You are on page 1of 25

Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan Perbandingan Kinerja Perusahaan Studi Pada PT.

Indosat Tbk Dan PT. Excelcomindo Tbk

Proposal Skripsi Untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi Yang dibina oleh Ibu Sutatmi

Oleh V. Hervyanto Yuda 307422407527

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI Desember 2008

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada perusahaan jasa dan industri yang berskala besar, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pencapaian tujuan perusahaan yaitu menghasilkan laba maksimum untuk jangka panjang. Menurut (Amin Widjaja, 2004), Sumber daya manusia yang berkualitas sangat berperan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, mendayagunakan sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan, dan menjalankan strategi bisnis secara optimal. Bagi suatu perusahaan secara keseluruhan sumber daya manusia merupakan kekayaan yang sangat berharga. Kehilangan atau kepindahan sumber daya manusia yang profesional bagi suatu perusahaan merupakan suatu kerugian yang besar karena hal tersebut akan membuang biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk membina atau mendidik sumber daya manusia yang diperolehnya itu. Kerugian lainnya adalah hilangnya kesempatan memanfaatkan sumber daya manusia tersebut untuk meningkatkan keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan yang mungkin dapat juga mengancam kelangsungan hidup perusahaan yang belum mempunyai sistem perekrutan serta pendidikan sumber daya manusia yang baik. Apalagi dalam situasi dan kondisi perekonomian sekarang ini, sumber daya manusia merupakan asset yang paling penting bagi kemajuan usaha perusahaan. Banyak sekali karyawan yang berhenti bekerja dan terpaksa menganggur (PHK) akibat keadaan ekonomi yang sulit karena manajemen yang ada pada perusahaan itu tidak baik. Pada kondisi seperti inilah, suatu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Dengan perencanaan dan pengendalian sumber daya manusia akan membantu pihak manajemen untuk : 1. Mengembangkan, mengalokasikan, menghemat, memanfaatkan, dan mengevaluasi sumber daya manusia dengan baik dan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

2. Memudahkan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya manusia Untuk memanajemen sumber daya manusia secara baik maka diperlukan informasi tentang sumber daya manusia yang akurat dan relevan. Akuntansi sumber daya manusia memberikan informasi kuantitatif maupun kualitatif kepada manajemen mengenai pemenuhan, pengembangan, pengalokasian, kapitalisasi, evaluasi, dan penghargaan atas sumber daya manusia. 1.2 Pembatasan Masalah Untuk memudahkan pembahasan suatu penelitian perlu diadakan pembatasan masalah yang berguna untuk menghindari adanya pembahasan dan persepsi yang berbeda sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dari pembaca. Penelitian ini dibatasi pada penerapan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo pada laporan keuangan tahun 2005, 2006, dan 2007. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo? 2. Bagaimana likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 3. Bagaimana profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 4. Bagaimana leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 5. Bagaimana perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo

2. Likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 3. Profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 4. Leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 5. Perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 1.5 Asumsi Penelitian Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengukuran aktiva SDM menggunakan Historical Cost 2. Biaya akuisisi dan biaya pengembangan diamortisasi untuk periode yang sama 3. Perlakuan dan penyajian akuntansi SDM dalam laporan keuangan dilakukan dengan mengintegrasikan akuntansi SDM dalam laporan keuangan konvensional 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen guna meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai akuntansi sumber daya manusia dan dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan, serta menjadi sumber informasi dan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk dijadikan perbandingan dalam mengadakan penelitian yang sejenis dan cakupannya lebih luas. 3. Bagi Universitas Negeri Malang Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah di Universitas Negeri Malang agar dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan bagi yang berkepentingan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi Seiring berkembangnya dunia bisnis, perngertian akuntansi mengalami pengembangan. Akuntansi yang sering disebut accounting adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu periode (Harahap, 1993:1). Sementara Belkaoui (2000:41) berpendapat bahwa Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu menghasilkan informasi ekonomik yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dalam lingkungannya. Hasilnya dipresentasikan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) sebagai spektrum informasi. Spektrum tersebut terdiri dari laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, cara-cara lain dalam laporan keuangan. Laporan keuangan disajikan harus sesuai dengan prinsipprinsip yang diterima umum. Prinsip-prinsip akuntansi tersebut yaitu: 1. Prinsip Biaya (Cost Principle) Prinsip biaya menyatakan biaya perolehan (acquisition cost) atau cost historis merupakan dasar penilaian yang mewadahi untuk mengakui perolehan semua barang dan jasa, expense, cost, dan ekuitas sehingga item yang di nilai dengan harga barang pada saat barang tersebut di beli dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai amortisasi nilai barang. 2. Prinsip Pendapatan (Revenue Principle) Prinsip ini menspesifikasikan pada sifat komponen-komponen revenue, pengukuran revenue dan waktu pengakuan revenue. 3. Prinsip Penandingan Prinsip ini menyatakan bahwa expense harus diakui pada periode yang sama dengan revenue yaitu diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue dan expense yang terkait kemudian diakui. 4. Prinsip Obyekfitas Prinsip ini menyatakan bahwa kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reabilities prosedur pengukuran yang digunakan. 5. Prinsip Konsistensi

Prinsip ini menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya di catat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini memiliki implikasi bahwa penggunaan prosedur atau metode akuntansi akan sama dari waktu ke waktu. 6. Prinsip Pengungkapan penuh Prinsip ini menyatakan tidak ada informasi penting, kepentingan rata-rata dari investor yang dihilangkan atau disembunyikan. 7. Prinsip Konservatisme Prinsip ini menyatakan apabila perusahaan dihadapkan pada dua pilihan penggunaan metode atau teknik akuntansi maka di pilih alternatif yang mempunyai dampak paling kecil bagi pemegang saham. Artinya lebih memilih melaporkan nilai yang rendah untuk asset dan revenue tetapi memilh nilai tertinggi untuk expense. 8. Prinsip Materialitas Prinsip ini mengharuskan segala sesuatu di nilai material jika item laporan keuangan tersebut mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan, pengklasifikasian, pelaporan serta penginterprestasian transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi sehingga dapat memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan. 2.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat diharapkan dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai laporan keuangan yang unggul menilai pertanggungjawaban manajemen bertindak demikian supaya pemakai dapat keputusan ekonomi, mencakup

keputusan untuk mengangkat atau memberhentikan manajemen. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah bagian dari proses laporan keuangan yang meliputi : pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, penganalisaan dan pelaporan keuangan suatu perusahaan. Laporan tersebut termuat dalam laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan IAI (2007) komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari : 1. Neraca, merupakan bagian laporan keuangan yang menyajikan berbagai unsur laporan keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar, meliputi : aktiva, kewajiban dan ekuitas. 2. Laporan laba rugi, menyajikan berbagai unsur kinerja keuangan (pendapatan dan beban), serta berbagai kegiatan, transaksi, peristiwa yang menghasilkan pengaruh berbeda terhadap solvabilitas, resiko, dan prediksi yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. 3. Laporan perubahan ekuitas, merupakan komponen laporan keuangan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 4. Laporan arus kas, memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas beradaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. 5. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas serta informasi tambahan seperti kontingensi dan komitmen. Akuntansi konvensional yang selama ini diterapkan oleh banyak perusahaan mempunyai kelemahan. Sebagaimana menurut pendapat Harahap (2001:380) menyatakan bahwa akuntansi konvensional selama ini menilai semua pengeluaran yang berkaitan dengan investasi sumber daya manusia sebagai biaya (expense), bukan diakui sebagai aktiva (asset). Penilaian ini mengakibatkan

informasi keuangan yang digunakan bagi pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan menjadi terdistorsi. Pada laporan laba rugi, angka yang disajikan sebagai laba bersih tidak menunjukkan sebenarnya. Hal ini disebabkan pengeluaran untuk memperoleh dan atau mempertahankan, mengembangkan karyawan dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. Pada saat perusahaan melakukan pengeluaran untuk sumber daya manusia yang besar dalam rangka melindungi atau meningkatkan earning power pada masa yang akan datang, laba diakui terlalu kecil ( understated), sedangkan pada saat pengeluaran untuk sumber daya manusia kecil atau tidak ada, laba diakui terlalu besar (overstated). Sementara itu neraca tidak menunjukkan keadaan sebenarnya karena angka yang disajikan sebagai total aktiva tidak termasuk aktiva sumber daya manusia. Oleh karena itu tidak ada indikasi aktual organisasi dalam aktiva sumber daya manusia. Perlakuan akuntansi konvensional tanpa akuntansi sumber daya manusia dapat mengarahkan manajemen untuk melakukan keputusan rabun berkaitan dengan investasi sumber daya manusia. 2.3 Pengukuran Aktiva dalam Laporan Keuangan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Biaya historis (historical cost), aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. 2. Biaya sekarang (momment cost), aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar apabila aktiva yang sama atau setara kas diperoleh. 3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realizable atau sattlement value), aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).

4.

Nilai sekarang (present value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam melaksanakan usaha normal.

2.4 Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia menurut Mangun (1997) sebagaimana di kutip Juwitasari (2001:25). Semua kegiatan manusia yang produktif untuk masyarakat. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia merupakan semua usaha manusia yang produktif untuk menghasilkan barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat. Nawawi (1997: 40) memberikan tiga pengertian tentang sumber daya manusia, yaitu: 1. 2. 3. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material financial) dalam organisasi bisnis dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (riil) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensinya dalam organisasi. Unsur-unsur sumber daya manusia, menurut Gomes (2001:26) meliputi kemampuan (capabilities), sikap (attitudes), nilai-nilai (values), kebutuhankebutuhan (needs), dan karakteristik-karateristik demografisnya (penduduknya). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah semua orang dalam organisasi atau perusahaan yang melakukan kegiatan dan mempunyai usaha produktif untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia melaksanakan tiga fungsi yang berbeda dalam melaksanakan tanggung jawabnya, yaitu : fungsi lini, fungsi koordinatif, dan fungsi jasa atau staf. Dari fungsi tersebut dapat di simpulkan bahwa manusia merupakan pelaku organisasi yang dengan kemampuan fisik dan intelektualnya menggerakkan sumber daya lain yang terdapat dalam organisasi sehingga sumber daya manusia merupakan faktor pengerak organisasi atau perusahaan.

2.5 Asumsi Dasar dan Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia Peran perkembangan informasi yang begitu cepat telah memaksa perusahaan meningkatkan sumber daya manusianya. Untuk mampu bersaing, perusahaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini dalam mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus berkarakter seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan bersaing. Menurut Ikhsan (2008: 66) yang mengutip Davidson dan Weil, mengatakan bahwa asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut: 1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai. Manusia memberikan jasa sekarang dan masa yang akan datang, yang tidak dimiliki mesin dan material. Sumber daya yang diinvestasi dapat dipertanggungjawabkan tanpa kepemilikan. 2. Pengaruh dari gaji manajemen. Nilai dari sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh cara-cara mereka dikelola. Sikap atau gaya tertentu dari manajemen dapat meningkatkan motivasi karyawan, meningkatkan produktivitas, sedangkan gaya manajemen yang lain mungkin menurunkan motivasi dan dengan demikian menurunkan produktivitas. 3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia. Informasi mengenai biaya sumber daya dan nilai-nilainya adalah perlu untuk pengelolaan manusia yang efektif dan efisien dalam berbagai aspek dari proses manajemen sumber daya manusia, termasuk perencanaan dan pengendalian dalam akuisisi, pengembangan, alokasi, komposisi, konservasi dan utilisasi manusia. Sedangkan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai: 1. Informasi kuantitatif, memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang dapat digunakan manajemen dan investor dalam pengambilan keputusan. 2. Metode penilaian, memberikan metode penilaian dalam keuntungan sumber daya manusia.

3. Teori dan model, memberikan suatu teori dan variabel-variabel yang relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal dalam mengindentifikasi variabel-variabel yang relevan serta mengembangkan model yang ideal dalam pengelolaan sumber daya manusia. Sementara itu Tuannakotta (1986: 256) berpendapat Akuntansi Sumber Daya Manusia adalah proses pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia dan pengkomunikasian informasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasarkan definisi di atas terkandung tiga pengertian akuntansi sumber daya manusia, yaitu: indentifikasi nilai-nilai human resource, pengukuran biaya dan nilai bagi suatu organisasi, dan penyelidikan mengenai dampak kognitif dalam perilaku sebagai akibat dari informasi tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan pengukuran nilai ekonomis karyawan atau pegawai suatu perusahaan atau organisasi . Belkaoui (1994: 344) menyatakan bahwa tujuan akuntansi sumber daya manusia adalah pengindentifikasian sumber daya manusia, dan menyelidiki pengaruh kognitif dan pengaruh informasi ini pada perilaku manusia. Hal-hal yang mengenai akuntansi sumber daya manusia, yaitu : mengkapitalisasi biaya sumber daya manusia ini lebih valid dari pada membiayakannya, informasi mengenai sumber daya manusia ini tampaknya lebih relevan bagi pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal, akuntansi sumber daya manusia menunjukkan pengakuan secara eksplisit bahwa manusia adalah sumber daya perusahaan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sumber daya lainnya. Dalam akuntansi sumber daya manusia, sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu penginfomasian yang efektif dan efisien sebagai dasar penentuan kebijakan tentang pengelolaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan baik sekarang dan masa yang akan datang serta sumber daya manusia mempunyai nilai yang dapat diukur dengan handal berarti memenuhi syarat diakui dalam laporan keuangan. Hal ini memunculkan akun aktiva sumber daya manusia dan secara otomatis akan memerlukan pengakuan unsur yang lain, yaitu: biaya sumber daya manusia dan amortisasi sumber daya manusia.

2.6 Metode Penentuan Nilai Aktiva Sumber Daya Manusia Aktiva dan pengukurannya memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi yang bermanfaat bagi kreditor dan investor untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Chariri dan Ghozali dalam Ikhsan (2008:193) mengatakan bahwa karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan. Aktiva perlu didefinisikan karena definisi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasikan peristiwa ekonomi yang harus diukur, diakui dan dilaporkan dalam neraca. Banyak definisi yang dikemukakan untuk menunjukkan arti dari aktiva. Menurut Ikhsan (2008:193) meskipun ada perbedaan dalam definisi tersebut, namun semuanya tetap mengarah pada karakteristik umum yang melekat pada aktiva. Karakterisitk tersebut adalah: 1. Adanya karakteristik manfaat di masa mendatang (pemakaian dapat berbeda-beda seperti potensi jasa dan sumber-sumber ekonomi). 2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva. 3. Berkaitan dengan entitas tertentu. 4. Menunjukkan proses akuntansi. 5. Berkaitan dengan dimensi waktu. 6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran. FASB (1980) mendefinisikan aktiva sebagai berikut: Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki tiga karakteristik utama yaitu: a. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang. b. Dikuasai oleh suatu unit usaha. c. Hasil dari transaksi masa lalu. Aktiva dalam kaitannya dengan konsep akuntansi sumber daya manusia merupakan prosedur untuk mendapatkan suatu nilai yang eksplisit terhadap

sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Menurut Ikhsan (2008:195) ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aktiva sumber daya manusia: a. Kapitalisasi Gaji atau upah Gaji seseorang dikapitalisasi untuk menentukan nilai orang tersebut. Pendekatan ini terbatas penggunaannya disebabkan oleh lemahnya hubungan secara langsung antara gaji dan nilai seorang pekerja bagi perusahaan. Pegawai yang menerima gaji yang sama jarang menyumbangkan nilai yang sama bagi perusahaan. Masalahnya adalah dalam pemilihan tingkat bunga yang akan digunakan dalam melakukan kapitalisasi gaji, jangka waktu berapa lama nilai sekarang atas aliran pembayaran gaji harus dikalkulasi dan gaji jenis mana yang benarbenar akan digunakan. Masalah ini muncul terutama bila perusahaan sedang membangun fasilitas fisik yang dibiayai dengan dana pinjaman dan jangka waktunya cukup lama. b. Biaya-biaya Perolehan Metode ini menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan aset-aset manusia. Adapun aturan umum yang digunakan untuk menentukan pengorbanan ekonomi sebagai pengeluaran kapital adalah: Untuk aktiva non moneter yang baru diperoleh/dibeli, suatu pengeluaran akan dikapitalisasi jika pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk memperoleh aktiva sampai aktiva yang bersangkutan siap digunakan untuk operasi perusahaan. Jadi semua pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tersebut harus dikapitalisasi. Untuk aktiva yang telah dipakai, pengeluaran akan dikapitalisasi bila memenuhi syarat-syarat: menambah kapasitas produksi aktiva yang bersangkutan, menambah umur ekonomis, menambah nilai aktiva.

c. Biaya-biaya Permulaan Pengukuran pengangkatan ini menggunakan dan pelatihan biaya-biaya personalia, sebenarnya tetapi dalam sambil

mempertimbangkan pula komponen yang sinergis di antara biayabiaya dan waktu yang dibutuhkan para anggota perusahaan untuk dapat menciptakan hubungan kerja yang efektif secara kooperatif. d. Biaya-biaya Penggantian Metode ini menilai orang-orang dengan memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan jika harus menggantikan mereka dengan orang lain dengan tingkat keahlian dan pengalaman yang sama atau setingkat. Keunggulan konsep ini adalah dalam melakukan penyesuaian atas nilai aset manusia terhadap kecenderungan harga yang ada dalam perekonomian, dengan cara demikian akan dapat menghasilkan suatu nilai yang dirasa lebih realistis pada masa inflasi. e. Metode Tawar-menawar yang Kompetitif Nilai dari suatu aktiva ditentukan oleh besarnya biaya kesempatan atas aktiva itu, yang merupakan nilai maksimum aktiva tersebut jika digunakan untuk hal lain. Nilai ini tercipta lewat suatu tawar menawar yang kompetitif di dalam perusahaan, dengan para manajer investasi saling melakukan tawar-menawar atas tenaga kerja yang langka dalam perusahaan. Suatu aktiva manusia hanya akan bernilai jika dia atau orang tersebut merupakan suatu sumber daya yang langka. f. Metode-metode Nilai Ekonomis Pendekatan lainnya bagi penilaian aset-aset manusia adalah dengan mengkalkulasi nilai ekonomis mereka. Konsep ini didasarkan pada adanya pendapat bahwa adanya perbedaan pendapatan saat ini dan di masa datang antara dua perusahaan yang sejenis adalah karena adanya perbedaan dalam pengorganisasian manusia mereka. g. Metode Nilai Sekarang Pendekatan ini dilakukan dengan cara: Pertama, pembayaran upah selama lima tahun ke depan ditentukan dan dihitung nilai sekarangnya dengan menggunakan tingkat pengembalian terhadap aset-aset yang

dimiliki sesuai dengan yang berlaku di pasar pada saat ini. Kedua, menghitung rasio efisiensi perusahaan, yang merupakan suatu ukuran akan tingkat pengembalian dari perusahaan dibandingkan rata-rata tingkat pengembalian bagi industri sejenis. Formulanya berdasarkan pada performa pendapatan perusahaan selama lima tahun ke belakang, tetapi lebih menitikberatkan pada performa di tahun terakhir dengan maksud untuk menekankan pada efisiensi perusahaan saat ini. Ketiga, mengalikan nilai sekarang dari pembayaran upah di masa datang dengan rasio efisiensi perusahaan, yang akan menghasilkan nilai sekarang akan layanan di masa datang dari aktiva-aktiva manusia milik perusahaan. 2.7 Metode Pencatatan Akuntansi Sumber Daya Manusia Pengukuran akuntansi sumber daya manusia dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar aktiva sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Terdapat dua metode pengukuran yang bisa diterapkan, yaitu : Human Resource Cost Accounting dan Human Resource Value Accounting. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan, pada penelitian ini menerapkan metode historical cost of human resource karena merupakan dasar pengukuran yang konsisten dengan penetapan akuntansi konvensional. Karena menurunnya harga perolehan aktiva tetap yang disebabkan semakin menurunnya nilai manfaatnya, maka diakui adanya penyusutan. Jika dalam aktiva yang berwujud fisik dikenal sebagai depresiasi, maka dalam akuntansi sumber daya manusia disebut amortisasi. Amortisasi bertujuan untuk membandingkan konsumsi dari suatu aktiva dengan manfaat yang diperoleh. Diakuinya pembentukan modal manusia sebagai aktiva, pembebanan biaya tidak dibebankan pada periode terjadinya melainkan diamortisasi dalam periode yang tidak kurang dari lima tahun. Selain karena amortisasi, alasan dibiayakannya aktiva sumber daya manusia juga disebabkan oleh suatu kondisi yang mengharuskan sumber daya manusia untuk disesuaikan, antara lain dapat disebabkan pengunduran diri pegawai dari perusahaan atas kemauan sendiri, pemecatan, kematian dan dapat

disebabkan bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Apabila suatu perubahan yang ada dalam masa manfaat yang diharapkan dari seseorang terjadi, maka aktiva tersebut memerlukan penyesuaian. Dalam penyesuaian aktiva sumber daya manusia analog dengan penyesuaian pada aktiva fisik. Pencatatan akuntansi sumber daya manusia dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Sebagai investasi masa panjang pada neraca dan diamortisasikan sesuai dengan masa manfaat. Posisi di neraca sebelah debet jika penambahan dan di sebelah kredit jika pengurangan. 2. Sebagai aktiva tak berwujud yang tidak langsung diakui sebagai goodwill dan kemudian berdiri sendiri. Posisi di neraca debet jika ada penambahan dan kredit jika pengurangan. 3. Diperlakukan sebagai beban yang ditangguhkan dalam akuntansi konvensional dalam hal penangguhan biaya penelitian dan pengembangan karyawan. Sedangkan tujuan penyajian akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan efisien. 2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pemakai dalam rangka memperoleh, mengembangkan, menempatkan, mengkonversi, menggunakan, mengevaluasi dan menghargai sumber daya manusia (human resource). 3. 4. Menyediakan alat pengukur cost dan value dari manusia sebagai aktiva organisasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Memotivasi manajer untuk menghargai akibat pengambilan keputusan usaha atas sumber daya manusia (human resource). Dalam neraca, sumber daya manusia diakui sebagai aktiva (asset) karena manfaat yang diharapkan berkaitan dengan periode untuk masa yang akan datang. Selanjutnya asset ini dimasukkan sebagai nilai bersih investasi sumber daya manusia (net investment in human resource). Formula pengukuran nilai bersih aktiva sumber daya manusia adalah : kerangka kerja untuk membantu manajer dalam menggunakan sumber daya manusia (human resource) secara efektif dan

opening value + cost of input cost of output Dimana : Opening value adalah persediaan sumber daya manusia di tangan pada awal tahun. Cost of input adalah semua biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai sumber daya manusia, termasuk biaya perekrutan, pelatihan, pengenalan, dan pengembangan, biaya transfer masuk pegawai dari unit yang lain, biaya gaji dan upah pegawai baru, penempatan pegawai. Cost of output adalah semua biaya yang dibebankan perusahaan terhadap pegawai karena menurunnya nilai sumber daya manusia, termasuk di dalamnya rugi karena perpindahan pegawai (baik karena pemecatan atau tidak), keluarnya pegawai sebelum masa amortisasinya habis dan biaya amortisasi sumber daya manusia. Setelah dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai bersih dari asset tersebut, maka nilai tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Tunggal (1994:34-36) terdapat empat metode yang memungkinkan penyajian investasi sumber daya manusia dalam laporan keuangan : 1. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam surat direksi (president letter) dari laporan tahunan corporate termasuk informasi mengenai pengeluaran-pengeluaran untuk sumber daya manusia. 2. 3. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam suatu aktiva tak berwujud (a statement of intangibles). Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam laporan performa yang belum diaudit perusahaan yang menunjukkan investasi sumber daya manusia. 4. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam laporan tahunan corporate dengan memasukkannya ke laporan keuangan konvensional. 2.8 Perlakuan Akuntansi Sumber Daya Manusia Pengakuan SDM sebagai aktiva didasarkan pada hal sebagai berikut : Kriteria Pengakuan - Manfaat Ekonomis Kesesuaian dengan SAK 2007 pasal 19 Mempunyai manfaat ekonomis bagi perusahaan sekarang dan yang akan datang sesuai dengan

SAK 2007 pasal 19 paragraf 20. Nilai atau biaya yang dapat diukur Mempunyai nilai yang dapat diukur dengan handal yaitu biaya akuisisi, biaya pendidikan dan latihan sesuai dengan SAK 2007 pasal 19 paragraf 20. Pengakuan Aktiva Waktu Pengakuan Diakui sebagai aktiva SDM pada aktiva lain-lain. Hal ini tidak menyimpang dari SAK 2007. Aktiva SDM diakui pada saat dikeluarkan kas untuk biaya akuisisi maupun biaya pengembangan SDM.

2.9 Pengukuran Aktiva SDM 1. Kapitalisasi Aktiva SDM Kapitalisasi SDM di dalam aktiva dapat dihitung sebagai berikut :
Kapitalisa siAktiva = BiayaAkuisisi + BiayaDiklat

2. Amortisasi Aktiva SDM Amortisasi Aktiva SDM dapat dihitung sebagai berikut : Amortisasi Tahun 2005
AmortisasiTahun 2005 = AktivaSDM UmurEkonomis

Dimana umur ekonomis yang digunakan adalah 10 tahun Amortisasi Tahun 2006
AktivaSDMTahun 2006 AmortisasiTahun 2006 = AmortisasiTahun 2005 + UmurEkonomis

Amortisasi Tahun 2007

AktivaSDMT AmortisasiTahun 2007 = AmortisasiTahun 2005 + AmortisasiTahun 2006 + UmurEko

3. Investasi Bersih Aktiva SDM Investasi Bersih Aktiva SDM dapat dihitung sebagai berikut :
InvestasiBersihAktivaSDM 2005 = AktivaSDM2005 Amortisasi InvestasiBersihAktivaSDM 2006 = (AktivaSDM2005+AktivaSDM2006) - Amortisasi
InvestasiBersihAktivaSDM2007 = (AktivaSDM2005+AktivaSDM2006+AktivaSDM2007) Amortisasi

2.10 Pencatatan Akuntansi Sumber Daya Manusia 1. Pencatatan Aktiva Aktiva SDM Kas xxxxxx xxxxxx

2. Pencatatan Amortisasi Amortisasi Akuntansi SDM Akumulasi Amortisasi Akuntansi SDM xxxxxx xxxxxx

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan IAI (2007:49) menyatakan bahwa unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau ekuitas, perhatian perlu ditunjukkan pada substansi yang mendasar serta realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Pencatatan aktiva dilakukan dengan mendebet akun aktiva dan mengkredit akun kas sebesar harga perolehan. Pada akhir periode dilakukan penyusutan atau depresiasi untuk aktiva berwujud dan amortisasi untuk aktiva tidak berwujud. Akun depresiasi atau amortisasi dicatat pada sisi debet dan akumulasi depresiasi di sisi kredit sebagai kumpulan biaya depresiasi pada periode bersangkutan.

2.11 Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu Qibtiyah (2000) menyatakan bahwa laba, modal sendiri, dan aktiva laporan keuangan yang menggunakan Akuntansi Sumber Daya Manusia lebih besar dibanding akuntansi konvensional. ROI, NPM, ROE, dan TATO lebih kecil dibanding akuntansi konvensional. TATO kecil menunjukkan ketidakefisienan penggunaan aktiva untuk menghasilkan volume penjualan. Sementara itu debt ratio dan debt to equtiy ratio lebih besar untuk menutupi kewajiban terhadap pihak luar. Selanjutnya Maysyaroh (2001) menyatakan bahwa penggunaan konsep akuntansi sumber daya manusia dapat memperbaiki kontribusi laba bersih (sebesar biaya yang dikeluarkan untuk perolehan dan pengembangan sumber daya manusia) dan peningkatan ROI yang dapat digunakan sebagai informasi untuk mengambil keputusan manajemen yang tepat. Informasi menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki. Lebih lanjut lagi Sulistyowati (2003) menyatakan aplikasi akuntansi sumber daya manusia memunculkan akun baru investasi bersih aktiva sumber daya manusia pada sisi aktiva lain-lain, akun hutang pajak ditangguhkan, dan laba ditahan dari aktiva sumber daya manusia. Selisih pajak di neraca sebagai hutang pajak penghasilan yang ditangguhkan dan selisih laba disajikan di neraca sebagai laba ditahan dari aktiva sumber daya manusia. Penelitian ini menunjukkan laba akuntansi sumber daya manusia lebih tinggi dibanding penggunaan akuntansi konvensional. Rasio profitabilitas juga lebih baik dibanding akuntansi konvensional. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muzaqqi (2003) yang menyatakan bahwa penyusunan laporan keuangan menggunakan akuntansi sumber daya manusia menunjukkan peningkatan perolehan sisa hasil usaha yang ditransfer ke neraca sehingga terdapat pertambahan modal. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Pangesti (2003) menyatakan bahwa konsep akuntansi sumber daya manusia sebaiknya diterapkan di PT. IMDI karena dapat memberikan informasi kuantitatif khususnya mengenai sumber daya manusia sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena bertujuan untuk menggali informasi dan menggambarkan mengenai sumber daya manusia pada PT. Indosat dan PT. Excelcomindo serta untuk mengadakan orientasi pendahuluan terhadap perlakuan dan penyajiannya akuntansi sumber daya manusia pada laporan keuangan. Hasil selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk analisis secara lebih mendalam sehingga dapat diketahui dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan. 3.2 Ruang Lingkup Penelitian 1. Perlakuan akuntansi sumber daya manusia meliputi proses pengakuan sumber daya manusia sebagai aktiva, pengukuran aktiva sumber daya manusia dan pencatatan aktiva sumber daya manusia 2. Penyajian akuntansi sumber daya manusia adalah pelaporan aktiva sumber daya manusia pada laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba-rugi dan catatan atas laporan keuangan periode 2005-2007. Hasil pelaporan tersebut kemudian dibandingkan dengan laporan keuangan konvensional periode 2005-2007. 3.3 Definisi Operasional Penelitian ini memuat dua variabel yaitu perlakuan akuntansi sumber daya manusia dan penyajian akuntansi sumber daya manusia pada laporan keuangan. Adapun definisi dua variabel tersebut: 1. Perlakuan akuntansi sumber daya manusia adalah proses pengakuan dan pengukuran aktiva sumber daya manusia yang dipergunakan untuk mengetahui gambaran laporan keuangan PT. Indosat dan PT. Excelcomindo. 2. Penyajian akuntansi sumber daya manusia adalah pelaporan biaya pembentuk sumber daya manusia PT. Indosat dan PT. Excelcomindo yang

termuat dalam laporan neraca, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan. 3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian yaitu informasi mengenai sumber daya manusia perusahaan berupa biaya sumber daya manusia (biaya perekrutan, biaya diklat) dan faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan nilai sumber daya manusia dan biaya-biaya yang timbul karena hal tersebut. Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain atau tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya yaitu data yang dapat mendukung data primer. Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan pada tahun 2005, 2005, dan 2007 serta data-data lain seperti buku-buku yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh meliputi biaya- biaya sumber daya manusia (biaya perekrutan, biaya diklat), laporan neraca dan laporan laba rugi serta catatan atas laporan keuangan pada tahun 2005, 2006, dan 2007. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pemgumpulan data adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan-catatan yang

sudah ada. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dokumendokumen dan arsip yang berhubungan dengan penelitian. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian disusun berdasarkan tujuan penelitian dan perumusannya bertitik tolak dari variabel yang telah ditentukan, kemudian dijabarkan menjadi sub variabel dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang diukur. Penelitian ini bertitik tolak dari dua variabel yaitu perlakuan akuntansi sumber daya manusia dan penyajian akuntansi sumber daya manusia pada laporan keuangan. Variabel perlakuan dijabarkan dalam sub variabel kapitalisasi, aktiva sumber daya manusia, penghitungan biaya amortisasi, dan nilai investasi bersih aktiva sumber daya manusia. Sementara itu variabael penyajian dijabarkan dalam sub variabel neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan periode 2005-2007. Untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan menggunakan alat analisis kinerja sebagai berikut: Rasio Likuiditas: Current Rasio = Aktiva Lancar Hutang Lancar Acid Test Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Rasio Leverage: Total Debt to Total Capital = Hutang Lancar + Hutang J.Panjang Total Aktiva Times Interest Earned = Laba Usaha (EBIT) Bunga Hutang Jk. Panjang

Rasio Profitabilitas: Return On Investment = Laba Bersih Sesudah Pajak Total Aktiva Operating Profit Margin = Laba Operasi Penjualan Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Hasil analisis dari kinerja keuangan tersebut kemudian akan dibandingkan

sehingga dapat diketahui apakah kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan atau tidak bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia.

DAFTAR PUSTAKA Belkaoui, Ahmed Riahi. 1994. Teori Akuntansi. Alih Bahasa oleh Erwin Dukat dkk. Yogyakarta: Akuntan Group. Gomes, Fautinus Cordoso. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Harahap, Sofyan Safri. 2001. Teori Akuntansi: Suatu Pengantar Akuntansi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikhsan Arfan. 2008. Akuntansi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Juwitasari, Wahyuni. 2001. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Guna Prima Kediri. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Muzaqqi, Fuat. 2003. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Kristen Mojowarno Jombang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri Malang. Pangesti, Vivit Eza. 2003. Analisa Biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia Sebagai Dasar Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada PT. IMDI (Indo Murni Dairy Industry). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Qibtiyah, Isti Apriani. 2000. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Penyajiannya dalam Laporan Keuangan (Studi Kasus pada PT. Petrokimia Gresik). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Sulistyo, Erna. 2003. Aplikasi Akuntansi Sumber Daya Manusia Terhadap Biaya Pelatihan (Training Cost) (Studi pada Perum Jasa Tirta I Malang). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Tuannakota, M. Thedorus. 1986. Teori Akuntansi Buku II. Jakarta: BPFE-UI.

You might also like