktiva berisiko tersebut.

6. Teori Penentuan Harga Option (Option Pricing Theory) Suatu option (opsi) adalah hak untuk membeli atau menjual suatu aktiva pada harga yang telah ditentukan sepanjang periode waktu yang telah ditentukan. Teori ini menawarkan suatu penilaian harga atau premi call dan put option. Implikasi dari teori ini adalah berkembang pesat untuk option, terutama option pada aktiva finansial,secara pesat di Amerika Serikat dan bursa besar lainnya diseluruh dunia. Teori ini membantu memahami penilaian sekuritas yang memiliki sifat option seperti warrant dan obligasi konversi. Teori ini secara formal dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes yang sering disebut Black-Ccholes Option Pricing Model.

7. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesist)

Salah satu teori keuangan yang penting adalah Efficient Market Hypothesis (EMH) yang dikemukakan oleh Eugene F. Fama. terminologi efisien disini merujuk pada efisien secara informasi (informationally efficient). Teori ini mengatakan jika pasar efisien maka harga merefleksikan seluruh informasi yang ada. Ironisnya, pasar dapat efisien hanya jika sejumlah besar orang percaya bahwa pasar tidak efisien sehingga mendorong mereka untuk mencari keuntungan di atas selayaknya (excess return atau abnormal return). Ada 4 kondisi yang diperluka agar suatu pasar efisien secara informasional : a. Tidak ada biaya untuk informasi dan informasi tersedia unutk semua peserta pasar pada waktu yang sama b. Tidak ada biaya transaksi, pajak dan kendala perdagangan lainnya c. Seorang pemodal atau institusi tidak dapat mempengaruhi harga

d. semua peserta pasar adalah rasional

Namun keempat kondisi tersebut tidak ada dalam dunia nyata, oleh karena itu perlu dibedakan antara pasar yang perfectly informationally efficient dan economically informationally efficient. Pasar yang perfectly informationally efficient yakni yang

memenuhi keempat kondisi tersebut, harga akan menyesuaikandiri dengan informasi baru secara cepat dan excess return hanya bisa diperoleh karen keberuntungan. Pada pasar yang economically efficient, harga tidak menyesuaikan diri dengan informasi baru secara cepat namun excess profit tetap tidak dapat diperoleh setelah jkeuntungan dikurangi dengan biaya informasi dan transaksi. Lebih lanjut menurut Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesist), pasar efisien dapat dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu : a. Pasar efisien bentuk lemah Pasar efisien lemah terjadi jika harga sekuritas mengekspresikan seluruh informasi harga di masa lalu, sehingga upaya investor untuk memperoleh excess return dengan memanfaatkan data harga di masa lalu adalah sia-sia. b. Pasar efisien bentuk semi kuat Pasar efisien semi kuat terjadi bila harga sekuritas mencerminkan informasi harga historis plus informasi yang tersedia bagi publik (misalnya laporan keuangan, berita keuangan dan bisnis di media massa dll). c. Pasar efisien bentuk kuat

Pasar efisiensi bentuk kuat terjadi bila harga sekuritas mengekspresikan seluruh informasi yang ada, baik harga sekuritas di masa lalu, informasi yang tersedia bagi publik, maupun informasi yang bersifat private.

Konsep EMH Dan Risk-return tradeoff memberikan implikasi penting pada investor maupun manajer keuangan. Bagi investor, EMH menyarankan bahwa strategi yg optimal adalah :

Menentukan tingkat risiko yg sesuai

Menciptakan suatu portfolio (himpunan aktiva) yg terdiversifikasi dg baik yg memiliki tingkat risiko sebesar yg telah dipilih

Meminimumkan biaya transaksi dg strategi beli simpan (buy and hold)

8. Teori Keagenan (Agency Theory) Paper mengenai penerapan teori keagenan pada manjemen keuangan diajukan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling. Hubungan mengenai keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau lebih individu (majikan) menggaji individu lain (agen atau karyawan) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen atau karyawannya. Dalam konteks manjemen keuangan, hubungan ini muncul antara : a. Pemegang saham (shareholders) dengan para manajer serta,

b. Shareholders dengan kreditor(bondholder atau pemegang obligasi). Problem keagenan (agency problem) antara pemegang saham (pemili k perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu ingin manajemen bekerja dengan tujuan

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja bertindak untuk tidak memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, tetapi

memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri (perusahaan). Pengawasan total terhadap manajer dapat memecahkan agency problem, tetapi dibutuhkan biaya yang besar dan tidak efisien. Agency problem antara pemegang saham dan manajer dapat dikurangi dengan cara : a. Kekhawatiran untuk di PHK karena kinerja yang dinilai kurang memuaskan dan

b.

Ketakutan mengalami hostile take over atau kondisi dimana perusahaan di ambil alih oleh pihak lain yang menyebabkan terjadinya kepengurusan manajemen. Agency problem juga muncul antara kreditor dengan pemegang saham yang diwakili oleh manajemen perusahaan. konflik akan muncul jika :

a.

Manajemen mengambil alih proyek -proyek yang resikonya lebih besar dari yang diperkirakan oleh kreditor atau

b.

Perusahaan meningkatkan jumlah hutang hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh kreditor. Biasanya kreditor yang bijak akan membuat kesepakatan dengan pihak manajemen perusahaan untuk mengurangi agency problem yaitu membuat kesepakatan yang disebut Convenant.

9. Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetric Information Theory) Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pihak investor di pasar modal. Teori asymmetric informationdapat dijelaskan dengan analogi pasar mobil bekas. Penjual mobil bekas jelas memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan calon pembeli karen ia telah memakainya selama sekian waktu. Sebaliknya, calon pembeli menyadari bahwa mereka hanya memiliki sedikit info tentang mobil tersebut, akibatnya mereka akan memberikan penawaran yang relatif rendahkarena ada resiko bahwa mobil yang akan dibeli ternyata "have nothing but trouble". Harga yang rendah membuat pemilik mobil yang masih baik kondisinya enggan untuk menjual mobilnya, sehingga memperkuat asumsi bahwa bila ada mobil bekas yang ditawarkan, pasti kualitasnya buruk. Bila kondisi ini dibiarkan, pasar mobil bekas akan berhenti berfungsi. Rasional yang sama berlaku untuk pasar finansial. Asymmetric information dapat mengganggu fungsi pasar finansial sehingga harus dikurangi. Sumber : 1. www.wealthindonesia.com/lain-lain/teori-modigliani-miller.html 2. www.fimot.org/news/sejarah_dan_perkembangan_teori_keuangan/2011-01-10-21 3. www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1029:evolusi-teorikeuangan&catid=42:manajemen-keuangan&Itemid=83 4. www.scribd.com/doc/36964335/MANAJEMEN-KEUANGAN 5. peni.staff.gunadarma.ac.id

You might also like