You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini ,dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata telanjang/berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi.Para peniliti mulai mencari tahu akan apa yang terkandunng pada mikroorganisme tersebut.Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik/cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut . Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara/teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat-alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukalah percobaan ini untuk mengetahui tekhnik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prisip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula teknik mengetahui sterilisasi dan alatalat tersebut. 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaat ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. 2. Untuk mengetahui teknik penyiapan serta penggunaan alat-alat tersebut dengan baik.
1

3. Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat-alat laboratorium mikrobiologi. 4. Untuk mengetahui teknik/cara sterilisasi alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. 1.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan laporan ini, kami menggunakan metode observasi, yaitu kami secara langsung mempelajari dan menggunakan terhadap objek yang teliti Studi Pustaka. Kami membaca buku-buku artikel dari media cetak seperti buku panduan dan media elektronik seperti internet. Sebagai bahan referensi yang mendukung tema laporan ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph,barograph. Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan. 2.1 Sterilisasi

Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar dari banyak keadaan. Jenis mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbgai agen antimikroba dan lebih banyak lagi, efek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyata yang sangat besar dipengaruhi keadaan sekitar. Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara kerja ini digunakan untuk pembuatan media, pemeriksaan kultur dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan secara cara; (1) Fisik melalui pemanasan. (2) Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia seperti desinfektan, antiseptic. (3) Radiasi dengan menggunakan sinar Ultraviolet, biasanya digunakan pada ruangan dan alat-alat plastik. (4) Filter yaitu dengan menggunakan membran filter dan vacuum pump. Berikut contoh proses sterilisasi:

1. Sterilisasi kering Srerilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan langsung sampai merah, melayangkan diatas nyala api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven). a) Api Api digunakan untuk mensterilisasi peralatan seperti jarum inokulsai, kaca objek, pinset, mulut tabung biakan, spatel dan lain-lain. Sesudah disterilkan peralatan tersebut harus didinginkan terlebih dahulusebelum dipergunakan. Khusus jarum inokulasi dan pinset, setelah dipijarkan atau dipanaskan diatas api. Selanjutnya didinginkan dalam larutan alkohol 70% kemudian dibakar kembali untuk menghilangkan sisa alkoholnya.
4

b) Sterilisasi dengan udara panas/oven Memerlukan suhu 160oC selama 2 jam setelah peralatan steril turunkan suhu hingga 30oC. 2. Sterilisasi basah Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab dapat diterapkan dengan cara pemanasan menggunakan uap air dengan tekanan (autoklaf) pada suhu yang tinggi. 3. Sterilisasi uap Sterilisasi dengan alat yang digunakan pada suhu 100oC dan harus diulang 3 kali berturut-turut dengan selang waktu satu hari. Cara ini disebut juga dengan sterilisasi diskontinyu atau sterilisasi bertingkat. 4. Penyaringan (Filtrasi) Cara ini diperlukan jika bahan yang akan disterilkan baerupa larutan yang bersifat termolabil, larutan ini akan rusak atau terurai oleh suhu tinggi : antibiotik, asam amino, vitamin, senyawa gula dan lain-lain. Sterilisasi larutan tersebut dilakukan dengan penyaringan menggunakan filter yang mempunyai pori sangat halus, pompa vakum digunakan untuk menyedot sehingga larutan akan melewati filter dengan lancar. Ada beberapa filter yang biasa digunakan antara lain : a. Filter chamberland-Pasteur Filter ini berbentuk seperti lilin yang tersebut dari porselen berpori halus. b. Filter gelas Filter ini berupa piringan yang terdiri dari butiran-butiran gelas yang poriporinya sangat halus. c. Filter Seitz Lembaran filter ini tersebut dari asbes dengan ukuran pori tertentu. Filter ini diletakkan dalam bejana anti karat. Semua filter, bejana anti karat dan labu hisap disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
5

5. Sterilisasi dengan desinfektan Desinfektan adalah suatu bahan kimia biasanya berupa larutan yang mempunyai sifat msmpu membunuh sel vegetatif mikroorganisme tapi tidak membunuh endospora. Guna mensterilkan permukaan meja kerja, dapat dipakai dapat dipakai larutan alkohol 70% atau thymol 5%. Biarkan meja kering sebelum dipergunakan. Peralatan gelas yang masih baru sering kali terkontaminasi spora Bacillus subtilis yang sangat resisten. Untuk menghilangkan spora tersebut, dapat dilakukan dengan merendam alat gelas dengan asam sulfat pekat selama beberapa jam, selanjutnya dibilas dengan air keran sampai netral (uji dengan kertas lakmus) sebelim digunakan. 2.2 Peralatan Mikrobiologi Berbagai macam alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi antara lain : 1. Spektrofotometer Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur optical density (kerapatan optis) dari suatu cairan yang berisi suspense bakteri. Kerapatan optis adalah nilai logaritmik yang digunakan untuk memplot perubahan bakteri pada suatu bakteri. Prinsip kerjanya untuk mengukur jumlah pertumbuhan bakteri.

2. Inkubator Inkubator adalah alat untuk menginkubasi/menyimpan/memelihara biakan (sediaan/medium pertumbuhan mikroorganisme) pada suhu konstan tanpa pengocokan. Prinsip kerjanya menjaga suhu tetap konstan dengan aliran udara sebagai penghantarnya dan tanpa adanya pengocokan. Dan cara penggunaan incubator adalah semua medium yang sudah dimasukkan kedalam cawan petri dan dibungkus kertas dimasukkan kedalam inkubator selama 24 jam dengan suhu konstan sesuai yang diinginkan.

3. Shaking inkubator Shaking inkubator adalah alat yang dikembangkan dari incubator berguna untuk memelihara/menginkubasi biakan mikroorganisme pada suhu optimum dengan pengocokan sehingga inkubasi menjadi efektif karena sel-sel mikroorganisme dapat efektif menyerap nutrient. Prinsip kerjanya inkubasi mikroorganisme pada kondisi tertentu dengan pengocokan dimana nutrien tersebar secara efektif.

4. Oven Oven digunakan untuk sterilisasi alat-alat seperti cawan petri, tabung biakkan, pipet volume dan lain-lain. Sterilisasi dengan cara ini digunakan suhu sekitar 160oC selama kurang lebih 2 jam. Prinsip kerjanya mensterilkan dengan udara panas kering pada suhu dengan aliran listrik. Sebelum disterilkan cawan petri harus dibungkus terlebih dahulu dengan kertas. Makain tebal kertas yang digunakan untuk membungkus makin lama pula waktu yang diperlukan.

5. Autoklaf
7

Autoklaf

merupakan

peralatan

sterilisasi

basah yang digunakan

untuk

mensterilisasi medium/reagen/larutan kimia yang tahan terhadap suhu dan tekanan yaitu 121oC 2 atm selama 15-20 menit. Keuntungan menggunakan alat ini adalah dapat membunuh seluruh mikroorganisme dengan cepat, dapat membunuh virus dan tidak ada absorbsi seperti pada umumnya yang terjadi pada penggunaan filter. Kerugiannya antara lain dapat menurunkan pH. Prinsip kerjanya pemanasan dengan uap bertekanan tinggi. Terdapat dua jenis autoklaf yaitu autoklaf mekanik dan autoklaf otomatik. Cara kerja alat tersebut hampir sama dengan pressure cooker, sebab alat tersebut merupakan bejana yang dapat diisi air dan ditutup rapat-rapat.

6. Transfer box/Laminar Air Flaw Laminar Air Flaw adalah ruangan steril yang dipergunakan untuk memindahkan atau mensubkultur biakkan mikroorganisme. Sebelumnya ruangan tersebut disterilkan dengan menyemprotkan alcohol 70% dibersihkan kembali dengan lap setelah semua dilakukan, ruangan/alat tersebut dapat dipergunakan.

7. Peralatan transfer Transfer mikroorganisme dapat dilakukan dengan jarum tanam maupun jarum ose. Jarum tanam digunakan untuk menstransfer biakkan mikroorganisme berfilamen (kapang), jarum ose digunakan untuk mentransfer biakkan mikroorganisme
8

uniseluler misalnya khamir atau bakteri. Sebelum dan sesudah digunakan, kedua jarum tersebut harus dipanaskan sampai membara diatas nyala api untuk menghancurkan semuia bentuk kehidupan pada permukaan jarum. Ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Ose terdiri dari ose lurus untuk menanam dan ose bulat untuk menggores yang biasanya berbentuk zig-zag. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrichs Slide Culture. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.

8. Mikropipet dan tip Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1 l sampai 20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya micropipette 5 l, dalam penggunaanya mikropipet menggunakan tip. Tip tersebut guna untuk mengambil cairan. Cara penggunaannya dengan memasukkan ujung pipet kedalam wadah yang berisi cairan kemudian menekan kembali untuk mengeluarkan cairan yang terdapat didalam pipet pada wadah yang ada.

9. Cawan petri (Petri Dish) Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang kecawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. Cara penggunaannya dianjurkan untuk memegang harus tangan kiri.

10. Tabung reaksi Didalam mikribiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tutup tabung reaksi dapat burupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau alumunium foil. Media padat yang dimasukkan ketabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentukmenurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk menutup tabung terbuat dari kapas disebut juga proeff cara buatnya kapas dibuat bulatan dan dimasukkan kedalam tabung reaksi jika dibuka tutup kapas itu akan bunyi.

11. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

10

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang akan digunakan. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahanbahan komposisi media, menamoung aquadesh, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoklaf.

12. Beaker Glass Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Didalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preperasi media, menampung aquadesh dan lain-lain.

13. Tabung Durham Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).

11

14. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner) Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakaran bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).

15. Pinset Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.

16. Pipet Filler/Rubber Bulb Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup jika ditelan maka cairan dari ujung pipet akat tersedot keatas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.

12

17. Kaca silinder Kaca silinder biasa digunakan pada penetapat potensi suatu antibiotik. Funsinya sebagai tempat sampel uji suatu larutan antibiotika. Selain kaca silinder dapat juga menggunakan kertas cakram. 18. Colony counter Alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau jamur menggunakan sinar dan luv (kaca pembesar). Cara penggunaanya yaitu setelah kita on kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur kedalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.

13

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1

Alat Alat yang dipergunakan pada praktikum ini adalah keseluruhan alat yang ada di laboratorium mikrobiologi . Alat-alat tersebut adalah alat non gelas ; sendok tanduk, spoit, labu semprot, hand spray. Alat gelas; Cawan petri, batang pengaduk, pipet gondok, gelas ukur, pipet volume, tabung durham, dan erlenmeyer. Alat instrumen; oven, inkubator, Laminarty air flow, Sentrifuges, penangas, Shaker, Neraca analitik, Neraca ohaus, Autoklaf, Spektrofotometer. Alat lain; Ose lurus, Ose bulat, dan Enkas.

3.2

Bahan Pada percobaan ini tidak ada bahan yang digunakan.

3.3

Cara Kerja Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah : 1. Menyiapkan alat-alat gelas, alat non gelas, alat instrument, dan alat-alat lain yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. 2. Memberi gambar peralatan tersebut pada laporan.

14

3. Memberikan keterangan dari bagian alat-alat tertsebut, kemudian mencatat fungsi atau prinsip kerja dari alat-alat tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Tabel alat-alat laboratorium mikrobiologi fungsi/prinsip kerja alat. No dan nama alat dan fungsi/prinsip kerja : 1. Sendok tanduk untuk mengambil bahan-bahan medium berbentuk padat 2. Spoit untuk memindahkan cairan dengan volume sedikit 3. Labu semprot sebagai tempat/wadah aquadesh dalam pembersihan alat laboratorium untuk mempermudah prosesnya 4. Handspray sebagai tempat/wadah alkohol dalam penyemprotan alat yang akan disterilkan 5. Cawan petri sebagai wadah/media untuk pertumbuhan suatu mikroorganisme 6. Batang pengadung untuk mengaduk zat/medium didalam Erlenmeyer 7. Gelas ukur untuk mengukur volume satu cairan 8. Pipet gondok untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu

15

9. Pipet volume untuk mengambil larutan dalam volume tertentu 10. Tabung durham sebagai indikator fertmentasi 11. Erlenmeyer untuk menampung larutan kimia atau larutan yang dijadikan stock medium 12. Oven untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas, digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban 13. Inkubator untuk menginkubasi atau mengembangbiakan pertumbuhan bakteri, pada bagian luar dari alat ini dilengkapi dengan penunjuk suhu, dimana suhu yang digunakan adalah suhu kamar, bagian dalamnya terdapat rak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan mikroorganisme yang akan diinkubasi 14. Laminarty air flaw untuk pengerjaan secara aseptiskarena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan 15. Neraca ohaus untuk menimbang bahan-bahan secara manual 16. Autoklaf untuk sterilisasi basah dengan penunjuk tekanan dan katub pengaman pada dasarnya berfungsi untuk membuang uap panas dari alat yang disterilkan yang dihasilkan dari bahan cair yang merupakan pendukungnya 17. Shaker untuk mengigantasi/menghomogenkan medium dan mikroba dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan mikroba dan agar pertumbuhan mikroba merata 18. Neraca analitik untuk menimbang bahan-bahan secara analitik 19. Sentrifuges untuk menyaring atau memisahkan padatan (mikroorganisme) dan larutan. Alat ini dilengkapi dengan pengatur kecepatan untuk mempercepat proses pemisahan 20. Penangas dipakai untuk memanaskan atau mengukus suatu zat padat menjadi larutan atau untuk mendidihkan larutan. Alat ini memiliki pengontrol yang sangat tinggi
16

21. Spektrofotometer untuk mengukur jumlah pertumbuhan bakteri 22. Ose lurus untuk menusuk media dalam pertumbuhan bakteri pada media tegak 23. Ose bulat untuk menggores media dalam pertumbuhan bakteri pada media miring 24. Enkas untuk pengerjaan medium misalnya pada isolasi/penanaman bakteri dalam kondisi ruang yang aseptis agar tidak terkontaminasi dengan udara 4.2 Pembahasan Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui berbagai fungsi/prinsip kerja setiap alat yang ada dilaboratorium mikrobiologi. Alat-alat ini terdiri dari nongelas berupa : sendok tanduk, spoit, labu semprot, handspray. Alat berupa gelas : cawan petri, batang pengaduk, pipet gondok, gelas ukur, pipet volume, tabung durham, dan Erlenmeyer. Alat instrumen berupa : oven, inkubator, laminarty air flow, sentrifuges, penangas, shaker, neraca analitik, neraca ohaus, autoklaf, spektrofotometer. Alat lain berupa : ose lurus, ose bulat dan enkas. Alat-alat mikrobiologi ini memiliki teknik sterilisasi yang tidak semuanya sama antara lain : 1. Alat gelas : alat-alat gelas ini disterilkan dengan menggunakan oven, atau disebut juga hot air sterilization. Alat-alat gelas disterilkan oleh udara panas didalam oven. Alat-alat yang disterilkan dengan menggunakan oven adalah alat yang tahan terhadap panas 2. Alat nongelas : alat-alat nongelas ini disterilkan dengan menggunakan autoklaf yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi. Alat-alat yang disterilkan dengan autoklaf adalah alat yang tidak tahan terhadap panas/mudah meleleh 3. Alat-alat lain : ose bulat dan ose lurus. Alat ini disterilkan dengan menaruh benda pada nyala api Bunsen sampai merah menyala 4. Enkas : alat disterilkan dengan cara menyemprotkan alcohol pada dinding dan dasar enkas dengan handspray dan didiamkan sekitar 30 menit kemudian menyalakan Bunsen selama pengerjaan

17

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah : 1. Alat nongelas terdiri dari : sendok tanduk, spoit, labu semprot dan handspray 2. Alat gelas terdiri dari : cawan petri, batang pengaduk, pipet gondok, gelas ukur, pipet volume, tabung durham, dan Erlenmeyer
18

3. Alat instrument terdiri dari : oven, inkubator, laminarty air flaw, sentrifuges, penangas, shaker, neraca analitik, neraca ohaus, autoklaf, spektrofotometer 4. Alat lain terdiri dari : ose lurus, ose bulat dan enkas 5. Teknik sterilisasi alat gelas dengan menggunakan oven, sedangkan alat nongelas dengan menggunakan autoklaf dan alat lain, ose dengan cara dipijarkan dengan enkas dengan cara menyemprotkan alkohol kemudian menyalakan bunset selama pengerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

19

Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Moningka, Harvey., 2008, http://harveymoningka.wordpress.com/teknik- laboratoriumpengenalan-alat-dan-bahan/trackback/.diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.

20

You might also like