You are on page 1of 24

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Setiap makhluk hidup senantiasa akan menjaga lingkungannya dari segala ancaman.

Karena lingkungan merupakan suatu ruang dimana didalamnya terdapat manusia dan perilakunya yang akan memengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya ( UU. No. 23/1997). Akhir-akhir ini terdapat proyek-proyek pembangunan yang sedang dikerjakan, dalam proyek pembangunan ini pasti terdapat dampak-dampak yang dirasakan oleh masyarakat baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Maka dari itu dalam melaksanakann suatu rencana usaha dan/ kegiatan harus di periksa studi kelayakannya dengan cara melakukan AMDAL. 1.2 a) b) 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana teknik penyusunan AMDAL, UKL dan UPL ? Apa saja syarat penyusunan AMDAL, UKL dan UPL ? Pembatasan Masalah Penulisan makalah ini meliputi teknik dan syarat dalam penyusunan dokumen AMDAL, UKL dan UPL ditinjau dari undang-undang pembentuknya. 1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui teknik dalam penyusunan AMDAL dan UKL - UPL. 2. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan AMDAL dan UKL UPL. 3. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan dari adanya usaha dan atau kegiatan. 4. untuk mengetahui siapa saja yang diperbolehkan membuat dan menggunakan AMDAL.

Teknik Sipil S1

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan BAB II TEKNIK DAN SYARAT DALAM PENYUSUNAN AMDAL, UKL-UPL

2.1

Pengertian AMDAL AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan. Amdal ini

merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungn hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekasnisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari : 1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) 2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL). 3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Tiga dokumen (ANDAL, RKL, dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha/kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu

direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.

Teknik Sipil S1

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 2.1.1 Penggunaan AMDAL AMDAL dapat digunakan untuk : 1. 2. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/kegiatan. 3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan. 4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. 5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatau rencana usaha dan atau kegiatan. 2.1.2 Prosedur Penyusunan AMDAL Prosedur penyusunan AMDAL terdiri dari : 1. 2. 3. 4. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL. Peroses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping). Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. 5. Persetujuan kelayakan lingkungan

Teknik Sipil S1

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Gambar 1. Skema proposal kegiatan AMDAL, UKL/UPL

Proses penapisan Proses penapisan atau kerap disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, preoses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomoe 11 Tahun 2006 tentang jenis Rencana Usah dan/kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Teknik Sipil S1

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang diberikan dan kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dahulu sebelum menyusun KA-ANDAL.

Proses penyusunan KA-ANDAL Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup

permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan).

Dasar Pertimbangan Penyusunan KA-ANDAL

A. Keanekaragaman ANDAL bertujuan menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan terhadap lingkungan. Rencana usaha atau kegiatan dan rona lingkungan pada umumnya sangat beranekaragam. Rencana usaha atau kegiatan bermacam ragam menurut bentuknya, ukuran, tujuannya, sasarannya, dan sebagainya. Demikian pula rona Lingkungan akan berbeda menurut letak geografi, keanekaan faktor lingkungan, pengaruh manusia, dan sebagainya. Karena itu, tata kaitan antara keduanya tentu akan sangat bervariasi pula. Kemungkinan timbulnya dampak lingkungan pun akan berbeda-beda. Dengan demikian KA-ANDAL diperlukan untuk memberikan arahan tentang komponen usaha atau kegiatan manakah yang harus ditelaah, dan komponen lingkungan manakah yang perlu diamati selama menyusun ANDAL.

B. Keterbatasan sumber daya Penyusunan ANDAL acap kali dihadapkan pada keterbatasan sumber daya, keterbatasan waktu, dana, tenaga, metode, dan sebagainya. KA-ANDAL memberikan ketegasan tentang bagaimana menyesuaikan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dalam keterbatasan sumber daya tersebut tanpa mengurangi mutu pekerjaan ANDAL. Dalam KA-ANDAL ditonjolkan upaya untuk menyusun prioritas manakah yang harus diutamakan agar tujuan ANDAL dapat terpenuhi meski sumber daya terbatas.
Teknik Sipil S1 5

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

C. Efisiensi Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL perlu dibatasi pada faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan kebutuhan. Dengan cara ini ANDAL dapat dilakukan secara efisien. Penentuan masukan berupa data dan informasi yang amat relevan ini kemudian disusun dan dirumuskan dalam KAANDAL.

Sistematika KA-ANDAL

I. PENDAHULUAN a.Latar Belakang b. Tujuan dan Kegunaan Studi Andal

II. METODOLOGI STUDI Masing-masing butir yang diuraikan pada Bab ini disusun dengan mengacu pada halhal yang tertuang dalam dokumen Kerangka Acuan. a. Komponen Lingkungan dan Rencana Kegiatan Yang Ditelaah b. Batas Wilayah Studi c. Metode Pengumpulan Data d. Metode Prakiraan Dampak dan Penentuan Dampak Penting e. Metode Evaluasi Dampak Penting

III. RENCANA KEGIATAN a. Identitas Pemrakarsa dan Penyusunan Andal b. Rencana Kegiatan
Teknik Sipil S1 6

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan IV. RONA LINGKUNGAN AWAL Rona lingkungan hidup di wilayah studi rencana usaha/kegiatan, harus

mengungkapkan secara mendlaam komponen-komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak penting usaha atau kegiatan. Selain itu komponen lingkungan hidup yang memiliki arti ekologis dan ekonomis perlu mendapat perhatian. Rona lingkungan hidup yang diuraikan pada bahasan ini agar dibatasi pada komponen-komponen lingkungan yang berkaitan dengan, atau berpotensi terkena dampak penting. Komponen lingkungan yang dapat dipilih untuk ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam KA-ANDAL adalah sebagai berikut : a. Lingkungan Fisik-Kimia b. Lingkungan Biologi c. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya d. Komponen Kesehatan Masyarakat Lingkungan

V. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 1. Prakiraan secara cermat dampak usaha atau kegiatan pada saat pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi terhadap lingkungan. Telaahan ini dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan dengan adanya usaha atau kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan tanpa adanya usaha atau kegiatan dengan menggunakan metode prakiraan dampak. 2. Penentuan arti penting perubahan kualitas lingkungan yang diprakirakan bagi masyarakat di wilayah studi rencana usaha atau kegiatan, dan pemerintah; dengan mengacu pada Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Dalam melakukan telaah butir 1 dan 2 tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak
Teknik Sipil S1 7

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang ditimbulkan secara langsung oleh adanya usaha atau kegiatan. Sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak yanng timbul sebagai akibat berubahnya suatu komponen lingkungan dan atau usaha atau kegiatan primer oleh adanya rencana usaha atau kegiatan. a. Lingkungan Fisik-Kimia b. Lingkungan Biologi c. Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya d. Lingkungan Kesehatan Masyarakat

VI. EVALUASI DAMPAK PENTING Bab ini menjelaskan mengenaihasil telaahan dampak penting dari rencana usaha atu kegiatan. Hasil evaluasi ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana usaha atau kegiatan. a. Keterikatan Antar Dampak b. Evaluasi Dampak Penting

Proses penilaian KA-ANDAL Setelah selesai disusun pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari diluar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya. A. Kelengkapan Administrasi Kelengkapan administrasi yang harus dipenuhi mencakup : a. Dokumen Kerangka Acuan (KA) ANDAL yang telah disetujui oleh instansi yang bertanggung jawab ;

Teknik Sipil S1

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan b. Dokumen ANDAL dilengkapi dengan dokumen RKL-RPL, Ringkasan Eksekutif, dan Lampiran dalam jumlah yang telah ditetapkan oleh Komisi Penilai AMDAL c. Persyaratan administrasi lainnya yang ditetapkan oleh Komisi Penilai AMDAL, seperti bukti telah diterimanya dokumen ANDAL, RKL dan RPL. Apabila dokumen ANDAL yang diserahkan ke Komisi Penilai AMDAL secara administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak untuk dinilai isinya, senaliknya apabila belum lengkap, pemrakarsa harus melengkapi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KAANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian komisi AMDAL).

Sistematika RKL

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN a. Pendekatan Teknologi Cara teknologi yang digunakan untuk mengelola dampak besardan penting Contoh: Penanggulangan limbah B3 .- Membatasi atau mengisolasi limbah .- Melakukan minimasi limbah(reduksi, daurulang) .- Menetralisir limbah

Teknik Sipil S1

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan b. Pendekatan Sosial Ekonomi Penanggulangan dampak melalui tindakan yang berlandaskan interaksi sosial dan bantuan peran pemerintah. Contoh: - Melibatkan masyarakat dalam kegiatan - Minta bantuan pemerintah - Mohon keringanan bea masuk dll c. Pendekatan Institusi III. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN a. Dampak Penting dan Sumber Dampak Besar dan Penting b. Tolak Ukur Dampak c. Tujuan Rencana Pengelolaan d. Pengelolaan Lingkungan Hidup e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup g. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup PUSTAKA LAMPIRAN Kerjasama dengan instansi yang bersangkutan Pembentukan divisi lingkungan

Teknik Sipil S1

10

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Sitematika RPL

I. PENDAHULUAN a. Lingkup Rencana Pemantauan Lingkungan Pemantauan lingkungan dapat digunakan untuk memahami fenomena-fennomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional; tergantung pada skala keacuhan terhadap masalah yang dihadapi. Disamping skala keacuhan, ada 2(dua) kata kunci yang membedakan pemantauan dengan pengamatan secara acak atau sesaat, yakni merupakan kegiatan yang bersifat berorientasi pada data sistematik, berulang dan terencana.

II. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP A. Dampak Besar dan Penting yang Dipantau - jenis komponen atau parameter lingkungan yang dipandang strategis untuk dipantau. - Indikator dari komponen dampak penting yang dipantau. Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan tentang suatu kondisi. Sebagai misal, indikator yang relevan untuk kualitas air limbah dan air sungai sehubungan dengan karakteristik rencana usaha atau kegiatan, adalah pH, BOH, suhu, warna, bau, kandungan minyak, dan logam berat. B. Sumber Dampak Apabila dampak penting timbul sebagai akibat langsung dari rencana usaha

atau kegiatan, maka uraikan secara signkat jenis usaha atau kegiatan yang merupakan penyebab timbulnya dampak penting.

Teknik Sipil S1

11

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Apabila dampak penting timbul sebagai akibat berubahnya komponen

lingkungan yang lain, maka utarakan secara singkat komponen atau parameter lingkungan yang merupakan penyebab timbulnya dampak penting tersebut. C. Parameter Lingkungan yang Dipantau D. Tujuan Pemantauan E. Metode Pemantauan 1. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 2. Lokasi Pemantauan lingkungan 3. Jangka Waktu dan Frekwensi Pemantauan F. Institusi Pemantauan Pada setiap rencana pemantauan lingkungan cantumkan isntitusi atau kelembagaan yang akan berurusan, berkepentingan, dan berkaitan dengan kegiatan pemantauan lingkungan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di tingkat nasional maupun daerah. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemantauan lingkungan sebagaimana diatur dalam pasal 18 UU nomeor 4 Tahun 1982 yang meliputi : a. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. b. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh sektor terkait. c. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. d. Keputusan Gubernur, Bupati/Walikotamadya. e. Keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan pembentukan institusi pemantauan lingkungan. Institusi pemantau lingkungan yang perlu diutarakan meliputi : a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan

Teknik Sipil S1

12

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan b. Pengawas Pemantauan Lingkungan c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan PUSTAKA Bagian ini mengutarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam penyusunan RPL, baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan, maupun laporan hasilhasil penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar ditulis dengan berpedoman pada tata cara penulisan pustakan. LAMPIRAN

Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL, dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya. Persetujuan kelayakan lingkungan 1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha dan/kegiatan diterbitkan oleh : a) Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat b) Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai provinsi c) Bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai kabupaten/kota. 2) Penerbitan keputusan wajib mencantumkan : a) Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan, dan b) Pertimbangan erhadap saran, pendapat dan tanggapan yang diajukan oleh warga masyarakat.

Teknik Sipil S1

13

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Gambar 2. Rencana kegiatan dari pemrakarsa

2.1.3 Penyusun AMDAL Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusun dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikaat
Teknik Sipil S1 14

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Penyusunan AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09/2000.

2.1.4 Pihak yang terlibat dalam proses AMDAL Pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementrian Lingkungan Hidup, di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/Instansi pengelola lingkungan hidup Kabupaten /Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masayarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan

kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota. Pemrakarsa adalah oarang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut : 1. Kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan 2. Faktor pengaruh ekonomi 3. Faktor pengaruh sosial bidaya 4. Perhatian pada lingkungan hidup 5. Faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati. 2.2 Pengertian UKL dan UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggungjawab dan atau kegiatan yang dtidak wajib melakukan
Teknik Sipil S1 15

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomer 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan dan atau kegiatan. UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengembangan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan. Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti Amdal tetapi dengan menggunakan formulir isian yang berisi Identitas pemrakarsa Rencana Usaha dan/atau kegiatan Dampak lingkungan yang akan terjadi Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup Tanda tangan dan cap

Formulir isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada : Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

Kabupaten/Kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah kabupaten/kota. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Propinsi untuk kegiatan yang beralokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang beralokasi lebih dari satu propinsi atau lintas batas negara.

Teknik Sipil S1

16

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 2.3. Kaitan AMDAL dengan Dokumen/Kajian Lingkungan Lainnya

2.3.1. AMDAL-UKL/UPL Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan menyusun UKL-UPL (Keputusan Menteri LH 17/2001). UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologinya dalam pengelolaan limbahnya.

2.3.2. AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Wajib Bagi kegitan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa dikenakan kewajiban AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang diwajibkan. Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang sifatnya spesifik, dimana kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban lainnya kecuali terdapat kondisi kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kegiatan dan / atau usaha yang sudah berjalan yang kemudian diwajibkan menyusun Audit Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru. 2.3.3. AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Sukarela Kegiatan yang telah memiliki AMDAL dan dalam operasionalnya menghendaki untuk meningkatkan ketaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat melakukan audit lingkungan secara sukarela yang merupakan alat pengelolaan dan pemantauan yang bersifat internal. Pelaksanaan Audit Lingkungan tersebut dapat mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1994 tentang Panduan umum pelaksanaan Audit Lingkungan. Penerapan perangkat pengelolaan lingkungan sukarela bagi kegiatan kegiatan yang wajib AMDAL tidak secara otomatis membebaskan pemrakarsa dari kewajiban penyusunan
Teknik Sipil S1 17

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dokumen AMDAL. Walau demikian dokumen dokumen sukarela ini sangat didorong untuk disusun oleh pemrakarsa karena sifatnya akan sangat membantu efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan sekaligus dapat memperbaiki ketidaksempurnaan yang ada dalam dokumen AMDAL. Dokumen lingkungan yang bersifat sukarela ini sangat bermacam macam dan sangat berguna bagi pemrakarsa, termasuk dalam melancarkan hubungan perdagangan dengan luar negeri. Dokumen dokumen tersebut antara lain adalah Audit Lingkungan Sukarela, dokumen dokumen yang diatur dalam ISO 14000, dokumen dokumen yang dipromosikan penyusunannya oleh asosiasi asosiasi industri / bisnis dan lainnya.

2.4 Dampak 2.4.1 Metode Prakiraan Dampak A. Metode Formal Penggunaan MODEL ( Bentuk penyederhanaan bentuk aslinya) Model fisik Metode non formal

2.4.2 Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting Evaluasi dampak dilakukan dengan menelaah secara menyeluruh (holistik) terhadap keterkaitan dan kecenderungan dampak dari komponen dan parameter lingkungan yang merupakan perubahan mendasar. Penilaian ada atau tidaknya dampak penting dari kegiatan pengembangan kawasan didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No. 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting, yaitu : 1.Jumlah manusia yang terkena dampak 2.Intensitas dampak 3.Luas persebaran dampak. 4.Lamanya dampak berlangsung

Teknik Sipil S1

18

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 5.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak 6.Sifat komulatif dampak 7.Sifat berbalik tidaknya dampak 2.4.3 Pendugaan Dampak Lingkungan Tahap pendugaan dampak lingkungan merupakan tahap yang paling sulit. Pendugaan komponen fisik dan kimia telah tersedia berbagai cara pendugaan yang telah diciptakan oleh ahlinya, sedangkan untuk bidang biologi dan sosial ekonomi masih kurang, sehinggaa sepenuhnya bergantung kepada profesional judgment (pertimbangan dari keahlian anggota tim). Ada tiga tahapan untuk menetapkan suatu dampak 1. Tahap identifikasi dampak 2. Tahap pengukuran atau perhitungan dampak yang akan terjadi 3. Tahap penggabungan beberapa komponen lingkungan yang sangat berkaitan,kemudian dianalisis dan digunakan untuk menetapkan refleksi dari dampak komponen Prinsip dasar pendugaan dampak

Teknik Sipil S1

19

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Gambar 3. Prinsip dasar pendugaan dampak A. Pelingkupan Dampak Penting Pelingkupan dampak penting dilakukan melalui serangkaian proses berikut: 1) Identifikasi dampak potensial Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha atau kegiatan. Pada tahapan ini hanya diinventariasasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting. Identifikasi dampak potensial diperoleh dari serangkaian hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar, pemrakarsa, instansi yang bertanggungjawab, masyarakat yang berkepentingan serta dilengkapi dengan hasil pengamatan lapangan (observasi).

Teknik Sipil S1

20

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Selain itu identifikasi dampak potensial juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode identifikasi dampak yang terdiri atas: - daftar uji (sederhana, kuesioner, deskriptif) - matrik interaksi sederhana - bagan alir (flowchart) - penelaahan pustaka - pengamatan lapangan - analisis isi (Content analysis) - interaksi kelompok (rapat, lokakarya, brain storming, dan lain-lain). Untuk jelasnya proses pelaksanaan pelingkupan dapat mempelajari Panduan Pelingkupan Untuk Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL sesuai Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP-30/ MENKLH/7/1992

2) Evaluasi dampak potensial Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetis yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. Daftar dampak penting ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di sekitar rencana usaha atau kegiatan, instansi yang bertanggung jawab, dan para pakar. Pada tahap ini daftar dampak penting hipotetis yang dihasilkan belum tertata secara sistematis. Metoda yang digunakan pada tahap ini adalah interaksi kelompok (rapat, lokakarya, brain storming). Kegiatan identifikasi dampak penting ini terutama dilakukan oleh pemrakarsa usaha atau kegiatan (yang dalam hal ini dapat diwakili oleh konsultan penyusun

Teknik Sipil S1

21

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ANDAL), dengan mempertimbangkan hasil konsultasi dan diskusi dengan instansi yang bertanggungjawab serta masyarakat yang berkepentingan.

3) Pemusatan dampak penting (Focussing) Pelingkupan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk

mengelompokkan/mengorganisir dampak penting yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar diperoleh isu-isu pokok lingkungan yang dapat mencerminkan atau menggambarkan secara utuh dan lengkap perihal : Keterkaitan antara rencana usaha atau kegiatan dengan komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting);
-

Keterkaitan antar berbagai komponen dampak penting yang telah dirumuskan.

Isu-isu pokok lingkungan tersebut dirumuskan melalui 2 (dua) tahapan. Pertama, segenap dampak penting dikelompokkan menjadi beberapa kelompok menurut keterkaitannya satu sama lain. Kedua, dampak penting yang berkelompok tersebut selanjutnya diurut berdasarkan kepentingannya, baik dari ekonomi, sosial, maupun ekologis.

Teknik Sipil S1

22

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan BAB III PENUTUP

3.1

Simpulan

Dokumen AMDAL harus terdiri dari : 1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) 2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL). 3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kewajiban UKL - UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan dan atau kegiatan. Pada dasarnya penyusunan dokumen AMDAL, UKL dan UPL harus memenuhi standar teknis dan syarat tertentu, agar dokumen tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu penerapan undang-undang yang berkaitan dengan penyusunan dokumen AMDAL, UKL dan UPL ini dapat diterapkan secara baik. Karena semua peraturan yang tersaji dalam dokumen harus sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, UKL dan UPL ini harus

Teknik Sipil S1

23

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan DAFTAR PUSTAKA

Kep. Ka. Bapedai no 08 tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat Dan Keterbukaan Unformasi Dlaam Proses Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Kep. Ka. Bapedai no 9 tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Pemen LH no 8 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Kepmen LH no 2 tahun 2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL

Teknik Sipil S1

24

You might also like