You are on page 1of 11

PROPOSAL PERENCANAAN MESIN

MESIN PERAJANG BAWANG MERAH SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA

Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. Rahman Adi Raharjo Agus Subiyantoro (04.03.2991) (04.03.3016)

Rahmad Indra Novian (04.03.3055) Agung Cahyo Saputro (04.03.3170)

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2008

HALAMAN PENGESAHAN

MESIN PERAJANG BAWANG MERAH SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA


Perencanaan mesin ini disusun untuk memenuhi kurikulum yang ada dan untuk persyaratan dalam penyelesaian studi Strata-1 (S1) pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Direncanakan Oleh : 1. 2. 3. 4. Rahman Adi Raharjo Agus Subiyantoro Rahmad Indra Novian Agung Cahyo Saputro (04.03.2991) (04.03.3016) (04.03.3055) (04.03.3170)

Yogyakarta, 28 Maret 2008 Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Mesin Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Ir. Toto Rusianto, MT.)

(Ellyawan S.A., ST., M.Sc.)

1.

JUDUL M E S I N P E R A J A N G B A WA N G M E R A H S K A L A I N D U S T R I RUMAH TANGGA

2.

LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat merubah pola hidup

manusia dari pola hidup yang primitif menjadi pola hidup yang modern, hal ini tentunya akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik apabila dilihat dari berbagai aspek kehidupan. Penyelenggaraan pendidikan harus menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu pengajaran yang dilakukan khususnya di bidang teknologi akan menjadi sempurna apabila teoriteori yang diperoleh di dalam bangku pendidikan dapat dipadukan dengan dunia industri secara langsung dengan cara mempraktekkannya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dengan melakukan penelitian-penelitian yang selanjutnya dapat diaplikasikan dengan pembuatan peralatan-peralatan industri sehingga dapat digunakan dengan optimal. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah ekonomi. Manusia tidak akan dapat hidup dengan layak apabila keadaan ekonomi mereka jauh di bawah keadaan normal, hal itu banyak dijumpai di negara kita ini. Banyak dari bangsa kita yang serba kekurangan, hal itu yang seharusnya menjadikan kita sebagai intelek muda bangsa ini untuk berpikir keras mengangkat kehidupan bangsa ini menjadi bangsa yang layak dalam kehidupan. Dari hal kecil kita dapat melangkah untuk mewujudkan hal tersebut, sebagai contoh dapat

dilakukan dengan membuka sebuah usaha kecil yang akan membantu keadaan ekonomi bangsa. Salah satu pemanfaatan hasil alam untuk melakukan sebuah usaha adalah bawang merah. Bawang merah merupakan bahan yang digunakan oleh masyarakat kita sebagai campuran bahan masakan, hampir di seluruh penjuru negeri ini menggunakannya. Salah satu hasil olahan dari bawang merah adalah bawang goreng. Bawang goreng digunakan sebagai bumbu masakan ataupun sebagai penyedap makanan, masakan Indonesia dan Melayu banyak menggunakan bawang goreng sebagai pelengkapnya, seperti sup, soto, rawon dan banyak lagi. Disamping itu masakan oriental seperti nasi goreng dan bakso juga menggunakan bawang goreng sebagai pelengkapnya. Pemasaran bawang goreng sekarang ini tidak hanya di pasar lokal, namun beberapa produsen bawang goreng sudah mulai merambah pasar mancanegara. Negara-negara pengimpor bawang goreng dari Indonesia adalah Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Harga penjualan bawang goreng di pasar lokal sekitar Rp.4.000,- sampai dengan Rp.5.000,-/ons, sedangkan di pasar manca negara mencapai Rp.6.000,-/ons. Dari total biaya produksi bawang goreng para produsen dapat menghasilkan laba bersih lebih dari 25%. Salah satu produsen pengekspor bawang goreng ke Singapura mengaku setiap minggu dapat mengirim barang ke negeri tersebut sebanyak 2,5 ton dengan omset Rp.40.000.000,-/bulan, untuk penjualan di dalam negeri hanya mampu melayani di daerah Batam dan sekitarnya sebanyak 1 ton dengan omset Rp.10.000.000,-/bulan, sedangkan

permintaan bawang goreng dari mancanegara semakin meningkat. Apabila dilihat dari hal tersebut maka prospek usaha ini merupakan prospek usaha yang bagus. Kendala yang dihadapi para produsen bawang goreng selama ini adalah pada proses pngirisan/perajangan bawang merah sebagai bahan bakunya. Proses ini apabila dilakukan dengan menggunakan pisau tangan maka satu orang hanya mampu mengiris sebanyak 20 kg bawang merah setiap harinya. Maka untuk memenuhi permintaan pasar baik lokal maupun mancanegara yang begitu besar diperlukan suatu mesin untuk merajang bawang merah sehingga proses perajangan dapat lebih cepat dan menghasilkan kualitas rajangan yang baik. Besar kapasitas mesin perajang bawang merah yang dirancang harus disesuaikan dengan kemampuan produksi dan besar modal produksi. Sebagian besar produsen bawang goreng di Indonesia dapat digolongkan sebagai pengusaha kecil dari industri rumah tangga, kriteria ini dapat dilihat dari segi asset dan omset penjualan. Menurut Undang-Undang No.9 Th.1995 (9/1995) Tentang Usaha Kecil, disebutkan bahwa kriteria usaha kecil harus memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan usaha serta memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1 milyar. Berdasarkan Undang-Undang tersebut maka besar kapasitas mesin perajang bawang merah yang ditujukan untuk usaha kecil yang bergerak dalam produksi bawang goreng dapat ditentukan. Apabila sebagai patokan hasil penjualan tahunan usaha kecil paling banyak Rp. 1 milyar seperti yang telah disebutkan dalam Undang-Undang di atas, maka hasil penjualan dalam satu bulan harus tidak lebih dari Rp.83,3 juta, sedangkan besar hasil penjualan setiap hari harus paling banyak Rp.2,7 juta. Telah

dijelaskan bahwa harga jual rata-rata bawang goreng di pasaran adalah Rp.5.000,-/ons, maka besar hasil produksi dalam satu hari harus maksimal 540 ons atau sebesar 54 kg/hari. Apabila waktu kerja normal 8 jam dalam satu hari, maka kapasitas mesin harus paling besar 6,75 kg/jam. Oleh karena itu, untuk memenuhi produksi bawang goreng skala usaha kecil seperti industri rumah tangga dapat digunakan mesin perajang bawang merah dengan kapasitas 6 kg/jam dengan kriteria cukup ringan sehingga dapat diangkat oleh satu orang dan mudah dalam pemindahan mesin, cukup kecil sehingga tidak memerlukan tempat yang luas dan mudah dalam pengoperasiannya. Dengan pemanfaatan mesin perajang bawang merah yang dirancang ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi dan kualitas bawang goreng yang telah ada.

3. BATASAN MASALAH Batasan masalah yang akan penyusun bahas dalam perancangan mesin ini adalah merancang suatu mesin perajang bawang merah yang berkapasitas 6 kg/jam, tebal rajangan/irisan 1 mm, cukup ringan sehingga dapat diangkat oleh satu orang dan memudahkan dalam pemindahan mesin, cukup kecil sehingga tidak memerlukan tempat luas dan mudah dalam pengoperasiannya. Batasan masalah ini dilakukan dengan tujuan agar pembahasan terarah dan tidak meluas dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam mengkaji perancangan mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga ini.

4. TUJUAN DAN MANFAAT 4.1 Tujuan a. Menciptakan mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga yang cukup ringan sehingga dapat diangkat oleh satu orang dan memudahkan dalam pemindahan mesin, cukup kecil sehingga tidak memerlukan tempat luas dan mudah dalam pengoperasiannya. b. Mampu meningkatkan produktifitas dan kualitas rajangan bawang merah untuk usaha pembuatan bawang goreng. 4.2 Manfaat a. Bagi Mahasiswa 1. Untuk memberikan motivasi dalam pembuatan karya teknologi tepat guna. 2 Untuk mengembangkan ide rancang bangun dan pembuatan mesin, sehingga memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal di masa yang akan datang. b. Bagi Masyarakat Untuk menumbuhkan semangat usaha dan memacu masyarakat

meningkatkan kreatifitas kerja pada industri rumah tangga sehingga dapat meningkatkan kondisi perekonomian bangsa.

5. TINJAUAN MESIN Proses perajangan bawang merah yang selama ini banyak kita jumpai dalam industri pembuatan bawang goreng adalah dengan cara merajangnya secara manual, yaitu dengan cara memotong bawang merah tipis-tipis dengan

menggunakan pisau yang tentunya kurang efisien apabila dilihat dari segi dunia industri dengan hasil produksi yang besar dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga dalam perancangan ini dibuat mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga yang efisien.

Keterangan : 1. Motor Listrik 2. Sabuk 3. Pisau Perajang 4. Saluran Masuk 5. Puli

6. Poros 7. Bantalan 8. Saluran Keluar 9. Puli Motor 10. Rangka

6. CARA KERJA MESIN Mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga yang dirancang ini adalah sebuah mesin yang digunakan untuk merajang bawang merah dengan memanfaatkan putaran pisau.

Cara kerja dari mesin perajang bawang merah ini adalah bawang merah yang telah dimasukkan ke dalam saluran masuk pada mesin akan masuk ke dalam ruang perajang, karena di dalam ruang perajang terdapat pisau yang berputar maka bawang yang ada di dalam ruang tersebut akan terpotong tipis-tipis karena jarak antara pisau dan dinding pembatas bagian belakang pisau sangat tipis sekitar 1 mm, kemudian potongan bawang akan jatuh ke saluran keluar mesin melalui celah antara pisau dan dinding bagian belakang pisau tersebut dan keluar melalui saluran keluar. Sedangkan putaran pisau didapat dari putaran motor listrik melalui poros dan puli yang dihubungkan dengan sabuk.

7. DIAGRAM ALIR PERENCANAAN MESIN Pada perancangan mesin perajang bawang merah skala industri rumah tangga ini dilakukan urutan-urutan pelaksanaan perencanaan sebagai berikut : KAPASITAS

PISAU PERAJANG

POROS DAN BANTALAN

PULI DAN SABUK

KONSTRUKSI RANGKA

PENGELASAN Gambar 1. Diagram alir perencanaan mesin perajang bawang merah

8. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN Dalam penulisan perencanaan mesin ini, sistematika penulisan yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut : HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGUJIAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan dan manfaat perencanaan dan sistematika penulisan laporan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang tinjauan umum, prinsip kerja mesin, komponen dan mekanisme yang berhubungan dengan mesin. BAB 3 : PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI MESIN Bab ini menjelaskan perhitungan kapasitas mesin, konstruksi mesin, kekuatan bahan dari bagian-bagian utama dan kekuatan las pada rangka mesin BAB 4 : PERAWATAN ALAT Bab ini menjelaskan perawatan mesin secara berkala dan reparasi besar. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9. JADWAL KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN Pengajuan proposal dan penyusunan Bab.I Penyusunan Bab.II dan Bab.III Penyusunan Bab.IV,Bab. V,daftar pustaka,lamp iran Pembuatan mesin APRIL I II III IV I II MEI III IV I II JUNI III IV I JULI II III IV

You might also like