You are on page 1of 26

FANNY PRAMUDYA I.

WIDA RIZKY HUTAMA AULIYAH RIZQY

(105060103111002) (105060101111012) (105060107111015)

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR UNTUK AIR MINUM

Latar Belakang
Sumber daya air adalah sumber daya yang berupa air yang sangat berguna dan potensial bagi manusia. 97,5 % air di bumi adalah air laut, 2,5 % merupakan air tawar dan hanya 0,3 % air permukaan bumi yang dapat dimanfaatkan. ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia terbilang sedikit, terutama ketersediaan air bersih. Kebutuhan manusia akan air sangatlah banyak

Maksud dan Tujuan


Untuk mengetahui maksud dari pengembangan sumber daya air. Untuk mengetahui betapa pentingnya ketersediaan air bersih untuk segala aspek kehidupan manusia. Untuk mengetahui cara pemanfaatan air secara maksimal bagi kehidupan manusia, serta mengenai teknologi pemanfaatannya, sehingga pemanfaatan air bersih dapat berjalan dengan baik.

Rumusan Masalah
Apakah pengertian pengembangan sumber daya air? Bagaimana cara mengatasi ketersediaan air bersih? Bagaimana cara pengolahan air untuk air minum?

Pengertian Sumber Daya Air

Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian ,industri, rumah tangga rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang

Pemanfaatan Air Tawar


Untuk Irigasi Air Minum Industri Perikanan Transportasi Air Pariwisata PLTA Navigasi

Permasalahan Ketersediaan Air Bersih

Krisis air bersih melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Indonesia memiliki enam persen persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik. Namun pada kenyataannya dari tahun ke tahun Indonesia mengalami krisis air bersih. United States Agency for International Development (USAID) dalam laporannya (2007), menyebutkan, penelitian di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hampir 100 persen sumber air minum kita tercemar oleh bakteri E Coli dan Coliform.

Cara Mengatasi Permasalahan Ketersediaan Air Bersih


Upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih dapat dilakukan melalui: 1. Menggalakkan gerakan hemat air. 2. Menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air). 3. Konservasi lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran sungai (DAS). 4. Pembangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau. 5. Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori. 6. Mengurangi pencemaran air baik oleh limbah rumah tangga , industri, pertanian maupun pertambangan. 7. Pengembangan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar.

Pengolahan Air untuk Air Minum


Baku mutu yang digunakan untuk kualitas air minum di Indonesia adalah Peratuan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002. Jika air minum yang diproduksi tidak memenuhi baku mutu, harus dilakukan pengolahan lanjutan untuk memastikan air tersebut aman untuk dikonsumsi. Pengolahan air baku secara umum dilakukan melalui proses fisika dan proses kimia atau kombinasi antara kedua proses tersebut. Proses pengolahan dan unit-unit pengolahan yang digunakan harus disesuaikan dengan kualitas air baku, polutan yang harus disisihkan, dan tujuan dari penggunaan air hasil pengolahan.

Pengolahan Air untuk Air Minum

Pengolahan Fisik
Sedimentasi Filter Karbon Filtrasi Membran Ultra Violet (UV)

Sedimentasi
Sedimentasi merupakan unit yang berfungsi memisahkan padatan dan cairan dengan menggunakan pengendapan secara gravitasi untuk memisahkan partikel tersusupensi yang terdapat dalam cairan tersebut (Reynols, 1982). Untuk kondisi air baku dengan kekeruhan yang tinggi (>1000 mg/l), sebelum unit sedimentasi terdapat unit lain yaitu unit pra-sedimentasi. Aplikasi utama dari sedimentasi pada instalasi pengolahan air minum adalah : 1. Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan menggunakan saringan pasir cepat. 2. Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi sebelum memasuki unit saringan pasir cepat. 3. Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi pada instalasi yang menggunakan sistem pelunakan air oleh kapursoda. 4. Pengendapan air pada instalasi pemisahan besi dan mangan.

Sedimentasi

Filter Karbon
Karbon aktif dengan media granular (Granular Activated Carbon) merupakan proses filtrasi yang berfungsi untuk menghilangkan bahanbahan organik, desinfeksi, serta menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa organik. Prinsip pengolahan karbon aktif adalah mengadsorbsi bahan-bahan pencemar menggunakan media karbon. Proses adsorbsi yang berlangsung dalam karbon aktif tergantung pada luas permukaan media yang digunakan dan berhubungan dengan luas total poripori yang terdapat dalam media. Zat-zat dalam air yang teradsorbsi biasanya berupa senyawa organik (menyebabkan bau dan rasa yang tidak diinginkan), trihalometane, serta Volatile Organic coumpunds (VOCs). Dalam instalasi pengolahan air minum, pengolahan menggunakan karbon aktif dilakukan sebelum proses ozonisasi

Membran
Pada awalnya filtrasi menggunakan membran merupakan unit pengolahan air alternatif untuk menggantikan filtrasi pasir lambat (slow sand filtration). Keunggulan utama membran dibandingkan filtrasi pasir lambat adalah unit pengolahan yang dibutuhkan mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas pengolahan lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak minum. Secara umum sistem membran dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: Reverse osmosis (RO) Elektrodialisis (ED) Ultrafiltrasi (UF) Mikrofiltrasi.

1. 2. 3. 4.

Ultra Violet (UV)

Proses desinfeksi pada pengolahan air minum dapat menggunakan sinar ultra violet (UV). Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 200 nm 300 nm (disebut UV-C) dapat membunuh bakteri, spora, dan virus. Sinar UV dihasilkan dari lampu UV yang pada dasarnya hampir sama dengan lampu fluorescent (lampu neon). lampu UV dibedakan menjadi 2 yaitu lampu UV bertekanan rendah (Low Pressure UV) dan lampu UV bertekanan sedang (Medium Pressure UV). Perbedaan tekanan dalam tabung lampu akan berpengaruh pada gelombang elektromagnetik yang dihasilkan.

Ultra Violet (UV)

Pengolahan Kimia
1. Flokulasi
2. Ozonisasi

Flokulasi
Air baku yang keruh setelah diendapkan dalam jangka waktu tertentu masih tetap keruh karena adanya koloid yang melayanglayang di dalam air. Proses pemisahan diefektifkan dengan penambahan bahan kimia tertentu dalam air baku. Setelah pencampuran tersebut, terjadi proses koagulasi (proses pembekuan/ penggumpalan). Secara kimia, hal ini merupakan proses destabilisasi muatan pada zat padat yang terlarut oleh zat kimia koagulan. Destabilisasi partikel dapat dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut :

1. 2. 3. 4.

Pemanfaatan lapisan ganda elektrik. Adsorpsi dan netralisasi muatan. Penjaringan partikel koloid dalam presipitat. Adsorpsi dan pengikatan antar partikel.

Flokulasi
Bahan kimia yang sering digunakan dalam proses koagulasi adalah alum (Al) dalam bentuk Aluminium Sulfat atau tawas (Al3(SO4)2.18H2O) dan Poli Aluminium Chloride (PAC). Setelah proses koagulasi dilakukan flokulasi untuk mempercepat terbentuknya gumpalan-gumpalan koloid yang dapat diendapkan secara lebih mudah. Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit pengaduk cepat. Proses ini bertujuan untuk mempercepat laju tumbukan partikel, sehingga menyebabkan aglomerasi dari partikel koloid terdestabilisasi secara elektrolitik kepada ukuran yang terendapkan dan tersaring.

Flokulasi

Ozonisasi

Desinfeksi adalah proses yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang terdapat di dalam air baku yang masuk ke dalam instalasi pengolahan air minum. Ozon merupakan senyawa oksigen yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O3) dan mempunyai sifat sebagai oksidator kuat. Proses ozonisasi dalam pengolahan air minum dilakukan berdasarkan prinsip pembentukan ozon secara alamiah. Ozon mampu menghilangkan warna dalam air yang disebabkan oleh senyawasenyawa organik dengan cara memecahkan ikatan atom-atom karbon yang terdapat dalam senyawa organik.

Ozonisasi

Proses oksidasi menggunakan ozon dapat mengurangi atau menghilangkan warna yang disebabkan oleh senyawasenyawa organik. Koloid dan partikel-partikel terlarut yang menyebabkan warna dalam air dapat dihilangkan dengan filtrasi. Efek mikrofiltrasi ozon dapat dimanfaatkan dalam proses koagulasi koloid organik dan partikel-partikel terlarut yang akan membantu proses filtrasi.

Ozonisasi

Kesimpulan
Salah satu pemanfaatan air bersih untuk kebutuhan manusia adalah untuk air minum. Pengolahan air dari sumbernya tidak dapat langsung digunakan untuk air minum, tetapi perlu melalui proses-proses pengolahan untuk memenuhi standar mutu air minum yang telah ditetapkan. Pengolahan ini diperlukan untuk menghilangkan kuman-kuman ataupun bakteri yang terdapat di dalam air. Proses pengolahan air menjadi air minum :

1. Proses Fisika : Sedimentasi, Filter Karbon, Membran,Ultraviolet(UV) 2. Proses Kimia: Flokulasi, Ozonisasi
Ketersediaan air bersih di Indonesia sangat sedikit, terutama untuk air minum karena kualitas air bersih di Indonesia buruk. Untuk mengatasi krisis air bersih dalam u paya penyelamatan lingkungan, termasuk di antaranya penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan

TERIMA KASIH

You might also like