You are on page 1of 29

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI

NAMA NIM PRODI RUANG

: WAHANDIKA : 2010120042 : AKUNTANSI : 409

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu setiap wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahaini apa yang terjadi dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk meininimalisasi kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang diiniliki. Dengan deinikian para wirausaha dituntut untuk meinilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Dengan adanya tekanan persaingan begitu ketat, baik secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi kinerja organisasi bisnis baik dalam hal teknologi, kebutuhan pelanggan dan siklus produk. Pada saat kondisi seperti itulah sangat diperlukan strategi yang tepat dalam mengambil keputusan maupun langkah-langkah tertentu untuk mempertahankan usahanya tersebut. Strategi bersaing juga diperlukan teknik atau caracara yang akan dilakukan untuk pengembangan usaha. Didalam berwirausaha juga ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun pemasaran. Modal bisa di dapat dari berbagai cara inisalnya dengan modal yang kita punya sendiri ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu dibutuhkan juga suatu keinitraan atau hubungan sosial yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun kreatifitas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : Apa Pengaruh Strategi Terhadap Keunggulan Bersaing Dalam Berwirausaha?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah dapat diambil sebagai tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk menganalisis pengaruh strategi terhadap keunggulan bersaing dalam berwirausaha. 1.4 Manfaat Bagi Akadeinik Diharapkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengambilan strategi yang tepat dalam menjalankan suatu usaha sehingga usaha tersebut dapat berkembang dan bersaing dengan usaha-usaha lainnya. Bagi Wirausaha Diharapkan dapat dijadikan acuan didalam menghadapi persaingan pada suatu organisasi/perusahaan untuk meinilih strategi secara tepat sehingga dapat menciptakan keunggulan bersaing yang kompetitif. 1.5 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam membuat makalah ini berasal dari buku-buku yang ada di Perpustakaan Kota Gorontalo dan internat dalam bentuk artikel/blog. 1.6 Tehnik Analisis Data Teknik berwirausaha. analisis data menggunakan pendekatan secara kualitatif yaitu

mendeskripsikan tentang bagaimana strategi untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Oxpord Pocked Dictionary merupakan seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebajikan dalam bisnis atau politik dan sebainya. Alfred Chandler (1962) Strategy and structure merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. Robert D Buzzell & Bradley T Gale (1987) strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen yang mempunyai dampak yang besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan koinitmen sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah. Kenneth Andrew (1971) Konsep Strategi Kooperatif strategy adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencanarencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang di anut atau yang akan di anut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi apa perusahaan ini.

2.2 Keunggulan Bersaing Dengan kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung maka suatu produk perusahaan akan tambah berkembang sampai pada suatu titik, dimana produk tersebut nantinya akan sulit dibedakan antara satu dengan lainnya. Agar menang dalam suatu persaingan, maka dalam memasarkan produk saat ini produsen tidak hanya berdasarkan pada kualitas produk saja, tetapi juga tergantung pada strategi yang umumnya digunakan perusahaan yaitu orientasi pasar ( Never and Slater,1990 ) dan inovasi ( Wahyono,2002 ) serta orientasi kewirausahaan ( Weerawerdena, 2003 ).

Menurut Kohli dan Jaworski ( 1990 ), orientasi pasar merupakan budaya perusahaan yang bisa membawa pada meningkatnya kinerja pemasaran.

Never dan Settler 1990, mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku-perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superior value bagi pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan. Perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan berdasar pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan perinintaan pasar sebagai dasar dalam penyusunan strategi bagi masing masing unit bisnis dalam organisasi, dan menentukan keberhasilan perusahaan. Selain orientasi pasar, inovasi juga dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam mencapai keunggulan bersaing. Wahyono, 2002 tujuan utama dari inovasi adalah untuk memenuhi perinintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan. Wirausaha sendiri berarti suatu kegiatan manusia dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk menciptakan atau mencapai suatu pekerjaan yang dapat mewujudkan insan mulia ( Weerawerdena,2003 ). Menemukan bahwa inovasi merupakan faktor penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Sedangkan Burden dan Proctor ( 2000) justru menemukan bahwa fokus pada pelanggan ( merupakan salah satu elemen dari orientasi pasar ) ternyata juga menjadi faktor penting untuk menciptakan keunggulan bersaing. Bagi perusahaan, keberhasilan dalam menciptakan keunggulan bersaing sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kinerjanya. Hamel dan Prahalad ( 1994 ) menyatakan bahwa kompetensi pengetahuan pemasaran menjadi kunci keberhasilan kinerja pemasaran secara signifikan. Bharadwaj et al.,( 1993 ) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumberdaya yang diiniliki perusahaan.

Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Porter ( 1990 ) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing adalah jantung kinerja pemasaran untuk menghadapi persaingan. Keunggulan bersaing diartikan sebagai strategi benefit dari

perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam pasarnya. Strategi ini harus didesain untuk mewujudkan keunggulan bersaing yang terus menerus sehingga perusahaan dapat mendoininasi baik dipasar maupun pasar baru. Hal ini didukung oleh pendapat Styagraha ( 1994) menyatakan bahwa : keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu badan usaha untuk memberikan nilai lebih terhadap produknya dibandingkan para pesaingnya dan nilai tersebut memang mendatangkan manfaat bagi pelanggan. 2.3 Kewirausahaan Wirausaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas. Menurut para ahli wirausaha adalah sebagai berikut : Peter F Drucker : kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda . Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Andrew J Dubrin : seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif. Robbin & Coulter kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan. Frank Knight (1921) wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinainika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Strategi Kewirausahaan Para wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumbersumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam. Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjainin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, di antaranya: 1) Fokus pada pasar, bukan pada teknologi. 2) Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan. 3) Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a one-person show). 4) Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu. Dalam melakukan strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan strategi sebagai berikut:
1.

Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru (iinitator) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Bila deinikian, wirausaha perlu meinindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendoininasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang.

2.

perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, inisalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonoini lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut:

a. Menciptakan manfaat.

b. Meningkatkan nilai inovasi. c. Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonoini pelanggan. d. Menyajikan apa yang dianggap beinilai oleh pelanggan. Pada umumnya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu: 1. 2. Perubahan produk barang dan jasa. Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha. 3. Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. 4. Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk mengimplementasikan strategi. 5. Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan stategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya, dan koinitmen yang diiniliki pesaing di masa lalu. 6. Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan perinintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. 7. 8. 9. Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas.

3.1.1 Strategi bagi Peinimpin Pasar

Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya: 1. Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan. 2. Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Dalam posisi ini, setiap departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing. 3. Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan dalam mempertahankan strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dan pesaing. Bila deinikian maka, pesaing akan menjadi peinimpin pasar (market leader) yang baru. 3.1.2 Strategi bagi Bukan Peinimpin Pasar Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat di pasar, memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi ini bukan untuk bersaing dengan market leader. Strategi ini dilakukan dengan cara: 1. Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing. Wirausaha harus memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang paling doininan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan para pelanggannya. Dalam hal wirausaha jarang mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan yang istimewa dan atas kebutuhan pelanggan. 2. Mengembangkan strategi sebagai follower leader. Dalam kondisi ekonoini yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk dan jasa sejenis (undifferentiated), bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.

3.1.2 Strategi yang Lain Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya: 1. Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinaimis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab jika tidak akan ditinggalkan oleh pasar. 2. Mencoba untuk produk yang menjadi pemukul besar , dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendoininasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan. 3. Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan individual yang cakap. Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan keunggulan perusahaan dalam persaingan. Bentuk strategi lain berdasarkan aspek kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan atau posisi kompetitif dan kemampuan bisnis, industri dalam menghasilkan laba adalah strategi pertumbuhan, stabilitas dan pengurangan. (Whellen & Hunger, 2000): 1. Strategi Integrasi

Integrasi kedepan Strategi yang dijalankan dengan mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh pemasok barang dengan pertimbangan tertentu. Strategi ini banyak dijalankan karena dengan mengambil alih pemasok bahan akan terjadi efisiensi biaya. Contoh kebijakan integrasi ke depan, seperti: Grosir mengurangi jumlah pedagang perantara yang akan memasukkan barang dengan langsung dari produsen barang.

Integrasi kebelakang Strategi yang dijalankan dengan mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh distributor dengan pertimbangan tertentu. Strategi ini banyak dijalankan karena dengan mengambil alih fungsi distributor akan terjadi efisiensi biaya. Contoh kebijakan integrasi ke belakang, seperti: Hotel membeli armada transportasi untuk mengurangi pelanggan memakai alat transportasi diluar hotel.

Integrasi horisontal Strategi yang dijalankan dengan memperluas kegiatan perusahaan ke dalam lokasi geografis yang berbeda atau menambah rentang produk atau jasa. Contoh kebijakan integrasi horisontal, seperti: Gramedia, Inie Pasar baru yang membuka usaha di berbagai wilayah.

Melalui formulasi dan penerapan strategi yang efektif kinerja bisnis dapat ditingkatkan. Namun karena banyaknya berbagai macam bisnis yang berkembang, sehingga penentuan strategi sulit secara rinci untuk diuraikan, mengingat rencana tindakan yang senantiasa berubah. Namun, pada umumnya ada empat unsur utama strategi yang dapat diidentifikasi, antara lain: Sasaran Pemahaman lingkungan Penelitian sumber daya dan kemampuan Penerapan yang efektif

Hal terpenting adalah apabila sebuah bisnis yang sedang berjalan itu memiliki sumber daya dan kemampuan yang unggul dibanding pesaing-pesaingnya, maka sepanjang bisnis itu menggunakan strategi yang mampu memanfaatkan sumber daya dan kemampuan secara efektif, maka bisnis itu akan mempunyai keunggulan bersaing. Kemungkinan memepertahankan keunggulan bersaing itu tergantung pada : tahan lama, dapat ditiru dan kelayakan. Keinginan dari pihak konsumen menentukan kebijakan strategi yang akan diambil, dimana pokok-pokok utama dari strategi ini adalah:

1. Koinitmen akan harga yang rendah dan dengan kualitas yang tinggi Bertujuan untuk menawarkan suatu kombinasi antara harga dan mutu yang mencerininkan bahwa nilai uang merupakan kriteria yang doininan bagi keputusan konsumen. 2. Peningkatan efisiensi biaya Harga yang rendah dan nilai uang menyebabkan peningkatan efisiensi biaya pada semua bidang operasi bisnis. Pada saat seperti ini wirausahawan dituntut mampu melakukan perputaran penjualan yang tinggi dengan biaya operasional yang seininimal mungkin. Cara terbaik yang perlu dilakukan adalah : penyederhanaan operasi, memiliki falsafah manajemen organisasai yang mampu membentuk networking, menyususn rencana tindakan untuk penghematan biaya dan mengintegrasikan produksi dan distribusi dengan penjualan. 3.2 Strategi Pengembangan Usaha Untuk menangkap peluang-peluang ada strategi yang tepat meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Peningkatan akses kepada aset produktif, terutama modal, disamping juga teknologi, manajemen, dan segi-segi lainya yang penting. 2. Peningkatan akses pada pasar, yang meliputi suatu spektrum kegiatan yang luas, mulai dari pencadangan usaha, sampai pada informasi pasar, bantuan produksi, dan prasarana serta sarana pemasaran. Khususnya, bagi usaha kecil di perdesaan, prasarana ekonomi yang dasar dan akan sangat membantu adalah prasarana perhubungan. 3. Kewirausahaan, seperti yang telah dikemukakan di atas. Dalam hal ini pelatihanpelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berusaha teramat penting. Namun, bersamaan dengan atau dalam pelatihan itu penting pula ditanamkan semangat wirausaha. 4. Kelembagaan. Kelembagaan ekonoini dalam arti luas adalah pasar. Maka memperkuat pasar adalah penting, tetapi hal itu harus disertai dengan pengendalian

agar bekerjanya pasar tidak melenceng dan mengakibatkan melebarnya kesenjangan. Untuk itu diperlukan intervensi-intervensi yang tepat, yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah yang mendasar dalam suatu ekonoini bebas, tetapi tetap menjamin tercapainya pemerataan sosial. 5. Kemitraan usaha. Kemitraan usaha merupakan jalur yang penting dan strategis bagi pengembangan usaha ekonomi rakyat. Kemitraan telah terbukti berhasil diterapkan di negara-negara lain dan menguntungkan pada perkembangan ekonomi dan industrialisasi mereka yang teramat cepat itu. Umumnya perusahaan menerapkan strategi bersaing ini secara eksplisit melalui kegiatan-kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan yang ada. Pemikiran dasar dari penciptaan strategi bersaing berawal dari pengembangan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan dikembangkan, apakah sebenarnya yang menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian keunggulan bersaing sendiri memiliki dua arti yang berbeda tetapi saling berhubungan. Pengertian pertama menekankan pada keunggulan atau superior dalam hal sumber daya dan keahlian yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemasaran, manufacturing, dan inovasi dapat menjadikannya sebagai sumber-sumber untuk mencapai keunggulan bersaing. Melalui ketiga bidang kompetensi tersebut, perusahaan dapat mengembangkan strategi sehingga dapat menghasilkan produk laku di pasaran. Sedangkan pengertian kedua menekankan pada keunggulan dalam pencapaian kinerja selama ini. Pengertian ini terkait dengan posisi perusahaan dibandingkan dengan apa pesaingnya. Perusahaan yang terus memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja tersebut memiliki peluang mencapai posisi persaingan yang baik maka sebenarnya perusahaan telah memiliki modal yang kuat untuk terus bersaing dengan perusahan lain (Meike Supranoto,10 September 2010). Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga bersaing. Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya langka dalam persaingan yang saat ini dilakukan. Tidak mudah ditiru berarti dapat ditiru dengan tidak sempurna. Sulit digantikan berarti tidak memiliki pengganti yang sama.

Membangun Merek yang kuat


Dalam mengelola merek diperlukan kerangka kerja yang berbasis kerangka kerja manajemen pemasaran. Kerangka kerja Manajemen Pemasaran (Power Marketing) yang disusun oleh The Jakarta Consulting Group mempunyai landasan utama yaitu memanusiakan pelanggan. Pelanggan harus benar-benar dijadikan subyek dan bukannya obyek Perusahaan harus mencanangkan tujuan berdasarkan visi jauh ke depan membina hubungan jangka panjang dengan lingkungan yang akan meningkatkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya akan memberikan konstribusi bagi kesejahteraan stakeholders

Landasan pola pikir Power marketing terletak pada 3 kunci 1. Pergerakan (moving). Pergerakan merupakan tumpuan untuk menjawab persaingan dan dinamika permintaan yang selalu begolak karena ekseptasi pelanggan semakin tinggi. 2. Kepedulian (caring). Pergerakan harus disertai dengan kepedulian kepada pelanggan melalui inovasi dibidang strategi, manajerial maupun produk atau jasa. 3. Inovasi ( Inovating). Inovasi dibidang strategi dan manajerial menghasilkan produk atau jasa yang inovatif merupakan proses untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan sehingga terjadi kepuasan pada pelanggan yang akan menumbuhkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan serta tercipta loyalitas pelanggan. Konsumen yang puas akan menimbulkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan serta terciptalah loyalitas pelanggan. Dalam mewujudkan semua itu diperlukan suatu nilai sebagai acuan dalam melakukan tindakan, nilai tersebut adalah 9 nilai starategis ( strategic value) 3 nilai pengembangan (value development) dan 5 nilai penyampaian (value delivery) Nilai strategis pertama adalah Stakeholders artinya kesuksesan organisasi akan bermuara pada kesejahteraan stakeholders jadi bukan hanya memberikan kesejahteraan bagi karyawan, pemegang saham atau konsumen saja kesejahteraan itu harus mengalir ke semua stakeholders namun sebagai

konsekuensinya dibutuhkan pendekatan holistic dalam bisnis dan pemasaran

Nilai strategis ke dua adalah layanan (service), layanan merupakan nilai tambah yang akan disampaikan ke pelanggan sampai nilai tambah itu dapat memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen, agar dapat memberikan layanan terbaik kepada pihak eksternal layanan dalam kalangan internal oraganisasi juga harus berjalan dengan baik. Jika layanan dalam saluran internal tersumbat maka kinerja performansi organisasi sebagai suatu sistem akan terhambat, proses nilai tambah akan terganggu serta akan mempengaruhi kualitas hasil akhir yang diberikan kepada pelanggan Nilai ketiga adalah strategi, dalam merancang bagaimana tujuan yang di jabarkan dalam perencanaan pemasaran, program dan tindakan harus dibuat dalam konteks dan Korporat-Bisnis-Pemasaran. integral harus digunakan Pendekatan agar yang holistik rencana komprehensif pembuatan

pemasaran, program dan tindakan, terangkai oleh benang merah strategi di tingkat korporat strategi, di tingkat bisnis dan strategi pemasaran itu sendiri. Nilai yang ke empat adalah segmentasi. Segmentasi adalah alat strategis untuk menyampaikan nilai tambah bagi pelanggan, pemasar harus melakukan pemetaan terhadap profil konsumen dan kebutuhannya sebelum dia memilih wilayah yang menjadi sasarannya. Langkah awal pemetaan adalah memilah pasar menjadi ke1ompok-kelompok dan kemudian memberikan identitas (group identity) sehingga anggota suatu segmen memiliki persamaan dan perbedaan dibandingkan anggota segmen yang lain. Anggota suatu segmen diharapkan memiliki pola perilaku tertentu terutama dalam memberi reaksi terhadap bauran pemasaran (marketing mix) sehingga pemasar dapat mengembangkan bauran pemasaran yang efisien dalam menjangkau segmen tersebut. Landasan nilai yang kelima adalah solusi (solution). Apa yang diberikan kepada konsumen bukan sekadar produk, melainkan solusi tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang bersifat generik tetapi dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen, bahkan bila memungkinkan melampaui harapan konsumen itu sendiri. Sehingga, selain memuaskan juga menyenangkan konsumen dengan kejutan-kejutan tak terduga pada penawaran. Pendekatan yang digunakan kepada konsumen adalah pendekatan konsultatif, guna menggali masalah yang dihadapi konsumen. Nilai ke enam adalah strike. Dinamika dan persaingan adalah landasan dalam melihat pasar, yang dapat diumpamakan sebagai arena peperangan

untuk memperebutkan pelanggan. Diperlukan keberanian untuk melakukan serangan dengan Iangkah-Iangkah inovatif dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen Nilai ke tujuh adalah surprise, Pemasar harus sering memberi kejutan dengan kecepatan tindakan dan 1angkah-1angkah inovatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang dapat mengejutkan pasar. Nilai ke delapan adalah system. Langkah ini membutuhkan kombinasi antara intuisi usaha dan perkiraan yang sistematis berdasarkan pertimbangan manajemen risiko yang rasional Dan nilai terakhir adalah shake, Semua kegiatan pemasaran harus dijalankan secara sistematis dan terintegrasi sehingga dapat dicapai kemenangan dengan melakukan kekacauan pasar . Rangkaian nilai yang lain adalah 3 N nilai pengembangan yang terdiri dari : 1. Newness menggambarkan bahwa dalam pengembangan tidak hanya dibutuhkan peningkatan tetapi juga inovasi yang didukung oleh daya cipta dan bukan sekadar modifikasi. 2. Nourishment dalam implementasinya menerapkan re lationship marketing yang bertumpu pada program pemeliharaan jejaring. 3. Networking adalah program perluasan jejaring Rangkaian terakhir dan nilai matriks 9-3-5 adalah 5 c nilai penyampaian yaitu : 1. Competence dicapai melalui usaha yang terfokus dalam manajemen pemasaran 2. Customer 3. 4. yang berarti didukung oleh keterampilan pelanggan interpersonal sebagai raja dan dan komunikasi yang efektif. memperlakukan menganggap kegiatan pemasaran sebagai kegiatan konsultasi Competition berarti apa yang disampaikan harus kompetitif dalam citra dan kecepatan Convenience berarti aturan dasar dalam penyampaian adalah bagaimana agar pelanggan merasa nyaman 5. Care berarti kepedulian untuk memuaskan harapan .pelanggan dan peduli terhadap pengembangan komunitas dan konservasi Iingkungan. Landasan nilai inilah yang digunakan sebagai acuan dalam mendekati konsumen

berdasarkan pemahaman terhadap perilaku konsumen dan proses pengambilan keputusan konsumen. Dengan memakai pertimbangan keputusan strategis di tingkat korporat, di tingkat bisnis dan strategi pemasaran maka dilakukan program segmentation-targeting-positioning & image creation Penciptaan citra (image creation) dilandasi oleh konsep capability-care-consistency yang harus didukung oleh konsistensi dalam nilai penyampaian, serta kemampuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk Dalam membangun strategi yang kukuh hal yang pertama dilakukan adalah perusahaan harus mampu melihat pasar secara kreatif dan membagi-bagi pasar tersebut ke dalam berbagai segmen. Hal hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan segmen bahkan ceruk pasar yang hendak dimasuki 1. Seberapa besar ukuran pasarnya 2. Seberapa besar pertumbuhan segmen/ceruk tersebut 3. Bagaimana situasi persaingan di segmen/ceruk pasar yang bersangkutan 4. Bagaimana pula keunggulan bersaing anda Berdasarkan hasil segmentasi penetapan target dan posisi selanjutnya dilakukan penetapan posisi merek. Ditengah kebingungan konsumen dalam memilih produk yang berada di pasar industri menjadikan manajemen merek sangat penting. Mereka harus segera melakukan penempatan posisi merek (brand positioning), mengomunikasikan proposisi nilai yang menunjukkan keunggulan sebuah merek dibandingkan dengan pesaingnya, sehingga menjadi alasan mengapa konsumen memilih mereka. Setelah itu diposisikan dibenak konsumen, merek ini diberi identitas (brand identity) yang didukung sebuah kepribadian (Stratyegic brand personality) agar mengena di hati konsumen sasaran. Dalam sebuah identitas tersimpan sejumlah karakteristik yang membedakan satu dengan yang lain Seperti sebuah kartu identitas terdapat sejumlah atribut yang menjadi pembeda. Bagi para penilik merek yang sangat berkepentingan dengan citra merek, identitas merek adalah apa yang disodorkan pemasar dan citra merek adalah bagaimana kesan konsumen terhadapnya. Agar mempunyai citra merek yang kuat perlu diperhatikan konsistensi mengomunikasikan kepribadian merek dalam menempatkan posisi merek. Setelah konsumen akhirnya mengenal merek itu (brand awarenes) dan kemudian mempunyai kesan tertentu terhadapnya (brand image), selanjutnya ia akan mengasosiasikannya dengan serangkai atribut dan meletakan merek tersebut dalam ingatannya.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah apa yang ingin dikomunikasikan pemasar belum tentu dipersepsikan oleh konsumen seperti yang diharapkan oleh pemasar. Tantangan terbesar dalam memanajemeni merek adalah bagaimana caranya agar apa yang kita pikirkan (sebagai pemasar) dan ingin kita sampaikan kepada konsumen dapat dipersepsikan sesuai dengan yang kita inginkan. Aspek terpenting dari merek berada dipikiran konsumenlah yang bekerja untuk memengaruhi keputusan konsumen dan memberi manfaat yang sangat besar bagi pemasar.
Perusahaan harus terus menerus mengelola portofolio mereknya agar tetap bisa bersaing dalam merebut hati konsumen untuk menggunakan produk yang dihasilkan untuk itu Menurut Hermawan Kartajaya dalam mengelola portofolio merek suatu perusahaan harus : 1. Memutuskan dulu berapa pasar yang akan dimaki sesuaikan dengan kemampuan, daya saing dan aspirasinya. 2. Merek adalah sebuah nama yang kelak harus anda populerkan untuk dibangun sampai seberapa jauh 3. Pertemukan kedua hal tersebut. Tujuannya untuk pencapaian tujuan bisnis dalam rangka pembangunan perusahaan. (Hermawan Kartajaya,2004)

Strategi mempertahankan merek Citra sebuah merek bisa menurun hal ini haruslah diwaspadai oleh perusahaan, kegagalan layanan ( service failure) harus segera diimbangi dengan program perbaikan layanan (service recovery program) karena apabila pelanggan mengalami ketidak puasan dalam penggunaan produk mereka akan sangat mudah untuk berpaling ke pesaing Merek seperti halnya intangible asset yang lain memang sangat rapuh, merek harus dibangun dan dijaga dari waktu ke waktu tapi karena suatu peristiwa tertentu merek bisa amblas seketika. Perusahaan yang mempunyai ekuitas merek yang kuat bisa habis dalam satu malam. Ada semacam ledakan disruptive yang mampu memusnahkan bangunan merek tuntas hingga ke akarakarnya. Sebuah merek bisa mati dikarenakan merek tersebut sudah tidak memiliki integritas dan kredibilitas. Inilah sisi gelap ekuitas merek. Dalam penurunan sebuah merek Mannie Jackson mempunyai tiga prinsip untuk menyelamatkan merek yang sudah terlanjur merosot yaitu :

1. Produk harus direinvented supaya kembali relevan 2. Konsumen harus menjadi pusat perhatian 3. Organisasi harus dirombak agar benar-benar berorientasi bisnis (Hermawan Kartajaya 2004), yaitu: 1. Ciptakan kultur tanggung jawab 2. Pikirkan bagaimana memanfaatkan waktu, 3. Jangan puas dengan hasil tahun kemarin, 4. Lihatlah potensi orang lain 5. Dan pikirkan selalu bahwa bos senatiasa bersama kita (Hermawan kartajaya 2004). Merek yang sudah merosot bisa dihidupkan kembali asal berpegang pada visi yang jelas
Komponen Proses Manajemen Strategi

selain tiga prinsip tersebut Mennie Jackson

menerapkan prinsip Ed Spencer dalam menaikan merek yang sedang merosot

Komponen utama proses manajemen strategi, adalah sebagari berikut : 1. Visi, suatu keinginan terhadap keadaan masa datang yang dicita-citakan oleh organisasi. Biasanya visi dibuat oleh para pendiri organisasi, tetapi tidak tertutup kemungkinan sebuah visi direvisi jika ternyata perubahan-perubahan internal maupun eksternal organisasi telah menyebabkan visi tersebut menjadi tidak sesuai lagi. 2. Misi, pernyataan jangka panjang tentang alasan yang membedakan antara organisasi satu dengan lainnya. Mission statements mengidentifikasikan ruang lingkup operasi suatu organisasi (perusahaan) dalam hal produk dan pasarnya. 3. Objective (Tujuan), merupakan hasil akhir dari suatu aktivitas atau kinerja. Dalam tujuan ini akan dtegaskan apa yang akan dicapai, kapan, berapa yang harus dicapai. 4. Strategi, merupakan keterampilan dan ilmu memenangkan persaingan. 5. Kebijakan, yaitu cara mencapai tujuan perusahan. Kebijakan meliputi garis pedoman, aturan dan peraturan serta prosedur guna mendukung usaha pencapaian tujuan. 6. Lingkungan, adalah lingkungan internal dan eksternal, yang akan mempengaruhi pilihan strategi, guna mendefinisikan situasi kompetitifnya. 7S McKinsey Konsep 7-S McKinsey, terdiri dari : The Hard Ss, yaitu factor-faktor yang feasible dan mudah diidentifikasikan, meliputi : Stucture, Strategi & Systems, dan The Soft Ss, yaitu factor-faktor yang sulit didefinisikan, meliputi : Shared Values, Skills, Staf, & Style. Uraian masing-masing factor sebagai berikut :

1. Shared Values; Adalah nilai budaya kerja yang hidup ditengah organisasi tersebut. Merupakan suatu guideline bagi para anggota organisasi untuk tumbuh dan berkembang. 2. Structure; struktur organisasi (organizational structure) merupakan cerminan dari shared values organisasi dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi secara optimal. Struktur yang sanggup mencerminkan shared values dengan baik akan memberdayakan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut. 3. System; sistem yang dikembangkan organisasi juga bersumber pada shared values yang ada. Sistem ini termasuk berbagai hal yang menyangkut perencanaan, implementasi, kontrol dan evaluasi, anggaran, dan penghargaan. 4. Staff; berdasarkan shared values yang ada, organisasi membentuk personil di dalamnya (pengelola). Organisasi akan menentukan prasyarat orang-orang seperti apa yang dianggap sesuai dengan keberadaan dan tujuan organisasi. Sebagaimana diketahui, jika tujuan organisasi dan tujuan individu di dalamnya tidak searah, maka akan sangat sulit bagi organisasi tersebut untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 5. Skills; ketrampilan setiap individu di dalam organisasi merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi mencapai sasaran dan tujuannya dengan efektif dan efisien. Jika ketrampilan para pelaksana organisasi kurang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut untuk mewujudkan visinya, maka organisasi tersebut akan cenderung kontraproduktif. Oleh karenanya, skills merupakan cerminan dari core competence organisasi, karena strategi yang disusun juga merupakan refleksi atas skills yang ada. 6. Style; gaya manajemen (kepemimpinan) organisasi merupakan hasil perpaduan antara kelima elemen sebelumnya. Kelima elemen tersebut menentukan gaya kepemimpinan seperti apakah yang paling tepat agar organisasi dapat mencapai sasaran dan tujuannya secara efektif dan efisien. Gaya kepemimpinan yang kurang tepat dengan kelima elemen tersebut akan menyebabkan organisasi mnejadi gagal atau bahkan menuju kehancuran. 7. Strategy; Strategi suatu organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat memiliki arahan yang jelas dan tegas tentang cara-cara yang dipakainya untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. METODOLOGI Pengumpulan Informasi Organisasi

Hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengumpulkan informasi mengenai karakteristik organisasi dan komponen-komponen proses manajemen strategi yang ada dan diterapkan oleh organisasi tersebut. Informasi diperoleh dari dokumen rencana strategis organisasi, struktur organisasi serta dokumen prosedur dan ketentuan organsiasi yang saat ini berlaku dan ditetapkan oleh organisasi.

Deskripsi Implementasi Pada tahap ini dilakuan kajian dan pemaparan serta tabulasi data dan informasi yang bersesuaian dari dokumen yang dimiliki organisasi dengan kajian pustaka, berkenaan pada ruang lingkup manajemen strategi, terutama penerapan / implementasi manajemen strategi dengan pendekatan konsep 7-S McKinsey.

Data dan Analisa 1. Profil POLMAN Bandung Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN Bandung), sebelum tahun 1998 bernama Politeknik Mekanik Swiss ITB (PMS-ITB) adalah institusi penyelenggara pendidikan tinggi program profesional jenjang Diploma 3 (tiga) dan 4 (empat) Politeknik, didirikan pada tanggal 24 Maret 1975. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Politeknik adalah perguruan tinggi yang mengemban tugas dan fungsi perguruan tinggi dengan menyelenggarakan sejumlah bidang pengetahuan khusus yang diarahkan pada penerapan keahlian tertentu. Pada Sistem Pendidikan Nasional (UU 20/2003) dan Peraturan tentang Pendidikan Tinggi (PP 60/1999), POLMAN Bandung dikategorikan pada jenis program pendidikan dan bentuk penyelenggara pendidikan tinggi sebagai berikut :

POLMAN Bandung sebagai penyelenggara Pendidikan Vokasi, dituntut mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Konsekuensi agar peserta didik setelah lulus memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu, mengarahkan manajemen POLMAN Bandung sejak awal berdirinya sampai dengan saat ini, secara bertahap, hanya menyelenggarakan jurusan/program studi yang spesifik dan satu sama lain dapat menjadi satu kesatuan proses manufaktur, yaitu jurusan/program studi : 1. Teknik 2. Teknik 3. Teknik 4. Teknik Manufaktur Perancangan Manufaktur Pengecoran Logam Otomasi Manufaktur & Mekatronika

Pada gambar berikut ini menunjukkan kronologis dibentuknya jurusan / program studi yang di-drive atas kebutuhan lulusan/SDM untuk industri manufaktur saat itu dan kini.

2. Implementasi Komponen Proses Manajemen Strategi POLMAN a. Visi, Menjadi institusi pendidikan dan penerapan teknologi manufaktur terdepan di Indonesia dan diakui secara internasional . Makna visi adalah berusaha selalu mengacu kepada upaya-upaya inovasi dalam pendidikan dan teknologi yang berwawasan pada pengintegrasian kegiatan-kegiatan rekayasa, rancang bangun, produksi, pendidikan dan pelatihan secara terpadu dan sinergi sehingga memberikan daya guna dan hasil guna yang sebaik-baiknya bagi masyarakat. b. Misi, Menyiapkan lulusan yang kompeten dalam bidang teknologi manufaktur dan mampu bersaing dalam pasar global, dengan membangun dan mengembangkan pendidikan, rekayasa dan produksi . Makna misi adalah berupaya menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan pada pengintegrasian kegiatan-kegiatan rekayasa, rancang bangun, produksi,

pendidikan dan pelatihan secara terpadu dan sinergi dalam lingkup kaidahkaidah ekonomi kewirausahaan pasar terbuka, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat serta memperkaya kebudayaan nasional, memikul tugas dan tanggung jawab untuk pengembangan sumber daya manusia sesuai kebutuhan pembangunan, dengan mengingat pula kedudukannya sebagai bagian dari masyarakat ilmiah yang bersifat universal. c. Tujuan, membangun POLMAN menjadi institusi yang mandiri dan berkarakter wirausaha. Mandiri berarti institusi yang mampu untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan bersama-sama dengan masyarakat lokal, nasional dan internasional dengan landasan akuntabilitas dan sustainabilitas. Berkarakter wirausaha berarti setiap aktivitas diukur tingkat efektivitas dan efisiensinya dan dijalankan dengan mengedepankan kekuatan sinergi internal maupun eksternal bersama mitra-mitra usaha dengan prinsip tumbuh dan berkembang secara mutual dengan mengutamakan sustainabilitas jangka panjang. d. Strategi, Stategi Pengembangan pada peningkatan mutu serta kinerja Institusi untuk kegiatan Pendidikan, Pelatihan, Produksi, Konsultasi, Rekayasa, Kemahasiswaan & Alumni, serta Manajemen Pendidikan Tinggi. e. Kebijakan : Melaksanakan pendidikan tinggi teknologi manufaktur dengan ciri PBE (Production Based Education) & Kooperatif 3-2-1 (3 semester pertama di POLMAN, 2 semester di Industri, & 1 semester akhir di POLMAN) serta budaya presisi. Pelaksanaan pendidikan teknologi ini secara bersamaan dengan pendidikan kewirausahaan yang relevan, sehingga para lulusannya diharapkan bukan saja dapat menjadi professional yang handal dan dipercaya, tetapi juga menja technopreneur yang jujur dan bermartabat. Melaksanakan penelitian untuk menguasai dan mengembangkan teknologi yang dapat diaplikasikan guna membangun kekuatan industry nasional. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk kegiatan pelatihan, produksi, konsultasi, dan rekayasa (P2KR). Pelaksanaan P2KR ini sekaligus merupakan peningkatan kemampuan, profesionalisme, serta pemupukan dana. Lebih khusus lagi, kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk memenuhi ciri PBE & 3-2-1 Melaksanakan kegiatan pengorganisasian dan manajemen yang mengarah kepada kemandirian institusi dan peningkatan kesejahteraan. 3. Implementasi 7S McKinsey a. Shared Value, diterjemahkan sebagai proses bisnis, dengan visualisasi diagram sebagai berikut :

b. Structure, menerapkan perbedaan 3 fungsi unit kerja utama pada struktur organisasinya, dengan terdiri dari fungsi puller (penarik), core (inti) & support (penunjang). Gambar dibawah ini menunjukkan pemilahan fungsi organisasi unit kerja yang dimikili, sebagai berikut :

c. System, menerapkan tingkatan tools system dalam menjalankan organisasi, yaitu terdiri dari : 1. Pedoman Mutu, mencantumkan Kebijakan, Sasaran dan Rencana yang mengandung komitmen POLMAN untuk selalu memberi jasa dan atau produk P3KR yang memuaskan, dan merupakan acuan kerangka kerja secara berkelanjutan 2. Prosedur, prosedur-prosedur yang berkaitan dengan kegiatan P3KR, contoh : Tinjauan Kontrak, Penyusunan Anggaran & Laporan Keuangan,

Inventarisasi, Pengadaan Pegawai, Seleksi Rekanan, Sistem Penilaian mahasiswan, dsb. 3. Instruksi Kerja dan seluruh peraturan, baik yang diterbitkan secara internal maupun sumber luar berupa undang-undang atau peraturan yang berlaku 4. Formulir-formulir, sarana operasi sehari-hari sebagai alat aktivitas kerja di unit atau antar unit internal dan eksternal. Hubungan tingkatan/hirarki yang tergambarkan dalam struktur dengan tools system dimaksud tersebut diatas, dapat dilihat pada gambar berikut ini :

d. Staff, pengelolaan dan pemeliharaan SDM dengan menerapkan prosedur serta ketentuan sebagai berikut : 1. Penerapan Sistem Jenjang Karier Fungsional (JKF); Setiap pegawai mempunyai tingkatan/level diantara 1-17 2. Penerapan Matriks Kompetensi, yaitu penilaian atas syarat jabatan dan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai ybs. Bila kompetensi pegawai dibawah syarat jabatan, perlu diusulkan program PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia). 3. Penerapan Sistem Evaluasi Pegawai, yaitu penilaian kinerja pegawai. Dilakukan triwulan sekali. 4. Penerapan Sistem Penilaian Dampak keikutsertaan setelah Diklat. 5. Pemberian kesempatan untuk PSDM dengan studi lanjut dan atau pelatihan profesional DN atau LN. e. Skills, menetapkan kompetensi pada peningkatan : 1. kepresisian produk sampai kemampuan toleransi 0,1% dan penguasaan teknologi pengendali numerik 2. Pendidikan lanjut hingga spesialisasi (Sp2/S3 atau Sp1/S2) 3. Ketepatan waktu (delivery) dalam kelulusan mahasiswa, penyelesaian produk/jasa sampai dengan zero delay 4. Penurunan kehilangan working hours sampai dengan tinggal 2% 5. Productivity hingga 85% 6. Penyempurnaan organisasi untuk mengikuti perubahan lingkungan eksternal

f. Style, menerapkan : 1. Pendidikan berbasis kegiatan produksi (production based education/PBE) dan berorientasi industri (mahasiswa melakukan produksi dalam jam praktek) 2. Profil calon mahasiswa program jalur profesional = kesetimbangan antara potensi kemampuan analitis dan psycho-motorik. 3. Ujian masuk = tahap-1 ( ujian tulis: Matematika, Fisika dan B. Inggris); 700 terbaik masuk tahap-2 (uji trampil, kesehatan incl. Lab.test, wawancara); Diterima 200 orang. 4. Perkuliahan / praktek system block : a. Jumlah SKS D-3 = 120 sks : 55% Teori dan 45% praktek. b. Pelaksanaan jam nyata = 40% Teori dan 60% Praktek c. Sistem blok = 1 minggu teori diikuti 2 minggu praktek. d. Kehadiran mahasiswa (38 jam per minggu, 21 minggu/semester) e. Kehadiran mahasiswa di dukung oleh peraturan disiplin (setiap keterlambatan dan bolos terekam dan diikuti dengan sanksi kompensasi-peringatan lisan/tertulis dikeluarkan). Bagian dari etika profesi. 5. Pola Kerja Dosen dan Pegawai lainnya : a. Setiap dosen dan pegawai lainnya wajib hadir di kampus 38 jam/minggu dalam 50 minggu/tahun. b. Kehadiran harus dalam salah satu pola jam kerja (system shift) c. Kegiatan P3KR (Pendidikan, Pelatihan, Produksi, Konsultansi, Rekayasa) d. Kehadiran-keterlambatan-izin-sakit-bolos-cuti direkam dengan mesin-kehadiran, dan direkapitulasi setiap bulan untuk diketahui Ketua/Kepala unit Kerja untuk diteruskan kepada dosen/pegawai ybs. Diberlakukan peraturan disiplin pegawai. e. Keluar-masuk kampus harus mengisi form izin/dinas yang divalidasi oleh Ketua/Kepala Unit Kerja. f. Dalam jam kerja masing-masing dan dalam lingkungan kampus dilarang melakukan kegiatan bisnis pribadi 6. One gate policy dalam layanan industry/kerjasama usaha/bisni, keuangan & pengadaan / pembelian barang 7. Etika Profesi diperkenalkan kepada mahasiswa sejak hari pertama kuliah/praktik di Polman, sebagai penerapan Peraturan Sekolah yang mencakup kewajiban menghadiri 100% kuliah/praktik, tepat waktu, jujur, kerjasama, saling menghargai/menghormati, etos kerja, tanggung-jawab atas kebersihan/penggunaan fasilitas praktik, standard mutu, effisien, effektif. Sanksi dan penghargaan diterapkan; penghargaan diberikan pada saat wisuda. 8. Budaya Keselamatan Kerja juga diperkenalkan sejak hari pertama mahasiswa berada di Polman, terutama dalam menjalankan program praktik di bengkel/lab./studio; karena merupakan persyaratan pertama bekerja di bengkel. Diberikan mata-kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 9. Etika Profesi dan Keselamatan Kerja merupakan bagian terpadu dalam Peraturan Disiplin dan Peraturan masing-masing bengkel/lab./studio/ruang kuliah.

g. Strategi : Elemen Pendidikan Strategi Program Pendidikan D-4 mengacu SME (Society of Manufacturing Engineers), SP-1 (S2 Terapan) dan Kelas Jauh/Kolaborasi Keseimbangan Tri-Dharma dengan penelitian terapan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat / industri Profesional dalam mengimplemen-tasikan IPTEK dengan landasan etika dan moral untuk pengembangan potensi Fokus pada inovasi bidang manufaktur untuk produk unggulan nasional Tuntutan IPTEKS, Optimasi investasi teknologi dan perluasan pengaruh POLMAN Menjadi pusat bahasa untuk mendukung WCP ( World Class Polytechnic) Memiliki fasilitas pendidikan berteknologi modern untuk industri manufaktur di Indonesia, Mesin-mesin perkakas berusia rata-rata 30 tahun, layak untuk diupdate Perkembangan digital technology, tuntutan akan pengolahan data yang cepat, akurat serta borderless Corporate Culture/ala korporat, sistem insentif yang lebih adil, tuntutan transparansi dan akuntabilitas Peningkatan softskill dan kreatifitas serta kewirausahaan (kecerdasan holistic)

Penelitian

Pengabdian

Kerjasama SDM Bahasa Sarana & Prasarana

Sistem Informasi Pendanaan Kemahasiswaa n

BAB IV PENUTUP I.4 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa menerapkan strategi secara tepat akan berdampak pada kemampuan mereka (wirausaha) untuk bersaing dengan usaha lain serta dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan dengan cara mengembangkan inovasi produknya. Dengan terus menjaga dan mengembangkan sumber keunggulan bersaingnya maka kelangsungan usaha tersebut akan tetap terjaga. 2.4 Saran Tingginya tingkat persaingan yang ada harus dapat menjadi peluang bagi usaha kecil dan kewirausahaan oleh karena itu para wirausaha tidak hanya berfokus pada strategi inovasi dan menjalin kemitraan seperti yang telah dibahas sebelumnya, tetapi strategi yang sangat penting juga yaitu memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja.

DAFTAR PUSTAKA Oxpord Pocked Dictionary. Strategi Bisnis.Auckland: McGraw Hill Book Company. Whellen & Hunger, Manajemen Strategi. Andi, 2000. Styagraha, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga, 1994. Porter, Manajemen Pemasaran, Indeks, 2008. Artikel Meike Supranoto, 10 September 2010

REFERENSI/KEPUSTAKAAN Antariksa, Yodhia (2010), Melejitkan Kinerja Bisnis dengan Formula 7S, blog strategi & manajeman, 7S yodia.htm, internet.

David, Fred R., Sutardi, Dono (Penerjemah), Manajemen Strategi Konsep, 2009, Penerbit Salemba Empat.

Mustamu, Ronny (2009), Memahami Konsep VMOS, 7-S McKinsey, dan Personal Values, The World of Ronny Mustamu, internet.

POLMAN Bandung (2009), Dokumen Rencana Strategis POLMAN Bandung 2005-2015.

POLMAN Bandung (2009), Dokumen ISO 9001:2000/2008 POLMAN Bandung.

You might also like