You are on page 1of 18

JARUM DAN BENANG BEDAH

DISUSUN OLEH : MARIA ERLIN (11.2010.090) LIDWINA MARGARETHA (11.2010.072)

PEMBIMBING: dr. R. Suhana , Sp. OT (K) SPINE

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA RS ESNAWAN ANTARIKSA JAKARTA 2012 KATA PENGANTAR
1

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkat Nya kami dapat menyelesaikan referat yang berjudul Jarum dan Benang Bedah ini. Referat ini disusun sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian ilmu bedah di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dr. R. Suhana, SpOT sebagai pembimbing kepaniteraan klinik ilmu bedah yang telah memberikan bimbingan serta masukan dalam penyusunan referat ini. Penulis menyadari bahwa referat ini jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar referat ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap referat ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, Januari 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
2

Jarum dan benang jahit bedah atau surgical needle dan surgical suture adalah salah satu bahan yang penting dalam ilmu bedah minor. Pemakaiannya untuk tekhnik penjahitan atau penggabungan jaringan bekas operasi telah banyak diketahui sejak berabad-abad silam. Dengan ditemukannya tekhnik penjahitan ini luka operasi dapat ditutup kembali dan dapat menghentikan perdarahan. Seiring dengan perkembangan zaman, jarum dan benang yang digunakan untuk penjahitan dalam bedah minor pun mengalami banyak perkembangan. Jenisnya beragam dan penggunaannya pun beragam. Semakin banyak bentuk jarum dan benang yang dibuat menyesuaikan dengan kebutuhannya untuk menjahit suatu bagian tertentu. Misalnya jenis benang yang panjang dengan diameter tebal diperlukan untuk menjahit fasia dan kulit sedangkan benang yang pendek dan diameternya tipis untuk menjahit organ visera, pembuluh darah dan muskulus. Ukuran dan bentuknya pun beragam. Demikian pula benang jahit bedah yang dibagi dalam dua bagian besar yaitu benang yang dapat diserap maupun yang tidak dapat diserap. Benang yang dapat diserap umumnya digunakan untuk lapisan dalam tubuh seperti menjahit peritoneum sedangkan yang tidak dapat diserap digunakan untuk menjahit permukaan kulit. Ukuran dan bahannya pun bervariasi. Dengan demikian sangatlah penting bagi seorang dokter untuk mengetahui macammacam jenis benang dan jarum bedah tersebut serta penggunaannya secara klinis sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan jenis-jenis jarum dan benang bedah tersebut dalam kegiatan klinis sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


3

JARUM BEDAH (SURGICAL NEEDLES) Jarum bedah disebut juga jarum hechting. Dalam bahasa Inggris disebut surgical needles atau suture needles. Dalam bahasa Belanda disebut hecht-naald. Alat ini digunakan untuk menjahit luka,umumnya luka operasi.

Gambar 1. Jarum Bedah Karakteristik utama jarum bedah, meliputi: 1. Harus terbuat dari stainless steel (baja tahan karat) yang berkualitas tinggi. 2. Menahan/ menolak lentur sehingga akan cenderung membengkok sebelum putus. 3. Cukup kuat untuk mempenetrasi jaringan tanpa bengkok. 4. Cukup elastis untuk menembus jaringan tanpa merusaknya. 5. Cukup tipis sehingga dapat meminimalisir trauma pada jaringan saat penjahitan. 6. Cukup lebar untuk menarik benang melalui jaringan tanpa abrasi yang tidak semestinya. 7. Cukup tajam untuk memudahkan penetrasi ke dalam jaringan. 8. Stabil saat dipasang dan digunakan dalam instrumen seperti needle holder.

Gambar 2. Beberapa Perbedaan Karakteristik Jarum Bedah Jarum bedah disediakan dalam berbagai ukuran, bentuk dan panjang chord. Para ahli bedah harus memilih jenis jarum sesuai dengan prosedur spesifik dan jaringan. Umumnya, ukuran jarum yang sama dapat dibuat dari kawat gauge halus untuk digunakan dalam jaringan lunak atau lembut dan dari kawat gauge berat untuk digunakan dalam jaringan keras atau fibrosed. Penomoran tergantung dari pabrikannya. Misalnya jarum bedah dari Aesculap mempunyai nomor 000, 00, 0, 1 sampai dengan 16. Jarum bedah biasanya dijual terpisah dengan benang bedahnya (traumatic needle). Ujung jarumnya dapat dibedakan menjadi closed eye maupun french eye. Akan tetapi ada juga yg dijual jarum bedah dengan benang bedah yg langsung terpasang di jarum bedah. Jarum tersebut dikenal dengan nama atraumatic needle karena tidak menimbulkan trauma pada pasien karena benang bedah tersebut langsung terpasang di ujung jarum bedah.

Gambar 3. Berbagai Ukuran Jarum Bedah

Gambar 4. Produk Jarum Bedah dengan Benang Terpasang

Gambar 5.BentukUjung Jarum Bedah Closed Eye (kiri) dan French Eye (kanan)

Bentuk-bentuk Jarum Bedah Bentuk jarum secara umum diklasifikasikan menurut tingkat kelengkungan tubuh 5/8, 1/2, 3/8 atau 1/4 lingkaran dan lurus dengan lancip (taper), pemotongan (cutting), poin tumpul (blunt points) atau tapercut (needle tips). Jarum panjang digunakan untuk menjahit fasia dan sayatan kulit, diameter jarum dan benang lebih tebal. Jarum pendek dan tipis digunakan untuk menjahit jaringan visera, pembuluh darah dan muskulus. Bentuk jarum bedah ada 8 macam : 1. Lurus (straight) 2. Curve 3. curve 4. circle 5. circle 6. circle 7. circle 8. Huruf J

Gambar 6. Bentuk-bentuk Jarum Bedah

Gambar 7. Bentuk Jarum Bedah dan Kegunaannya

Gambar 8. Bentuk Jarum Bedah dan Aplikasinya Bentuk Ujung Jarum Bedah :
8

1. Taper point needles Berfungsi untuk jaringan yg lembut dan mudah untuk ditembus. 2. Conventional cutting needles Berfungsi untuk dua pemotongan tepi yang berlawanan, dengan yang ketiga pada kurva di dalamnya. Perubahan dalam lintas-bagian dari sebuah segitiga memotong ujung ke tubuh pipih. 3. Tapercut needles Bentuk lancip dengan ujung memotong seperti dua jarum dalam satu. Berfungsi untuk jaringan yang alot (keras), 4. Ethiguard*Blunt point needles Bentuk lancip, berfungsi untuk untuk pembedahan (diseksi) tumpul dan menjahit jaringan rapuh (jaringan yg mudah rusak bila dijahit). 5. Reverse cutting needles Berfungsi untuk jaringan keras/alot yang susah ditembus 6. Precision point needles Berfungsi untuk bedah plastik atau bedah kosmetik. Memotong ujung electropolished untuk ditambahkan ketajaman. 7. Precision cosmetic-conventional cutting prime needles Berfungsi untuk bedah plastik atau bedah kosmetik. Ujung konvensional memotong dan meningkatkan ketajaman geometri utama. 8. Conventional spatula visibilitas titik di bawah berfungsi untuk memberikan kontrol pada kedalaman penetrasi 9. Visi-Black*Needle titik jarum lancip ramping dengan warna hitam berfungsi untuk meningkatkan visibilitas dan penetrasi. 10. Micro-point*Reverse cutting needle Pemotongan tepi, berfungsi untuk operasi mata. Sangat halus dan sangat tajam untuk operasi mata. 11. Micro-point*Spatula needles Profil tipis, datar, dirancang khusus untuk operasi segmen anterior mata. 12. CS Ultima*Spatula needle
9

Berfungsi untuk mengurangi tepi sudut, memberikan penetrasi yang lebih baik. Siap memfasilitasi rotasi simpul pada operasi mata. 13. Sabreloc*Spatula needle Memotong sisi tepi berbentuk spatula. Berfungsi untuk lapisan jaringan sklera atau kornea. Titik jarum spatula terpusat untuk stabilitas maksimum jarum di sklera tipis. Empat tepi berjarak sama dan pasti tepat memberikan kontrol yang lebih besar.

Gambar 9. Bentuk Ujung Jarum Bedah dengan Penampangnya Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris kulit (scharpe nald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat ( rounde nald).

Jenis benang
BENANG BEDAH (SURGICAL SUTURE) Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu : A. jenis bahannya B. kemampuan tubuh untuk menyerapnya C. susunan filamennya. Bahan benang diklasifikasikan dalam 3 kategori :
10

Asal bahan benang Tipe ikatan benang Pola kerusakan jaringan Natural substansi (silk, linen atau catgut) Sintetik polimer (polypropylene,polyester atau polyamid)

Bahan benang ada 2 sifat :

Produksi bahan benang dapat dibagi menjadi singel, solid monofilamen (nylon, polydioxanone atau polypropylene) atau multifilamen strand (catgut) atau braided (polyester/silk).

Gambar 10. Benang Multifilamen dan Monofilamen Bahan benang dapat dibagi menjadi benang yang dapat terabsorbsi (catgut, polydioxone atau polyglycolicid) dan yang tidak dapat terabsorbsi (nylon, polyester atau stainless steel) Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai. Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit. Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu.
11

Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai adanya indurasi. Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari polyester yang merupakan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon. Selain itu terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari polipropilen yang terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan karat. Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang jenis ini biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan terbentuk fistel yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing dikeluarkan. Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi dengan jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya tegangnya cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam sebelum digunakan. Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi oleh bahan pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus sehingga tidak mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar dan dipakai untuk jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar. Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari satu serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Keuntungan menggunakan benang monofilamen adalah benang monofilamen tidak mempunyai celah dimana bakteri dapat tumbuh tetapi kurang lentur dan fleksibel dibandingkan benang yang multifilamen. Sedangkan benang yang multifilamen memiliki kelenturan dan fleksibilitas yang lebih baik tetapi kuman dapat tumbuh diantara kepang filamen-filamennya dan memiliki pernukaan yang kasar. Cara menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.

12

Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada sternum setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi. Seide (silk/sutera) Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali. Warna : hitam dan putih Ukuran : 5,0-3 Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali) Plain catgut Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari Warna : putih dan kekuningan Ukuran : 5,0-3 Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil. Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang. Chromic catgut Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras dan diserap lebih lama 20-40 hari. Warna : coklat dan kebiruan Ukuran : 3,0-3 Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

Ethilon Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain Warna : biru dan hitam
13

Ukuran : 10,0-1,0 Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata. Ethibond Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimum, tidak terserap. Warna : hiaju dan putih Ukuran : 7,0-2 Penggunaan : kardiovaskular dan urologi Vitalene Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis Warna : biru Ukuran : 10,0-1 Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic, menjahit kulit Vicryl Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan Warna : ungu Ukuran : 10,0-1 Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic Supramid Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap Warna : hitam dan putih Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis Linen Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum Warna : putih Ukuran : 4,0-0 Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah
14

Steel wire Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul Warna : putih metalik Kemasan atraumatuk Ukuran : 6,0-2 Kegunaan : menjahit tendo Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran terkecil standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena itu pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang dijahit dan dengan pertimbangan faktor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan oleh jumlah jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang kecil (5,0 atau 6,0)
Lokasi penjahitan Fasia Otot Kulit Lemak Hepar Ginjal Pancreas Usus halus Usus besar Tendon Kapsul sendi Peritoneum Bedah mikro Jenis benang Semua Semua Tak diserap Terserap Kromik catgut Semua catgut Sutera atau kapas Catgut, sutera, kapas Kromik catgut Tak terserap Tak terserap Kromik catgut Tak terserap 2,0-1 3,0-0 2,0-6,0 2,0-3,0 2,0-0 4,0 3,0 2,0-3,0 4,0-0 5,0-3,0 3,0-2,0 3,0-2,0 7,0-11,0 Ukuran

Gambar 11 Berbagai Ukuran Benang dan Penggunaannya

15

Gambar 12. Berbagai Ukuran Benang dan Aplikasinya

BAB III KESIMPULAN


Banyak macam benang dan jarum untuk tekhnik pembedahan minor. Benang dan jarum tersedia dalam berbagai jenis, bahan, ukuran, bentuk dan sifat. Menurut jenis bahannya benang bedah dibedakan menjadi jenis benang yang alami maupun sintetis. Menurut bentuknya dibedakan menjadi benang bedah monofilamen dan benang bedah polifilamen. Sedangkan
16

menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi benang bedah yang dapat diabsorbsi oleh jaringan tubuh dan yang tidak dapat diabsorbsi oleh tubuh. Masing-masing jenis benang bedah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan diperlukan pengetahuan untuk penggunaan benang yang sesuai. Demikian pula jarum bedah memiliki diameter, ukuran dan mata jarum dengan bentuk yang bervariasi. Jarum bedah itu sendiri dapat dibedakan dalam 2 bagian besar yaitu jarum bedah yang traumatik maupun jarum bedah yang atraumatik. Jarum bedah traumatik tidak langsung terpasang dengan benang bedahnya dan dibedakan dalam jarum bedah traumatik yang closed eye dan french eye. Sedangkan jarum bedah atraumatik langsung terpasang dengan benang bedahnya. Kelengkungan jarum bedah pun berbeda-beda tetapi jenis yang paling sering digunakan adalah jenis 5/8 dan curve. Bentuk ujung dan penampang jarum bedah pun bervariasi tetapi secara garis besar jarum dengan penampang bulat digunakan untuk menjahit otot sedangkan yang berpenampang segitiga digunakan untuk menjahit kulit.

DAFTAR PUSTAKA
1. Schwatrz, Seymour I. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. 6th Ed. Editor : Chandranata L. Jakarta: EGC, 2000. 2. Sabiston, DC. Buku ajar bedah. Editor: Jonathan O. Jakarta: EGC,1995. 3. Bisono. Petunjuk praktis operasi kecil. Jakarta: EGC,2003.

17

4.

Anggara, Dwi Yudi. 2010. Mengenal Instrumen Bedah Minor. http://kmbakp.blogspot.com/2010/03/mengenal-intrumen-bedah-minor.html Diakses pada tanggal 9 April 2011.

5. Anonim, 2010. Surgical Needles, Bentuk Jarum Bedah, Jenis Jarum Bedah dan Karakteristik Utama Jarum Bedah. http://ilmupharmasi.com/ Diakses pada tanggal 9 April 2011. 6. Chan, Risu. 2010. Mengenal Alat-alat Kesehatan dan Alat Kedokteran di Rumah Sakit. http://farmasirisu.blogspot.com/2010/08/mengenal-alat-alat-kesehatan-dan-alatkedokteran-di-rumah-sakit.html Diakses pada tanggal 9 April 2011.

18

You might also like