You are on page 1of 9

Pembelajaran Mengidentifikasi Ide Pokok Teks Nonsastra dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning pada Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Bandung 1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Dengan bahasa kita bisa menyampaikan maksud, keinginan, dan isi pikiran kita kepada orang lain. Keberadaan bangsa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara, menjadi-kan bahasa tersebut di pergunakan secara meluas di dalam aspek kehidupan ber-masyarakat. Tidak semua pengguna bahasa Indonesia mampu memahami dan menggunakannya dengan baik. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diberikan secara berkesinambungan dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tujuannya agar para siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berkomunikasi secara lisan maupun tulisan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Perlu kita sadari pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk menghasilkan siswa terampil berdasarkan empat aspek keterampilan ber-bahasa, yaitu aspek menyimak, aspek berbicara, aspek menulis, dan aspek membaca. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Salah satu contoh keterkaitan antara keterampilan berbahasa tersebut di antaranya hubungan membaca dan menulis. Keterampilan membaca memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia seharihari, maka perlu ditingkatkan dalam pengajaran membaca di sekolah. Se-kaitan dengan keterampilan membaca tersebut, Tampubolon (1986: 227) mengemukakan bahwa hakikat membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan. Dalam usaha pembentukan kebiasaan membaca, dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca. Yang dimaksud dengan keterampilan membaca ialah keterampilan mata dan penguasaan teknik-teknik membaca. Membaca dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan mengidentifikasi ide pokok, yaitu suatu cara untuk mencari ide pokok dari suatu teks atau wacana. Teks atau wacana yang dapat dicari ide pokoknya yaitu teks nonsastra seperti artikel pendidikan. Dengan adanya kegiatan mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra tersebut, dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan sema-ngat siswa dalam belajar. Oleh karena itu, membaca dianggap penting untuk suatu pembelajaran. Dengan membaca kita dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap suatu hal. Saat ini terdapat metode yang sangat popular dan sudah tidak asing lagi di kalangan pendidik yaitu metode Cooperative Learning. Metode cooperative learning yaitu sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Lie (2002:14), mendefenisikan pembelajaran cooperative learning sebagai pembelajaran yang menekankan pada sikap kebersamaan dalam bekerja atau saling membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. Berdasarkan pemaparan di atas, pada penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengidentifikasi Ide Pokok Teks Nonsastra dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandung. Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbang suara untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara, serta untuk Peneliti mengingat penelitian seperti ini sangat jarang sekali dilakukan.

2. Rumusan dan Batasan Masalah 2.1 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian merupakan sesuatu yang perlu diselesaikan dan dirumuskan dengan jelas. Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan dapat dilaksanakan secara tuntas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Mampukah penulis melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dengan menggunakan metode cooperative learning pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung? b. Mampukah siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung menerima untuk mengiden-tifikasi ide pokok teks nonsastra dengan menggunakan metode cooperative learning? c. Tepatkah metode cooperative learning digunakan dalam mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung? 2.2 Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka dipandang perlu adanya pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang diteliti terarah dan tidak terjadi penyimpangan. Berdasarkan latar belakang masa-lah di atas, penelitian ini hanya akan membahas mengenai masalah sebagai be-rikut. a. Kemampuan penulis difokuskan pada kemampuan melaksanakan pembelaja ran mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra berupa artikel pendidikan de-ngan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw; b. Kemampuan siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Bandung dibatasi dengan kemampuan mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra berupa artikel pendidikan dengan teknik membaca cepat melalui metode cooperative learning tipe jigsaw; c. Metode yang digunakan yaitu cooperative learning tipe jigsaw. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3.1 Tujuan Tujuan penelitian merupakan acuan yang menentukan arah dari segala tindakan dan aktivitas, dengan maksud agar dalam kegiatan yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik. Tujuan penelitian ini antara lain. a. Untuk mengukur kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran me-ngidentifikasi teks nonsastra dengan menggunakan metode cooperative lear-ning; b. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran me-ngidentifikasi teks nonsastra dengan menggunakan metode cooperative lear-ning; c. Untuk mengetahui ketepatan pengunaan metode cooperative learning dalam pembelajaran mengidentifikasi teks nonsastra. 3.2 Manfaat Penilitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah kekayaan pengalaman pada khususnya diri peneliti sebagai bahan kajian atau bahan bacaan bagi guru atau siswa dalam rangka untuk memperkaya atau menambah wawasan keilmuan dalam mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dengan menggunakan metode cooperative learning. Dari pernyataan di atas maka manfaat yang diha-rapkan sebagai berikut. a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan pe-ngalaman yang berharga bagi penulis, khususnya untuk mengidentifikasi po-kok teks nonsastra

dengan teknik membaca cepat melalui metode cooperative learning tipe jigsaw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai model alternatif dalam pembelajaran membaca, khususnya mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dengan teknik membaca cepat melalui metode cooperative learniing tipe jig-saw bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. c. Bagi Peneliti Lanjutan Peneliti sebagai calon guru bahasa Indonesia, akan menjadi lebih paham ter-hadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran mengidenti-fikasi ide pokok teks nonsastra dengan teknik membaca cepat melalui metode cooperative learning tipe jigsaw. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan un-tuk melanjutkan atau menyempurnakan permasalahan yang belum atau kurang dibahas. 4. Anggapan Dasar dan Hipotesis 4.1 Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya oleh peneliti dirumuskan secara jelas. Berdasarkan pernyataan di atas, maka anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penulis telah lulus perkuliahan MPK (Mata Kuiah Pengembangan Kepriba-dian), yaitu Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam; MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya), yaitu Pengantar Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, serta Psikologi Pendidikan; MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan) dan MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya), yaitu Kebahasaan, Kesusastraan, Keterampilan Berbahasa, Perencanaa Penga-jaran, Strategi Belajar Mengajar, dan Evaluasi Pengajaran Bahasa; serta MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat), yaitu KPB (Kuliah Praktik Ber-masyarakat). Berdasarkan pengalaman di lapangan, penulis menemukan beberapa kelemahan dalam bercerita sehingga penulis tertarik meneliti masalah ini. b. Pembelajaran mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra adalah salah satu pem-belajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SMA kelas X semester 1. c. Metode cooperative learning merupakan metode pembelajaran yang menekan-kan pada sikap kebersamaan dalam bekerja atau saling membantu diantara se-sama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. 4.2 Hipotesis Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penulis mampu mengajarkan materi untuk mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dengan menggunakan metode cooperative learning pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung. b. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung mampu mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dengan menggunakan metode cooperative learning. c. Teknik membaca cepat digunakan dalam pengajaran mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dengan metode cooperative learning pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung. 5. Metode dan Teknik Penelitian 5.1 Metode Penelitian Pada penilitian ini penulis menggunakan salah satu metode yaitu eksperimen semu(quasi eksperiment research). Suryabrata (2008:92) menyatakan bahwa, metode penelitian kuasi eksperimen/eksperimen semu adalah untuk mem-peroleh informasi yang

merupakan pikiran bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Sehingga data yang diperoleh diambil berdasarkan hasil uji coba. Deskriptif analitik adalah untuk memperoleh informasi dengan cara melakukan eksperimen yang mendes-kripsikan analisis kebenaran memperoleh data dalam membuat sebuah laporan penelitian. 5.2 Teknik Penelitian Dalam melakukan kegiatan, perlu adanya teknik untuk mencapai hasil yang baik dalam penelitian tersebut. Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah sebagai berikut. a. Teknik Telaah Pustaka Teknik telaah pustaka yaitu digunakan dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku yang ada kaitannya serta dapat menunjang dalam penelitian ini. b. Teknik Uji Coba Teknik Uji Coba merupakan kegiatan penulis dalam mengujicobakan meng-identifikasi ide pokok teks nonsastra dengan teknik membaca cepat. c. Teknik Pretes dan Postes Teknik ini diajukan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan kemam-puan yang dimiliki individu atau kelompok, jenis tes yang diberikan berupa tes tulisan. d. Teknik analisis Teknik analisis digunakan untuk memperoleh penyelidikan terhadap siswa da-lam pembelajaran bercerita dengan metode simulasi untuk membahas data ber-dasarkan pengamatan, menganalisis hasil pengumpulan data, dan pengolahan data secara kualitatif maupun kuantitatif. 6. Populasi dan Sampel Penelitian 6.1 Populasi Menurut Arikunto ( 1996 : 115 ) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Populasi penelitian adalah kemampuan peneliti di dalam mengajarkan pembe-lajaran mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dengan menggunakan meto-de cooperative learning. b. Populasi materi pembelajaran adalah keterampilan membaca. c. Populasi siswa adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung. 6.2 Sampel Menurut Arikunto ( 1996 : 117 ) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita ingin mengge-neralisasikan hasil penelitian sampel. Adapun yang menjadi sampel dalam pene-litian ini adalah sebagai berikut. a. Sampel penelitian adalah kemampuan penulis mengadakan pengajaran dengan metode membaca cepat dalam pembelajaran mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra berupa artikel pendidikan melalui metode cooperative learning tipe jigsaw. b. Subjek sampel yang penulis ambil, yaitu siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Bandung. c. Metode yang dijadikan sampel adalah metode cooperative learning. 7. Definisi Operasional Secara operasional, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Pembelajaran mengidentifikasi ide pokok merupakan suatu proses menuju arah yang lebih baik, siswa dituntut mampu merubah perilaku setelah memperoleh pengalaman belajar dalam mengidentifikasi kalimat utama atau gagasan utama yang terdapat dalam suatu paragraf.

b. Teks nonsastra adalah sebuah karya tulis yang tidak termasuk ke dalam tulisan karya sastra. c. Metode cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang mene-kankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di an-tara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdi-ri dari dua orang atau lebih. Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pene-litian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kemampuan siswa kelas X ke arah tujuan pengalaman belajar mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra. Maksudnya adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mengiden-tifikasi kalimat utama atau gagasan utama yang terdapat dalam suatu paragraf, melalui berbagai sumber yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak mening-galkan pemahaman pada sebuah karya tulis yang tidak termasuk ke dalam tulisan karya sastra dengan menggunakan penyajian yang melibatkan siswa pada suatu masalah untuk dibahas dan dipecahkan bersama. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Salah satu bentuk kemajuan dari proses belajar yaitu enggan diadakannya lembaga pendidikan yang secara formal diakui keberadaannya. Orang tua yang semestinya mendidik sendiri anaknya, dalam bebrapa aspek bisa diwakilkan dalam lembaga pendidikan formal tersebut yaitu sekolah. Sekolah atau Madrasah yang menjadi wakil dari amanat orang tua dalam mendidik anak harus memiliki kalifikasi yang cukup, dengan kata lain tidak semua lembaga pendidikan yang secara otomatis menjadi lembaga pendidika yang baik. Dengan demikian kualifikasi merupakan prasarat wajib yang harus dimiliki lembaga pendidikan, baik itu dari segi tenaga edukatif, sarana dan prasarana maupun aspek lain yang terkait. Contoh Skripsi Berkaitan dengan masalah proses belajar mengajar di sekolah, siswa maupun guru yang akan melakukan dinamisasi dalam arti proses belajar mengajar tersebut merupakan sarana untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan, sikap maupun akhlaq. Hanya saja proses belajar tersebut tidak selamanya berjalan tanpa hambatan. Hambatan atau rintangan akan senantiasa muncul setiap waktu baik itu kesulitan mengajar guru, kesulitan belajar siswa dan sebagainya. Sehingga dengan beberapa hambatan tersebut diharapkan guru dan siswa yang bersangkutan akan lebih dinamis dan inovatif. Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang berperan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama masalah kesulitan belajar harus senantiasa mendapat perhatian yang serius agar kesulitan belajar tersebut dapat segera teratasi. Dari sini peranan bimbingan dan penyuluhan disekolah mulai diperlukan dan bukan saja untuk mengatasi kesulitan belajar siswa akan tetapi juga membantu guru dalam mengenal siswanya secara lebih dalam sehingga bimbingan dan penyuluhan lebih sistimatis dan bermutu. Contoh skripsi Bimbingan dan penyuluhan yang keberadaannya semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan merupakan suatu badan yang mempunyai fungsi sangat penting. Dengan kata lain bimbingan dan penyuluhan mempunyai peran dalam mencarikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar. Bimbingan dan penyuluhan berfungsi untuk membantu kelancaran pendidikan dan pengajaran di sekolah, artinya dengan

adanya bimbingan dan penyuluhan disekolah secara intensif akan memberi dampak baik secara langsung maupun secara tidak langsung yang akhirnya akan kembali pada keberhasilan pendidikan. Berdasarkan pada pemikiran inilah kiranya perlu dilakukan penelitian tentang peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Probolinggo Tahun Pelajaran 2002/2003. B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian, sebab masalah merupakan obyek yang akan diteliti dan dicari jalan keluarnya melalui penelitian. Pernyataan ini relevan dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu Pendekatan mengatakan bahwa : Masalah mesti merupakan bagian kebutuhan seseorang untuk dipecahkan, orang ingin mengadakan penelitian karena ia ingin mendapatkan pemecahan dari masalah yang dihadapi. (Surahmad, 1989:22) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah sudah menjadi suatu kebutuhan dalam sebuah penelitian, karena tanpa rumusan masalah alur dan sistematika penelitian tidak akan menemukan jawaban dari masalah yang sedang diteliti. Sedangkan Sanapiah Faisal dalam Metodologi Penelitian Pendidikan mengemukakan : Dalam penelitian perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang akan diteliti. Penegasan masalah tersebut sekaligus menggambarkan fokus arah yang diikuti nantinya di dalam proses suatu penelitian. Rumusan masalah cukup terbatas lingkupnya sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan yang tegas. (Sudiyono, 1992:61) Dari definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang bersifat problematik akan memerlukan pemecahan. Dalam penelitian kita dituntut untuk mencari pemecahan masalah tersebut. Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Adakah peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. 2. Bagaimana peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan permasalahannya. Tujuan dalam penelitian akan sangat membantu terhadap pencapaian hasil yang optimal dan dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang dijalankan dalam penelitian itu.

Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijakpada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Ingin mengetahui ada tidaknya peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. 2. Ingin mengetahui bagaimana peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa dengan bimbingan di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait utamanya bagi pihak-pihak berikut ini : 1. Bagi Guru Sebagai sarana untuk mengambil inisiatif dalam rangka penyempurnaan program proses belajar mengajar sehingga antara guru sebagai pendidik di sekolah dan siswa sebagai pihak yang perlu dididik bisa saling melengkapi dan bekerja sama dengan baik, sehingga prestasi belajar siswa akan selalu meningkat. 2. Bagi Instansi Sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat dan memberikan/menambah sarana dan prasarana dalam rangka memberikan gairah dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu dan prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. 3. Bagi Penulis Sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah, sekaligus sebagai tambahan informasi mengenai bimbingan dan penyuluhan yang ada di lembaga madrasah khususnya di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Lawean Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

E. Hipotesis Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, menyatakan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (1997:67). Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis Kerja (Ha) Ada peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Dewa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. 2. Hipotesis Nihil (Ho) Tidak ada peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Dewa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Contoh skripsi F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian tentang peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo ini mempunyai jangkauan yang sangat luas. Namun karena adanya

keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan kemampuan yang dimiliki penulis, maka ruang lingkup penelitian dibatasi pada masalah sebagai berikut ini : 1. Karakteristik lokasi penelitian, yakni mengenai gambaran umum tentang lokasi tersebut yang meliputi sejarah berdirinya madrasah, struktur organisasi, dan data-data lain yang diperlukan dalam penelitian. 2. Bentuk-bentuk bimbingan dan penyulihan yang diberikan oleh guru kepada siswa baik secara prefentif maupun kuratif dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa. 3. Data tentang hasil perolehan skor dari angket yang telah disebarkan untuk mengetahui ada tidaknya peranan bimbingan dan penyuluhan dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

G.

Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar mudah dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul dengan pembahasan dalam skripsi ini. Definisi operasional ini merupakan suatu bentuk kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian. Sesuai dengan judul Peranan Bimbingan dan Penyuluhan dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa, maka batasan pengertian di atas meliputi : a. Peranan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberikan arti peranan, Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa (Depdikbud, 1991:751). Sedangkan menurut WJS. Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan peranan adalah, Sesuau yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa) (Poerwadarminto, 1997:735). Berdasakan pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa peranan adalah segala sesuatu yang bisa mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa yang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Bimbingan dan penyuluhan Bimbingan dan penyuluhan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Guidance and Couseling merupakan rangkaian dua kata yang jika kata bimbingan disebut biasanya selalu diikuti oleh kata penyuluhan. Bimo Walgito memberikan definisi bimbingan sebagai berikut : Bimbingan adalah merupakan tuntunan, bantuan dan pertolongan yang diberikan pada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitankesulitan di dalam hidupnya agar supaya individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. (Mapiere, 1997:735). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu yang mengalami kesulitan hidup. Sesuai dengan potennsi yang ada

sehingga mereka bisa hidup sejahtera dan damai. Dalam aktivitas belajar, siswa membutuhkan bimbingan dalam menghadapi kesulitan belajarnya. Sedangkan pengertian penyuluhan menurut Bimo Walgito adalah : Penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. (Mapiere, 1997:04) Dari dua pengertian tersebut, ada persamaan dan ada perbedaannya. Persamaannya adalah keduanya merupakan suatu bantuan bagi individu-individu dalam menghadapi problem hidupnya. Sedangkan perbedaannya, bimbingan lebih luas dari penyuluhan, bimbingan lebih menitik-beratkan pada segi-segi kuratif. Tetapi walaupun berbeda, penggunaan bimbingan selalu diikuti oleh kata penyuluhan. c. Menanggulangi kesulitan belajar Menanggulangi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia antara lain diartikan Mengatasi (Depdikbud, 1991:1005). Sedangkan Kesulitan berarti Keadan yang sulit; sesuatu yang sulit, kesukaran. (Depdikbud, 1991: 971). Sedangkan belajar menurut Gagne (1984) adalah sebagaimana dikutip oleh Ratna Wilis Dahan dalam bukunya yang berjudul Teori-teori Belajar, memberikan definisi belajar yaitu : suatu proses dimana organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. (Dahan, 1989:11). Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sedikit banyak permanen. (Dahan, 1989:06). Dari dua pengertian di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud menanggulangi kesulitan belajar adalah upaya untuk mengatasi keadaan yang terasa sulit sewaktu individu melakukan kegiatan belajar.

You might also like