You are on page 1of 22

Tugas : Materi Fisika Dasar II Dosen : Siwi Puji Astuti, S.Pd.

Penyusun : Denny Tario Saputro NPM Kelas : 201143501580 : 2 YL

Fisika Dasar II

Page 1

KATA PENGANTAR Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Fisika Dasar II ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan. Bersama ini saya menyampaikan terima kasih kepada dosen matakuliah Ibu Siwi Puji Astuti, S.Pd. yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan dorongan dalam melaksanakan tugas ini. Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan. Jakarta, 08 September 2012

Daftar Isi : 1. Muatan Listrik dan Hukum Columb............................................... 3 2. Medan Listrik dan Hukum Gauss ................................................... 7 3. Energi Potensial dan Potensial Listrik ............................................ 15 4. Arus Listrik, Hambatan, dan Rangkaian Listrik ............................. 18

Fisika Dasar II

Page 2

BAB I : MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB


MUATAN LISTRIK Awal mula ditemukannya listrik Sebuah batu Ambar dapat menarik benda-benda kecil setelah digosok-gosokkan dengan bulu hewan atau kain sutra, ini menjadi bahan pemikiran Orang Yunani Kuno. Ini merupakan fenomena adanya listrik yang sekarang Dunia menyebutnya Listrik Statis. Selain Petir, fenomena ini merupakan salah satu catatan terawal manusia mengenai listrik. Seorang Fisikawan Inggris William Gilbert menciptakan istilah baru electricus untuk merujuk pada sifat penarikan benda-benda kecil setelah digosok. dan tertuang dalam karyanya tahun 1600 De Magnete. Awal kata listrik di ambil dari kata electrum dari bahasa latin dan dalam Bahasa Inggris disebut electric, berasal dari bahasa Yunani (lektron) untuk batu ambar. Batang karet keras, batang kaca, atau penggaris plastik, jika digosok dengan sepotong kain juga akan menunjukkan efek amber atau listrik statis sebagaimana yang kita sebut sekarang. Pada setiap kasus tadi, suatu benda menjadi bermuatan listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik. Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah elektron atau proton. Benda yang kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan negatif dan yang kelebihan sejumlah proton dikatakan bermuatan positif. Sekelompok partikel bermuatan, misalnya atom-atom, atau elektron-elektron, selalu menempati suatu volume tertentu. Jika ukuran volume yang ditempati partikel-partikel bermuatan tersebut sedemikian kecilnya di bandingkan dengan jarak-jarak lain dalam persoalan yang dibicarakan, maka partikel bermuatan tersebut dikatakan muatan titik. Dalam literatur biasa digunakan huruf q atau Q untuk menyatakan jumlah kelebihan muatan positif atau negatif pada suatu benda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap muatan Q besar atau kecil, positif atau negatif adalah merupakan kelipatan dari: e =1,602 x 10-19C Di sini e adalah muatan untuk satu elektron dan Coulomb (C) adalah satuan muatan listrik.

HUKUM COULOMB Hukum Coulomb adalah satu persamaan yang menggambarkan kekuatan elektrostatik antara muatan elektrik yang terpisahkan jarak tertentu, degan nilai muatan dan jarak pisah keduanya. Dikembangkan pada 1780-an oleh ahli ilmu fisika Perancis Charles Augustin de Coulomb yang merupakan orang penting pada pengembangan teori keelektromagnetan. Hukum Coulomb dapat dinyatakan sebagai berikut:

Fisika Dasar II

Page 3

Gambar 1 -1 Gambar 1-1 menunjukkan dua muatan titik QI dan Q2terpisah pada jarak r dengan QI terletak di pusat salib sumbu XYZ. Hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya elektrostatika pada muatan Q2 akibat muatan QI adalah :

dan besamya :

Dengan cara matematika konstanto E0 yang disebut permitivitas ruang hampa didefinisikan sebagai Eo= 8, 85432 x 10-12 C2/N.m2 = 8, 85432 x 10-12 F/m Jika QI dan Q2 berada dalam medium di elektrika isotropik misalnya minyak, maka Eodalam. (1-1) harus diganti dengan E=KEo dan K disini adalah konstanta dielektrika medium.

Fisika Dasar II

Page 4

Misalnya QI, Q2,Q3,., Qn pada posisi tetap dalam suatu susunan salib sumbu. Maka gaya pada muatan QI aklbat muatan-muatan lainnya adalah :

Contoh Soal :

Hitunglah besar dan arah gaya pada muatan Q3 seperti ditunjukkan dalam Gambar 12, akibat muatan Ql dan Q2.

Gambar 1 -2. Penentuan gaya gaya untuk Contoh 1 -2

Fisika Dasar II

Page 5

Muatan inti helium ialah + 2e dan muatan inti + 10e, dimana adalah muatan dasar 1,60 x 10-19 C. Hitung gaya tolak antara kedua inti itu seandainya jarak pisahnya 3 nanometer (lorn=10-9m). Kedua inti itu berada dalarn vakum.

Jawab : Jari-jari inti adalah di sekitar 10-15 m, karena itu inti boleh dianggap sebagai muatan titik, maka :

Fisika Dasar II

Page 6

BAB II : Medan Listrik dan Hukum Gauss


Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti elektron, ion, atau proton, dalam ruangan yang ada di sekitarnya. Medan listrik memiliki satuan N/C atau dibaca Newton/coulomb. Medan listrik umumnya dipelajari dalam bidang fisika dan bidang-bidang terkait, dan secara tak langsung juga di bidang elektronika yang telah memanfaatkan medan listrik ini dalam kawat konduktor (kabel). Asal medan listrik Rumus matematika untuk medan listrik dapat diturunkan melalui Hukum Coulomb, yaitu gaya antara dua titik muatan:\

Menurut persamaan ini, gaya pada salah satu titik muatan berbanding lurus dengan besar muatannya. Medan listrik didefinisikan sebagai suatu konstan perbandingan antara muatan dan gaya[1]:

Maka, medan listrik bergantung pada posisi. Suatu medan, merupakan sebuah vektor yang bergantung pada vektor lainnya. Medan listrik dapat dianggap sebagai gradien dari potensial listrik. Jika beberapa muatan yang disebarkan menghasiklan potensial listrik, gradien potensial listrik dapat ditentukan. Konstanta k Dalam rumus listrik sering ditemui konstanta k sebagai ganti dari tetap digunakan yang terakhir), di mana konstanta tersebut bernilai [2]: (dalam tulisan ini

N m2 C-2 yang kerap disebut konstanta kesetaraan gaya listrik [3].

Fisika Dasar II

Page 7

Menghitung medan listrik

Untuk menghitung medan listrik di suatu titik terletak di digunakan rumus


[4]

akibat adanya sebuah titik muatan

yang

Penyederhanaan yang kurang tepat Umumnya untuk melakukan penyederhanaan dipilih pusat koordinat berhimpit dengan titik muatan yang terletak di sehingga diperoleh rumus seperti telah dituliskan pada permulaan artikel ini, atau bila dituliskan kembali dalam notasi vektornya:

dengan vektor satuan

Disarankan untuk menggunakan rumusan yang melibatkan dan karena lebih umum, dan dapat diterapkan untuk kasus lebih dari satu muatan dan juga pada distribusi muatan, baik distribusi diskrit maupun kontinu. Penyederhanaan ini juga kadang membuat pemahaman dalam menghitung medan listrik menjadi agak sedikit kabur. Selain itu pula karena penyederhanaan ini hanya merupakan salah satu kasus khusus dalam perhitungan medan listrik (kasus oleh satu titik muatan di mana titik muatan diletakkan di pusat koordinat).
Fisika Dasar II Page 8

Tanda muatan listrik

Muatan listrik dapat bernilai negatif, nol (tidak terdapat muatan atau jumlah satuan muatan positif dan negatif sama) dan negatif. Nilai muatan ini akan memengaruhi perhitungan medan listrik dalam hal tandanya, yaitu positif atau negatif (atau nol). Apabila pada setiap titik di sekitar sebuah (atau beberapa) muatan dihitung medan listriknya dan digambarkan vektorvektornya, akan terlihat garis-garis yang saling berhubungan, yang disebut sebagai garis-garis medan listrik. Tanda muatan menentukan apakah garis-garis medan listrik yang disebabkannya berasal darinya atau menuju darinya. Telah ditentukan (berdasarkan gaya yang dialami oleh muatan uji positif), bahwa

muatan positif (+) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah dari padanya menuju keluar, muatan negatif (-) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah menuju masuk padanya. muatan nol ( ) tidak menyebabkan adanya garis-garis medan listrik.

Gradien potensial listrik Medan listrik dapat pula dihitung apabila suatu potensial listrik perhitungan gradiennya [5]: diketahui, melalui

dengan

untuk sistem koordinat kartesian. Energi medan listrik Medan listrik menyimpan energi. Rapat energi suatu medan listrik diberikan oleh [6]

dengan adalah permittivitas medium di mana medan listrik terdapat, dalam vakum .

Fisika Dasar II

Page 9

adalah vektor medan listrik. Total energi yang tersimpan pada medan listrik dalam suatu volum adalah

dengan adalah elemen diferensial volum. Distribusi muatan listrik Medan listrik tidak perlu hanya ditimbulkan oleh satu muatan listrik, melainkan dapat pula ditimbulkan oleh lebih dari satu muatan listrik, bahkan oleh distribusi muatan listrik baik yang diskrit maupun kontinu. Contoh-contoh distribusi muatan listrik misalnya:

kumpulan titik-titik muatan kawat panjang lurus berhingga dan tak-berhingga lingkaran kawat pelat lebar berhingga atau tak-berhingga cakram tipis dan cincin bentuk-bentuk lain

Kumpulan titik-titik muatan Untuk titik-titik muatan yang tersebar dan berjumlah tidak terlalu banyak, medan listrik pada suatu titik (dan bukan pada salah satu titik muatan) dapat dihitung dengan menjumlahkan vektor medan listrik di titik tersebut akibat oleh masing-masing muatan. Dalam kasus ini lebih baik dituliskan

yang dibaca, medan listrik di titik akibat adanya muatan yang terletak di . Dengan demikian medan listrik di titik akibat seluruh muatan yang tersebar dituliskan sebagai

Fisika Dasar II

Page 10

di mana adalah jumlah titik muatan. Sebagai ilustrasi, misalnya ingin ditentukan besarnya medan listrik pada titik yang merupakan perpotongan kedua diagonal suatu bujursangkar bersisi , di mana terdapat oleh empat buat muatan titik yang terletak pada titik sudut-titik sudut bujursangkar tersebut. Untuk kasus ini misalkan bahwa dan dan ambil pusat koordinat di titik kasus dua dimensi seperti ini, bisa dituliskan pula untuk memudahkan. Untuk

yang akan memberikan

sehingga

yang menghasilkan bahwa medan listrik pada titik tersebut adalah nol.

Fisika Dasar II

Page 11

Kawat panjang lurus

Kawat panjang lurus merupakan salah satu bentuk distribusi muatan yang menarik karena bila panjangnya diambil tak-hingga, perhitungan muatan di suatu jarak dari kawat dan terletak di tengah-tengah panjangnya, menjadi amat mudah. Untuk suatu kawat yang merentang lurus pada sumbu kawat merentang dari sampai dari titik proyeksi tersebut dapat dihitung besarnya, yaitu: , pada jarak di atasnya, dengan pada kawat, medan listrik di titik

Seperti telah disebutkan di atas, apabila menggunakan dalil L'Hospital diperoleh

dan

maka dengan

Atau bila kawat diletakkan sejajar dengan sumbu-z dan bidang x-y ditembus kawat secara tegak lurus, maka medan listrik di suatu titik berjarak dari kawat, dapat dituliskan medan listriknya adalah

dengan

adalah vektor satuan radial dalam koordinat silinder:

di mana

adalah sudut yang dibentuk dengan sumbu-x positif.

Fisika Dasar II

Page 12

HUKUM GAUSS

Hukum Gauss (Gausss law) adalah sebuah alternatif dari hukum Columb untuk menyatakan hubungan antara muatan listrik dan medan listrik. Hukum itu dirumuskan oleh Carl Friedrich 11.8 Gauss (1777-1855), salah seorang matematikawan terbesar sepanjang masa. Banyak bidang hukum matematika yang dipengaruhinya, dan dia membuat kontribusi yang sama pentingnya untuk fisika teoritis.

Gambar 2. Penemu hukum Gauss (Carl Friedrich Gauss). Hukum Gauss adalah sebuah hubungan antara medan di semua titik pada permukaan dengan muatan total yang tercakup di dalam permukaan itu. Hal ini mungkin kedengarannya menyerupai sebuah cara yang cenderung tidak langsung untuk menyatakan sesuatu, tetapi terbukti akan merupakan sebuah hubungan yang sangat berguna. Selain kegunaannya sebagai alat perhitungan, hukum Gauss akan membantu kita mendapatkan penglihatan (insight) yang lebih dalam mengenai medan listrik. Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik total yang melalui sembarang permukaan tertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu) sebanding dengan muatan lisfiik (netto) total di dalam permukaan itu. Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung medan listrik dari sistem yang mempunyai kesimetrian yang tinggi (misalnya simetri bola, silinder, atau kotak). Untuk menggunakan hukum gauss perlu dipilih suatu permukaan khayal yang tertutup (permukaan gauss). Bentuk permukaan tertutup tersebut dapat sembarang. Fluks Listrik pada sembarang bidang sama dengan hasil perkalian elemen luas dan komponen tegak lurus dari vektor medan listrik E yang diintegralkan pada sebuah permukaan:

Fisika Dasar II

Page 13

Keterangan: E= Medan Listrik S= Permukaan Tertutup D= Permivitas Medan Listrik

Fisika Dasar II

Page 14

BAB III : Energi Potensial dan Potensial Listrik

Energi Potensial Listrik Konsep energi sangat berguna dalam mekanika. Hukum kekekalan energi memungkinkan kita memecahkan persoalan-persoalan tanpa perlu mengetahui gaya secara rinsi. Sebagai contoh gaya gravitasi menarik suatu benda menuju ke permukaan bumi. Baik gaya gravitasi Fg maupun kuat medan gravitasi (percepatan gravitasi=g) berarah vertikal ke bawah. Jika mengangkat sebuah benda melawan gaya gravitasi bumi, itu berarti kita melakukan usaha pada benda, dan sebagai akibatnya energi potensial gravitasi benda bertambah ( gambar 1) Konsep energi juga berguna dalam listrik. Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu muatan Uji positif q oleh suatu muatan negatif adalah mengarah ke muatan negatif. Vektor kuat medan listrik E= F/q, juga mengarah ke muatan negatif. Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi muatan negatif, kita harus melakukan usaha pada muatan uji. Sebagai akibatnya energi potensial listrik muatan uji bertambah (gambar 2).

Gamba 1

Gambar 2

Konsep energi potensial listrik, mirip dengan konsep energi potensial garavitasi. Untuk itu kita akan menurunkan rumus Energi Potensial Listrik sebagai berikut :

Fisika Dasar II

Page 15

Usaha yang dilakukan gaya (Fw), untuk memindahkan muatan penguji +q, dari titik P ke Titik Q adalah W =- Fw . S = -Fw.r=-F.(r2-r1) W adalah besaran skalar, gaya F diberi tanda (-) negatif karena gaya Coulomb berlawanan arah dengan arah perpindahah Fw=Fq = gaya Coulomb. W = -k.Q q/r1 2 x (r2-r1) = kQ.q/r1.r2 (r2-r1) W = -k Q.q(1/r1 1/r2)= k Q.q(1/r2-1/r1) W = k Q.q(1/r2-1/r1) = EP = EP2 EP1 Jadi usaha yang dilakukan W= pertambahan energi Potensial. Kesimpulan : Energi Potensial Listrik adalah usaha yang dilakukan gaya Coulomb, untuk memindahkan muatan uji +q dari suatu titik ke titik lainnya. Jika titik Q, berada di jauh tak terhingga,sehingga r2= dan 1/r2=0 maka Energi Potensial Listrik dapat dirumuskan sebagai berikut: Energi Potensial Listrik dari dua muatan Q dan q adalah :

Ep = k Q.q/r, E= Energi Potensial Listrik satuannya Joule k = Konstanta = 9.109 N C-2 m2, r= jarak (m) Q + muatan sumber, q= muatan uji (Coulomb)

EP termasuk besaran skalar

Fisika Dasar II

Page 16

Potensial Listrik (V) Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji , rumus potensial listrik sebagai berikut : V = Ep /q atau seperti pada gambar berikut

Potensial listrik di titik P dirumuskan : V = k Q/r V = Potensial Listrik (Volt) k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2 Q = Muatan sumber (Coulomb) r = jarak dari muatan sampai titik P

Fisika Dasar II

Page 17

BAB IV : Arus Listrik, Hambatan, dan Rangkaian Listrik


Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektronelektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere ( ) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm. Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara. Fisika

Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari percabangan tersebut. Untuk arus yang konstan, besar arus dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:

di mana

adalah arus listrik,

adalah muatan listrik, dan

adalah waktu (time).

Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:

Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang waktu 0 hingga melalui integrasi:
Fisika Dasar II Page 18

Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena baik muatan maupun waktu merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektordan tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke dalam sehingga . Panah arus hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang. Arah arus

Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif () baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya) Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah partikelpartikel elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir berlawan arah dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini: Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah berlawanan. Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa muatan negatif.
Fisika Dasar II Page 19

Rapat arus Rapat arus (bahasa Inggris: current density) adalah aliran muatan pada suatu luas penampang tertentu di suatu titik penghantar. Dalam SI, rapat arus memiliki satuan Ampere per meter persegi (A/m2).

di mana adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika muatannya negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang tegak lurus terhadap elemen. Jika arus listrik seragam sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga seragam dan sejajar terhadap dAsehingga persamaan menjadi:

maka

di mana

adalah luas penampang total dan

adalah rapat arus dalam satuan A/m2.[5]

Kelajuan hanyutan Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya bergerak secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun juga. Sedangkan saat arus listrik mengalir melalui penghantar, elektron tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung hanyut sepanjang penghantar dengan arah berlawanan dengan medan listrik yang menghasilkan aliran arus. Tingkat kelajuan hanyutan (bahasa Inggris: drift speed) dalam penghantar adalah kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan 104 m/s dibandingkan dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.

Fisika Dasar II

Page 20

Hambatan listrik (R)


adalah gesekan atau rintangan yang diberikan suatu bahan terhadap suatu arus listrik. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini, menyebabkan gerak elektron berkurang. Hambatan-hambatan yang menghalangi gerak elektron ini disebut resistansi, sedangkan alatnya dinamakan resistor atau tahanan. Satuan untuk ukuran hambatan listrik dinamakan Ohm atau dengan simbol (dibaca Omega). Semakin besar resistansi sebuah penghantar, maka semakin kecil arus listrik yang mengalir padanya.

Hukum Ohm Hubungan antara arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik dalam suatu rangkaian dinyatakan dalam hukum ohm, yaitu: V=IxR I=V/R R=V/I Dimana: V menunjukkan Tegangan listrik dengan satuan Volt (V) I menunjukkan arus listrik dengan satuan Ampere (A) R menunjukkan hambatan listrik dengan satuan Ohm ()

Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik dapat dirangkai menjadi dua rangkaian Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri. Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seriparalel (kadang disebut sebagai rangkaian campuran).
Fisika Dasar II Page 21

Rangkaian seri

Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap komponen (resistor).

Rangkaian paralel

. Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian paralel sama dengan jumlah dari kebalikan hambatan tiap- tiap komponen (resistor).

Fisika Dasar II

Page 22

You might also like