You are on page 1of 15

CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT

PENDAHULUAN Untuk menegakkan diagnosis penyakit kulit perlu dilihat secara kompehensif, oleh karena penyebab kulit bukan hanya terletak pada satu faktor, tetapi tergantung dari banyak faktor/penyebab. Walaupun kelainan kulit dapat dilihat dengan mata telanjang, namun dibalik kelainan tersebut banyak hal tersembunyi yang perlu mendapat perhatian. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat dan teliti. Selain harus mengetahui anatomi, fisiologi, histopatologi, dan imunologi kulit maka pengetahuan tentang epidemilogi dan jenis-jenis efloresensi kulit sangat diperlukan agar sampai pada diagnosis yang tepat.

Cara pendekatan yang komprehensif ini dikumpulkan dalam suatu himpunan data tentang riwayat perjalanan penyakit, yang dikenal sebagai status penyakit penderita (SPP). SPP mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan spesifik), pemeriksaan laboratorik (umum dan spesifik), tes-tes khusus, resume (ringkasan), anjuran pemeriksaan, diagnosis kerja, diagnosis banding, prognosis dan pengawasan perjalanan penyakit. Secara lengkap SPP dibuat sebagai berikut :

Anamnesis Anamnesis mencakup identifikasi penderita, keluhan utama dan perjalanan penyakit. Yang perlu ditanyakan pada keluhan utama ialah keluhan yang mendorong penderita untuk meminta pertolongan medis.

Perjalanan penyakit mencakup :

Sejak kapan mulai sakit (berapa hari, minggu, bulan) Bagaimana dan berupa apa kelainan sejak awal (merah-merah, bintik-bintik, luka dsb) Dimana kelainan pertama kali timbul (kaki, kepala, wajah, anggota gerak)

Apakah menjalar/tidak, atau hilang timbul Apakah gatal, sakit atau bagaimana Apakah keluar cairan/kering Obat yang telah digunakan, bagaimana pengaruh obat tersebut, apakah penyakit membaik, memburuk atau menetap

Sosio ekonomi keluarga, jumlah keluarga, cara hidup, dan penyakit dalam keluarga atau pasa individu disekitarnya Apakah timbulnya penyakit berkaitan dengan suatu sebab, misalnya akibat pekerjaan, lukaluka akibat benda tertentu, hubungan dengan musim atau akibat suatu faktor dalam lingkungan.

Mengenai keluarga harus ditanyakan :

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan keadaan umum adalah penting dan erlu dicari hubungannya dengan penyakit kulit yang sedang diderita. Pemeriksaan kulit sendiri harus dikerjakan ditempat terang, jika perlu dengan bantuan kaca pembesar. Pertama-tama harus ditentukan lokalisasi kelainan, yaitu secara : Regional : r. fasialis, r. torakalis, r. abdominalis Dengan regio relatif : 1/3 tengah lengan kanan, dll Diatas lokalisasi tersebut dicari efloresensi atau ruam kulitnya. Ada dua jenis ruam kulit :

Ruam kulit primer Makula adalah efloresensi primer yang hanya berupa perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea versikolor, morbus Hansen. Eritema adalah makula yang berwarna merah, seperti pada dermatitis, lupus erimatosus. Papula adalah penonjolan padat diatas permukaan kulit, berbatas tegas, berukuran kurang dari 1 cm. Nodula sama seperti papula tetapi diameternya lebih besar dari 1 cm, misalnya prurigo nodularis.

Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter kurang dari 1 cm, misalnya pada varisela, herpes zoster. Bula adalah vesikel dengan diameter lebih besar dari 1 cm, misal pada pemfigus, luka bakar. Jika vesikel/bula berisi darah disebut vesikel/bula hemaragik . Jika bula berisi nanah disebut bula purulen. Pustula adalah vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis pustulosa. Urtika adalah penonjolan di atas kulit akibat edema setempat dan dapat hilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan gigitan serangga. Tumor adalah penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan jaringan tubuh. Kista adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid

Ruam kulit sekunder

Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa sisik halus (TV), sedang (dermatitis), atau kasar (psoriasis). Skuma dapat berwarna putih (psoriasis), cokelat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis). Krusta adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah), atau cokelat (asal darah, nanah, serum). Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis kontak dan ektima. Ulkus adalah kerusakan kulit (epidermis dan drmis) yang memiliki dasar, dinding, tepi dan isi. Misal ulkus tropikum, ulkus durum.

Rhagaden adalah belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam misal pada keratoskisis, keratodermia. Parut (sikatriks) adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. Jaringan ikat ii dapat cekung dari kulit sekitarnya (sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal (eutrofi/luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang. Keloid adalah hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas. Abses adalah efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah di dalam jaringan. Misalnya abses bartholini dan abses banal. Likenifikasi adalah penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relief kulit tampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis. Guma adalah efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif, kronik, dengan penyebaran pertiginosa. Misal pasa sifilis gumosa. Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak lebih hitam dari sekitarnya. Misal pad melasma, dan pasca inflamasi. Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih dari sekitarnya, misalnya pada skleroderma dan vitiligo.

Ada beberapa efloresensi khusus, yaitu : Kanalikuli yaitu ruam kulit berupa saluransaluran pad stratum korneum, yang timbul sejajar denga permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies. Milia (= White head) ialah penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna putih, yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne sistika. Komedo (=Black head) ialah ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea dipermukaan kulit, seperti agne.

kemerahan, dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis Eksantema adalah ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam, seperti pada demam berdarah. Roseola ialah eksantema lentikuler berwarna merah tembaga seperti pada sifilis dan frambusia. Purpura yaitu perdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak medikamentosa

Lokalisasi/Penyebaran :

Soliter, bila hanya satu lesi (ulkus dulum). Multiple, bila lesi banyak (varisela). Regional, bila menyerang satu regio; pada prurigo, urtikaria. Diskrit, lesi-lesi terpisah satu dengan yang lain; pada ektima Simetris, mengenai kedua belahan badan yang sama; pada dermatitis medikamentosa. Bilateral, menyerang kedua belahan badan seperti pada varisela, variola. Universal, bila seluruh tubuh terkena; misalnya MH lepromatosa. Unilateral, menyerang sebelah badan seperti pada herpes zoster. Generalisata, bila seluruh/hampir seluruh tubuh terkena seperti pada eritroderma.

Pemeriksaan Laboratorik/Spesifik

Agar diagnostik lebih pasti harus ditunjang dengan pemeriksaan laboratorik dan pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah : Pemeriksaan darah rutin, faeses dan kemih, serta kimia darah. Pemeriksaan sediaan apus basah seperti pemeriksaan terhadap hifa (dengan KOH 10 %), trikomonas (NaCl 0,9 %). Pemeriksaan sekret/bahan-bahan dari kulit dengan pewarnaan khusus, seperti Gram (untuk bakteri), Ziehl Nielsen untuk basil tahan asam, gentien violet untuk virus, mikroskop lapangan gelap untuk spirokaeta, pemeriksaan cairan gelembung (untuk menghitung eosinofil) dan pemeriksaan sel Tzanck. Pemeriksaan serologik untuk sifilis, frambusia. Pemeriksaan dengan sinar wood terhadap infeksi jamur kulit. Pemeriksaan terhadap alergi: uji gores, tetes, temple, tusuk dan uji suntik. Pemeriksaan histopalogi.

Ringkasan Merupakan ringkasan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorik yang menunjang ke arah diagnosis. Tidak perlu menggulangi semuanya tetapi cukup dipusatkan pada hal-hal yang menyokong diagnosis.

Diagnosis Banding Berdasarkan hasil pemeriksaan spesifik dan ringkasan, dipikirkan beberapa penyakit yang mempunyai perjalanan/gejala/tanda serta hasil pemeriksaan laboratorik yang hampir sama, dan ini dicatat dalam diagnosis banding.

Diagnosis Kerja Merupakan diagnosis yang kemungkinannya paling besar. Pemeriksaan Anjuran Merupakan pemeriksaan yang masih perlu dilakukan untuk menyokong atau mempertajam diagnosis kerja yang sudah ditegakkan. Penatalaksanaan Semua tindakan yang diperlukan untuk mengurangi penderitaan dan untuk menghindari rekurensi penyakit. Dalam hal ini ada pengobatan umum yang bertujuan mengurangi rekurensi dan pencegahan selanjutnya. Sedangkan pengobatan khusus adalah semua tindakan yang berguna untuk mengobati/mengurangi penderitaan yang kini dialami, dapat berupa pemberian obat-obat sistemik maupun topikal.

Prognosis Memperkirakan perjalanan akhir penyakit. Pengawasan Lanjutan Mempertahankan perjalanan penyakit serta hasil pengobatan atau tindakan yang telah dilakukan.

You might also like