You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Tasawuf ini. Salam dan salawat semoga tetap tercurah kepada Baginda Muhammad SAW. Adapun pada makalah yang penulis bahas ini mengenai tentang pengertian tasawuf,sejarah munculnya tasawuf dan perkembangannya,dan tujuan tasawuf. Makalah ini penulis buat berdasarkan metode tinjauan pustaka, yang bersumber dari buku-buku mengenai akhlak tasawuf dan juga dari berbagai info media utamanya internet. Makalah ini tentunya masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis masih mengharapkan kritikan maupun saran guna untuk menyempurnakan makalah penulis. Terakhir, ucapan terimah kasih buat teman-teman yang telah meluangkan tenaga, waktu, maupun pikiran agar makalah ini bisa selesai tepat waktu, sesuai dengan yang kita harapkan. Begitu pula ucapan terimah kasih penulis kepada ibu yang telah memberikan tugas makalah ini sebagai pembelajaran yang akan penulis pelajari kedepannya, tugas makalah ini bagi penulis, bukan hanya sebagai tugas toch, tapi juga sebagai pelajaran bahwa apa yang telah diamanahkan oleh seseorang kepada kita, maka kita harus melaksanakannya.

Lhokseumawe, 02 April 2013

Penulis,

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada masa-masa ini, pengaruh kebudayaan asing amat kuat mempengaruhi masyarakat. Hal tersebut memang tidak dapat kita ingkari lagi. Kenyataannya pun dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran kita akan lebih jelas lagi jika mengamati berbagai tingkah laku yang sudah tidak mencerminkan solidaritas diantara sesama manusia. Dari kenyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa tasawuf adalah merupakan kajian-kajian yang tidak terpisahkan dari fenomena perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam. Sejalan dengan adanya hubungan yang semakin teratur antara umat Islam dengan umat-umat non Islam lainnya. Maka tidak dapat dihindari terjadinya proses persentuhan (difusi) antara kebudayaan yang berbeda. Orang-orang yang mewarisi peradaban dalam bidang pemikiran kefilsafatan pada akhirnya juga mengadakan kontak dengan umat Islam. Pada waktu yang lalu,sebelum tahun 1970-an tarikat di Indonesia di pandang sebagai milik orang-orang tua yang sudah dekat ke liang lahad dan tempatnya pun terletak di pojok-pojok desa yang jauh dari sentuhan alam modernisasi. Akan tetapi sejak dekat tahun 1970-an sampai sekarang, terjadi perkembangan yang menarik untuk memulai popular di kalangan masyarakat. Yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu sekuler seperti; matematika, fisika, teknik dan sebagainya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf Ada beberapa pendapat tentang asal kata tasawuf : 1. Tasawuf berasal dari kata safa artinya suci,bersih,atau murni. Ada yang mengatakan tasawuf berasal dari kata saff artinya saf atau baris.Karena berada pada baris (saff) pertama di depan Allah,karena besarnya keinginan mereka akan Dia,kecenderungan hati mereka terhadapnya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka dihapan-Nya.

2. Tasawuf berasal dari kata suffah atau suffah Al-Masjid artinya serambi mesjid. 3. Tasawuf berasal dari kata suf yaitu bulu domba atau wol. 4. Tasawuf menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah. 5. Tasawuf secara umum adalah falsafah hidup dan cara tertentu dalam tingkah laku manusia dalam upayanya merealisasikan kesempurnaan moral,pemahaman,tentang hakekat realitas dan kebahagiaan kerohanian. 6. Tasawuf adalah tidak lain bagaimana menyembah tuhan dalam suatu kesadaran penuh bahwa kita berada didekat-Nya sehingga kita melihatNya atau bahwa ia senantiasa mengawasi kita dan kita senantiasa berdiri dihadapan-Nya.

7. Arti tasawuf menjadi usaha untuk mencapai kesempurnaan agama berupa keinginan yang kuat untuk mencapai ilmu agama batiniah disamping ilmu amali lahiriah (fiqh). Tasawuf amat banyak menekankan pentingnya penghayatan ketuhanan melalui pengalaman-pengalaman nyata dalam olah rohani (spiritual exercise),yang amat mengutamakan intuisi.

Ada beberapa defenisi tasawuf menurut beberapa tokoh: 1. Tasawuf, seperti kata Reynold A Nicholson, merupakan salah satu unsur vital dalam Islam sehingga tanpa adanya pemahaman mengenai gagasan dalam bentuk-bentuk sufistik yang mereka kembangkan, kita bersusah payah menelusuri kehidupan keagamaan Muhammad yang tampak di permukaan saja. 2. Titus Burckhardt, mengatakan bahwa tasawuf tak dapat disebut sebagai sesuatu yang ditambah-tambahkan kepada Islam, karena dengan demikian ia akan menjadi sesuatu yang bersifat pinggiran (peripheral) dalam hubungannya dengan sarana-sarana rohani Islam. 3. Khan sahib khaja khan mengatakan, kalau Islam dipisahkan dari ospek esoterisismenya (tasawuf), maka ia hanya menjadi kerangka formalitas saya yang akhirnya akan menghilangkan keindahan Islam itu sendiri. 4. Nasr mengatakan tasawuf serupa dengan nafas yang memberikan hidup. Tasawuf telah memberikan semangatnya pada seluruh sruktur Islam baik dalam perwujudan social maupun intelektual. 5. Tasawuf, kata Abu al-wafa Al-taftazani, tidak berarti tindak pelarian diri dari kenyataan hidup sebagai mana telah dituduhkan mereka yang anti,

tetapi ia adalah usaha mempersenjatai (manusia) dengan nilai-nilai rohaniah baru yang akan menegakkannya saat menghadapi kehidupan materialis dan juga untuk merealisasikan kesulitan ataupun masalah hidupnya. 6. Menurut Ibrahim Basyuni, memberikan definisi tentang tasawuf merupakan suatu kerjaan yang terasa sulit. Definisi yang dikemukakan oleh para sufi adalah hasil pengalaman bathin di dalam melakukan hubungan dengan Tuhan. 7. Menurut Ibrahim Hilal, merumuskan definisi-definisi tasawuf adalah memilih jalan secara zuhud, menjauhkan diri dari perhiasan hidup dalam segala bentuknya, Tasawuf itu adalah bermacam-macam ibadah, wirid dan lapar, berjaga diwaktu malam dan memperbanyak sholat dan wirid sehingga lemahlah unsur jasmaniah dalam diri seseorang dan semakin kuatlah untuk rohaniahnya. Tasawuf dengan kata lain menundukkan jasmani dan rohani dengan jalan yang disebutkan diatas sebagai usaha mencapai hakikat kesempurnaan rohani dan mengenal Dzat Tuhan dengan segala kesempurnaan-Nya.

B. Sejarah Munculnya Tasawuf Dan Perkembangannya Berbagai pendapat tentang muncul dan berkembangnya tasawuf: I. Pada abad pertama dan kedua Hijriah. 1. Perkembangan Tasawuf Pada Masa Sahabat. Para sahabat juga mencontohi kehidupan Rasulullah yang serba sederhana, dimana hidupnya hanya semata-mata diabdikan kepada Tuhan-Nya. Beberapa

sahabat yang tergolong sufi di abad pertama,dan berfungsi maha guru bagi pendatang dari luar kota Madinah,yang tetarik pada kehidupan sufi antara lain: a) Abu Bakar Ash-Shiddiq,Wafat Tahun 13 H b) Umar bin Khattab,Wafat Tahun 23 H c) Usman bin Affan,Wafat Tahun 35 H d) Ali bin Abi Thalib,Wafat Tahun 40 H e) Salman Al-Farisy f) Abu zar Al-Ghifary g) Ammar bin Yasir h) Huzaidah bin Al-Yaman i) Niqdad bin Aswad,Tahun 33 H

2. Perkembangan Tasawuf Pada Masa Tabiin Ulama sufi dari kalangan Tabiin,adalah murid dari ulama-ulama sufi dari kalangan sahabat. Ada beberapa tokoh-tokoh ulama sufi Tabiin, antara lain: a) Al-Hasan Al-Bashri hidup tahun 22 H-110 H. b) Rabiah Al-Ada wiyah,wafat tahun 105 H. c) Sufyan bin said Ats-Tsaury hidup tahun 97 H-161 H. d) Daun Ath-Thaiy wafat tahun 165 H. e) Syaqieq Al-Balkhiy;wafat tahun 194 H.

II.

Pada Abad ketiga dan keempat Hijriyah. 1. Perkembangan Tasawuf Pada Abad Ketiga Hijriyah Pada abad ini, terlihat parkembangan Tasawuf yang pesat, ditandai dengan

adanya segolonagan ahli tasawuf yang mencoba memiliki inti ajaran tasawuf yang berkembang masa itu.

2. Perkembangan Tasawuf Pada Abad Keempat Hijriyah. Pada abad ini, ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dibandingkan dengan kemajuannya di abad ketiga hijriyah karena usaha maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran tasawuf masing-masing. Upaya untuk mengembangkan ajaran tasawuf di luar kota Baghdad. Perkembangan tasawuf di berbagai negeri dan kota tidak mengurangi perkembangan tasawuf di kota Baghdad.

3. Pada Abad Ke Lima Hijriah. Disamping adanya pertentangan yang turun temukan antara ulama sufi dengan ulama fiqh,maka abad kelima ini,keadaan semakin rawan ketika berkembangnya mazhad syiah ismailiyah yaitu suatu mashad (paham) yang hendak mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepad keturunan Ali bin Ali Thalib.

4. Abad Ke Enam ,Ke Tujuh dan Ke Delapan Hijriyah. Perkembangan tasawuf pada abad keenam Hijriyah banyak ulama tasawuf yang sangat berpengaruh dalam perkembangan tasawuf abad ini antara lain Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy wafat tahun 587 H/1191 Masehi. Ia

mula-mula belajar filsafat dan usul fiqh pada Asy-syekh Al-iman majdudin Al-jily di Aleppo, bahkan sebagian besar ulama dari berbagai disiplin ilmu agama di negeri itu, telah dikunjungnya untuk menimba ilmu pengetahuan dari mereka.

5. Pada abad kesembilan,kesepuluh Hijriyah dan sesudahnya Disini tasawuf sangat sunyi di dunia Islam, berarti nasibnya lebih buruk lagi dari keadaanya pada abad keenam, tujuh, delapan Hijriyah faktor yang menonjol menyebabkan runtuhnya ajaran tasawuf di dunia Islam yaitu : a) Karena memang ahli tasawuf sudah kehilangan kepercayaan dikalangan masyarakat Islam, sebab banyak diantara mereka yang terlalu

menyimpang diajaran Islam yang sebenarnya. b) Karena ketika itu, penjajah bangsa eropa yang beragama nasrani sudah menguasai seluruh negeri Islam. Tentu paham-paham selalu dibawa dan di gunakan untuk menghancurkan ajaran tasawuf yang sangat bertentangan dengan pahamnya.

Paruh terakhir abad ke-9 H dan sesudahnya malahan menyaksikan sisi spekulatif tasawuf ini terlupakan dan diabaikan. Banyak guru tarekat (Thariqah atau jalan sufi) berkualitas rendah sehingga tidak mampu mendidik murid-murid dengan benar. Ini merusak silsilah guru yang hakiki menjadi sekedar suksesi turunan serta terbatas pada garis keturunan keluarga tertentu saja. Demikianlah, hal itu terus berlalu hingga dewasa ini ketika akhirnya tampak jelas bahwa tasawuf hanya menjadi sejenis kegiatan belanja demi memperoleh ketenaran dan kekayaan yang segala macam barang dipamerkan, kecuali barang-barang tasawuf.

Walau ajaran tasawuf sangat menyedihkan dalam empat abad tersebut diatas, tidak berarti ajaran tasawuf hilang dibumi Islam ditelan masa. Terlihat masih adanya ahli tasawuf yang memunculkan ajarannya dengan mengarang kitab-kitab memuat tasawuf. Karenanya bisa dikatakan: Tasawuf pada mulanya adalah sebuah cara untuk mengada-ngada, kemudian berubah menjadi sekedar kata-kata belaka. Sementara itu kini, tasawuf bukan lagi keadaan dan juga bukan lagi kata-kata.

C. Tujuan Tasawuf Secara umum,tujuan terpenting dari sufi adalah agar berada sedekat mungkin dengan Allah Swt. Akan tetapi apabila diperhatikan karakteristik tasawuf secara umum,terlihat adanya tiga sasaran antara dari tasawuf,yaitu : Pertama ,tasawuf bertujuan untuk pembinaan ospek moral. Aspek ini meliputi, mewujudkan kestabilan jiwa yang berkeseimbangan,penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga manusia konsisten dan komitmen hanya kepada keluhuran moral.Tasawuf yang bertujuan moralitas ini, pada umumnya bersifat praktis. Kedua, tasawuf yang bertujuan marifatullah melalui penyingkapan lansung atau metode al-kasyf al-hijab. Tasawuf jenis ini sudah bersifat teoritis dengan seperangkat ketentuan khusus yang diformulasikan secara sistematis analitis. Ketiga, tasawuf bertujuan untuk membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah secara mistis filosofis, pengkajian garis hubungan antara Tuhan dengan makhluk, terutama hubungan manusia dengan

Tuhan dan apa arti dekat dengan Tuhan. Dalam hal apa makna dekat dengan Tuhan itu, terdapat tiga simbolisme, yaitu: dekat dalam arti, melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hati, dekat dalam arti berjumpa dengan Tuhan sehingga terjadi dialog antara manusia dengan Tuhan. Dan makna dekat yang ketiga adalah penyatuan manusia dengan Tuhan sehingga yang terjadi adalah monolog antara manusia yang telah menyatu dalam iradat Tuhan. Dari uraian singkat tentang tujuan sufisme ini, terlihat adanya keragaman tujuan itu. Namun dapat dirumuskan bahwa tujuan akhir dari sufisme adalah etika murni atau psikologi murni dan atau keduanya secara bersamaan, yaitu: 1. Penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak mutlak Tuhan, karena dialah penggerak utama dari semua kejadian di alam ini. 2. Penanggalan secara total semua keinginan pribadi dan melepas diri dari sifat-sifat jelek yang berkenaan dengan kehidupan duniawi teresterial yang diistilakan sebagai fana al-maasi dan baqa al-taah. 3. Peniadaan kesadaran terhadap diri sendiri serta pemusatan diri pada perenungan terhadap Tuhan semata,tiada yang dicari kecuali Dia.

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan Setelah mengetahui hakikat tasawuf diatas jelaslah bahwa ajaran tasawuf,adalah bagian dari kekayaan Khazanah Islam. Ia bukanlah aliran sesat. Bahwa ada penyimpang oknum atau lembaga sufi itu tidak berarti tasawuf secara keseluruhan jelek dan sesat. Kita jangan sekali-kali terjebak pada generalisir masalah. Karena sejatinya, tokoh-tokoh sufi berpendapat ajaran tasawuf harus bersendikan al-Quran dan Hadis.

DAFTAR PUSTAKA

Asman. 1996. Pengantar Studi Tasawuf, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Hilal Ibrahim. 2002. Tasawuf antara agama dan Tasawuf. Bandung. Nurbakhsh Javad. 1983. Wanita-Wanita Sufi. Mizan. Bandung. Siregar Rivay. 2002. Tasawuf: Dari sufisme klasik ke neo-sufisme. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Anthy Comel Niedlich. http://anthycomelniedlich.blogspot.com/2012/01/sejarahdan-perkembangan-akhlak-tasawuf.html

You might also like