You are on page 1of 3

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan penglihatan adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan tajam penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan pandang, yang dapat mengakibatkan kebutaan. Salah satu penyebabnya adalah glaukoma. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di dunia (Quigley dan Broman, 2006) setelah katarak. Menurut survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dilaporkan tahun 1996, glaukoma adalah penyebab kebutaan utama setelah katarak dengan prevalensi sekitar 0,16% jumlah penduduk Indonesia (Ilyas, 2001 dalam Soeroso, 2009). Di kabupaten Karo, Sumatera Utara, prevalensi kebutaan akibat glaukoma mencapai 0,094% (Asnita, 2004 dalam Herman, 2009). Glaukoma adalah penyakit pada mata yang terutama ditandai dengan adanya peningkatan tekanan intraokuli dan berkurangnya luas lapangan pandang. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, angka kejadian nasional glaukoma di Indonesia berkisar 0,5%. Glaukoma dapat disebabkan oleh penyakit sistemik maupun penyakit lokal pada mata. Kondisi kelainan sistemik yang dapat memicu terjadinya glaukoma salah satunya adalah diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terus meningkat jumlahnya dan menjadi ancaman utama bagi kesehatan. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO), jumlah penderita diabetes melitus di dunia pada tahun 2030 mencapai sekitar 366 juta jiwa atau 4,4% (Wild et al, 2004). Di Indonesia, jumlah kasus diabetes melitus mencapai angka 5,7%. Sedangkan untuk provinsi Sumatera Utara mencapai 5,3% (Riskesdas). Oleh karena tingginya angka prevalensi kebutaan akibat glaukoma dan prevalensi diabetes melitus , peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan diabetes melitus dapat menyebabkan peninggian tekanan intraokuli pada pasien glaukoma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP H. Adam Malik), Medan. Sebagaimana diketahui bahwa RSUP H. Adam Malik, Medan

Universitas Sumatera Utara

merupakan rumah sakit rujukan utama di provinsi Sumatera Utara, pada khususnya, dan wilayah Sumatera bagian barat. 1.2. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara diabetes melitus dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma di Poliklinik Mata RSUP H. Adan Malik, Medan periode Juli 2011- Agustus 2011? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara diabetes melitus dengan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan periode Juli 2011- Agustus 2011. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui jumlah penderita glaukoma di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan periode Juli 2011- Agustus 2011. 2. Untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita glaukoma di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan periode Juli 2011Agustus 2011. 3. Untuk mengetahui jumlah penderita diabetes melitus yang mengalami glaukoma di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan periode Juli 2011- Agustus 2011. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah 1. Bagi Rumah Sakit Penelitian ini diharapakan dapat menjadi data sumber prevalensi penyakit glaukoma dan untuk meningkatnya kualitas pelayanan terhadap pasien tersebut.

1.3.1. Tujuan Umum

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi Kalangan Medis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian sekunder bagi penelitian-penelitian kesehatan selanjutnya. Selain itu, juga diharapkan dapat memperluas wawasan di bidang kesehatan, terutama mengenai glaukoma. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian dapat ini diharapkan dapat memperluas kesadaran wawasan atas masyarakat mengenai efek diabetes melitus, terutama pada mata, sehingga meningkatkan masyarakat kesehatannya. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dalam memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan di bidang penelitian.

Universitas Sumatera Utara

You might also like