You are on page 1of 4

MUSIM DI INDONESIA Musim adalah salah satu pembagian utama tahun, biasanya berdasarkan bentuk iklim yang luas.

Biasanya satu tahun terbagi menjadi empat musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Tetapi, di Indonesia karena terletak di daerah tropis, maka hanya dibagi menjadi dua musim saja, yaitu: musim hujan dan musim kemarau. Belahan bumi Tropis April hingga September musim kemarau Oktober hingga Maret musim hujan Belahan utara Belahan selatan 21 Maret-21 Juni musim semi musim gugur 21 Juni-23 September musim panas musim dingin 23 September-21 Desember musim gugur musim semi 21 Desember-21 Maret musim dingin musim panas Penanggalan

Letak geografis Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia. Perubahan musim di Indonesia terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan fenomena alam, sebagai berikut: 1. Musim Hujan Menurut jenisnya tipe hujan terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut ini: a. Hujan Zenithal atau Hujan Konveksi Jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis antara 23,5o LU 23,5o LS. Oleh karena itu disebut juga hujan naik tropis. Arus konveksi menyebabkan uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akibat pemanasan air laut terus menerus. Terjadilah kondensasi dan turun hujan. Itulah sebabnya jenis hujan ini dinamakan juga hujan ekuatorial atau hujan konveksi. Disebut juga hujan zenithal karena pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari melalui zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis itu mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun. b. Hujan Orografis atau Hujan Pegunungan

Terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan. Hujan yang jatuh pada lereng yang dilaluinya disebut hujan orografis, sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan hujan. c. Hujan Frontal Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda suhunya. Massa udara panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/padat sehingga berkondensasi dan terjadilah hujan.

Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Papua.

Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak rumah penduduk terendam, bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk yang terkena musibah tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan.

2. Musim Kemarau Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksimum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun. Namun suhu juga sangat bevariasi dari rata-rata mendekati 40 derajat Celsius pada musim kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor, sampai di bawah 0 derajat Celsius di Pegunungan Jayawijaya - Papua. Terdapat salju abadi di puncakpuncak pegunungan di Papua yaitu Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m). Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khususnya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi kering, ternak mati karena rumput menjadi kering. Bahkan sering terjadi kebakaran hutan terutama di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

Setiap 3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El Nino yaitu gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang

berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya. Kekuatan El Nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.

You might also like