You are on page 1of 11

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

TABLET EFFERVESCENT
(Re-New by. dewiMayank)

I.

PENDAHULUAN A. Tablet Effervescent


Tablet Effervescent adalah tablet yang menghasilkan gas ketika dimasukkan ke dalam air. Gas yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini membantu mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya pada minuman kaleng berkarbonasi. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Dengan rasa asam sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan effervescent dapat diterima di masyarakat. Kandungan tablet effervescent merupakan campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit atau kurang. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung ditelan. Contoh sediaan yang dibuat tablet effervescent: analgesik, antibiotik, antasid, ergotamin, digoxin, metadone, L-dopa, fenilbutason, permen effervescent, sediaan untuk keperluan perawatan gigi, larutan pembersih kontak lens, tablet pemanis minuman, pensteril alat bedah, pembersih toilet, dll.

B.

Keuntungan dan Kerugian Tablet Effervescent


Keuntungan yang dimiliki tablet effervescent, antara lain: (http://www.effrx.com/advantages.htm) 1. Bekerja lebih cepat Absorpsi yang lebih cepat berarti onset yang lebih cepat, penting dalam mengobati sindrom akut seperti nyeri. Tablet effervescent sampai ke lambung pada pH yang cocok untuk absorpsi. 2. Lebih mudah untuk dikonsumsi karena tablet dilarutkan terlebih dulu dalam air baru diminum 3. Lebih aman pada saluran pencernaan Zat aktif dalam effervescent terlarut sempurna pada larutan buffer. Pengurangan kontak di saluran GI bagian atas dapat berarti iritasi yang sedikit dan toleransi yang makin besar. Larutan buffer juga mencegah asam lambung berinteraksi dengan zat aktif. 4. Rasa menyenangkan karena karbonisasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak enak 5. Tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas secara individual sehingga bisa menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan. 6. Stabilitas dan portabilitas diperoleh dalam formulasi effervescent bila dibandingkan dalam bentuk cair 7. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat. 8. Sediaan diberikan dalam bentuk larutan diharapkan bioavaibilitas obat baik. (Bahan Kuliah Tablet, 16 November 2006) Kerugian yang terdapat pada tablet effervescent, antara lain: 1. Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia

76

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

2. Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk memulai reaktifitas effervescent

II.

BAHAN AKTIF
Beberapa kategori bahan aktif yang dibuat sediaan effervescent: 1. Zat aktif yang sulit dicerna atau rusak di lambung Sebagai contoh adalah Ca2CO3. Dalam bentuk tablet biasa atau serbuk, kalsium karbonat larut dalam asam lambung dan dapat diabsorpsi ke sistem sirkulasi. Akan tetapi dalam GI senyawa ini melepaskan gas CO2 yang mengganggu. Pada pasien usia lanjut di mana tingkat keasaman dalam GI berkurang, kalsium karbonat kemungkinan melewati GI tanpa terdisolusi dan dapat menyebabkan konstipasi. Formulasi kalsium karbonat dalam sediaan effervescent memberikan keuntungan: dalam bentuk terlarut sempurna sebelum digunakan sehingga siap untuk diabsorpsi, tidak menimbulkan gas CO2 dalam lambung, juga resiko terjadinya konstipasi. 2. Zat aktif yang sensitif pH Misalnya asam-asam amino dan antibiotik. Dalam pH lambung senyawa tersebut dapat terdenaturasi, kehilangan aktivitas biologi, atau menyebabkan bentuk tidak aktif. Komponen tablet effervescent dapat bertindak sebagai buffer sehingga pH GI meningkat. Efek pendaparan GI melalui karbonasi ini akan menginduksi pengosongan lambung lebih cepat (normalnya 20 min), sehingga absorpsi zat aktif menjadi maksimum. 3. Zat aktif yang memerlukan dosis besar Umumnya ukuran tablet effervescent lebih besar dibandingkan konvensional, yaitu = 1 inchi dengan bobot tablet ~ 5 gram. tablet

4. Zat aktif yang sensitif terhadap cahaya, lembab, dan oksigen Misalnya vitamin-vitamin. Tablet effervescent mensyaratkan lembab < 0.5%. Untuk menghindari kontak dengan atmosfer, tablet effervescent dikemas dalam aluminium

III.

BAHAN PEMBANTU (Sumber: Lachman Tablet hal. 286-287)

Karakteristik komponen tablet Effervescent: 1. Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet effervescent sama dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti: a. Ukuran partikel b. Bentuk partikel c. Keseragaman distribusi d. Aliran bebas granul 2. Parameter penting pemilihan bahan pembantu adalah KANDUNGAN AIR. Komponen asam dan basa mengalami reaksi secara spontan saat dicampur dengan air. Reaksi ini juga dapat berlangsung dengan adanya sejumlah kecil air. Saat sudah terjadi reaksi, reaksi akan berjalan semakin cepat karena produk sampingan reaksi ini adalah air. Untuk alasan ini, maka bahan pembantu yang dipilih sebaiknya berada dalam bentuk ANHIDRAT, dengan sedikit atau tanpa lembab yang diadsorpsi, atau dengan molekul air yang terikat pada bentuk HIDRAT yang STABIL karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering tidak dapat dikempa . Contoh: CH2COOH CH2COONa CH2COOH + 3NaHCO3 CHCOONa + 3 CO2 + 3

77

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

H2O CH2COOH

CH2COONa

3. KELARUTAN merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet effervecsent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi effervescent tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi. A. Sumber Asam Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervescent dapat digolongkan menjadi; a. Asam Makanan, antara lain : 1. Asam Sitrat: BM = 210,14 (C6H8O7.H2O) Merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam sitrat sangat larut, sangat higroskopis kekuatan asamnya tinggi (tripotik), dan dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan bebas (Lachman Tablet h.287). Asam ini sangat mudah larut dalam air dan tersedia dalam bentuk hablur bening, tidak berwarna/serbuk granular berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa sangat asam, bersifat sangat higroskopis (FI IV, 1995). Asam ini mempunyai rasa asam buah. (Bahan Kuliah Tablet) 2. Asam Tartrat: BM = 150,09 (C4H6O6) Asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari asam sitrat. Asam tartrat juga banyak digunakan dalam formulasi tablet effervescent. Asam ini LEBIH LARUT dalam air dan LEBIH HIGROSKOPIS apabila dibandingkan dengan asam sitrat. Kekuatan asamnya sama dengan asam sitrat, tetapi jumlah asam yang digunakan lebih banyak karena asam tartrat bersifat diprotik sedangkan asam sitrat bersifat triprotik. Asam tartrat tersedia dalam bentuk hablur tidak berwarna/ bening, atau serbuk hablur halus sampai granular berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa asam, dan stabil di udara (Lachman tablet h.287; FI IV, 1995). Biasanya digunakan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat karena asam tartrat saja akan menyebabkan granul gampang remuk dan asam sitrat saja akan menyebabkan campuran lengket dan susah digranul (U.S. Patent 6,497,900). 3. Asam Malat Asam ini bersifat higroskopis dan mudah larut. Asam malat mempunyai kekuatan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan asam sitrat dan asam tartrat. (Lachman Tablet h.287) 4. Asam Fumarat Mempunyai kekuatan yang sebanding dengan asam sitrat, namun kelarutannya rendah dalam air dan bersifat non higroskopis. (Lachman Tablet h.288) 5. Asam Adipat & Asam Suksinat Kedua asam tersebut bersifat non higroskopis, mempunyai kelarutan yang jauh lebih rendah dari asam sitrat, kurang tersedia dan kurang ekonomis. (Lachman Tablet h.288) b. Asam anhidrat Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisis yang membebaskan bentuk asamnya dan dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida. Tidak bisa digunakan air karena asam anhidrat dapat bereaksi sebelum digunakan. Contohnya adalah suksinat anhidrat (Lachman Tablet h.288) dan asam sitrat anhidrat (Bahan Kuliah Tablet). c. Garam Asam

78

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

- Natrium dihidrogen fosfat (Monosodium fosfat) Tersedia dalam bentuk granular dan serbuk anhidrat; mudah larut dalam air; menghasilkan larutan asam dengan pH sekitar 4,5; mudah bereaksi dengan karbonat atau bikarbonat. - Dinatrium dihidrogen pirofosfat Mudah diperoleh dan larut dalam air - Garam asam sitrat (natrium dihidrogen sitrat dan dinatrium hidrogen sitrat) - Natrium asam sulfit (Sodium bisulfit) yang sering digunakan untuk effervescent pembersih toilet Merupakan senyawa pereduksi kuat; tidak kompatibel dengan senyawa pengoksidasi. (Lachman Tablet h.288) B. Sumber Karbondioksida Sumber basa yang biasa digunakan sebagai basis effervescent adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat. Natrium bikarbonat lebih dipilih untuk digunakan dalam formula karena lebih stabil daripada natrium karbonat. a. Natrium bikarbonat: BM = 84,01 Natrium bikarbonat adalah sumber CO2 utama dalam sistem effervescent. Tidak bersifat higroskopis, larut dalam air, harganya murah, mempunyai pH 8,3 dalam larutan 0,85%, berbentuk serbuk hablur putih yang stabil di udara kering tetapi di udara lembab secara perlahan-lahan terurai. Natrium bikarbonat bisa menghasilkan kira-kira 52% CO2. Penggunaan secara luas untuk membuat antasid, baik sebagai komponen tunggal atau sebagai bagian dari komposisi antasid (FI IV, 1995, Lachman tablet h.289).

b. Natrium karbonat: BM = 286,1 (Na2CO3.10H2O) Memiliki pH 11,5 dalam larutan air konsentrasi 1%. Natrium karbonat mempunyai efek stabilisasi karena kemampuannya untuk mengabsorbsi lembab, mencegah reaksi awal. Untuk alasan ini lebih dipilih natrium karbonat bentuk anhidrat (Lachman tablet h.289). Sebagai stabilizer karena dapat mengabsorpsi lembab dan kurang higroskopis juga dapat menurunkan laju reaksi effervescent. (Bahan Kuliah Tablet) c. Kalium bikarbonat atau kalium karbonat Digunakan terutama apabila ion natrium tidak diinginkan atau perlu untuk dibatasi, contoh produk antasid dimana dosisnya bergantung pada jumlah natrium yang disarankan untuk pencernaan. Lebih larut dan lebih mahal daripada bentuk natriumnya (Lachman tablet h.289). Secara umum, jumlah granul effervescent lebih disukai antara 5 40 % dari total berat tablet (U.S. Patent 6,649,186). C. Bahan Tambahan Lainnya Bahan tambahan lainnya pada tablet effervescent antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet effervescent sudah banyak mengandung karbonat dan asam. a. Pengikat dan zat penggranul Konsentrasi 0,004 1,5 % dari berat total tablet (U.S. Patent 6,649,186). Untuk pembuatan tablet effervescent dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan rendah dan kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet effervescent. Pengikat kering seperti laktosa, dekstrosa, dan manitol dapat digunakan tetapi tidak efektif pada konsentrasi rendah yang diijinkan dalam formulasi tablet

79

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

effervescent, juga karena dapat menghambat disintegrasi.Pengikat efektif untuk tablet effervescent adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian masa dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP. Air berguna sebagai pelarut untuk pengikat kering dan sebagai pengikat sendiri. Sejumlah kecil air ditambahkan secara hati-hati dan dikontrol untuk mencegah disolusi awal. Air sangat efektif sebagai pengikat karena adanya disolusi sebagian dari bahan-bahan pembantu diikuti dengan kristalisasi karena pengeringan (Lachman tablet h.291). Isopropanol tidak direkomendasikan sebagai cairan penggranulasi. (Bahan Kuliah Tablet) b. Pengisi Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena komposisi zat yang menghasilkan effervescent sudah cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik, menyediakan ekstra effervescent dan efek pH larutan tidak begitu berarti. Pengisi lain adalah natrium klorida, natrium sulfat. Kedua zat ini relatif padat dan mungkin berguna untuk menghasilkan kompaksi tablet yang lebih padat (Lachman tablet h.291). Pengisi ditambahkan untuk menggenapkan bobot dan meningkatkan stabilita sediaan terhadap lembab. Contoh pengisi antara lain adalah laktosa, sukrosa, dan manitol. (Bahan Kuliah Tablet) c. Lubrikan Konsentrasi 0,25 1 % dari berat total tablet (U.S. Patent 6,649,186). Lubrikan dapat dibagi dua, yaitu: - Lubrikan Intrinsik Lubrikan yang umum digunakan: Garam stearat (Mg, Ca, Zn), efektif bila digunakan dengan konsentrasi 1% karena tidak larut air, dapat mengganggu disintegrasi tablet, dan menghasilkan larutan yang keruh. Talk dan serbuk politetrafluoroetilen tidak larut air, namun disintegrasi tablet lebih cepat. Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 mikronisasi merupakan lubrikan larut air yang efektif. Natrium stearat dan natrium oleat larut dalam konsentrasi rendah; kombinasi keduanya akan lebih efektif Lainnya: Surfaktan dapat juga digunakan untuk menghasilkan larutan bening juga berguna sebagai lubrikan. Natrium lauril sulfat akan menyediakan efek lubrikasi tetapi dapat menghambat disintegrasi jika konsentrasinya terlalu besar. Magnesium lauril sulfat hanya sedikit mempengaruhi waktu disintegrasi - Lubrikan Ekstrinsik Bertujuan untuk lubrikasi permukaan alat/mesin tablet. Contohnya adalah spray malam/wax yang telah dilelehkan.(Lachman tablet h.293). d. Komponen Tambahan Lain (Lachman tablet h.294) - Flavour - Pewarna - Pemanis

IV.

PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT


Pembuatan tablet effervescent memerlukan kondisi dan metode khusus dalam pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat bahan asam dan bahan basa, di mana dengan adanya air kedua bahan ini akan bereaksi dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebelum tablet digunakan tidak boleh ada air sedikitpun yang kontak dengan tablet. Selain itu suhu yang tinggi juga mempercepat kerusakan

80

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

tablet sehingga suhu ruangan juga harus rendah. Syarat kelembaban relatif ruangan untuk pembuatan tablet effervescent adalah 25 % dan suhu ruangan harus kurang dari 25 C (Lachman tablet h.294). Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas. A. Granulasi Basah Umumnya sama dengan tablet konvensional Prosesnya: 1. Cara Pemanasan Melibatkan pembebasan air dari bahan dalam bentuk hidrat pada suhu yang rendah untuk membentuk masa. Bahan yang sering digunakan adalah asam sitrat hidrat. Proses ini sangat sulit untuk dikontrol. Jarang digunakan (Lachman tablet h.295). 2. Granulasi dengan Cairan Reaktif Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air (0,1- 0,5%) yang disemprotkan pada campuran yang dipilih (harus yang dapat membebaskan air yang diadsorbsi ke sisa dari komponen yang lain daripada mengadsorbsi dan mengikatnya secara internal). Granul yang masih lembab ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu tablet masuk ke dalam oven terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan air atau mengikatnya secara internal sebagai air kristal sehingga tablet menjadi stabil. Kerugiannya tidak dapat digunakan untuk bahan yang rentan terhadap lembab/panas (Lachman tablet h.296). 3. Granulasi dengan Cairan Non Reaktif Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan perlahan-lahan ke dalam campuran pada mesin pencampur. Pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan kemudian masa dibasahi. PVP dapat dilarutkan dalam cairan penggranulasi sebelum penambahan ke dalam masa. Cara ini lebih efektif dan efek negatifnya lebih sedikit daripada PVP ditambahkan sebagai pengikat kering. Setelah masa dibasahi semua, masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian ukuran partikel dikurangi lagi baru dicetak (Lachman tablet h.295-296). B. Granulasi Kering Dilakukan dengan dua cara: 1. Cara Slugging Dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet dihaluskan menjadi ukuran granul yang dikehendaki 2. Cara Kompaktor Menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul.

V.

CONTOH FORMULA
A. Formula Umum Zat aktif x% Asam tartrat Asam sitrat NaHCO3 Pengisi Pengikat

100-x-y %= z %

y%

81

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

Lubrikan larut air Contoh: Satu tablet effervescent dibuat dengan bobot 1,5 gram. Formula untuk 1 buah tablet effervescent: Vitamin C 500 mg Pyridoxine 20 mg PVP 3% 45 mg Sukrosa 15% 225 mg Asam sitrat monohidrat 208 mg Asam tartrat 222,9 mg Natrium bikarbonat 249,5 mg PEG 8000 30 mg B. Perhitungan Bobot tablet effervescent 1500 mg Fasa dalam bobot 98% = 98/100 x 1500 mg = 1470 mg Fasa luar (terdiri dari lubrikan) bobot 2% = 2/100 x 1500 mg = 30 mg Fasa dalam terdiri dari zat aktif, asam, basa, pengikat, dan pengisi. Bobot asam dan basa = fasa dalam (zat aktif + pengikat + pengisi) = 1470 mg ( 520 + 45 + 225 ) mg = 680 mg Asam sitrat monohidrat: BM = 210,14 Bilangan ekivalen = 3 Bobot ekivalen = 210,14/3 = 70,04 Asam tartrat: BM = 150,09 Bilangan ekivalen = 2 Bobot ekivalen = 150,09/2 = 75,05 Natrium bikarbonat: BM = 84,01 Bilangan ekivalen = 1 Bobot ekivalen = 84,01/1 = 84,01 70,04 mol ekivalen + 75,05 mol ekivalen + 84,01 mol ekivalen = 680 mg 229,1 mol ekivalen = 680 mg mol ekivalen = 2,97 Asam sitrat monohidrat Asam tartrat Natrium bikarbonat = = = 70,04 x 2,97 75,05 x 2,97 84,01 x 2,97 = 208 mg = 222,9 mg = 249,5 mg

Pertimbangan pemilihan bahan-bahan dalam formula dan metode pembuatan Bobot tablet yang dipilih 1500 mg karena bobot tersebut cukup untuk bobot tablet effervescent Dosis asam askorbat yang dipilih 500 mg/hari karena dosis tersebut dapat digunakan untuk pengobatan sariawan akibat defisiensi vitamin C. Jumlah pyridoxine yang dikonsumsi per hari sebanyak 2,2 mg harus terpenuhi untuk laki-laki dan 2 mg untuk perempuan. Pyridoxine yang digunakan untuk pengobatan anemia sideroblastik dan untuk merawat kelainan metabolisme akibat defisiensi pyridoxine memiliki dosis sebesar 100400 mg per hari. Dosis pyridoxine yang dipilih dalam formula ini sebesar 20 mg/hari karena masih termasuk rentang dosis yang dapat digunakan untuk profilaksis dan defisiensi pyridoxine, juga untuk memenuhi bobot tablet effervescent sebesar 1,5 gr. Pengikat yang digunakan dipilih PVP karena PVP merupakan

82

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

pengikat yang larut air dan konsentrasi yang dipilih 3% karena PVP yang digunakan sebagai pengikat dalam formulasi dan teknologi Farmasi sebesar 0,5-5% (HOPE h.508). Pengisi yang digunakan adalah sukrosa karena pengisi yang digunakan dalam tablet effervescent adalah gula. Konsentrasi yang dipilih 15% karena sukrosa yang digunakan sebagai pengisi pada formulasi dan teknologi Farmasi 2-20%. Asam yang digunakan adalah kombinasi antara asam sitrat monohidrat dan asam tartrat karena dengan kombinasi akan diperoleh tablet effervescent yang baik. Bila digunakan asam sitrat monohidrat tunggal maka granul yang dihasilkan lengket dan lunak sehingga tidak dapat dikempa, sedangkan bila digunakan asam tartrat tunggal maka akan dihasilkan granul gampang remuk. Basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena basa tersebut biasa digunakan dalam kombinasi dengan asam tartrat. Lubrikan yang digunakan harus larut air sehingga dipilih PEG 8000 Metode pembuatan yang dipilih adalah granulasi kering karena zat aktif merupakan vitamin yang tidak tahan panas sehingga dengan granulasi kering maka tidak diperlukan proses pengeringan yang memerlukan panas. Penimbangan dilakukan untuk membuat 500 buah tablet effervescent Asam askorbat 500 mg x 500 = 250 g Pyridoxine 20 mg x 500 = 10 gr PVP 3% 45 mg x 500 = 22,5 gr Sukrosa 15% 225 mg x 500 = 112,5 gr Asam sitrat monohidrat 208 mg x 500 = 104 gr Asam tartrat 222,9 mg x 500 = 111,45 gr Natrium bikarbonat 249,5 mg x 500 = 124,75 gr PEG 8000 30 mg x 500 = 15 gr

C. Prosedur Pembuatan Metode Granulasi Kering 1. Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dalam tempat yang terpisah. 2. Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen. 3. Massa serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga derajat kehalusan tertentu. 4. Diayak dengan pengayak nomor 16 mesh. 5. Dilakukan uji aliran granul yang diperoleh. Aliran yag diperoleh harus sebesar 10 gr/detik.. Jika tidak diperoleh aliran sebesar itu, harus dilakukan slugging kembali hingga diperoleh aliran yang dikehendaki. 6. Setelah granul memiliki aliran 10 gr/detik, pada granul ditambahkan lubrikan. Granul siap dikempa menjadi tablet dengan bobot 1,5 gr.

D. Evaluasi Granul Tujuan Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa. Prosedur i) Kandungan Air (hanya untuk granul hasil granulasi basah) a. Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring logam, kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Ballance). b. Atur panas yang digunakan (70 C) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh angka yang tetap (dalam bentuk %).

83

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

Piring logam digunakan.

dipanaskan

hingga

bobot

tetap

sebelum

ii) Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester) a. Sejumlah tertentu granul dimasukkan kedalam alat penentuan (corong) penguji aliran. b. Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati corong. c. Hasil dinyatakan dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10 gr/det iii) Kadar Pemampatan a. Masukkan 100 gr granul dalam gelas ukur 250 mL , Volume mula-mula dicatat sebagai ketukan 0 (Vo). b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, 100, diukur. c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini. d. Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini: Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 % Kp = kadar pemampatan ; Vo = volume granul sebelum pemampatan ; Vt = volume granul pada t ketukan Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp 20%. iv) Bobot jenis a. Bobot jenis nyata Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur. Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini. Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut ini : P = W/V P = bobot jenis nyata W = bobot granul V = volume granul tanpa pemampatan b. Bobot jenis mampat Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan menggunakan corong panjang. Catat volumenya (Vo). Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan 500 kali. Catat volumenya (V10 dan V500). Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini. Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini : Pn = W/Vn Pn = bobot jenis mampat W = bobot granul Vn = volume granul pada n ketukan v) Indeks kompresibilitas Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn] x 100 % vi) Perbandingan Haussner Hitung dengan persamaan berikut ini : Angka Haussner = BJ setelah pemampatan/BJ nyata. Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka Haussner > 1.

E. Evaluasi Tablet Tujuan Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi (Non Farmakope) atau tidak. Prosedur PARAMETER FISIK i) Pemeriksaan penampilan fisik: Kejernihan larutan.

84

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

ii)

Keseragaman ukuran 20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Keseragaman bobot Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B. (FI ed III hlm. 7). Kekerasan tablet 20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. 2 Kekerasan yang ideal 10 kg/cm . Friabilitas a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. b. Setelah 4 menit,hentikan alat,tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan timbang (W1). c. Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100% Friksibilitas 20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1). Friksibilitas = (Wo - W1)/W1 x 100 %. Uji waktu hancur Ini adalah parameter paling penting. Biasanya tablet dapat hancur dalam waktu 1-2 menit. Volume dan suhu air yang digunakan untuk uji waktu hancur tablet effervescent
Tablet Antasida/analgesik Pembersih gigi Minuman Pencuci mulut Pembersih toilet Volume Air (mL) 120 180 120 150 180 240 20 30 4000 - 6000 Suhu (C) 15 20 40 45 10 15 25 20 25

iii)

iv)

v)

vi)

vii)

PARAMETER KIMIA i) pH larutan ii) Keseragaman kandungan zat aktif

VI.

PUSTAKA
1. 2.

nd Pharmaceutical Excipients. 2 edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London: The Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504 TH Martindale, The Extra Pharmacopeia 29 Edition, Council Of The Royal Pharmaceutical Society Of Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209

85

Teori Sediaan APOTEKER ITB Oktober 2007/2008SOLIDA

3. 4. 5.

The Pharmaceutical CODEX, Principle and Practice of Pharmaceutics. nd 12 ed. 1994. London: The Pharmaceutical Press. Lieberman, H. A., L. Lachman and J. B. Schwartz, 1989, nd Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet, vol.1, 2 ed., Marcel Dekker, Inc., New York, 285-326. Bahan Kuliah Tablet 2006/2007. Tablet Effervescent. 16 November 2006. School of Pharmacy ITB.

86

You might also like