Professional Documents
Culture Documents
Definisi, Pengertian
& Takrifan Motivasi
Oleh Taidin Suhaimin
Jadi, ringkasnya, oleh kerana perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan
atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak
utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang
diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Tujuan atau motif adalah sama fungsinya dengan matlamat, wawasan, aspirasi,
hasrat atau cita-cita. Jadi, wawasan, cita-cita, impian, keinginan atau keperluan
seseorang itu malah bagi sesebuah negara merupakan pendorong utama yang
menggerakkan usaha bersungguh-sungguh untuk mencapai apa yang dihajatkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau ditujui, lebih
serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sesebuah keluarga, organisasi,
masyarakat atau negara untuk mencapai apa juga matlamat yang telah ditetapkan.
Jadi, dengan matlamat atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih kuatlah pula
dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai matlamatnya.
Suatu hari, ada kematian di kampung saya. Masa itu, banyak cerita tentang "hantu
bangkit" di tempat kelahiran saya (Kundasang, Ranau, Sabah - Kini Kundasang
adalah sebuah pusat peranginan yang terkenal di rantau ini). Kerana minat
"modtudau", saya tidak melepaskan peluang untuk "modtudau" bersama.
Rumah kami jaraknya lebih kurang 500 meter
dari rumah jiran kami itu yang ada kematian.
Apabila malam semakin larut, saya mula rasa
mengantuk. Tiba-tiba saya rasa nak balik
rumah sangat. Waktu itu bekalan elektrik
belum ada. Kerana takut terjumpa hantu, saya
telah cuba mencari jika ada sesiapa yang nak
balik rumah mereka agar dapat menemani
(Kundasang - Terletak Di Bawah Kaki Gunung
saya pulang, tetapi, nampaknya tak ada Kinabalu - Gunung Tertinggi Di Asia Tenggara -
seorangpun yang nak balik. 13,455 Kaki)
Yang nak balik, sudah balik awal. Yang tak nak balik rumah, ada yang sudah tidur
atas lantai. Pada masa yang sama, saya juga malu minta tolong hantar pulang
kerana saya pergi ke rumah jiran itupun sebenarnya tidak ada sesiapa yang
menjemput. Ibu bapa saya pun tak tahu. Ingatkan nak pergi sekejap sahaja.
Saya terus terkejut dan takut. Apa lagi….. sayapun memecut lari seperti lipas kudung
- sekuat-kuatnya menyelamatkan diri ... badan dan mukapun rasa amat pucat dan
sejuk, bulu romapun naik! Taaakut betul! Sampai rumah - dalam keadaan amat
seram, saya berteriak.. AMAAAAAAAK IWANGAII ILO NONGOBOOONNN (Bahasa
Ibunda saya) atau MAAAK BUKA PINTUUUUU!!!. Terdengar suara ketakutan dari
saya, mak saya cepat-cepat buka pintu! Mungkin masih berjaga - dan tak dapat tidur
kerana risau tentang diri saya. Oleh kerana terlalu takut dan tercungap-cungap, ibu
saya yang mungkin tadinya risau dan marah, cepat-cepat mententeramkan saya.
Apa yang boleh saya rumuskan di sini berasaskan pengalaman saya itu ialah;
apabila kita betul-betul dan benar-benar inginkan sesuatu, ketakutan atau
kemalasan menjadi perkara kedua - mencapai matlamat akan menjadi
perkara utama; keberanian, kerajinan dan ketekunan akan timbul.
berusaha mendapatkannya.
Saya kurang bersetuju dengan pendapat ini. Sesuatu yang dahulunya menjadi
pemotivasi, sebelum kita miliki, sebenarnya tetap berperanan sebagai pemotivasi.
Motivasi seseorang terhadap perkara itu akan berubah kepada keperluan untuk
memastikan apa yang dimiliki itu kekal atau lama dimilikinya. Misalnya, seorang ahli
politik yang bercita-cita nak jadi menteri; cita-cita tercapai; ia dilantik sebagai
menteri. Apakah apabila sudah jadi menteri, menjadi kekal sebagai menteri tidak
lagi menjadi pemotivasinya? Kalau menteri itu lupa akan kepentingan untuk terus
kekal sebagai menteri, besar kemungkinan perdana menteri atau presiden akan
menggugurkannya pada rombakan atau pembentukan kabinet yang akan datang.
Mungkin juga dalam pilihanraya akan datang, rakyat tidak akan mengundinya lagi.
Malah jika majoriti wakil-wakil rakyatnya lupa akan kepentingan memotivasinya diri
mereka untuk terus menjadi pilihan rakyat, pertukaran kerajaan akan pula
mengambil alih.
Jadi, pendapat yang mengatakan "a satisfied need doesn't motivate", boleh
dipertikaikan. A satisfied need, in actuality still has its motivational functions.
The motivational functions shall be: to nurture and sustain what is or are
being possessed or hold.
Semoga definisi-definisi motivasi yang saya berikan di atas dapat sedikit sebanyak
membantu anda memahami dengan lebih mudah / mendalam makna atau erti
perkataan motivasi.
PENGERTIAN MOTIVASI
1. Menurut Walgito (2002)
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Gunarsa (2003) terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam,
yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu
yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992)
sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga
unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
1. Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya
perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2. Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena
amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3. Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.
Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984) motivasi adalah keinginan didalam diri
individu yang mendorong individu untuk bertindak.
latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,
afektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan.
Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi di
atas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur
dorongan dan keinginan.
B. Pengertian Belajar
1. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah aku yang potensial terhadap situasi
tertentu ang diperoleh dari pangalaman yang dilakukan ecara berulang-ulang.
Hilgard, (1981).
2. Menurut inger (1980), belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang potensial
yang tercermin sebagai akibat dari latihan dan pengalaman masa lalu terhadap situasi
tugas tertentu. Belajar menurut pendapat para ahli lain adalah perubahan tingkat laku
atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam waktu tertentu dan bukan
berasal dari proses pertumbuhan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan atau pengalaman.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa
berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.
Menurut Bloom (1955), perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat
dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b) afektf, c) psikomotor. Dari
ketiga kesadaran gerak dasar tersebut yang harus dicapai melalui pendidikan jasmani
di sekolah, maka komponen gerak dasar yang perlu diajarkan oleh guru dapat
dikelompokkan sebagai
berikut:
Pengertian gerak
Pengertian Motorik
Pengertian motorik dan gerak sering kali menjadi satu. Metorik dapat
diartikansebagai suatu rangkaian peristiwa laten yang tidak dapat dimati dari luar.
Pengertian umum ini belum dapat memberikan kejelasan yang lebih tajam, untuk itu
diperlukan suatu depenisi yang lebih operasional.” Motorik adalah suatu peristiwa
laten yang meliputi keseluruhan proses – proses pengendalian dan pengaturan fungsi
– fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun secara piskis yang menyebabkan
terjadinya suatu gerak” pertiwa – peristiwa laten yang tidak dapat diamati tersebut
meliputi antara lain:Peneriamaan imformasi/stimulus; pemberian makna terhadap
imformasi; pengolahan imformasi; proses pengabilan keputusan,dan dorongan untuk
melakukan berbagai bentuk aksi – aksi motorik ( keselurahannya merupakan
peristiwa psikis ) setelah itu dilanjutkan dengan peritiwa fisiologi yang meliputi
pemberian.Pengaturan dan pengendalian imflus kepada organ – organ tubuh yang
terlibat dalam melaksanakan aksi – aksi motorik. Sebagai hasil dari kedua peristiwa
laten tersebut adalah gerak yang dapat diamati dalam dimensi ruang dan waktu
3. Belajar merupakan proses untuk tahu, kenal dan memahami sebuah pengetahuan atau
pengertian dalam kehidupan manusia. Proses yang pertama adalah tahu terhadap
sesuatu, seperti tahu nama teman baru kita, tahu nama barang kita, tahu hanya pada
kulit luarnya saja, kemudian proses tahu tersebut berkembang seiring waktu menjadi
kenal karena kita tidak hanya tahu namanya tapi lebih dari sekedar nama, bisa tahu
fungsi dan karakter dari pengetahuan tersebut, karena kita sudah lebih dekat dengan
pengetahuan tsb, dan akhirnya kita bisa memahami dengan implementasi
pengetahuan kita pada kehidupan yang kita jalani.Dalam belajar bukan dari tidak tahu
menjadi tahu, tapi dari belum tahu menjadi tahu. kenapa? karena ya dan tidak
merupakan keputusan dan hasil akhir dari proses belajar, sedangkan belum
merupakan titik awal proses belajar, misalnya bayi belum bisa berjalan, bukan tidak
bisa berjalan.
4. Belajar itu proses dari tidak tahu menjadi makin tidak tahu karena pikirannya makin
terbuka terhadap segala masalah kehidupan di jagat semesta alam raya megah nan
sentosa.
5 Belajar adalah suatu proses mengambil hikmah dasi sesuatu hal. secara sederhana
adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil
menjadi terampil, dari tidak ahli menjadi ahli
6. Menurut Whittaker, belajar adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.
7. Menurut Kimble, belajar adalah perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak,
yang berlangsung sebagai akibat adanya latihan yang diperkuat.
8. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
9. Sdaffer, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap, sebagai
hasil pengalaman-pengalaman atau praktik.
10. Menurut Skinner (dalam Syah, 2004) belajar adalah suatu proses adaptasi
(penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut
Wittaker (dalam Djamarah, 2002) belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Sementara itu Chaplin,
1993 dalam Kamus Psikologi membatasi istilah belajar dalam dua rumusan: 1.
belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
akibat latihan dan pengalaman, 2. belajar adalah proses memperoleh respon-respon
sebagai akibat adanya latihan khusus.Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas,
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun.
(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan
variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan
dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari
terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum
terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu
tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara
berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa
perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau
mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran
terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur
yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya
(center core / center of interest);
(2) menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran
dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang
perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran
terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat
pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian
pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping
itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses
pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan
hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan
yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai
dengan taraf perkembangan intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran
terpadu ini masih mengandung keterbatasan-keterbatasan.
Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor
evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk,
tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada
dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring
dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut
adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih
banyak (Prabowo, 2000:4).
Dalam Prabowo (2000:5) dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai
pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu
akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak.
Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil
pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam
mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum
dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut
dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.
Berangkat dari pokok pemikiran tersebut di atas, maka sebelum merancang pembelajaran
terpadu, hendaknya guru mengumpulkan dan menyusun seluruh pokok bahasan dari
semua bidang studi dalam satu catur wulan, kemudian dilanjutkan dengan proses
perancangan pembelajaran terpadu.
A. Pembelajaran Tematik
A. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau
dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau
dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi,
tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan
seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman
implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak
pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang
tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang
memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan
secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.
Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran
tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan
sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
2. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis
dan alami.
3. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu,
tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat
dinding kelas. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan
belajar ke berbgai aspek kehidupan.
4. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari
berbagai sudut pandang.
5. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada
kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan
kolaborasi.
2
Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil
belajar.
2. Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan
menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.
3. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa – yang dikaitkan
dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk
membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada
keberhasilan belajar.
4. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di
luar kelas.
5. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,
sehingga maningkatkan apresiasi dan pemahaman.
B. Kaitan Pembelajaran Tematik dengan Standar Isi
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan
.Badan Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa untuk kelas I, II,
dan III SD pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik.
Mata pelajaran yang harus dicakup adalah (1) pendidikan agama, (2)
pendidikan kewarganegaraan, (3) bahasa Indonesia, (4) matematika,
(5) ilmu pengetahuan alam, (6) ilmu pengetahuna sosial, (7) seni
budaya dan keterampilan, dan (8) pendidikan jasmani, olah raga dan
kesehatan.
Dalam pembelajaran tematik, standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi harus dapat tercakup
seluruhnya karena sifatnya masih minimal. Sesuai dengan petunjuk
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), standar
itu dapat diperkaya dengan muatan lokal atau ciri khas satuan
pendidikan yang bersangkutan.
3
C. Cara Merancang Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memerlukan perencanaan dan
pengorganisasian agar dapat berhasil dengan baik. Ada lima hal yang
perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik, yaitu (1)
memilih tema, (2) mengorganisir tema, (3) mengumpulkan bahan dan
sumber, (4) merancang kegiatan dan proyek, dan (5)
mengimplementasikan satuan pelajaran.
1. Memilih Tema
Topik untuk pembelajaran tematik dapat berasal dari beberapa
sumber. Inilah beberapa di antaranya
a. Topik-topik dalam kurikulum
b. Isu-isu
c. Masalah-masalah
d. Event-event khusus
e. Minat siswa
f. Literatur
2. Mengorganisasikan Tema
Pengorganisasian tema dilakukan dengan menggunakan
jaringan topik, seperti contoh berikut ini.
“Air”
IPA
Matematika
Bahasa
Indonesia
Agama
Seni
IPS
Kewarganegaraan
Olah raga
4
3. Mengumpulkan Bahan dan Sumber
Pembelajaran tematik berbeda dengan pembelajaran
berdasarkan buku paket tidak hanya dalam mendesain, melainkan juga
berbagai bahan yang digunakan. Inilah beberapa sumber:
a. Sumber-sumber yang tercetak
b. Sumber-sumber visual
c. Sumber-sumber literatur
d. Artifac
4. Mendesain Kegiatan dan Proyek
Inilah beberapa saran:
a. Integrasikan bahasa – membaca, menulis, berbicara, dan
mendengar.
b. Hendaknya bersifat holistik.
c. Tekankan pada pada pendekatan “hands-on, minds-on”.
d. Sifatnya lintas kurikulum.
5. Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik
Beberapa kemungkinan implementasi:
a. Lakukan pembelajaran tematik sepanjang hari, untuk beberapa hari.
b. Lakukan pembelajaran tematik selama setengah hari untuk
beberapa hari.
c. Gunakan pembelajaran tematik untuk satu atau dua mata pelajaran.
d. Gunakan pembelajaran tematik untuk beberapa mata pelajaran.
e. Gunakan pembelajaran tematik untuk kegiatan lanjutan.