You are on page 1of 23

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

Z AKSEPTOR PIL INGIN GANTI IUD DI BPS STIKES YARSIS

OLEH : NOVI NURAINI (250008097)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RS. ISLAM SURABAYA PRODI DIII KEBIDANAN 2009-2010

LANDASAN TOERI 1.1 Pengertian Akseptor Akseptor adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya dibagi menjadi 3 fase : 1. Fase menunda atau mencegah kehamilan 2. Fase penjarangan kehamilan 3. Fase mengakhiri atau menghentikan kehamilan atau kesuburan Akseptor lebih disarankan untuk pasangan usia subur (PUS) dengan menggunakan alat kontrasepsi. Karena pada pasangan usia subur inilah berpeluang besar untuk menghasilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka kelahiran. Akseptor PUS dapat dibagi menjadi 3 macam : 1. Akseptor baru/peserta KB baru yaitu PUS yang baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsisetelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau persalinan. 2. Akseptor lama/peserta KB lama yaitu peserta yang masih menggunakan alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. 3. Akseptor ganti cara/peserta KB ganti cara yaitu peserta KB yang ganti pemakaian dari suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya. 1.2 Profil IUD

Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT-380A) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak Pemasangan dan pencabutan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular

1.3 Penggolongan IUD 1. Un-Medicated devices = Inert devices = First Generation Devices Misalnya : a. Grafenberg Ring b. Ota Ring

c. Margulies Coil d. Lippes Loop 2. Medicated Devices = Bio Active-devices

e. Saf-T-Coil f. Delta Loop = Second Generation Devices

a. Mengandung logam AKDR-Cu generasi pertama (First Generation Copper Devices) a. CuT-200 = Tatum-T b. Cu-7 = Gravigard c. MLCu-250 AKDR-Cu generasi kedua (Second Generation Copper Devices) a. CuT-380A = Paragard b. CuT-380Ag c. CuT-220C d. Nova-T = Novagard : mengandung Ag e. Delta-T 1.4 Mekanisme Kerja IUD Mekanisme kerja IUD ysng pasti belum diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah diajukan : Timbulnya reaksi radang local yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping itu, dengan munculnya leukosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis spermatozoa/ovum dan blastocyst. Produksi local prostaglandin yang meninggi menyebabkan terhambatnya implantasi. Gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba falopii. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri. Mencegah spermatozoa membuahi ovum (mencegah fertilisasi). Untuk IUD yang mengandung Cu : Antagonistme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat di dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim yang berada dalam traktus genetalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak

memungkinkan terjadinya implantasi, dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium. Mengganggu metabolism glikogen. Gangguan proses pematangan proliferative-sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap dalam fae desidual/progestational). Lender serviks yang menjadi lebih kental/tebal karena pengaruh progestin. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi Dari uraian di atas, tampaknya IUD tidak : 1. Mencegah ovulasi 2. Mengganggu corpus luteum 1.5 Efektivitas IUD 1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam bentuk kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa : Ekspulsi total Terjadinya kehamilan Pengangkatan karena alasan medis atau pribadi IUD-nya : Bentuk Ukuran Mengandung Cu atau Progesteron Umur

Untuk IUD yang mengandung hormone progesterone :

2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :

Akseptor :

diketahui :

Paritas Frekuensi senggama

3. Dari factor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dari paritas, Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD Makin muda usia, terutama pada nulligravida, makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD 4. Dari uraian di atas, maka use-effectiveness dari IUD tergantung pada variable administrative, pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis. 1.5.1 Angka kegagalan IUD

1. Belum ada IUD yang 100% efektif 2. Angka kegagalan untuk : IUD pada umumnya : 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun

1.6 Keuntungan Kontrasepsi IUD

Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti) Tidak mempengaruhi hubungan seksual Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi) Dapat digunakan sampai manopouse Tidak ada interaksi dengan obat-obat Membantu mencegah kehamilan ekktopik

1.7 Kelemahan Kontrasepsi IUD

Efek samping umum terjadi: perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit

Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan) Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

1.8 Yang Boleh Menggunakan


Usia reproduktif Keadaan nulipara Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi Setelah melahirkan dan tidak menyusui Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Risiko rendah dari IMS Tidak menghendaki metoda hormonal Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama

Perokok ataupun tidak Gemuk ataupun kurus

1.9 Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan


Sedang hamil Perdarahan vagina yang tidak diketahui Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri Penyakit trofoblas yang ganas Diketahui menderita TBC pelvik Kanker alat genital Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

1.10 Insersi IUD 1. Permasalahan pada insersi IUD : a. Insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan : Ekspulsi Kerja kontraseptif tidak efektif Perforasi uterus

b. Untuk sukses/berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapa hal : 1. Ukuran dan macam IUD beserta tabung inserternya 2. Waktu/saat insersi 3. Tehnik insersi 4. Penjelasan prosedurnya kepada calon akseptor 5. Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondage uterus 6. Tehnik asepsis dan antisepsis 7. Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam uterus (fundus uteri) tanpa menembus/perforasi myometrium

1.11 Waktu/saat Insersi a. Insersi Interval Kebijakan (Policy) sekarang : Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asal kita yakin bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan hamil b. Insersi Post-partum Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari post-partum, menurut penyelidikan di Singapura, saat yang terbaik adalah delapan minggu post-partum karena empatdelapan minggu post-partum bahaya perforasi lebih tinggius, maka IUD sudah dapat dipasang sesudah abortus c. Insersi post-abortus Karena konsepsi dapat terjadi 10 hari setelah abort d. Insersi post-coital Baik dilakukan 5-7 hari post-coital 1.12 Pengukuran Uterus Dari penyelidikan didapatkan bahwa efek samping lebih sering timbul pada ukuran uterus yang berada di luar batas-batas normal (6,5 8 cm) 1.13 Teknik Insersi Ada tiga cara : a. Teknik push-out = mendorong : Lippes Loop Bahaya perforasi lebih besar b. Teknik withdrawal = menarik : Cu IUD c. Teknik Plunging = mencelupkan : Progestasert-T

1.14 Efek Samping IUD 1.14.1 Saat Insersi 1. Rasa sakit/nyeri 2. Muntah, keringat dingin dan syncope 3. Perforasi uterus 1.14.2 Dikemudian Hari 1. Rasa sakit dan perdarahan 2. Embedding (IUD tertanam dalam-dalam di endometrium/myometrium) dan displacement 3. Infeksi 1.15 Hal-hal yang Harus Diketahui oleh Akseptor IUD 1. Cara memeriksa sendiri benang ekor IUD Hal ni terutama berlaku dalam bulan-bulan pertama post-insersi, kemudian periksa setiap selesai haid atau bila ada dismenorrhoe. Akseptor tidak akan dilindungi oleh IUDnya bila : Tidak teraba benang ekor IUD Teraba batang IUD Benang ekor IUD teraba bertambah panjang atau bertambah pendek

2. Efek samping yang serig timbul, misalnya perdarahan haid yang bertambah banyak/lama, rasa sakit/kram 3. Segera mencari pertolongan medis jika timbul gejala-gejala infeksi 4. Kehamilan+IUD in-utero mungkin saja suatu kehamilan ektopik 5. Macam IUD yang dipakainya 6. Saat untuk mengganti IUD-nya ( untuk medicated IUD ) 7. Pertimbangkan mengguanakan metode kontrasepsi tambahan seperti kondom atau spermisid selama 3 bulan pertama post insersi 8. Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD :

Terlambat haid (kehamilan), perdarahan abnormal Nyeri abdomen, dispareunia Vaginal discharge abnormal Merasa tidak sehat, demam, menggigil Benang ekor IUD menghilang, bertambah oanjang atau pendek

9. Bila mengalami keterlambatan haid, segera periksakan diri ke petugas medis 10. Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil kembali setelah IUD dikeluarkan dan gunakan metode kontrasepsi lain selama waktu tersebut. Ini dapat mencegah kehamilan ektopik, yang lebih sering terjadi dalam bulan-bulan pertama setelah IUD dikeluarkan 11. Bila berobat karena alas an apa pun (medis, chirurgis atau problem seksual), selalu beritahu dokter bahwa akseptor menggunakan IUD 12. IUD tidak dapat member perlindungan terhadap transmisi virus penyebab AIDS ataupun PMS

DAFTAR PUSTAKA Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. 2004. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan http://Indonesian Association for Secure Contraception. Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI)/ Saifudin, Prof. dr. Abdul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.2006. Jakarta : YBP-SP

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. z AKSEPTOR pil ingin ganti iud DI BPS STIKES YARSIS Tanggal : 28-01-2010 Jam : 11.00 WIB No. Reg : 140806/20xx

LANGKAH I (PENGKAJIAN DATA) A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas Nama Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny. Z : 35 tahun : Islam : Jawa/Indonesia : SMA : IRT : Sidoarjo Penanggung jawab/Suami Nama Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn. C : 34 tahun : Islam : Jawa/Indonesia : S1 : Wiraswasta : Sidoarjo

2. Status Perkawinan a. Isteri Perkawinan keUmur kawin Lama kawin :1 : 21 tahun : 14 tahun b. Suami :1 : 20 tahun : 14 tahun - Perkawinan ke- Umur kawin - Lama kawin

3. Alasan Kunjungan Ibu memakai alat kontrasepsi pil selama 2 tahun dan ingin menggantinya dengan IUD untuk menjarangkan kehamilan. 4. Riwayat Kebidanan a. Haid Perk awin an ke1 Ke 1 UK 9 bln Jns Spt B 2 9 bln Spt B Bidan Penol Bidan Tm pt BP S BP S Peny . Tida k ada Tida k 3000 3 th gr 2 th Mini-pil Se x BBL Hid Ma ti AS I 2 th Pen y up 3200 8 th gr Menarche Siklus/lama Banyaknya Warna/bau Flour Albus HPHT : 12 tahun : 28 hari/7 hari : 2-3 kotek/hari : merah/anyir : tidak pernah : 10-01-2010 Persalinan Anak Nifas KB

Dismenorrohoe : tidak pernah

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Kehamilan

Pil

ada c. Riwayat Kesehatan KB Setelah melahirkan anak pertamanya, ibu menjadi akseptor pil selama 3 tahun, lalu setelah melahirkan anak keduanya, ibu menggunakan mini-pil sampai saat ini, dan ingin menggantinya dengan alat kontrasepsi IUD. 5. Riwayat Ginekologi

Ibu tidak pernah menderita penyakit radang panggul ataupun penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi. Ibu tidak pernah menderita kanker/tumor endometrium ataupun mioma uteri dan tidak pernah mengalami perdarahan yang penyebabnya tidak jelas. 6. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS, termasuk penyakit menular seksual lainnya; gonorrhoe, clamydia, condiloma), menahun (jantung, asma), menurun (DM, hipertensi, epilepsy, haemofili), tidak menderita anemia dan juga tidak pernah menjalani operasi ataupun opname/MRS. 7. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganyan tidak pernah ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS), menahun (jantung, asma), menurun (DM, hipertensi, epilepsy, haemofili).

8. Riwayat Psikososial dan Spiritual Ibu mengetahui tentang alat kontrasepsi IUD dari bidan saat konsultasi tentang KB. Ibu tidak enggan untuk memakai alat kontrasepsi, termasuk IUD. Suami ibu dan keluarga mendukung ibu untuk mengikuti KB IUD. Ibu memeluk agama islam dan taat menjalankan ibadahnya. Di dalam agama islam tidak ada larangan untuk mengikuti KB. 9. Riwayat Sosial Budaya Ibu, suami dan keluarga berasal dari suku Jawa. Dan di dalam tradisi Jawa ada kebiasaan pijat yang dilakukan setelah melahirkan untuk menjarangkan kehamilan, disebut walik kandungan. Namun ibu tidak mengikuti tradisi tersebut. 10. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi Makan : 2-3x/hari (nasi, lauk, sayur, kadang buah, porsi 1 piring) Minum : 7-8 gls/hari (air putih, teh, kopi,kadang susu) BAK : 5-6x/hari (kuning, bau khas, tidak ada keluhan) BAB : 1x/hari (kuning, lembek, tidak ada keluhan)

b. Eliminasi

c. Aktivitas

Ibu bekerja di kantor, melakukan pekerjaan rumah tanggan dan mengurus anaknya, namun kadang dibantu oleh ibunya. d. Personal Hygiene Mandi dan gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/hari, keramas 3x/mgg. e. Pola Istirahat Tidur malam : 7 jam (tidak ada keluhan). Tidur siang : jarang. f. Seksual Ibu melakukan hubungan seksual tanpa keluhan. B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan Fisik Umum a. Kesadaran Umum : baik Kesadaran : Compos Mentis Postur tubuh : normal/tegak TB : 168 cm BB : 60 kg N : 84x/mnt RR : 22x/mnt

b. TTV : T : 120/80 mmHg S : 37C 2. Pemeriksaan Fisik Khusus a. Inspeksi

Kepala Muka Mata Hidung Mulut Telinga Leher Dada Payudara

: : : : : : : : :

bersih, tidak ada benjolan, rambut hitam dan tidak rontok. tidak pucat, tidak oedema. simetris, palpebrae tidak oedema, sclera tidak ikterus, conjungtiva tidak anemis. lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cupig hidung, bersih, tidak ada polip, tidak ada secret. mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi ataupun gigi palsu, tonsil normal. simetris, tidak ada serumen ataupun purulen. tidak ada pembesaran. simetris, tidak ada tarikan intercostae. papilla ASI. simetris, hiperpigmentasi areola dan papilla mammae, tidak bengkak, tidak kemerahan, tidak keluar

Abdomen Genetalia Eksterna

tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka operasi. ada tanda Chadwick, tidak ada condiloma akuminata/lata, tidak ada flour albus, keluar darah menstruasi, tidak ada pembesaran kelenjar skene ataupun bartolin.

: tidak

Anus Ekstremitas Atas Bawah

bersih, tidak ada haemorrhoid.

: simetris, tidak ada oedema, pergerakan normal. : simetris, tidak ada oedema, pergerakan normal, tidak ada varices.

b. Palpasi Kepala Leher Ketiak Payudara Abdomen : tidak ada benjolan. : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. : tidak ada pembesaran kelenjar lymfe. : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan. : tidak ada pembesaran hepar, TFU tidak teraba, tidak ada

benjolan massa, tidak ada nyeri tekan perut bagian bawah kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan daerah suprapubik. Genetalia Eksterna Ekstremitas Atas Bawah c. Auskultasi Dada : tidak ada wheezing dan tidak ada ronchii. Abdomen : tidak kembung, tidak acites. d. Perkusi 3. Pemeriksaan Bimanual (VT) Suhu vagina hangat, tidak teraba benjolan di kanan-kiri vagina, uterus retrofleksi, tidak teraba tanda hegar ataupun tanda goodhell, tidak ada nyeri goyang porsio, tidak ada pembesaran cavum douglas, tidak ada nyeri tekan adneksa. 4. Pemeriksaan Inspekulo Tidak ada erosi/lesi di porsio, tidak ada cairan abnormal. 5. Kesimpulan Klien calon akseptor IUD tanpa kontra indikasi. LANGKAH II (IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN) Diagnose : Ny. Z calon akseptor IUD DS DO : Ibu ingin mamakai alat kontrasepsi IUD untuk menjarangkan kehamilan. : Keadaan umum baik TTV : T : 120/80 mmHg S : 37C Inspeksi Conjungtiva tidak anemis. Palapasi abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada benjolan massa, tidak ada nyeri tekan perut bagian bawah kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan daerah suprapubik. Pemeriksaan bimanual : Suhu vagina hangat, tidak teraba benjolan di kanan-kiri vagina, uterus retrofleksi, tidak teraba tanda hegar ataupun N : 84x/mnt RR : 22x/mnt : tidak oedema. : tidak oedema. : tidak ada pembesaran kelenjar skene dan bartolin.

tanda goodhell, tidak ada nyeri goyang porsio, tidak ada pembesaran cavum douglas, tidak ada nyeri tekan adneksa. Masalah Pemeriksaan Inspekulo : Tidak ada erosi/lesi di porsio, tidak ada cairan abnormal. : Klien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi IUD. Kebutuhan : Konseling tentang IUD : cara kerja, keuntungan, kerugian, efek samping, cara pemasangan dan efektivitas IUD Pemasangan IUD dan HE pasca pemasangan

LANGKAH III (ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL) Tidak ada LANGKAH IV (IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA) Tidak ada LANGKAH V (INTERVENSI) Diagnose : Ny. Z calon akseptor IUD Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan tidak terjadi kehamilan selama pemakaian IUD dan ibu mampu memantau adanya tanda-tanda kehamilan. Criteria : - Tidak terjadi kehamilan selama pemakaian IUD - Tidak ada keluhan dan tidak terjadi komplikasi, seperti : perdarahan banyak di luar siklus haid, nyeri abdomen, dispareuni. Intervensi : 1. Lakukan pendekatan mother friendly dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien R/ dengan komunikasi mother friendly akan timbul rasa saling percaya dan membuat klien lebih kooperatif dengan petugas serta klien mengetahui keadaannya saat ini 2. Lakukan konseling khusus R/ dengan konseling khusus klien mengetahui tentang alat kontrasepsi yang dipilihnya sehingga klien merasa yakin untuk memakai alat kontrasepsi tersebut. 3. Lakukan penepisan. R/ dengan penepisan IUD akan terpasang dengan aman untuk kesehatan klien. 4. Lakukan pemasangan IUD dengan teknik withdrawal dan no-touch.

R/ pemasangan IUD dengan teknik withdrawal dapat menghalangi sperma bertemu dengan ovum sehingga dapat mencegah kehamilan. 5. Lakukan konseling pasca pemasangan IUD R/ dengan konseling pasca pemasangan, klien dapat memantau kesehatan reproduksinya sendiri 6. Lakukan pendokumentasian R/ pendokumentasian merupakan rekam medic dan bukti tindakan LANGKAH VI (IMPLEMENTASI) Tanggal : 28-01-2010 jam : 11.15 WIB Jam 11.15 WIB : Melakukan pendekatan mother friendly dengan menjelaskan tentang prosedur pemasangan IUD sehingga klien tidak takut dan melakukan konseling khusus tentang IUD meliputi keuntungan, kerugian, efek samping, cara kerja dan efektivitasnya. Jam 11.30 WIB : Ibu setuju dilakukan pemasangan IUD dan meminta ibu untuk menandatangani Informed Concent. Jam 11.35 WIB : Memepersilahkan ibu untuk BAK karena akan dilakukan pemeriksaaan untuk mengetahui apakah ibu bisa memakai IUD atau tidak. Jam 11.40 WIB : Melakukan persiapan Alat : Handscoon 2 psg IUD kemasan Speculum Tenakulum Tampon tang Uterus sonde Gunting sibole Bengkok Depress 5 buah Ember berisi lar. Klorin 0,5% Petugas : Memakai apron dan cuci tangan 7 langkah steril dalam Duk besar steril Antiseptik cuching Cuching Lidi waten Albothyl Spatula aire Objek glass Tempat sampah (medis & non medis) Apron dalam

Lingkungan : menutup pintu, jendela, tirai dan penerangan yang cukup Jam 11.45 WIB : Melakukan penepisan Memeriksa TTV (T : 120/80 mmHg, S : 37C, N : 84x/menit, RR : 22x/menit) Inspeksi, yang paling penting adalah conjungtiva tidak anemis. Palpasi, yang paling penting adalah abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada benjolan massa, tidak ada nyeri tekan perut bagian bawah kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan daerah suprapubik. Memposisikan klien lithothomi. Tangan kanan memegang speculum, tangan kiri membuka labia mayora dan minora sedikit ditarik ke atas, Inspeksi : tidak ada tanda Chadwick,tidak ada flour albus, tidak ada pembesaran kel. Skene dan Bartholin, tidak ada condiloma akuminata/lata. Tangan kanan memasukkan speculum secara tertutup dan miring 1/3 bagian, memutar speculum 90 lalu memasukkan speculum sampai forniks anterior (terasa ada tahanan) lalu membuka speculum tanpa mengunci. Memeriksa erosi/lesi di porsio dan cairan abnormal, pemeriksaaan inspekulo baik lalu mengeluarkan speculum dan meletakkannya jauh dari alat-alat steril lainnya namun tetap steril. Melakukan pemeriksaan bimanual, memeriksa suhu vagina, benjolan di kanan-kiri vagina, uterus retrofleksi (caranya tangan kanan mencari porsio dan tangan kiri menekan di atas sympisis, hasilnya kedua tangan seakan tidak bertemu), tidak teraba tanda hegar ataupun tanda goodhell, tidak ada nyeri goyang porsio, tidak ada pembesaran cavum douglas, tidak ada nyeri tekan adneksa (caranya tangan kanan menekan daerah luar porsio sebelah kanan dan tangan kiri menekan perut bagian bawah sebelah kanan, hasilnya, tidak ada nyeri tekan dan begitu juga untuk sebelha kiri). Mengeluarkan tangan kanan dan melepas handscoon dalam lar. Klorin secara terbalik. Memberitahukan pada ibu bahwa ibu bisa dipasangn IUD, namun tidak menutup kemungkinan saat dilakukan pengukuran kedalaman uterus, uterus ibu kurang <5 cm sehingga tidak dapat di pasang IUD. Memeriksa IUD, memastikan IUD berada dalam kemasan steril, dilapisi kertas tebal, memeriksa expired date-nya, tembaga tidak cacat/berubah warna/bintik-bintik, lengan IUD berada di luar tabung, benang berada di dalam tabung, pendorong di dalam tabung.

Meletakkan IUD set di tempat datar dan membuka kemasan IUD, caranya : jari telunjuk tangan kanan menekan kertas dan tangan kiri membuka plastic seperti kulit pisang 1/3 bagian dengan posisi tegak lurus, memasukkan pendorong ke dalam tabung sampai terasa ada tahanan lalu menutup kembali kemasan dan meletakkannya di bidang datar. Memasukkan lengan IUD dengan menjungkit tabung dengan tangan kanan seperti memegang pensil dan tangan kiri memasukkan lengan ke dalam tabung. Meletakkan IUD set di dekat ibu dengan ujung menghadap ibu untuk memudahkan pengukuran dan pengambilan. Mendekatkan bengkok pada klien. Memakai handscoon. Tangan kanan memegang speculum, tangan kiri membuka labia mayora dan minora sedikit ditarik ke atas. Memasukkan speculum secara tertutup dan miring 1/3 bagian lalu diputar tegak lurus dan memasukkannya lagi sampai terasa tahanan, lalu membuka speculum dan menguncinya dengan teknik satu tangan. Mengambil tampon tang dan menjepit depress lalu mengusap porsio secara sirkuler dan sekali usap lalu membuangnya di bengkok. Lalu mengantiseptik juga secara sirkuler dan sekali usap sebanyak 2-3 kali. Tampon tang diletakkan di tempay steril, mengambil tenakulum dan memasukkannya secara tertutup dan vertical. Menjepit porsio pada arah jam 11 untuk menstabilisasi uterus. Mengambil uterus sonde dan memasukkannya dengan teknik no-touch sampai terasa ada tahanan, mengeluarkannya dan melihta bidang basah, bidang basah sepanjang 7 cm, sehingga ibu bisa dipasang IUD dan memeriksa posisi uterus retrofleksi. Mengukur bidang basah di atas kemasan IUD set, meletakkan uterus sonde dalam lar. Klorin lalu meletakkan bidang biru pada angka sesuai ukuran tadi lalu tangan kiri menekan bidang biru dan tangan kanan menarik tabung IUD untuk menyesuaikan ukurannya. Tangan kiri membuka seluruh kemasan dan tangan kanan mengambil IUD dan memasukkannya ke dalam uterus dengan teknik no-touch. Tangan kiri jari kelingking dan jempol memegang tenakulum lalu tangan kanan memasukkan IUD dengan memegangnya seperti pensil, memasukkan IUD perlahan dengan bidang biru posisi horizontal sampai menyentuh porsio atau sampai ada tahanan, lalu tangan kiri menahan pendorong dan tangan kanan menarik tabung perlahan (teknik withdrawal) sampai terasa IUD terlepas. Memasukkan

tabung kembali untuk memastikan IUD sudah terlepas yaitu terasa ada tahanan. Mengeluarkan tabung sampai terlihat benang 3-4 cm dan memotongnya dengan gunting sibole. Menyelipkan benang di bagian dextra/sinistra forniks anterior. Jam 12.15 WIB : Melepas tenakulum dan depp selama 30-60 detik/sampai perdarahan berhenti dengan tampon tang dan depress. Melakukan antiseptic sebanyak 2-3x dan melepas speculum secara tertutup dan miring. Memberitahukan ibu bahwa IUD telah dipasang dan menganjurkan ibu beristirahat beberapa menit selama petugas membereskan peralatan. Memasukkan peralatan dalam larutan klorin dan membuang sampah dengan membedakannya atas sampah medis dan non medis. Melepas handscoon terbalik dan mencuci tangan 7 langkah. Jam 12.30 WIB : Memantau kondisi klien selama 15 menit dan menanyakan persaannya setelah dipasang IUD. Memberi konseling pasca pemasangan, bahwa hubungan sexual boleh dilakukan jika sudah tidak nyeri (3-4 hari) dan cara kerjanya langsung efektif. Mengajari cara memeriksa IUD yang dilakukan setiap setelah haid karena pada saat haid porsio sedikit membuka. Cara memeriksanya : cuci tangan bersih dengan sabun lalu mengangkat salah satu kaki di atas kursi atau lainnya, memasukkan jari terpanjang ke dalam alat kelamin ibu dan meraba benang dan selalu periksa pembalut saat haid, karena kemungkinan IUD ikut keluar bersama darah haid, menganjurkan kembali ke klinik jika IUD keluar atau benang tidak teraba. Menganjurkan control 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu jika ada keluhan seperti perdarahan hebat di luar siklus haid, nyeri perut hebat, benang IUD tidak teraba/IUD lepas. Jam 12.40 WIB : Mendokumentasikan yang berisi tanggal, jam, jenis IUD, tanda tangan petugas dan kejadian istimewa LANGKAH VII (EVALUASI) Tanggal : 28-01-2010 Diagnose : Ny.Z calon akseptor IUD S : Klien merasa lega dan senang setelah pemasangan IUD, meski klien mengeluh perutnya sedikit mules O : IUD sudah dipasang dalam rahim klien A : Akseptor baru IUD

P : - Anjurkan control 1 minggu lagi atau jika ada keluhan - Mengingatkan ibu untuk memeriksa IUD setelah menstruasi - Member terapi : as. Mefenamat 500mg DOKUMENTASI Tanggal : 28-01-2010 Jam : 12.40 S : Ibu ingin mengganti alat kontrasepsi pil dengan IUD Ibu merasa lega dan senang setelah pemasangan IUD, meski klien mengeluh perutnya sedikit mules O : Keadaan umum baik TTV : T : 120/80 mmHg S : 37C Inspeksi Conjungtiva tidak anemis. Palapasi abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada benjolan massa, tidak ada nyeri tekan perut bagian bawah kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan daerah suprapubik. Pemeriksaan bimanual : Suhu vagina hangat, tidak teraba benjolan di kanan-kiri vagina, uterus retrofleksi, tidak teraba tanda hegar ataupun tanda goodhell, tidak ada nyeri goyang porsio, tidak ada pembesaran cavum douglas, tidak ada nyeri tekan adneksa. Pemeriksaan Inspekulo : Tidak ada erosi/lesi di porsio, tidak ada cairan abnormal. Pemasangan IUD jenis Copper-T 380A dengan teknik withdrawal dan no-touch N : 84x/mnt RR : 22x/mnt

A : Akseptor baru IUD P1 : Menganjurkan control 1 minggu lagi atau jika ada keluhan (tgl : 28-01-2010, jam 12.32) Mengingatkan ibu untuk memeriksa IUD setelah menstruasi (tgl : 28-01-2010, jam 12.34) Memberi terapi : as. Mefenamat 500mg (tgl : 28-01-2010, jam 12.37) P2 : Memeriksa benang IUD saat ibu follow up Memastikan tidak ada keluhan dan komplikasi selama pemakaian IUD Memastikan tidak ada tanda-tanda kehamilan

You might also like

  • Pedoman Pelayanan Ibu Hamil Dan Menyusui
    Pedoman Pelayanan Ibu Hamil Dan Menyusui
    Document58 pages
    Pedoman Pelayanan Ibu Hamil Dan Menyusui
    Rizqy Tanza
    100% (5)
  • Soap Remaja 1
    Soap Remaja 1
    Document2 pages
    Soap Remaja 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    83% (6)
  • LP KB Suntik
    LP KB Suntik
    Document24 pages
    LP KB Suntik
    Ophie Desrosiers Bennington
    0% (1)
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Document20 pages
    Laporan Pendahuluan
    Ophie Desrosiers Bennington
    0% (1)
  • Soap Asuhan INC 3
    Soap Asuhan INC 3
    Document3 pages
    Soap Asuhan INC 3
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Ujian Bu Eva
    Ujian Bu Eva
    Document14 pages
    Ujian Bu Eva
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap Asuhan INC 3
    Soap Asuhan INC 3
    Document3 pages
    Soap Asuhan INC 3
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap ANC 1
    Soap ANC 1
    Document3 pages
    Soap ANC 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap RPL U Lebih 35
    Soap RPL U Lebih 35
    Document3 pages
    Soap RPL U Lebih 35
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • ASUHAN DMG
    ASUHAN DMG
    Document54 pages
    ASUHAN DMG
    Ophie Desrosiers Bennington
    100% (1)
  • Soap ANC 1
    Soap ANC 1
    Document3 pages
    Soap ANC 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap Asuhan INC 1
    Soap Asuhan INC 1
    Document3 pages
    Soap Asuhan INC 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Daftar Hadir Penyuluhan
    Daftar Hadir Penyuluhan
    Document2 pages
    Daftar Hadir Penyuluhan
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Konsep Dasar Hamil Dengan Mioma Uteri
    Konsep Dasar Hamil Dengan Mioma Uteri
    Document15 pages
    Konsep Dasar Hamil Dengan Mioma Uteri
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap 5
    Soap 5
    Document2 pages
    Soap 5
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap 1
    Soap 1
    Document3 pages
    Soap 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap 2
    Soap 2
    Document4 pages
    Soap 2
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Asuhan Kebidanan DPT
    Asuhan Kebidanan DPT
    Document4 pages
    Asuhan Kebidanan DPT
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Soap 6
    Soap 6
    Document2 pages
    Soap 6
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • GIP 36-37 Minggu
    GIP 36-37 Minggu
    Document5 pages
    GIP 36-37 Minggu
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Tatalaksana Infeksi Hiv Dalam Kehamilan
    Tatalaksana Infeksi Hiv Dalam Kehamilan
    Document14 pages
    Tatalaksana Infeksi Hiv Dalam Kehamilan
    Ori Peach
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document26 pages
    Bab 2
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Cover Anc Fisol
    Cover Anc Fisol
    Document3 pages
    Cover Anc Fisol
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Akeb Anc Resti 10
    Akeb Anc Resti 10
    Document7 pages
    Akeb Anc Resti 10
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • SOAP ANC 1 Bu Frans
    SOAP ANC 1 Bu Frans
    Document4 pages
    SOAP ANC 1 Bu Frans
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • PPT
    PPT
    Document28 pages
    PPT
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • HPP 1
    HPP 1
    Document3 pages
    HPP 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Jumlah Perokok Indonesia
    Jumlah Perokok Indonesia
    Document11 pages
    Jumlah Perokok Indonesia
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Tuigas 4
    Tuigas 4
    Document6 pages
    Tuigas 4
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet
  • Asuhan Kebidanan
    Asuhan Kebidanan
    Document19 pages
    Asuhan Kebidanan
    Ophie Desrosiers Bennington
    No ratings yet