You are on page 1of 32

I. ORGANISASI 1.

1 Konsep Organisasi Menurut Max Weber sebuah organisasi dapat dikatakan sebagai organisasi ideal apabila organisasi tersebut mengenal adanya: a. Spesialisasi b. Tingkatan berjenjang c. Berdasarkan prosedur kerja d. Hubungan yang bersifat impersonal e. Promosi berdasarkan kompetensi Sebuah organisasi dapat disebut efektif bila: a. Harus dapat memahami tujuan proyek b. Mengetahui keberadaan orang-orang yang akan terlibat dalam proyek c. Mempublikasikan informasi mengenai tim proyek seawal mungkin d. Penentuan pendelegasian tugas dan wewenang e. Pengelompokan anggota tim atas dasar fungsinya dalam proyek Bentuk lain dari pembagian atau pengelompokan teori-teori organisasi adalah konsepsi prespektif yang ditemukan oleh Edgar Huse dan James Bowditch. Pada aslinya konsep perspektif ini digunakan kelompok manajemen didekati dari teori system. Akan tetapi inti pembahasannya dapat dipergunakan pula untuk bahasan-bahasan organisasi. Itulah sebabnya berikut ini dikemukakan konsep prespektif tersebut. a. Prespektif I Intinya sama dengan paham tradisional yang melihat organisasi atau manajemen dari prespektif rancangan yang berstruktur. Aliran-aliran prespektif ini hanya memikirkan isu-isu tentang bagaimana organisasi seharusnya disusun, fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankan, siapa yang seharusnya menjadi pemimpin dan bawahan, dan gaya kepemimpinan apa yang harus dijalankan. Ada tiga komponen yang terkandung dalam prespektif, yaitu: 1. Aliran prinsip-prinsip universal dari manajemen atau organisasi. 2. Aliran struktural. 3. Aliran manajemen ilmiah.

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 1

Aliran Prinsip Universal, berpijak pada pendapat Henri Fayol yang menyatakan bahwa sesuatu organisasi itu diatur berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: Adanya pengembangan kerja Adanya otoritas dan tanggung jawab Adanya disiplin Adanya kesatuan komando Adanya kesatuan pengarahan Adanya system pengkajian Adanya sentralisasi Adanya jenjang pengawasan Aliran Strukrural, berdasarkan pendapat dari Max Weber, organisasi suatu tatanan birokrasi yang berstruktur yang melangsungkan kegiatannya sesuai dengan aturan-aturan. Aliran Manajemen Ilmiah, yang dipelopori oleh Frederick W Taylor memberikan lebih banyak penekanan pada pengukuran kerja yang dilakukan oleh para pekerja dibandingkan dari prinsip-prinsip organisasinya sendiri. b. Prespektif II Huse dan Browdrich menanamakan prespektif ini dengan aliran pekerjaan (work-flow). Operasi ini mempergunakan teknik-teknik yang kemudian dikenal sebagai riset operasional. Adapun ciri-ciri dari riset operasional ini antara lain: Melakukan formulasi persoalan Menyusun konstruksi model matematis untuk menampilkan suatu system yang sedang dipelajari Menarik suatu kesimpulan dari model yang disusun tersebut Menguji model dan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik model tersebut Menetapkan control atas kesimpulan-kesimpulan yang diambil Mengambil kesimpulan itu untuk melaksanakan implementasi

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 2

c. Prespektif III Prespektif ini dinamakan prespektif kemanusiaan (the human prespective). Pandangan pemikiran dalam prespektif ini ialah menekankan bahwa unsur manusia dalam setiap kerja kelompok dirasakan lebih penting dari pada sekedar struktur dan hirarki yang membentang pada setiap jajaran organisasi. Ada tiga unsur yang menonjol sebagai komponen dari perspektif kemanusiaan ini. Ketiga komponen itu antara lain: 1. Aliran Hubungan Kemanusiaan (Human Relations School) 2. Aliran School) 3. Aliran Pemikiran Multidimensional (The Multidimensional Theorists) 1.2 Dasar dan Prinsip Organisasi Secara umum terdapat beberapa dasar penyusunan struktur organisasi, yakni: Berdasar produk Berdasar lokasi Berdasar proses Berdasar pelanggan Berdasar waktu Ciri-ciri organisasi yang baik: 1. Adanya tujuan yang jelas. 2. Tujuan organisasi harus dipahami oleh semua orang. 3. Tujuan organisasi harus diterima oleh semua individu dalam organisasi. 4. Adanya kesatuan arah dalam organisasi 5. Adanya struktur organisasi. 6. Adanya jaminan jabatan tersebut. 7. Adanya koordinasi. Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut: Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip). Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati. Pengembangan Organisasi (Organizational Development

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 3

Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja tehadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan. 1.3 Bentuk-Bentuk Organisasi Agar proses diatas berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur organisasi. Struktur organisasi formal akan menunjukan hal-hal berikut: 1. Macam-macam pokok kegiatan organisasi 2. Pembagian menjadi kelompok atau subsistem 3. Adanya hirarki, wewenang dan tanggung jawab bagi kelompok dan pimpinan 4. Pengaturan kerjasama, jalur pelopor, dan komunikasi, meliputi jalur vertikal dan horizontal, bentuk struktur organisasi formal yang terkenal adalah fungsional, produk, area, dan matriks. 1.3.1 Organisasi Fungsional Disebut organisasi fungsional karena organisasi ini dipecah atau dikelompokkan menjadi unit berdasarkan fungsinya. Ciri utama organisasi fungsional ialah memiliki strutur piramida dengan konsep otoritas dan hirarki vertikal dengan sifat-sifat berikut: 1. Prinsip komando tunggal dimana masing-masing personil hanya memiliki satu atasan 2. Setiap personil mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas. 3. 4. Arus informasi dan pelaporan bersifat vetikal. Hubungan horizontal diatur dengan prosedur kerja, kebijakan, dan petunjuk pelaksana. 5. Mekanisme koordinasi perunit, bila diperlukan dilakukan, dengan rapat-rapat atau membentuk panitia perwakilan. Keuntungan-keuntungan organisasi fungsional: 1. Memudahkan pengawasan karena personil melapor hanya kepada satu atasan.

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 4

2. Adanya potensi meningkatkan keterampilan dan keahlian individu serta kelompok untuk menjadi spesialis pada bidangnya. 3. Konsentrasi bersangkutan. 4. Penggunaan sumber daya yang efisian sebai akibat pekerjaan yang sejenis dan berulang-ulang. 5. Memudahkan pengendalian kinerja personil serta biaya, jadwal dan mutu produk. Kesulitan yang Dihadapi Sesuai dengan maksud pembentukannya, struktur fungsional ditujukan untuk menangani kegiatan atau masalah yang dapat diantisipasi dan diklasifikasi. Kesulitan yang dihadapi biasanya keterbatasan struktur fungsional, ialah : Cenderung memprioritaskan kinerja dan keluaran masingmasing bidang. Hal ini dapat mengurangi perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh. Makin besar organisasi, makin panjang prosedur pengambilan keputusan, hal ini memungkinkan terjadinya distorsi informasi dan urgensi. Sulit mengkoordinasi dan mengintegrasikan pekerjaan yang multidisiplin dan melibatkan banyak pihak diluar organisasi. Kurangnya jalur komunikasi horizontal. 1.3.2 Organisasi Produk dan Area Penyusunan struktur organisasi perusahaan-perusahaan besar yang kegiatan usahanya menangani berbagai macam produk, didasarkan atas orientasi produk. Ini terjadi bilamana perusahaan merasa bahwa jumlah dan keanekaragaman produk terlalu besar sehingga sulit untuk ditangani dengan struktur fungsional. 1.3.3 Organisasi Matriks Bila struktur organisasi mempunyai jalur pelaporan dan arus kegiatan vertikal, maka pada organisasi matriks disamping jalur formal vertical terdapat pula jalur formal horizontal. personil terpusat pada sasaran bidang yang

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 5

II. ORGANISASI PROYEK Secara singkat organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam organisasi perlu dibuat sebuah pengorganisasian, dimana pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. 2.1 Jenis-jenis Organisasi Proyek Telah disebutkan sebelumnya bahwa organisasi adalah sarana untuk mencapai tujuan. Adapun unsur-unsur konsep manajemen proyek yang berkaitan erat dan perlu dicerminkan dalan struktur organisasi berkisar pada: a. b. c. Arus vertikal disamping horizontal. Penanggung jawab tunggal atas terselenggaranya proyek Pendekatan dalam perencanaan dalam implementasi

Kebutuhan mendasar yang harus dipertimbangkan dalam pembentukan organisasi proyek: 1. Clarification of Roles dan Relationships (klarifikasi/kejelasan atas tanggung jawab dan hubungan kerja) 2. Efficiency and economy (faktor efisiensi dan ekonomi) 3. Classification of mission, goals, and objective (kejelasan misi, tujuan dan sasaran) 4. Clarification of individual and organizational tasks (kejelasan tugas individu dan organisasi) 5. Encouragement of employee decision making and rapid customer response (mendukung pengambilan keputusan dan respon yang cepat kepada pelanggan) 6. Sense of stability and adaptability (suasana yang stabil dan kemampuan beradaptasi) 7. Encouragement of innovation and development (mendukung inovasi dan pengembangan) Pendekatan yang diperlukan untuk membahas struktur organisasi proyek dalam dengan mengindentifikasi dan menganalisis struktur organisasi yang digolongkan menjadi : Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 6

2.1.1 Organisasi Proyek Fungsional

(OPF) dengan variasinya, yaitu

Organisasi Proyek Koordinator (OPK) dan Organisasi Proyek Expenditur (OPE).

Gambar 1. Struktur Organisasi Fungsional Sederhana

Gambar 2. Struktur Organisasi Fungsional Kompleks Keuntungan: Adanya fleksibelitas yang tinggi dalam penggunaan staf/karyawan Orang-orang dengan keahlian tertentu dapat ditugaskan dibanyak proyek yang berbeda Orang-orang dengan keahlian berbeda dapat dikelompokkan ke dalam satu group untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi pemecahan masalah teknis

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 7

Divisi fungsional yang bersangkutan bisa jadi basis bagi kelangsungan teknologi bila para personel keluar dari proyek atau organisasi induk Divisi fungsional mempunyai jalur-jalur karir bagi mereka yang mempunyai keahlian2 tertentu Kerugian: Klien tidak menjadi perhatian utama dari aktivitas yang dilakukan orang-orang yang terlibat proyek. Divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas-aktivitas khusus yang sesuai dengan fungsinya. Kadang-kadang tidak ada individu yang diberi tanggungjawab

penuh untuk mengurus proyek. Motivasi orang yang ditugaskan ke proyek cenderung lemah. Tidak memberikan pendekatan yang holistik terhadap proyek.

Gambar 3. Variasi Organisasi Fungsional dipimpin oleh Project Expeditor

Gambar 4. Variasi Organisasi Fungsional dipimpin oleh Koordinator Proyek

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 8

2.1.2 Organisasi Proyek Murni ( OPMI ) Ciri-cirinya antara lain: proyek terpisah dari organisasi induk Menjadi organisasi tersendiri dalam staf teknis tersendiri, Administrasi tidak terikat dengan organisasi induk, Laporan kemajuan/kegagalan secara periodik mengenai proyek. Manager Proyek (MP/PM) bisa mengambil sumber daya dari luar berupa sub kontraktor atau supplier jika tidak tersedia/tidak bisa dikendalikan dalam organisasi

Gambar 5. Struktur Organisasi Murni Sederhana

Gambar 6. Struktur Organisasi Murni Kompleks Kelebihan: Bentuk ini cukup simpel sehingga mudah dilaksanakan. Manager Proyek mempunyai wewenang penuh untuk mengelola proyek Semua anggota tim proyek bertanggungjawab langsung kepada Manager Proyek Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 9

Bila ada proyek yang sejenis berturut-turut, organisasi ini bisa memanfaatkan para ahli yang sama sekaligus melakukan kaderisasi dalam penguasaan teknologi tertentu. Adanya kesatuan komando Karena kewenangan terpusat, keputusan bisa diambil dengan cepat Adanya dukungan secara menyeluruh terhadap proyek Rantai komunikasi menjadi pendek, yakni antara manajer proyek dengan eksekutif secara langsung. Kelemahan: Bila organisasi induk mempunyai banyak proyek, biasanya setiap proyek akan mengusahakan sendiri sumberdaya,sehingga terjadi duplikasi usaha dan fasilitas Struktur ini akan menambah biaya bagi organisasi induk, krn biasanya akan berdiri sendiri dengan staf penuh Sering kali Manager Proyek menumpuk sumberdaya secara

berlebihan untuk mendapatkan dukungan teknis dan teknologi sewaktu-waktu diperlukan bila proyek selesai,terjadi masalah bagaimana nasib pekerja proyek yang ada ketidakkonsistenan prosedur bisa sering terjadi dengan memakai alasan "Memenuhi permintaan klien" 2.1.3 Organisasi Proyek Matriks (OPM ) Organisasi Proyek Matriks adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk sehingga pada dasarnya menggabungkan kelebihan dari organisasi fungsional dengan organisasi proyek murni.

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 10

Gambar 7. Struktur Organisasi Matriks Sederhana

Gambar 8. Struktur Organisasi Matriks Kompleks Kelebihan: Proyek mendapat perhatian yang cukup Karena organisasi matriks melekat pada unit fungsionai organisasi induk maka mudah untuk mendapatkan orang potensial yang dibutuhkan dari setiap unit fungsional

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 11

Tidak ada masalah yang berat berkenaan dengan nasib pekerja proyek jika proyek selesai Tanggapan terhadap keinginan klien dapat dengan cepat diberikan seperti pada organisasi proyek murni. Dengan manajemen matrik proyek akan mempunyai akses perwakilan dan divisi administrasi perusahaan induk, sehingga konsistensinya dengan kebijaksanaan, prosedur dan perusahaan induk bisa dijaga. Bila ada proyek yang bersamaan, memungkinkan distribusi sumberdaya yang lebih seimbang untuk mencapai berbagai target proyek yang berbeda-beda Kelemahan: Terdapat kekuatan berimbang antara Manager Fungsional dan Project Manager sehingga bila terdapat keraguan siapa yang mesti terkena beban, pekerjaan proyek jadi terbengkalai Perpindahan sumberdaya antar proyek bisa meningkatkan

persaingan antar masing-masing Project Manager karena ingin memastikan proyeknyalah yang sukses, bukan target organisasi secara keseluruhan. Manajemen matriks melanggar prinsip utama manajemen,yaitu kesatuan komando (unity of command) 2.2 Memilih Bentuk Organisasi Proyek Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih suatu bentuk organisasi proyek antara lain : Frekuensi adanya proyek baru : berapa sering suatu perusahaan mendapat proyek dan sejauh mana perusahaan induk tersebut terlibat dengan aktivitas proyek. Berapa lama proyek berlangsung. Ukuran proyek: tingkat pemakaian tenaga kerja, modal dan sumberdaya yang dibutuhkan. Kompleksitas hubungan : jumlah bidang fungsional yang terlibat dalam proyek dan bagaimana hubungan ketergantungannya.

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 12

Matriks dan organisasi proyek murni cocok untuk proyek berskala menengah dan besar, kompleksitas tinggi, beresiko tinggi, batasan waktu ketat. Organisasi fungsional cocok untuk proyek dengan skala relatif kecil, resiko kecil, waktu fleksibel. III. ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI 3.1 Unsur-Unsur Organisasi Proyek Konstruksi Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksanaan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pihak : 1. Pemiliki Proyek (owner) 2. Pihak Konsultan (perencana/pengawas) 3. Pihak Kontraktor (pelaksana) 4. Pihak Sub-kontraktor 5. Pihak Pemasok (Supplier)

Gambar 9. Hubungan Unsur-unsur Organisasi Proyek Konstruksi 3.2 Pemilik Proyek Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut. Hak Dan Kewajiban Pengguna Jasa/Pemilik Proyek Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksnaaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 13

Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikendaki. Wewenang Pemberi Tugas Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masingmasing kontraktor Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara

memberitahu secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi halhal diluar kontrak yang ditetapkan. 3.3 Konsultan Pihak atau badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : konsultan perencana dan konsultan pengawas a. Konsultan Perencana Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah system bangunan. Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana : Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang halhal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 14

b. Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan. Hak dan Kewajiban Konsultan Pengawas : Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic dalam pelaksanaan pekerjaan Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. Menerima/menolak kontraktor Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan). Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya pekerjaan. 3.4 Kontraktor Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan material/peralatan yang didatangkan oleh

menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan pertaturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Hak dan Kewajiban Kontraktor : Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 15

Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa. Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan haria, mingguan, bulanan. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku. 3.5 Sub-kontraktor Pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui oleh pemilik untuk mengerjakan sebagian pekerjaan kontraktor pada bagian fisik proyek yang memiliki keahlian khusus/spesialis. 3.6 Pemasok (Supplier) pihak yang ditunjuk oleh kontraktor untuk memasok material yang memiliki kualifikasi yang diinginkan oleh pemilik. IV. Kontrak-Kontrak Proyek Secara umum, kontrak proyek adalah suatu ikatan antara dua pihak atau lebih dalam sebuah perjanjian dengan memberikan koordinasi penting dalam seluruh kegiatan pelaksanaan proyek yang terdiri dari pra-feasibility study, desain proyek, perencanaan serta persiapan proyek untuk dilaksanakan. Dalam kontrak proyek, terbagi menjadi dua jenis kontrak, yaitu kontrak proyek konstruksi dan kontrak proyek infrastruktur. kontrak konstruksi adalah kontrak dan dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu asset yang berhubungan giat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, fungsi dan tujuan penggunaan pokok. Kontrak ini bersifat mempunyai aspek hukum yang kuat serta mengikat, sehingga para pihak yang terlibat mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi. 4.1 Jenis Kontrak Konstruksi Berdasarkan jenisnya, kontrak konstruksi, dibedakan menjadi dua yaitu : a. Kontrak Penawaran Bersaing Kontrak penawaran bersaing merupakan kontrak yang mempunyai keuntungan dan telah lulus prakualifikasi, tanggung jawab terhadap mutu, kemampuan awal dan sesuai kapasitas serta punya reputasi yang Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 16

baik dalam koordinasi internal dan hasil akhir memuaskan. Setelah penawaran lelang dilakukan dan didapat secara bertanggung jawab dengan studi dan evaluasi penawaran diterima, proyek pun diserahkan kepada kontraktor terpilih lalu diterbitkan Surat Perintah Kerja (SPK). b. Kontrak Penawaran Negosiasi Biaya Kontrak ini melakukan transaksi dengan cara penawaran yang dilakukan oleh dua pihak yakni pemilik dan kontraktor dengan harapan diperoleh harga penawaran yang sesuai dengan keinginan pihak-pihak tersebut. 4.2 Sifat Kontrak Berikut ini merupakan sifat-sifat dari kontrak konstruksi, sebagai berikut: a. Kontrak lumpsum merupakan kontrak pengadaan barang atau jasa untuk penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga kontrak yang pasti dan tetap, serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang atau jasa serta kontraktor pelaksana. b. Kontrak unit price/harga satuan merupakan kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara. Pembayaran kepada penyedia jasa atau kontraktor pelaksanaan berdasarkan hasil pengukuran bersama terhadap volume pekerjaan yang benar-benar telah

dilaksanakan. c. Kontrak cost plus fee merupakan kontrak pelaksanaan pengadaan barang atau jasa pemborongan dimana kontraktor yang bersangkutan menerima imbalan jasa yang nilainya tetap disepakati oleh kedua belah pihak. 4.3 Kontrak Berdasarkan Waktu Pelaksanaan a. Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran. b. Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 17

dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD Kabupaten/Kota. 4.4 Kontrak Berdasarkan Jumlah Pengguna Barang/Jasa a. Kontrak Pengadaan Tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu. b. Kontrak Pengadaan Bersama adalah kontrak antara beberapa unit kerja atau beberapa proyek dengan penyedia barang / jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang jelas dari masing-masing unit kerja dan pendanaan bersama yang dituangkan dalam kesepakatan bersama. 4.5 Aplikasi Tipe Kontrak a. Kontrak Lumpsum. Sistem Kontrak Lumpsum ini lebih tepat digunakan untuk : Jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masing-masing unsur/jenis item pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spek teknisnya. Jenis pekerjaan dengan budget tertentu yang terdiri dari banyak sekali jenis / item pekerjaan atau Multi Paket Pekerjaan yang sangat beresiko bagi pemberi tugas atas terjadinya unpredictable cost seperti misalnya adanya claim kontraktor akibat adanya ketidaksempurnaan dari batasan lingkup pekerjaan, gambar lelang, spesifikasi teknis, atau bill of quantity yang ada. Dengan system kontrak ini diharapkan dapat meminimalize tejadinya unpredictable cost tersebut karena harga yang mengikat adalah total penawaran harga (volume yang tercantum dalam daftar kuantitas / bill of quantity bersifat tidak mengikat). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan system kontrak Lumpsum adalah: Batasan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan harus jelas dinyatakan dalam Spesifikasi Teknis / Gambar Lelang. Apabila ada perbedaan lingkup pekerjaan antara yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis / Gambar dengan Pekerjaan yang akan Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 18

dilelangkan, harus dijelaskan dalam Rapat Penjelasan Lelang (Aanwijzing) dan dibuat Addendum Dokumen Lelang yang menjelaskan perubahan lingkup pekerjaan tersebut. Penggunaan Daftar Kuantitas/Bill of Quantity dalam pelelangan hanya digunakan sebagai acuan bagi kontraktor dalam mengajukan penawaran harga yang bersifat tidak mengikat dan peserta lelang harus melakukan perhitungan sendiri sebelum mengajukan

penawaran. Untuk mempermudah dalam hal evaluasi penawaran harga, saat rapat penjelasan lelang (Aanwijzing) harus ditegaskan bahwa apabila terdapat perbedaan antara volume pada Bill of Quantity (BQ) dengan hasil perhitungan peserta lelang maka peserta lelang tidak boleh merubah volume Bill of Quantity yang diberikan dan agar menyesuaikannya dalam harga satuan yang diajukan. Dalam perhitungan volume pekerjaan yang akan dicantumkan dan bill of quantity harus dihindari sampai sekecil mungkin kesalahan yang mungkin terjadi, karena setelah terjadi kontrak nantinya volume lebih/kurang tidak dapat dikurangkan/ditambahkan. Pekerjaan tambah/kurang terhadap nilai kontrak yang ada hanya boleh dilakukan apabila : Permintaan dari pemberi tugas untuk menambah / mengurangi pekerjaan yang instruksinya dilakukan secara tertulis. Adanya perubahan gambar / spesifikasi teknis dari perencana yang sudah disetujui oleh pemberi tugas Adanya instruksi tertulis dari pengawas lapangan untuk

menyempurnakan suatu jenis pekerjaan tertentu yang dipastikan bahwa sangat beresiko secara struktural atau system tidak berfungsi tanpa adanya penyempurnaan tersebut dimana hal tersebut sebelumnya belum dinyatakan dalam spesifikasi teknik. Dalam perhitungan biaya tambah/kurang harga satuan yang digunakan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam bill of quantity kontrak yang bersifat mengikat.

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 19

Implikasi/penyimpangan yang sering dilakukan oleh kontraktor di lapangan : Kontraktor tidak mau melaksanakan pekerjaan tertentu karena item pekerjaan tidak tercantum dalam bill of quantity. Kontraktor mengajukan perhitungan perubahan pekerjaan mengacu kepada volume bill of quantity yang ada. Kontraktor melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai volume yang tercantum dalam bill of quantity. b. Kontrak Unit Price atau Harga Satuan. Sistem Kontrak Unit Price/Harga Satuan ini lebih tepat digunakan untuk jenis pekerjaan yang untuk mendapatkan keakuratan perhitungan volume pekerjaan yang tajam/pasti diperlukan adanya : Survey dan penelitian yang sangat dalam Detail dan sampleyang sangat banyak Waktu yang lama sehingga biaya sangat besar Sementara di lain pihak pengukuran volume lebih mudah dilakukan dalam masa pelaksanaan dan pekerjaan sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan. Jenis pekerjaan yang mana volume pekerjaan yang pasti sama sekali tidak dapat diperoleh sebelum pekerjaan selesai dilaksanakan, sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan system kontrak Lumpsum. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan system kontrak Unit Price / Harga Satuan ini adalah: a. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang terdiri dari banyak sekali item pekerjaan namun volume pekerjaan sudah dapat dihitung dari gambar rencana seperti halnya bangunan gedung, maka kurang tepat apabila digunakan system kontrak unit price ini karena : Untuk setiap proses pembayaran harus dilakukan pengukuran bersama di lapangan yang dapat dipastikan memerlukan waktu yang cukup lama. Biaya total pekerjaan belum dapat diprediksi dari awal sehingga untuk pekerjaan dengan budget tertentu sangat

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 20

riskan bagi pemberi tugas terhadap terjadinya resiko pembengkakan biaya proyek. b. Untuk penggunaan system kontrak unit price agar dihindari terjadi adanya harga satuan timpang karena harga satuan bersifat mengikat untuk perhitungan realisasi biaya kontrak. Dalam hal penawaran kontraktor terdapat harga satuan timpang untuk item pekerjaan tertentu harus dilakukan klarifikasi dan dibuat Berita Acara Kesepakatan (BAK) mengenai harga satuan yang akan digunakan untuk perhitungan biaya perubahan. Dalam penggunaan system kontrak ini jarang dijumpai adanya Implikasi seperti halnya pada kontrak lumpsum di atas karena kontraktor tidak terbebani oleh adanya resiko-resiko pekerjaan yang belum terprediksi pada saat pelelangan. c. Kontrak Cost Plus Fee. Sistem Kontrak Cost Plus Fee ini pada umumnya digunakan pada kontrak jasa pemborongan dimana kontraktor yang bersangkutan menerima imbalan jasa / fee tertentu yang sifatnya tetap karena sulitnya untuk memprediksi besarnya faktor resiko yang bakal terjadi selama durasi pelaksanaan. 4.6 Syarat, Aspek, dan Asas Kontrak Dalam kontrak kerja konstruksi pada umumnya merupakan kontrak bersyarat yang meliputi: a. Syarat validitas, merupakan syarat berlakunya satu perikatan b. Syarat waktu, merupakan syarat yang membatasi berlakunya kontrak tersebut. Hal ini berkaitan dengan sifat proyek yang memiliki batasan waktu dalam pengerjaannya. c. Syarat Kelengkapan, merupakan syarat yang harus dilengkapi oleh satu atau kedua pihak sebagai prasyarat berlakunya perikatan bersyarat tersebut. Kelengkapan yang dimaksud dalam kontrak kerja konstruksi, diantaranya kelengkapan desain, kelengkapan gambaran dan kelengkapan jaminan. Aspek-aspek kontrak adalah teknik, keuangan dan perpajakan, serta aspek hukum. Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 21

a. Aspek Teknik antara lain terdiri atas: Syarat-syarat umum kontrak (General Condition of Contract) Lampiran-lampiran (Appendix) Syarat-syarat Khusus Kontrak (Special Condition of contract / Conditions of Contract Particular) Spesifikasi Teknis (Technical Spesification) Gambar-gambar Kontrak (Contract Drawing) b. Aspek Keuangan terdiri atas : Nilai kontrak (Contract Amount) / Harga Borongan Cara Pembayaran (Method of Payment) Jaminan (Guarantee / Bonds) c. Aspek yang terkait dengan perpajakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak Penghasilan (PPh) d. Aspek Hukum CAR dan TPL ASKES Keharusan penggunaan Tenaga kerja lokal, lokasi perolehan material dan dampak lingkungan. Sisi administrasi antara lain keterangan mengenai para pihak, laporan keuangan, surat-menyurat dan hubungan kerja antara pihak. Menurut KUH Perdata, tiga asas hukum kontrak yang berlaku di Indonesia yaitu asas kebebasan berkontrak, asas mengikat sebagai undang-undang dan asas berkonsensualitas. Asas kebebasan berkontrak merupakan kebebasan membuat kontrak sejauh tidak bertentangan hukum, ketertiban, dan kesusilaan. Meliputi lima macam kebebasan, yaitu: 1. Kebebasan para pihak menutup atau tidak menutup kontrak 2. Kebebasan menentukan dengan siapa para pihak akan menutup kontrak 3. Kebebasan para pihak menentukan bentuk kontrak 4. Kebebasan para pihak menentukan isi kontrak 5. Kebebasan para pihak menentukan cara penutupan kontrak Asas mengikat sebagai undang-undang secara tersurat tercantum di dalam pasal 1338 KUH Perdata. Pasal tersebut menyatakan bahwa semua kontrak Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 22

yang dibuat secara sah akan mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak di dalam kontrak tersebut. Asas konsensualitas yang tersirat dalam Pasal 1320 KUH Perdata berarti sebuah kontrak sudah terjadi dan karenanya mengikat para pihak di dalam kontrak sejak terjadi kata sepakat tentang unsur pokok dari kontrak tersebut. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Pasal 2 yang menjelaskan asas-asas kontrak yang digunakan sebagai landasan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, yaitu : 1. Adil, yaitu melindungi kepentingan masing-masing pihak secara wajar dan tidak melindungi salah satu pihak secara berlebihan sehingga merugikan pihak lain. 2. Seimbang, yaitu pembagian risiko antara pengguna jasa dan penyedia jasa harus seimbang. 3. Setara, yaitu hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa harus setara Kontrak konstruksi, bagaimanapun bentuk dan jenisnya haruslah mentaati peraturan yang ada. Artinya kontrak tidak boleh melanggar prinsip-prinsip kontrak yang terdapat dalam peraturan atau undangan di negara dimana proyek konstruksi dilaksanakan. 4.7 Hirarki Dan Hubungan Antar Dokumen. Didalam Surat Perjanjian Pemborongan selain berisi ketentuan-KONTRAK ditetapkan URUTAN HIRARKI bagian-bagian dokumen kontrak yang bertujuan apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan berdasarkan urutan yang lebih tinggi dari urutan yang telah di tetapkan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Urutan ke-1 :Surat Perjanjian dan Amandemen/Addendum Kontrak Urutan ke-2 : Ketentuan khusus kontrak Urutan ke-3 :Ketentuan umum kontrak Urutan ke-4 :Surat Perintah Kerja Urutan ke-5 :Berita Acara Klarifikasi / Negosiasi Urutan ke-6 :Addendum Dokumen Lelang Urutan ke-7 :Spesifikasi Teknis Urutan ke-8 :Spesifikasi Umum Urutan ke-9 :Gambar Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 23

j. k.

Urutan ke-10 :Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang (Aanwijzing) Urutan ke-11 :Bill of Quantity / Rincian Anggaran Biaya.

4.8 Hubungan Antar Dokumen Pelaksanaan. Berdasarkan urutan proses dan kegunaan dari masing-masing dokumen maka terjadi saling keterkaitan antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lain sebagai berikut : a. Surat Perjanjian. Surat perjanjian adalah bentuk perjanjian perikatan kontrak antara pihak pemberi tugas / pengguna jasa dengan pihak penerima tugas / penyedia jasa yang ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam syarat-syarat khusus kontrak dan syarat-syarat umum kontrak diatas. b. Ketentuan Khusus Kontrak. Ketentuan khusus kontrak adalah pasal-pasal yang berisi tentang penjelasan - penjelasan detail dan atau perubahan terhadap pasal-pasal yang ada didalam syarat-syarat umum kontrak sebagai contoh misalnya : 1) Penentuan Besar Jaminan Penawaran. Jaminan Pelaksanaan sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu Rp -, Jaminan Pemeliharaan / Retensi sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp -, Jaminan Uang Muka sebesar 20 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp -, 2) Penentuan Tata cara Pembayaran. Pembayaran Uang Muka sebesar 20 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp -, Pembayaran selanjutnya berdasarkan progress bulanan dengan dikurangi pengembalian Uang mukan dan retensi secara proporsional. Termyn Retensi sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rpsetelah berakhirnya masa pemeliharaan. 3) Penentuan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan. Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 24

Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama hari dimulai sejak dikeluarkannya SPK yaitu tanggal mulai sampai dengan tanggal selesai proyek 4) Penentuan Masa Pemeliharaan. Masa pemeliharaan ditentukan selama.hari pelaksanaan proyek. 5) Penyesuaian Harga Kontrak / Eskalasi Pasal ini tidak berlaku (misalnya), dan seterusnya. Untuk proyek-proyek yang mengacu kepada Kepres misalnya untuk proyek-proyek dikalangan Kementerian Pekerjaan Umum. Ketentuan umum kontrak ini sudah ada standarisasinya yang dinamakan Dokumen Syaratsyarat Khusus Kontrak. Dan untuk type kontrak yang menganut kepada standar FIDIC, ketentuan khusus kontrak ini dinamakan Part II Condition. c. Ketentuan Umum Kontrak. Ketentuan umum kontrak adalah pasal-pasal yang berisi tentang definisi-definisi dan penjelasan-penjelasan umum yang akan

diperikatkan dalam kontrak setelah diterbitkannya SPK yang antara lain menjelaskan : Hak dan kewajiban para pihak Jaminan pekerjaan Asuransi Keselamatan kerja Tata cara pembayaran Waktu pelaksanaan pekerjaan Masa pemeliharaan Pengawas pekerjaan Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Tata cara penyelesaian perselisihan Penyesuaian harga kontrak / eskalasi Denda Tata cara perubahan pekerjaan dan pekerjaan tambah/kurang, dll Untuk proyek-proyek di kalangan Kementerian Pekerjaan Umum ketentuan umum kontrak ini sudah ada standarisasinya yang dinamakan Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 25

Dokumen Syarat-syarat Umum Kontrak. Dan untuk type kontrak yang menganut kepada standar FIDIC ketentuan Umum Kontrak ini dinamakan Part I Condition. d. Surat Perintah Kerja. Surat Perintah Kerja (SPK) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemberi tugas kepada pemenang lelang yang merupakan perintah untuk segera memulai kegiatan dilapangan berdasarkan dokumen dari Gambar s/d Berita Acara Rapat Klarifikasi di atas. Surat perintah kerja tersebut sekurang - kurangnya berisi tentang nama paket pekerjaan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan besarnya nilai pekerjaan. e. Berita Acara Rapat Klarifikasi / Negosiasi. Berita Acara Rapat Klarifikasi dibuat apabila pemberi tugas merasa perlu untuk meminta penegasan / kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan kepada pemenang lelang terkait adanya : Beberapa hal yang dirasa belum jelas dari dokumen penawaran penawaran yang telah disampaikan, misalnya produk material yang ditawarkan dll. Kesalahan yang dibuat oleh peserta lelang dalam membuat penawaran namun bersifat tidak menggugurkan. f. Addendum Dokumen Lelang. Addendum Dokumen Lelang adalah dokumen yang berisi segala macam perubahan baik pengurangan, penambahan maupun

penyempurnaan terhadap dokumen lelang (gambar lelang, spesifikasi teknis, spesifikasi umum) yang terjadinya dalam kurun waktu setelah undangan lelang / pengambilan sampai dengan pemasukan dokumen penawaran dari peserta lelang yang harus disetujui oleh konsultan dan pemberi tugas / pengguna jasa. g. Spesifikasi Teknis. Spesifikasi Teknis berisi uraian tentang peraturan-peraturan yang dipakai, lingkup pekerjaan, persyaratan material, persyaratan dan

pelaksanaan

pekerjaan,

persyaratan-persyaratan

peralatan

persyaratan khusus lainnya dari pekerjaan-pekerjaan yang telah ditentukan. Spesifikasi teknis memiliki tingkat hirarki yang lebih tinggi Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 26

dibanding

gambar

karena

apabila teknis

dilihat

dari

kronologis menjelaskan,

penyusunannya

spesifikasi

dibuat

untuk

menegaskan dan mendetailkan hal-hal yang belum tercantum dalam gambar. h. Spesifikasi Umum. Spesifikasi Umum selain memuat tentang tata cara peserta lelang dalam memasukan penawaran pekerjaan yang telah diuraikan dalam gambar dan spesifikasi teknis termasuk dokumen-dokumen yang harus dilampirkan. i. Gambar. Gambar adalah dokumen produk konsultan perencana yang disahkan oleh pemberi tugas yang berisi tentang dimensi-dimensi dan ukuranukuran bangunan yang dipakai sebagai acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Jika dalam suatu dokumen terdapat perbedaan gambar antara antara lembar satu dengan yang lain maka yang berlaku adalah gambar dengan skala yang lebih besar. Jika dalam suatu dokumen terdapat perbedaan antara gambar arsitektur dengan gambar struktur maka untuk dimensi ruang yang berlaku adalah sesuai dengan gambar arsitektur, namun untuk dimensi struktur (misalnya dimensi penulangan pelat) yang berlaku adalah yang tercantum pada gambar struktur. j. Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang. Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang adalah notulen hasil rapat penjelasan terhadap gambar lelang, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum yang ditandatangani oleh panitia lelang, konsultan dan wakil peserta lelang. pada umumnya proyek swasta berita acara aanwijzing ini juga memuat addendum/perubahan spesifikasi teknis, gambar atau lingkup pekerjaan. tetapi untuk proyek pemerintah berita acara aanwijzing hanya berisi penjelasan tentang spesifikasi teknis, spesifikasi umum dan gambar lelang tanpa merubah substansi yang ada didalamnya; namun apabila diperlukan adanya perubahan harus dibuat addendum dokumen lelang atas persetujuan pengguna jasa.

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 27

k.

Bill of Quantity. Bill of Quantity adalah daftar item dan kuantitas pekerjaan yang penyusunan dan perhitungannya didasarkan atas gambar lelang, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum yang digunakan sebagai standar acuan bagi peserta lelang dalam mengajukan penawaran harga.

4.9 Kontrak Penawaran Infrastruktur Beberapa proyek infrastruktur sudah banyak dilakukan dengan cara privatisasi, di mana peran swasta lebih dominan dibanding pemerintah. Kondisi ini mempengaruhi hubungan kontrak kedua belah pihak, masing-masing mempunyai posisi dengan hak dan kewajiban dengan konsekuensi yang sama. Semua ini dimaksudkan untuk memberikan peyanan publik dengan standar yang lebih tinggi, transparan, dan bertanggung jawab. Kontrak proyek infrastruktur dapat diuraikan di bawah ini : a. Build Operate Transfer (BOT). Suatu rancangan kontrak di mana sektor swasta membangun suatu fasilitas dengan biaya sendiri, lalu mengoperasikannya dan memungut pembayaran terhadap pengguna fasilitas, lalu sektor swasta mengalihkanya kepada pemerintah setelah kurun waktu tertentu yang telah disepakati. Kontrak BOT melibatkan pihak swasta dalam seluruh aspek desain, pelaksanaan kontruksi, pembiayaan, pengoperasian hingga pengalihan kepada pemerintah, yakni semuanya berhubungan dengan risiko yang harus ditanggungnya. Tetapi dari beberapa hal, pemerintah bertanggung jawab terhadap risiko yang memang harus ditanggungnya seperti risiko politik, kebijakan dan regulasi, serta pembebasan lahan. b. Build Transfer Operate (BTO). Suatu kontrak di mana sektor swasta membangun suatu fasilitas, yang setelah selesai dialihkan kepada pemerintah sebagai pemilik yang kemudian mengoperasikan fasilitas tersebut. Kontrak BTO dikembangkan di Amerika Serikat pada proyek jalan raya. Karena pembayaran premi risiko kendaraan sangat tinggi, pemerintah melindungi investor dengan mengambil alih tangung jawab mereka dalam menerapkan konsep kontrak ini. c. Build Own Operate (BOO). Suatu rancangan kontrak di mana pihak swasta membangun suatu fasilitas dengan biaya sendiri,

mengoperasikannya dan memungut pembayaran terhadap pengguna Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 28

fasilitas tersebut tanpa waktu yang ditentukan. Kontrak dengan proyek BOO hampir sama dengan BOT. Perbedaannya, tidak adanya kewajiban bagi pihak swasta untuk mengalihkan aset kepemilikan kepada pemerintah. Dari ketiga jenis kontak konsensi proyek di atas, yang biasa digunakan adalah kontrak BOT yang mempunyai karekteristik sesuai dengan proyek

infrastruktur. Proyek besar dengan kontrak BOT merupakan jalan keluar terbaik untuk memecahkan masalah penyediaan dana yang besar serta masalah proyek yang memerlukan teknologi baru dalam desain dan pengoperasian. Untuk itu diperlukan proses yang baik dan transparan, akuntabilitas yang tinggi, kebijakan yang konsisten serta pemikiran yang cermat dalam menentukan kontrak proyek infrastruktur. V. Manajemen Sumber Daya Manajemen sumber daya merupakan suatu ilmu yang mengatur, merencanakan, mengorganisasikan jenis sumber daya yaitu manusia, peralatan, material, dan modal. Dalam manajemen sumber daya pengambilan keputusan mengenai kuantitas dan kualitas harus diperhatikan dengan cermat karena akan sangat berpengaruh terhadap suatu kegiatan dalam hal ini adalah proyek. Dalam manajemen sumber daya, ada pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan guna kelancaran penggunaan sumber saya tersebut yaitu : Jumlah sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan maksimum proyek. Kondisi keuangan untuk mengatur sumber daya. Produktivitas sumber daya. Kemampuan dan kapasitas sumber daya. Efektivitas dan efisien sumber daya. Jenis-jenis sumber daya : 5.1 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 29

Sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam sebuah proyek merupakan kumpulan tenaga ahli yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dengan memuaskan (on time, on budget dan on quality). SDM

proyek bukan hanya terdiri dari tim pengembang proyek saja, akan tetapi termasuk sponsor, pengguna, pelanggan, pengguna, staf pendukung (jika ada), vendor/supplier, dsb. Manajemen SDM dibutuhkan dalam proyek, untuk memastikan bahwa tenaga ahli yang ditugaskan kompeten dan telah bekerja secara profesional. Manajemen SDM merupakan proses mengorganisasikan dan menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien. Proses manajemen SDM proyek, mencakup 4 tahapan utama, yaitu 1) Perencanaan SDM, untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan perananan seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut dengan orang-orang lain dalam proyek. 2) Akuisisi tim (pelaksana), untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan proyek. 3) Membangun tim proyek, untuk meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek. 4) Mengelola tim proyek, untuk memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek. Keempat hal tersebut memberikan kontribusi positif bagi setiap kegiatan pelaksanaan proyek hingga proyek diselesaikan secara memuaskan (on time, on budget, and on quality). 5.2 Sumber Daya Peralatan Peralatan merupakan hal penting yang digunakan manusia sebagai sumber daya utama untuk membantu melaksanakan proyek. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan serta tenaga kerja pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Pengunaan alat yang dipilih sesuai dengan standar dan kondisi di lapangan. Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat pelengkap lainnya, baik yang digerakan secara manual atau mekanis. Pemilihan jenis Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 30

peralatan yang digunakan dalam suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat. Pertimbangan dari segi biaya sehubungan dengan penggunaan peralatan harus tetap ada, artinya harus ada optimasi dari harga produksi per satuan waktu untuk setiap peralatan yang digunakan. Selama pemeliharaan dan perawatan peralatan, terutama untuk alat-alat berat harus dilakukan secara rutin sehingga kondisi alat selalu baik dan siap pakai. Hal ini sangat penting agar dalam pelaksanaan proyek nanti tidak terhambat karena adanya kerusakan pada peralatan kerja. Pengadaan peralatan konstruksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : Pengadaan yang dilakukan sendiri oleh pihak kontraktor, yaitu dengan menggunakan peralatan yang dimilikinya sendiri berupa inventaris perusahaan ataupun dibeli saat proyek berjalan. Pengadaan yang dilakukan dengan melibatkan pihak luar, yakni pihak pemilik persewaan peralatan konstruksi. Cara ini harus dilakukan jika pihak kontraktor tidak memiliki sendiri peralatan-peralatan konstruksi tertentu yang perlu untuk digunakan dalam pembangunan proyek, sehingga harus menyewa pihak dari luar. 5.3 Sumber Daya Material Dalam sebuah proyek, material yang digunakan haruslah sesuai dengan kebutuhan konstruksi proyek demi menunjang ketahanan proyek saat dioperasikan berdasarkan tingkat mutu atau jaminan dari proyek yang berlangsung terhadap umur ekonomis proyek tersebut. Penyimpanan bahanbahan bangunan perlu mendapatkan perhatian khusus, mengingat bahan yang digunakan sangat peka terhadap kondisi lingkungan, seperti semen dan besi baja yang sangat dipengaruhi oleh air dan udara. Penempatan bahan yang tepat dan seefisien mungkin juga perlu diperhatikan untuk dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Disamping itu penempatan bahan yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Pengaturan penyimpanan bahan-bahan bangunan dan peralatan pada suatu proyek menjadi tanggung jawab bagian logistik (material management) dan gudang (warehouse). Bahan material yang

digunakan harus sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat teknis (RKS) Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 31

dan telah mendapat persetujuan dari konsultan manajemen konstruksi dengan mengajukan contoh-contohnya. Pihak konsultan manajemen konstruksi memeriksa material yang datang secara langsung. Jika disetujui, maka pekerjaan dapat dilanjutkan namun jika tidak, maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan manajemen konstruksi atau sesuai dengan syarat-syarat teknis (RKS). Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemesanan bahan atau material yaitu : Identifikasi jenis dan jumlah bahan. Pertimbangan dan kualitas bahan. Faktor harga yang menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena dengan harga bahan yang terjangkau akan meminimalisasikan biaya yang dikeluarkan, namun bahan harus sesuai dengan RKS. 5.4 Sumber Daya Modal Pembangunan proyek membutuhkan struktur pendanaan yang optimal karena mempengaruhi cashflow perusahaan. Saat ini beberapa perusahaan masih mendanai proyek dengan cara yang konvensional yaitu dengan modal sendiri dan menggunakan pinjaman jangka panjang. Perusahaan seperti ini tidak menggunakan sumber pendanaan lain yang bisa mempertimbangkan lebih cermat maka akan menghasilkan beberapa keuntungan. Beberapa sumber pendanaan lain yang bisa digunakan adalah saham, kredit, ekspor, leasing, obligasi. Namun konsekuensinya dari penggunaan banyak sumber pendanaan yaitu sulitnya menentukan komposisi yang paling optimal, perusahaan harus mempertimbangkan semua batasan yang berhubungan dengan sumber pendanaan. Untuk itu, perusahaan dapat menggunakan alternatif lain dalam hal pemenuhan dana proyek dengan menjalin mitra/kerja sama dengan perusahaan lain melalui kegiatan konsorsium.

Sekolah Tinggi Manajemen Industri | 32

You might also like