You are on page 1of 233

SEKOLAH TINGGI ILMU

STATISTIK
Tahun Akademik 2008 /
2009
MODUL KALKULUS I
SEKOLAH TINGGI ILMU
STATISTIK
Tahun Akademik 2008 /
2009
Dosen Pembimbing Dra. Lusia Sugiyati
Tim Penyusun
Fisca Nandya Agustina (08.5644)
Frisca Ully Hapsari Saragih (08.5647)
Gilang Alip Utama (08.565 1)
Hinca Gita Lestari Pardede (08.5665)
I Gede Heprin Prayasta (08.5667)
Jamiatul Mualifah (08.5686)
Lidya Indah Aribi (08.5 699)
M. Aulia Rahman (08. 5709)
Moh. Safiudin (08.5727)
Muhamad Anwar (08. 5731)
Nana Khaira (08.5737)
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
Tahun Akademik 2008 / 2009
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat Beliau lah kami dapat merampungkan modul mata kuliah Kalkulus ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penyusunan modul mata kuliah kalkulus ini adalah untuk memenuhi
tugas akhir semester genap ini. Selain itu kami berharap modul ini dapat digunakan sebagai
panduan dalam satuan acara perkuliahan mata kuliah Kalkulus I. Pada modul ini kami
berusaha menampilkan seluruh materi ang tercantum dalam silabus acara perkuliahan mata
kuliah Kalkulus tahun akademik 2008 / 2009, serta didukung oleh beberapa latihan soal
dilengkapi dengan pembahasannya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Lusia Sugiyati selaku dosen
pembimbing, rekan-rekan tim penyusun,beserta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu per satu yang telah membantu kami dalam proses penyusunan modul ini. Kami
menyadari bahwa karya kami masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan karya kami berikutnya.
Terima Kasih.
Jakarta, 28 Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..........................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
Fungsi Invers Trigonometri....................................................................................................... 1
Integral Fungsi Trigonometri......................................................................................................7
Integral Parsial............................................................................................................................7
Rumus Reduksi Trigonometri................................................................................................... 8
Integral Substitusi Trigonometri ............................................................................................. 14
Integral Fungsi Rasional ......................................................................................................... 16
Integral Substitusi Lain............................................................................................................26
Improper Integral......................................................................................................................29
Fungsi Gamma & Fungsi Beta.................................................................................................32
Barisan Tak Hingga, Kemonotonan Barisan, Konvergensi Barisan.........................................40
Deret Geometri, Deret Harmonis, Uji Konvergensi.................................................................42
Deret Kuasa, Deret Taylor, Deret Mac Laurin.........................................................................50
Radius Konvergensi dan Interval Konvergensi........................................................................50
Fungsi dua Variabel, Domain, Range...................................................................................... 53
Turunan parsial, Aturan Rantai.................................................................................................55
Integral Rangkap dan Volume Benda Ruang............................................................................57
FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI
I. TURUNAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI
1. Turunan Fungsi Invers Sinus
Perhatikan grafik y = sin x, kita mencatat bahwa pada interval
pembatasan sin x menjadikannya satu-satu. Kemudian kita mendefinisikan sin
-1
x sebagai fungsi
inversnya. Domain dari fungsi ini [-1,1], yang merupakan range dari sin x. Jadi,
1. sin
-1
x = y jika dan hanya jika sin y = x.
1. Domain sin
-1
x adalah [-1,1].
3. Range sin
-1
x adalah [-
Dengan membatasi domain tan x pada interval (-
6. Turunan Fungsi Invers Cosec
Dengan membatasi domain cosec x pada interval (0,
2.4
a>0
3. Integral Fungsi Invers Sec dan Cosec
2.5
2.6
Sumber : Purcell Varberg, Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1 Edisi Kelima hlmn.418 dan 433.
Contoh Soal :
1. Tentukan dy/dx dari y = (3x-1) cos-1 (x2)
Sumber : Purcell Varberg, Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1 Edisi Kelima hlmn. 419.
Jawab :
2. Tentukan dy/dx dari
"
( 1
Sumber : Purcell Varberg, Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1 Edisi Kelima hlmn. 419.
Jawab :
1 x " 1 x
d x
d
y
d
x

(
1

1
1
1

"
d
`
(
_
( x
2. Tentukan dy/dx dari
"
)
2. Tentukan dy/dx dari
"
(
1 ) x
3. Tentukan dy/dx dari y = 7 cos
-1
Sumber : Purcell Varberg, Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1 Edisi Kelima hlmn. 419.
Jawab :
J ____________________________________
4. Tentukan Integral dari
2
`
1 co
0
Sumber : Purcell Varberg, Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1 Edisi Kelima hlmn. 420.
Jawab :
s i n
`
1 cos
-/
s (
c o
_ t n
= tan
-1
(1) tan
-1
(0)
5. Seorang berdiri di atas sebuah bukit vertical kira-kira 200 kaki di atas sebuah danau. Dia melihat sebuah
perahu bermotor yang bergerak menjauhi bukit dengan laju 25 kaki tiap detik. %Wr1XD Saj}
XWD}Maha[ Ss}U}tEXW[gliQata[ aXabila SXWraJ} bWrada XQda jaraD 1DE kOki dari bukit itu?
Sumber : Purcell Varberg, Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1 Edisi Kelima hlmn.418.
Jawab :
Orang
200
L
X Perahu
'DariL
g
JDPr taUXak DaPSD S}E}t KWXDWsi 6 GWmW[}Gi h}U}[VL[
Maka
Apabila kEta sDLI1tEtusEkan x = 15V dNn dxL1[L= 25, kEta 1 G1 QeLol[L d/dL=-0,08 radian tiap detik.
INTEGRAL FUNGSI TRIGONOMETRI
Apabila pengintegralan dengan metode substitusi tidak berhasil, dengan menerapkan metode
penggunaan ganda, yang lebih dikenal edengan pengintegralan parsial dapat memberikan hasi. Metode ini
didasarkan pada penggunaan rumus turunan hasil kali dua fungsi.
Andaikan u=u(x) dan v=v(x). Maka
Dx>uXx1[L1)]
L
u1x)
L
1x) L1[L1x)u
L
1[L
dengan mengintegralkan dua ruas persamaan tersebut, kita memperoleh
u(x)v(x) = +
atau
= u(x)v(x) -
.DaUI{a DvL=Gv(I1x dLn L1L1= [(x) dQ, pGrsa1 LaX ter[khEr [LILI dEtUlEs sPLIaDaE LIerEkut.
Pengintegralan parsial integral tak tentu adalah
= uv
Sedangkan rumus untuk pengintegralan parsial tentu adalah
= [ uv -
, dengan 0 < k < n.
a. Rumus reduksi untuk
Setelah metode Integral parsial digunakan pertama kali, kita amsih harus menghitung integral yang
kedua dengan metode yang sama tetapi pangkat dari x lebih kecil. Jadi di sini pangkat dari x direduksi agar
samakin kecil, sehingga masalahnya dapat diselesaikan. Teknik semacam ini dikenal sebagai rumus
reduksi, yang bentuk umumnya
Misalkan
,
u = dan dv =
maka
du = dx dan v =
.
Jadi kita mempunyai rumus reduksi
-
b. Rumus reduksi untuk
dan , n bilangan asli
Untuk n bilangan ganjil, n = 2k+1, k = 1,2,3,...,
= = = -
dan = = =
.
Secara umum, rumus reduksinya dapat diperoleh dengan metode integral parsial. Untuk itu,
=
Misalkan
du = (n 1) dan v = -
u = dan dv =
maka
akibatnya,
pindahkan ke ruas kiri, diperoleh
Jadi kita mempunyai rumus reduksi
Dengan menggunakan proses yang sama diperoleh rumus reduksi untuk , yaitu
c. Rumus reduksi untuk
dan , n bilangan asli
Untuk n =3,4,5,...,
=
=
=
=
Untuk n = 1, = ln | sec x | + C dan = ln | sin x |+ C
Untuk n = 2,
= =
= =
.
d. Rumus reduksi untuk
dan , n bilangan asli
;
Untuk n = 1, = ln | sec x + tan x| + C dan = l n | csc x - cot x | + C
Untuk n = 2,
Khusus untuk n bilangan genap, n =2k, k=1, 2, ...,
= = =
= = = -
Untuk n = 3,4,5,...,
=
Misalkan
u = dan dv =
maka
pindahkan ke ruas kiri, diperoleh
du = (n 2) dan v =
= (n 2)
akibatnya,
Jadi kita mempunyai rumus reduksi
+
Dengan menggunakan proses yang sama diperoleh rumus reduksi untuk , yaitu
+
e. Rumus reduksi untuk
dimana m dan n bilangan adalah bilangan bulat non negatif.
Tipe 1. Sekurang-kuarangnya salah satu dari sin x dan cos x berpangkat ganjil. Maka
substitusi untuk lainnya berlaku.
Tipe 2. Kedua pangkat sin x dan cos x adalah genap. Ini selalu melibatkan perhitungan dengan
menggunakan identitas-identitas seperti :
f. Rumus reduksi untuk
dimana m dan n bilangan adalah bilangan bulat non negatif.
Tipe 1. n adalah genap; substitusikan u = tan x
Tipe 2. n adalah ganjil dan m adalah ganjil. Substitusikan u = sec x
f. Rumus reduksi untuk kita
memerlukan identitas-identitas:
sin Ax cos Bx =
sin Ax sin Bx = cos Ax cos Bx =
Soal latihan
1
.
Misalkan :
u = x, du= dx
dv = , v =
= x -
] + C
Misalkan
u = ln x,du =
dv = , v =
2
.
= ln x . - = ln x
=
=
=
Misalkan
u = csc x
du = - csc x.cot x dx -du = csc x.cot x dx
3.
(kemudian u diganti dengan csc x)
Misalkan
u = x , du = dx
dv = csc x dx , v = -tan x
Misalkan u = cos x
du = - sin x dx
4.
=
5.
+
6.
7
.
Misalkan
u = du =
dv = dx, v = x
dp = - 8xdx - dp = 2xdx
+
8.
Misalkan
u = d u =
dv = cos x, v = - sin x
Dimisalkan lagi
u = d u =
dv = sin x, v = cos x
9.
2
Misalkan u = cos x
du = - sin x dx
u diganti kembali dengan cos x menjadi
=
=
Sumber buku :
1. 6FhaD)s VLIlines OalQulus,LI.Db 3N dOn baLILI
1. Kalkulus karya Drs. Koko Martono, M.Si, bab 6
3. Kalkulus dan Geometri Analitis karya Edwin J. Purcell, bab 8.4
:
Sumber Soal
1. Purcell hal. 457, no. 15
2. Purcell hal. 457, no. 2
3. Kalkulus hal. 236, no. 12
4. Purcell hal. 457, no. 15
5. Kalkulus hal. 236, no. 24
6. Kalkulus hal. 230
7. Schaum hal. 183, no. 16
8. Soal dari catatan
9. Soal dari Ibu Lusia
1. Purcell hal. 457, no. 14
INTEGRAL DENGAN SUBSTITUSI TRIGONOMETRI
= + C
= - + C
z
2
Terkadang kita merasa kesulitan dan bingung ketika menemukan integral yang bentuknya tak
wajar dan tidak bisa diselesaikan dengan satu atau dua langkah penyelesaian. Untuk itulah, kita
mempelajari berbagai macam substitusi untuk menemukan solusi dari masalah yang akan kita
pecahkan.
S u a t u I n t e g r a l y a n g t e r d i r i d a r i s a l a h s a t u b e n t u k , , a t a u t e t a p i
bukan faktor irrasional lain, dapat diubah ke dalam bentuk lain yang menyangkut fungsi
trigonometrik peubah baru sebagai berikut :
Untuk Gunakan Guna Memperoleh
u = sin z a = a cos z
u = tan z a = a sec z
u = sec z a = a tan z
Untuk tiap bentuk, integrasi menghasilkan pernyataan dalam peubah z. Pernyataan yang
bersangkutan dalam peubah semula dapat diperoleh dari segitiga siku siku seperti yang
ditunjukkan dalam penyelesaian soal soal dibawah ini.
Latihan Soal
Carilah penyelesaian dari integral sebagai berikut :
1.
Ambil x = 2 tan z; maka dx = 2 dan = 2 sec z
Penyelesaian :
= 2 sec z tan z + 2 ln | sec z + tan z | + C 2
4.
Ambil x = ; maka dx = dan = 3 sec z = =
= ln |
= 3 ln | cosec z cot z | + 3 cos z + C
= 3 = 3
= (
= 3 ln |
+ + C
= ln | | + C 3
2.
3.
Ambil x = maka dx = dan
Penyelesaian :
= + 2 ln | x + | + C
3
2x
z
z
2x
Ambil x = 2 sec z ; maka dx = 2 sec z tan z dan Penyelesaian :
= =
z
5.
4
3x
z
Ambil x = ; maka dx = dz dan = 4cos z
= =
= =
= + C
= + C
Sumber : Kalkulus Edisi Kedua
Frank Ayres, JR.
J.C. Ault, M.Sc.
Dra. Lea Prasetio, M.Sc.
INTEGRAL FUNGSI RASIONAL
Fungsi rasional adalah hasil bagi dua polinomial ( suku banyak ). Pada umumnya
fungsi rasional sangat sulit untuk diintegralkan. Akan tetapi, ada beberapa metode yang
dalam teori dapat digunakan untuk menyelesaikan fungsi rasional sebagai jumlahan
fungsi rasional sederhana yang dapat diintegralkan dengan metode dari pelajaran
sebelumnya. Sebuah fungsi
berbentuk disebut fungsi rasiona dimana N (x) adalah pembilang dan D (x)
adalah
penyebut
Ada dua macam fungsi rasional yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi rasional sejati
Yaitu dimana derajat pembilang < derajat penyebut. Contoh 1 :
2. Fungsi rasional tidak sejati
Dimana derajat pembilang > derajat penyebut. Dapat disederhanakan sebagai penjumlahan
dari fungsi suku banyak dan fungsi rasional sejati. Contoh 2 :
=
hasil di atas diperoleh dengan melakukan pembagian oleh penyebut.
Kasus I : Metode Pecahan Parsial
Dalam hal ini diasumsikan bahwa kita ingin mengevaluasi , dimana
Adalah fungsi rasional yang wajar. D(x) ditulis sebagai hasil kali faktor kuadrat linier dan
faktor kuadrat iredusibel. Dalam hal ini yang dimaksud dengan iredusibel yaitu hasil akar-
akar tersebut tidak boleh negatif dimana
.
Contoh 3 :

adalah iredusibel karena 0-4(1)(4)= 1 6 0


adalah redusibel karena
Metode ini menjabarkan fungsi rasional menjadi faktor linier atau pecahan parsial
dan yang kemudian ditentukan nilai integral tak tentunya.
Kasus I : D (x) mempunyai koefisien utama 1 dan merupakan hasil kali faktor-faktor
linier yang berbeda.
Contoh 4 : Hitunglah
Integran ini dapat ditulis sebagai
Diasumsikan A dan B adalah konstanta tertentu dan untuk mendapatkan konstanta-
konstanta ini kedua sisi dapat kalikan (x-1)(x+2) untuk memperoleh
1= A(x+2) + B(x1)
Pertama, substitusikan -2 untuk x pada 1= A(0) + B( )= 3B. jadi B=
Kedua, substitusikan x=1 dan menghasilkan 1= A(3) + B(0)= 3A. jadi A= Jadi,
=
= l n x - 1 l n x + 2 + C
= ln + C
Aturan kasus I. menyatakan integran sebagai jumlah dari suku-suku berbentuk untuk
setiap factor linier x-a dari penyebut, dimana A adalah konstanta yang tidak diketahui. Lalu
selesaikan konstanta tersebut dan integrasi menghasilkan jumlah suku-suku berbentuk
A ln x-a.
Perhatian: kita mengasumsikan tanpa bukti bahwa integran selalu mempunyai representasi
yang dikehendaki. Untuk soal khusus, dapat diperiksa pada akhir perhitungan.
Kasus II : Faktor-faktor Linier
8QtLk setPaV faktor SalIO EenRLk fakDr lPnPer EerLlanX ( xIr ) RanX OLQcLl k kali pada
penyebut, gunakan sebagai bagian dari representasi integran.
Tiap faktor linier yang muncul hanya sekali ditangani seperti dalam kasus I.
dengan konstanta yang ditentukan.
Contoh 5 : Tentukan
Integran ini dapat ditulis kembali sebagai
Meskipun adalah faktor kuadrat , itu tidak irredusibel sebab . Jadi, dengan
aturan faktor linier, memperkenalkan dua suku (sebab m=2) berbentuk
Dan faktor (x-2) memperkenalkan satu suku (sebab m=1) berbentuk
Sehingga pecahan parsialnya adalah
Kalikan dengan menghasilkan
Menentukan nilai A, B, dan C dengan memisalkan x=0 dan x=2 untuk memperoleh
B= 2 dan C= 2
Lalu samakan koefisien yang bersesuaian yang memberikan A+C =0 karena tidak ada
nilai yang memiliki nilai untuk . Dan A= C= 2
Sehingga menjadi

= 2 l n x+ + 2 l n x- 2 +C = 2 ln + + C
Kasus III : D(x) adalah hasil kali satu atau lebih factor-faktor kuadrat iredusibel yang
berbeda dan mungkin juga beberapa faktor linier(yang mungkin muncul lebih dari sekali).
Contoh 6: (faktor kuadrat yang berbeda). Jabarkan menjadi pecahan parsial bentuk
=
Untuk menentukan konstanta A, B, dan C kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan
(4x+1)( . sehingga kita memperoleh
1) +
(4x+1)
Apabila kita ambil x= , x= 0 dan x=1 , kita mendapat
+ ( ) jadi A = 2
jadi C = 1
jadi B = 1
Maka

=
= +
= ln 4x+1+ ln 1
+ C
Aturan umum kasus III : faktor-faktor linier ditangani seperti pada kasus I-II. Untuk
tiap
faktor kuadrat iredusibel , tempatkan suku pada
representasi
integran.
Kasus IV : D (x) adalah hasil kali nol atau lebih faktor linier dengan satu atau lebih factor-
faktor kuadratik iredusibel.
jika dimisalkan
Aturan umum kasus IV: faktor linier ditangani seperti kasus I-II. Untuk tiap factor
kuadrat iredusibel yang muncul pada pangkat ke k, sisipkan sebagai bagian
dari representasi integran.
Contoh 7 : (Faktor kuadrat berulang). Tentukan dx
cos x
=
)
Penjabaran disini adalah
Kita akan memperoleh A=1, B =1, C =3D=5, E=0.
Sehingga ,
ln + ( ) +
= ln
+ C
Integral yang memuat fungsi-fungsi rasional dalam sin x dan cos x
Fungsi yang terdiri dari beberapa jumlahan, selisih, hasil kali, dan hasil bagi berhingga
dari sin x dan cos x disebut fungsi-fungsi rasional dari sin x dan cos x . sebagai contoh :
jika dimisalkan
Metode untuk mengintegralkan fungsi-fungsi seperti ini dapat dilakukan berdasarkan pada
kesamaan trigonometri
sin x = 2sin )cos ) (1)
u
1
Maka dari gambar di atas diperoleh
jika dimisalkan
sin ) = dan cos
) = (3)
(4)
(5)
substitusi ke dalam persamaan (1) dan (2) diperoleh
sin x = 2
cos x =

kombinasidari persamaan (3), (4), dan (5) mengakibatkan rumus-rumus substitusi berikut,
yang seringkali efektif untuk pengintegralan fungsi-fungsi rasional sin x dan cos x.
u = tan ( <x< ) x = 2
sin x = dan cos x = dx = du
rumus terakhir didapat dari pendiferensiasian x = 2 terhadap u.
Contoh 8: Hitung
jika dimisalkan
= =
1.
Catatan : Metode dari contoh di atas dapat menimbulkan dekomposisi pecahan
parsial yang tidak praktis dan akibatnya hanya akan digunakan jika tidak didapatkan
metode yang lebih sederhana.
Soal- soal Latihan ( Sumber : soal soal Tutorial tahun 2007)
jika dimisalkan

mi sal u= 3-x du= dx


= 2 = ln u+ ln3-x+

=
2. dengan metode pecahan parsial
=
Jadi,
misal u= du= 2x dx
= = lnu+ = ln
ln3-x+ ln + C
6x+4 = A(
x=3 jadi 22= 1 1A maka A = 2 x=0 jadi 4= 2A+3C maka C=0
x=1 jadi 10=3A+2B+2C maka B= 2
2.
3. (Sumber: Kalkulus dan Geometri Analitis jilid 1, Edwin. J. Purcell)
4. (Sumber: Kalkulus dan Geometri Analitis jilid 1, Edwin. J. Purcell)
5.
2. (Sumber 6-10: Kalkulus dan Geometri Analitis jilid 1 )
2.
3.
10.
Penyelesaian soal !
1. =
2.
4
x=1 jadi 6=0+2C maka C= 3
x=0 jadi 1=B +C =B+3 maka B=2
x=1 jadi 4=(A+B)(2)=2A2(2 maka A=4
=
Untuk
Misal u= du= 2x dx maka 2du=4x dx
= = 2 ln u + 2
= 2 ln
= 2 ln
Untuk =3 ln x-1+
Jadi, 3 ln x- 1+C
3.
x11= A(x1)+ B(x+4)
untuk x=1 m aka B= 2
untuk x=4 maka A=3 maka,
ln x+42 ln x1 + C
4.
2= A(x+2)+ Bx
Untuk x= 0 maka 2= A(2), A = 1 Untuk x=2 maka 2=B(2) B= 1
Jadi,
= ln x ln x+2+ C
= ln + C
5.
5
x= jadi = C maka C = 1
x= 0 jadi 1= B+C maka B=0
x=1 jadi 8=3 (A+B)+2C maka A=2 Jadi,
=

= ln ln 2x+1+C
6.
Missal x=
dx= 2z dz x=0,z=0 x=9,z=3
maka =
= 2
= 2
= 2
7.
Misal x= dx=5 dz menjadi,
= =
Misal 2zdz=du
Zdz=
ln + C = ln
+ C
8.
x=
dx=2z dz maka,
=
=
Diselesaikan dengan melakukan pembagian pembilang dengan penyebut
Sehingga menjadi,
= (2z4)dz +
= ln 1z) + C
= ln 1z ) + C sesuai ketentuan subs. di atas
= ln 1 ) + C
Misal
=
,
=
9.
x= ln ( dx= maka,
=
=
Untuk u=1 , 2=2A maka A=1 Untuk
u=1,2=2B maka B= Sehingga,
C
=
C
= l n u-1 l n u+1+ C
=
ln
C
10.
x= du
=
= =
3
6u du =dv u
du =
= C
= C
= + C
INTEGRAL SUBSTITUSI LAIN
Bila integran adalah rasional kecuali bentuk akar maka agar lebih mudah menyelesaikannya dapat
digunakan beberapa substitusi yaitu;
1. , substitusi cu # b = z
n
akan menggantikan bentuk itu dengan integran
rasional.
1. , substitusi q # pu # u
2
= (z - u)
2
akan menggantikannya dengan
integran rasional.
3. , substitusi q # pu - u
2
= ( + u)
2
z
2
atau q # pu - u
2
= ( u )
2
z
2
akan menggantikannya dengan integran rasional.
3.
Penyelesaian :
Misalkan = (z-x)
2
x= ; dx =
= ;
4. substitusi dengan menggantikan p=z
b
dimana b adalah kelipatan
persekutuan terkecil dari m dan n.
Contoh Soal dan Penyelesaiannya
1. =
Penyelesaian :
Misalkan 1 -x = z
2
sehingga -dx=2z dz
Maka integralnya menjadi = = -ln
+ C
Kembalikan nilai x, sehingga hasilnya diperoleh = - ln
(Sumber : Matematika Dasar Untuk Perguruan Tinggi,halaman 267)
+ C
1. =
Penyelesaian :
Misalkan x + 2 = z
2
maka x = z
2
-2; dx = 2z dz;
Maka integralnya menjadi = =
+
C
Kembalikan nilai x, sehingga hasilnya diperoleh = ln
(Sumber : Kalkulus edisi kedua,Frank Ayres,dkk 1998,halaman 157)
=
dz = 2
z =
jadi hasilnya adalah ln
+ c
(Sumber : Matematika Dasar Untuk Perguruan Tinggi ,halaman 267)
=
4.
Uraikan
= 5 4
Sedang
Jadi integralnya menjadi =
Hasilnya yaitu :
(
2 =
+ c
= (5+x)2z2
= (5+x)(1-x) dan substitusi
(Sumber : Matematika Dasar Untuk Perguruan Tinggi,halaman 267)
5. =.......
Ambilah z = x
4
maka dx = 4z
3
dz dan
+

dz = 4(1/2 z
2
+ z + ln
= 2 +c
(Sumber : Kalkulus edisi kedua seribuku Schaum,halaman 157).
IMPROPER INTEGRAL
Dalam definisi , diasumsikan bahwa interval [a,b] terbatas. disebut
improper integral jika :
1. Paling sedikit, satu dari batas integralnya tak berhingga. Seperti , ,
._
1. mengandung titik discontinue pada [a,b]. Kemudian kita mendefinisikan
improper integral tersebut dengan cara sebagai berikut :
a. =
a. =
c. +
= +
Jika adalah fungsi tidak negative dan continue pada [a,+
), maka untuk setiap b>a,
definit integral merupakan daerah dibawah kurva y= dengan batas [a,b]
y
x
Selain itu, disebut improper intregal jika mengandung titik diskontinu pada [a,b].
1. diskontinue pada titik = a
1. diskontinue pada titik = b
Dari limit itu, kita bisa menarik kesimpulan, yaitu Jika limitnya ada, maka
improper integral dikatakan konvergen dan nilai dari limit adalah nilai dari integral.
Jika limitnya tidak ada maka improper integral dikatakan divergen yang mana tidak
mempunyai nilai.
3. diskontinue pada titik = c (a,b)
= +
= +
LATIHAN SOAL
Tentukan nilai improper integral dibawah ini:
1.
=
=
Misal :
=
=
=
Calculus With Analytic Geometry, Howard Anton, hal 489 Penyelesaian:
Misal :
= sec
=
= = = = =
=
2.
Calculus With Analytic Geometry, Howard Anton, hal 489 Penyelesaian :
=
=
=
= 0
3.
=
=
Calculus With Analytic Geometry, Howard Anton, hal 490
Penyelesaian :
=
+ 1
Misal :
=
=
d dx
=
=
=
= 1
=
4.
=
= =
=
Calculus With Analytic Geometry, Howard Anton, hal 490
Penyelesaian :
=
=
FUNGSI GAMMA DAN FUNGSI BETA
1. Fungsi gamma
Notasi : ['(n)
Definisi :
Yang mana konvergen untuk n > 0
Sifat-sifat fungsi gamma :
= +
= +
+ n ['(n)
['(n) =
misal :
Padahal :
= 0
dan seterusnya
=
= =
Terbukti bahwa :
['(n+1) = n ['(n)
b. [ ' ( n + 1 ) = n ! ( n a d a l a h b i l a n g a n b u l a t p o s i t i f )
['(n) =
Bukti: ['(1) =
= = =
= 1
Jadi ['(1) = 1
n=1*['(n+1) = n ['(n)
['(2) =
1
[' (
1)
= 1 n=
2
['(3)
=
2
['(2)
=
2.1
n=
3
['(4)
=
3
['(3)
=
3.2.1
n=
4
['(5)
= 4
['(4)
=
4.3.2.1
Terbukti bahwa:
['(n) = (n-1)! atau ['(n+1) = n!
c.
['
=
2. Fungsi Beta
Notasi : B(m,n) Definisi :
B (m,n) =
Sifat-sifat fungsi beta :
a. B(m,n) = B(n,m)
Misal : x = 1-y
x = 0 y = 1 x = 1 y=0
B (m,n) =
=
= B(n,m)
Terbukti bahwa :
B(m,n) = B(n,m)
=
b. B (m, n) =
Bukti:
B(m,n) =
=
=
x=0
x=1
Misal
Terbukti bahwa :
B (m,n) =
c.
Bukti :
Misal,
=
=
Dengan cara yang sama diperoleh :
=
=
=
Dengan koordinat polar maka:
=
1'
1'
= 4
= 2 1'
= 1'
LATIHAN SOAL
1.
=
=
= 1 '
= 1'
=
=
2.
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295
Misal :
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295 Penyelesaian :
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal
295
Penyelesaian :
=
=
=
=
=
=
=
=
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal
295
Missal
Misal:
3.
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295
Penyelesaian:
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal
295
Misal:
=
=
=
4.
=
=
Misal:
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295 Penyelesaian :
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295
=
= =
5.
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295
Penyelesaian :
=
=
=
= 4!
= 24
Missal
6.
=
=
=
= =
7.
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295 Penyelesaian :
Penyelesaian
Misal :
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295 Penyelesaian :
=
=
=
=
=
= 12
8.
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295 Penyelesaian
:
Penyelesaian
=
=
=
=
=
=
=
=
9. Diketahui
Dengan menggunakan subtitusi x = y/(1 -y), tunjukkan bahwa :
(p) (1-p) = Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 291
Penyelesaian
, Kemudian carilah nilai ! Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 292
Misal :
Penyelesaian
=
=
=
Penyelesaian
= B(p, 1- p)
=
=
(p) (1-p) =
=
=
=
=
= =
=
Terbukti bahwa :
=
10.
Advanced Calculus, Murray R Spiegel, hal 295
Penyelesaian :
=

=
=
=

=
BARISAN TAK TERHINGGA
Suatu barisan tak terhingga (sn) adalah fungsi di mana domainnya adalah himpinan bilangpositif
(0,1,2,3,..,..); an adalah nilai fungsi tersebut untuk bilangan bulat positif n yang diberikan. Barisan tak
terhingga biasanya hanya dituliskan beberapa suku pertama dari barisannya saja, contohnya :
1. an = a1 , a2 , a3 , . . , an , . .; an adalah bilangreal.
1. adalah baris 1, , , , . . , , . .
3. adalah baris , , , , . . , , . .
Konvergensi barisan
Barisan disebut konvergen ke L jika
Jika tidak ada , maka barisan divergen.
Suatu barisan juga disebut divergen jika limit pada suku genap dan suku ganjiilnya tidak sama. Contoh :
1. an = n+1 konvergen ke
1. an = divergen
3. an = n
2
n -* divergen
4. an = -* konvergen ke
Sifat-sifat dari barisan yang konvergen :
Theorema :: Andaikan barisan an dan bn masing-masing konvergen ke L dan M serta c suatu
konstanta, maka barisan :
1. (c an ) -* konvergen ke cL
2. an + bn -* konvergen ke L+M
1. an - bn -* konvergen ke L-M
2. an x an -* konvergen ke L x M
5. an an -* konvergen ke L M ; 1ILI 1O1I
Kemonotonan barisan
an disebut . .
1. Naik jika a1 < a2 < a3 < . . . < an < . .
2. Tidak turun jika a1 1L2 )1L3 1.1.1.11Ln [I11I1.
1. Turun jika a1 > a2 > a3 > . . . > an > . .
2. Tidak naik a1 1a2 1a3 1.1.1.11Ln U11.1.
Untuk menentukan kemonotonan suatu barisan, digunakan uji beda dan uji rasio.
* Uji Beda
4 Naik jika an+1 - an > 0 4 Turun
jika an+1 - an < 0 4 Tidak turun
an+1 - an L1L 4 Tidak naik an+1 - an
L1L
* Uji Rasio
4 Naik jika
4 Turun jika
4 Tidak turun jika 4
Tidak naik jika
Deret tak terhingga
disebut suku-suku deret.
Barisan tak terhingga dapat dibentuk dari jumlah parsial( nya sebagai berikut :
:
S adalah jumlah dari deret.
Jika konvergen ke S, maka disebut juga deret konvergen ke S. Bila
divergen, maka deret divergen, dan tak ada jumlahnya.
Deret Geometrik
Deret geometrik merupakan penjumlahan suku-suku barisan , disebut deret geometrik dengan
rasio r dan suku pertama a. jumlah parsial ke-n, Sn , dinyataka oleh . .
jumlah . Jika , XI VrVtXtVr}VbuLXI ivVIgVnXEV X.
, oleh karena itu , deret konvergen dengan
Untuk
Theorema deret tak terhingga:
1. konvergen j ika dan hanya jika konvergen.
1. konvergen jika adalah deret konvergen.
2. konvergen jika adalah deret konvergen.
1. atau tidak ada, maka deret tersebut divergen.
Deret Harmonik
Jumlah parsial deretnya adalah . .
Jawaban:
1. a.
b.
Melanjutkan dengan cara ini kita akan mendapatkan dan dan secara umum
bila n>1. Ini menunjukkan bahwa , dan karena itu deret harmonik
tersebut divergen. Namun, jika dilihat, . Ini tidak membuktikan bahwa eret
harmonik adalah konvergen.
Latihan Soal
1. Untuk tiap barisan berikut, tulislah rumus suku ke-n dan tentukan limitnya (jika ada).
Diasumsikan bahwa n= 1, 2, 3, 4, . .
a.
b.
c.
2. Tunjukkan bahwa barisan adalah konvergen.
2. Tentukan kekonvergenan deret
3. Tentukan jumlah dari deret
4. Evaluasilah
c.
2.
Karena maka barisan konvergen.
2.
Jadi, . Maka deret ini konvergen dan jumlahnya
adalah 1.
, maka jumlah deret tersebut adalah .
5.
deret geometrik dengan dan suku pertama . , maka deret konvergen
dan jumlahnya adalah
.
.
4.
(Sumber : Kalkulus Edisi Schaum halaman 245s.d 263)
UJI KONVERGENSI
1. Teorema dan sifat-sifat deret
Ada beberapa teorema dalam uji konvergensi, untuk mengetahui apakah suatu deret
konvergen ataukah divergen.
Teorema 1:
Diketahui deretnya adalah dan suku ke-n adalah , maka:
a) Jika 0 , maka deret tersebut sudah pasti divergen.
b) Jika = 0 , maka deret ini bisa jadi divegen, bisa juga konvergen.
Ex: deret , tentukan apakah deret ini konvergen atau divergen!
Jaw: =
= 0, pangkat pembilang < pangkat penyebut
Jadi deret ini bisa jadi konvergen, bisa jadi divergen.
Untuk mengetahui lebih lanjut kekonvergensiannnya, akan dicari pada uji
konvergensi.
Teorema 2:
2. Uji-uji konvergensi
Uji integral
Jika diketahui deret konvergen, suku ke-n adalah , maka: = 0
Teorema ini tidak berlakku kebalikannya. Maksudnya, Jika = 0 , deret
ini
bisa jadi divegen, bisa juga konvergen. Seperti halnya teorema di atas (teorema 1).
Ada beberapa sifat dari deret yang berhubungan dengan uji konvergensi.
1) Jika dan adalah deret-deret konvergen, maka:
a)
b)
= +
= -
2) Jika c 0 (c konstanta), dan deret dan adalah deret konvergen dua-
duanya
atau divergen dua-duanya, maka:
= c
2. Uji-uji konvergensi
Uji integral
Misal deret adalah deret dengan suku-suku positif, dan misalkan f(x) fungsi
dimana k diganti dengan x dalam formula . Jika f(x) turun dan kontiniu pada
interval [a, + ), maka dan keduanya konvergen atau keduanya
divergen.
* K o n v e r g e n s i d e r e t - P
Jika diketahui deret = 1 + + + +.....+ +.....
a) Konvergen jika p>1
b) Divergen jika p<1
.
* Uji banding Misalkan dan deret-deret dengan suku-suku non negative, dan
a) Jika konvergen, maka deret juga konvergen.
a) Jika deret divergen, maka juga divergen.
* Uji Rasio Misal deret adalah
deret dengan suku-suku positif, dan anggap = r.
a) Jika r<1, deret-deret tersebut konvergen.
b) Jika r>1 atau p=+ , deret-deret tersebut divergen.
c) Jika r=1, deret-deret mungkin konvergen ataupun divergen (tes gagal)
=
* Uji Akar Misal deret adalah deret dengan suku-suku positif, dan anggap
r.
a) Jika r<1, deret-deret tersebut konvergen.
b) Jika r>1 atau p=+ , deret-deret tersebut divergen.
c) Jika r=1, deret-deret mungkin konvergen ataupun divergen (tes gagal)
* Uji Banding Limit Misalkan dan deret-deret dengan suku-suku non negative,
dan anggap
= r.
Jika r>0 dan r + atau interval (0,+ ), maka deret tersebut keduanya adalah
konvergen atau keduanya divergen.
2. Uji-uji konvergensi
Uji integral
* Uji Rasio Konvergensi Mutlak:
Misal deret adalah deret dengan suku-suku bukan 0, dan anggap
= r .
a) Jika r<1, deret-deret tersebut konvergen mutlak, jadi deret konvergen.
b) Jika r>1 atau p=+ , deret-deret tersebut divergen.
c) Jika r=1, tidak dapat ditentukan apakah konvergensi atau konvergen
mutlaknya.
Uji Deret Ganti Tanda
=
=
Kedua deret ganti diatas dikatakan konvergen jika memenuhi dua kondisi sebagai berikut:
a) an
>
an+1 , deret decreasing atau dengan uji kemonotonan rasio, < 1
a) = 0
Kedua syarat harus terpenuhi. Jika salah satu tidak terpenuhi, maka deret tersebut
divergen.
Ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu kemutlakan konvergen dari deret tersebut.
Untuk mengetahui apakah deret tersebut konvergen mutlak atau bersyarat. Setelah
melakukan uji deret ganti tanda, dilakukan Uji rasio konvergensi mutlak. Jika setelah
melakukan uji rasio konvergensi mutlak, maka:
a) Jika uji deret ganti tanda konvergen dan dengan uji rasio konvergensi
mutlak juga konvergen, deret tersebut konvergensi mutlak.
b) Jika uji deret ganti tanda konvergen dan dengan uji rasio konvergensi
mutlak divergen, deret tersebut konvergensi bersyarat.
Contoh soal:
1. Tentukan kekonvergensian dari deret-deret berikut!
a.
b.
Dengan menggunakan uji perbandingan, maka:
Pembanding adalah = d e n g a n =
< . . .
Dengan menggunakan uji konvergensi ke-P, terlihat disini bahwa konvergen
karena p=2 atau p > 1.
Menurut uji perbandingan, jika konvergen, maka juga konvergen.
Jadi dengan begitu deret di atas konvergen juga.
< . . .
Karena p = atau p<1, maka divergen.
Oleh karena itu juga divergen. Maka deret di atas adalah divergen.
2. Tentukan kekonvergensian dari deret-deret berikut!
Dengan menggunakan uji akar, didapatkan:
a.
Pembanding adalah
= dengan =
r= < 1, maka deret ini konvergen
3. Tentukan kekonvergensian dari deret-deret berikut!
a. + + + +........ =
a.
b. + + + +. . . . . . . . . =
= =
=
r= > 1, maka deret ini divergen
=
= =
r= < 1, maka deret ini konvergen.
= =
=
= ; =
= =
=
=
; =
r= >1, maka deret ini divergen
4. Tentukan kekonvergensian mutlak dari deret-deret berikut! a)
Dengan uji deret ganti tanda, maka:
_ = =

r= = = <1
deret ini decreasing, syarat 1 terpenuhi.
_ = = 0 syarat 2 terpenuhi
Deret ini konvergen, tapi untuk mengetahui mutlak atau tidak harus dilakukan uji
perbandingan.
De nga n =
, dengan = ( < )
=
divergen, karena merupakan deret harmonis. Jadi juga divergen. Karena dengan uji
perbandingan mutlak didapatkan hasil divergen, jadi
GOrO}D}OrsObu} DIIGII lIIED
E
konvOr
g
OnDbOrs
y
IIrII}R
b
)
Dengan uji deret ganti tanda, maka:
_ = =

r= = = < 1
deret ini decreasing, syarat 1 terpenuhi
_ = =
=
Syarat 2 tak terpenuhi, jadi deret ini divergen.
DERET PANGKAT (DERET KUASA), INTERVAL, DAN JARI-JARI
KONVERGENSI
'HereLI LIakI hinDNa In(x-c)
n
dan Danx
n
secara berurutan disebut sebagai deret pangkat
dalam x sekitar c dan deret pangkat dalam x sekitar 0. deret tersebut bisa konvergen maupun
divergen. Sebagai catatan, deret tersebut pasti konvergen bila x=c.
7erUapDLIS3 kasus Gang mungkin unLIuk dereLI pangkaLI an(x-c)
n
:
(a) deret tersebut konvergen untuk semua x; atau
(a) deret tersebut konvergen untuk semua x dalam interval terbuka (c-R1 ,c+R1) sekitar c,
tidak di luar interval tertutup [c-R1 ,c+R1 ]; atau
(c) deret tersebut hanya konvergen untuk x=c.
Kasus-kasus di atas masing-masing mempunyai jari-jari dan interval sendiri-sendiri.
(a) pada kasus (a), interval konvergensinya (-~,+~) dan jari-jarinya ~.
(b) pada kasus (b), interval konvergensinya (c-R1 ,c+R1) dan jari-jarinya R1. (c)
pada kasus (c), interval konvergensinya {c} dan jari-jarinya 0.
Untuk mengetahui interval konvergensi, digunakan rumus sebagai berikut:
diLmaPa Qak adaDah dereLI pOngkaLI GHng}Ingin SicQrJ inLIervalLkonQJLILnsJLGa
INTEGRASI DERET PANGKAT
Rumus:
Interval konvergensi dari deret pangkat hasil integrasi adalah sama dengan interval
konvergensi deret asalnya.
DIFERENSIASI DERET PANGKAT
f(n)= untuk
<
R
Deret Taylor dan Deret MacLaurin
A) Deret Taylor untuk f sekitar c sadalah
deret pangkat a0+a1 (x-
c)+a2(x-c)2+...
Di mana an= untuk semua n.
A) Deret MacLaurin untuk f adalah deret Taylor untuk f sekitar 0,
yaitu deret pangkat a0+a1x+a2x
2
+...
Di mana an= untuk semua n.
Beberapa deret MacLaurin yang penting:
1)
2)
1) Sin x =
2) Cos x =
1) Ln (1+x) =
1)
1) Cari interval konvergensi dari deret !
Jawab:
Konvergen bila
< 1
-1<2x+2<1
CONTOH SOAL
=
Untuk x=-3/2, deret menjadi = yang merupakan deret
konvergen bersyarat.
Untuk x=-1/2, deret menjadi yang divergen menurut perbandingan limit
dengan deret .
Jadi interval konvergensinya [-3/2, -1/2).
2) Cari radius konvergensi dari deret !
Jawab:
Konvergen bila
-9<x<9
Deret ini divergen di kedua titik ujungnya (-9 dan 9). Jadi intervalnya
-9<x<9. Sehingga radiusnya 9.
3) Tentukan deret MacLaurin dari
Jawab:
Berdasarkan deret MacLaurin, maka:
e
4x
=1 +4x+
=1+4x+ +. . .
=
f(x)=sin x f( )=0 sin (x- )=
f(x)=cos x f( )=- 1
f(x)=-sin x f( )=0
f(x)=-cos x f( )=1
+ +...
5) Ekspansikan cos 4x !
Jawab:
Berdasarkan deret Maclaurin cos 4x, maka:
Cos 4x= 1-
Cos 4x=
FUNGSI DUA VARIABEL
Definisi:
Fungsi didefinisikan sebagai dua pemadanan antara dua himpunan bilangan, yakni
himpunan daerah asal (domain) dan himpunan daerah hasil (range) sedemikian sehingga untuk
setiap pasangan terurut bilangan dalam domain ada padanannya satu dan hanya satu bilangan
dalam range merupakan padanan.
Contoh 1:
(Sumber: Catatan Perkuliahan oleh Ibu Dra. Lusia Sugiyanti)
Jawab:
Fungsi ini terdefinisi untuk bilangan real sedemikian untuk semua pasangan terurut bilangan real
(u,y) yang memenuhi
Untuk (x,y) = (1,0) f(1, 0) = = 2
Untuk (x,y) = (4,1) f(4,1) = =
Contoh 2:
(Sumber: Catatan Perkuliahan oleh Ibu Dra. Lusia Sugiyanti)
Jawab:
X 0 dan (1 -y) 0 sehingga x 0 dan y 1
atau
x 0 dan (1-y) 0 sehingga x 0 dan y 1
jadi Df : { (x,y) x 0 dan y 1 atau x 0 dan y 1 }
LIMIT DUA VARIABEL
Definisi:
Untuk variabel didefinisikan sebagai ,
berlaku If(x) -
LI bila 0 Ix-cI . Jadi untuk fungsi dua variabel
didefinisikan oleh , berlaku
If(x,y) - LI bila 0 I(x,y) - (a,b)I .
Dalam penghitungan sangat tergantung dari bagaimana (x,y)
atau
tergantung dari kurva (lintasan) menuju ke (a,b). dikatakan ada bila
nilai
limit dari semua lintasan atau kurva menuju (a,b)
sama. Contoh Soal:
(Sumber: Catatan Perkuliahan oleh Ibu Dra. Lusia
Sugiyanti) Jawab:
i). Lintasan sumbu x (y=0, x 0)
= = 0
ii). Lintasan y =
= =
Nilai kedua limit tersebut tidak sama jadi limitnya tidak ada.
KONTINUITAS
Definisi:
Suatu fungsi dua variabel f disebut kontinu di titik (x0, y0) jika:
1. f (x0, y0) terdefinisi
1. ada
3.
Teorema:
Jika g dan h adalah suatu fungsi variabel yang kontinu maka f(x,y) = g(x).h(y) adalah suatu
fungsi kontinu dari x dan y.
Contoh:
Fungsi f(x,y) = kontinu karena f(x,y) merupakan perkalian dua fungsi kontinu
g(x)= dan h(x)=
TURUNAN PARSIAL
Definisi:
Misalkan z = f(x,y) adalah fungsi dua variabel. Jika x bervariasi sementara y dipertahankan tetap,
z menjadi fungsi dari x, maka turunannya terhadap x:
Disebut turunan parsial (pertama) dari f terhadap x dan dilambangkan dengan atau
atau . Demikian pula jika y bervariasi sementara x dipertahankan tetap.
Jadi
Contoh 1:
Tentukan turunan parsial terhadap x dan terhadap y dari f(x,y) =
(SLXPEr: ULkL %alkLlL . SOaLX . VLI liKe . OPm VL22X
Jawab:
Berdasarkan teori tersebut kita dapat mendapatkan hasil bahwa:
fx(x,y) = 2x sin y dan fy(x,y) = x
2
cos y.
Turunan Parsial dari Orde yang Lebih Tinggi
Kita dapat mengambil turunan parsial terhadap x dan y, dari , menghasilkan:
= fxx (x,y) = ) dan = fyx (x,y) = )
Demikian pula, dari kita memperoleh:
= fyy (x,y) = ) dan = fyx (x,y) = )
Contoh 2:
Tentukan turunan parsial kedua dari z = x
2
+ 3xy + y
2
terhadap x saja!
(SLX1Hr:JULkLJ%KlkLlL .JSchKLO .JOLtlinH .Jhlm Jill 2JdHnOKnJpHrL1KhKP J .Hperlunya)
Jawab:
= 2
ATURAN RANTAI
Misalnya z= f(x,y) dimana f diferensiabel, dan dimisalkan x = g(t) dan y = h(t), di mana g
dan h adalah fungsi-fungsi diferensiabel dengan satu variabel. Maka z=f(g(t),h(t)) adalah
fungsi diferensiabel dengan satu variabel, dan
Contoh 3:
Misalkan z = xy + sin x, dan misalkan x=t
2
dan y = cos
t. Jawab:
(SLX1Hr:JULkLJ%KlkLlL .JSchKLO .JOLtlinH .Jhlm Jill 2JdHnOKnJpHVL1KhKP J .HpHrlLnyK
Catat bahwa = y + cos x, dan = x, selanjutnya = 2t dan = -sin t
Sekarang, sebagai fungsi dari t, z = t
2
cos t + sin(t
2
)
Berdasarkan rumus yang disebutkan sebelumnya,
REFERENSI
%FkFXSch6FK2XPFJline2
Catatan Perkuliahan Kalkulus Semester 2 oleh Dra. Lusia Sugiyati
INTEGRAL RANGKAP 2 DAN VOLUME
INTEGRAL RANGKAP 2
Perhatikan sebuah fungsi yang kontinu pada daerah terbatas R dari bidang
penjumlahan
xy. Definisikan partisi P dari R dengan menggambarkan satu kisi dari garis horizontal dan
vertikal yang membagi daerah R menjadi subdaerah
R1,R2...,Rn
dengan luas masing-masing .
Pada tiap subdaerah, Rk, pilih sebuah titik dan bentuklah
Definisikan diameter subdaerah sebagai jarak terbesar antara sebarang dua titik di dalam atau pada
batasnya dan lambangkan diameter maksimum dari subdaerah tersebut dengan dP .
Andaikan bahwa kita memilih partisi sedemikian rupa sehingga dan
(Dengan kata lainnya kita membuat lebih banyak subdaerah dan membuat dimeternya
semakin kecil). Maka Integral Rangkap dari atas R didefinisikan sebagai
Yang menyatakan bahwa adalah suatu bilangan sedemikian rupa sehingga
untuk sebarang terdapat bilangan bulat positif n0 sedemikian rupa sehingga, untuk
sebarang dan sebarang partisi dengan , dan sebarang aproksimasi jumlah
yang bersesuaian kita mempunyai
Teorema / Sifat-Sifat Integral Rangkap 2
1.
1.
1.
1.
Jawab :
Contoh Soal dan Penyelesaian :
(1)
Jawab :
(S6FKuD
X
s OuLl 2es Kalkulus Edisi ke-4 Frank Ayres,JR and Elliot Mandelson
hal. 339)
(
2
(S6FKuD
X
s OuLl 2es Kalkulus Edisi ke-4 Frank Ayres,JR and Elliot Mandelson hal.
339)
Jawab :
Jawab :
VOLUME INTEGRAL RANGKAP 2
Bila adalah nonnegatif pada daerah R, dapat diinterpretasikan sebagai volume.
Jika sebarang suku menyatakan volume suatu kolom vertikal yang alasnya
adalah luas dan tingginya adalah jarak yang diukur vertikal dari titik
yang di pi l i h ke per mukaan . Kemudi an , i ni dapat di anggap s ebagai
aproksimasi volume kolom vertikal yang alas bawahnya adalah subdaerah Rk dan alas atasnya
adalah proyeksi Rk pada permukaan.
Yang berarti bahwa integral rangkap 2 tersebut merupakan volume benda ruang yang dibatasi oleh
daerah R pada bagian alas dan permukaan pada bagian alas atasnya.
Contoh Soal dan Penyelesaian :
(3) Misalkan adalah nonnegatif dan kontinu di atas daerah R dari bidang xy
yang batasnya terdiri dari busur dua kurva dan yang
berpotongan pada titik-titik K dan L. Tentukan rumus untuk volume V dibawah
permukaan !
Jawab :
Misalkan bagian volume tersebut dipotong oleh bidang dimana
, bertemu dengan batas R di titik-titik dan dan
misalkan juga bertemu dengan permukaan pada busur UV sepanjang
. Luas dari bagian STUV terebut diberikan oleh
Jadi, luas bagian irisan melintang dari volume yang dipotong oleh bidang-bidang yang paralel
dengan bidang yz diketahui sebagai fungsi dari x,
dimana x adalah jarak bidang pembagi dari titik asal. Sehingga
(3) Tentukan volume yang dibatasi oleh silinder dan bidang-bidang
dan !
Jawab :
bidang xy. Jika,
dimana diintegrasikan atas lingkaran pada
Maka,

You might also like