You are on page 1of 6

Ujang Fahmi/ 20040510197 Politik luar negeri/ Kelas A/ Dosen: Drs. Djumadi Anwar, M.

Si Hubungan Internasional/ Universitas Muhammadiyah Yogyakarta HUBUNGAN BILATERAL RI MESIR A. Hubungan Bilateral di Bidang Politik Mesir merupakan salah satu negara terkemuka dan pertama yang memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia pada 18 November 1946. Kurang dari setahun kemudian, tepatnya pada 10 Juni 1947, secara resmi kedua negara membuka hubungan diplomatik melalui penandatanganan Perjanjian Persahabatan (Treaty of Friendship and Cordiality), yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan perwakilan RI di Cairo pada 1949. Sejak menjalin hubungan diplomatik, kedua negara senantiasa menjaga hubungan yang baik dan erat secara politis. Hubungan yang baik dan akrab tersebut ditandai antara lain dengan intensitas kunjungan pejabat antara kedua negara, kesamaan pandangan dalam berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, dan koordinasi serta saling dukung dalam pencalonan masing-masing di berbagai organisasi dan forum internasional. Untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang, kedua negara telah menyepakati pembentukan forum Konsultasi Bilateral di tingkat Pejabat Senior Kementerian Luar Negeri masing-masing sejak tahun 2001 dengan ditandatanganinya MoU on Consultation. Pertemuan Konsultasi Bilateral telah dilaksanakan sebanyak empat kali, dua kali di Indonesia, (di Bali, 1920 Juli 2004 dan di Jakarta, 14 Agustus 2006) dan dua kali di Mesir (di Cairo, 910 Mei 2005 dan 29 Oktober 2008). Melalui forum tersebut, kedua negara membahas berbagai isu hubungan dan kerja sama bilateral serta melakukan pertukaran pandangan tentang berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama. Mengenai proses perdamaian di Timur Tengah, pada prinsipnya Indonesia memiliki posisi yang sama dengan Mesir tentang perlunya penyelesaian konflik Arab-Israel pada tiga jalur yang ada (Palestina-Israel, Libanon-Israel dan Suriah-Israel) sesuai dengan resolusi-resolusi PBB yang relevan dan kesepakatan-kesepakatan yang pernah dicapai oleh pihak-pihak yang bertikai. Dalam kaitan ini, Indonesia mendukung tuntutan penarikan diri Israel dari seluruh tanah Arab yang didudukinya pada perang tahun 1967. Indonesia juga mengakui peran penting dan strategis Mesir dalam proses perdamaian Timur Tengah, khususnya dalam penyelesaian masalah-masalah Palestina-Israel, terlebih mengingat bahwa secara geografis Mesir berbatasan langsung dengan sebagian wilayah Palestina, yakni Jalur Gaza. Selain itu, Indonesia mendukung berbagai upaya dan peran Mesir dalam penyelesaian masalah Palestina, termasuk upaya rekonsiliasi antarfaksi Palestina dan pemulihan kembali perundingan damai Palestina-Israel. Lebih dari sekadar dukungan, Indonesia berkomitmen untuk ikut berperan aktif dan berkontribusi secara komplementer terhadap berbagai upaya pemajuan proses perdamaian Timur Tengah, termasuk upaya yang dilakukan Mesir.

B. Kerja sama Ekonomi, Investasi dan Perdagangan


1

Indonesia dan Mesir telah menyepakati sejumlah perjanjian di bidang ekonomi, di antaranya: 1. Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the United Arab Republic for Air Services between and beyond their respective territories (11 Agustus 1964) 2. Agreement on the Promotion and Protection of Investment (19 Januari 1994) 3. Trade Agreement (23 Juni 1997), Agreement on the Avoidance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion with Respect to Taxes on Income (13 Mei 1998) 4. Memorandum of Understanding (MoU) between Central Bank of Egypt and Bank Indonesia (14 Mei 1998), MoU on Small and Medium Enterprises Cooperation (17 Juni 2000) 5. MoU on Development of Syari'ah Financing Schemes for Small and Medium Enterprises in Indonesia (10 Agustus 2004), serta MoU on Veterinary Services and Quarantine Cooperation (18 Juni 2005) Untuk lebih meningkatkan kerjasama, kedua negara memiliki forum Sidang Komisi Bersama (SKB) atau Joint Commission pada tingkat Menteri, di mana sidang terakhir (kelima) komisi itu telah berlangsung di Jakarta, 3-4 April 2007. Pada SKB tersebut, kedua negara telah menandatangani sebuah umbrella agreement, yaitu Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Arab Republic of Egypt on Economic and Technical Cooperation yang selanjutnya diikuti oleh penandatanganan tiga buah nota kesepahaman, yaitu: 1) Memorandum of Understanding Between the National Standardization Agency of the Republic of Indonesia and the Egyptian Organization for Standardization and Quality of the Arab Republic of Egypt on Standardization Cooperation. 2) Memorandum of Understanding Between the National Agency for Export Development (NAFED) of the Republic of Indonesia and the General Organization for International Exhibition and Fairs (GOIEF) of the Arab Republic of Egypt on Cooperation in Exhibitions and Fairs. 3) Memorandum of Understanding Between the Batam Industrial Development Authority (BIDA) of the Republic of Indonesia and the General Authority for Investment and Free Zones (GAFI) of the Arab Republic of Egypt on Free Zone Cooperation. Dalam hal aktifitas ekonomi, hubungan Indonesia-Mesir dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Di bidang Investasi, Indonesia lebih banyak melakukan investasi skala besar di Mesir, seperti investasi yang dilakukan oleh Indorama di sektor tekstil dengan nilai investasi sebesar USD 30.72 juta pada 2007, Kedaung Industrial Group berinvestasi sebesar USD 100 Juta pada tahun 2008 dengan mendirikan sebuah pabrik kaca dengan nama Pyramid Glass di kawasan Borg El-Arab Alexandria, dan investasi di bidang produk makanan dengan berdirinya pabrik Indomie di kawasan Badr City yang telah beroperasi sejak akhir 2009. Di bidang kerjasama teknik, Indonesia dan Mesir saling menawarkan dan memanfaatkan berbagai program unggulan masing-masing: Indonesia di bidang micro finance dan penyuluhan pertanian, sedangkan Mesir di bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Selain itu, kedua negara banyak bertukar pengalaman dan informasi melalui berbagai interaksi yang dilakukan oleh para pejabatnya dalam sejumlah kunjungan. Di bidang ketenagakerjaan, saat ini Mesir banyak didatangi oleh tenaga kerja profesional dari Indonesia yang berkecimpung di berbagai sektor, terutama di sektor perminyakan,
2

pariwisata dan industri. Di luar itu semua, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Mesir juga tidak hanya dilakukan melalui forum bilateral, tetapi juga melalui berbagai forum regional dan multilateral seperti WTO, G-15, D-8, AMED dan OKI. Begitu pula dengan perdagangan, Indonesia dan Mesir mengalami tren kenaikan pertukaran dagang pada beberapa tahun terakhir. Total perdagangan kedua negara pada tahun 2008 dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan drastis sebesar 500% dengan kenaikan ekspor Indonesia sebesar 464% dan kenaikan impor dari Mesir sebesar 682%. Neraca Perdagangan Indonesia-Mesir 2003-2008 (Nilai: Ribu USD) 2003 TOTAL EKSPOR IMPOR SURPLUS 2004 2005 2006 2007 2008 1.000.759,3 790.745,5 210.013,9 580.731,6

201.120,9 215.593,2 330.542,0 514.421,0 638.893,6 170.350,7 197.267,7 290.485,4 464.243,4 589.556,3 30.770,2 18.325,6 40.056,6 50.177,5 49.337,3

139.580,4 178.942,1 250.428,7 414.065,9 540.219,1 Sumber: BPS (diolah)

Secara tradisional, produk utama Indonesia yang masuk ke pasar Mesir adalah minyak kelapa sawit, serat dan benang, produk kertas, plywood, kopi, sabun, pecah belah, pakaian jadi, mebel, bahan kimia, kapas, tetes tebu, dan produk karet seperti ban. Adapun produk utama Mesir yang diimpor Indonesia antara lain adalah fosfat, kapas, tetes tebu, pupuk kimia, kurma dan buah-buahan, karpet, produk tekstil dan benang katun. Dalam dua tahun terakhir, upaya diversifikasi telah berhasil menambah jenis komoditi ekspor Indonesia ke Mesir dengan masuknya alloy wheel, car battery, office furniture, wooden & rattan furniture (indoor & outdoor), paper products, toilet tissue paper, baby care product, skincare, beauty soap, shampoo, tooth paste, herbal cosmetics, food stuff, glassware, plastic ware, salt dan handicraft. Dengan kenaikan pertukaran dagang yang pesat, Mesir telah menjadi salah satu pasar non-tradisional terbesar bagi produk-produk ekspor Indonesia yang dapat dilihat dari besarnya total perdagangan Indonesia-Mesir pada 2008 yang mencapai hampir USD 1,1 miliar. Total nilai perdagangan kedua negara tersebut telah melampaui target total perdagangan tahun 2010 sebesar USD 1 miliar yang pernah dicanangkan dalam SKB Indonesia-Mesir kelima pada 2007. Hal ini dapat terlihat pula dalam Trade Expo Indonesia (TEI) pada 2008 dan 2009 yang berhasil mencatat transaksi antara pengusaha Mesir dan Indonesia masing-masing dengan nilai USD 28,47 juta dan USD 24,4 juta yang menempatkan Mesir sebagai mitra dagang non-tradisional terbesar Indonesia dalam kedua TEI tersebut. Peluang kerja sama ekonomi Indonesia dengan Mesir, khususnya di bidang investasi dan perdagangan masih terbuka lebar karena didukung oleh beberapa faktor, antara lain: 1) Posisi geo-strategis Mesir dengan keberadaan terusan Suez yang menjembatani Asia, Afrika dan Eropa. 2) Jumlah penduduk hampir 83 juta (terbesar di Timur tengah dan kedua di Afrika) dengan pendapatan per kapita sekitar USD 5.800 (berdasarkan purchasing power parity - PPP).

3) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi 7,1 % (2006-2007), 7,5 % (2007-2008) dan bahkan pada masa krisis (2008-2009) Mesir berhasil mencapai pertumbuhan 4,5%, sehingga dari tahun ke tahun daya beli masyarakat Mesir terus meningkat dan jumlah kalangan menengah semakin tumbuh. 4) Sebagai gerbang untuk mengakses berbagai pasar di kawasan Eropa, Afrika, Timur Tengah dan bahkan Amerika Serikat, Mesir memiliki berbagai kesepakatan perdagangan bebas dengan berbagai pihak, antara lain: COMESA (Common Market for Eastern and Southern Africa Agreement); Agadir Agreement (negara-negara Arab di kawasan Laut Tengah) Greater Arab Free Trade Area; Pan Arab Free Trade Area; FTA dengan Turki; EFTA (FTA dengan Islandia, Lichtenstein, Norwegia dan Swiss); Egypt EU Partnership; Skema Qualifying Industrial Zone dengan AS (produk mesir dapat masuk ke Amerika Serikat tanpa bea masuk selama mengandung komponen dari Israel sebanyak 11.7%) C. Kerjasama Sosial Budaya dan Pendidikan Hubungan sosial dan budaya antara Indonesia Mesir telah ada sejak pertengahan abad ke19, dimana puluhan mahasiswa asal Nusantara yang dikenal dengan Ruwaq Jawi telah menuntut ilmu di Al Azhar Kairo. Mesir maupun Al Azhar masih merupakan universitas utama tujuan pelajar Indonesia yang ingin lebih memperdalam ilmunya tentang agama Islam. Dalam pelaksanaan hubungan kerjasama bilateral Indonesia-Mesir di bidang sosial budaya dan pendidikan, terdapat beberapa perjanjian kerjasama yang menjadi payung bagi terlaksananya kerjasama tersebut. Beberapa perjanjian kerjasama itu diantaranya adalah: Perjanjian Kerjasama Budaya antara Indonesia dan Mesir yang ditandatangai pada tanggal 10 Oktober 1955; Protokol Kerjasama Penerangan Pemerintah RI dan Pemerintah Mesir ditandatangani tanggal 19 Oktober 1972; Persetujuan LKBN ANTARA-MENA yang ditandatangani di Cairo tanggal 12 Oktober 1977; Joint Communique antara Persatuan Wartawan Indonesia- Persatuan Wartawan Indonesia Mesir dan organisasi jurnalistik Indonesia pada tahun 1983; MoU bidang pariwista yang ditandatangai pada tanggal 19 Januari 1984; Protocol of Cooperation in the Field of Information and Between the Department of Information of the Republic of Indonesia and the Ministry of State for Information of the Arab Republic of Egypt tahun 1984 ditandatangani di Cairo tanggal 18 Mei 1984; Protokol kerjasama bidang agama dan wakaf 11 Mei 1992 MoU on Youth and Sport ditandatangani pada tanggal 18 September 1994; Mou bidang Iptek 7 September 1995; Perjanjian kerjasama keilmuan dan pendidikan antara Depag RI dengan Al-Azhar 19 Januari 1996; Perjanjian pembukaan SD dan Sekolah Menengah AL-Azhar di Jakarta 28 September 1999; Protokol kerjasama bidang informasi ditandatangani tanggal 19 Maret 2003; MoU antara berbagai universitas Indonesia dan Mesir.
4

Indonesia aktif dalam melaksanakan beragam kegiatan budaya baik yang bersifat promosi maupun melalui kerja sama dengan berbagai pusat-pusat kebudayaan di Mesir. Tahun 2009 saja, KBRI Cairo telah berpartisipasi dalam kegiatan seperti 6th international Cultural Day di 6 October University pada bulan Maret 2009, "Ramadhan Lifestyle in Indonesia" pada tanggal 6 September 2009 di Cairo Opera House dan hari anak nasional Mesir di Suzanne Mubarak Library tanggal 22 November 2009. Salah satu kegiatan utama promosi budaya Indonesia kepada masyarakat Mesir adalah kursus bahasa Indonesia yang telah dibuka kembali sejak tanggal 3 Agustus 2008 oleh Pusat Kebudayaan dan Informasi (PUSKIN). Tujuan dari dibukanya kelas baru tersebut agar para siswa maupun rakyat Mesir bisa mempelajari bahasa dan budaya Indonesia dan juga dapat semakin meningkatkan people to people contact antar kedua bangsa serta menjadi bridge builder untuk saling mengenalkan budaya kedua bangsa. Melalui promosi di media massa, jumlah siswa PUSKIN yang hanya 16 orang pada tahun 2008 dapat ditingkatkan pada tahun 2009 menjadi 120 siswa, yang terdiri dari beragam profesi masyarakat Mesir. Sementara itu dalam rangka peningkatan kerjasama pemuda telah dilaksanakan Program Indonesia-Egypt Youth Exchange-IEYE 2007. Sebanyak 24 orang warga Negara Mesir, terdiri dari 20 mahasiswa/i, 2 wartawan travel writers (Al Ahram Al Araby dan Gazette), serta 2 pendamping dari National Council for Youth telah melakukan kunjungan ke Indonsia pada bulan Agustus 2007. Bentuk promosi kerja sama lainnya yaitu berupa pengiriman wartawan Mesir ke Indonesia. Pada tahun 2005, KBRI Cairo telah mensponsori pengiriman 2 (dua) orang wartawan Mesir masing-masing Mr. Sayed Hany (wartawan SK Al Gomhouria) dan Mr. Mounir El Fishawy (wartawan majalah Islamic Tourism) untuk mengikuti program "FamTrip" yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Program serupa dilaksanakan pada Agustus 2009 dengan mengikutsertakan Jurnalis al-Ahram, Mr. Mohamed Osman sebagai peserta Presidential Friends of Indonesia. Untuk pengembangan diplomasi publik lainnya, Indonesia juga aktif melakukan diseminasi informasi melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan internasional yang diselenggarakan di Mesir, antara lain Festival Film Internasional Cairo, berbagai acara TV dan radio dan acara lainnya yang diselenggarakan berbagai pusat kebudayaan Mesir. Di bidang pendidikan, Indonesia dan Mesir terus meningkatkan hubungan yang intensif antara universitas-universitas di Indonesia dan Mesir. Sebagai perwujudan dari kerjasama itu, Universitas Al-Azhar Mesir memberikan beasiswa untuk pelajar asal Indonesia sebanyak 115 setiap tahun dengan perincian: 90 beasiswa program SI, 20 beasiswa program pasca sarjana dan 5 beasiswa pra perguruan tinggi. Pemerintah Mesir juga memberikan 5 beasiswa program S1 di Universitas Non-Al-Azhar untuk bidang Studi Ekonomi, Hukum dan Bahasa Arab. Selain itu, Universitas Minia, memberikan beasiswa bagi 10 mahasiswa UNJ untuk mengikuti pendidikan bahasa Arab selama 1 tahun. Majelis tertinggi Urusan Agama Islam, di Kementrian Wakaf Mesir memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar, pada saat ini mencapai 100 orang. Selain itu, Al Azhar mengirimkan tenaga pengajar untuk madrasah dan pesantren di Indonesia sebanyak 50 orang yang ditempatkan di berbagai lembaga pendidikan Islam di seluruh pelosok Indonesia. Al Azhar juga memberikan kesempatan pelatihan Dai bagi muballigh Indonesia selama 3 bulan bersama imam dan muballigh dari berbagai negara.

Pada tahun 2007-2008 empat orang mahasiswa asal Mesir mendapatkan beasiswa Darmasiswa dari pemerintah Indonesia. Mereka mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai bahasa Indonesia, kesenian, musik maupun kerajinan tradisional Indonesia di salah satu universitas di Indonesia. Selain beasiswa, kegiatan kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Mesir juga dilaksanakan dalam bentuk Arabic in Country Programme, pertukaran dosen, mahasiswa, Joint Research, Sandwich programme hingga rintisan kerjasama dalam program Doubledegree antara beberapa Univeritas di Indonesia dan Mesir. Dari pengembangan kerjasama pendidikan dimaksud, jumlah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Mesir pada tahun 2009 ini tercatat mencapai 5.000 orang.

You might also like