You are on page 1of 3

Judul : 3600 Detik Penulis : Charon Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Cetakan : Pertama, Mei 2008 Tebal

: 208 halaman Gramedia kembali dengan novel Teenlitnya. 3600 Detik adalah novel yang kembali dihadirkan oleh salah satu penerbit besar di Indonesia itu. Charon, begitu nama penulis novel ini yang kemungkinan besar bukan nama asli (kalo asli sorry de). Novel setebal 208 halaman ini berkisah tentang Sandra yang hidupnya sangat berantakan akibat perceraian kedua orang tuanya. Dan hatinya semakin sakit ketika ayahnya memutuskan agar ia tinggal bersama ibunya, yang selama ini tidak pernah dekat dengannya. Itu lah yang membuat hidupnya berantakan. Ia menjadi remaja yang bandel. Berulang kali ia dikelukan dari sekolah karena kenakalannya, berulang kali pula ia pindah sekolah. Walau dengan sikap dingin yang ditunjukkan pada ibunya, sang ibu tetap sayang padanya. Ibunya memutuskan untuk pindah kota. Menurut ibunya, mungkin suasana dan lingkungan baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun di sekolahnya yang baru, Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya dikeluarkan lagi. Sandra beranggapan semua ini ia lakukan untuk membalas rasa sakitnya pada kedua orang tuanya. Ia bertekad akan membuat ulah agar para guru tak tahan terhadapnya. Ternyata perkiraannya meleset. Pak Donny, sangat sabar menghadapinya. Wali kelasnya itu berpendapat, mengeluarkan Sandra berarti menuruti keinginannya. Entah kenapa Sandra berhasil bertahan lebih dari seminggu di sekolah barunya itu. Lambat laun sifatnya pun berubah. Orang tua maupun gurunya heran. Ternyata perubahan Sandra dikarenakan adanya Leon di sekolah itu. Leon adalah anak rumahan yang manis, bintang pelajar, sopan, tekun, pianis, dan berhasil merubah sikap Sandra. Walau Leon dan Sandra berbeda seratus delapan puluh derajat, mereka berteman sangat akrab. Tidak hanya hidup Sandra yang berubah, Leon pun turut berubah semenjak mengenal Sandra. Hidupnya lebih berwarna dengan kehadiran Sandra yang berbeda dari lainnya. Leon yang menderita penyakit jantung merasa hidupnya kembali normal ketika berada di dekat Sandra. Sampai akhirnya tiba, ia merasa sangat bahagia menjadi manusia normal seutuhnya ketika Sandra mengajaknya untuk merasakan hidup yang sesungguhnya di luar sana, bukan di rumah, di sekolah, atau di rumah sakit saja. Memang sebenarnya cerita ini sudah basi, tapi sang penulis bisa menghadirkan konflik lain yang sangat mendukung cerita ini hingga menjadi berbeda. Novel ini sangat cocok dijadikan salah satu literatur para remaja untuk menjalani hidup di dunia yang (kata orang) fana ini.

Marissa kesal sekali ketika harus ikut ayahnya ke Gedung Albratoss. Itu artinya dia akan bertemu Michel, mantan pacarnya. Dan itu berarti, dia juga akan bertemu Selina, musuh bebuyutannya, yang telah merebut Michel dari sisinya. Merasa frustrasi oleh situasi, tak sadar Marissa menangis di depan sebuah lukisan, dan bergumam seandainya saja ia bisa menghilang. Dan ia betul-betul menghilang... terlempar ke masa 20 tahun yang lalu, saat ia belum lahir, saat orangtuanya pun masih belum berpacaran... Bersama Wiliam, anak kecil yang ditemuinya di masa lalu, ia mengalami hal-hal yang lucu dan menyenangkan di masa lalu, hal-hal yang akan mengubah kehidupan Marissa dan Wiliam di masa depan...

Komentar gue adalah, walaupun ide novel ini mungkin sudah bukan hal baru, namun sang penulis mampu menggugah perasaan pembaca dengan caranya sendiri, bagaimana hubungan Sandra dengan kedua orang tuanya yang akhirnya membaik, kematian Leon yang telah mengubah Sandra ke arah yang lebih baik dan bagaimana sikap seorang guru yang mau memberikan kesempatan kedua bagi seorang anak bermasalah telah ikut berjasa membawa perubahan bagi Sandra. Membaca novel ini, gue jadi teringat ma2 gue, gue jadi bener2 menyadari bahwa ketika kita melawan atau berkata kasar pada orangtua kita, mereka pasti akan merasa sangat sedih, kecewa dan terluka, walaupun mungkin mereka tidak menunjukkannya secara terang-terangan di hadapan kita. Buat Ma2, I apologize for every little thing Ive done that make you cry, make you hurt, I really dont mean it, sorry Mom, I love you.

Buku ini merupakan cerita fiksi yang dikhususkan penulis untuk menyentuh hati seseorang yang membaca. Dalam buku ini banyak pesan moral yang dituangkan penulis untuk pembacanya. Buku ini membahas tentang lika-liku kehidupan seorang remaja yang harus dihadapi dengan tantangan yang berat. Isi buku ini sangat menarik untuk dibaca karena ceritanya yang bagus dan sangat fleksibel karena cerita didalamnya sangat pas dibaca oleh setiap kalangan.

Kelebihan : 1. Bisa membuat pembaca masuk dalam cerita 2. Mempunyai pesan moral yang tinggi

3. Ceritanya terstruktur dengan rapi 4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami 5. Ceritanya fleksibel Kekurangan : 1. Jalan ceritanya mudah ditebak 2. Permasalahannya terlalu sedikit 3. Terdapat kalimat-kalimat yang kurang tepat

You might also like