You are on page 1of 155

Saat ini manajemen pergudangan semakin berkembang dan muali dilirik sebagai salah sau poin penting dari

fungsi manajemen logistik yang berperan untuk menambah nilai dalam menyampaikan produk kepada pelanggan. Paradigma pun mulai bergeser, dari gudang sebagai pusat biaya menjadi gudang sebagai pusat asset. Dari pusat investasi menjadi pusat pemberi nilai tambah terhadap tinkat pelayanan (value added canter). Perubahan-perubahan paradigma ini menuntut manajemen pergudangan untuk lebih proaktif dalam melakukan perbaikan kinerja dan mencari peluang dalam menambah nilai yang bisadihantarkan, baik secara internal pada perusahaan maupun eksternal terhadap pelanggan.

Dengan demikian, sangat penting bagi praktisi logistik dan pergudangan untuk mulai merencanakan proses operasi di gudang secara lebih menyeruh dan koprehensif. Materi pelatihan yang disampaikan ini memungkinkan praktisi logistik dan gudang untuk melakukan perencanaan terhadap proses operasi pergudangan.

PELATIHAN INI SANGAT PENTING BAGI:

- Logistics Manager

- Warehouse Manager

- Supply Chain Manager

TUJUAN, MANFAAT & SASARAN:

- Menyusun perencaan operasi pergudangan

- Meningkatkan produktivitas gudang

- Meningkatkan peran gudang

MATERI PELATIHAN

Materi pelatihan terdiri atas 6 bagian yang disampaikan dalam 8 sesi pelatihan sebagai berikut.

Materi 1: Principles of Warehouse Operation

Pada materi ini disampaikan tentang dasar-dasar aktivitas yang dilakukan digudang yaitu: loading, unloading, order picking, put away, racking.

Materi 2: Warehouse Space Calculation

Pada materi 2 ini disampaikan cara untuk menghitung kebutuhan luas lantai gudang secara keseluruhan maupun untuk masing-masing area operasi di gudang. Dalam materi ini juga disampaikan pengantar tentang area-area penting yang harus ada digudang untuk mendukung aktivitas pergudangan dari mulai aktivitas penerimaan sampai aktivitas pengiriman. Materi 2 ini terdiri atas: Receiving and Shipping Docks

A Working Example and Case Study Order Processing Space A Last Word on Space

Materi 3: Warehouse Cost Calculation

Pada materi 3 ini disampaikan bagaimana cara menghitung dan mengestimasi ongkos-ongkos yang dikeluarkan untuk aktivitas pergudangan. Materi 3 ini terdiri atas: Capital Costs Operating Costs Investment Analysis Examples of Cost Analysis in the Warehouse

Materi 4: Warehouse Time Standards

Pada materi 4 dijelaskan bagaimana cara mengukur waktu kerja untuk aktivitas pergudangan, mengestimasi kebutuhan tenaga kerja serta merancang dan mengembangkan operasi dan aktivitas yang dilakukan digudang. Materi 4 ini terdiri atas: Applications of Time Standards in Warehousing Time Standard Techniques Steps for Establishing Warehouse Time Standards Technologys Impact on Warehouse Time

Common Warehouse Time Standards

Materi 5: Work Load Analysis in Warehouse

Pada materi 5 dijelaskan bagaimana cara mengukur beban kerja untuk operator di gudang. Analisis beban kerja ini dilakukan dengan menghitung Recommended Weight Limit dan lifting indeks untuk aktivitas yang dilakukan oleh operator tersebut.

Materi 6: Posture Analysis for Warehouse Operator

Pada materi 6 dijelaskan bagaimana cara menganalisis postur tubuh operator pada saat melakukakn aktivitas pergudangan. Analisis postur ini dilakukan dengan menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment)

MATERIAL HANDLING SYSTEM



joomla templates
Category: Training Logistic Published Date Written by DRS Hits: 1665

LATAR BELAKANG

Training ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang sistem penanganan material yang merupakan salah satu fungsi dasar dalam industri, termasuk mengenai penanganan material atau barang yang muncul dalam proses pendistribusian, pergudangan, sistem produksi, pelabuhan, airport, dan lain-lain.

TUJUAN PELATIHAN

1. Peserta memahami dan mengetahui prinsip dasar material handling.

2. Peserta mengetahui jenis dan sistem operasi dari peralatan-peralatan material handling.

3. Peserta memahami hal-hal yang terkait dengan safety dan aturan dasar dalam pengoperasian

peralatan material handling.

4. Peserta mampu melakukan analisis sederhana dalam melakukan pemilihan peralatan material

handling.

5. Peserta memahami sistem perawatan dan perbaikan peralatan material handling.

MATERI PELATIHAN

1. Principles of material handling

a. The material handling function

b. Types of material handling equipment

2. Analysis for material handling systems

a. Consideration of material and movement conditions

b. Material handling analysis techniques

3. Hoisting equipment

a. Main types of hoisting equipment

b. General characteristics of hoisting machines

c. Chains and ropes

d. Load handling attachments

4. Conveyor systems

a. Types of conveyors

b. Quantitative relationships and analysis of conveyor systems

5. Automated guided vehicle system

DURASI & METODA TRAINING: Training dilaksanakan selama 2 hari dengan komposisi:

Presentasi 35%, Diskusi 30%, dan Studi kasus 35%.

STRATEGI MERCHANDISING MENGGAPAI KEUNTUNGAN YANG OPTIMAL



joomla templates
Category: Training Other Published Date Written by GnS Hits: 1527

LATAR BELAKANG

Merchandising adalah jantung usaha ritel. Jika tenaga Merchandising tidak bekerja baik, niscaya kinerja jantung perusahaan akan melemah dan bisa diduga akibat yang akan terjadi. Selain dari pengalaman, Merchandising juga dapat dipelajari dari bukti empiris, dan ilmu Merchandising. Ketiganya dapat diperoleh dalam seminar ini.

Saatnya untuk berbenah diri mendalami strategi Merchandising melalui Ilmu Merchandising yang sebenarnya, agar jantung perusahaan ritel terus berpacu dengan baik dan benar menuju tujuan perusahaan yang diinginkan.

TUJUAN

agar pelaku Merchandising atau bagian penyedia barang dalam bisnis ritel dapat mengambil manfaat dari ilmu Merchandising, bukti empiris, dan pengalaman pelaku bisnis ritel untuk menambah ilmu, mengingat kembali fungsi Merchandising, serta memacu keinginan untuk bekerja lebih baik menjadi seorang professional yang disegani.

SIAPA SAJA YANG IKUT DALAM TRAINING INI

Para penyedia barang di bisnis ritel, petugas administrasi Merchandising, category manager, supplier/pemasok bisnis ritel dari principal dan UKM, dan siapa saja yang berminat terjun dan tertarik dalam bisnis ritel.

METODE PENYAMPAIAN

Komunikasi interaktif, dengan menunjukkan strategi yang aplikatif, mudah dicerna dan dimengerti serta merespon langsung pertanyaan yang seketika muncul dari ingatan/ide peserta.

OUTLINE MATERI a. Pengertian Dasar Merchandising - Definisi - Sourcing Produk dan Supplier (Pemasok) - Proses Penerimaan Produk Baru - Penetapan Harga Jual - List Profit Margin per produk - Pengertian Discount, Rabat, Bonus,PHDF (Potongan Harga di Luar Faktur) - Kode Etik Merchandising

b. Perencanaan dan Aktivitas Merchandising - Master List Barang Dagangan - Proses Alokasi Barang - Price Comparison - Persiapan Events/Seasonal (Puasa, Lebaran, Natal, Th Baru, Imlek, Tahun Ajaran Baru, 17 Agst,

Holiday Season,Valentine, dll) - Proses Repeat Order

- Analisis Turn Over Barang Dagangan - Mengatasi Dead Stock/Slow Moving Items - Analisa Barang BS - Pemindahan Barang Antar Supermarket - Analisa Persediaan Barang Dagangan - Buffer Stock - Analisa Profit Margin - Supplier Review (Service Level)

c. Negosiasi - Prinsip Win-win Negosiation - Term of Trading - Promosi Bersama dalam Brosur/Leaflet - Launching Produk Baru - Pembukaan Outlet Baru (Dicount Grand Opening/GO) - In Store Promotion (Sewa gondola/space) - Event Promotion

Sistem Manajemen Gudang


16 April 2009

56 Votes

Sistem Manajemen Gudang

Sistem adalah kumpulan interaksi dari sub sistem, dan Manajemen adalah ilmu mengelola sumber daya, sedangkan Gudang adalah tempat penyimpanan barang sementara. Secara ringkas sistem manajemen gudang mengandung pemahaman : pengelolaan dari aktifitas yang saling terkait dalam aktifitas penyimpanan barang sementara. Apa saja aktifitas penyimpanan barang itu? Penerimaan dari pemasok, handling barang, pengeluaran barang ke tujuan adalah garis besar dari aktifitas penyimpanan. Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat penyimpanan saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung, tidak ada perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dll. Intinya tidak ada kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara umum kegiatan di Gudang. Beberapa aktifitas di dalam gudang secara sederhana : 1. Administrasi. 2. Penerimaan barang. 3. Penyimpanan barang. 4. Pengepakan barang ke tempat yang dituju. 5. Pengeluaran barang. Aktifitas ini saling terkait, dan secara personalia harus dikepalai oleh satu orang, semisal Kepala bagian, Supervisor atau semacamnya. Tiap kepala bagian diharuskan menguasai pengendalian pada bagiannya, pengendalian yang harus dilakukan : 1. Pengendalian Operasional 2. Pengendalian Biaya 3. Pengendalian Personalia Operasional, Biaya dan Personalia saling berkaitan. Menurut saya penguasaan mendalam dan kontrol ketat pada ketiga bagian itu akan melahirkan kondisi yang sehat bagi gudang, ketiga bagian ini perlu terus dikembangkan. Misalnya Pengendalian Personalia, jangan hanya puas dengan kondisi saat ini, jika dapat upgrade lah kemampuan anak buah dengan berbagai hal kreatif. Kepala bagian juga secara rutin berkomunikasi dalam satu forum besar, semisal briefing

pagi, atau briefing target2 dan kesalahan-kesalahan yang masih ada. Menurut saya juga tidak ada satu sistem kerja yang sempurna, selalu ada yang lebih baik. Setiap bagian dalam gudang akan saya bahas pada kesempatan berikut. Meninjau secara umum sistem manajemen gudang sangat menarik bagi orang yang berkecimpung di dalamnya, mengapa? Paling tidak ada beberapa alasan :
1. Dalam lingkup gudang SDM yang dihadapi level pekerja kasar dan sulit diatur, sehingga diperlukan sebuah pendekatan yang personal dan unik dibandingkan kantoran. 2. Variabel yang ada sulit dikendalikan, sehingga kapasitas perlu diperbesar setiap hari dalam menangani masalah. 3. Gudang sebagai pusat logistik namun tidak memberi nilai tambah secara langsung, sehingga prestasi kerja tidak begitu Nampak. Jadi sesempurnanya sebuah gudang, memang begitulah seharusnya dan bukan sebuah prestasi. Misal, biaya gudang harus di bawah 5%, sangat sulit, tetapi ketika kita mencapainya tidak ada prestasi tersendiri, lumrah. Beda dengan Sales yang bisa sekreatif mungkin memainkan angka-angka. 4. Barang rusak dan hilang nilainya tinggi jika tidak ada pengendalian-pengendalian yang di manaje secara professional.

Sampai saat ini bergerak di bidang logistik, merupakan hal menarik. Lebih kepada behind the scene namun sangat vital dalam sebuah perusahaan yang memiliki Gudang. Secara tidak langsung distribusi logistik pemilu kacau disebabkan belum ada penguasaan mendalam, oleh sebab itu Manajemen Logistik perlu di angkat dan dipelajari dari suatu hal yang sederhana dan kecil sampai suatu sistem yang kompleks dan rumit. Sumber pembelajaran terdapat banyak di situs luar negeri, namun tentunya adopsi yang sesuai dengan karakteristik perusahaan merupakan hal paling baik untuk mencapai produktifitas.

Sistem Pelabuhan Laut


Menurut Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 tentang Pembinaan Pelabuhan Bab 1, Pasal 1, ayat (a) disebutkan bahwa: Pelabuhan adalah daerah tempat berlabuh dan atau tempat bertambahnya kapal laut serta kendaraan lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, pelayanan kapal barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi. Pengertian secara umum, pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujungsamudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkanbarang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanyamemiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat danmembongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudangberpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swastayang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitaspenunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang.Ditinjau dari sub sistem angkutan (Transport), maka pelabuhan adalahsalah satu simpul dari mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat Jadi secara umum pelabuhan adalah suatu daaerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus, sehingga kapal dapat berputar(turning basin), bersandar/membuang sauh,sedemikian rupa sehinggabongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga(piers or wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasidan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yangbersandar di pelabuhan menuju pelabuhan selanjutnya dapat dilaksanakan.Ditinjau dari sistem transportasi

keseluruhan, pelabuhan laut adalah terminal yaitu titik pertemuan antara penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem yang merupakan satu komponen fungsi utama sistem transportasi. Sehingga pelabuhan adalah bagian dari sistem transportasi yang tidak dapat dipisahkan. Sistem pelabuhan laut terdiri dari dua elemen utama, yaitu elemen sarana atau kapal dan elemen prasarana (fasilitas pelabuhan). Antara sarana dan prasarana pelabuhan memiliki kaitan yang erat, perkembangan teknologi sarana angkutan laut sebisa mungkin diimbangi dengan perkembangan teknologi prasarana pelabuhan. Hal ini merupakan konsekuensi dari timbulnya dimensi kecepatan dan kemanan dalam transportasi laut. Pada dasarnya pelabuhan adalah sebagai bentuk lain dari terminal, mengalami suatu proses IPO (Input, Process, Output) Bongkar muat merupakan kegiatan yang dilakukan di pelabuhan, yaitu mengeluarkan barang dari kapal dan memasukkan barang dari darat ke kapal. Adapun komponen-komponen yang ada pada proses bongkar muat yaitu : Dermaga Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas kapal. Adapun jenis-jenis dermaga : 1. Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk bongkarmuat barang umum/general cargo keatas kapal. 2. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran (crane) 3. Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar muat barang curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt) 4. Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya. 5. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed boat. 6. Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan

Kapal Petikemas Kapal peti kemas (Inggris: containership atau celullarship) adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar. Memiliki rongga (cells) untuk menyimpan peti kemas ukuran standar. Peti kemas diangkat ke atas kapal di terminal peti kemas dengan menggunakan kran/derek khusus yang dapat dilakukan dengan cepat, baik derekderek yang berada di dermaga, maupun derek yang berada di kapal itu sendiri. Kapal petikemas dapat dikelompokkan atas beberapa jenis mulai dari kapal pengumpan sampai kapal post panamax yang kemudian dikembangkan lagi menjadi kapal Ultra Large Container Vessel yang bisa mengangkut diatas 14.501 petikemas. Efisiensi penggunaan ruang kapal menjadi kunci utama dalam angkutan petikemas melalui kapal, untuk itu ruang palka kapal dibagi atas beberapa sel yang lebarnya sepanjang satu peti kemas ukuran 40 kaki, sel dilengkapi dengan rel yang sedemikian sehingga mempermudah penyusunan peti kemas didalam palka. Penyusunan ini diperlukan untuk meningkatkan kestabilan muatan selama pelayaran. Untuk menghindari muatan yang berada diatas palka bergerak ataupun jatuh kelaut pada saat pelayaran, maka muatan yang berada diatas palka diikat ke kapal sehingga walaupun kapal melalui badai dengan gelombang yang tinggi selama pelayaran muatan tetap pada tempatnya dan tidak terjatuh ke laut, yang disebut dengan lashing Ada tiga cara yang biasa digunakan untuk mengikat petikemas yaitu System lashing kebadan kapal dengan menggunakan kabel baja, batang pengikat atau rantai yang dapat kekencangkan. System kunci yang biasa disebut twist lock yang mengunci dua peti kemas yang berda mpingan atau yang berada diatasnya. System butress, biasanya digunakan dikapal peti kemas yang besar, yang merupakan perangkat penyangga yang menghalangi petikemas bergeser pada saat berlayar, penyangga dipasang sebelum berlayar, setelah semua peti kemas telah selesai dimuat.

Kapal Ro-Ro Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk kedalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga sehingga disebut sebagai kapal roll on - roll off disingkat Ro-Ro, untuk itu kapal dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga. Kapal yang termasuk jenis RoRo antara lain:

kapal penyeberangan/ferry yang melayani lintasan tetap seperti Lintas Merak -Bakauheni, Lintas Ujung-Kamal, Lintas Ketapang-Gilimanuk, Lintas Padangbay-Lembar dan berbagai lintas lainnya. kapal pengangkut mobil (car ferries), kapal general cargo yang beroperasi sebagai kapal RoRo.

Kapal Curah Kapal curah (dry bulk carrier) adalah kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut muatan curah yaitu muatan yang dimuat ke dalam kapal dimana muatan hanya dipisahkan oleh batasan ruang muat, seperti halnya kapal liquid bulk carrier (tanker). Muatan dry bulk carrier dapat bervariasi dari bentuknya dan berat jenisnya, mulai dari iron ore 3,9 (10 ft3/ton) sampai grain 0,36 (100 ft3/ton). Selain itu muatan kapal curah dapat mempengaruhi proporsi kapal, internal arrangement, structure, dll. Tipe atau jenis dari kapal curah : Handy size, 30.000 tons dead weight, biasanya dilengkapi dengan cargo gear sendiri. Muatannya dapat berupa precious ore, sand, scrap, clay, dan grain. Panamax, 80.000 tons dead weight, umumnya tidak dilengkapi dengan cargo gear sendiri. Jenis muatan yang diangkut: ore dan grain Capsize, 160.000 tons dead weight, tanpa cargo gear sendiri dan muatan yang diangkut: ore, coal. Kapal curah biasanya muatannya dibongkar (discharge/unloading) menggunakan grabs, suction pipe, atau menggunakan sistem self-unloading di kapal tersebut. Sedangkan untuk muatnya (loading) menggunakan shooter atau conveyer belt.

Muatan Setiap kapal yang berlabuh di dermaga mempunyai muatan yang berbeda-beda yang diikuti oleh jenis-jenis kapal yang dipakainya. Jenis-jenis muatan yang diangkut antara lain: Peti kemas, peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas laut. Berat maksimum peti kemas muatan kering 20 kaki adalah 24,000 kg, dan untuk 40 kaki (termasuk high cube container), adalah 30,480 kg. Sehingga berat muatan bersih/payload yang bisa diangkut adalah 21,800 kg untuk 20 kaki, 26,680 kg untuk 40 kaki. Curah kering/basah Mobil

Alat-alat bongkar muat Dalam proses bongkar muat di pelabuhan, dibutuhkan alat-alat untuk penanganan proses tersebut. Penggunaan alat-alat tersebut digunakan menurut muatan yang dikerjakan dan permintaan dari kapal. Alat-alat tersebut diantara lain: 1. Container crane Alat ini digunakan untuk bongkar muat dari kapal ke darat (dermaga), maupun dari darat ke kapal. Kemampuan rata-ratanya mencapat 15-20 box/jam dan biasanya diletakkan di tepi dermaga. 2. Tracktor trailer Digunakan sebagai transport petikemas dari dermaga ke lapangan penumpukan petikemas (container yard). Selain itu, tracktor trailer juga digunakan untuk pergerakan internal dalam dermaga. 3. Top loader truck Alat ini biasanya digunakan untuk mengangkut container dari tepi dermaga ke container yard, juga digunakan untuk meletakkan container ke road truck dan menyusun container di container yard. 4. Reach steaker Alat penanganan ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan top loader truck, seperti mengangkut petikemas dari dermaga ke container yard juga menyusun petikemas. Tapi, kelebihan dari alat ini adalah, mampu menumpuk container hingga lima susun. 5. Rubber Tyre Gantry Crane Ciri dari alat ini adalah terdapat roda karet (rubber tyre) sebagai roda penggerak, dan roda tersebut dapat digerakkan berputar pada porosnya sebesar 900 sehingga memungkinkan untuk digerakkan ke arah timur-barat maupun ke arah utaraselatan. Alat ini digunakan untuk menumpuk peti kemas di container yard dengan ketinggian maksimal sebanyak empat tumpukan. 6. Hoper Wadah atau bejana yang diisi dari atas dan lubang pengeluaran dibagian bawah. Alat ini biasa digunakan untuk

penanganan bongkar muat curah kering/basah. 7. Grab Alat berupa singkup baja yang digerakkan dengan katrol untuk mengeruk dan menggenggam batubara yang akan dipindahkan dari tongkang dari tempat penumpukan ke atas kapal. Grab juga digunakan untuk penanganan bongkar muat curah kering/basah.

Lapangan Petikemas (Container Yard) Dengan penggunaan petikemas, maka fungsi gudang penyimpanan dapat ditiadakan dan petikemas hanya membutuhkan lapangan terbuka yang luas. Penanganan sistem penanganan petikemas, alat-alat penanganan petikemas, maupun luas daerah yang diperlukan untuk lapangan petikemas sangat tergantung pada ketersediaan daerah lokal dan kondisi tanah. Jika kondisi terminal berada jauh dari pusat kota, di mana lahan yang tersedia sangat banyak dan harga tanah tidak mahal, maka sistem penumpukan petikemas dengan ketinggian satu susun saja adalah yang paling ekonomis karena tidak diperlukan alat penanganan yang cukup mahal untuk menumpuk petikemas. Tetapi jarak transfer petikemas jadi bertambah, yang mengakibatkan diperlukannya tambahan alat transfer petikemas. Sebaliknya, jika lahan yang tersedia sempit dan harga tanah mahal, maka sistem penumpukan petikemas dengan menyusun petikemas setinggi-tingginya (dengan batas kekuatan tanah) adalah yang paling ekonomis. Tata letak petikemas di lapangan petikemas (CY) diatur berdasarkan alat penanganan petikemas yang digunakan. Hal ini disebabkan karena setiap alat penanganan memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyusun tinggi tumpukan petikemas. Juga karena tiap alat penanganan memerlukan lebar jalur yang berbeda dalam beroperasi.

Sistem antrian Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistem antrian, yaitu: 1. Pola kedatangan 2. Antrian 3. Fasilitas pelayanan Masing-masing komponen dalam sistem antrian tersebut mempunyai kakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik dari masingmasing komponen tersebut adalah: 1. Pola Kedatangan Pola kedatangan pada kasus di pelabuhan menurut penelitian yang dilakukan oleh Eelco van Asperen, Rommert Dekker, Mark Polman, Henk de Swaan Arons (Modelling Ship Arricals in Port 2003) dibagi dalam tiga jenis: 1. Stock controller arrivals, 2. Equidistant arrival 3. Arrivalaccording to poisson process Stock controller arrivals menitik beratkan pada pengaturan ketersediaan barang yang berupa raw material dan produk jadi pada level stok dasar di dalam gurang penyimpanan. Untuk loading, proses kedatangan kapal ditentukan oleh stok barang yang akan diangkut. Ini berakibat pada kedatangan kapan l akan dipengaruhi oleh jumlah stok yang ada dan kapasitas alat loadingnya yaitu pada saat seluruh produksi mempunyai cukup stok untuk dimuat ke dalam kapal maka kapa lakan datang dan tanpa mengurangi stok dasar dalam gudang. Dalam perhitungan ini parameternya adalah waktu loading kapal saat ini, kapasitas kargo, dan waktu loading kapal. Pengaturan berdasarkan level stok dasar kapasitas gudang melibatkan estimasi kemungkinan kapal datang telat. Untuk unloading proses, pengaturan level stok dasar diperoleh dengan merencanakan momen kapan kapal selanjutnya akan datang dengan membandingkan dengan kemampuan pabrik menyerap bahan baku maka level dasar akan dicapai. Parameter-parameter yang dipakai adalah kapasitas kapal sekarang, kecepatan pemakaian bahan baku, kapasitas kapal selanjutnya, Masalah yang timbul di sini adalah jika kapal telat datang maka kemungkinan sto kakan berada di bawah level dasar. Untuk itu masing-masing produk memiliki jenis kapal dan kedatangannya berbeda satu sama lain karena order kedatangan kapal yang berbeda-beda dapat menentukan jumlah kapal yang akan datang tiap tahunnya. Equidistant Arrival adalah model situasi dimana kedatangan kapal bongkar dan kapal muat berdasarkan pada interbal yang reguler. Reguler disini maksudnya adalah kapal dayang sesuai dengan kontrak yang sudah pasti, misalan jumlah setahun dari muatan yang dikirimkan dalam jangka waktu tiap n minggu dengan muatan yang sama tiap minggunya. Dalam model yang dikembangkan sebelumnya oleh Van Asperen dkk (2003) kedatangan kapal untuk tiap-tiap produk akan berbeda

waktunya, dengan jeda kedatangan yang sama sepanjang tahun (uniform distribution). Yang ketiga adalah Pisson Arrival yaitu kedatangan kapal berdasarkan tipe masing-masing kapal, maksudnya adalah masing-masing tipe kapal datang dengan distribusi exponential dengan interval tertentu. 2. Antrian Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited). Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang tidak terbatas. Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang antrian yang terbatas karena keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian yang tertentu (definite line-length) dapat menyebabkan penundaan kedatangan antrian bila batasan telah dicapai. 3. Fasilitas Pelayanan Karateristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, dan waktu pelayanan. Tata Letak Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga disebut sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tungga (single channel, single server( berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu pember layanan serta satu jenis layanan yang diberikan. Sementara sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda (single channel multi server) berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi layanan. Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi channel single server) adalah terdapat satu jenis layanan dalam sistem antrian tersebut, namun terdapat lebih dari satu pemberi layanan. Sedangkan sistem antrian jalur berganda dengan tahapan berganda (multi channel, multi server) adalah sistem antrian di mana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu pemberi layanan dalam setiap jenis layanan. Disiplin Antrian Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve (FCFS). Disiplin prioritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu preempetive dan non preempetive. Disiplin preempetive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preempetive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come firs serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu.

Produktifitas fasilitas dan peralatan bongkar muat Produktifitas fasilitas dan peralayan ini nantinya dipakai untuk mengukur tingkat produktifitas pemakaian tambatan, tempat penumpukan, dan pemakaian alat. a. Tambatan Produktifitas tambatan bisa dilihat dengan mengukur Bert Occupancy Ratio (BOR). BOR merupakan presentasi penggunaan dermaga yaitu rasio jumlah jam penggunaan merapat kapal terhadap jumlah jam dermaga, oleh karena itu semakin sering atau banyak kapal yang datang ke dermaga maka akan semakin besar pula nilai BOR nya dan kemudian terjadinya antrian kapal yang akan mask ke dermaga juga akan semakin tinggi. Sementara itu menurut informasi dari Nordtorm Siwertell nilai BOR ideal adalah antara 65%-70%. Jila nilai BOR lebih dari itu, bisa dikatakan bahwa dermaga tersebut tidak akan mampu menampung kapal lagi jika ada penambahan kedatangan kapal. Penambahan jumlah kedatangan kapal akan mengakibatkan antrian kapal yang akan masuk dermaga sehingga akan menambah biaya operasional perusahaan. Persamaan untuk menghitung bert occupancy ratio (BOR) (Panjang kapal rata-rata allowance) x lamanya waktu sandar Panjang dermaga x jumlah hari kalender x 24 b. Tempat/lapangan penumpukan Penggunaan lapangan penumukan akan mempengaruhi jumlah barang yang bisa dibongkar muat melalui pelabuhan. c. Pemakaian alat Pemakaian alat bisa dilihat dari record pemakaian selama ini. Dengan mengetahui data tahun 2010 kita bisa menentukan apakah alatnya sudah maksimum atau belum. Jika belum kita bisa memperkirakan sampai berapa banyak material yang bisa dilayani.

Dengan mengetahui kapasitas pemakaian ketiga faktor tersebut kita bisa menentukan apakah perlu atau tidaknya dilakukan layout ulang penambatan kapal. Jika perlu, bagaimana hal tersebut dikembangkan

Simulasi Simulasi adalah proses merencanakan suatu model dari sistem nyata dan melakukan eksperimen dengan model tersebut dengan tujuan memahami tingkah laku sistem atau mengevaluasi berbagai strategi untuk mengoperasikan sistem yang dimaksud. Dalam beberapa hal penting melakukan pengamatan terhadap suatu sistem untuk berusaha memperoleh gambaran dari hubungan atas berbagai komponen atau untuk memperkirakan performa di bawah kondisi baru yang dipertimbangkan. Simulasi digunakan sebagai pengimitasian proses dan kejadian riil. Imitasi dalam rangka penelitian, penyelidikan ataupun pengujian bersifat terbatas dan terfokus pada suatu aktivitas atau operasi tertentu dengan maksud untuk mengetahui karakteristik, keadaan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kehadiran dan keberadaan dari aktivitas dan peristiwa dalam bentuk riil. Imitasi pada simulasi tidak menghasilkan sistem atau objek yang sama dan tidak bertujuan untuk menggandakan sistem atau objek. Imitasi pada simulasi bertujuan untuk menghadirkan sistem riil dalam bentuk maya melalui penggunaan tiruan dari komponen-komponen dan strukturnya. Dalam simulasi pada tugas akhir ini akan menggunakan perangkat lunak Extend yang akan membantu dalam pemodelan sistem. Perangkat lunak (software) ini dapat digunakan untuk: - Memperkirakan sebab dan akibat dari tindakan tertentu. - Mengidentifikasi masalah yang akan timbul pada suatu perencanaan sebelum hal tersebut direalisasikan. - Mengetahui efek yang yerjadi bila dilakukan modifiasi. - Mengevaluasi ide dan mengidentifikasi tingkat efisiensi.

Verifikasi dan validasi simulasi. Model simulasi yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur (Hoover dan Perry, 1989). verifikasi adalah pemeriksaan apakah program komputer simulasi berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dengan pemeriksaan program komputer. Verifikasi memeriksa penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar (Law dan Kelton, 1991) . Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi, merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata? (Hoover dan Perry, 1989); validasi adalah penentuan apakah mode konseptual simulasi (sebagai tandingan program komputer) adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law dan Kelton, 1991). Gambar berikut menunjukkan relasi verifikasi, validasi dan pembentukan model kredibel

Aturan Verifikasi Dan Validasi Dalam Simulasi Ketika membangun model simulasi sistem nyata, ada beberapa tahapan atau level pemodelan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.2, pertama; membangun model konseptual yang memuat elemen sistem nyata. Dari model konseptual ini akan dibangun model logika yang memuat relasi logis antara elemen system, juga variabel eksogenus yang mempengaruhi sistem. Model ini sering disebut sebagai model diagram alur. Menggunakan model diagram alur, lalu dikembangkan program komputer, yang disebut juga sebagai model simulasi, yang akan mengeksekusi model diagram alur. Pengembangan model simulasi merupakan proses iteratif dengan beberapa perubahan kecil pada setiap tahap. Dasar iterasi antara model yang berbeda adalah kesuksesan atau kegagalan ketika verifikasi dan validasi setiap model. Ketika validasi model dilakukan, berarti mengembangkan representasi kredibel sistem nyata, yakni verifikasi yang dilakukan dengan memeriksa apakah logika model diimplementasikan dengan benar atau tidak. Karena verifikasi dan validasi berbeda, teknik yang digunakan tidak selalu bermanfaat untuk yang lain. Verifikasi atau validasi model dibangun dengan sekumpulan kriteria untuk menilai apakah diagram alur model dan logika internal benar, dan apakah model konseptual representasi valid dari sistem nyata. Bersamaan dengan kriteria evaluasi model, lakukan spesifikasi siapa yang akan mengaplikasikan kriteria dan menilai seberapa dekat kriteria itu memenuhi nilai sebenarnya. Praktisi simulasi harus dapat menentukan aspek dari sistem yang kompleks yang perlu disertakan dalam model simulasi. Petunjuk umum dalam menentukan tingkat kedetailan dalam model simulasi yaitu : Hati-hati dalam mendefinisikan

Model-model tidak valid secara universal Memanfaatkan pakar dan analisis sensitivitas untuk membantu menentukan level detil Model

Validasi Model Konseptual Validasi model konseptual adalah proses pembentukan abstraksi relevan sistem nyata terhadap pertanyaan model simulasi yang diharapkan akan dijawab. Validasi model simulasi dapat dibayangkan sebagai proses pengikat dimana analis simulasi, pengambil keputusan dan manajer sistem setuju aspek mana dari sistem nyata yang akan dimasukkan dalam model, dan informasi apa (output) yang diharapkan akan dihasilkan dari model. Tidak ada metode standar untuk validasi model konseptual, hanya melihat beberapa metode yang berguna untuk validasi.

Identifikasi Eksplisit Elemen yang Harus Ada dalam Model Pada umumnya, model konseptual tidak dapat memasukkan semua detil sistem nyata, melainkan hanya elemen yang relevan dengan pertanyaan yang diharapkan akan dijawab. Dalam pembuatan model konseptual, semua kejadian, fasilitas, peralatan, aturan operasi, variabel status, variabel keputusan dan ukuran kinerja harus jelas diidentifikasikan dan akan menjadi bagian dari model simulasi. Kita juga harus mengidentifikasikan dengan jelas semua elemen yang tidak akan dimasukkan dalam model simulasi. Analis simulasi, pengambil keputusan dan manajer harus bergabung untuk memutuskan berapa banyak sistem nyata harus dimasukkan untuk menghasilkan representasi valid sistem nyata. Dua filosofi yang digunakan untuk memutuskan berapa banyak sistem nyata harus dimasukkan dalam model simulasi: 1. Masukkan semua aspek sistem yang dapat mempengaruhi perilaku sistem dan menyederhanakan model begitu dapat memahami elemen relevan sistem. 2. Mulai dengan model sederhana sistem dan biarkan model berkembang semakin kompleks sejalan degan semakin jelasnya eleme-elemen sistem yang harus dimasukkan dalam model untuk menjawab pertanyaan. Satu filosofi lain berikut ini juga perlu diikuti : 3. Keluarkan usaha dan waktu yang lebih banyak dengan mereka yang lebih memahami sistem nyata, identifikasikan semua elemen yang akan memberikan dampak signifikan akan jawaban pertanyaan model yang diharapkan akan dijawab.

Verifikasi dan Validasi Model Logis Bentuk model logis tergantung dari bahasa pemrograman yang akan digunakan. Jika model konseptual sudah dibangun dengan baik, verifikasi model konseptual bukan pekerjaan kompleks. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk verifikasi model logis adalah dengan fokus pada: 1. Apakah kejadian dalam model diproses dengan benar? 2. Apakah rumus matematika dan relasi dalam model valid? 3. Apakah statistik dan ukuran kinerja diukur dengan benar? Verifikasi dan Validasi Pemrosesan Kejadian Validasi bahwa model logis mengandung semua kejadian dalam model konseptual Verifikasi hubungan di antara kejadian Verifikasi bahwa model logis memproses kejadian secara simultan dengan urutan benar. Verifikasi bahwa semua variabel status yang berubah karena te rjadinya suatu kejadian diperbaiki dengan benar. Metode umum yang digunakan untuk verifikasi dan validasi pemrosesan kejadian dalam model logis adalah structured walkthrough, dimana pengembang model logis harus menjelaskan (walk through) logika detil model ke anggota lain tim pengembang model simulasi. Dalam sistem komputer time-shared, verifikasi dan validasi pemrosesan kejadian bisa diperiksa mulai dari kondisi TT_FINAL? sampai dengan N=K?.

Validasi Model Simulasi Perspektif Umum Simulasi: 1. Eksperimen dengan model simulasi untuk eksperimen sistem aktual 2. Kemudahan atau kesulitan dari proses validasi tergantung pada kompleksitas sistem yang dimodelkan 3. Sebuah model simulasi dari sebuah sistem yang kompleks hanya dapat menjadi pendekatan terhadap aktual sistem 4. Sebuah model simulasi sebaiknya selalu dibangun untuk sekumpulan tujuan tertentu

5. Sebuah buku catatan dari asumsi-asumsi model simulasi sebaiknya diupdate berkala 6. Sebuah model simulasi sebaiknya divalidasi relatif terhadap ukuran kinerja yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan 7. Pembentukan model dan validasi sebaiknya dilakukan sepanjang pensimulasian 8. Pada umumnya tidak mungkin untuk membentuk validasi statistik secara formal diantara data output model dengan data output sistem actual

Langkah 1. Membangun sebuah model dengan usaha melibatkan informasi semaksimal mungkin: Berdiskusi dengan para pakar sistem Melakukan observasi terhadap sistem Memanfaatkan Teori yang ada Memanfaatkan hasil dari Model simulasi yang sama dan relevan Menggunakan pengalaman atau intuisi Memanfaatkan Teori yang ada Memanfaatkan hasil dari Model simulasi yang sama dan relevan Menggunakan pengalaman atau intuisi

Langkah 2. Menguji asumsi-asumsi model secara empiris Jika distribusi probabilitas secara teoritis cocok dengan observasi dan digunakan sebagai input untuk model simulasi, dapat diuji dengan pembuatan grafik dan uji goodness-of-fit, dan jika beberapa himpunan data diobservasi untuk fenomena random yang sama, maka perbaikan dari penggabungan data tersebut dapat ditentukan dengan uji Kruskal-Wallis, sebagai salah satu utiliti yang sangat berguna dalam analisis sensitivitas Langkah 3. Menentukan seberapa representatif output Simulasi Prosedur Statistik untuk membandingkan data output dari observasi dunia nyata dan simulasi: Korelasi pendekatan inspeksi : Pendekatan pendugaan selang kepercayaan berdasarkan data independen Pendekatan Time Series Validasi model simulasi dilakukan dengan partisipasi analis, pengambil keputusan dan manajer sistem. Uji validasi model adalah apakah pengambil keputusan dapat mempercayai model yang digunakan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan. Tidak ada teknik tunggal untuk melakukan validasi model. Prosedur validasi model simulasi tergantung dari sistem yang sedang dimodelkann dan lingkungan pemodelan. Beberapa metode validasi adalah: 1. Perbandingan output simulasi dengan sistem nyata. 2. Metode Delphi. 3. Pengujian Turing. 4. Perilaku ekstrim

Logistik, Manajemen Logistik, Manajemen Operasi, Manjemen Gudang, Praktek pergudangan, Sistem Manajemen Gudang, Supply Chain Management

Sistem Operasional Gudang


15 November 2009

16 Votes

Dalam tulisan Sistem Manajemen Gudang, Sistem Administrasi Gudang dan Sistem Penerimaan Barang telah dijelaskan beberapa alur kerja gudang. Pada tulisan ini sedikit saya mau merangkum apa yang saya baca dari literatur dan internet serta apa yang saya alami sebagai orang yang bekerja dekat dengan ranah logistik. Tidak terlalu mendetail karena berupa rekaman-rekaman singkat mengenai operasional gudang. Operasional gudang yang saya maksudkan di sini adalah kelanjutan dari pergerakan fisik barang setelah barang itu diterima dari pemanufaktur atau pemasok. Barang akan diletakkan pada gudang sesuai dengan sarana yang dimiliki. Sarana bisa berupa rak dan pallet atau pallet saja, bahkan ekstrimnya barang bisa diletakkan begitu saja di lantai, tentunya hal ini sesuai kebutuhan serta tergantung seberapa besarnya modal yang dimiliki perusahaan. Setelah barang diletakkan pada posisi tertentu, maka akan ada saatnya barang tersebut akan dikeluarkan sesuai kebutuhan perusahaan atau berdasarkan adanya permintaan terhadap barang yang disimpan. Proses peletakkan barang dari penerimaan serta proses pengeluaran barang saat ini telah banyak memakai teknologi komputer. Misalkan saja proses pick to light, Scanner, Barcode, RFID, Handheld, Optical character recognition. serta masih banyak proses lainnya. Bisa dilihat review singkatnya pada situs berikut ini. Operasional gudang menurut saya meliputi beberapa lingkup pekerjaan berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Penanganan/Handling barang baik dan barang rusak Penghitungan stock (Stock Opname) Pengepakan barang Pengawasan operasional pekerja Perpindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain dll..

Barang yang telah diterima akan masuk sebagai stock gudang, dan menjadi tanggung jawab kepala gudang. Selanjutnya selain jumlah barang, penanganan yang baik juga merupakan hal yang penting. Seberapa banyak gudang anda memiliki barang rusak yang diakibatkan kesalahan handling? Handling barang sangat ditentukan volume, karakteristik barang serta perlengkapan yang dipakai (pallet, hand pallet, forklift, conveyor, dll). Besarnya produk rusak atau cacat tentunya membuat produktivitas rendah, konsep Lean Manufacturing yang dikombinasikan dengan Six Sigma yang terlahir pada konsep lean sigma bisa dipelajari oleh kepala gudang atau

manajer gudang untuk mengetahui sistem atau konsep untuk mengurangi produk cacat/rusak. Jumlah pekerja gudang yang banyak dan berkualitas seadanya menjadi batasan bagi kepala gudang untuk mengawasi secara efektif, untuk itu perlu adanya personil-personil di bawah kepala gudang untuk mengawasi pekerja-perkerja dan memastikan operasional gudang berjalan dengan baik. Selisih dari perhitungan stock merupakan kelalaian dari pekerja gudang, namun menghilangkan selisih stock dalam satu tahapan pelayanan stock dalam volume besar juga sangat sulit diterapkan. Pada beberapa bagian ada budget toleransi terhadapa hal tersebut, meskipun sebenarnya hal ini bukan merupakan pembenaran terhadap kelalaian pekerja. Bagaimana dengan operasional gudang anda? Silahkan jika ada yang ingin berbagi ilmu mengenai operasional gudang memberi komentar atau tanggapan, atau jika ingin turut berkontribusi menulis tentang logistik di blog ini juga saya persilahkan, semuanya untuk dipakai dan dipelajari bersama. Materi mengenai dunia logistik atau training dapat dilihat pada situs berikut.

Sistem Manajemen Persediaan Gudang


11 Juli 2011

12 Votes

Setelah mencoba menuliskan tentang Sistem Manajemen Gudang, Sistem Operasional Gudang, Sistem Penerimaan barang di Gudang, Sistem Administrasi Gudang dan sejumlah Tulisan Logistik lain saya ingin mencoba menulis tentang Sistem Manajemen Persediaan Gudang untuk melengkapi beberapa tulisan dan mencoba mengundang rekan-rekan lain yang sudah lebih ahli untuk berkomentar dan memperkaya khasanah tulisan mengenai logistik. Manajemen Persediaan dan Resiko Manajemen persediaan digambarkan sebagai proses untuk mengelola jumlah barang yang disimpan untuk menunjang usaha atau bisnis yang digerakkan. Idealnya suatu sistem manajemen persediaan bisa berada dalam tingkat paling ekonomis tanpa adanya potensi resiko pada perusahaan. Resiko yang dimunculkan akibat adanya persediaan adalah biaya persediaan, kerusakan barang, kehilangan barang serta space untuk penyimpanan barang. Jika meninjau komponen resiko tadi, bisa dibayangkan bahwa manajemen persediaan yang tepat adalah mata rantai dalam supply chain management yang cukup vital.

Jika mengambil contoh pada resiko biaya persediaan, maka harus dicermati jumlah pembelian berada pada tingkat yang memenuhi permintaan dengan selisih yang mendekati 0 (Zero Inventory). Jika permintaan berada pada angka 200 setiap minggu dan gudang membeli sejumlah 800, maka dibutuhkan 4 minggu untuk menghabiskan persediaan. Dalam tingkat penjualan 200 maka gudang sudah menghabiskan biaya sejumlah 800. Yang disarankan adalah memiliki persediaan mendekati 200, atau bahkan dalam 1 minggu bisa memesan 2 kali atau beberapa kali pun untuk memenuhi angka permintaan 200. Variable ini bisa lebih unik lagi jika memasukkan faktor Term Of Payment kepada supplier yang lebih panjang dari Selling Point. Resiko kerusakan, kehilangan dan biaya space adalah biaya-biaya lain yang merugikan perusahaan. Kerusakan dan kehilangan muncul karena handling, operasional dan administrasi gudang yang tertata baik. Biaya space untuk penyimpanan adalah biaya yang hilang karena menyimpan barang di saat space itu lebih tepat digunakan untuk input lain yang lebih mempengaruhi tingkat output. Dari gambaran singkat mengenai resiko persediaan, maka bisa dipastikan bahwa memiliki sistem manajemen persediaan yang baik akan menghindarkan (atau paling tidak meminimalisir) perusahaan dari sejumlah resiko biaya.

Mengelola Resiko Pendapat saya mengenai manajemen persediaan adalah mengelola resiko yang akan muncul akibat adanya ketidaksesuaian persediaan dengan kebutuhan. Suatu tantangan bagi pekerja di logistik untuk mengelola munculnya resiko-resiko tadi, kata mengelola saya coba pakai karena untuk benar-benar menghilangkan resiko dalam prinsip manajemen persediaan diperlukan adanya nilai dari mata rantai lain yang cukup sulit dikendalikan atau dalam supply chain management, mata rantai ini bisa dikatakan mata rantai yang lemah. Bagian dari mata rantai manajemen persediaan untuk mengelola resiko adalah ketika manajemen persediaan dapat menyediakan jumlah barang pada waktu, jumlah, kualitas yang tepat pada tingkat harga / biaya yang paling ekonomis. Ketika duduk di bangku perkuliahan, lazim dipakai istilah Economic Order Quantity (EOQ) yang menjelaskan rumus / logika mengelola persediaan pada jumlah yang paling ekonomis. Sayang sekali jika EOQ harus dikubur dalam-dalam atau paling tidak membutuhkan sejumlah penyesuaian jika ingin dipakai dalam mengelola persediaan di dunia kerja yang memiliki variable kompleks.

Untuk itu, dalam mengelola resiko dengan megelola persediaan sangat terkait dengan karakteristik industri / usaha masing-masing. Meski begitu prinsip-prinsip umum dapat menjadi batasan untuk memiliki manajemen persediaan yang tepat. Berikut beberapa prinsipprinsip umum untuk manajemen persediaan :
1. Persediaan dapat memenuhi permintaan serta tersedia buffer / penyangga pada tingkat tertentu. 2. Tersedia nya suatu sistem (baik menggunakan Warehouse Management Systems atau pencatatan manual / ms. excel) yang memungkinkan untuk penghitungan stock dan pemesanan ke supplier. 3. Adanya rumus untuk menghitung persediaan plus buffer yang dinyatakan di point no 1, lazimnya faktor-faktor yang diperhitungkan oleh rumus adalah : Average permintaan dalam periode tertentu, lonjakan permintaan beberapa periode terakhir, waktu tunggu dari supplier. Rumus nya sendiri bisa bermacam-macam, saya pernah sedikit mengulasnya pada tulisan saya Tingkat Persediaan [Ekonomis] Logistik. 4. Mengelola dengan tepat faktor waktu / tempo pembayaran ke supplier dengan waktu / tempo revenue yang dihasilkan oleh aktifitas persediaan. Istilah yang lazim di sini adalah Inventory Days / Day Sales Inventory / Inventory Turn Over (Saya agak lupa, semoga ke-3 istilah itu sama artinya) yang merupakan hari persediaan dan menggambarkan waktu yang dibutuhkan sampai barang tersebut keluar dan bisa ditagihkan (bahasa okem nya menjadi duit). Pembandingnya adalah Term of Payment atau jatuh tempo pembayaran kepada supplier. Sebisa mungkin sebelum membayar, persediaan sudah menjadi uang. Saya ingat dosen mata kuliah Manajemen Keuangan pernah mengajarkan bahwa tukang pisang goreng memiliki perputaran persediaan yang sangat baik, Pagi belanja, Sore sudah bisa menjadi duit begitu kata dosen saya dulu.

Strategi Manajemen Persediaan Setelah membahas mengenai prinsip umum dalam manajemen persediaan dimana penggunaan nya bisa terdiferensiasi kepada beberapa hal yang sangat spesifik dengan industri yang dijalankan, ada sedikit ulasan mengenai strategi manajemen persediaan.Strategi yang saya coba angkat adalah penggunaan-penggunaan prinsip lebih lanjut mengenai manajemen persediaan dan biasanya terkait dengan kondisi diproyeksikan. Strategi manajemen persediaan ini membutuhkan adanya satu perangkat Decision Support System / Sistem Pendukung Keputusan yang akan memberikan analisa yang lengkap dan bisa dijadikan dasar untuk strategi perusahaan. Dalam lingkup manajemen strategik, maka manajemen persediaan adalah strategy pada level divisi yang harus mendukung strategy dari coorporate secara keseluruhan. Misalkan : Strategi coorporate adalah memenuhi tingkat pengadaaan barang di pasaran sesuai dengan keinginan konsumen. Manajemen persediaan sudah bisa mengimplementasikan dengan menaikkan tingkat persediaan (mungkin seperti pull method), tentunya strategy ini sedikit mengesampingkan faktor biaya atau istilah nya with all cost. Contoh strategi lain adalah dalam mengelola beberapa karakteristik barang dengan variable : Margin (tinggi -rendah), Volume (besar-kecil), Sales (tinggi-rendah), Kerusakan (tinggi-rendah), Value lain yang mempengaruhi (Tinggi-Rendah) Variabel tadi akan saling berinteraksi dan bussines divisional strategy yang tepat dari manajer lini pertama perlu mendefinisikan strategy manajemen persediaan apakah yang akan dipakai? Semisal : Dengan tingkat keuntungan yang sama, suatu perusahaan akan berfokus pada barang yang memiliki margin besar namun sales kecil, ketimbang margin rendah namu sales besar. Trade off ini diperhitungkan dari perbedaan besarnya effort yang dikeluarkan oleh bagian operasional, tentunya net margin yang dihasilkan harus minimal sama atau lebih tinggi. Dapat dibayangkan kompleksitas yang diperhitungkan untuk mengambil kebijakan manajemen persediaan, kompleksitas ini juga menyimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan memainkan peranan yang cukup penting.

Decision Support Systems

DSS atau Sistem Pendukung Keputusan dalam manajemen persediaan merupakan hal penting yang sering disederhanakan oleh para pengambil keputusan. Perusahaan besar saat ini sudah menempatkan level ahli Inventory Analyst atau Planner dalam posisi yang cukup penting dan berkontribusi besar pada keputusan perusahaan. Investasi lain dalam bentuk database yang terintegrasi juga telah banyak dipakai. Hal ini dikarenakan perusahaan menginginkan adanya satu analisis komprehensif dan akurat dengan menggunakan data se-aktual mungkin. Salah satu contoh dalam kekuatan perusahaan yang memiliki Analyst / Planner dalam sistem manajemen persediaannya adalah ketika melakukan analisa Inventory Days setiap SKU yang disimpan. Melalui analisa tersebut dapat diidentifikasi SKU yang menyumbang kontribusi untuk perusahaan, serta ada juga SKU yang justru merugikan untuk perusahaan. SKU yang merugikan bisa dilihat dari sudut perputaran rendah, kerusakan tinggi, pemakaian space besar, dan hal-hal semacam nya yang memunculkan biaya untuk perusahaan di saat SKU tersebut tidak menyumbang revenue. Beberapa kali level Analyst / Planner sering disepelekan, karena ketidakmampuan mengabsorb kondisi lapangan yang riil. Sering juga perhitungan di atas kertas itu akhirnya dicampakkan dan tidak dipakai oleh mentahnya asumsi yang diambil. Hal ini adalah tantangan bagi Analyst / Planner untuk meyakinkan partner atau kolega mereka kepada analisa yang dibuat. Sistem pendukung keputusan lainnya adalah software / database management. Software dasar tentunya adalah Ms. Excel yang digunakan untuk perhitungan. Software lainnya adalah Ms Visio untuk memodelkan atau memvisualisasi analisa-analisa yang diambil. Sistem pendukung keputusan bisa dalam bentuk database management system yang dipakai perusahaan, semisal : Foxbase, Oracle, dll. Saya kurang paham mendetail mengenai hal ini, namun setahu saya dalam struktur database tadi bisa dibuat program kecil untuk mengeluarkan hasil perhitungan yang sesuai dengan keinginan user. Misalkan mengeluarkan data barang yang memiliki rasio perputaran paling tinggi, menghitung seluruh persediaan dibagi dengan sales, melakukan replenishment otomatis dengan memberi indikator tertentu, dan masih banyak fungsi lainnya. Istilah Akhir tulisan ini saya coba menuliskan beberapa daftar istilah yang biasa muncul, ini benarbenar dari pengalaman saja dan kemungkinan pemahaman saya juga sedikit melenceng atau berbeda, monggo jika ada yang mau memperbaiki Reorder point, titik dimana pengambil keputusan harus melakukan pemesanan barang ke pemasok. Jika satu SKU mencapai jumlah tertentu, maka gudang harus melakukan pemesanan barang untuk mengantisipasi permintaan di kemudian hari, jika tidak dilakukan maka akan resiko nya adalah gudang tidak mampu memenuhi permintaan barang. Sederhananya : Jika rata-rata permintaan 10 dan waktu tunggu dari supplier adalah 2 hari, maka (jika tidak menghitung buffer) reorder point adalah 20. Jika stock sudah mencapai 10, maka gudang harus melakukan pemesanan barang.

Average permintaan, adalah rata-rata historis permintaan suatu periode tertentu, biasanya dalam periode waktu kira-kira 3 bulan untuk mengabsorb lonjakan-lonjakan yang terjadi selama periode tersebut. Digunakan untuk menjadi dasar permintaan di masa mendatang. Buffer Stock, Angka atau jumlah yang digunakan untuk mengantisipasi adanya lonjakan permintaan. Bisa dikatakan idealnya minimum stock gudang adalah Average Permintaan + Buffer Uncertainty, Keadaan tidak pasti dari pasar yang harus diantisipasi atau disiasati dengan sistem manajemen persediaan. Semisal pemasok yang tidak konsisten sementara barang di pasar tinggi permintaannya. Pengelolaan terhadap ketidakpastian ini bisa menjadi kunci keberhasilan perusahaan untuk melakukan penetrasi pasar. Ketidakpastian lain adalah permintaan pengecer tradisional yang fluktuatif. Seasonal, Kondisi permintaan musiman. Misalkan musim liburan anak-anak, maka akan ada trend sejumlah barang tertentu yang harus disediakan dalam jumlah lebih besar daripada biasanya. Kemampuan menghitung hal ini diperlukan rentang data masa lalu yang cukup panjang, pemahaman kondisi pasar, perkembangan kompetitor, inflasi, trend belanja, dll. Saya pernah melihat bahwa kondisi seasonal ini menyumbang angka penjualan yang sangat besar dan momen ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pengecer. Inventory Days, Hari persediaan yang merupakan jumlah stock dibagi rata-rata permintaan. Angka ini harus berada pada angka seminim mungkin dengan tingkat potensi loss sales yang paling rendah pula. Biasanya kesulitan terletak dari konsistensi pemasok dalam menyuplai jumlah barang yang diminta. Nah, kira-kira itu tadi yang saya ketahui tentang Sistem Manajemen Persediaan Gudang. Memang masih sedikit dan mungkin agak kurang matang, tetapi kurang lebih di 2-3 perusahaan yang saya lalui di bidang logistik selalu berada pada koridor-koridor di atas.

Sistem Administrasi Gudang


26 April 2009

24 Votes

Administrasi Gudang

Administrasi menurut saya merupakan sutradara dibalik segala operasional Gudang. Administrasi mengurus data-data gudang seperti data pemesanan barang, data persediaan, data pengeluaran barang, data permintaan, bahkan sampai peramalan permintaan. Oleh karena itu, ibarat sebuah film maka Administrasi adalah penulis skenario yang menentukan jalan ceritanya. Mengingat sistem begitu kompleks, diperlukan software yang menangani semuanya secara terintegrasi. Jika pada lingkup administrasi tidak ditangani dengan baik, maka yang kena getahnya adalah operasional di lapangan. Software yang mengatur transaksi gudang ini lebih baik bisa dieksekusi dalam keadaan real time, jadi seperti sistem informasi Bank. Semisal ambil uang Rp 200.000 di ATM, maka Bank langsung secara real time mengurangi saldo. Nah, kira-kira seperti itu yang software yang dibutuhkan di gudang. Tetapi saya sendiri gak begitu menguasai tentang software seperti ini, yang saya paham hanya sedikit alur administrasi gudang. Data pemesanan barang Sebuah gudang menyimpan barang-barang tertentu dan mengeluarkan dalam jumlah tertentu. Misalkan pengeluaran adalah x maka penyimpanan bisa saja x atau x + y , dimana y adalah buffer stock, Tingkat buffer diperlukan di Indonesia, mengingat kontinuitas suplai yang tidak terjamin oleh pemasok, padahal teori mengatakan zero stock adalah hal yang baik, tetapi itu beresiko tinggi terhadap potential loss sales dari perusahaan. Pemesanan dilakukan administrasi berdasarkan kebutuhan pengeluaran. Kebutuhan pengeluaran diramalkan terlebih dahulu melalui data historis ataupun diestimasi. Pemesanan dilakukan kepada pemasok dengan perjanjian waktu bayar (term of payment(TOP)), dimana TOP nantinya diusahakan angkanya lebih besar daripada DSI (Day Sales Inventory) atau waktu barang tersimpan dampai menjadi uang. Misalkan jika perusahaan berhasil menjual dalam waktu 3 hari dan TOP adalah 6 hari, maka perusahan untung, karena sudah berhasil menjual 2 kali tetapi baru membayar sebanyak 1 kali. Administrasi banyak berkaitan dengan pemasok. Perjanjian produk yang returnable juga menguntungkan perusahaan dibandingkan sistem beli putus. Perjanijian ini bahkan bisa sebegitu ketat, semisal satu peritel luar negeri yang tersangkut kasus di KPPU, salah satunya karena diduga mengadakan perjanjian pada pemasok supaya harga yang masuk ke ritel tersebut harus lebih murah dibanding ritel mana saja yang memesan barang sama dengan pemasok. Ini merupakan bentuk praktek monopoli. Hubungan erat pihak administrasi juga dijalankan dalam rangka menjalin supplier relationship management. Banyak faktor yang mempengaruhi supplier relationship management dan itu banyak menyangkut etika bisnis. Data Inventory Administrasi menjadi ujung tombak seluruh pencatatan arus keluar masuk barang, sehingga pengendalian operasional lebih dimudahkan dengan adanya akurasi data. Bukti pencatatan barang keluar masuk akan mempengaruhi beberapa hal berikut : 1. Jumlah stok barang.

2. Klaim pembayaran barang masuk dan keluar. 3. Dasar memesan barang. 4. Mempelajari trend sales. Data persediaan ini menuntut akurasi data secara real time dan dapat dipertanggungjawabkan. Administrasi yang kuat perlu dibangun melalui integrasi antara komputerisasi dan sumber daya yang menjalankannya. Sistem informasi yang berkaitan dengan database memerlukan orangorang yang akrab dengan database.

Sistem Manajemen Gudang


16 April 2009

56 Votes

Sistem Manajemen Gudang

Sistem adalah kumpulan interaksi dari sub sistem, dan Manajemen adalah ilmu mengelola sumber daya, sedangkan Gudang adalah tempat penyimpanan barang sementara. Secara ringkas sistem manajemen gudang mengandung pemahaman : pengelolaan dari aktifitas yang saling terkait dalam aktifitas penyimpanan barang sementara. Apa saja aktifitas penyimpanan barang itu? Penerimaan dari pemasok, handling barang, pengeluaran barang ke tujuan adalah garis besar dari aktifitas penyimpanan. Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat penyimpanan saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung, tidak ada perubahan citarasa, bentuk,

kemasan, dll. Intinya tidak ada kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara umum kegiatan di Gudang. Beberapa aktifitas di dalam gudang secara sederhana : 1. Administrasi. 2. Penerimaan barang. 3. Penyimpanan barang. 4. Pengepakan barang ke tempat yang dituju. 5. Pengeluaran barang. Aktifitas ini saling terkait, dan secara personalia harus dikepalai oleh satu orang, semisal Kepala bagian, Supervisor atau semacamnya. Tiap kepala bagian diharuskan menguasai pengendalian pada bagiannya, pengendalian yang harus dilakukan : 1. Pengendalian Operasional 2. Pengendalian Biaya 3. Pengendalian Personalia Operasional, Biaya dan Personalia saling berkaitan. Menurut saya penguasaan mendalam dan kontrol ketat pada ketiga bagian itu akan melahirkan kondisi yang sehat bagi gudang, ketiga bagian ini perlu terus dikembangkan. Misalnya Pengendalian Personalia, jangan hanya puas dengan kondisi saat ini, jika dapat upgrade lah kemampuan anak buah dengan berbagai hal kreatif. Kepala bagian juga secara rutin berkomunikasi dalam satu forum besar, semisal briefing pagi, atau briefing target2 dan kesalahan-kesalahan yang masih ada. Menurut saya juga tidak ada satu sistem kerja yang sempurna, selalu ada yang lebih baik. Setiap bagian dalam gudang akan saya bahas pada kesempatan berikut. Meninjau secara umum sistem manajemen gudang sangat menarik bagi orang yang berkecimpung di dalamnya, mengapa? Paling tidak ada beberapa alasan :
1. Dalam lingkup gudang SDM yang dihadapi level pekerja kasar dan sulit diatur, sehingga diperlukan sebuah pendekatan yang personal dan unik dibandingkan kantoran. 2. Variabel yang ada sulit dikendalikan, sehingga kapasitas perlu diperbesar setiap hari dalam menangani masalah. 3. Gudang sebagai pusat logistik namun tidak memberi nilai tambah secara langsung, sehingga prestasi kerja tidak begitu Nampak. Jadi sesempurnanya sebuah gudang, memang begitulah seharusnya dan bukan sebuah prestasi. Misal, biaya gudang harus di bawah 5%, sangat sulit, tetapi ketika kita mencapainya tidak ada prestasi tersendiri, lumrah. Beda dengan Sales yang bisa sekreatif mungkin memainkan angka-angka. 4. Barang rusak dan hilang nilainya tinggi jika tidak ada pengendalian-pengendalian yang di manaje secara professional.

Sampai saat ini bergerak di bidang logistik, merupakan hal menarik. Lebih kepada behind the scene namun sangat vital dalam sebuah perusahaan yang memiliki Gudang. Secara tidak langsung distribusi logistik pemilu kacau disebabkan belum ada penguasaan mendalam, oleh

sebab itu Manajemen Logistik perlu di angkat dan dipelajari dari suatu hal yang sederhana dan kecil sampai suatu sistem yang kompleks dan rumit. Sumber pembelajaran terdapat banyak di situs luar negeri, namun tentunya adopsi yang sesuai dengan karakteristik perusahaan merupakan hal paling baik untuk mencapai produktifitas.

Biaya truck pada transportasi logistik


17 April 2012

4 Votes

Akhir-akhir ini saya tertarik membuat template atau dashboard untuk beberapa pekerjaan yang saya pernah lakukan. Mulai dari perhitungan finansial dari sebuah proyek, perhitungan biaya truck sampai ke perhitungan pembangunan sebuah gudang. Ketertarikan saya untuk menampilkan itu dalam sebuah template yang menarik dan memudahkan user selain saya untuk melakukan analisa. Berikut saya coba share template biaya trucking dalam konteks transportasi logistik. Memulai tulisan ini saya coba membuka dengan beberapa pertanyaan yang lazim saya temui ketika menghitung biaya perjalanan dari sebuah truck, beberapa pertanyaan tersebut adalah sbb : Berapa banyak biaya-biaya transportasi yang dikeluarkan untuk aktifitas logistik sebuah perusahaan? Berapa banyak yang harus dibayarkan ke hal-hal yang tidak dapat dipertanggung jawabkan seperti : Uang Mel, Uang Portal, Uang Polisi, Timbangan, Preman, dll? Berapa liter konsumsi pemakaian bahan bakar dari setiap truck yang dimiliki? Berapa besar biaya perawatan untuk setiap truck? Biaya pemakaian vendor sangat besar, apakah jika melakukan investasi truck menurunkan biaya logistik? Pertanyaan-pertanyaan tadi membuka pemikiran besarnya biaya yang dibutuhkan untuk aktifitas transportasi logistik pada setiap jenis usaha. Pada buku Logistical Management (Closs and Bowersox, p368) komponen dari biaya transportasi adalah biaya Variabel, Fixed, Joint and Common. Saya coba membahas Variabel dan Fixed Cost dimana Variabel muncul setiap ada aktifitas pengiriman dan Fixed adalah biaya yang sudah dipastikan tetap ada meskipun tidak ada aktifitas pengiriman. Joint Costs dan Common Costs yang disebutkan di buku tersebut menurut saya sebenarnya sudah ter-cover pada komponen Variable Costs.

Contoh di atas adalah resume data riil biaya variabel untuk pengiriman dengan menggunakan truck berpendingin dari daerah Jakarta timur ke beberapa destinasi. Template di atas dirancang untuk mengetahui secara detail biaya perjalanan dari sebuah truck dan tentunya bersifat sebagai data mentah untuk dianalisa oleh penyelia atau manajer. Tentunya data-data mentah tersebut belum bisa dibaca untuk menjadi pendukung keputusan atau kebijakan, diperlukan adanya pengolahan data lebih mendalam serta analisa untuk membuat data tersebut berbicara menjadi sebuah informasi detail yang nantinya akan menjadi dasar sebuah keputusan. Adanya data-data tersebut mungkin bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut :

Apakah biaya truck sudah berada pada tingkat paling efisien? Seberapa jauh pergerakan data biaya satu truck dengan truck yang lain? Apakah para driver / helper melakukan pencurian BBM, atau apakah terjadi penggantian ban dengan ban yang lebih murah? Apakah uang jalan dari setiap destinasi sudah benar demikian adanya? Apa komponen biaya perjalanan paling besar?

Saya mencoba membuat satu template perhitungan biaya truck untuk memonitor biaya-biaya dan memastikan bahwa pendapatan yang dihasilkan sebuah truck berada di atas biaya yang dikeluarkan. Saya mengasumsikan bahwa saya adalah pemilik truck yang akan menjual jasa penyewaan truck kepada perusahaan atau orang yang membutuhkan, Pada kasus ini, saya menginginkan adanya sebuah template yang memudahkan saya mengetahui apakah harga jual saya sudah mengcover seluruh biaya dan apakah penjualan ini menguntungkan bagi saya?

Melalui asumsi-asumsi umum yang diambil, maka pemilik truck bisa menentukan struktur biaya dari setiap perjalanan truck. Nantinya setelah seluruh biaya bisa didefinisikan dengan baik, maka pemilik truck bisa mengetahui apakah pendapatan yang dihasilkan truck ini sudah berada pada tingkat yang menguntungkan. Output dari data-data di atas kira-kira adalah sbb :

Data-data fixed dan variable cost tersebut bisa didapatkan dari input data mentah yang dimasukkan setiap hari sehingga menghasilkan biaya yang kurang lebih mendekati actual. Jika sudah memiliki data fixed dan variable cost tertentu, maka kita bisa menganalisa prosentase biaya tersebut, serta untuk lebih menarik dan sedikit menggunakan simulasi, kita bisa mengasumsikan sejumlah pendapatan dari truck dan menganalisanya ke dalam bentuk sebuah grafik sbb :

Dengan menggunakan angka penjualan per km yang didapatkan dari sebuah truck, maka bisa diketahui dengan singkat bahwa pendapatan yang dihasilkan truck lebih besar daripada biaya yang ditimbulkan, sehingga keputusannya adalah tetap bertahan pada level harga tersebut. Pada data di atas, saya sebagai pemilik truck baru akan untung jika Revenue saya berada di atas Total Cost yang ditunjukkan pada Kilometer 800-1,000, artinya utilisasi kendaraan saya harus berada pada angka tersebut per bulannya. Contoh template di atas tentunya mungkin masih jauh dari sempurna atau dapat dilakukan penggalian analisa yang lebih mendalam lagi, namun secara umum pemakaian template untuk analisa harus memudahkan user. Pembuat template excel haruslah memikirkan kemudahan-

kemudahan bagi user untuk melakukan input pada cell excel yang benar, menggunakan asumis tepat dan dengan sebuah formula maka output dalam bentuk hasil grafik ataupun informasi untung rugi sudah harus bisa didapatkan. Penggunaan template semacam ini memudahkan pengambilan keputusan secara cepat dan mendukung monitoring terhadap biaya transportasi.

Business Analyst 2 (Transportation Cost Analysis)


22 Januari 2013

Rate This

Trucking Operational Cost Pada blog ini saya pernah sedikit mengulas tentang Biaya Trucking Pada Transportasi Logistik yang nampaknya terindeks cukup bagus di google.com . Tulisan tersebut mencapai > 60 hits per hari, komentar serta email yang masuk juga cukup banyak untuk berdiskusi mengenai Biaya Trucking yang menandakan cukup banyak orang yang mencari informasi tersebut. Pada gambar di atas yang saya ambil dari situs transportrangkings[dot]com, terdapat diagram yang membagi-bagikan komponen biaya trucking. Data tersebut diperoleh jika tentunya kita sudah memiliki pencatatan yang baik dalam operasional trucking perusahaan. Dari banyak diskusi dengan pengunjung blog ini via email, ada beberapa yang memiliki case cukup unik dan memutuskan menggunakan advice / konsultasi dengan saya terkait dengan trucking cost. Dari beberapa pengunjung tersebut rata-rata menginginkan output sbb :

1. Memiliki template excel yang user friendly serta secara otomatis bisa memberi informasi / reporting terkait tingkat benefit cost yang dikeluarkan. 2. Pemilik perusahaan trucking kecil-menengah yang merasa bahwa secara report Profit & Loss tidak pernah positif / hijau. 3. Ingin memiliki tampilan / design excel yang sudah di re-enginer. Sehingga tinggal menempatkan 1 admin untuk input dan langsung terupdate pada dashboard / rekapitulasi. 4. Ingin melakukan investasi trucking karena saat ini menggunakan vendor / forwarder. Meminta untuk dibuatkan benefit cost secara detail. 5. Memiliki supporting tools untuk memberikan selling rate kepada customer dengan input nya adalah jarak , beberapa biaya variabel serta simulasi margin

Dari beberapa hal di atas, yang saya coba share di sini adalah advice / konsultasi saya dengan pembaca blog adalah Budgeted Project Cost & Revenue, Monthly Report Benefit Cost, Delivery Calculation & Sample Delivery Cost Template. Sebenarnya masih ada beberapa template / form lain yang biasa dipakai untuk me-manage transportasi seperti : Format Cost Control, Insentif Driver, Service Control (Oil, Maintenance, Tyre Changing, etc), Fuel Ratio Recap, etc. Namun template-template tersebut memang unique sesuai nature dari business user nya, saya share beberapa yang general saja pernah dipakai. Budgeted Project Cost & Revenue

Template Budgeted Cost & Revenue Template di atas paling tidak memiliki beberapa fungsi :

Sebagai tools bagi sales untuk menentukan harga jual. Lebih customize based on operating cost, jarak, jenis truck, gross margin. Tentunya akan sangat bergantung pada beberapa operating cost yang berbeda setiap tujuan (misal : Insentif, Uang Mel, dsb). Sebagai dokumentasi pre-sales yang akan menjadi kontrol terhadap biaya aktual. Sebagai data pendukung untuk rekapitulasi Operating Cost.

Dengan fungsi-fungsi template tersebut user diharapkan lebih mudah untuk melakukan aktifitas administratif dalam perusahaan trucking. Monthly Report Benefit Cost User yang sama yang membutuhkan template Budgeted Project Cost & Revenue juga saya provide template rekapitulasi nya sbb :

Ketika itu saya berpikir template rekapitulasi ini menolong user untuk melihat secara keseluruhan cost & revenue yang dikeluarkan per project, komponen variable cost dan fixed cost (divisualisasikan dengan conditional formatting bars), margin dan gross profit. Saya juga terpikir sebenarnya melakukan rekapitulasi ini dalam bentuk grafik, namun karena masih bingung / belum ada ide grafik seperti apa yang diinginkan user, maka saya belum menyediakan nya pada advice / konsultasi yang saya berikan. Rekapitulasi ini merangkum beberapa template Budgeted Cost & Revenue sbb :

Jadi idealnya seluruh data cost & revenue untuk 1 unit trucking di rekap dalam 1 file Microsoft Excel seperti gambar di atas. Delivery Calculation & Sample Delivery Cost Template

Sample perhitungan pada gambar di atas saya buat dalam Microsoft Excel tujuannya untuk memudahkan user template ini mudah mengidentifikasi biaya, menentukan harga jual ideal, komponen biaya variabel dan fixed serta tampilan yang enak dilihat. Beberapa pengunjung blog ini berkomentar memang meminta advice / konsultasi atau raw template dari Ms.Excel tersebut. Terkadang saya berdiskusi via chatting /email untuk identifikasi kebutuhan, sehingga ketika mendevelop template baru harapannya menjadi solusi bagi bisnis pembaca blog ini.

Beberapa asumsi yang saya pakai dalam mendevelop template excel tentunya harus sering diverifikasi oleh user, sesuai data aktual di lapangan. Sebagai contoh untuk Fuel Consumption Truck di daerah Jabodetabek tentu sangat berbeda dengan Fuel Consumption daerah Jawa Tengah, kemudian untuk Tyre Consumption di daerah Jawa tentu berbeda dengan Tyre Consumption di daerah Kalimantan. Artinya asumsi-asumsi yang saya ambil berlaku kasuistik dan tidak berlaku general. Demikian tulisan seri 2 saya tentang business analyst ini, seri 1 sebelumnya adalah Business Analyst Warehousing , akan ada beberapa seri tulisan lagi seputar project-project yang saya kerjakan secara freelance.

Business Analyst 1 (Warehousing)


20 Januari 2013

Rate This

Untuk menambah beberapa tulisan di blog ini, saya coba hadirkan seri tulisan business analyst yang memaparkan beberapa rekan yang telah bekerjasama dengan saya untuk memberikan advice / konsultasi atau solusi bagi perkembangan usaha mereka. Serie 1 dari tulisan ini adalah analisa bisnis warehouse dari BMC logistics yang ada advertising nya di sidebar blog ini, user saya kali ini kontak via email dan blog pada September 2011. Sampai saat ini masih keep contact dengan saya Diawali dari membaca dan review di blog ini, Pak Riza (demikian nama visitor blog ini) melakukan kontak melalui komentar di blog dan mulai berinteraksi dengan penulis blog ini via email dan chatting. Solusi yang dibutuhkan kira-kira adalah konsep untuk melakukan bisnis warehouse. Setelah berdisksusi 1-2 minggu disimpulkan bahwa bentuk konkret untuk memulai bisnis ini adalah : Cost Analysis, Layout Space & Ukuran, Quotation, Simple Inventory Report. Setiap file yang saya submit kepada user dilengkapi dengan manual / petunjuk untuk memahami penggunaan file-file tersebut. Cost Analysis Secara sederhana saya develop suatu template costing dari warehouse untuk membantu usaha warehouse ini menentukan harga jual pada tingkat margin tertentu. Sehubungan terpisah jarak cukup jauh (saya di Jakarta dan user di Surabaya) maka saya tidak bisa visit ke tempat user dan hanya mengandalkan data-data yang dikirimkan via email berupa foto, informasi cost, informasi ukuran serta market rate untuk bisnis sewa gudang.

Berikut template sederhana perhitungan sewa gudang :

Metode perhitungan sewa gudang dengan cost plus Angka yang tercantum saya samarkan beberapa untuk kerahasiaan user. Solusi di atas secara sederhana adalah menyusun struktur biaya dari gudang termasuk biaya jika Investasi gudang tersebut di depositokan ke bank yang terhitung sebagai opportunity cost yang hilang karena uang diinvestasikan user ke bisnis rental warehouse.

Perhitungan harga handling barang di warehouse Harga handling ini disusun dari komponen-komponen biaya yang langsung (direct) berhubungan dengan handling itu sendiri. Untuk perhitungan biaya indirect / overhead belum dimasukkan pada penentuan harga handling maupun harga sewa gudang di atas. Namun jika pada faktanya komponen biaya indirect / overhead akan diabsorb di perhitungan harga jual, maka sudah disediakan komponen biaya lain-lain / others pada template yang bisa diinput jumlahnya sesuai keinginan user.

Layout Space & Ukuran Untuk advice dari layout gudang saya menggambarkan 3 layout yaitu : Layout 1 (Handling dengan Forklift & Hand Pallet), Layout 2 (Handling dengan Forklift saja) serta Layout 3 yaitu ukuran gudang. Dasar saya membuat layout adalah draft gambar dari user sendiri yang saya redraw dengan menggunakan software Microsoft Visio sehingga saya bisa detail memvisualisasikan luas space yang bisa dijual (utilisasi space) lengkap dengan zona untuk manuver forklift dan hand pallet.

Handling Forklift & Hand Pallet

Handling dengan hanya menggunakan forklift

BMC Logistics Untuk Layout 3 berupa ukuran detail dari layout kira-kira mirip dengan gambar di atas, hanya fungsinya difokuskan untuk memvisualisasikan kepada calon customer nantinya dimana barang akan diletakkan dan sebagai attachment dan kelengkapan data. Solusi berupa layout ini diimplementasikan user untuk melakukan re-layout gudang yang akan di tawarkan kepada calon customer. Quotation

Penjelasan quotation Selain Cost Analysis dan Layout, saya juga memberi solusi template Quotation untuk memudahkan user saya untuk menawarkan space gudang kepada calon customer. Template tersebut memuat beberapa informasi teknis yang biasanya dibutuhkan oleh orang yang membutuhkan space gudang (layout, denah, fasilitas, harga, terms and condition, dll). Simple Inventory Report User saya kali ini juga membutuhkan semacam template simple untuk support dari sisi administrasi gudang, Dengan space yang tidak begitu luas serta jumlah orang terbatas, maka tentunya akan muncul cost cukup besar jika menyewa orang khusus dedicated untuk mengurusi administrasi, oleh karena itu pekerjaan administrasi tentunya akan dikerjakan petugas operasional. Untuk mempermudah administrasi (khususnya pembuatan Inventory Report) maka saya coba membuatkan template simple yang bisa diupdate dengan mudah hanya dengan menggunakan 2 sheet, yaitu sheet Master dan sheet Stock Gab

Sheet ini digunakan untuk master data

Sheet Reporting Stock yang diupdate setiap hari Selain advice / konsultasi berupa Cost Analysis, Layout Space & Ukuran, Quotation, Simple Inventory Report lengkap dengan manual guidance nya, saya juga membantu user saya dengan mereview Jasa Logistik dan Warehousing yang dimiliki dalam tulisan : Jasa Logistik Warehousing dan Distribusi di Surabaya dengan kata kunci / tag : Sewa Gudang Rungkut / Surabaya, Sewa Gudang Murah ,dsb. Kemudian sidebar blog ini juga memvisualisasikan usaha dari user saya ini. Berikut statistik wordpress dari tulisan / review Jasa Logistik Warehousing dan Distribusi di Surabaya :

Statistik Tulisan WordPress Review BMC Logistics Memang tulisan ini belum terlalu terindeks dengan baik oleh visitor yang melakukan googling atau pun yang sedang mencari-cari tulisan tentang logistik di blog saya. Secara rata-rata per hari hanya di sekitar 4 hits / hari atau sekitar 120 hits / bulan, bandingkan dengan tulisan lain semisal tentang Sistem Manajemen Gudang, Sistem Manajemen Gudang (WMS) atau Kartu Stock Sebagai dokumen kendali persediaan yang kira-kira per tulisan bisa di click > 100 kali per hari. Menurut user tersebut traffic 4 hits / hari saat ini juga cukup mendatangkan prospect customer yang cukup bagi usaha sewa gudang dan distribusi yang dijalankan. Dalam proses advice / konsultasi ini saya selalu berusaha memberi tenggat waktu bagi saya untuk me-reply pertanyaan-pertanyaan (biasanya 124 jam) serta memberi fedback yang baik untuk setiap revisi file yang sudah saya submit, karena penting bagi saya untuk mengetahui bahwa analisa yang saya lakukan benar-benar bisa berjalan secara aktual dan turut serta memberi nilai / sumbangsih bagi pengembangan bisnis user saya. Demikian tulisan seri 1 saya tentang Business Analyst, ke depan nya saya akan lanjutkan beberapa project seputar business analyst yang saya dapatkan dari kegemaran saya menulis blog ini.

Jasa Logistik, Warehousing dan Distribusi di Surabaya


13 November 2011

1 Votes

PT Bintang Multi Cahaya ( brand name : BMC Logistics ) sebagai perusahaan NVOCC & Freight Forwarding yang telah eksis dan tumbuh berkembang bersama- sama customer nya sejak thn 2004, senantiasa berupaya memenuhi kebutuhan jasa lainnya dari customers. Untuk itu, di penghujung thn 2011 ini kami meng set-up sebuah Unit Usaha baru dengan nama : BMC Logistics Warehouse & Distribution Unit, yang siap memberikan Jasa Logistik, Warehousing dan Distribusi. Diawali dengan selesainya dibangun sebuah 150 M2 Warehouse modern, dengan sistim Loading Deck dan peralatan bongkar muat barang yang menyesuaikan dengan konsep standar layanan logistik. LOKASI & KEUNGGULAN : ( lihat map / peta lokasi )

Berada dalam satu komplek dengan kantor induk perusahaan, sehingga positif dalam aspek kontrol dan sekuriti ( Jl. Rungkut Asri Timur 38 / Jl.Raya MERR IIC, Surabaya 60293 ) Dipinggir jalan MERR-IIC ( Middle East Ring Road IIC ), yaitu jalan Lingkar Timur Tengah yang mempunyai akses langsung ke pelabuhan Tg.Perak Surabaya, Jembatan Suramadu ( Surabaya Madura ) dan ke Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Berjarak kurang dari 1 km dari Komplek SIER ( Surabaya Industrial Estate Rungkut ) 100% bebas dari banjir.

KONSEP USAHA dan LAYANAN : Konsep usaha kami adalah kemitraan ( partnership ), yaitu menempatkan customers kami sebagai partner usaha, sehingga keuntungan adalah share bersama antara kami dan customers. SDM ( Human Resources ) kami semuanya qualified, certified, experienced dan skilled dibidang nya, sehingga mereka mampu memberikan service dan layanan yang prima. Tiga hal tersebut diatas, yaitu Lokasi, Partnership dan Layanan Prima adalah keunggulan kami yang akan menjadi value added ( nilai tambah ) bagi customers. SCOPE OF SERVICE ( Cakupan layanan kami ) :

Cargo pick-up Handling ( IN ) / Receiving Storage, tallying, marking, labeling & packing Handling ( OUT ) / Delivery Container stuffing ( FCL & LCL ) Distribution ( delivery, trucking )

Customs clearance Fumigation, ISPM, Quarantine

PRICE ( HARGA PROMO ) : Handling IN ( receiving ) : Rp. 20.000 / Ton M3 Handling OUT ( delivery ) : Rp. 20.000 / Ton M3 Storage :
1. Long Term Hire ( Slow Moving Goods ) : Rp. 25.000 / M2 / bln 2. Short Term Hire ( Fast Moving Goods ) : Rp. 3.000 / T-M3 / hari

Untuk barang dengan spesifikasi khusus ( overweight, overlength, overwidth serta dangerous goods dll ), diberikan tariff tersendiri. PIC : untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami : Riza Kurniawan ( Warehouse Manager ) : HP : 08164895109, ( email : riza_bizdev@bmcsby.com ), atau di :

031 8796113 4 : ( hunting ) 031 8796150 & 031 8796153 ( direct ) Fax : 031 8796155 E-mail : azwinsh@indo.net.id ; & bintang@bmclogistics.co.id

About these ads

Like this:
Suka Be the first to like this.

From Berita Logistik, Praktek Logistik, Tulisan Logistik

Perlengkapan Logistik (Pallet)


25 Oktober 2009

4 Votes

Pallet, Pada bidang logistik, tentunya pallet merupakan salah satu pengetahuan mengenai pallet mungkin merupakan hal yang penting. Pallet sangat berhubungan

dengan aktifitas pergudangan, dan digunakan sebagai tempat menaruh barang. Pallet yang biasa saya temukan berada pada ukuran 100 cm x 120 cm dengan jenis two ways atau stringer pallet. Kesamaan dimensi pallet memudahkan pengadaan atau desain rak, dalam tujuan memakai sisi panjang, lebar dan tinggi untuk tempat penyimpanan sementara. Wikipedia mencatatkan sejarah tentang pallet , Sejarah menunjukkan bahwa pemakaian pallet sudah cukup lama, desain awal abad ke-2 hanya disesuaikan untuk penyimpanan dan transportasi barang. Hal ini disebabkan teknologi Forklift yang mengangkut barang secara vertikal belum berkembang seperti saat ini. Selanjutnya pada tahun 1926 seiring dengan penggunaan Forklift yang lebih modern, pallet didesain untuk penyimpanan vertikal. Pallet juga memiliki standar ISO, bahkan pada situs wikipedia dapat diketahui bahwa Eropa, Australia dan Amerika memiliki standard tersendiri.
ISO pallets

Salah satu contoh stadard Pallet adalah : The International Organization for Standardization (ISO) sanctions six pallet dimensions, detailed in ISO Standard 6780: Flat pallets for intercontinental materials handlingPrincipal dimensions and tolerances:[10]
Dimensions, mm (W Dimensions, in (W L) L) 1219 1016 1000 1200 1165 1165 1067 1067 1100 1100 800 1200 48.00 40.00 39.37 47.24 44.88 44.88 42.00 42.00 43.30 43.30 31.50 47.24 Wasted floor, ISO container 3.7% 6.7% 8.1% 11.5% 14% 15.2%

Region most used in North America Europe, Asia; similar to 4840. Australia North America, Europe, Asia Asia Europe; fits many doorways

Overview Pallet

Penggunaan pallet tentu memunculkan biaya tetap lain berupa pembelian alat transportasi bagi pallet itu sendiri, umum nya adalah Forklif dan Hand Pallet. Forklift digunakan jika aktifitas penyimpanan dilakukan juga secara vertikal (transportasi barang vertikal), sedangjkan untuk transportasi horizontal cukup menggunakan Hand Pallet. Harga Pallet sendiri berkisar antara 75.000 100.000 dan sangat bergantung pada jenis kayu yang digunakan. Forklift dan Hand Pallet di Indonesia sebagian besar merupakan produk Impor, bisa dipastikan harganya menggunakan standar Dollar. Efektifitas penggunaan pallet dapat diukur melalui tinggi tumpukan barang yang berada di atas pallet. Jika Pallet itu dimasukkan ke dalam rak penyimpanan maka tinggi tumpukan barang akan disesuaikan dengan volume rak penyimpanan. Rak penyimpanan sendiri memiliki ketinggian berbeda-beda sesuai kebutuhan industri yang memakainya, hal ini dimungkinkan karena beam (besi penyusun rak) bersifat knock down sehingga panjang, lebar dan tinggi bisa disesuaikan, pada umumnya ketinggian adalah sekitar 1,5 meter.

Kartu stock sebagai dokumen kendali persediaan


16 Januari 2011

19 Votes

Cukup lama saya tidak menulis artikel logistik, sampai hari kemarin tergelitik melihat angka kehilangan barang yang cukup besar. Saya langsung terpikir untuk menuliskan artikel Kartu stock sebagai dokumen kendali persediaan yang sejatinya saya ambil dari sedikit pengalaman bekerja di dunia logistik Kartu stock Prinsip kartu stock adalah pencatatan pergerakan transaksi keluar masuk satu item yang mengidentifikasi tipe transaksi (masuk dari supplier, masuk dari retur store, keluar ke store, keluar disposal, keluar untuk pemakaian tertentu, dll) lengkap dengan jam transaksi, jumlah barang, keterangan tujuan / asal barang. Kartu stock menjadi penting sebagai dokumentasi persediaan yang menjadikan pekerja / karyawan dapat memonitor setiap item yang terdapat pada sebuah gudang. Pencatatan kartu stock sejauh yang saya kenal sangat efektif untuk melacak terjadinya kejanggalan persediaan yang terjadi karena kelalaian karyawan atau kesalahan sistem.

Idealnya kartus stock di create /terekam secara otomatis ketika ada transaksi keluar masuk satu item pada gudang. Layaknya prinsip buku tabungan, setiap ada pengambilan, pembayaran, tabungan, maka saldo tabungan langsung berkurang/bertambah secara otomatis (sedapat mungkin tercatat secara real time). Hal ini harus didukung adanya sistem yang terinstal pada sistem pergudangan. Jika tidak melalui sistem maka pilihan yang ada tentunya dilakukan secara manual, baik pencatatan di kertas maupun diinput dalam program terpisah seperti Microsoft Excel. Opsi manual ini sangat rentan oleh kesalahan karyawab yang melakukan pencatatan, terlebih jika item yang harus dicatat kartu stock cukup banyak. Bagaimana kartu stock melacak barang Saya pernah menyaksikan kartu stock mampu menyelamatkan kehilangan barang dagangan. Kasusnya ketika itu adalah ada satu item yang datang dengan kemasan baru (sebelumnya isi 10 diganti ke isi 12). Data pengambilan oleh helper menunjukkan angka 20 pcs, namun helper (karena faktor kebiasaan) mengambil sebanyak 2 case (yang seharusnya 2 x 10 = 20 pcs pada kemasan lama). Tetapi yang terjadi justru helper melakukan pengambilan 2 x 12 = 24 pcs, yang berarti terjadi kelebihan 4 pcs. Sepintas kesalahan terjadi oleh karena kelalaian helper, tetapi untuk menyelesaikan masalah tersebut maka staf gudang mendata seluruh outlet yang terindikasi kelebihan pengiriman dan berkomunikasi dengan seluruh outlet. Akhirnya potensi kehilangan barang dapat terselesaikan dengan membuatkan pengiriman secara data tanpa melakukan proses fisik (karena fisik sudah terkirim lebih sebelumnya). Pelacakan ini dilakukan melalui data pada kartu stock. Outlet yang dikirim setelah penerimaan barang dengan jumlah kemasan yang berbeda terdata pada kartu stock. Selanjutnya tinggal melihat saldo sebelum penerimaan dan dengan asumsi FIFO berjalan baik, maka data outlet yang terkirim lebih jelas terpampang pada kartu stock. Contoh kartu stock

Contoh kartu stock manual seperti gambar di samping mengharuskan pekerja untuk menuliskan setiap transaksi yang terjadi. Secara singkat ada kolom tanggal, Nomer dokumen, Diterima dari / Keluar ke, Quantity Masuk, Quantity Keluar, Sisa. Kartu stock seperti ini memerlukan perhatian khusus oleh bagian administrasi gudang untuk terus mengupdate pencatatan kartu stock. Hal ini rentan terhadap terjadinya kesalahan / kesalahan yang diakibatkan

ketidaktelitian oleh karyawan (human error), sehingga proses pencatatan tidak berlangsung dengan baik.

Contoh kartu stock di atas adalah contoh tampilan program yang saya ambil dari thread kaskus berikut. Prinsipnya pencatatan kartu stock setiap SKU terjadi secara otomatis jika ada penerimaan / pengeluaran barang. Penerimaan barang dari supplier biasanya akan menambahkan stock dan tercatat di kartu stock secara otomatis jika sudah diinput oleh admin gudang sedangkan pengeluaran akan tercatat di kartu stock saat surat pengiriman / surat jalan / nota kirim ke outlet tertentu dibuat oleh administrasi gudang. Kartu stock mencegah permainan oknum gudang Tidak dapat dipungkiri jika di dalam gudang selalu ada tikus-tikus yang bermain dengan melakukan manipulasi terhadap data dan fisik barang. Sebagai contoh oknum petugas administrasi yang melakukan key in penerimaan barang dari supplier namun secara riil tidak menerima fisik barang. Atau contoh kasus lain, melakukan key in pengeluaran barang lebih sedikit dibandingkan fisik, melakukan revisi terhadap transaksi, dan sejumlah trick manipulasi lainnya. Dalam sistem yang terkomputerisasi, kartu stock akan merekam semua transaksi sehingga historical suatu item dapat diketahui. Kartu stock ini menyimpan historical transaksi pada satu item, namun bagi para pekerja yang bertanggung jawab terhadap akurasi stock, kartu stock memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai dokumen kendali untuk melakukan pelacakan terhadap pergerakan barang. Kartu stock dapat diaudit dan dibandingkan dengan dokumen penerimaan/pengeluaran (yang di file oleh administrasi) untuk mencegah manipulasi oknum-oknum pekerja gudang.

Nah, fungsi kartu stock yang demikian penting tentunya membuat semua gudang / pusat distribusi tentunya mau menerapkan kartu stock dalam sistem pencatatan administrasi. Pemilihan pencatatan manual dan otomatis tentunya sangat dipengaruhi oleh jumlah item, pergerakan barang, volume barang, modal, jumlah pekerja, dan lainnya.

Tipe dan jenis gudang


10 Desember 2009

9 Votes

Gudang adalah jenis yang paling umum dari tempat penyimpanan meskipun memang ada bentuk-bentuk lain (misalnya, tangki penyimpanan. Beberapa gudang memiliki bangunan besar dan luas sehingga memungkinkan kegiatan pembongkaran barang dari truk pemasok dan kegiatan memuat barang ke pelanggan secara bersamaan Di bawah ini kita membahas lima tipe gudang:

Gudang Pribadi/Swasta- jenis gudang ini dimiliki dan dioperasikan oleh pemasok dan reseller untuk digunakan dalam kegiatan distribusi mereka sendiri. Sebagai contoh, jaringan ritel besar menyediakan gudang untuk toko mereka atau grosir mengoperasikan sebuah gudang di mana ia menerima dan mendistribusikan produk. Gudang Publik/Umum gudang umum pada dasarnya adalah ruang yang dapat disewakan untuk mengatasi kebutuhan distribusi dalam jangka pendek. Pengecer yang memiliki gudang sendiri mereka sendiri terkadang mencari ruang penyimpanan tambahan jika kapasitas gudang mereka tidak mencukupi atau jika mereka melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sebagai contoh, pengecer bisa memesan tambahan barang untuk memaksimalkan penjualan di toko atau ketika ada harga promosi dari pemasok jika membeli dalam jumlah besar. Gudang otomatis Dengan kemajuan teknologi komputer dan robotika banyak gudang sekarang memiliki kemampuan otomatis. Tahapan otomatisasi sampai pada pemakaian conveyor belt untuk mengangkut barang sehingga memerlukan orang yang lebih sedikit untuk menangani kegiatan penyimpanan.

Climate-Controlled Warehouse. Iklim-Controlled Warehouse Gudang penyimpanan yang menangani berbagai jenis produk dengan penanganan khusus kondisi seperti freezer untuk menyimpan produk beku dan kelembaban lingkungan. Distribution Centre, Ada beberapa gudang yang hanya menyimpan produk dalam waktu sangat cepat. Gudang ini berfungsi sebagai titik dalam sistem distribusi pada produk yang diterima dari berbagai pemasok dan segera dikirimkan ke banyak pelanggan. Misalkan, seperti dengan penanganan Distribution Centre untuk Perishable Food sebagian besar produk yang masuk di pagi hari dan didistribusikan pada akhir hari,

Mau belajar Logistik?


22 September 2009

6 Votes

Bukan karena fasihnya mempraktekkan keilmuan logistik, sekedar mereview saja dan membanding-bandingkan tulisan-tulisan tentang logistik di Internet, Teori di bangku kuliah, Realisasi praktek di lapangan sehingga mempelajari dan menulis tentang logistik menjadi hal yang menarik. Sudah ada beberapa tulisan mengenai logistik pada blog ini dan menjadi salah satu ciri dari www.romailprincipe.wordpress.com Situs Wikipedia memberi kutipan mengenai logistik sebagai berikut : Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengkontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, dan pemaketan. Asal Usul , kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos () yang berarti rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas. Pada kekaisaran

Yunani, Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan gelar Logistikas, yang bertanggung jawab atas distribusi dan pendanaan persediaan perang. Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Konsep manajemen logistik banyak bisa didekati dari Forecasting, yaitu metode meramalkan permintaan, menentukan tingkat persediaan yang ekonomis (Economic Order Quantity) , Menghitung tren dan perilaku pasar terhadap barang. Selain itu dari sisi operasional banyak sekali pengetahuan di dalam Logistik, semisal saja mengenai Operasional sebuah Gudang. Gudang sendiri memiliki sistem informasi, memiliki lokasi penyimpanan, memiliki dokumen serah terima dan pencatatan stock, memiliki armada, memiliki kerjasama dengan eksportir dan importir, belum lagi sejumlah pengetahuan mengenai mekanisme ekspor-impor dan bea cukai. tepat memilih metode operasional yang produktif (efektif dan efisien) berarti telah memiliki modal besar dalam mendukung produktifitas perusahaan. Pada halaman logistik terdapat beberapa contoh video tentang operasional logistik yang telah menerapkan dominasi teknologi mesin dibanding manusia. Mempelajari logistik berarti mempelajari segala komponen penyusunnya dari hulu sampai dengan hilir, dari pemanufaktur sampai ke end user. Menguasai logistik berarti menguasai seluruh komponen manajemen rantai pasok yang saling terkait dan membentuk satu kesatuan yang kokoh. Mempelajari logistik juga akan mengembangkan hal-hal baru yang lebih produktif sesuai dengan karakteristik masingmasing perusahaan. Jika di luar negeri sampai ada ahli S2 atau S3 ilmu logistik, di Indonesia kita dekati dari ahli dan praktisi logistik saja, yang tentunya penguasaan lapangan lebih dari sekedar teori di atas kertas.

Logistik yang dipandang (tidak) Penting


2 Februari 2010

2 Votes

<![if gte mso 9]> Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]><![if gte mso 9]> <![endif]> Logistik yang dipandang (tidak) Penting
2 Februari 2010

2 Votes

<![if gte mso 9]> Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]><![if gte mso 9]> <![endif]> Berikut artikel Logistik yang dipandang (tidak) penting yang saya re-post ulang hari

ini. Tulisan ini sebenarnya sudah pernah saya adalah posting pasca amburadulnya Logistik Pemilu 2009 lalu. Logistik, satu kata yang menarik. Pengertiannya dari Yahoo Answer menjelaskan logistik sbb : Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengkontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, dan pemaketan. berhubungan erat dengan pergudangan atau Warehouse, berfungsi menyimpan barang untuk produksi atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan warehouse adalah akurasi pergerakan barang dan menghitung rentang waktu barang disimpan. Dibutuhkan kontrol aktivitas pergerakan barang dan dokumen untuk meningkatkan efisiensi penggunaan warehouse agar jumlah dan rentang waktu barang disimpan dalam nilai minimum atau sesuai perencanaan

Logistik dapat menentukan kebehasilan suatu sistem atau aktifitas, semisal saja Pemilu, Bisnis ataupun Usaha. Dalam kegiatan perkuliahan sendiri di Jurusan Manajemen atau Teknik Industri

sering dibahas mengenai Logistik. Mata kuliah Manajemen Logistik biasanya merupakan spesifikasi dari Manajemen Operasi, topik-topik yang dibahas sangat menarik, antara lain : Forecasting, Inventory, Supply Chain Management, Supplier Reationship Management, Material Requirement Planning, Tata Letak Pabrik, Material Handling dsb, dll. Beberapa memang di cover pada mata kuliah lain namun beberapa topik dasar menarik adalah topik-topik yang saya sebutkan.

Teoritis? Saya belajar, dan memahami beberapa topik di atas, meski tidak terlalu detail juga. Herannya di saat sekarang bekerja hamper seluruh topik di atas tidak berlaku dan tidak dapat (atau tidak mau dan tidak bisa) diaplikasikan. Semisal Forecasting tidak menjadi dasar permintaan, yang menjadi dasar permintaan adalah KEBUTUHAN. Jadi misalkan kebutuhan 5, terjual 2 maka akan terjadi pemesanan atau permintaan sebanyak 2. Hmmmhh Di Forecasting pemesanan berdasarkan data historis, jadi kalau memakai average dan data historis yang digunakan adala 3 bulan maka saat terjadi penjualan selama 3 bulan sebanyak 6, 7 dan 5 maka akan terbentuk pemesanan sejumlah 6. Cara di atas juga dapat dikombinasikan. Entah mengapa menurut saya Permintaan barang suatu perusahaan terkadang berlawanan dengan berbagai macam teori yang dipelajari. Text book yang saya download tentang Supply Chain Management bahkan dapat merumuskan banyak hal yang lebih rumit dan kemungkinan bisa lebih baik atau bahkan lebih buruk. Jadi apakah itu semua?Apakah sistem tidak mendukung teori, atau teori terlalu ideal?Tidak juga, ternyata ada faktor ketidaktahuan dari para pendahulu (pembuat system) sehingga metode yang berkaitan dengan logistik kurang mengikuti perkembangan jaman, atau di sisi lain teori itu sendiri melahirkan faktor resiko dari aktifitas logistik, sehingga dunia usaha memilih merumuskan teori sendiri, kalo begitu dimana letak teori kuliah? cukupkah sampai pada ijazah yang bertuliskan A pada mata kuliah tertentu? Saya kira tidak, 1001 hal bisa saya paksakan, seperti kata Einstein Jika fakta tidak sesuai dengan teori maka ubahlah faktanya.

Faktor Resiko Resiko dari aktifitas logistik yang saya tahu adalah Selisih barang (hilang atau lebih), Kerusakan barang, Besarnya nilai IOH (Inventory on Hand) atau DSI (Day Sales Inventory), Stock Out hingga Potential Losses Sales. Beberapa Teori Kuliah dapat menjelaskan resiko-resiko di atas. Namun terkadang teori ini justru melahirkan resiko baru, semisal Forecasting. Misalkan dengan meramalkan akan membeli barang sejumlah 40 buah maka ketika permintaan sejumlah 43 maka terjadi stock out dan kehilangan potential sales yang tentunya sangat tidak disukai oleh dunia usaha, namun ketika permintaan dilakukan dengan faktor buffer tinggi, semisal 50, maka terjadi nilai Inventory on Hand yang tinggi artinya saat dimana barang yang dibeli tidak langsung menjadi uang. Ketika kuliah dulu Dosen menjelaskan dengan analogi tukang pisang goring yang memiliki angka IOH kecil, karena siang ini membeli bahan baku, maka sore harinya sudha jadi uang, semakin kecil nilai IOH maka semakin kecil nilai Inventory yang tentunya menyegarkan cashflow perusahaan. Manajemen faktor resiko ini menurut saya membutuhkan pengalaman dibandingkan teori, meskipun tetap didasarkan pada teori. Pengalaman akan membentuk feeling atau sentuhan atau naluri, melalui hal-hal ini teori dipertajam. Urgensi? Melihat ketidakteraturan logistik pemilu maka bisa saya duga bahwa KPU tidak melakukan analisa terlebih dahulu yang melibatkan orang yang berpengalaman pada bidang logistik, atau rekanan KPU yang sangat tidak profesional di bidang logistik. Bagaimana tidak? Ribuan surat suara ada yang basa terkena hujan, masak sih pengemasan tidak diperhatikan? Belum lagi keterambatan pelipatan surat suara, sehingga perlu dikerahkan bayak jin seperti proyek loro jonggrang yang bak ujian mahasiswa menggunakan sistem kebut semalam. Menilik hal ini maka saya berpendapat lingkup manajemen logistik diperhatikan, dikaji dan didalami oleh orang-orang

yang berkompeten, sehingga semua aktifitas di Indonesia dapat berjalan dengan produktifitas tingi. Perlu juga adanya forum2 terbuka mengenai logistik di Indonesia, tidak hanya dalam seminar formal yang banyak teorinya, tetapi melibatkan Industri yang berada pada level menengah atau level atas dimana Industri ini memiliki pengalaman bidang logistik cukup baik sehingga teori2 dapat lebih mendarat dan aplikatif di semua bidang. Asosiasi? Di Indonesia terdapat komunitas logistik, yaitu Asosiasi Logistik Indonesia, hal ini berarti telah ada orang-orang yang memandang bahwa pengaturan logistik sangat penting dan Ilmu, Pengetahuan dan Teknologi megenai logistik penting dibagikan dan dikembangkan. Namun di mana posisi Asosiasi Logistik Indonesia? Saya sebenarnya pernah menjadi Master of Ceremony acara Seminar Nasional yang mengadirkan perwakilan ALI, saat itu saya akui bahwa secara data dan penguasaan lapangan pihak ALI sangat baik dan pemikiran-pemikiran yang berkembang sangat membantu terciptanya produktifitas lebih tinggi. Namun apa jadinya jika ALI kurang mengcover kebutuhan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan atau informasi mengenai logistik, menurut saya ALI (mungkin sesuai dengan Visi, Misi atau tujuan awal) sangat mengedepankan kepentingan indutri atau dunia usaha, padahal sejatinya industri level menengah ke bawah, pihak pemerintah atau orang awam sangat membutuhkan pengetahuan dasar mengenai logistik Namun memang semuanya kembali kepada diri masing-masing, apakah setiap diri sudah memandang pengetahuan dasar tentang Manajemen Logistik penting?

Membumi kan Supply Chain Management


29 Maret 2010

6 Votes

Untuk beberapa orang, istilah supply chain management merupakan suatu istilah yang akrab terdengar, anak kuliah (jurusan manajeman atau industri) dan dosennya, praktisi, serta perusahaan-perusahaan yang memiliki stock persediaan serta terkait dengan supplier dan retailer. Hmmm, istilah populer ini juga akhirnya terbit dalam sejumlah ilmu, seminar-seminar dan textbook. Semua orang tertarik dengan Supply Chain Management, yang bahkan dikatakan tahapan atau cakupan penguasaannya di atas pemahaman Manajemen Logistik. Keyword Chain menarik dikaji dan dibahas, Istilah Rantai pada SCM dimaksudkan apa sebenarnya? Rantai Pasokan (Supply Chain)

Rantai pasok dalam istilah supply chain menunjukkan keterkaitan antara satu tahapan dengan tahapan lainnya (masing-masing tahapan digambarkan dengan mata rantai. Untuk membentuk rantai yang kuat dan kokoh maka antara mata rantai yang satu dengan mata rantai lain harus saling terkait dan kokoh. Demikian juga dengan Rantai pasok, setiap tahapan dalam sistem rantai pasok harus saling terkait dan saling berhubungan dengan satu tahapan ke depan dan satu tahapan ke belakang. Contoh mudahnya adalah antara pemanufaktur dengan distributor, informasi antara keduanya terkait dengan data jumlah barang yang telah didistribusikan oleh distributor yang akan menjadi data produksi untuk pemanufaktur. Jadi rasanya cukup oke dan masuk akal istilah rantai itu sendiri kan? Seberapa erat Rantai Pasokan itu? Eratnya rantai pasok digambarkan sebagai arus informasi dan kesinambungan antara setiap mata rantai. Semisal informasi penjualan di pengecer akan menjadi data permintaan pada gudang/pemasok kemudian data pada gudang/pemasok akan menjadi permintaan kepada distributor atau suplier, data permintaan pada distributor atau supplier akan menjadi data produksi pada pemanufaktur, data produksi pada pemanufaktur akan menjadi data permintaan bahan baku (untuk membentuk semacam master production schedulling) kepada setiap supplier si pemanufaktur, begitu seterusnya terkait dari hulu sampai ke hilir.

Dapat dibayangkan apabila salah satu mata rantai terputus arus informasinya, maka mata rantai sebelum dan sesudahnya akan terganggu. Contohnya : Jika pemanufaktur mengeluarkan 10 buah barang, dan untuk membentuk 10 buah barang itu diperlukan 10 karton pembungkus, maka informasi 10 karton pembungkus ini diperlukan oleh suplier karton (pembungkus barang). Jika informasi 10 bungkus itu tidak didapatkan oleh suplier, maka supplier tidak memiliki data riil untuk melakukan permintaan kepada produsen pembungkus karton. Agak rumit, namun begitulah kejadiannya, informasi dan data yang saling terkait secara otomatis akan menjadi data permintaan, data produksi, data volume kebutuhan tempat, data armada atau transportasi (semisal memakai jasa transportasi outsource), data kebutuhan personil, data kebutuhan dana/biaya serta sejumlah data lain yang menjadi informasi penting yang berkesinambungan dan memutar roda bisnis perusahaan. Manajemen rantai pasok mengharuskan integrasi dari seluruh kegiatan dan arus transportasi logistik. Ke depannya bagi praktisi logistik, mencari tahu kendala dan kemungkinan praktek-praktek riil mengenai Manajemen Rantai Pasok di Indonesia mungkin akan lebih Membumi kan Supply Chain Management. Sehingga bisa memodelkan apa yang dimaksud dengan manajemen rantai pasok atau supply chain management sesuai dengan karakteristik bisnis masing-masing.

First Expired First Out (FEFO)


10 April 2010

8 Votes

Tulisan berikut mengenai konsep (FIFO) First In First Out di dunia logistik, ditulis oleh salah satu praktisi logistik pada blog http://iwanbudianto.wordpress.com/. Menceritakan tentang istilah FIFO yang lebih tepat diabsorb melalui istilah FEFO (First Expired First Out). Silahkan melihat dan mengomentari :

Sumber : distribusi

Dalam teori-teori mengenai pergudangan istilah flow produk yang sering digunakan adalah FIFO dan LIFO. FIFO yang berarti yang pertama kali masuk harusnya yang pertama kali pula yang diprioritaskan untuk keluar. Sebaliknya LIFO berarti yang terakhir kali masuk justru yang pertama kali keluar. Biasanya konsep yang banyak digunakan adalah FIFO, wajar saja yang pertama kali antri pastinya yang harus dilayani. Tapi bagaimana jika produk yang dimaksud berupa Pasir yang hanya diletakkan di suatu tempat besar. Tidak mungkin kita mengambil bagian bawahnya terlebih dahulu kan, sehingga yang pertama kali dikeluarkan pastinya yang bagian atas. Hal yang berbeda terjadi untuk produk-produk makanan, minuman, obat-obatan, alat kesehatan ataupun produk-produk yang memiliki masa kadaluarsa seperti Voucher pulsa. Walau pada dasarnya menggunakan konsep FIFO, tapi ketika produk tersebut mengalami perpindahan gudang yang cukup sering bahkan bisa terjadi bolak-balik keluar masuk gudang yang sama maka tidak menutup kemungkinan produk yang terakhir kali masuk justru memiliki masa kadaluarsa lebih awal. Kok bisa? Ilustrasi Anggaplah contoh minuman dalam kemasan memiliki kadaluarsa bulan Januari 2010 tiba di gudang bulan ini. Sesuai dengan lancarnya permintaan produk tersebut didistribusikan ke gudang-gudang cabang di seluruh pelosok tanah air bahkan sudah sampai juga ke pedagang eceran. Seiring berjalannya waktu, persaingan minuman dalam kemasan cukup tinggi akibatnya penjualan di daerah sulewesi sangat jelek karena kalah dengan produk lokal. Karena masa kadaluarsa sudah semakin dekat, tentunya sangat disayangkan jika minuman tersebut dibiarkan tidak bergerak di sulawesi. Kebetulan penjualan di Jakarta lebih baik, sehingga perlu dipertimbangkan minuman tersebut ditarik kembali ke gudang jakarta. Padahal gudang Jakarta saat ini sudah menyimpan produk minuman dengan masa kadaluarsa Januari 2012. Alhasil produk yang terakhir masuk di gudang Jakarta saat ini adalah produk yang akan expired pada tahun 2010. Dengan kondisi seperti ini, maka produk yang diprioritaskan untuk keluar gudang terlebih dahulu adalah yang memiliki masa kadaluarsa paling dekat. Syukurnya aplikasi WMS (Warehouse Management System) yang sudah beredar saat ini sudah menunjang untuk proses FEFO ketimbang FIFO yang konvensional. Bahkan saat ini hampir seluruh produk akan mulai mengarah pada sistem FEFO walaupun untuk produk spare-part sekalipun. Tentu saja FEFO ini diperlukan untuk fungsi gudang yang banyak berfungsi sebagai hub keluar masuk dari berbagai sumber. FEFO mungkin saja akan berdampak pada sistem accounting, terlebih jika terjadi perbedaan harga. Bagaimana implikasinya di accounting? bisa saja ternyata diterapkan dengan konsep FIFO atau LIFO (pada sistem accounting konvensional) . Tapi dengan adanya ERP saat ini, pencatatan tiap produk sangat mungkin dilakukan hingga tingkat yang paling detail.

Memakai Jasa Konsultan Logistik


27 Februari 2011

3 Votes

.Pengalaman adalah guru yang paling baik, melalui pengalaman yang telah dilalui setiap manusia memperbaiki banyak hal yang akan dilalui. Tidak jarang pengalaman menjadi sangat mahal, namun berapapun harganya, pengalaman itu harus mampu memperbaiki kesalahankesalahan masa lalu pada kondisi dan keadaan yang relatif sama Lima bulan belakangan ini saya berinteraksi dengan konsultan logistik. Ceritanya dimulai ketika kebutuhan titik penentuan lokasi gudang diharuskan melalui prosedur study optimasi jaringan. Optimasi jaringan sendiri adalah cabang ilmu riset operasional, dasarnya kira-kira adalah memilih nilai x dan y optimal dari beberapa persamaan (yang sering ada di soal matematika dasar UMPTN/SPMB). Optimasi jaringan dilayani oleh sebuah perusahaan konsultan logistik terkemuka dengan memakai software. Software ini memerlukan satu set data yang (In my opinion) sangat rumit dan rasanya tidak dipunyai oleh perusahaan logistik manapun.

Data yang dibutuhkan sangat detail dan harus dipenuhi dengan akurat untuk memastikan software memberi hasil yang sesuai tujuan. Permasalahan yang muncul adalah ketika data yang

diminta sangat sulit dipenuhi, bahkan oleh perusahaan yang memakai sistem yang terintegrasi secara baik. Dari pengalaman bekerja di (hanya) dua perusahaan logistik dan pengalaman mengamati logistik di perusahaan lain, saya rasa hal tersebut sangat lah sulit disediakan. Hasil nya bisa jadi mengecewakan, karena ketika sudah membayar sangat mahal, study oleh konsultan tersebut bisa jadi tidak maksimal karena alasan data yang tersedia sangat minim. Jika sudah begini, sebagai penyedia data dan penanggung jawab, maka level bawahan akan kena getahnya dari manajemen puncak. Lalu, apa solusi terbaik bagi perusahaan yang membutuhkan konsultan logistik? Victory loves preparation!, begitu lah salah satu quote yang kita sering dengar. Persiapkan segala jenis data yang dibutuhkan untuk membuat study paling tidak selama 6 bulan 1 tahun. Persiapan itu membutuhkan template data terperinci dan detail serta jangan melupakan PIC dari setiap set data tersebut. Level Manager harus memonitor persiapan set data tersebut dan sembari memonitor maka level Manager haruslah mencari cara/konsep pengolahan yang bisa dilakukan sendiri (tanpa melalui konnsultan).

Software Microsoft Excel dan Visio drawing (untuk layout) bagi saya sudah cukup untuk menjadi tools bagi pengolahan data. Jika ingintampil lebih profesional, maka sentuhan SPSS, Minitab untuk pengolahan data serta Autocad untuk detail spesifikasi gambar tentu dibutuhkan. Penguasaan detail atas beberapa software di atas cukup membentuk seseorang atau sekelompok tim menjadi tenaga konsultan yang handal, cepat, terukur dan adjustable.

Menyorot pada kata adjustable berarti melalui tenaga dan riset sendiri, hasil study yang dilakukan oleh konsultan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Berbeda jika memakai jasa konsultan yang seringkali TIDAK bisa mengabsorb kebutuhan spesifik dari perusahaan. Pengalaman menjadi Konsultan Saya sendiri pernah terlibat untuk membuat satu model pusat distribusi yang melibatkan teknologi tinggi seperti wireless handheld, conveyor, barcode scanner,wireless forklift monitor, digital picking system dan Warehouse Management System. Study yang dilakukan ketika itu tidak melibatkan konsultan profesional dan mahal, cukup dengan tenaga IT internal dan beberapa tenaga internal untuk membangun sistem nya.

Singkat cerita, akhirnya model yang diinginkan bisa diimplementasikan dengan sejumlah kekurangannya. Dengan minimnya tenaga dan sumberdaya manusia untuk mengimplementasikan pusat distribusi baru tersebut, operasional masih bisa dijalankan tentunya polesan terus berjalan sampai model itu berjalan dengan sempurna. Pada model yang relatif sama, perusahaan terkemuka lain membutuhkan konsultan yang dibayar miliaran rupiah (berdasarkan pengakuan sesorang yang saya tanyai secara lisan). Yang ingin saya ke depankan adalah kebutuhan kepada konsultan itu memang perlu diperhitungkan dengan cermat. Ketika bisa melakukan sendiri, tentunya konsultan menjadi hal yang memunculkan biaya besar dan hasil yang belum terjamin. Sebaliknya, pemanfaatan tenaga internal dengan persiapan yang sangat baik dan dukungan data serta SDM yang mencukupi ternyata mampu menggantikan sejumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk konsultan.

Penerapan Lean Manufacturing pada Aktifitas Pergudangan


14 Juni 2009

1 Votes

Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan nilai tambah produk agar memberikan nilai kepada pelanggan. Pada fakta di lapangan konsep lean akan tergambar pada rasio-rasio antara nilai tambah dibandingkan pemborosan. Di Indonesia rasio nilai tambah dengan pemborosan masih sekitar 10% dan baru masuk ke tahapan lean jika rasio telah mencapai 30%. Begitulah pembukaan paragraph pendekatan lean pada buku Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries.

Membaca pembukaan buku itu dan melihat kepada aktifitas tempat kerja, sungguh anggapan saya semua itu adalah teoritis dan tidak mungkin diterapkan. Beberapa alasannya adalah :
1. SDM berkualitas pada level lulusan SMA sangat minim, dengan gaji UMR mentalitas mencari lembur adalah waste tersendiri. 2. Terlalu banyak variabel eksternal yang tidak dapat dikontrol dan diselesaikan, sehingga aktifitas pekerjaan tidak dapat stabil. Kalaupun stabil adalah stabil pada batas kontrol bawah. 3. Parameter biaya dan pengeluaran yang dibatasi, sehingga segala bentuk inovasi yang memerlukan biaya sulit dilakukan, sekalipun bisa diperlukan riset mendalam yang memakan kapasitas, di lain hal aktifitas harian tetap memakan kapasitas.

Pemikiran tersebut sedikit terbuka ketika membaca bahwa Lean didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematis untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan serta aktifitas tidak bernilai tambah melalui peningkatan terus menerus secara radikal dengan cara mengalirkan produk dan informasi menggunakan sistem tarik dari pelanggan eksternal dan internal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan. Selanjutnya semakin menarik ketika dideskripsikan jenis-jenis pemborosan dan contoh-contoh penerapan lean pada beberapa jenis industri. Ingatan saya terbawa kepada sistem kaizen yaitu prinsip peningkatan kualitas terus menerus meskipun dalam tahapan-tahapan kecil. Kata kunci nya adalah peningkatan terus-menerus dan setiap hari. Kemudian dari kata kunci tersebut dan aktifitas pergudangan di sekitar saya maka mulai muncul ide-ide liar serta mimpimimpi bahwa saya mampu membawa konsep ini kepada tim yang akhirnya akan mengimplementasikan pendekatan lean itu pada aktifitas pergudangan.

Ide kecil yang dilakukan secara konsisten dan sistematis memerlukan suatu konsep yang kuat. Sebelum mengimplementasikan Lean pada aktifitas sekitar, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi seluruh alur pekerjaan pada aktifitas pergudangan. 2. Mengidentifikasi pemborosan pada alur pekerjaan yang telah diidentifikasi. 3. Melihat kemungkinan adanya pertambahan nilai dalam aktifitas pergudangan atau menghilangkan pemborosan. 4. Mencoba membuat sebuah simulasi mengenai rasio nilai tambah dan pemborosan yang diidentifikasi.

5. Mempresentasikan simulasi kepada tim. 6. Implementasi dan Evaluasi. 7. Melakukan perbaikan terhadap implementasi.

Sebenarnya mirip siklus PDCA juga jadinya, tetapi inilah yang ada di pikiran saya. Apa sih pemborosan pada aktifitas pergudangan? Tentunya pemborosan yang paling utama adalah biaya. Pemborosan biaya dibentuk dari komponen-komponen lain, misalkan barang rusak, hilang, biaya gaji dan lembur, listrik, air, makan, minum perbaikan dan beberapa hal lain yang muncul sesuai karakteristik setiap gudang. Kemudian mengenai nilai tambah, apa saja yang merupakan nilai tambah pada aktifitas pergudangan. Hal ini memerlukan data dan fakta lebih lanjut, namun beberapa pengamatan di website dan buku-buku serta tempat kerja, nilai tambah akan meliputi beberapa hal :
1. Nilai tambah terhadap perubahan besar (high cost) 2. Nilai tambah terhadap perubahan kecil (low cost)

Saya mungkin akan sedikit mereview mengenai perubahan berbiaya rendah. Semisal set up time yang lama, ketika perkerja datang maka tidak langsung bekerja. Terkadang datang merokok terlebih dahulu, makan pagi, bercanda, dll. Maka akan lebih baik dibuat secara regular briefing pagi setiap jam masuk, selama 5 menit, membacakan target hari ini dan memeriksa kesiapan pekerja gudang. Briefing juga ditutup dengan pembacaan doa, hasilnya seluruh pekerja gudang tahu apa target hari ini, dan langsung bergerak ke tempat mereka akan beraktifitas. Hal lain yang memberi nilai tambah adalah kualitas dan kuantitas barang. Pelanggan eksternal sering melakukan complain jika kualitas dan kuantitas barang tidak sesuai dengan pesanan. Setelah dianalisa ternyata diakibatkan beban kerja berlebih, pekerja gudang minim, sehingga bekerja tidak lagi optimal. Kemudian dihitung biaya karena complain dan kehilangan pelanggan lalu dibandingkan dengan penambahan orang yang dilakukan, ketika perhitungan dan analisa menyatakan bahwa penambahan orang akan memberi nilai tambah yang lebih dibandingkan dengan pengeluaran maka keputusannya adalah penambahan orang, jika nilai tambahnya lebih kecil, maka keputusannya adalah tetap pada kondisi saat ini. Masih banyak penerapan lean dalam aktifitas pergudangan, beberapa ada dalam konsep dan beberapa sudah berjalan. Ada beberapa kegagalan, dan ada beberapa yang menghasilkan. Mimpi saya suatu saat bekerja dalam perusahaan yang memiliki cacat sangat kecil mendekati zero defect atau bisa juga 3,4 DPMOSuatu mimpi yang luar biasa.

Praktek SCM dan Gudang


26 Juli 2009

1 Votes

Dalam bekerja di sebuah Gudang, meskipun penuh dengan naluriah dan insting, beberapa kali saya menginginkan tahapan ideal dengan mensinkronkan dengan teori-teori yang berlaku di bidang logistik. Salah satu teori yang ada di bidang logistik adalah Supply Chain Management (SCM). Jadi meski bekerja pada daerah yang penuh dengan penerapan dan praktek, bukan berarti teori dilupakan. Salah satu dari definisi dari SCM adalah perencanaan dan pengelolaan semua kegiatan dan sumber yang terlibat dalam pengadaan, konversi, dan semua kegiatan Manajemen Logistik. Penting, hal ini juga mencakup koordinasi dan kolaborasi dengan mitra saluran, yang dapat pemasok, perantara, pihak ketiga penyedia layanan, dan pelanggan. Pada dasarnya, Supply Chain Management terintegrasi dan permintaan manajemen di dalam dan di seluruh perusahaan.

Beberapa bacaan membedakan manajemen logistik (logistic management) dengan SCM, ada yang mengatakan manajemen logistik adalah bagian dari SCM, ada juga yang mengatakan manajemen logistik dan SCM bisa memiliki daerah yang beririsan, buat saya SCM menerangkan secara utuh manajemen logistik, bisa dibilang pembaruan dari manajemen logistik sendiri. Elemen dari SCM Supplier Relationship Management, Internal Supply Chain Management, dan Customer Relationship Management. Jika Manajemen Logistik mungkin banyak bermain pada daerah Internal Chain Management. Pembahasan setiap elemen dari SCM dan hubungannya dengan kegiatan pergudangan lebih asyik kalau dibahas pada postingan lain deh. Performance SCM Pengukuran SCM dapat dilihat melalui beberapa hal : Siklus persediaan, DPMO (Defect per million Order), Rasio Produktifitas (biaya, jumlah pekerja, dll), Waktu pengerjaan, Ketersediaan informasi, Pelayanan pelanggan. Dalam beberapa hal, performance memang harus dalam bentuk kuantitatif, jika performance berada dalam tingkatan kualitatif, maka citra dari performance kuantitatif itulah yang harus dibangun. Semisal : pelayanan pelanggan, dalam melayani seorang customer service gudang harus melakukan dalam waktu secepat mungkin dan melakukan skala prioritas terhadap complain yang dilayani. Dalam pelayanan cepat, dan komunikasi tepat maka konsumen akan merasakan kualitas yang baik atau setidaknya muncul image atau citra bahwa ada usaha melakukan pelayanan seoptimal mungkin.

Kesulitan SCM SCM memiliki sejumlah batasan yang menyebabkan beberapa perusahaan atau daerah di Indonesia sulit menerapkannya. Contoh sederhana saja mengenai ketersediaan bahan dari pemasok. Gudang sulit mendapatkan kiriman barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Jika memesan barang 300, sementara kapasitas mobil pemasok adalah 200, maka pemasok akan menunggu pesanan masuk lagi dari gudang sejumlah 100, agar bisa mengirim pas sejumlah 2 mobil ke gudang. Waktu tunggu diperlama maka estimasi produksi terganggu dan output tidak tepat sesuai peramalan. Menjadi fantasi saya bagaimana luar negeri mengatasi masalah-masalah sederhana seperti ini, masalah kecil yang membuat SCM tidak bisa dilakukan secara utuh.

Belajar logistik, Logistik, Manajemen Gudang, Manajemen Logistik

Mau belajar Logistik?


22 September 2009

6 Votes

Bukan karena fasihnya mempraktekkan keilmuan logistik, sekedar mereview saja dan membanding-bandingkan tulisan-tulisan tentang logistik di Internet, Teori di bangku kuliah, Realisasi praktek di lapangan sehingga mempelajari dan menulis tentang logistik menjadi hal yang menarik. Sudah ada beberapa tulisan mengenai logistik pada blog ini dan menjadi salah satu ciri dari www.romailprincipe.wordpress.com Situs Wikipedia memberi kutipan mengenai logistik sebagai berikut : Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengkontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, dan pemaketan. Asal Usul , kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos () yang berarti rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas. Pada kekaisaran Yunani, Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan gelar Logistikas, yang bertanggung jawab atas distribusi dan pendanaan persediaan perang. Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.

Konsep manajemen logistik banyak bisa didekati dari Forecasting, yaitu metode meramalkan permintaan, menentukan tingkat persediaan yang ekonomis (Economic Order Quantity) , Menghitung tren dan perilaku pasar terhadap barang. Selain itu dari sisi operasional banyak sekali pengetahuan di dalam Logistik, semisal saja mengenai Operasional sebuah Gudang. Gudang sendiri memiliki sistem informasi, memiliki lokasi penyimpanan, memiliki dokumen serah terima dan pencatatan stock, memiliki armada, memiliki kerjasama dengan eksportir dan importir, belum lagi sejumlah pengetahuan mengenai mekanisme ekspor-impor dan bea cukai. tepat memilih metode operasional yang produktif (efektif dan efisien) berarti telah memiliki modal besar dalam mendukung produktifitas perusahaan. Pada halaman logistik terdapat beberapa contoh video tentang operasional logistik yang telah menerapkan dominasi teknologi mesin dibanding manusia. Mempelajari logistik berarti mempelajari segala komponen penyusunnya dari hulu sampai dengan hilir, dari pemanufaktur sampai ke end user. Menguasai logistik berarti menguasai seluruh komponen manajemen rantai pasok yang saling terkait dan membentuk satu kesatuan yang kokoh. Mempelajari logistik juga akan mengembangkan hal-hal baru yang lebih produktif sesuai dengan karakteristik masingmasing perusahaan. Jika di luar negeri sampai ada ahli S2 atau S3 ilmu logistik, di Indonesia kita dekati dari ahli dan praktisi logistik saja, yang tentunya penguasaan lapangan lebih dari sekedar teori di atas kertas.

Sistem Manajemen Gudang (WMS)


27 November 2011

10 Votes

Pada tulisan di blog saya tentang Sistem Manajemen Gudang , saya mengulas tentang aktifitasaktifitas pergudangan yang membentuk suatu sub sistem dan terintgerasi dalam satu sistem manajemen pergudangan. Beberapa pengunjung blog menginterpretasikan tulisan saya tersebut kepada adanya suatu software yang mensupport sistem manajemen gudang itu sendiri, ada yang menanyakan secara gratis, konsultasi gratis bahkan tidak jarang ada yang konsultasi berbayar atau ingin membeli software untuk mensupport manajemen pergudangan. Kali ini saya tertarik untuk mengulas mengenai fitur-fitur software sistem manajemen gudang (WMS) yang mungkin berguna bagi beberapa pengunjung blog ini atau anda yang memiliki

pengalaman mengenai WMS, membutuhkan WMS atau ada referensi mengenai WMS bisa saling bertukar pikiran Keberadaan software yang mensupport aktifitas pergudangan mulai dari penerimaan barang, penyimpanan barang, pengambilan (picking) sampai dengan memuat ke truck dan delivery sangat dibutuhkan oleh gudang, bantuan sistem ini akan membantu untuk melacak informasi dan data-data yang dibutuhkan oleh customer ataupun pemilik gudang sendiri. Wikipedia mendefinisikan Warehouse Management System sebagai : WMS, is a key part of the supply chain and primarily aims to control the movement and storage of materials within a warehouse and process the associated transactions, including shipping, receiving, putaway and picking. The systems also direct and optimize stock putaway based on real-time information about the status of bin utilization. Mengontrol pergerakan barang di dalam gudang sehubungan dengan transaksi keluar masuk barang, mungkin itu adalah keyword dari definisi dari wikipedia di atas. Bagaimana WMS (Warehouse Management System) ini bisa memungkinkan hal itu? Tentunya dengan satu sistem database yang memungkinkan user untuk melakukan kontrol mendetail. Saya coba membahas bagaimana WMS bisa melakukan hal tersebut, data-data ini saya dapatkan dari source yang memiliki lisensi langsung mengenai software database gudang.

Fitur di atas adalah fasilitas ideal yang disediakan oleh Warehouse Management System. Receiving and Putaway, Dispacthing, Stock Take, Reporting adalah beberapa fitur standard yang coba saya bahas. Receiving and Putaway

Proses Receiving and Putaway dimulai ketika barang datang ke gudang. Secara fisik barang yang datang harus dimasukkan ke dalam sistem WMS, sehingga database barang di gudang akan terupdate. Opsi melakukan input barang adalah dengan menggunakan Input data PO (Purchase Order) secara otomatis yang dilakukan Departemen Purchasing / Pembelian, atau dengan input data manual. Prinsip utamanya adalah kesesuaian fisik yang datang dengan kebutuhan di gudang, sehingga menghindari terjadinya selisih stock pada saat melakukan cycle count atau stock opname. Setelah fisik barang diterima, selanjutnya fisik barang tersebut harus diletakkan pada lokasi tertentu di gudang (Putaway). Proses Putaway ini sangat penting untuk mengetahui informasi dimana barang yang diterima diletakkan serta bisa mensupport sistem FIFO/FEFO (First In First Out / First Expired First Out).

Gambar di atas menunjukkan jumlah produk yang diterima dan lokasi yang peletakkan nya. Untuk gudang yang memiliki fasilitas barcoding serta kompleksitas dan nilai yang sangat tinggi maka disarankan melakukan pencetakan dokumen receipt pada sticker barcode yang akan ditempelkan pada barang, hal ini berguna untuk mempercepat aktifitas operasional karena proses perpindahan fisik barang akan disupport oleh adanya sistem scan barcoding menggunakan handheld dan operator yang melakukan putaway tidak perlu melakukan updating pada komputer.

Informasi receipt label yang ditempelkan pada pallet ini juga sangat membantu operator gudang melakukan cycle count / stock opname, tidak perlu melakukan penghitungan manual dan cukup melihat informasi pada sticker, maka waktu penghitungan akan sangat cepat dan akurat. Setelah barang di atas pallet ditempel lebel dan diletakkan sesuai lokasi yang tertera, maka proses receiving dan putaway bisa dikatakan selesai. Dispacthing Proses dispatching ini berfungsi sebagi pendukung operasional pengeluaran barang dari gudang (picking dan delivery barang) atas barang-barang yang akan dikirimkan ke outlet-outlet atau kepada customer. Pencarian lokasi atas barang-barang yang akan di picking akan dipermudah melalui adanya informasi pada WMS.

Bagi para pekerja gudang, tentunya fitur ini mempercepat pencarian. Cukup melihat informasi, atau bahkan informasi ini sudah terupload kedalam device handheld, melakukan picking dan

melakukan scanning barcode terhadap sticker di pallet sehingga secara data barang tersebut sudah dinyatakan diambil dan stock pada lokasi sudah kosong sera bisa ditempati barang lain yang akan diterima. Setelah melakukan picking pada lokasi maka operator pada gudang perlu dipandu dengan informasi barang-barang yang akan didelivery / diberangkatakan ke satu tujuan. WMS akan memberikan informasi order dari customer berupa sticker barcode yang ditempelkan pada setiap karton yang akan diberangkatkan. Sticker ini akan sesuai jumlahnya dengan fisik barang yang sudah diambil dari lokasi. Setelah melakukan aktifitas picking, maka perlu dilakukan validasi antara item-item yang telah di picking dengan order dari outlet atau customer. Warehouse Management System mengakomodasi validasi ini dengan fitur dokumen yang dinamakan dengan Delivery Note atau bisa juga disebut sebagai Delivery Note. Fungsi utama fitur ini adalah memudahkan operasional gudang membandingkan antara item-item yang dipicking dengan item-item yang akan dimuat ke dalam truck, petugas gudang yang melakukan biasanya dinamakan checker yang melakukan fungsi double check antara hasil picking versus barang yang akan di loading. Sedemikian penting tugas checker ini sehingga untuk mempercepat pekerjaannya, WMS mensupport dengan pencetakan dokumen Delivery Note / Delivery Order seperti gambar berikut.

Selain fitur Delivery Note, dibutuhkan fitur double check berikutnya untuk memastikan seluruh barang keluar merupakan order dari customer, salah satu fungsi double check ini bisa dibantu dengan sticker dispatch label. Sticker dispatch label ini akan memandu operator untuk melakukan loading ke dalam truck yang akan membawa barang ke satu tujuan tertentu. Dispatch label ini memiliki fungsi ganda sebagai proses double check pada tempat / destinasi yang nantinya akan menerima barang tersebut. Informasi sticker dan jumlah karton cukup menjadi dasar pengecekan, menghemat waktu pengecekan pada saat melakukan unloading di tempat tujuan.

Pada saat dipatch ini WMS akan memotong sejumlah stock yang telah didelivery ke tujuan, proses informasi ini dibaca sebagai pengurangangan tingkat persediaan dan secara otomatis bisa diproses kepada sebuah Sistem Manajemen Persediaan untuk selanjutnya diproses menjadi pemesanan kepada supplier. Detail artikel Sistem Manajemen Persediaan pernah saya ulas pada tulisan saya. Stock Take Stock take dilakukan untuk melakukan penyesuaian stock fisik dan stock komputer sehingga tingkat persediaan yang berhubungan dengan biaya persediaan pada sebuah gudang sesuai dengan keadaan fisik. Stock take sendiri merupakan satu aktifitas yang menyedot kapasitas dan sangat menguras waktu dari operator gudang. Tidak jarang proses stock take dilakukan dengan melibatkan banyak personil gudang, dilakukan penghitungan 1, penghitungan 2 dan seterusnya untuk memastikan barang secara fisik ada di dalam gudang. WMS sudah memudahkan dengan informasi detail setiap barang dan lokasi, sehingga operator cukup mudah untuk melakukan stock take. Dalam flow WMS maka operasional gudang tentunya tidak memunculkan selisih antara fisik barang dengan stock komputer.

Report Stock take yang dicetak setelah hasil penghitungan fisik dilakukan idealnya adalah 0 atau tidak terjadi selisih sama sekali antara komputer dengan fisik. Jika ada nilai selisih plus atau minus maka dilakukan penghitungan ulang terhadap fisik, WMS telah membantu untuk melakukan referensi lokasi barang yang terjadi selisih, operator tidak perlu lagi berkeliling gudang untuk menghitung seluruh jumlah barang melainkan cukup menghitung ke lokasi yang menurut report terjadi selisih. Waktu yang digunakan akan sangat singkat. Setelah seluruh penghitungan dilakukan, maka komputer akan melakukan adjustment plus atau minus terhadap penghitungan fisik. Pada tahapan ini maka gudang telah memiliki stock update yang sesuai antara data dengan fisik. Reporting

Fitur reporting adalah fitur pendukung yang cukup vital. Laporan yang tersedia pada WMS harus mampu menjelaskan banyak hal kepada pemilik barang, laporan ini juga harus valid dan bisa tersedia sewaktu-waktu dimana sebuah keputusan harus ditunjang oleh adanya data historis masa lalu. Fitur reporting ini menurut saya menjadi titik vital pentingnya ada sebuah WMS pada gudang. Beberapa fitur reporting pada gambar di samping haruslah mampu mendukung kebutuhan sebuah gudang akan sebuah informasi yang lengkap. Idealnya seseorang akan mampu membaca kesehatan sebuah gudang pada fitur reporting ini. Misalkan reporting hari persediaan (Inventory Days) yang seharusnya berada pada tingkat minimum, anggap saja idealnya 5 hari. Jika reporting menunjukkan stock gudang ada di atas 5 hari, maka keputusan Kepala Gudang / Manajer Gudang haruslah mencoba menurunkan tingkat order dan mengoptimalkan pengeluaran barang, sehingga tingkat persediaan turun. Report ini juga dibutuhkan customer (topik khusus pada penyedia jasa gudang) untuk mengetahui barang apa saja yang tersedia pada gudang dan akan dikirim ke outlet atau destinasi mana. Tanpa adanya fitur pendukung berupa reporting ini, maka WMS bisa dikatakan tidak lengkap dan kurang menjawab kebutuhan user. Reporting juga harus dihubungkan dengan Key Performance Indicator (KPI) dari gudang. Misalkan KPI dari variansi stock adalah 1%, maka Report harus mampu mengeluarkan laporan selisih barang hasil stock opname. Untuk kebutuhan lebih lanjut (biasanya digunakan oleh Data Analyst), fitur reporting harus mampu mengekspor file ke dalam file .dbf .csv atau .xls yang bisa diolah lebih lanjut dengan Ms Excel.

Beberapa fitur standard dari WMS tadi seharusnya bisa ditemukan pada setiap gudang, tergantung dari nilai pergerakan barang yang terjadi di dalamnya. Instalasi software WMS sendiri memerlukan biaya tidak sedikit dan setidaknya membutuhkan 1-2 orang dedicated admin untuk bertanggung jawab atas WMS ini. Investasi Warehouse Management System Menurut beberapa sumber penyedia WMS, harga yang ditawarkan cukup bervariatif. Bisa di atas 50 juta, atau bernilai di bawah 50 juta. Variasi ini biasanya ditimbulkan oleh kompleksitas fitur yang tersedia pada WMS tersebut. Idealnya, ketika membeli sebuah WMS, user harus mengetahui beberapa hal sebagai berikut :
1. Kapabilitas penyedia jasa WMS. 2. Portfolio atau pernah dipakai sebelumnya. 3. Supporting jika terjadi bug atau error.

Jika instalasi WMS menjadi investasi yang cukup besar dan mungkin saja akan memberatkan bagi belanja modal (Capital Expenditure) bagi sebuah usaha, maka tidak ada salahnya mengalihkan pilihan kepada jasa persewaan WMS. Tentunya opsi ini akan lebih ringan dan memiliki resiko lebih rendah karena pencatatannya akan sebagi biaya operasional (Operational Expenses) bulanan serta resiko apabila WMS tidak terpakai tentunya akan hilang karena sewaktu-waktu dapat memutuskan kontrak dengan penyedia jasa. Kapan idealnya sebuah gudang membutuhkan Warehouse Management System (WMS)? Pertanyaan tentunya memiliki berbagai macam penjelasan dan perspektif untuk menjawabnya, dari sisi ekonomis maka bisa saja sebuah gudang membutuhkan WMS ketika nilai pergerakan barang di dalamnya mencapai angka tertentu (katakan 1 Milliar rupiah sebulan) dan angka investasi WMS adalah 100 juta rupiah yang apabila disusutkan 60 bulan hanya sekitar 1,67 juta atau senilai 1,67% dari omzet sebulan. Dari sisi Good Warehousing Practices (GWP), bisa saja sebuah gudang membutuhkan WMS ketika tenaga atau aktifitas manual tidak bisa mendukung GWP itu sendiri sehingga gudang tersebut membutuhkan solusi berupa WMS tanpa memperhitungkan sisi finansial. Pada akhirnya itu akan menjadi pilihan bagi pelaku usaha untuk melakukan investasi terhadap WMS, namun di tengah-tengah dinamis nya pergerakan bisnis atau usaha maka investasi tentunya akan melahirkan keunggulan kompetitif i tersendiri bagi suatu usaha, berani?

Sistem Penerimaan Barang di Gudang


6 Juni 2009

26 Votes

Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang. Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila hal ini tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu produktifitas. Berikut adalah halhal penting dalam penerimaan barang : 1. Bukti pesanan barang dari Gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi tepat) 2. Bukti Tanda Barang diterima (untuk penagihan) 3. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang 4. Cek Expired Date dan Kondisi Barang 5. Memasukkan Barang ke Penyimpanan Berikut contoh Flow chart Receiving :

Bukti Pemesanan (Purchase Order) Ketika satu pihak memesan sejumlah barang ke pemasok, maka dia akan mengirimkan PO ke pemasok. Barang sesuai jumlah PO ini nantinya akan dibawa ke Gudang tempat yang disiapkan oleh si pemesan. Tim Gudang tentunya tidak selalu tahu jenis barang apa yang dipesan, oleh sebab itu tim Gudang perlu memastikan kesesuaian PO dengan fisik barang yang ada. Setelah PO diperiksa dan sesuai dengan seluruh item yang dibawa, maka selanjutnya dibuat Bukti Tanda terima Barang. Bukti Tanda Terima Barang Bukti Tanda Terima Barang serta Faktur akan berhubungan dengan penagihan uang. Bukti Tanda Terima barang akan dijadikan dasar oleh pihak supplier untuk menagih ke pemesan barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli dan ada tanda-tanda yang dilampirkan, semisal PO atau surat lain yang menjamin keaslian dokumen ini.

Operasional Aktifitas operasional adalah bongkar barang, cek expired, cek kesesuaian pesanan serta memasukkan barang ke penyimpanan. Aktifitas operasional ini merupakan salah satu critical point, mengapa? Berikut beebrapa alasan versi saya : 1. Bongkar muat barang yang dilakukan oleh kuli bongkar rawan membuat rusak barang atau resiko kehilangan barang karena dicuri. 2. Cek kesesuaian barang dengan PO dan Expired date barang dilakukan oleh staff penerimaan barang yang biasanya memiliki sejumlah alasan untuk tidak melakukan aktifitas ini dengan sejumlah alasan seperti : supaya cepat, sudah kenal dengan pemasok, disiplin melakukan sistem, dll. Intinya di poin 1 dan 2 kritis dikarenakan Faktor Sumber Daya Manusia.

Penerimaan Barang di gudang rawan permainan dengan pihak supplier. Staff penerimaan tanpa diketahui oleh pemesan dapat melakukan deal-deal khusus yang merugikan pemesan dan menguntungkan pemasok. Jadi kontrol yang ketat terhadap personil penerimaan cukup penting, hal seperti melakukan rotasi pekerjaan rutin serta bekerja dalam jumlah kecil serta pembatasan wewenang adalah hal-hal praktis yang bisa dilakukan.

Perlengkapan Logistik (Pallet)


25 Oktober 2009

4 Votes

Pallet, Pada bidang logistik, tentunya pallet merupakan salah satu pengetahuan mengenai pallet mungkin merupakan hal yang penting. Pallet sangat berhubungan dengan aktifitas pergudangan, dan digunakan sebagai tempat menaruh barang. Pallet yang biasa saya temukan berada pada ukuran 100 cm x 120 cm dengan jenis two ways atau stringer pallet.

Kesamaan dimensi pallet memudahkan pengadaan atau desain rak, dalam tujuan memakai sisi panjang, lebar dan tinggi untuk tempat penyimpanan sementara. Wikipedia mencatatkan sejarah tentang pallet , Sejarah menunjukkan bahwa pemakaian pallet sudah cukup lama, desain awal abad ke-2 hanya disesuaikan untuk penyimpanan dan transportasi barang. Hal ini disebabkan teknologi Forklift yang mengangkut barang secara vertikal belum berkembang seperti saat ini. Selanjutnya pada tahun 1926 seiring dengan penggunaan Forklift yang lebih modern, pallet didesain untuk penyimpanan vertikal. Pallet juga memiliki standar ISO, bahkan pada situs wikipedia dapat diketahui bahwa Eropa, Australia dan Amerika memiliki standard tersendiri.
ISO pallets

Salah satu contoh stadard Pallet adalah : The International Organization for Standardization (ISO) sanctions six pallet dimensions, detailed in ISO Standard 6780: Flat pallets for intercontinental materials handlingPrincipal dimensions and tolerances:[10]
Dimensions, mm (W Dimensions, in (W L) L) 1219 1016 1000 1200 1165 1165 1067 1067 1100 1100 800 1200 48.00 40.00 39.37 47.24 44.88 44.88 42.00 42.00 43.30 43.30 31.50 47.24 Wasted floor, ISO container 3.7% 6.7% 8.1% 11.5% 14% 15.2%

Region most used in North America Europe, Asia; similar to 4840. Australia North America, Europe, Asia Asia Europe; fits many doorways

Overview Pallet Penggunaan pallet tentu memunculkan biaya tetap lain berupa pembelian alat transportasi bagi pallet itu sendiri, umum nya adalah Forklif dan Hand Pallet. Forklift digunakan jika aktifitas penyimpanan dilakukan juga secara vertikal (transportasi barang vertikal), sedangjkan untuk

transportasi horizontal cukup menggunakan Hand Pallet. Harga Pallet sendiri berkisar antara 75.000 100.000 dan sangat bergantung pada jenis kayu yang digunakan. Forklift dan Hand Pallet di Indonesia sebagian besar merupakan produk Impor, bisa dipastikan harganya menggunakan standar Dollar. Efektifitas penggunaan pallet dapat diukur melalui tinggi tumpukan barang yang berada di atas pallet. Jika Pallet itu dimasukkan ke dalam rak penyimpanan maka tinggi tumpukan barang akan disesuaikan dengan volume rak penyimpanan. Rak penyimpanan sendiri memiliki ketinggian berbeda-beda sesuai kebutuhan industri yang memakainya, hal ini dimungkinkan karena beam (besi penyusun rak) bersifat knock down sehingga panjang, lebar dan tinggi bisa disesuaikan, pada umumnya ketinggian adalah sekitar 1,5 meter.

You might also like