You are on page 1of 10

CARA PENENTUAN NILAI KKM Bagaimana Menetapkan KKM?

Tujuan : Setelah membaca postingan ini, diharapkan semua pembaca terutama guru sanggup menyusun KKM mata pelajarannya sendiri. KKM yang merupakan singkatan dari Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu tuntutan dari kurikulum KTSP yang berlaku sejak tahun 2006 di Indonesia. Tuntutan ini merupakan kriteria untuk menentukan kelulusan peserta didik. Jika nilai peserta didik berada di atas atau sama dengan KKM maka peserta didik dinyatakan lulus, dan sebaliknya jika nilai peserta didik di bawah KKM, maka peserta didik itu belum dapat dikatakan sudah lulus. Jadi kita sebagai guru harus melihat pentingnya KKM dalan kurikulum KTSP. Pada jaman dulu, penilaian menggunakan sistem merah atau tidak. Nilai di bawah 6 dianggap merah dan nilai 6 ke atas dianggap sudah baik. Sekarang tidak lagi demikian. Tanpa nilai KKM, maka guru tidak punya acuan menentukan siswa lulus atau tidak. Siswa mendapat nilai 50 pun bisa dianggap lulus jika KKM yang ditetapkan sebesar 50 dan siswa dengan nilai 70 juga bisa tidak lulus jika KKM yang ditetapkan sebesar 75. Satu lagi yang penting, yaitu guru tidak bisa menentukan KKM mata pelajaran dengan metoda kira-kira atau asal menebak saja. Ada kriteria-kriteria tertentu untuk dapat menentukan KKM. Tulisan ini akan merangkum seluk-beluk penentuan KKM dengan ringkas tanpa teori-teori yang njlimet dengan harapan semua guru yang membaca tulisan ini langsung dapat menentukan KKM mata pelajarannya sendiri dengan benar. Hanya saja saya mohon maaf jika contoh-contoh yang saya gunakan saya ambil dari mata pelajaran Fisika SMA/MA karena saya adalah seorang guru Fisika SMA. 1. 2. 3. 4. 5. Pertama-tama yang perlu kita ketahui adalah tingkatan-tingkatan KKM, yaitu : KKM Indikator KKM Kompetensi Dasar KKM Standar Kompetensi KKM Mata Pelajaran selama 1 Semester atau 1 Tahun KKM seluruh mata pelajaran (atau KKM Satuan Pendidikan) Tingkatan tersebut berurutan, artinya tanpa ada KKM Indikator, tidak mungkin ada KKM Kompetensi Dasar, dan tanpa ada KKM Kompetensi Dasar, tidak mungkin ada KKM Standar Kompetensi, dan seterusnya. KKM Satuan Pendidikan adalah rata-rata dari seluruh KKM setiap Mata Pelajaran, sehingga semua guru yang mengajar harus dapat memberikan KKM mata pelajarannya kepada pihak sekolah. Jika satu mata pelajaran saja belum ada KKM-nya, maka perhitungan KKM Satuan Pendidikan tidak bisa dihitung. Jadi, guru harus mulai menghitung KKM-nya berdasarkan KKM yang paling awal, yaitu KKM Indikator, jadi minimal, guru harus mempunyai indikator yang selalu tercantum dalam silabus mata pelajaran. Karena Standar Isi KTSP yang diberikan oleh

Pemerintah hanyalah berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar saja, maka setiap guru harus dapat membuat indikatornya masing-masing. Indikator ini berfungsi utuk membuat soal-soal ujian, karena semua soal ujian harus bertolak dari indikator yang dibuat oleh guru tersebut. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) telah mempermudah hal ini dengan memberikan acuan indikator yang seragam berdasarkan hasil musyawarah bersama para guru mata pelajaran di setiap sekolah di suatu wilayah (misalnya : MGMP Fisika Kota Bandung), meskipun demikian, guru mata pelajaran dapat menambahkan atau mengurangi indikator dari MGMP tersebut sesuai tujuannya sendiri (atau membuat sendiri indikatornya) karena itulah inti dari KTSP, yaitu memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada Tingkat Satuan Pendidikan (contoh : SMA, SMP, MA, dll) untuk dapat mengembangkan kurikulumnya sendiri. Indikator yang ditentukan oleh MGMP hanyalah bersifat acuan saja. Untuk permasalahan indikator, saya menganggap semua guru sudah memilikinya sehingga saya tidak akan membahas cara membuat indikator di tulisan ini. Nah, sekarang bagaimana cara menentukan KKM Indikator? Setidaknya guru harus memperhitungkan 3 aspek yang sangat penting, yaitu : 1. Tingkat Kompleksitas => Berhubungan dengan tingkat kesukaran dari suatu indikator 2. Daya Dukung Sekolah => Berhubungan dengan fasilitas sarana/prasarana dari sekolah masing-masing 3. Intake (Tingkat Kemampuan) Siswa => Berhubungan dengan kemampuan siswa sendiri. Jadi, ketiga aspek dari KKM telah mencakup 3 segi yang penting, yaitu dari segi pelajaran itu sendiri, dari segi pihak sekolah dan dari segi siswa, sehingga nilai KKM untuk setiap indikator berbeda, juga nilai KKM untuk setiap pelajaran berbeda bahkan juga nilai KKM untuk semester 1 dan semester 2 dari pelajaran yang sama juga berbeda. Perbedaan nila KKM ini perlu disadari oleh guru karena setiap indikator memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda baik dari segi kesukaran pejarannya, daya dukung sekolah atau kemampuan siswanya. Contoh : Mata pelajaran Fisika SMA Kelas XI Semester 2 Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar : 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegarIndikator : 2.1.1 Menerapkan dan memformulasikan konsep torsi pada berbagai bentuk benda tegar yang berhubungan dengan rotasi benda itu 2.1.6 Menganalisis masalah dinamika rotasi benda tegar dalam berbagai keadaan dengan menggunakan prinsip torsi, hukum II Newton maupun kekekalan energi

Perhatikan kedua indikator yang berasal dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama. Guru Fisika pasti mengerti perbedaan jelas dari kedua indikator tersebut. Indikator yang pertama (nomor 2.1.1) jauh lebih mudah dibandingkan indikator kedua (nomor 2.1.6), karena indikator kedua membutuhkan analisis gaya dan analisis torsi yang tidak mudah, karena itu dari segi tingkat kompleksitas, indikator no. 2.1.6 labih tinggi daripada indikator no. 2.1.1. Segi daya dukung sekolah juga harus diperhitungkan dalam menilai KKM, dari contoh di atas, tentu setiap sekolah akan berbeda-beda pendukungnya. Dukungan tersebut antara lain : Buku pelajaran yang merata pada semua siswa Modul pelajaran yang dibuat sendiri oleh guru Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Alat-alat Demo yang sesuai dengan materi Alat-alat eksperimen Animasi komputer (file flash, file swf, file mpg, dll) beserta komputer/note book dan proyektor LCD yang mendukung. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak dalam kelas. Suasana kelas yang menyenangkan. Dll. Sekolah yang memiliki dukungan-dukungan tersebut tentu dapat memberi poin yang lebih pada segi ini dibandingkan sekolah yang hanya mempunyai 1 atau 2 pendukungpendukung tersebut. Inilah sebabnya penentuan KKM tidak bisa hanya melalui forum MGMP, karena tidak semua sekolah merata dalam hal daya dukung. Satu segi lagi adalah dari Intake siswa atau kemampuan dasar siswa. Bagi sekolahsekolah yang memberikan kriteria penerimaan siswa dari rata-rata nilai yang tinggi tentu akan berbeda dengan sekolah-sekolah yang menetapkan kriteria penerimaan siswa dari rata-rata yang lebih rendah. Ini juga yang menyebabkan guru setiap mata pelajaran harus dapat membuat nilai KKM-nya sendiri. Juga aspek intake siswa juga perlu memperhatikan gaya belajar siswa. Ada siswa yang gaya belajarnya kinestetik, gaya belajar audio maupun gaya belajar visual. Jika materi pelajaran yang disajikan dengan metode tertentu sudah sesuai dengan gaya belajar siswa atau kelas, maka kita bisa mengharapkan nilai yang tinggi pada aspek ini untuk indikator yang tertentu Setelah kita mengerti hal ini, marilah kita melangkah lebih jauh untuk dapat membuat sendiri nilai KKM untuk mata pelajaran kita masing-masing. Langkah 1 Buat indikator (berdasarkan SK dan KD pada standar isi) Langkah 2 Buat KKM untuk setiap indikator berdasarkan 3 aspek (Tingkat kompleksitas, daya dukung sekolah dan intake siswa) Langkah 3 Buat KKM KD, yaitu rata-rata seluruh KKM Indikator pada KD tersebut.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Langkah 4 Buat KKM SK, yaitu rata-rata seluruh KKM KD pada SK tersebut. Langkah 5 Buat KKM Semester, yaitu rata-rata seluruh KKM SK pada semester tersebut. Langkah yang pertama tidak akan dibahas pada postingan ini karena saya menganggap semua guru sudah memiliki indikator di silabus mereka masing-masing. Langkah ketiga sampai kelima hanyalah merata-ratakan nilai dari langkah yang sebelumnya, sehingga tidak usah dibahas dengan detil di sini. Yang sangat perlu dibahas dengan detil adalah langkah ke-2, yang merupakan dasar dari seluruh KKM yang ada. Untuk setiap indikator, harus dianalisa tiga aspek KKM. Setiap aspek KKM memiliki cara penilaian yang berbeda. Setidaknya ada dua cara menilai KKM indikator. Perhatikan contoh di bawah ini : Menilai KKM menggunakan skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran Perhatikan aspek penilaian Kompleksitas, semakin tinggi kompleksitas maka nilainya semakin rendah. Hal ini berbeda dengan daya dukung dan intake siswa, semakin tinggi daya dukung, semakin tinggi juga nilainya. Demikian juga dengan intake siswa, semakin tinggi kemampuan siswa, maka smakin tinggi juga nilainya. Nilai-nilai di atas yang menyatakan mana nilai yang tinggi, sedang maupun rendah, bukanlah nilai yang mutlak, karena nilai tersebut bisa ditetntukan oleh guru itu sendiri, oleh kumpulan guru mata pelajaran, oleh pihak sekolah maupun oleh MGMP, jadi nilai yang ada di atas hanyalah sekedar gambaran saja. Cara yang kedua dapat juga dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan. Cara ini lebih mudah daripada cara pertama, tetapi cara pertama lebih teliti daripada cara kedua. Perhatikan penilaian kompleksitas yang berkebalikan dengan penilaian daya dukung maupun intake siswa. Setiap indikator yang ada harus diberikan tiga penilaian di atas lalu jika hasilnya dirata-ratakan, maka jadilah yang namanya KKM indikator. Mudah kan??? Untuk penilaian cara kedua, jangan lupa untuk merata-ratakan sehingga diperoleh nilai tertinggi seratus, untuk itu perlu membagi dengan 9. Contoh : Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah: (1 + 3 + 2)/9 x 100 = 66,7

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67. Contoh dari mata pelajaran fisika untuk satu Kompetensi Dasar : Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/semester : XI IPA / semester 2 Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah

Untuk diperhatikan, nilai KKM SK (Standar Kompetensi) belum bisa ditentukan karena perlu mengetahui nilai KKM KD (Kompetensi Dasar) dulu dengan lengkap, karena pada SK tersebut, ada 2 KD. Tabel di atas hanya memperhitungkan satu KD saja. Demikian juga dengan KKM Semester yang adalah rata-rata dari KKM SK, harus menghitung dulu KKM SK pada semester 2 tersebut, yaitu ada 2 SK, maka KKM semester bisa dihitung. Untuk melihat nilai KKM lengkap semester 2 kelas XI IPA SMA dalam pelajaran fisika, .. Dengan tetap mengingat bahwa nilai aspek daya dukung dan intake siswa pasti berbeda untuk tiap sekolah meskipun nilai kompleksitas mungkin sama. Untuk kelas X di semester awal, tentu kita tidak bisa mengetahui bagaimana intake siswa yang sesungguhnya, karena itu bisa dicari dengan beberapa cara : Dengan mengambil dulu nilai minimal sebagai batas masuk sekolah tersebut. Dengan melihat nilai pretest untuk masuk ke sekolah (jika ada) Dengan melihat nilai raport SMP dari siswa secara rata-rata Dengan mengadakan pretest sendiri

1. 2. 3. 4.

LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN KKM Posted on 21 Februari 2007 | 9 Komentar

Oleh : Drs. Wannef Jambak (Disampaikan pada MGMP SMP Negeri 2 Sirandorung) Berdasarkan surat Dirjendikdasmen No.1321/c4/MN/2004 tentang Pengkajian Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)),> atau Kretyeria Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum 2004 dan sesuai dengan pelaksanaan Standar Isi, yang menyangkut masalah Standar Kopetensi (SK) dan Kopetensi dasar (KDmaka sesuai dengan petunjuk dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006, maka dipandang perlu setiap sekolah-sekolah untuk menentukan Standar Ketuntasan Minimal (KKM)-nya masing-masing sesuai dengan keadaan sekolah dimana sekolah itu berada Artinya antara sekolah A dengan sekolah B bisa KKM-nya berbeda satu sama lainnya. Dalam penetapam KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru bidang study yang belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara guru mengalami kesulitan untuk menetapkam KKM pada Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) atau dulu kita kenal dengan Rapor. Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa ramburambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah. Adapun ramburambu yang dimaksud adalah : 1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran. 2. KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah. 3. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-100, atau rentang nilai yang sudah ditetapkan. 4. Kreteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 % 5. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kreterian ideal ( sesuai kondisi sekolah) 6. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendudkung. 7. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang ditetapkan atau dipilih sekolah. Dari berbagai rambu-rambu yang ada itu, selanjutnya melalui kegiatan Musyawarah Guru Bidang Study (MGMP) maka akan dapat diperoleh berapa KKM dari masing-masing bidang study. Ada beberapa kreteria penetapan KKM yang dapat dilaksanakan , diantaranya : 1. Kompleksitas indikator ( kesulitan dan kerumitan) 2. Daya dukung ( sarana dan prasarana yang ada, kemampuan guru, lingkungan, dan juga masalah biaya) 3. Intake siswa ( masukan kemampuan siswa ) Kemudian dalam menafsirkan KKM dapat pula dilakukan dengan beberapa cara, dainataranya : A.Dengan cara memberikan point pada setiap kreteria yang ditetapkan (dalam bentuk %): 1. Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan ) Kompleksitas tinggi pointnya = 1

Kompleksitas sedang pointnya = 2 Kompleksitas rendah poinya = 3 2. Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya) Daya dukung tinggi pointnya = 3 Daya dukung sedang pointnya = 2 Daya dukung rendah pointnya = 1 3. Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa) Intake siswa tinggi pointnya = 3 Intake siswa sedang pointnya = 2 Intake siswa rendah poinnya = 1 Contoh : Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut: Kompleksitas rendah =3, daya dukung tinggi =3, intake siswa sedang = 2, maka KKM-nya adalah (3 + 3 + 2) x 100 = 88,89 % 9 B. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kreteria, yakni : 1. Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan ) Kompleksitas tinggi rentang nilainya = 50-64 Kompleksitas sedang rentang nilainya = 65-80 Kompleksitas rendah rentang nilainya = 81-100 2. Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya) Daya dukung tinggi rentang nilainya = 81-100 Daya dukung sedang rentang nilainya = 65-80 Daya dukung rendah rentang nilainya = 50-64 3.Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa) Intake siswa tinggi rentang nilainya = 81-100 Intake siswa sedang rentang nilainya = 65-80 Intake siswa rendah rentang nilainya = 50-64 Jika indikatyor memiliki Kreteria sebagai berikut: kompleksitas sedang, daya dukung tinggi, dan intake sedang, maka KKM-nya adalah rata-rata setiap unsur dari kreteria yang telah kita tentukan. ( Dalam menentukan rentang nilai dan menentuikan nilai dari setiap kreteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP). Contoh: Kompleksitas sedang =75, daya dukung tinggi= 90, intake sedang = 70 maka KKMnya adalah ( 75 + 90 +70) = 78,33 c. Dengan cara memberikan pertimbangan profesional judgment pada setiap kreteria untuk menetapkan nilai : 1. Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan ) Kompleksitas tinggi Kompleksitas sedang Kompleksitas rendah 2.Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya) Daaya dukung tinggi Daya dukung sedang Daya dukung rendah 3.Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)

Intake siswa tinggi Intake siswa sedang Intake siswa rendah Contoh : Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, maka dapat dikatakan bahwa dari ketiga komponen diatas hanya satu komponen saja yang mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan masimal 100 yaitu intake (sedang). Jadi dalam hal ini guru dapat menetapkan kreteria ketuntasan antara 90-80. ( Pedoman penetapa KKM dar BSNP, 20006) Dalam menafsirkan KKM sebelumnya kita harus mengetahui bagaimana tingkatantingkatan dari komponen seperti kompleksitas, daya dukung, dan intake. Hal ini dimaksudkan agar guru bidang study melalui MGMP atau pihak sekolah jangan sampai salah dalam menetapkan KKM, karana bila salah dalam menentukan KKM akan sangat merugikan pada siswa. Karena sesuai dengan peraturan apabila sampai mata pelajaran diperoleh anak berada dibawah KKM ( tidak tuntas ), maka anak tersebut tidak memenuhi syarat untuk naik kelas, bila samapi minimimal tiga mata pelajaran yang tidak tuntas.. Artinya kompetensi dasar yang diharapkan pada siswa tersebut tidak tercapai. Untuk komponen kompleksitas misalnya, kapan kompleksitas ( kesulitan/ kerumitan) itu dikatakan Tingkat Kompleksitas Tinggi ? yakni bila dalam pelaksanaannya menuntut Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk didalamnya memahami kopetensi yang harus dicapai oleh siswa, kreatif dan inofatif dalam melaksanakan pembelajaran. Kemudian waktu, diantaranya waktunya cukup lama, karena perlu penguilangan. Serta Penalaran dan Kecermatan siswa yang tinggi. Sedangkan Kemampuan Sumber Daya pendukung, yaitu tenaga pengajar yang memadai(sesuai dengan latar belakang keahliannya), sarana dan prasdarana pendukung dalam bidang pendidikan, biaya manajemen, komite sekolah dan stakeholders sekolah. Terakhir Intake ( tingkat kemampuan rata-rata siswa), untuk memperoleh gambaran intake ini kita bisa melihat dari berbagai cara, diantaranya dari hasil seleksi penerimaan siswa baru, dari hasil raport kelas terakhir dari tahun sebelumnya, dari tes seleksi masuk atau psikotes, dan juga bisa dari ujian nasional pada jenjang sebelumnya. Setelah KKM diperoleh, maka selanjutnya KKM itu dimasukkan pada Laporan Hasil Belajar Siswa. Dari KKM inilah kita nantinya akan dapat mengetahui apakah siswa tuntas atau tidak tuntas dalam pencapaian Kompetensi Dasar serta indikator yang diharapkan. Kalau nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM maka diartikan bahwa siswa itu belum tuntas, dan begitu juga sebaliknya bila nilai siswa berada diatas KKM maka siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam pencapaian kompetensi dasar serta indikator-indikator yang dilaksanakan oleh guru. Untuk itu, sebelum melaksanakan penilaian maka terlebih dahulu harus ditetapkan KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal ) terlebih dahulu. Selamat merumuskan penetapan KKM di sekolah masing-masing. )* (Penulis adalah Wakil Kepala Sekolah

pada SMP Negeri 2 Sirandorung/ Konselor Sekolah dan Pemerhati Masalah Pendidikan di Tapteng (Dikutip dari berbagai sumber)

Cara Menentukan KKM


Posted on 12 Juli 2009 by Kak Ichsan

62 Votes

Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut: 1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas! 2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-masing aspek: a. Aspek Kompleksitas: Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi. b. Aspek Sumber Daya Pendukung Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi. c. Aspek intake Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi. 3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD! 4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran! 5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa. Contoh:

You might also like