You are on page 1of 11

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEERS CORNER SEBAGAI UPAYA PENANGANAN MASALAH HIV/AIDS PADA KALANGAN REMAJA BIDANG

KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)

Disusun oleh: Meidiandini Ayu F. Vina Yulia Anhar Ayu Hermamin I. (I1A111015/Angkatan 2011) (I1A111215/Angkatan 2011) (I1A112088/Angkatan 2012)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

2013

KATA PENGANTAR Puji syukur selalu terpanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Program Kreativitas Mahasiswa bidang kegiatan Gagasan Tertulis (PKM-GT) telah diselesaikan. PKM-GT ini membahas tentang penanganan masalah HIV/AIDS pada remaja dengan menggagas suatu program berbasis pendidikan . Gagasan dalam karya tulis ini dituliskan agar berguna untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis dan masyarakat, serta memberikan solusi alternatif dalam permasalahan HIV/AIDS khususnya pada remaja. Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Fauzie Rahman SKM, MPH selaku dosen pemimbing, serta berbagai pihak yang telah membantu dalam merampungkan karya tulis ini.Karya tulis ini disusun dengan kemampuan dan bahan yang terbatas. Oleh karena itu disadari masih terdapat ketidaksempurnaan dalam hal materi maupun pembahasan, sehingga kritik dan saran dalam upaya perbaikan karya tulis ini sangat kami harapkan. Banjarbaru, 26 Maret 2013

Penulis

RINGKASAN Dewasa ini, terjadi pola pergeseran penularan HIV/AIDS di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa, siapa saja dapat terkena HIV/AIDS. Berdasarkan data statistik Ditjen PP dan PL Kemenkes RI tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia tahun 2012, jumlah kasus HIV sebanyak 21.511 dan AIDS sebanyak 5.686 kasus. Remaja sangat rentan dengan IMS (Infeksi Menular Seksual) karena pada usia remaja terjadi peningkatan libido sehingga berisiko terhadap HIV/AIDS. Remaja juga mengalami perubahan yang mencakup perubahan fisik dan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku. Hal tersebut mengindikasikan bahwa masalah HIV/AIDS dikarenakan tidak memadainya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan memberdayakan remaja sebagai informan dalam memberikan pengetahuan tentang HIV/AIDS . Salah satunya dengan menggagas program Peers Corner sebagai upaya preventif berbasis edukasi dalam menanggulangi masalah HIV/AIDS pada remaja. Pada program yang digagas ini, metode pendidikan yang digunakan adalah peer education atau disebut dengan pendekatan pendidikan teman sebaya, dimana mereka bertugas sebagai peer educator. Dalam implementasinya, diperlukan partisipasi pihak sekolah sebagai fasilitator dalam program Peers Corner. Pihak sekolah dengan didukung oleh tenaga ahli kesehatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat membantu pembentukan dan pembinaan kader remaja sebagai peer educator. Penerapan gagasan program Peers Corners dengan menggunakan metode peer education diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Dengan pengetahuan yang sudah didapatkan, para remaja mampu memahami secara tepat tentang HIV/AIDS serta berkontribusi terhadap penurunan prevalensi HIV/AIDS pada remaja.

PENDAHULUAN Latar Belakang HIV/AIDS adalah penyakit menular yang bisa diderita oleh semua golongan umur, baik anak remaja, maupun dewasa. Usia remaja dan usia produktif sangat beresiko terhadap penularan HIV/AIDS. Infeksi HIV/AIDS sebagian besar (>80%) diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun). Beberapa faktor risiko yang menyebabkan kejadian HIV/AIDS pada remaja yaitu hubungan seksual tidak aman, penggunaan zat berbahaya (alkohol, tembakau, narkoba), dan kurangnya kesadaran remaja (CDC, 2011). Menurut Erledis, banyak faktor yang menyebabkan tingginya kasus HIV/AIDS pada kelompok usia remaja, usia produktif. Remaja sangat rentan dengan HIV/AIDS. Oleh karena usia remaja identik dengan semangat bergelora, terjadi peningkatan libido. Selain itu resiko ini disebabkan faktor lingkungan remaja (Simanjuntak, 2010). Salah satu upaya yang dapat meningkakan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS, yaitu melalui pendekatan peer education (pendidikan sebaya) yang dilakukan melalui program Peers Corner di sekolah. Program Peers Corner melibatkan para remaja untuk saling bertukar informasi mengenai HIV/AIDS dengan metode peer education. Metode peer education sudah banyak diterapkan diberbagai negara. Program Peers Corner dengan metode pendidikan sebaya ini didasarkan pada pemikiran bahwa teman sebaya memiliki pengaruh yang kuat pada perilaku remaja. Pendidik sebaya (peer educator) diasumsikan memiliki tingkat kepercayaan dan kenyamanan dengan rekanrekan mereka yang memungkinkan untuk diskusi lebih terbuka terhadap topik yang sensitif. Dengan metode ini, biaya yang dikeluarkan lebih efektif dibandingkan menggunakan staf profesional yang lebih besar biayanya. Melalui program ini, diharapkan terbinanya kelompok-kelompok motivator penanggulangan HIV/ AIDS sehingga dapat mencegah terjadinya HIV/AIDS pada remaja. Tujuan Tujuan Umum dari penulisan gagasan ini adalah merumuskan suatu program dalam upaya penanganan masalah HIV/AIDS pada kalangan remaja. Tujuan khusus dari penulisan gagasan ini adalah membantu menangani masalah HIV/AIDS pada remaja dengan membuat suatu program pendidikan teman sebaya yang dapat memberikan edukasi tentang HIV/AIDS sehingga mampu membantu menangani permasalahan HIV/AIDS dikalangan remaja. Manfaat 1. 2. 3. Manfaat dari penulisan PKM ini adalah : Membantu Pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Sebagai suatu sarana bagi para remaja untuk mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS. Membantu para remaja agar lebih nyaman dalam mengkomunikasikan tentang HIV/AIDS.

GAGASAN Saat ini, prevalensi HIV/ AIDS mulai meningkat, khususnya di kalangan remaja. Prevalensi HIV/AIDS dikalangan remaja mengalami peningkatan di berbagai negara. Pemuda di bawah usia 25 mewakili lebih dari setengah dari 4,8 juta orang diperkirakan telah terinfeksi HIV pada tahun 2003 (HIV/AIDS Policy Fact Sheet, 2004). Pemuda berusia antara 15-24 berpengaruh besar. Sepuluh juta orang muda mewakili lebih dari seperempat (28%) orang dewasa dengan HIV / AIDS. Pada beberapa negara, tingkat prevalensi di kalangan pemuda dan remaja jauh lebih tinggi. Dalam banyak kasus, negara-negara dengan tinggi HIV / AIDS prevalensi kalangan

pemuda juga memiliki populasi yang sangat tinggi (pemuda berusia di bawah 18 tahun atau remaja) (HIV/AIDS Policy Fact Sheet, 2004). Faktor yang memungkinkan tingginya penyebaran HIV/AIDS adalah prostitusi, penyalahgunaan obat, dan seks di luar nikah. Tiga puluh persen yang terkena HIV/AIDS adalah remaja. Diprediksi terdapat sekitar 11,8 juta remaja usia 15 hingga 24 tahun hidup dengan AIDS. Prevalensi dan proporsi remaja yang termasuk dalam populasi HIV / AIDS prevalensi dan memperburuk dampak epidemi. Keadaan ini disebabkan tidak memadainya pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual dan HIV/AIDS, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril (Mau, 2007). Beberapa faktor membuat remaja sangat rentan terhadap penanggulangan HIV dan AIDS, termasuk usia, perkembangan biologis dan emosional dan ketergantungan keuangan mereka. Sebagai contoh (HIV/AIDS Policy Fact Sheet, 2004) : 1. Survei menunjukkan bahwa meskipun banyak remaja di seluruh dunia sekarang telah mendengar tentang epidemi HIV / AIDS, tidak adanya kesadaran secara menyeluruh dan masih banyak yang tidak tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri atau adanya kesalahpahaman tentang penularan HIV. 2. Banyak remaja yang aktif secara seksual berisiko HIV tidak menganggap bahwa diri mereka berisiko, bahkan di negara-negara dengan prevalensi yang sangat tinggi. Terlebih lagi, kebanyakan remaja yang hidup dengan HIV tidak mengetahui bahwa mereka terinfeksi. Saat ini, pemuda usia 15-24 mewakili 45 persen dari semua kasus infeksi HIV terbaru di dunia (Imanguli, 2008). Berdasarkan data Ditjen PPM & PL Depkes RI (2009) jumlah kumulatif kasus AIDS menurut kelompok umur, bahwa 50 persen penderita AIDS pada umumnya usia remaja dan produktif. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kasus HIV/AIDS pada remaja. Menurut CDC (2011), faktor-faktor tersebut yaitu faktor risiko seksual, penggunaan zat berbahaya, dan kurangnya kesadaran remaja. Selain tiga faktor di atas, faktor lain yang menyebabkan tingginya kasus HIV/AIDS pada remaja dikarenakan usia remaja identik dengan semangat bergelora, terjadi peningkatan libido serta faktor lingkungan remaja (Simanjuntak, 2010). Berdasarkan penelitian, HIV/AIDS pada remaja disebabkan oleh perilaku seks remaja yang menyimpang. Perilaku ini dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Kurangnya pengetahuan ini disebabkan oleh faktor sumber informasi yang didapatkan, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, dan demografi (penghasilan, sosial budaya, agama, jenis kelamin, usia) (Yuliantini, 2012). Diperlukan suatu upaya untuk menangani masalah HIV/AIDS pada remaja. Solusi yang Pernah Ditawarkan Sudah banyak intervensi yang dilakukan dalam rangka peningkatan pengetahuan sehingga mampu menangani masalah HIV/AIDS, seperti metode ceramah dan diskusi, talkshow yang dihadiri para remaja, serta fasilitas internet yang menyajikan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Namun dari pengalaman menunjukkan jumlah penderita HIV/AIDS semakin banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, begitu juga penderita pada kelompok umur remaja. Maka dari itu, diperlukan suatu solusi untuk mengimplementasikan komunikator berusia sebaya yang akan mampu membantu peningkatan pengetahuan HIV/AIDS terhadap remaja (Visser, 2007). Gagasan Baru yang Ditawarkan Untuk menghadapi peningkatan ancaman HIV/AIDS pada remaja, solusi yang dapat ditawarkan yaitu dengan menggagas program Peers Corneryang dirancang untuk menjangkau para remaja untuk memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS kepada teman sebayanya. Dengan pengetahuan yang telah diterima, diharapkan mampu menekan prevalensi kejadian HIV/AIDS dikalangan remaja. (HIV/AIDS Policy Fact Sheet, 2004). Peers Corner merupakan suatu program pencegahan HIV/AIDS dengan memberdayakan remaja sebagai pendidik teman sebaya (peer educator). Sasaran dari

program ini adalah remaja di sekolah. Dalam program ini, metode pendidikan yang diterapkan adalah peer education methode (metode pendidikan teman sebaya). Pihak-Pihak Terkait Pihak-pihak yang terlibat dalam gagasan program Peers Corner ini adalah para remaja sebagai peer educator. Sebagai pembina dari peer educator itu sendri yaitu tenaga ahli kesehatan, guru di sekolah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terkait, tokoh agama (toma), tokoh adat (toda), dan toma (tokoh masyarakat). Diperlukan pula pengawas dari kegiatan pada program yang digagas ini (guru sekolah sebagai pengawas) guna kelancaran dan keefektifan jalannya program. Teknik Implementasi Dalam hal implementasi program Peers Corner ini, maka dilakukan beberapa kegiatan yang diterapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan pada program Peers Corner, secara terperinci dibagi menjadi beberapa sesi, yaitu : a. Peers Awareness, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang dampak HIV/AIDS. Hal-hal yang akan dilakukan dalam kegiatan ini yaitu : 1. Melakukan kelompok kecil informal yang mendiskusikan tentang HIV / AIDS, mengatur pertemuan untuk melaksanakan program Peers Corner, dan mengajarkan rekan-rekan tentang HIV/AIDS serta menyebarkan informasi lewat poster atau leaflet. 2. Berpartisipasi dalam Hari AIDS Sedunia (melalui lomba mading yang bertemakan HIV/AIDS). 3. Pemutaran video yang berkaitan dengan HIV/AIDS dan bermain peran (role play). b. Peers Motivate, kegiatan ini dilakukan untuk memotivasi dan mendukung perubahan perilaku. Hal-hal yang akan dilakukan dalam kegiatan ini yaitu : 1. Berbicara dengan teman sebaya secara face to face. 2. Menyediakan konseling individu. 3. Merekomendasikan atau merujuk teman sebaya untuk tes HIV. c. Peers Care, kegiatan ini terkait dengan dukungan terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Hal-hal yang akan dilakukan dalam kegiatan ini yaitu melakukan kunjungan ke rumah sakit atau rumah pasien AIDS. Dalam melaksanakan kegiatan di atas, diperlukan dukungan dari tenaga ahli kesehatan, guru di sekolah, dan LSM terkait untuk lebih memantapkan pembinaan para peer educator. Konsep program Peers Corner, dapat dilihat pada gambar 1.
Pengetahuan Kurang Peningkatan kasus HIV/AIDS pada remaja Peer Education Pelatihan Kader (Peer Educator) : Psikolog, Dokter, Guru BP/BK, Guru Pengajar, KemenkoMinFo, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama.

Hubungan Seksual Menyimpang ; Penggunaan Zat Berbahaya (Narkoba, Tembakau, Alkohol); Kurangnya Kesadaran; Lingkungan Remaja; Sumber Informasi Yang Didapat; Tingkat Pendidikan; Demografi

Peer Educator

Peers Corner

Peers Awareness Peers Motivate Peers Care

Pengetahuan Berkembang

Penurunan kasus HIV/AIDS pada remaja

Gambar 1. Konsep program Peers Corner Pada program ini, para peer educator diberikan suatu impuls agar mereka tetap berkeinginan menjadi pendidik sebaya, yaitu dengan memberikan penghargaan beasiswa bagi peer educator terbaik. Hal ini dilakukan agar peer educator merasa keberadaan dan pengabdian mereka dihargai. Melalui kegiatan program Peers Corner, diharapkan pengetahuan tersebut menjadi bekal bagi remaja untuk mencegah dirinya dari HIV/AIDS sehingga dapat menurunkan kejadian HIV/AIDS pada remaja. KESIMPULAN Program Peers Corner merupakan suatu gagasan yang diajukan ini merupakan salah satu upaya untuk menghadapi masalah HIV/AIDS pada remaja. Metode peer education (pendidikan sebaya) digunakan dalam program ini. Program yang ini memberdayakan remaja sebagai peer educator. Diharapkan gagasan ini mampu berkontribusi dalam menangani masalah HIV/AIDS pada kalangan remaja. Gagasan ini tidak dapat terwujud tanpa adanya dukungan dari pihak-pihak terkait. Serta terdapat manfaat-manfaat bagi berbagai pihak, yaitu dapat membantu Pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS serta memfasilitasi para remaja agar lebih nyaman dalam mengkomunikasikan tentang HIV/AIDS. DAFTAR PUSTAKA CDC (Centers for Disease Control and Prevention. HIV Among Youth. 2011. HIV/AIDS Policy Fact Sheet. The Global Impact of HIV/AIDS on Youth. 2004. Imanguli, Nickie. Youth and the Global HIV/AIDS Pandemic. 2008. Mau, Djulianus Tes. Promosi Kesehatan Dengan Metode Peer Education Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Smu Dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS Di Kabupaten Belu NTT. UGM. 2007. Simanjuntak, Erledis. Analisis Faktor Resiko Penularan HIV/AIDS di Kota Medan. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No. 12. 2010. Visser, Maretha. HIV/AIDS Prevention Through Peer Education And Support In Secondary Schools In South Africa. Journal des Aspects Sociaux du VIH/SIDA Vol. 4 No. 3. November 2007. Yuliantini, Herlia. Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA X di Jakarta Timur. Universitas Indonesia. 2012.

LAMPIRAN 1. Daftar Riwayat Hidup Ketua Nama Tempat tanggal lahir : Meidiandini Ayu Fatimah : Martapura, 21 Mei 1993

Pendidikan : a. SDN Kalirungkut III Surabaya b. SMPN 35 Surabaya c. SMAN 16 Surabaya d. Semester IV Kesehatan Masyarakat FK UNLAM Karya ilmiah yang pernah ditulis : Karya tulis ilmiah Pengaruh Kadar pH Air Laut Terhadap Ekosistem Penyu di Tanjung Benoa

Banjarbaru, 26 Maret 2013

Tanda Tangan

Meidiandini Ayu F.

2.

Daftar Riwayat Hidup Anggota 1 Nama Tempat tanggal lahir : Vina Yulia Anhar : Banjarmasin, 11 Oktober 1993

Pendidikan : a. SDN Sungai Miai 7 Banjarmasin b. SMPN 24 Banjarmasin c. SMAN 1 Banjarmasin d. Semester IV Kesehatan Masyarakat FK UNLAM Karya ilmiah yang pernah ditulis : a. Karya Tulis Bahasa Indonesia Disiplin Siswa Dalam Keluarga b. PKM-GT Pengaplikasian Biji Cempedak Dalam Pembuatan Cokelat c. PKM-K Bungas Distro Pusat Jaket Sasirangan Sebagai Upaya Aplikasi Budaya Banjar Pada Gaya Berpakaian Anak Muda Kalimantan Selatan Prestasi ilmiah yang pernaih diraih : a. Juara II Karya Tulis Bahasa Indonesia b. PKM-K didanai Dikti 2013

Banjarbaru, 26 Maret 2013 Tanda Tangan

Vina Yulia Anhar

3.

Daftar Riwayat Hidup Anggota II Nama Tempat tanggal lahir : Ayu Hermamin I. : Palangkaraya, 27 Maret 1994

Pendidikan : a. SDN Kebun Bunga 5 Banjarmasin b. SMPN 3 Banjarmasin c. SMAN 7 Banjarmasin d. Semester II Kesehatan Masyarakat FK UNLAM Karya ilmiah yang pernah ditulis : Karya Tulis Ilmiah Hubungan Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja

Banjarbaru, 26 Maret 2013

Tanda Tangan

Ayu Hermamin I.

You might also like