You are on page 1of 15

P E R T E M U A N 9

M E T O D E P E N G U K U R A N T E K A N A N
Tekanan adalah gaya ti ap satuan l uas yang di hasi l kan ol eh gas, cairan, atau
benda padat. Tekanan dapat diukur sebagai tekanan absol ut , t ekanan
t er ukur at au t ekanan di f er ensi al . Tekanan absol ut adal ah t ekanan t ot al
yang di hasi l kan ol eh medi um, sedangkan t ekanan di f erensi al adal ah beda
ant ara dua t ekanan. Tekanan t er ukur adal ah suat u t i pe khusus dari
t ekanan di f erensial yang dinyatakan sebagai berikut :
Pg = Pa


Ps
di mana Pg = tekanan terukur
Pa = tekanan absolut, dan
Ps = tekanan atmosfer
Suatu ruang hampa di lain pihak di defi ni si kan sebagai ruangan gas yang
tekanannya kurang dari tekanan atmosfer. Tekanan dalam ruang hampa ini
merupakan sejenis tekanan diferensial:
V = Ps Pa
Sat uan dasar dari tekanan dal am cgs adal ah dyne/ cm
2
. Sat u bar set ara
dengan 10
6
dyne per sent i met er kuadrat dan unt uk memudahkan satu
mi l i bar di defi ni si kan sebagai 1000 dyne per sent i met er kuadr at . Sat u t or r
at au t or set ar a dengan 1/ 760 atmosfer atau sat u mi l i meter kol om ai r
raksa. Harap di perhati kan, bahwa t ekanan yang di hasi l kan ol eh kol om ai r
raksa, 76 cm t i nggi , mempunyai ker apat an 13, 5951 gm/ cm
2
dan se-
hubungan dengan per cepat an yang di sebabkan ol eh gr avi t asi 980, 665
cm/ det
2
, di def i ni si kan sebagai sat u at mosf er (1013,250 mb).
Al at -al at unt uk mengukur t ekanan berki sar dari manomet er bej ana- U
seder hana sampai al at el ekt r o- mekani s yang sangat kompl eks. Namun,
yang pal i ng umum di gunakan akan dibahas secara ringkas di bawah ini.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 1
3.1. ALAT-ALAT MEKANIS
Manometer
Cairan yang paling umum digunakan dalam setiap manometer adalah air
raksa. Ciri-ciri fisik air raksa, lebih memenuhi syarat untuk digunakan dibanding
cairan-cairan lainnya. Berat jenis 13,6 kali berat jenis air raksa mempunyai titik
beku renda, yakni-34C.
Suatu manometer bejana-U yang sederhana sebagaimana di tunjukkan dalam
Gambar 3.1 merupakan alat yang paling umum digunakan untuk mengukur
tekanan diferensial. Untuk keseimbangan statis,
P2P1=

h
di mana P1 , dan P2 = t ekanan pada dua si si dari kolom

= berat jenis fluida


h = beda tinggi kolom.


Penggunaan lain dari alat sederhana ini adalah untuk menentukan gravitasi
spesifik relatif* dari dua cairan seperti minyak dan air, yang tidak bisa bercampur.
Cairan yang lebih kuat berat katakan air dituangkan lebih dulu diikuti oleh cairan
lainnya. Gravitasi spesifik minyak diperoleh dengan membagi tinggi A dengan
tinggi B seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.2.
Penggunaan manometer bejana-U diperluas bahkan dapat mengukur
permukaan cairan dalam tangki terbuka (Gambar 3.3). .
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 2
Analisis statis sederhana dari alat di atas adalah untuk mengi mbangi tekanan
pada A ke tekanan pada titi k B. Mi sal kan hl dan hm adalah ketinggian kolom
cairan dan air raksa dan dl dan dm adalah rapat cairan dan air raksa.
Tekanan pada A = Tekanan pada B
Xmdlg+hl dlg+atm.=hmdmg+ atm.
Xmdl+hldl = hm dm
hl = hm
dl
dm
Xm
dl
dl
= hm
dl
dm
Xm
= hm
dl
dm
2
hm
=hm
,
_

2
1
dl
dm
atau hl = Khm
di mana K =
,
_

2
1
dl
dm
(Perhatikan, bahwa hm = 2 Xm, karena permukaan cai ran pada kaki
terbuka harus naik sebesar turunnya permukaan cairan pada kaki lain. Hal ini
juga benar bahwa hm = 2h0 atau h0= Xm).
0l eh kar ena i t u hl =2h0
,
_

2
1
dl
dm

=h0

,
_

1
2
dl
dm
Kalau cairan dalam tangki adalah air dan air raksa dalam bejana-U mempunyai
gravitasi spesifik 13,56, maka
hl= h0 (27,12-1)=26,12h0.
= kl h0 di mana, kl = 26,12.
Analisis yang serupa dapat dilakukan untuk mengukur tinggi permukaan air raksa
dalam tangki tertutup (lihat bab mengenai aneka ragam).
Untuk kepekaan tinggi di sekitar titik nol, suatu modifikasi telah diusulkan oleh
Bery (1956). Konfigurasi ini mudah di buat dari tabung semi-kapiler berdinding
tipis dengan bagian AB dan CD berada pada bidang datar yang sama. Sejumlah
cairan ditambahkan untuk mengisi manometer dari titik yang sama pada AB ke titik
berikutnya pada CD (Gambar 3.4). Setiap perubahan tekanan akan mengakibatkan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 3
meniskus di setiap bagian akan bergerak bersama di sel uruh bagi an
hori zont al dari manometer.
Untuk mengukur tekanan atmosfer, digunakan suatu konfi gurasi manometer
seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.5. Bejana gelas bagian dari alai ini yang
dinamakan barometer dengan tandon tetap diisi dengan air raksa distilasi
bebas dari udara, kelembapan atau keti dakmurnian sebelum merembes ke
dalam dinding. Alat ini cukup teliti untuk menguji altimeter dan sebagai barometer
aneroid.
Konfigurasi lain yang sederhana dari manometer bejana-U yang digunakan
untuk mengukur tekanan absol ut (Gambar 3.6). Untuk tujuan ini satu ujung dari
pipa ditutup dikosongkan sama sekali, sedangkan ujung yang terbuka
dihubungkan ke tekanan yang sedang dipelajari. Suatu manometer jenis
bejana-sumur seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.7 mempunyai kelebihan
dibandingkan setiap manometer bejana-U, yakni acuan nol tetap telah ada dan
beda tekanan dapat dibaca langsung.
Agar dapat memperkecil kesalahan akibat perubahan tinggi permukaan cairan dalam
bejana sumur harus cukup besar.
Untuk keseimbangan statis,
P2 P1=

h( 1 + A1 / A2 ) A, = l u
di mana A1 = l u a s b e j a n a , d a n
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 4
A2 = l u a s b e j a n a s u mu r
Untuk perbandingan (A2 / A1 ) y a n g b e s a r , k e s a l a h a n n y a d a p a t
diabaikan; misalnya kalau A2 s a ma d e n g a n 3 0 c m d a n A1 s a ma dengan
0,06 cm, A2 / A1 = 500. Kesalahan yang terjadi kalau perbandingan tersebut diabaikan
adalah sekitar 0.2 persen.
Untuk hal yang lebih terperinci pembaca dipersilahkan mempelajari acuan. Suatu
modifikasi dari manometer bejana sumur ditunjukkan dalam Gambar 3.8. Manometer
tabung miring ini dapat mengukur tekanan yang lebih peka. Keseimbangan statis
menunjukkan
P2 - P1 =

L (Sin + A1 / A2 )
di mana L = panjang skala yang sesuai dengan tinggi.
= sudut ke
Secara normal , perbandi ngan L ke h ti dak l ebi h besar dari 10:1. Manometer
neraca cincin bukan manometer dalam arti yang sebenarnya. Karena fluida
hanya berperan sebagai pembatas tekanan antara P1 dan P2 (Gambar 3.9).
Tekanan diferensial yang bekeda pada bagian perpotongan bejana mengakibat -
kan rotasi cincin di sekitar mat a pisau, yang diimbangi balik oleh berat W. Alat
ini biasanya digunakan untuk beda tekanan kecil pada tekanan tinggi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 5
Momen di sekitar titik-tumpu (fulkrum) menghasilkan persamaan berikut,
P2 P1 =
A
W
r
d
. s i n
di mana, A = luas bejana.
Tanggapan Dinamis suatu Manometer
Walaupun manometer terutama digunakan untuk pengukuran statis, tanggapan
dinamis juga penting diperhatikan terutama dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan osilasi kolom cairan dalam bejana.
Dinamika Pengukuran Tekanan
Dalam pembahasan kita tentang transduser tekanan, secara fisik seringkali tidak
mungkin untuk memasang transduser pada garis langsung, melainkan tekanan garis
tersebut harus dihubungkan dengan transduser mel al ui bej ana penghubung
seper t i di t unj ukkan dal am Gambar 3.10. Dapat pula dilakukan dengan volume
atau kapasitas fluida antara ujung garis dengan bagian peka tekanan dari transduser,
yakni diafragma lentur.
Aki batnya, bukan tidak mungki n bagi dinamika volume bej ana membatasi
l uas band dari kesel uruhan si st em, ket i mbang di namika transduser itu sendiri.
Anal i si s beri kut, wal aupun ti dak begi tu mendal am memberi kan beberapa
pengert i an mengenai di nami ka vol ume bej ana (Gambar 3.10).
Asumsi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 6
1. Aliran laminer dalam bejana sehingga
Q=
L
P P dt
m

128
) (
1
4

2. Al i ran tak terkompresi dal am bej ana berl aku, apabi l a kecepatan cairan
kurang dari sekitar Mach 0,3.
3. Vol ume Vt menunj ukkan kapasi t ansi f l ui da sehi ngga,
Q=
t
m t
d
dP V

di mana,

= modulus kenyal fluida =


dv
Vdp
dp
dpdp

4. Pengaruh i nersi a dari f l ui da dal am pi pa t i dak di abai kan dan l ebi h


di anggap sebagai ni l ai "kel ompok" dan bukan ni l ai "distribusi".
5. Defleksi diafragma karena tekanan Pm tidak banyak mengubah vol ume
transduser. Hal i ni mungki n t i dak berl aku unt uk semua transduser,
misalnya jenis penghembusan yang bergerak. Gaya inersia.
(P1-Pm)At =(pAtL)
,
_

A
Q
= U Kecepatan
Gaya Inersia Massa
Percepatan
,
_

A dt
d 1 Q
= Percepatan
Gaya viskositas
I
Tulis kembali Q = ( ) ( )
m m
P P
R
P P
L
dt

1 1
4
1
128

,
R = Geseran fluida=
Q
P
Karena i t u (P1-Pm)At = RQ(t). At
kent al
Juga (P1-Pm) = RQ
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 7
Aliran kental
dan (P1-Pm) At =
) (t RQ A
dt
dQ
A
pLA
t
t
t
+

Sehingga Pt (s)=
t
A
pL
sQ(s) + RQ(s)+Pm(s)
Aliran yang terkompresi ke dalam volume transduser
Q(t)=
dt
P V
m t
d

Q (s) =
m
t
sP
V

(s)
Ol eh kar ena i t u P1 ( s) =

,
_

+ + 1
2

s RV s V
A
pL
t t
t
Pm( s)
dan
2 2
2
2
1
2
) / (
) (
) (
n
n
n
t
t t
t t m
w s w s
w
pLV
A
s
pL
RA
s
pLV A
s P
s p
+ +

+ +

(dengan memperhitungkan gelombang suara)


Dari sini kita dapatkan t
t t
t
n
pLV
dt
pLV
A
w

4
2
2

pL
RA
w
t
n
2
Dengan mengganti nilai R=
4
128
dt
L

maka didapatkan

p
LV
dt
t

3
32

Jadi, tekanan pada bej ana penghubung yang di tambahkan dengan vol ume
t ransduser, akan menai kkan f ungsi pangkat dua ant ara t ekanan masuk P,
(t ekanan yang di ukur) dan t ekanan yang diukur oleh transduser, Pm (tekanan
terukur).
Gerakan cai ran manomet er dal am bej ana di sebabkan ol eh aksi dari
berbagai gaya. Dengan menganggap fluida manometer secara kesel uruhan
sebagai benda bebas, gaya-gaya yang kami sebut kan di bawah i ni
t er ut ama akt i f dal am mempengar uhi gerakan fluida di dalam manometer.
1. Gaya gravitasi (berat) yang didistribusi merata ke seluruh fluida.
2. Gaya geser aki bat gerakan fl ui da dal am bej ana dan yang dikaitkan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 8
dengan tegangan-geser dinding.
3. Gaya pada kedua uj ung benda bebas yang timbul sebagai akibat tekanan
P1 dan P2.
4. Tekanan normal tersebar dari bejana ke fluida
5. Tegangan permukaan berpengaruh terhadap kedua ujung badan fluida.
Yang sangat menarik adalah bahwa sistem yang ditunjukkan dalam. Gambar 3.10
secara dinamis setara dengan Gambar 3.10a. Gaya "pegas gravitasi" dijelaskan
sebagai berikut. Apabila x0, terjadi gaya gravitasi yang tak seimbang yang
bekerja pada kolom cairan, yang cenderung dipertahankannya tinggi permukaan
x.= 0. Besar gaya ini sama dengan 2 R
2
x

, di mana

adalah berat jenis


fluida. Dengan demikian, gaya ini sebanding dengan perpindahan x dan selalu
melawannya, yang merupakan sifat khas gaya-pegas. Gaya geser ini sama
dengan tegangan geser permukaan dikalikan luas permukaan kolom fluida. Jadi
dengan mengasumsikan aliran laminer dalam bejana, penurunan tekanan, P, akibat
geseran pipa dihasilkan oleh
o
av av
g
pV
d
L
f
gd
LV
f P
2 2
2 2

,
_



di mana
o
g
= faktor konversi satuan massa
P = berat jenis fluida f = faktor geseran

= berat fluida tertentu


Vav =

kecepatan rata-rata
g
= percepatan gravitasi
d = garis tengah pipa
L = panjang pipa
Tegangan geser dinding sama dengan
g
V
f
l
d
P To
av
8 4
2


=
o
av
g
pV
f
8
2
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 9
Faktor geseran (untuk aliran laminer) diberikan oleh
o av av
g p dV V d
g
f

/
64 64

Dan To =
R
V
av
4
di mana, R =
2
d
Persamaan yang sama dapat pula diperoleh langsung dari distribusi kecepatan laminer
1
1
]
1

,
_


2
1
R
r
V V
) 2 (
2
r
R
V
dr
dv
c


dr
dv
r=R =
,
_

R
V
c
2
Jadi tegangan geser dapat dituliskan oleh
dr
dv
T

R
V
av

4
karena V
c
= 2V
av
Sekarang sistem memenuhi hukum Newton, di mana Vav sesuai dengan X.
Dengan menganggap seluruh bagian fluida sebagai benda bebas dan mengambil
massa efektif dari cairan bergerak sama dengan empat per tiga massa sebenarnya,
persamaan berikut untuk gerakan dalam arah-X dapat dituliskan berdasarkan
pada energi kinetis dari aliran laminer mantap.
R
X
RL x R P P R


4
2 2 ) (
2
2 1
2

..
2
3
4
X
g
L R

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.


PENGUKURAN TEKNIK 10
P X X
R
L
L g
X

2
1 4
/ 3
2
.
2
..
+ +
di mana P = P1 - P2
atau
P x D
R
L
L g
D

2
1
1
4
/ 3
2
2
2

,
_

+ +
Fungsi pindah (transfer) operasional dengan demikian ditunjukkan sebagai,

2
2
4
/ 3
2
2 / 1
) (
R
L
L g
D
D
P
X
+

yang merupakan bagian dari bentuk,


1 2
2
) (
2
2
+ +

n
n w
D
w
D
K
D
P
X

di mana
2
1
K

L
g
w
n
2
3


2
45 . 2
R
gL

Keadaan i ni j el as menunj ukkan bahwa manomet er merupa kan alat urutan


order kedua. Nil ai -ni lai numerik dari parameter biasanya sedemikian rupa
sehingga

< 1,0; sehingga instrumen kurang teredam.


Tabung Bourdon
Tabung Bourdon merupakan alat pengukur tekanan yang paling urnum.
Tabung mungkin dibengkokkan untuk rnembentuk berbagai jenis pengukur, tetapi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 11
prinsip dasarnya tetap sama. Tabung cenderung untuk menjadi rata (karena sifat
elastisnya) kalau tekanan di dalam diberikan (Gambar 3.12). Hal ini mengakibatkan
gerakan sambungan yang sebanding. Suatu keuntungan dari elemen spiral dan elemen
sekrup (helix) dibandingkan jenis C adalah bahwa yare mampu untuk memberikan
gerakan jarum penunjuk yang cukup tanpa menggunakan rangkaian gigi-gigi.
Pengukur Bourdon secara komersial tersedia dengan berbagai batas harga.
Dalarn memiliki salah satu dari batas harga, harus 50 persen lebih besar dari tekanan
yang diharapkan. Penyebab yang paling umum dari kesalahan dalam pengukur
Bourdon adalah fluktuasi yang tidak meredam cepat yang mengauskan bagian-bagian
sambungan. Agar dapat mengukur tekanan absolut wadah atau tabungnya
seluruhnya dibuat hampa atau disegel.
dengan demikian menghasilkan defleksi linear yang lebih besar pada tegangan
lebih rendah. Defleksi ini dapat diukur dengan setiap transduser pengukur atau
dengan pengukur regangan. Kalau dua lembaran bergelombang dihubungkan
pada ujung-ujung luarnya dan dihampakan, pengukur (kapsul ini mempunyai
hubungan mekanis ke skala lewat sambungan) ini dinamakan barometer aneroid.
Ukurannya yang kecil, tanggapan frekuensi tinggi, resistansi temperatur tinggi,
linearitas Jan resolusi yang baik merupakan keunt ungan dal am
menggunakan t ransduser t ekanan kapasitif, dan kekurangannya adalah
perubahan temperatur, kepekaan pada getaran dan perlunya peralatan
elektronik yang relatif rumit.
Transduser Tekanan dengan induktansi-Magnetic atau Reluktansi
Transduser tekanan LVDT dengan menggunakan bej ana Bourdon seperti
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 12
ditunjukkan dalam Gambar 3.16 merupakan jenis yang umum dari transduser
tekanan induktansi. Namun, elemen transduser utama adalah diafragma,
penghembus, tabung Bourbon dan manometer bejana- U yang keluarannya dapat
ditransformasikan ke dalam suatu sinyal listrik dengan menggunakan LVDT
Salah satu keuntungan LVDT adalah bahwa alat ini menempatkan beban
tanpa geseran pada alat-ukur. Tanggapannya li near untuk geseran angker yang
kecil.
Transduser jenis-reluktansi magnetis ditunjukkan dalam
Gambar 3.17 (a sampai c). Gerakan dari diafragma datar mengubah reluktansi
rangkaian magnetis (Gambar 3.17 a),
dengan demikian juga induktansi L1, yang menghasil kan beda potensial
E
o'
Konfigurasi ini menghasilkan tanggapan frekuensi tinggi tetapi dengan kepekaan yang
rendah. Susunan yang ditunjukkan dalam Gambar 3.17(c) memberikan tegangan
yang cukup tinggi, dan menghilangkan penggunaan penguatan. Angker merupakan
batang logam bebas dihubungkan ke ujung bebas dari tabung Bourdon yang
bergerak. Tanggapan frekuensi dibatasi oleh frekuensi pembawa dan oleh
karakteristik mekanis dari angker. lebih tinggi dari harga ini harus diukur dengan alat
yang khusus dirancang
,
untuk maksud tersebut. Sebagian besar pengukur
Nampa yang digunakan dapat digolongkan baik menurut manor meter absolut,
pengukur.panas atau pengukur ionisasi beberapa jenis alat lainnya dibahas dalam
bagian serba-serbi.
Manometer Absolut
Pengukur McLeod merupakan contoh terbaik dari manometer absolut yang
didasarkan pada Hukum Boyle, Volume gas yang relatif besar dimampatkan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 13
menjadi volume lebih kecil (kadang-kadang sampai faktor 100.000) sehingga
tekanan absolut dari gas yang dimampatkan dapat diukur dengan metode
manometer sederhana (Gambar). Kalibrasi dari alat ini didasarkan pada hukum Boyle.
Dengan mengamati tekanan dan volume akhir dan mengetahui volume awal, tekanan
awal dapat dihitung.
Dalam pengukur ini, apabila pemampatan volume tidak tetap, tekanan diberikan
oleh (dengan kata lain pengukur McLeod mengikuti hukum kuadrat):
V
Ah
V
h Ah
P
2
.

di mana A = luas penampang dari bejana kapiler,
h = tinggi kolom udara dalam tabung kapiler
V = volume bola (bulb).
Tetapi untuk batas-batas pengukuran lebih tinggi di mana pemampatan volume
dapat dijaga konstan, tekanan dihitung dengan rumus :
2
1
2
h
V
V
P
Gas tidak boleh menyimpang dari hukum Boyle agar asumsi di atas benar di
bawah kondisi-kondisi pengukuran. Namun, sumber kesalahan utama
disebabkan oleh variasi tegangan permukaan dari air raksa dalam kapiler.
Pengaruh ini membatasi ukuran kapiler sampai sekitar satu milimeter diameter,
karena perolehan dalam perbandingan kompresi diimbangi oleh kesalahan
tegangan permukaan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 14
Pengukur Panas
Pengukur hampa hantaran panas menghasilkan keluaran listrik yang terus-
menerus. Prinsip kerja dari alat ukur ini adalah bahwa hantaran panas antara
elemen resistansi yang dipanaskan dan atmosfer sekelilingnya (gas) sebanding
dengan tekanan gas. Karena penghantaran panas bervariasi untuk berbagai
macam gas, pengukur ini harus dikalibrasikan untuk setiap gas atau uap yang
mungkin ada dalam hampa. Pengukur ini terdiri dari pi rani, termokopel dan
pengukur termistor.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 15

You might also like