Professional Documents
Culture Documents
Tata bahasa dasar o Menyatakan "adalah" dan "bukanlah" Latihan menyatakan "adalah" dan "bukanlah" o Pengenalan pada partikel Soal latihan partikel o Adjektiva Soal latihan adjektiva o Dasar-dasar verba Soal latihan verba o Bentuk negatif verba Soal latihan bentuk negatif verba o Bentuk lampau verba Soal latihan bentuk lampau verba o Partikel untuk verba o Verba transitif dan intransitif o Klausa subordinat deskriptif dan urutan kata pada kalimat o Partikel yang berkaitan dengan nomina o Menggunakan adverbia dan gobi 4. Tata bahasa penting o Bentuk sopan dan akar verba o Menyebut orang o Partikel tanya o Kalimat gabungan bentuk o Penggunaan lain bentuk te o Bentuk potensial o Menggunakan dan dengan partikel [] o Pengandaian o Menyatakan keharusan o Keinginan dan saran volisional o Melakukan aksi pada klasusa subordinat o Definisi dan deskripsi o Mencoba atau mengusahakan sesuatu volisional+ o Memberi dan menerima o Membuat permintaan bentuk perintah o Angka dan berhitung o Mengakhiri bagian 4 dan gobi tambahan
5. Berbagai macam ekspresi o Verba kausatif dan pasif o ... 6. Topik lanjut o Gaya bahasa formal o ... 7. Lain-lain o Pola-pola bahasa percakapan santai dan slang o ... 8. Lampiran o Menyiapkan sistem operasi kamu untuk belajar bahasa Jepang o Istilah-istilah linguistik o Cara menulis hiragana o Cara menulis katakana
Menguasai Bahasa Jepang menggunakan Cara Berpikir Orang Jepang Daftar Isi | Bab Berikutnya (Sistem Menulis)
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. 5. Masalah pada buku pelajaran bahasa Jepang pada umumnya Menguasai bahasa Jepang menggunakan cara berpikir orang Jepang Apa yang tidak dibahas di sini? Saran Prasyarat
tidak cukup cerdas untuk menghafalkan huruf-huruf kanji sehingga hampir tidak memuatnya sama sekali. Jadi saat kamu pergi ke Jepang atau mengunjungi situs bahasa Jepang, kagetlah, karena kamu akan menyadari bahwa pada dasarnya kamu tidak bisa membaca apapun! Akar permasalahannya adalah mereka mencoba mengajari kamu bahasa Jepang dengan cara berpikir bahasa Indonesia. Mereka ingin mengajari kamu "Halo, nama saya Jaya" langsung di halaman pertama, tanpa menjelaskan semua mekanisme dan cara berpikir yang dipakai di belakang layar. Mereka mungkin mengajari kamu kata-kata dalam bentuk sopannya sebelum memperkenalkan bentuk dasarnya, padahal cara tersebut tentunya terbalik dan tidak masuk akal. Mereka juga mungkin menyertakan subjek kalimatnya walaupun hal tersebut tidak diperlukan dan umumnya dihilangkan. Sebetulnya, cara yang paling umum untuk mengatakan "Nama saya Jaya" ternyata "adalah Jaya". Ini karena sebagian besar informasinya bisa dipahami dari konteks sehingga diabaikan. Tapi apakah buku-buku tersebut menjelaskan dasar-dasar bahasa Jepang seperti ini? Tidak, karena mereka sibuk membuat kamu menghafal ungkapan-ungkapan "berguna" sejak awal. Hasilnya adalah buku yang berisi aturan-aturan rumit "gunakan ini kalau kamu ingin mengucapkan ini" dan pembaca akhirnya kebingungan mengenai cara kerja bahasa Jepang yang sebenarnya. Solusi masalah ini adalah menjelaskan bahasa Jepang dari sudut pandang orang Jepang. Ambil bahasa Jepang, lalu jelaskan dari dasar bagaimana bahasa tersebut bekerja. Karenanya, diperlukan urutan penjelasan yang masuk akal di bahasa Jepang. Kalau kamu perlu tahu A untuk memahami suatu ungkapan B, jangan ajarkan B terlebih dahulu hanya karena ungkapan tersebut dirasa penting. Pada dasarnya, yang diperlukan adalah panduan menguasai bahasa Jepang menggunakan cara berpikir orang Jepang.
dari suatu kalimat bahasa Jepang. Setelah pembaca menjadi akrab dan nyaman dengan cara kerja bahasa Jepang, keharfiahan terjemahan akan perlahan-lahan dikurangi sehingga menjadi lebih enak dibaca guna mendukung pembahasan topik-topik lanjut. Perlu diketahui bahwa membangun fondasi tata bahasa secara sistematis memiliki kekurangan di samping kelebihan. Di bahasa Jepang, konsep bahasa yang paling dasar ternyata juga yang paling sulit untuk dipahami. Lalu, kata-kata yang paling umum sayangnya punya banyak aturan perkecualian. Ini berarti bagian tersulit dari bahasa Jepang malah akan kita pelajari di awal-awal. Buku-buku pada umumnya tidak mengambil jalur seperti itu, takut para pembaca akan kebingungan atau malah kabur. Mereka menunda pembahasan konjugasikonjugasi tersusah dan menutup-nutupinya sambil langsung mengajarkan ungkapanungkapan umum (yang saya maksud khususnya adalah konjugasi bentuk lampau). Hal tersebut sah-sah saja, namun malah akan menimbulkan lebih banyak masalah dan kebingungan di tengah jalan sebagaimana membangun rumah di atas fondasi yang rapuh. Dalam mempelajari bahasa, bagian yang susah mau tidak mau pasti akan dipelajari, tidak peduli apakah itu sejak awal ataupun akhir-akhir. Nah, kalau dipelajari sejak awal, bagianbagian yang mudah malah akan menjadi jauh lebih mudah karena cocok dengan fondasi awal yang telah dibangun. Tata bahasa Jepang sebetulnya sangatlah konsisten. Kalau kamu mempelajari aturan-aturan tersulitnya, kamu akan melihat bahwa banyak tata bahasa sisanya memanfaatkan aturan-aturan dasar tersebut. Dari situ, bagian yang menantang tinggal mengingat kombinasi-kombinasi yang mungkin dari aturan dasarnya untuk menggunakannya di situasi yang benar. Catatan: Sebelum menggunakan tutorial ini, ingat bahwa tanda kurung setengah seperti ini: adalah versi Jepang dari tanda kutip ("").
Saran
Saran saya saat berlatih bahasa Jepang: kalau suatu saat kamu kebingungan mengungkapkan suatu pemikiran bahasa Indonesia menggunakan bahasa Jepang, maka lebih baik tidak usah
membuang-buang waktu mencoba menerjemahkannya sendiri. Hampir selalu, terjemahan yang kamu hasilkan akan kacau. Selalu ingatlah hal ini: kalau kamu belum tahu cara mengungkapkan sesuatu, maka kamu memang belum tahu. Sebagai alternatifnya, tanyalah orang yang lebih tahu dan minta penjelasannya. Dengan cara ini, kamu akan belajar langsung dari bahasa Jepangnya yang benar. Tidak seperti saat menjawab soal matematika, kamu tidak perlu menjabarkan langkah-langkah untuk mendapatkan jawabannya. Kalau kamu berlatih dari jawabannya, kamu akan menumbuhkan kebiasaan baik yang akan membantumu mencipkatan kalimat-kalimat bahasa Jepang yang benar dan alami. Karena itulah saya orang yang percaya akan metode "belajar dari contoh". Contoh dan pengalaman adalah senjata utamamu dalam menguasai bahasa Jepang. Oleh karenanya, kalau kamu tidak sepenuhnya paham suatu penjelasan saat pertama kali mempelajarinya, jangan terlalu khawatir! Teruslah melangkah sambil menjadikan penjelasan tersebut sebagai referensi saat kamu menemukan lebih banyak contoh penggunaannya. Ini akan membuat kamu lebih bisa merasakan penggunaanya di berbagai macam situasi. Sayangnya, menuliskan contoh kalimat membutuhkan banyak waktu. (Saya mencoba berusaha sebaik mungkin!) Untungnya buat kamu, bahasa Jepang ada di mana-mana, terlebih lagi di Internet. Saya menyarankan untuk melatih bahasa Jepangmu sebanyak mungkin dan hanya membuka tutorial ini saat kamu menemui tata bahasa yang baru. Hanya dari Internet pun, kamu sudah bisa mendapat banyak materi termasuk situs, forum, dan chatting. Membeli buku maupun komik berbahasa Jepang juga merupakan cara yang baik (dan menyenangkan) untuk menambah perbendaharaan kata dan melatih kemampuan membaca. Lalu, saya juga percaya bahwa tidak mungkin mempelajari cara berbicara dan melatih pendengaran tanpa panutan. Berlatih berbicara dan mendengar dengan orang yang sudah mahir bahasa Jepang adalah keharusan kalau kamu ingin menguasai keterampilan bercakap-cakap. Walaupun materi suara seperti kaset pelajaran, lagu, anime, drama, dan acara TV lainnya sangatlah mendidik, tidak ada yang lebih baik dari manusia nyata untuk ditiru cara pengucapannya, intonasinya, dan aliran pembicaraan alaminya. Kalau kamu punya pertanyaan yang tidak ada jawabannya di tutorial ini, kamu bisa bertanyatanya pada forum berbahasa Inggris yang dikelola penulis: www.guidetojapanese.org/forum/ Untuk bertemu, bertanya-tanya, dan belajar bahasa Jepang dengan orang-orang Indonesia, kamu bisa kunjungi situs yang dikelola oleh penyadur tutorial ini: yumeko.web.id Jangan kecil hati karena banyaknya materi yang harus dikuasai. Ingat, setiap kata atau tata bahasa baru yang kamu pelajari berarti kamu selangkah lebih dekat dalam menguasai bahasa Jepang!
Prasyarat
Karena bahasa Jepang ditulis menggunakan huruf Jepang di tutorial ini (memang seharusnya TIDAK menggunakan huruf latin atau biasa disebut romaji), maka komputer kamu harus bisa menampilkan font Jepang. Jika tidak terlihat seperti , maka kamu perlu menginstall font bahasa Jepang atau menggunakan situs gateway untuk
mengubah hurufnya menjadi gambar. Instruksi menginstall font bahasa Jepang dan situs gateway ada di bawah: Computing in Japanese Gateway Penerjemah (jauh lebih lambat) Lalu pastikan untuk menggunakan browser yang baru untuk menikmati tampilan stylesheet yang benar. Saya menyarankan Firefox. Kalau browser kamu mendukungnya, pada contoh kalimat kamu bisa mengarahkan kursor mouse kamu ke atas suatu kata bahasa Jepang dan selang waktu tertentu bacaan dan artinya akan muncul. Coba di contoh kalimat berikut: Tentu saja, nanti kita akan belajar huruf yang bernama hiragana sehingga cara membaca kanji akan ditunjukkan dengan huruf hiragana, tidak menggunakan romaji seperti pada contoh di atas. Beberapa istilah maupun singkatan juga akan diterangkan dengan cara di atas, agar tidak terlalu memenuhi penjelasan dengan kurung buka dan kurung tutup. Istilah-istilah yang memiliki penjelasan tersebut akan diberi garis bawah putus-putus. Sebagai contoh, daripada menuliskan "Tokyo (ibu kota Jepang)", bisa diberikan "Tokyo". Silahkan gunakan mouse kamu. Kamu juga bisa pergi ke WWWJDIC untuk memasukkan langsung suatu kalimat panjang, dan nanti sistemnya akan memberikan arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut. Semua materi di sini, termasuk contoh kalimat, adalah hasil karya saya sendiri kecuali jika disebutkan. Semoga kamu senang membaca tutorial ini sebagaimana perasaan saya waktu menulisnya. Penulisan buku ini merepotkan dan memakan waktu, namun entah bagaimana bercampur dengan perasaan puas yang meluap-luap. Kesalahan tulis dan penerjemahan versi bahasa Indonesia bisa dikirim ke penyadur melalui Yumeko. Pesan dan saran untuk penulis bisa disampaikan dengan bahasa Inggris di Japanese Grammar Guide Forum. Tidak perlu ada basa-basi lagi. Selamat belajar! -Tae Kim
Siste m Bab Sebelumnya (Pendahuluan) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Hiragana) Menu lis Bahasa Jepang
Intonasi
Di bab berikutnya, akan dibahas panjang lebar bahwa tiap huruf hiragana (dan berarti juga katakana) sudah melambangkan suatu suku kata, kecuali huruf hiragana ( dan katakana ). Sebagai contoh, huruf melambangkan suku kata "ri" dan huruf melambangkan suku kata "sa". Ini bisa dibandingkan dengan bahasa Indonesia, yang perlu menggabungkan huruf konsonan dan vokal untuk membentuk suku kata tersebut. Sistem seperti hiragana membuat pengucapan menjadi jelas dan tidak ambigu. Namun, kesulitannya terdapat pada intonasi. Membedakan suara tinggi dan rendah adalah hal yang penting bagi bahasa Jepang lisan. Sebagai contoh, homofon bisa memiliki tinggi rendah suara yang berbeda sehingga jika diucapkan bunyinya berbeda walaupun bentuk tertulisnya sama. Halangan terbesar untuk berbicara dengan benar dan alami adalah masalah intonasi. Banyak murid yang berbicara tanpa memperhatikan intonasi sehingga terdengar tidak alami (terkenal di Jepang sebagai logat luar negeri). Akan menyulitkan jika kamu berusaha menghafal intonasi tiap kata, apalagi karena intonasi bisa berubah bergantung konteks dan logat wilayah. Satu-satunya cara yang praktis untuk menguasainya adalah dengan latihan meniru orang Jepang berbicara lewat acara anime, drama, dan media-media lainnya. Yang dibahas di bagian ini
y y
Hiragana - Alfabet fonetis utama bahasa Jepang. Digunakan terutama untuk keperluan tata bahasa. Bisa juga digunakan untuk menunjukkan cara membaca kanji yang susah bahkan malah menggantikannya. Bab ini akan membahas semua huruf hiragana. Katakana - Alfabet yang pada umumnya digunakan untuk menuliskan kata serapan yang tidak memiliki kanji. Bab ini akan membahas semua huruf katakana. Kanji - Pengadopsian sistem menulis China untuk bahasa Jepang. Bab ini membahas sifat-sifat umum kanji dan beberapa strategi untuk mempelajari kanji (dengan benar).
- Hiragana
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. 5. Apa itu hiragana? Suara-suara modifikasi dan kecil kecil Suara vokal panjang
n (n)
t (chi) (tsu)
s (shi)
k a
(fu)
u e o
* = usang (tidak dipakai lagi) Hiragana tidaklah terlalu susah, sehingga ada banyak situs dan program gratis yang mengajarkannya. Saya sangat menyarankan kamu pergi ke situs ini untuk mendengar pelafalan tiap hurufnya. Bagian yang relevan adalah 2.1 sampai 2.11. Saya juga menyarankan kamu merekam suaramu sendiri dan membandingkannya dengan suara yang benar. Saat berlatih menulis hiragana, jangan lupa bahwa urutan dan arah penulisan guratannya tidak boleh semaunya sendiri. Lihat, saya bahkan membuat tulisannya miring, digarisbawahi, dan ditebali untuk menekankan hal tersebut. Percayalah, kamu akan menemukan bahwa hal tersebut memang penting saat membaca tulisan tangan terburu-buru orang lain yang mirip cakar ayam. Satu-satunya hal yang akan membantumu adalah bahwa setiap orang menulis hiragana dengan urutan guratan yang sama, sehingga "aliran" garisgarisnya konsisten dari satu orang ke orang lain. Saya sangat menyarankan bahwa kamu mempelajari cara menulis yang benar sejak awal untuk menghindari kebiasaan menulis yang salah. Kunjungi situs ini untuk melihat animasi cara menulis tiap huruf. Beberapa contoh kata yang bisa kamu tulis dengan huruf-huruf pada tabel di atas adalah ( cinta), ( indah), (bernyanyi), dan ( salah satu nama keluarga yang umum di Jepang). Sebagai pengetahuan, ada puisi Jepang kuno bernama yang dulunya dijadikan dasar untuk mengurutkan huruf-huruf hiragana. Puisi itu memuat setiap huruf hiragana kecuali karena mungkin pada waktu itu belum ada. Kamu bisa melihat puisi tersebut di artikel Wikipedia ini. Seperti yang ditulis di artikel tersebut, kadang-kadang urutan "iroha" ini masih dipakai, jadi tidak ada salahnya melihat-lihat. Catatan 1. Kunjungi situs ini untuk mendengar pelafalan setiap huruf hiragana. Berkas-berkas suaranya ada mulai dari 2.1 sampai 2.11. Kalau kamu tidak bisa mendapatkan berkas suaranya, ikuti panduan membacanya di bawah.
2. Kecuali dan kamu bisa tahu bagaimana suatu huruf dibunyikan dengan memasangkan konsonan yang ada di atas tabel dengan vokal yang ada di kanan tabel. Sebagai contoh, ( konsonan "m", vokal "a") dibaca "ma" dan ( konsonan "k", vokal "i") dibaca "ki". 3. Sebagaimana tertulis di tabel, beberapa suara memiliki perkecualian. Sebagai contoh, dibaca "chi" bukan "ti" dan dibaca "tsu" bukan "tu". 4. dibaca seperti "syi" pada "syirik" 5. dibaca seperti "ci" pada "cicak" 6. Suara "r" di Jepang tidak sama dengan suara "r" di bahasa Indonesia. Getarannya lebih halus, dan berada di antara suara "l" dan "r"-nya bahasa Indonesia. Hati-hati dengan pelafalan semua huruf di kolom tersebut. 7. Vokal "e" di Jepang terdengar seperti suara "e" pada "enak" dan BUKAN seperti pada "elus". Jadi sebagai contoh, dibaca seperti "he" pada "heran" dan BUKAN seperti pada "helai". 8. Camkan baik-baik beda pelafalan antara "tsu" dengan "su". 9. Suara "t" pada akan menempel pada huruf yang mendahuluinya. Sebagai contoh, ( menunggu) dibaca "mat-su". 10. Huruf bersifat khusus karena jarang digunakan sendiri dan tidak memiliki suara vokal. Huruf tersebut ditempel di belakang huruf lain untuk membuat suara mati "n". Sebagai contoh, dibaca "te" sehingga ( titik) dibaca "ten". ( aneh) dibaca "hen", ( teluk) dibaca "wan", dan seterusnya. 11. Huruf akan disuarakan "m" pada kata-kata tertentu, misalnya (pemula) yang dibaca "shimmai". juga dibaca "ng" pada kata-kata tertentu, misalnya ( mekar penuh) yang dibaca "mangkai". Sebetulnya ada aturan perubahan suaranya, namun cara terbaik untuk menguasainya adalah dengan banyak mendengar bahasa Jepang. Kalau telinga kamu sudah terbiasa, nantinya kamu akan paham aturan tersebut di bawah sadar dan bisa melafalkan dengan benar secara otomatis. 12. Sekali lagi, kamu harus menuliskan guratan-guratannya dengan urutan dan arah yang benar! Kunjungi situs ini untuk mempelajarinya.
Suara-suara modifikasi
Setelah menghafal semua huruf hiragana pada tabel di atas, kamu hampir selesai mempelajari alfabetnya tetapi belum semua suaranya. Ada lima suara konsonan lain yang didapat dengan menambahkan dua garis kecil yang mirip tanda kutip yaitu dakuten () atau lingkaran kecil yang disebut handakuten (). Kalau kamu mencoba melafalkannya, kamu akan sadar bahwa suara-suara modifikasi tersebut dibunyikan dengan gerakan lidah yang mirip dengan suara aslinya. Sebagai contoh, coba bandingkan gerakan lidahmu saat mengucapkan ( ta) dan suara modifikasinya ( da). Secara teknis, suara-suara modifikasi ini dinamakan "suara yang dibunyikan" (voiced) yang di bahasa Jepang adalah (nigori, berlumpur). Secara umum, perubahan suara yang mungkin adalah kg, sz, td, hb, dan hp. Seperti pada tabel sebelumnya, ada juga beberapa perkecualian. Semua konsonan berlumpur tersebut ada di tabel berikut:
u e o
Beberapa contoh kata yang bisa dibentuk dengan huruf-huruf baru tersebut adalah (bodoh), (menari), dan (suatu permainan papan yang populer di Jepang). Catatan 1. Kunjungi situs ini untuk mendengar suara-suara baru tersebut. Suara-suaranya ada di akhir bagian 2.2, 2.3, 2.4, dan 2.6. 2. Perhatikan bahwa bunyi pada dasarnya sama dengan yaitu "ji", dan diucapkan seperti "dzu". 3. Suara "ji" pada kebanyakan kata umumnya dituliskan dengan . Contohnya adalah ( huruf China). Contoh kata yang menggunakan adalah ( rambut keriting).
dan kecil
Kamu juga bisa menggabungkan suatu konsonan dengan suara "ya", "yu", "yo" dengan cara menempelkan atau kecil di belakang huruf-huruf dengan vokal "i". Sebagai contoh, dibaca "kiya" sedangkan dibaca "kya". Jadi sebetulnya suaranya sama dengan membaca cepat gabungan versi huruf besarnya. Semua kombinasi dan kecil yang mungkin p b j (ja) (ju) g r m h n c (cha) (chu) s (sha) (shu) k ya
yu
(jo)
(cho)
(sho)
yo
Beberapa contoh kata yang bisa dituliskan adalah (penyanyi), (sihir), dan (tahun lalu). Catatan 1. Seperti tabel sebelumnya, pasangkan konsonan di atas dengan vokal di kanan. Sebagai contoh, dibaca "kya". 2. Beberapa gabungan memiliki alternatif pengejaan dalam huruf latin. Sebagai contoh, ada juga yang menuliskan sebagai "jya". Di tabel diberikan penulisan yang paling umum. 3. Kunjungi situs ini untuk mendengar pengucapan suara-suara yang baru ini. Penulisnya memilih untuk menyertakan dan tapi kombinasi-kombinasi tersebut sebetulnya tidak pernah dipakai karena ada dan . 4. Suara dan terdengar seperti "sya" (syair), "syu" (syukuran), dan "syo" (bahasa Inggris show). 5. Suara dan terdengar seperti "ca" (cacing), "cu" (culik), dan "co" (coret).
kecil
kecil diselipkan di antara dua huruf untuk membawa suara konsonan huruf kedua ke akhir dari huruf pertama. Sebagai contoh, kalau kamu memasukkan kecil di antara dan untuk membuat ( pasti), maka suara konsonan "t" dibawa ke akhir dari huruf pertama sehingga menjadi "kitto". Contoh lainnya adalah (sejenis monster) yang dibaca "kappa" dan ( dengan erat) yang dibaca "gyutto". Saya telah membuat berkas mp3 yang menggambarkan beda pelafalan antara dengan . Kalau kamu bertanya-tanya, ya, keduanya adalah kata nyata dan ya, keduanya memiliki arti sendiri-sendiri. Untuk menggandakan konsonan "n", yang digunakan adalah . Sebagai contoh, penulisan "onna" (perempuan) adalah , BUKAN . Catatan 1. kecil dipakai untuk membawa suara konsonan dari huruf kedua ke akhir huruf pertama. Contohnya, dibaca "nacchi". 2. Unduh berkas mp3 ini untuk mendengar beda antara ( sumber) dengan ( lebih). 3. digunakan untuk menggandakan konsonan "n". Contohnya adalah ( suami).
4. Suara konsonan ganda ini terdengar seperti suara terpotong. Ingatlah untuk memotong dengan konsonan yang benar, yaitu konsonan huruf kedua.
Sebagai contoh, kalau kamu ingin memperpanjang suara "a" dari , maka kamu tinggal menambah sehingga hasilnya . Contoh lainnya adalah , , , , dan . Penalarannya cukup mudah. Coba ucapkan dan secara terpisah. Lalu ucapkan mereka secara berurutan secepat mungkin. Kamu akan sadar bahwa kedengarannya persis seperti kamu mengucapkan "ka" untuk jangka waktu yang lebih panjang. Kamu bisa mencoba latihan ini dengan suara vokal lainnya. Ingatlah bahwa kamu sebetulnya mengucapkan dua huruf tapi dengan batas yang samar. Bahkan, kamu mungkin tidak perlu berpikir keras tentang vokal panjang dan cukup mengucapkan dua hurufnya dengan cepat untuk mendapatkan suara yang benar. Sebagai tambahan, walaupun suara vokal "e" yang diikuti umumnya dianggap sebagai suara vokal panjang, pengucapannya sebetulnya adalah suara "e" yang tersambung secara mulus dengan "i". Sebagai contoh, pengucapan pada ( guru) mirip dengan bahasa Inggris "say" yang diucapkan dengan panjang. Menahan suara vokalnya cukup lama adalah hal yang sangat penting, sebab salah-salah kamu bisa mengucapkan "sini" () padahal yang kamu maksud adalah "SMU" (). Atau kamu bisa membuat "nenek" () tertukar dengan "bibi" (). Ada beberapa kasus di mana suara "e" diperpanjang dengan menambahkan dan suara "o" diperpanjang dengan . Beberapa contohnya adalah ( kakak perempuan), ( banyak), dan ( besar). Perhatikan perkecualianperkecualian tersebut, tapi tidak usah terlalu khawatir karena jumlahnya tidak terlalu banyak.
Bab Sebelumnya (Hiragana) | Isi bab ini 1. Apa itu Kat aka na? 2. Suar a vok al panj ang 3. keci l 4. Beb erap a cont oh kata yan g men ggu nak an kata kan a
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, katakana digunakan terutama untuk kata yang diimpor dari bahasa asing. Kata-kata impor tersebut banyak yang berasal dari bahasa Inggris. Katakana juga bisa digunakan untuk menekankan kata-kata tertentu sebagaimana penggunaan huruf tebal. Untuk daftar penggunaan yang lebih lengkap, kamu bisa melihat artikel Wikipedia mengenai katakana Katakana melambangkan suara-suara yang sama dengan hiragana, namun tentu saja semua hurufnya berbeda. Kalau dipikir-pikir, ini tidaklah aneh karena di bahasa Indonesia juga terdapat dua jenis huruf yaitu huruf besar dan huruf kecil yang sebetulnya melambangkan suara yang sama. Karena kata-kata bahasa asing harus dipaksa mengikuti kombinasi konsonan+vokal bahasa Jepang, banyak yang mengalami perubahan radikal sampai-sampai pembicara bahasa aslinya tidak bisa menyadarinya dengan mudah. Sebagai hasilnya, penggunaan katakana sangatlah susah bagi pengguna bahasa Inggris, karena mereka berprasangka kata-kata dari bahasa Inggris terdengar seperti... bahasa Inggris. Jadi, lebih baik melupakan kata bahasa Inggris aslinya dan perlakukan kata-kata impor tersebut sebagai kata bahasa Jepang. Kalau tidak, kamu bisa memiliki kebiasaan mengucapkannya dengan pelafalan bahasa Inggrisnya (dan orang Jepang belum tentu paham hal tersebut). Tabel katakana n (n) w r y m h n t (chi) (tsu) s (shi) k a
(fu)
u e o
* = usang atau jarang dipakai Katakana jauh lebih sulit dikuasai dibanding hiragana karena hanya digunakan untuk katakata tertentu, sehingga kesempatan untuk berlatih membacanya lebih jarang. Untuk belajar urutan guratannya (ya, kamu juga perlu melakukannya untuk katakana) kunjungi situs ini. Lalu, karena bahasa Jepang tidak memiliki spasi, kadang-kadang simbol digunakan untuk menunjukkan batas kata misalnya pada ( rock and roll). Penggunaan simbol tersebut tidak mutlak, jadi kadang-kadang tidak digunakan apapun untuk menggantikan spasi pada istilah aslinya.
Catatan 1. Semua suaranya sama dengan hiragana. 2. Empat huruf dan sangat mirip satu sama lain. Pada dasarnya, bedanya adalah dua huruf pertama lebih "horizontal" dibanding dua huruf terakhir. Garis kecilnya digambar lebih mendatar dan lengkungan panjangnya digambar dari bawah ke atas. Dua huruf terakhir memiliki garis kecil yang hampir vertikal dan lengkungan panjangnya digambar dari atas ke bawah. Huruf-huruf ini susah dibedakan sehinggan dibutuhkan kesabaran dan banyak latihan. 3. Kamu juga perlu hati-hati dengan dan , juga dan . Ya, mereka mirip-mirip dan sayangnya kita tidak bisa melakukan apa-apa. 4. Kamu harus belajar urutan dan arah guratannya! Kunjungi situs ini untuk mempelajarinya. 5. Kadang-kadang digunakan untuk menggantikan spasi pada bahasa aslinya.
kecil
Karena keterbatasan suara-suara hiragana, pada perkembangannya dibuat beberapa kombinasi baru untuk membuat suara-suara yang aslinya tidak ada di bahasa Jepang. Yang paling utama adalah tidak adanya suara "ti", "di", "tu", dan "du" (karena yang ada adalah "chi", "ji", "tsu", dan "dzu") beserta suara "f" kecuali . Konsonan "sh", "j", dan "ch" juga tidak memiliki gabungannya dengan vokal "e". Untuk mengatasi hal tersebut, keputusannya adalah dengan menambahkan versi kecil dari kelima suara vokal. Huruf-huruf kecil tersebut juga bisa digabungkan dengan suara konsonan "w" untuk menggantikan hurufhuruf yang sudah usang. Sebagai tambahan, bisa diberi dakuten sehingga menjadi yang bisa digabung dengan kecil untuk membuat suku kata dengan konsonan "v". Tapi suara "v" tersebut tidak banyak dipakai, mungkin karena orang Jepang masih susah mengucapkan "v" dan lebih memilih untuk mendekatinya dengan suara "b". Sebagai contoh, "volume" dalam bahasa Jepang dituliskan sebagai (boryuumu), menggunakan suara "b" dan bukan "v". "violin" bisa ditulis baik ( baiorin) maupun ( vaiorin), dan tidak masalah menggunakan yang mana karena pada akhirnya kebanyakan orang Jepang akan membaca yang manapun dengan suara "b". Pada tabel berikut, suara-suara yang dulunya tidak ada disorot. Suara lain yang sudah ada digunakan sesuai keperluan.
Suara tambahan v Catatan 1. Perhatikan bahwa tidak ada suara "wu". Sebagai contoh, katakana untuk "woman" (wanita) adalah ( uuman). 2. Walaupun suara "tu" (seperti pada "tubuh") bisa dibuat dengan , sebelum kombinasi tersebut ada digunakan ( tsu) untuk mendekati suara tersebut. Setelah kombinasi dibuat, kata-kata yang terlanjur menggunakan tidak berganti. Contohnya adalah "tool" (alat) yang ditulis (tsuuru) dan "tour" (tur) yang ditulis (tsuaa). 3. Di zaman kuno, tanpa suara-suara baru ini seringkali tidak ada pilihan selain mengambil huruf-huruf dari tabel tanpa memperhatikan pengucapan yang sebenarnya. Di bangunan kuno, kamu mungkin masih bisa melihat ( birujingu) dan bukan ejaan modernnya ( birudingu). Kebetulan, ini adalah kasus yang terjadi di bangunan Shin-Maru di seberang stasiun Tokyo tempat saya bekerja. Ironisnya, huruf pertama Shin-Maru () berarti "baru". w f ch d t j sh a i u e o
India Indonesia cheating (curang) tour (tur) company employee (pegawai kantoran) Mozart car horn (klakson) sofa Halloween French fries (kentang goreng)
Sekarang kamu menyuruhku belajar ba ha Bab Sebelumnya (Katakana) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Tata Bahasa Dasar) sa China???
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. Apa itu Kanji? Mempelajari Kanji Membaca Kanji Kenapa Kanji?
Di bahasa Jepang, hampir semua nomina dan akar dari verba dan adjektiva ditulis dengan huruf China yang dinamakan kanji. Adverbia juga cukup sering ditulis dalam kanji. Ini berarti kamu perlu mempelajari huruf-huruf China untuk bisa melek huruf. Tapi tidak semua kata ditulis menggunakan kanji. Sebagai contoh, verba 'melakukan' sebetunya punya kanji, namun selalu ditulis menggunakan hiragana. Untuk menentukan apakah suatu kata harus ditulis menggunakan hiragana atau kanji, diperlukan pertimbangan kata per kata dan pengetahuan tentang bagaimana suatu kata biasanya ditulis. Tapi, sebagian besar kata bahasa Jepang yang memiliki kanji hampir selalu ditulis menggunakan kanji. (buku anak-anak dan beberapa bacaan lain di mana pembacanya tidak diharapkan tahu banyak kanji adalah perkecualian) Tutorial ini akan menggunakan kanji sejak awal untuk membantu kamu latihan membaca bahasa Jepang "asli" secepat mungkin. Oleh karenanya, kita akan membahas beberapa sifat kanji dan mengenal beberapa strategi untuk mempelajarinya dengan cepat dan efisien. Menguasai kanji bukanlah hal yang mudah, tapi dengan usaha yang giat siapapun bisa mencapainya. Bagian tersusah dari perjalanan ini adalah menguasai kemampuan belajar kanji dan masalah waktu. Secara kasarnya, agar hafalan kanji kita tidak berhenti hanya sampai ingatan jangka pendek, kamu perlu belajar banyak dan yang paling penting untuk jangka waktu yang panjang. Yang saya maksud bukanlah belajar lima jam tiap hari namun mengulas cara menulis kanji sekali tiap beberapa bulan sampai kamu yakin bahwa kamu kanji tersebut benar-benar telah tertanam dalam ingatan. Tidak ada alasan baik untuk menunda pekerjaan besar mempelajari kanji sampai "tingkat lanjut". Dengan mempelajari kanji bersamaan dengan kosakata baru sejak awal, tugas besar menguasai kanji bisa dibagi menjadi tahaptahap kecil yang lebih mudah dikelola, dan waktu tambahan tersebut membantu melekatkan kanji yang telah dipelajari ke ingatan permanen. Sebagai tambahan, mengetahui kanji akan sangat membantu kamu mempelajari kata-kata baru, yang seringkali merupakan gabungan dari kanji-kanji yang telah kamu pelajari. Contohnya, kalau kamu telah mengetahui kanji "bergerak" (), kanji "menanam" (), dan kanji "benda" (), maka pengetahuan tersebut akan membantu kamu mempelajari bahasa Jepang "binatang" yaitu () dan "tumbuhan" yaitu (). Ya, di bahasa Jepang binatang adalah "benda yang bergerak" dan tanaman adalah "benda yang ditanam"! Kalau kamu mempelajari kanji belakangan, keuntungan ini tidak akan diperoleh.
Mempelajari Kanji
Semua materi yang kamu butuhkan untuk mulai belajar kanji tersedia di internet dengan gratis di Jim Breen's WWWJDIC. Selain kamusnya yang besar, situs tersebut punya diagram urutan guratan untuk 1.945 kanji jouyou (hampir seluruh kanji yang akan kamu jumpai). Terutama bagi yang baru mulai belajar, kamu perlu menulis setiap kanji berulang-ulang untuk menghafalkan urutan guratannya. Kemampuan penting lainnya adalah mempelajari cara menyeimbangkan tiap huruf sehingga bagian-bagiannya tidaklah terlalu besar maupun kecil. Jadi pastikan untuk meniru hurufnya semirip mungkin dengan contoh yang ada. Pada akhirnya, kamu akan otomatis menguasai cara menulis bagian-bagian yang sering muncul sehingga kalau kamu menemui kanji baru kamu akan langsung tahu cara menulisnya dengan benar. Semua kanji di tutorial ini bisa dengan mudah dicari di WWWJDIC dengan copypaste.
Membaca Kanji
Hampir semua kanji memiliki dua jenis pengucapan yaitu on-yomi dan kunyomi (). On-yomi adalah bacaan aslinya dari China dan kun-yomi adalah bacaan Jepangnya. Kanji yang berdiri sendiri biasanya dibaca dengan kun-yomi sedangkan kanji yang merupakan bagian dari kata gabungan atau jukugo ( )biasanya dibaca dengan onyomi. Sebagai contoh, , tenaga dibaca dengan kun-yomi sedangkan huruf yang sama di kata gabungan seperti , kemampuan dibaca dengan on-yomi (dalam kasus ini ). Huruf-huruf tertentu (terutama yang paling umum) bisa memiliki lebih dari satu on-yomi maupun kun-yomi. Contohnya, pada kata , kekuatan super, dibaca dan bukan seperti pada contoh sebelumnya. Beberapa kata gabungan juga punya bacaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan bacaan huruf-huruf pembentuknya. Contohnya adalah yang berarti "pagi ini" dan dibaca . Bacaan khusus ini harus dihafalkan secara terpisah. Untungnya, bacaan khusus tersebut jarang-jarang. Kun-yomi juga digunakan untuk adjektiva dan verba. Kata-kata tersebut sering diakhiri oleh sejumlah hiragana yang disebut okurigana (). Bacaan yang termuat di dalam huruf Chinanya akan tetap sama walaupun katanya dikonjugasi ke berbagai macam bentuk. Sebagai contoh, bentuk lampau verba "makan" )(adalah . Walaupun verbanya berubah bentuk, tetap dibaca sama yaitu . Konsep lain yang pada awalnya susah ditangkap adalah bacaan suatu kanji bisa sedikit berubah di dalam kata gabungan agar katanya lebih mudah diucapkan. Perubahan yang umum terjadi contohnya suara "h" berubah menjadi "b" atau "p" dan yang menjadi . Contohnya adalah (, segelas), seksamadan , sekolah. Aspek menyenangkan kanji yang lainnya adalah kata-kata yang arti dasarnya sama dan dibaca sama namun memiliki kanji yang berbeda untuk menyampaikan perbedaan nuansa yang tipis. Contohnya berarti "mendengar" dan begitu juga . Bedanya adalah berarti kita lebih memperhatikan yang didengarkan. Misalnya, pada kasus mendengar musik yang digunakan hampir selalu dan bukan . juga bisa berarti "bertanya", namun selalu berarti "bertanya". Contoh lainnya adalah yang berarti "melihat", namun untuk melihat pertunjukan misalnya film bioskop sering digunakan kanji lain yaitu . Contoh menarik lain adalah yang berarti "menulis" dan yang berarti "menggambar". Ada juga kasus di mana arti dan kanjinya tetap tapi bacaanya bermacam-macam, misalnya "hari ini" yang bisa dibaca maupun . Dalam kasus ini, sebetulnya tidak masalah bacaan mana yang dipakai, walaupun bacaan tertentu lebih dipilih pada situasi tertentu.
Terakhir, ada satu huruf yang mungkin lebih merupakan tanda baca. Tanda tersebut berarti bahwa huruf sebelumnya diulang. Contohnya, dan bisa dan biasanya ditulis sebagai . Selain "fitur-fitur" kanji yang telah disebutkan, masih ada beberapa keanehan dan kejutan menyenangkan yang akan kamu temui saat kamu memperdalam studi bahasa Jepangmu. Silahkan putuskan sendiri apakah pernyataan tersebut merupakan sarkasme. Namun, janganlah takut dan menganggap bahwa bahasa Jepang susahnya minta ampun. Kebanyakan kata di bahasa ini hanya memiliki satu penulisan kanji dan kebanyakan kanji hanya memiliki dua bacaan.
Kenapa Kanji?
Beberapa orang merasa bahwa sistem yang menggunakan simbol-simbol tak beraturan dan bukan alfabet yang sistematis bersifat kuno dan rumit secara berlebihan. Dan memang, mungking mengadopsi huruf China untuk bahasa Jepang bukanlah ide yang baik karena kedua bahasa tersebut strukturnya berbeda secara mendasar. Tapi tujuan tutorial ini bukanlah untuk mendebat keputusan yang telah dibuat beribu-ribu tahun yang lalu tetapi untuk menjelaskan kenapa kamu harus belajar kanji untuk menguasai bahasa Jepang. Dan saya berharap untuk menjelaskan lebih dari sekedar "memang harus begitu jadi lakukan saja!". Beberapa orang merasa bahwa seharusnya bahasa Jepang berganti dari huruf China ke romaji sehingga orang-orang asing tidak perlu dipusingkan dengan huruf-huruf kompleks. Pada kenyataannya, bahasa Korea relatif baru-baru ini sukses besar berpindah ke sistem penulisannya sendiri untuk menyederhanakan bahasa tertulisnya yang dulu juga menggunakan huruf China. Lalu mengapa hal ini tidak bisa terjadi untuk bahasa Jepang? Saya rasa pemerintah sebetulnya telah mencoba mengganti kanji dengan romaji sesaat setelah perang dunia kedua namun tidak menjumpai keberhasilan. Pasti seseorang yang telah mengetik cukup banyak bahasa Jepang di komputer bisa tahu kenapa hal tersebut tidak berhasil. Saat kamu berusaha mengkonversi hiragana menjadi kanji, kamu hampir selalu disogohi paling tidak dua pilihan (homofon) dan kadang bisa sampai sepuluh (coba ketik kikan). 46 atau berapalah jumlah suara di bahasa Jepang sangatlah sedikit, sehingga susah untuk menghindari homofon. Bandingkan dengan bahasa Korea yang memiliki 14 konsonan dan 10 vokal. Masing-masing konsonan ini bisa dipasangkan dengan vokal manapun sehingga ada 140 suara. Sebagai tambahan, konsonan ketiga bahkan keempat bisa ditambahkan untuk menghasilkan suatu huruf. Ini memberikan jumlah suara teoritis yang lebih dari 1960. (jumlah suara yang benar-benar dipakai jauh lebih sedikit, tapi saya tidak tahu berapa pastinya) Karena orang ingin membaca jauh lebih cepat dibanding saat berbicara, diperlukan sejenis petunjuk visual untuk memungkinkan pengenalan kata secara instan. Kamu bisa menggunakan bentuk kata di bahasa Indonesia untuk ngebut melintasi tulisan karena sebagian besar kata memiliki bentuk berbeda. Coba latihan kecil ini: hlao, waalupun seuma ktaa di kmaliat ini ejaanyna sahla, apkaah kmau mahsi bias membcaaku? Di bahasa Korea petunjuk visual ini juga ada karena bahasa tersebut memiliki jumlah huruf yang cukup banyak untuk membedakan bentuk-bentuk kata. Namun, karena petunjuk visualnya tidak sejelas kanji, spasi perlu digunakan untuk menghilangkan ambiguitas. (kapan di di mana menggunakan spasi ternyata menjadi masalah tersendiri)
Dengan kanji, bahasa Jepang tidak perlu dipusingkan oleh spasi dan banyak masalah yang berkaitan dengan homofon terselesaikan. Tanpa kanji, bahkan dengan bantuan spasi, ambiguitas dan kurangnya petunjuk visual akan menjadikan tulisan Jepang sangat susah dibaca.
Daftar Isi
y y y
Menyatakan "adalah" dan "bukanlah" - Kita akan belajar menyatakan keadaan benda: apakah sesuatu memang sesuatu atau bukan sesuatu. Pengenalan pada partikel - Bab ini menjelaskan cara menyatakan hubungan antar bagian kalimat dengan partikel topik maupun pengidentifikasi dan . Adjektiva - Mengulas sifat-sifat utama adjektiva. Kita akan belajar cara menggambarkan nomina dengan memodifikasinya langsung maupun dengan menggunakan partikel. Dasar-dasar verba - Mengulas sifat-sifat utama verba. Di bagian ini pengelompokan verba akan dibahas sehingga memungkinkan kita belajar aturan konjugasinya dengan mudah. Bentuk negatif verba - Membahas konjugasi negatif untuk verba. Kita akan belajar merubah kalimat "Saya akan pergi." menjadi "Saya tidak akan pergi." Bentuk lampau verba - Mengajarkan aturan konjugasi bentuk lampau verba. Kita akan belajar merubah kalimat "Saya akan pergi." menjadi "Saya waktu itu pergi." Partikel untuk verba - Bab ini mengulas partikel-partikel yang paling sering dikaitkan dengan verba. Kita akan belajar partikel objek langsung , partikel target , partikel arah , dan partikel konteks . Verba transitif dan intransitif - Kita akan belajar verba transitif dan intransitif beserta penggunaan partikel-partikel yang sesuai untuknya.
Klausa subordinat deskriptif dan urutan kata pada kalimat - Kita akan belajar memodifikasi nomina dengan verba atau klausa nomina terkonjugasi untuk membuat kalimat-kalimat yang lebih rumit. Partikel yang berkaitan dengan nomina - Kita akan belajar partikel yang berkaitan dengan nomina . Substitusi nomina umum juga akan dibahas yang memungkinkan kita membuat hampir apapun menjadi topik. Penggunaan untuk mengimplikasikan penjelasan juga akan dibahas. Menggunakan adverbia dan gobi - Bab yang singkat dan mudah sebagai penutup bagian ini. Bab ini mengulas cara mengubah adjektiva menjadi adverbia. Bab ini juga memperkenalkan dua akhiran kalimat yang sangat sering muncul dan berguna.
Daftar Isi
Tempelkan ke nomina atau adjektiva-na - Ikan. - Adalah ikan. - Cantik. - Bersifat cantik.
Gampang. Bisa dilihat bahwa fungsi adalah menyatakan keadaan benda positif. Namun ingatlah hal berikut:
Keadaan benda bisa dinyatakan tanpa menggunakan !
Ini bukanlah hal yang asing juga di bahasa Indonesia. Di bahasa kita sendiri, kalimat "ini ikan" sudah bisa dimengerti tanpa perlu kata "adalah". Pada bahasa Indonesia, kata "adalah" membuat kalimatnya terdengar lebih formal sehingga penggunaannya lebih untuk bahasa tertulis maupun pidato. Tidak ada aspek jenis kelamin maupun kesopanan. Namun di bahasa Jepang nuansa yang diberikan jauh berbeda. Keberadaan membuat kalimatnya terdengar lebih tegas, memaksa, dan dengan kata lain deklaratif. Oleh karenanya, yang lebih sering menggunakan di akhir kalimat adalah laki-laki. Di bahasa Jepang, gaya bahasa tegas juga berarti tidak sopan. Oleh karenanya, saat nanti belajar gaya bahasa sopan kita akan melihat bahwa tidak digunakan sebagai akhiran kalimat. Terakhir, karena hanya digunakan untuk membuat pernyataan, kamu tidak bisa menggunakannya saat bertanya. Deklaratif juga diperlukan di berbagai konstruksi yang mengharuskan keadaan benda dinyatakan dengan jelas. Ada juga kasus-kasus di mana kamu tidak boleh menempelkannya. Semuanya cukup merepotkan tapi untuk saat ini kamu belum perlu memikirkannya.
Ringkasan
Kita telah belajar mengkonjugasikan keadaan benda ke empat bentuk yang mungkin. Berikutnya kita akan belajar beberapa partikel, yang memungkinkan kita memberikan peran pada kata. Inilah tabel ringkasan konjugasi yang dipelajari di bab ini.
Ringkasan konjugasi keadaan benda Positif Negatif
Bukan ikan
Daftar Isi
Partikel-partikel dasar
Isi bab ini 1. Menentukan peran kata dengan partikel 2. Partikel topik 3. Partikel inklusif 4. Partikel identifikasi
Partikel topik
Partikel pertama yang akan kita pelajari adalah partikel topik. Pada intinya, partikel topik menunjukkan apa yang sedang kamu bicarakan, dengan kata lain topik kalimatmu. Sebagai contoh, misal seseorang mengatakan "Bukan murid." Ini adalah kalimat yang sudah benar pada bahasa Jepang, namun tidak jelas siapa yang sedang dibicarakan kecuali kita mengikuti pembicaraannya dari awal. Nah, dengan partikel topik kita bisa menyatakan apa yang
sebetulnya dibicarakan. Partikel ini adalah huruf . Perlu diingat bahwa walaupun partikel topik menggunakan huruf hiragana "ha", saat digunakan sebagai partikel topik pengucapannya selalu "wa".
Saat digunakan sebagai partikel topik, dibaca "wa"!
Di sini, Jaya menggunakan untuk menyatakan bahwa pertanyaannya adalah tentang Rina. Perhatikan bahwa Jaya tidak menggunakan di akhir pertanyaan, karena memang tidak boleh digunakan untuk membuat pertanyaan. Berikutnya, perhatikan bahwa Rina tidak menyebutkan topik apapun di jawabannya. Topiknya telah dibuat jelas oleh Jaya, sehingga Rina tidak perlu mengulangnya lagi. Terakhir, walaupun Rina tidak menggunakan deklaratif , mungkin pengguna laki-laki akan lebih memilih untuk menggunakannya supaya terdengar tegas.
Contoh 2 - Apakah Andre besok? - Bukan besok.
Karena konteksnya kurang, kita tidak punya informasi cukup untuk sepenuhnya memahami percakapan ini. Tentu saja, tidak mungkin bahwa yang dimaksud itu "Andre adalah besok." karena seseorang tidak mungkin menjadi "besok". Kalau ada konteksnya, asalkan kalimatnya berhubungan dengan Andre dan besok, artinya bisa bermacam-macam. Contohnya, mereka bisa saja membicarakan tentang kapan ujian diselenggarakan.
Contoh 3 - Hari ini ujian. - Bagaimana mengenai Andre? - Andre besok. (Mengenai Andre, ujiannya besok.)
Kita harus sadar bahwa konsep topik sangatlah umum. Suatu topik bisa saja secara tidak langsung mengacu pada suatu benda atau aksi lain. Sebagai contoh, pada kalimat terakhir contoh di atas, walaupun kalimatnya membicarakan mengenai kapan ujian untuk Andre, kata "ujian" tidak disebutkan! Di akhir bab ini kita akan melihat suatu partikel yang mengikat kata secara lebih kencang ke kalimat yaitu partikel identifikasi.
Partikel inklusif
Partikel lain yang sangat mirip dengan partikel topik adalah partikel topik inklusif. Fungsinya pada dasarnya sama dengan partikel topik namun dengan arti tambahan "juga". Intinya,
partikel tersebut menambahkan topik baru ke topik sebelumnya. Partikel topik inklusif ini adalah dan cara yang paling baik untuk memahaminya adalah dengan contoh:
Contoh 1 - Apakah kamu (Rina) murid? - Ya, dan Heri juga murid.
Perhatikan bahwa Rina harus konsisten dengan inklusinya. Tidak masuk akal untuk mengatakan "Saya murid, dan Heri juga bukan murid." Untuk kasus tersebut Rina akan menggunakan partikel untuk menghilangkan makna inklusi seperti pada contoh berikut:
Contoh 2 - Apakah kamu (Rina) murid? - Ya, tapi Heri bukan murid. Contoh 3 Ini juga salah satu kemungkinan: - Apakah kamu (Rina) murid? - Bukan, dan Heri juga bukan murid.
Kenapa Rina tiba-tiba membicarakan Heri, padahal Jaya hanya menanyakan Rina? Mungkin Heri sedang berdiri di sampingnya dan Rina ingin mengikutsertakannya dalam pembicaraan.
Partikel identifikasi
Kita bisa membuat topic menggunakan partikel dan . Tapi bagaimana kalau kita tidak tahu topiknya? Bagaimana kalau saya ingin bertanya, "Siapa yang murid?". Kita perlu pengidentifikasi karena saya tidak tahu siapa muridnya. Kalau saya menggunakan partikel topik, maka pertanyaannya akan menjadi "Apakah siapa murid?", seakan-akan "siapa" adalah nama seseorang. Hal tersebut tidak masuk akal karena "siapa" itu sebetulnya bukan orang nyata. Di sinilah partikel berfungsi. Kadang-kadang juga disebut partikel subjek tapi saya benci istilah tersebut karena konsep "subjek" di bahasa Indonesia jauh berbeda dengan fungsi . Saya kukuh akan menyebutnya partikel identifikasi karena memang itu fungsi sebenarnya, menunjukkan bahwa pembicara ingin mengidentifikasi sesuatu yang tidak diketahui.
Contoh 1 - Siapa yang murid? - Andre adalah yang murid.
Jaya ingin mengidentifikasi siapa yang merupakan murid di antara kandidat-kandidat yang mungkin. Rina menjawab bahwa orangnya adalah Andre. Perhatikan bahwa Rina bisa saja menjawab dengan partikel topik yang berarti bahwa, berbicara tentang Andre, dia tahu bahwa
Andre adalah seorang murid (mungkin bukan si murid yang dicari). Perbedaannya bisa dilihat di contoh berikutnya.
Contoh 2 - Siapa yang murid? - Murid (itu) siapa?
Mudah-mudahan kamu bisa melihat bahwa bertujuan mencari seseorang yang merupakan "murid" sedangkan hanya membicarakan mengenai seorang murid. Kamu tidak bisa mengganti dengan pada karena nanti "siapa" akan menjadi topik dan pertanyaanya menjadi "Apakah siapa murid?" Partikel dan mungkin terlihat sangat mirip karena perbedaannya sukar diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Sebagai contoh, dan sama-sama menjadi "Saya murid."* jika diterjemahkan. Namun terjemahannya menjadi sama di bahasa Indonesia karena informasi mengenai konteks seringkali tidak bisa dinyatakan dengan ringkas seperti pada bahasa Jepang. Pada kalimat pertama , karena topiknya adalah , maksud kalimatnya adalah "berbicara tentang saya, saya adalah murid". Namun di kalimat kedua menentukan siapa yang merupakan . Kalau kita ingin tahu siapa muridnya, partikel memberitahu bahwa jawabannya adalah . Kamu bisa membayangkan bahwa partikel selalu menjawab suatu pertanyaan sunyi. Bayangkan kalimat merupakan respons pertanyaan seperti "Siapa yang murid?" Sebagai contoh lain, kalau ada kalimat , maka artinya kita menjawab pertanyaan seperti "Siapa yang ikan?" atau bahkan mungkin "Apa makanan yang disukai Andre?" Untuk kalimat , pertanyaannya bisa saja "Yang mana mobil?". Kalau kamu menggunakan cara berpikir yang benar, partikel sebetulnya sangat beda dengan . Partikel mengidentifikasi suatu benda yang ditanyatanya sedangkan hanya digunakan untuk mengangkat topik pembicaraan baru. Inilah alasannya kenapa di kalimat-kalimat panjang seringkali topiknya dipisahkan dengan koma untuk menghilangkan ambiguitas mengenai bagian kalimat mana saja yang dicakup suatu topik.
* Secara teknis, itu adalah terjemahan yang paling mungkin kalau tidak ada konteks pembicaraannya.
Daftar Isi
Isi bab ini 1. Sifat-sifat kata sifat 2. Adjektiva-na 3. Adjektiva-i 4. Perkecualian yang merepotkan
Adjektiva-na
Adjektiva-na sangat mudah dipelajari karena dia pada dasarnya berperilaku seperti nomina. Bahkan, karena mereka begitu mirip, kamu bisa berasumsi bahwa mereka cara kerjanya sama kecuali kalau saya terang-terang menjelaskan perbedaannya. Satu perbedaan utamanya adalah adjektiva-na bisa memodifikasi nomina yang mengikutinya dengan menyelipkan di antara adjektiva dan nominanya. Oleh karenanya, dia dinamai adjektiva-na. - Orang yang pendiam. Terbalik dengan bahasa Indonesia, di bahasa Jepang kita menyebutkan sifatnya dulu sebelum bendanya. Lalu, di situ bisa kamu anggap seperti "yang" pada bahasa Indonesia: dia befungsi menghubungkan benda dan sifatnya. Hanya saja, kalau di bahasa Indonesia kita seringkali bisa membuang "yang" (misalnya "orang pendiam") tanpa ada perubahan arti, pada bahasa Jepang adjektiva-na selalu membutuhkan . Kita akan secara bebas mengabaikan "yang" pada terjemahan bahasa Indonesianya. Selain memodifikasi nomina menggunakan , kamu juga bisa mengatakan bahwa "suatu nomina" bersifat "suatu adjektiva" dengan menggunakan partikel topik atau identifikasi, mengikuti pola [nomina] [partikel] [adjektiva]. Contohnya adalah . Ini pada dasarnya sama dengan menyatakan keadaan benda yang dipelajari di
dua bab sebelumnya. Namun, karena tidak mungkin "suatu adjektiva" menjadi "suatu nomina", maka kita tidak bisa mengatakan [ adjektiva] [partikel] [nomina] misalnya . Ini cukup jelas karena, misalnya, seseorang bisa saja bersifat pendiam, tapi mengatakan bahwa sifat pendiam adalah orang tidaklah masuk akal. - Teman bersifat baik hati. - Teman adalah orang yang baik hati. Apa kamu masih ingat bahwa saya mengatakan adjektiva-na bertingkah seperti nomina? Kamu bisa melihatnya di contoh berikut. - Jaya suka ikan. - Jaya tidak suka ikan. - Jaya dulu suka ikan. - Jaya dulu tidak suka ikan. Apakah konjugasinya terasa akrab? Seharusnya iya, kalau kamu memperhatikan konjugasi keadaan benda untuk nomina. Mungkin kamu perlu membiasakan diri bahwa "suka" di bahasa Jepang dinyatakan dengan kata sifat bukannya kata kerja. Jadi, cara untuk mengatakan "suka ikan" pada bahasa Jepang adalah ( ikan bersifat "suki"). Kalau sesuatu bersifat "suki", artinya kamu suka hal tersebut! Ini juga tentunya dipakai untuk menyatakan suka pada orang, misalnya ( senang Rina). Pada contoh-contoh di atas kamu juga bisa melihat partikel topik dan indentifikasi yang bekerja secara harmonis. Partikel topik memberitahu bahwa kalimatnya berbicara mengenai "Jaya", dan partikel identifikasi menunjuk bahwa "ikan" adalah benda yang Jaya suka. Kamu juga bisa menggunakan tiga konjugasi terakhir untuk memodifikasi nomina secara langsung. (untuk bentuk positif taklampau, ingat bahwa kita perlu ) - Tipe yang suka ikan. - Tipe yang tidak suka ikan. - Tipe yang dulu suka ikan. - Tipe yang dulu tidak suka ikan. Di sini, seluruh klausa dll. memodifikasi "tipe" untuk berbicara tentang tipe (orang) yang suka atau tidak suka ikan. Kamu bahkan bisa memperlakukan seluruh klausa tersebut sebagai sebuah nomina. Contohnya, kita bisa membuat klausa tersebut menjadi topik seperti contoh berikut:
- Tipe (orang) yang tidak suka ikan, suka daging (sapi dsb.)
Adjektiva-i
Adjektiva-i dinamakan begitu karena selalu diakhiri hiragana . Ini adalah okurigana yaitu bagian yang akan berubah-ubah saat kita mengkonjugasi adjektivanya. Tapi, kamu juga perlu tahu bahwa beberapa adjektiva-na diakhiri misalnya . Jadi, bagaimana cara membedakannya? Berita buruknya, tidak ada cara pasti untuk mengetahuinya. Namun berita baiknya adalah saya hanya bisa memikirkan dua adjektiva-na yang diakhiri dan umumnya ditulis dengan hiragana: dan . Adjektiva-na lain yang diakhiri biasanya ditulis dengan kanji jadi kamu bisa melihat bahwa dia bukan adjektiva-i. Contohnya, jika ditulis dengan kanji adalah atau , dan karena -nya merupakan bagian dari kanji , maka kita bisa tahu bahwa dia tidak mungkin merupakan adjektiva-i. Ini karena inti utama pada adjektiva-i adalah memungkinkan dilakukannya konjugasi tanpa mempengaruhi kanjinya. Bahkan, satu-satunya adjektiva-na yang terpikirkan oleh saya yang benar-benar diakhiri hiragana hanyalah . Ini karena diturunkan dari kata kerja . Apakah kamu ingat bahwa keadaan benda negatif juga diakhiri ? Nah, kamu bisa memperlakukan adjektiva-i sebagaimana keadaan benda negatif. Misalnya, kamu tidak bisa menempelkan deklaratif ke adjektiva-i sebab kita tahu bahwa keadaan benda negatif juga tidak disertai . (Bandingkan dengan adjektiva-na dan nomina yang bisa ditempeli )
JANGAN menempelkan ke adjektiva-i.
Setelah masalah tadi jelas, kita bisa belajar aturan konjugasi untuk adjektiva-i. Ada dua aturan baru untuk hal tersebut. Untuk bentuk negatifnya, pertama kita buang lalu tempelkan . Untuk bentuk lampaunya, buang lalu tambahkan . Karena juga diakhiri , kamu bisa menganggap bentuk negatifnya sebagai suatu adjektiva-i baru. Jadi aturan konjugasi lampau negatif sama dengan aturan konjugasi lampau positif.
Aturan konjugasi untuk adjektiva-i
y y y y y
Negatif : Pertama buang akhiran dari adjektiva-i lalu tambahkan Lampau: Pertama buang akhiran dari adjektiva-i atau adjektiva-i negatif lalu tambahkan
Untuk memodifikasi nomina, kamu tinggal menempelkan adjektiva-i langsung. - Bangunan yang tinggi. - Bangunan yang tidak tinggi. - Bangunan yang dulunya tinggi. - Bangunan yang dulunya tidak tinggi. Kamu juga bisa menggabung banyak adjektiva berturut-turut dalam urutan dan bentuk apapun. - Bangunan yang hening dan tinggi. - Bangunan yang tinggi dan hening. - Bangunan yang hening dan tidak tinggi. Dengan adjektiva-i, kita juga bisa membuat klausa nomina deskriptif seperti yang tadi kita lakukan dengan adjektiva-na. Tentunya bedanya adalah kita tidak memerlukan untuk memodifikasi nominanya. Pada contoh berikut, klausa deskriptif langsung memodifikasi . - Tidak terlalu suka restoran yang harganya mahal.
tidak ada masalah. Nah sayangnya, semua konjugasinya masih diturunkan dari dan bukan . Ini ditunjukkan pada tabel di bawah. Adjektiva lain yang seperti ini adalah karena merupakan versi singkat gabungan dua kata yaitu dan . Karena menggunakan , maka konjugasinya juga sama.
Konjugasi untuk Positif Taklampa u Negatif Taklampa u Konjugasi untuk Positif Negatif
Lampau
Lampau
M a Bab Sebelumnya (Adjektiva) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Bentuk negatif verba) ri Lihat soal latihan b eraksi dengan verba!
Isi bab ini 1. Fungsi verba
Fungsi verba
Kita telah belajar cara menggambarkan nomina dengan berbagai cara menggunakan nomina lain dan adjektiva. Dengan kemampuan tersebut, kita sudah bisa mengekspresikan cukup banyak hal. Namun, kita masih belum bisa menyatakan aksi. Inilah guna verba (kata kerja)! Verba pada bahasa Jepang selalu diletakkan di akhir klausa. Karena kita belum belajar cara membuat lebih dari satu klausa, untuk saat ini aturan tersebut berarti setiap kalimat yang memiliki verba harus meletakkan verbanya di akhir. Kita akan mengenal dua kategori utama verba, yang akan memungkinkan kita belajar aturan konjugasi. Sebelum melangkah lebih lanjut, ada satu hal penting yang harus kamu ingat selalu: Kalimat yang secara tata bahasa lengkap hanya memerlukan verba (termasuk pernyataan keadaan benda).
Dengan kata lain, tidak seperti bahasa Indonesia, kamu benar-benar hanya perlu verba untuk membuat kalimat yang benar. Tanpa topik juga tidak masalah! Mengerti sifat fundamental ini sangatlah penting untuk memahami bahasa Jepang. Inilah sebabnya kalimat bahasa Jepang yang paling sederhana pun tidak bisa diterjemahkan mentah-mentah ke bahasa Indonesia. Semua konjugasi akan dimulai dari bentuk kamusnya (sebagaimana kata-kata tersebut muncul di kamus). Kalimat yang sudah lengkap secara tata bahasa - Makan. (Terjemahan yang mungkin: saya makan/dia makan/mereka makan)
Ingat bahwa semua verba diakhiri kana yang disebut okurigana, yang bisa kita ubah untuk konjugasi. Kalau kamu menuliskan verba tersebut menggunakan huruf Latin ( dalam bahasa Jepang) dan ternyata diakhiri "iru" atau "eru", maka biasanya itu adalah verbaru. Sebagai contoh, romanisasi dari adalah "taberu". Dia diakhiri "eru" dan merupakan verba-ru. Contoh lain verba-ru adalah yang romanisasinya adalah "okiru". Verba lain yang akhirannya bukan "iru" maupun "eru" sudah pasti adalah verba-u. Tapi ada satu halangan di sini. Perhatikan bahwa semua verba-ru pasti diakhiri . Lalu perhatikan bahwa semua verba-u pasti diakhiri suara "u", yaitu dan
sayangnya juga !Kalau suatu verba diakhiri , tapi bukan "iru" maupun "eru" (misal "uru"), maka dengan jelas dia adalah verba-u. Nah, kasus yang tersisa adalah verba-u yang juga diakhiri "eru" maupun "iru". Ada beberapa verba-u tersebut, dan tidak ada cara untuk membedakannya dengan verba-ru biasa selain dengan menghafal. Di akhir bab ini, diberikan daftar beberapa verba-u tersebut yang paling umum. Kalau kamu ragu dengan suatu verba, kamu bisa selalu mengeceknya di Jim Breen's WWWJDIC. Di sana, verba-ru ditandai (v1) sedangkan verba-u berakhiran ditandai (v5r). Ngomong-ngomong, adalah satu-satunya verba yang diakhiri Karena konsistensi suara di aturan-aturanya, seiring waktu verba-u akan "kedengaran" seperti verba-u dan begitu juga dengan verba-ru. Pada akhirnya, kamu akan bisa mengkategorikan verba baru hanya dengan mendengarnya tanpa perlu berpikir keras. Paling tidak, itulah tujuan yang diharapkan.
Cara membedakan verba-ru dengan verba-u
y y
Tidak diakhiri iru/eru verba-u Diakhiri iru/eru verba-ru, dengan beberapa kasus perkecualian Contoh verba-ru Verb Contoh verba-u Verb hanasu kiku oyo gu asobu matu nomu naoru shinu kau Bukan verba-ru maupun verba-u Verb
suru kuru
Contoh Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan verba-ru, verba-u, dan verba perkeculian. - Mengenai Rina, makan. - Jaya adalah yang main. - Gita juga melakukan. - Ada uang. (lit: uang ada.) - Mengenai saya, membeli. - Ada kucing. (lit: Mengenai kucing, ada.)
Daftar Isi
Menyangkal verba
Karena kita sudah bisa melakukan aksi dengan verba, sekarang kita ingin bisa mengatakan negatifnya. Dengan kata lain, kita ingin mengatakan bahwa "ini" dan "itu" tidak dilakukan. Di bahasa Indonesia, kita cukup menggunakan kata "tidak", misalnya dari "makan" menjadi "tidak makan". Pada bahasa Jepang, verba disangkal dengan mengkonjugasikannya ke bentuk negatif seperti pada adjektiva. Hanya saja, aturannya sedikit lebih rumit.
Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa ada kursi di ruangan, kamu akan menggunakan verba . Padanannya untuk benda hidup bergerak (misalnya orang dan binatang) adalah yang merupakan verba-ru biasa. Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa seseorang ada di dalam ruangan, kamu harus menggunakan verba dan bukan . Kedua verba ini yaitu dan cukup beda dari verba lainnya karena mereka menyatakan keberadaan dan bukan aksi yang sebenarnya. Kamu juga harus repot memilih verba yang cocok untuk benda mati maupun hidup. Alasan saya mengangkat topik tersebut adalah karena bentuk negatif dari adalah ( artinya sesuatu tidak ada). Ingat, ini adalah perkecualian jadi jangan gunakan aturan konjugasi yang normal ke verba ini.
Bentuk negatif adalah .
Berikutnya kita akan bahas aturan untuk verba lainnya. Untuk menyangkal verba-ru, kamu tinggal membuang dan menambah . Untuk verba-u, mungkin akan membantu kalau kamu melihat romanisasi dari verba tersebut. Kamu tinggal membuang vokal "u" dan menambah "anai". Atau, alternatifnya yang lebih baik, kamu bisa melirik kembali tabel hiragana. Ambil hiragana terakhir dari katanya, yang pasti berada di baris "u" pada tabel, lalu naik ke atas dua kolom untuk menggantinya dengan huruf di baris "a". Contohnya akan menjadi . Perkecualian penting untuk aturan ini adalah verba yang diakhiri . Kamu harus menggantinya dengan , bukan . Kamu juga harus menghafal konjugasi untuk dua verba perkecualian dan seperti yang sudah kita bahas tadi. Tabel berikut merangkum konjugasinya:
Cara menkonjugasikan verba ke bentuk negatifnya
y
verba-ru: Untuk mengkonjugasikan verba-ru ke bentuk negatifnya, buang yang ada di akhir kata lalu tambahkan . verba-u: Untuk mengkonjugasikan verba-u ke bentuk negatifnya, ganti huruf bersuara "u" di akhir kata dengan huruf padanannya yang bersuara "a" lalu tambahkan . Satu perkecualian pentingnya adalah bagi verba yang diakhiri hiragana . Untuk mereka, ganti dengan ( bukan )lalu tambahkan .
verba perkecualian (termasuk ): Lihat tabel di bawah. Contoh verba-u (Neg) hanasanai kikanai oyo ganai asobanai Verba perkecualian Positif Negatif
Negatif
= perkecualian hanya untuk konjugasi ini Contoh Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan bentuk negatif. Semuanya merupakan penyangkalan dari contoh kalimat bab sebelumnya.
- Mengenai Rina, tidak makan. - Jaya adalah yang tidak main. - Gita juga tidak melakukan. - Tidak ada uang. (lit: uang tidak ada.) - Mengenai saya, tidak membeli. - Tidak ada kucing. (lit: Mengenai kucing, tidak ada.)
Daftar Isi
Contoh
- Mengenai makanan, tadi makan. - Mengenai film, kemarin melihat semua. Ingat bahwa di bahasa Indonesia verba tidak memiliki bentuk lampau. Untuk menyatakan kejadian di masa lalu secara jelas, bahasa Indonesia menggunakan keterangan waktu seperti "kemarin", "tadi pagi", "dulu", dan "waktu itu". Pada terjemahan contoh, kita akan secara bebas memilih keterangan waktunya. Kemungkinan lainnya adalah menuliskan keterangan "(lampau)" setelah kalimatnya kalau memang perlu dibuat jelas.
- Mengenai hari ini, tadi berlari. - Teman adalah yang kemarin datang. - Saya juga waktu itu bermain. - Mengenai belajar, tadi melakukan.
y y y
Contoh
- Mengenai Rina, tadi tidak makan. - Jaya adalah yang kemarin tidak melakukan. - Andre juga waktu itu tidak ikut. - Waktu itu tidak ada uang. - Mengenai saya, waktu itu tidak membeli. - Waktu itu tidak ada kucing. (lit: mengenai kucing, waktu itu tidak ada)
Daftar Isi
Partikel 2
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. 5. 6. Partikel untuk verba Partikel objek langsung Partikel target Partikel arah Partikel konteks Saat tempat menjadi topik 7. Saat objek langsung menjadi topik
Di bab ini, kita akan belajar beberapa partikel baru yang penting untuk penggunaan verba. Kita akan belajar cara menentukan objek langsung dari verba dan lokasi tempat verbanya terjadi.
- Makan ikan.
- Tadi minum jus.
Tidak seperti konsep objek langsung di bahasa Indonesia, tempat juga bisa menjadi objek langsung verba gerakan seperti dan . Ini artinya kita bergerak melalui atau melintasi tempat tersebut. Bayangkan saja menandakan objek injak-injakan kaki kita saat bergerak. - Berjalan sepanjang kota tanpa tujuan. (lit: Berjalan kota tanpa tujuan) - Berlari melintasi jalan raya. (lit: Berlari jalan raya) Kalau kamu menggunakan dengan nomina, partikel bisa dihilangkan dan kamu bisa menganggap seluruh [nomina+ ] sebagai satu verba. - Belajar bahasa Jepang setiap hari. - Telah mendaftarkan alamat email.
Partikel target
Partikel menyatakan target dari verba. Ini berbeda dengan , di mana verbanya melakukan sesuatu terhadap objek langsung. Dengan , verbanya melakukan sesuatu
menuju kata yang ditandai . Contohnya, tempat tujuan verba gerakan ditandai dengan .
Contoh
- Jaya pergi ke Jepang. (lampau) - Tidak pulang ke rumah. - Datang ke kamar. Bisa dilihat di contoh bahwa partikel target selalu berarti tujuan ("ke") dan bukan asal ("dari"). Kalau kamu ingin mengatakan misalnya "datang dari", maka kamu perlu menggunakan yang artinya "dari". Dengan , artinya adalah "datang ke". sering berpasangan dengan yang artinya "sampai". - Icha datang dari Indonesia. (lampau) - Akan mengerjakan PR dari hari ini sampai besok. Konsep target di bahasa Jepang sangatlah umum dan tidak terbatas pada verba gerakan. Contohnya, lokasi benda pada bahasa Jepang adalah target bagi verba keberadaan dan . Waktu juga merupakan target umum. Ini adalah beberapa contoh verba nongerakan dan targetnya. - Kucing ada di kamar. - Waktu itu kursi ada di dapur. - Kemarin bertemu teman baik. - Rina akan menjadi dokter. - Pergi ke perpustakaan minggu lalu. Catatan: Jangan lupa untuk menggunakan untuk tanaman dan benda mati seperti kursi dan untuk benda hidup bergerak seperti kucing.
Walaupun partikel tidak selalu dibutuhkan untuk menyatakan waktu, ada sedikit perbedaan arti antara kalimat yang menggunakannya dan yang tidak menggunakan apa-apa sama sekali. Di contoh berikut, partikel target membuat tanggalnya menjadi target khusus sehingga menekankan bahwa temannya akan pergi ke Jepang pada waktu tersebut. Tanpa partikelnya, tidak ada penekanan khusus. - Tahun depan, teman akan pergi ke Jepang. - Teman akan pergi ke Jepang tahun depan.
Partikel arah
Walaupun umumnya diucapkan "he", saat digunakan sebagai partikel dia selalu diucapkan "e". Beda utama antara partikel dan adalah bahwa memandang targetnya sebagai tujuan akhir (baik kongkrit maupun abstrak). Di lain pihak, lebih menyatakan bahwa kita bergerak ke arah tertentu, tapi tidak menjamin bahwa itu adalah tujuan akhirnya. Karenanya, hanya digunakan untuk verba gerakan. Dengan kata lain, partikel menyatakan targetnya dengan pasti sedangkan lebih samar-samar tentang tujuan akhirnya. Sebagai contoh, kalau kita mengganti dengan pada tiga contoh yang tadi telah muncul, nuansanya sedikit berubah.
Contoh
- Jaya pergi ke arah Jepang. (lampau) - Tidak pulang ke arah rumah. - Datang ke arah kamar. Untuk memperjelas, misalnya kita mengatakan "Orang itu lari ke arah utara". Kita bisa mengatakan hal tersebut tanpa perlu tahu tujuan sebenarnya si orang itu. Bisa saja, setelah berlari beberapa ratus meter orang tersebut ternyata belok ke timur karena memang tempat yang ditujunya ada di situ. Inilah esensi yang lebih menyatakan arah gerakan namun tidak menjamin apapun mengenai tujuan akhirnya. Kita tidak bisa menggunakan partikel untuk verba yang tidak memiliki arah fisik. Contoh berikut salah: - Versi salah dari .
Ini tidak berarti tidak bisa digunakan untuk konsep abstrak. Bahkan, karena arti arah yang samar dari partikel ini, juga bisa digunakan untuk membicarakan sasaran masa mendatang dan harapan. - Menuju kemenangan.
Partikel konteks
Partikel memungkinkan kita menyatakan konteks pelaksanaan verbanya. Misalnya, jika seseorang makan ikan, di mana dia makan? Lalu, jika seseorang pergi ke sekolah, dengan kendaraan apa dia pergi? Dengan alat apa kamu makan? Semua pertanyaan tadi bisa dijawab dengan partikel . Ini beberapa contohnya.
Contoh
- Melihat di bioskop. - Pulang dengan bis. - Tadi makan siang di restoran. Pada dasarnya, berarti "dengan cara". Namun untuk tempat, kata bahasa Indonesia yang lebih cocok adalah "di".
Menggunakan dengan
Di bahasa Jepang, "apa" cukup menyebalkan karena walaupun pada umumnya dibaca , kadang-kadang dia dibaca tergantung pada penggunaannya. Karena selalu ditulis menggunakan kanji, kamu tidak bisa tahu dari penulisannya. Untuk awal, saya menyarankan kamu membacanya sampai ada yang mengoreksi kamu bahwa untuk kasus tersebut bacaannya adalah . Jika ditempel partikel , cara membacanya adalah . (Gunakan kursor mouse kamu untuk mencek bacaannya di sini.) - Tadi datang dengan cara apa? - Tadi datang dengan bis. Inilah bagian yang membingungkan. Bahasa Jepang "kenapa" adalah atau versi lainnya yang terdengar lebih kuat . Namun yang paling sering dipakai adalah
versi percakapannya yaitu yang ditulis !Ini adalah kata yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan partikel . - Kenapa kamu datang? - Karena sedang ada waktu luang. yang muncul di sini artinya "karena", beda dengan yang kita pelajari sebelumnya. Pembahasan sepenuhnya ada di bab kalimat gabungan. Inti dari contoh tersebut adalah bahwa dua kalimat yang ditulis persis sama bisa dibaca berbeda dan artinya juga berbeda. Jangan khawatir, masalahnya tidak sebesar kelihatannya sebab di sebagian besar kasus, cara membaca yang kedua adalah yang lebih umum. Dan kalaupun yang diinginkan adalah , konteks pembicaraannya akan membuatnya jelas. Bahkan dalam contoh pendek ini pun kamu sudah bisa tahu mana cara membaca yang benar dengan melihat jawaban pertanyaannya.
- (Apakah kamu kemarin) pergi ke sekolah? - Tidak pergi. - Kalau ke perpustakaan? - Ke perpustakaan juga tidak pergi. Di contoh ini, Jaya mengangkat topik baru (perpustakaan) sehingga lokasinya juga menjadi topik. Kalimatnya sebetulnya versi singkat dari .
Contoh 2
- Makan di mana?
- Bagaimakan kalau di restoran Italia? Di sini Rina menyarankan restoran Italia. Kalimat seperti "Bagaimana kalau..." biasanya mengangkat topik baru karena orangnya menyarankan sesuatu yang baru. Dalam kasus ini, lokasinya (restoran) menjadi saran sehingga dia menjadi topik.
- Belajar bahasa Jepang. - Mengenai bahasa Jepang, (akan) belajar. Jangan melakukan kesalahan berikut: - [Kalimat yang salah.]
V er Bab Sebelumnya (Partikel untuk verba) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Klausa subordinat) b a berorientasi objek
Isi bab ini 1. Verba transitif dan intransitif 2. Perhatikan partikelnya!
Di bahasa Jepang, kadang-kadang ada pasangan verba yang intinya sama yaitu verba transitif dan intransitif. Bedanya adalah verba transitif melibatkan aksi oleh pelaku aktif sedangkan pada verba intransitif aksi terjadi tanpa pelaku langsung. Di bahasa Indonesia bisa digunakan imbuhan untuk membedakannya, misalnya "saya menjatuhkan bolanya" (pelakunya "saya") vs. "bolanya jatuh" (tanpa pelaku). Di bahasa Jepang ini menjadi vs. . Contohnya lainnya adalah "memasukkan ke kotak" ( vs. "masuk ke kotak" . Bisa juga di bahasa Indonesia digunakan kata yang berbeda untuk pasangan tersebut, misalnya "menghapus" () vs. "menghilang" (). Yang paling susah adalah jika di bahasa Indonesia digunakan kata yang sama, misalnya pada "saya membuka pintu" vs. "pintunya membuka". Menggunakan cara berpikir di bahasa Jepang, verba transitif dan intransitif sebetulnya menggambarkan aksi yang sama. Mengetahui istilahnya tidaklah penting, tapi kamu harus tahu mana yang mana agar bisa memilih verba dan partikel yang benar.
Karena arti dasar dan kanjinya sama, kamu bisa belajar dua verba dengan harga satu kanji! Mari kita lihat contoh beberapa verba transitif dan intransitif.
Verba transitif dan intransitif Transitif menjatuhkan mengeluarkan memasukkan Intransitif jatuh keluar masuk membuka (menjadi terbuka) menutup (menjadi tertutup) menempel menghilang copot
membuka
menutup
Perhatikan partikelnya!
Pelajaran paling penting di sini adalah mengenai partikel yang benar untuk verba yang bersangkutan. Tentunya prasyarat utamanya adalah tahu apakah verba yang bersangkutan transitif atau intransitif. Pada kamus WWWJDIC, verba transitif ditandai dengan "vt" dan verba intransitif ditandai "vi". Namun penandaan pada WWWJDIC masih dalam pengerjaan sehingga mungkin belum komprehensif. Jadi saya menyarankan untuk melihat contoh kalimat dari WWWJDIC atau Yahoo!. Contohnya, dengan melihat contoh kalimat dari WWWJDIC dan Yahoo!, kamu bisa tahu bahwa itu verba transitif karena ada partikel .
Contoh
- Sayalah yang menyalakan lampu. - Lampunya menyala. - Mematikan lampu. - Lampu mati. - Siapa yang membuka jendela? - Kenapa jendelanya membuka?
Hal yang penting untuk diingat adalah verba intransitif tidak bisa memiliki objek langsung karena tidak ada pelaku langsungnya. Contoh-contoh berikut secara tata bahasa salah.
Satu-satunya kasus di mana partikel bisa digunakan dengan verba intransitif adalah saat suatu lokasi menjadi objek langsung verba gerakan sebagaimana disinggung di bab sebelumnya. - Keluar kamar.
Isi bab ini 1. Memperlakukan verba dan pernyataan keadaan benda sebagai adjektiva 2. Menggunakan subklausa pernyataan keadaan benda sebagai adjektiva 3. Menggunakan klausa verba subordinat sebagai adjektiva 4. Urutan kata pada kalimat bahasa Jepang
Tapi kamu bisa merangkai nomina secara berjejeran jika mereka tidak dimaksudkan untuk memodifikasi satu sama lain. Contohnya, pada frasa seperti "Pusat Pendidikan Internasional", kamu bisa melihat bahwa itu hanyalah serangkaian nomina yang tidak melakukan modifikasi tata bahasa apapun. Yang tertulis bukanlah "Pusat Pendidikan yang Internasional" atau "Pusat untuk Pendidikan Internasional", tapi hanya "Pusat Pendidikan Internasional". Di bahasa Jepang, hal ini juga bisa dinyatakan dengan sederhana sebagai ( atau ). Kamu akan banyak menemukan rantai nomina seperti ini. Kadang-kadang, kombinasi tertentu sangatlah umum sehingga bisa dianggap sebagai suatu kata sendiri dan bahkan didaftar sebagai suatu kata pada kamus-kamus tertentu. Beberapa contohnya adalah dan . Kalau kamu kesulitan melakukan pembagian katanya, kamu bisa masukkan teksnya ke fasilitas penerjemah kata pada kalimat WWWJDIC dan situs tersebut akan memberikan jawabannya (umumnya).
Contoh Inilah contoh beberapa mo difikasi nomina langsung dengan klausa nomina terkonjugasi. Klausa nominanya diwarnai berbeda.
- Orang yang bukan murid tidak pergi ke sekolah. - Rina yang dulu anak kecil menjadi orang dewasa yang elegan. - Rina yang dulu bukan teman menjadi teman baik. - Jaya yang minggu lalu adalah dokter keluar dari pekerjaannya.
- Siapa orang yang menont on film minggu lalu? - Andre adalah orang yang selalu belajar. - Teman yang membeli celana panjang merah adalah Jaya. - Orang yang tidak makan malam pergi ke bank yang dia lihat di film.
Struktur kalimat paling sederhana di bahasa Indonesia bisa dituliskan sebagai berikut: [Subjek] [Verba] [Objek]. Suatu kalimat menjadi kacau jika urutan itu dibolak-balik. Misalnya, artinya bisa berubah dari "Kamu makan ikan" menjadi "Kamu ikan makan" (Kamu
adalah ikan yang makan?). Bahasa Inggris juga kebetulan strukturnya adalah [Subjek] [Verba] [Objek]. Di lain sisi, para pelajar bahasa Jepang akan dengan bangga dan PD menyatakan bahwa bahasa Jepang urutannya terbalik! Bahkan beberapa guru bahasa Jepang juga akan mengajarkan bahwa urutan dasar kalimat bahasa Jepang adalah [Subjek] [Objek] [Verba]. Ini adalah contoh klasik memaksakan bahasa Jepang ke dalam kerangka berpikir bahasa-bahasa barat. Tentu saja, kita semua tahu (iya kan?) bahwa urutan sebenarnya dari kalimat bahasa Jepang fundamental adalah: [Verba]. Apapun yang muncul sebelum verbanya tidak harus muncul dengan urutan tertentu dan sebetulnya hanya dengan verba suatu kalimat sudah benar dan lengkap. Yang perlu diingat hanyalah bahwa verba harus selalu muncul di akhir. Kalau tidak, buat apa kita punya partikel? Alasan satu-satunya partikel dipakai adalah agar peran suatu kata bisa diketahui di manapun letaknya pada kalimat. Tidak ada aturan yang melarang kita membuat kalimat [Objek] [Subjek] [Verba] atau bahkan hanya [Objek] [Verba]. Semua kalimat di bawah ini benar dan lengkap karena ada verba di akhir kalimatnya.
Kalimat-kalimat yang secara tata bahasa sudah lengkap dan urutannya benar
Jadi kamu tidak perlu sampai keluar keringat dingin memikirkan apakah kalimatmu sudah benar urutannya. Ingat saja aturan berikut:
Urutan pada kalimat bahasa Jepang 1. Kalimat yang lengkap membutuhkan verba utama di akhir. Ini juga termasuk pernyataan keadaan benda yang tersirat. 2. Kalimat lengkap (klausa subordinat) bisa digunakan untuk memodifikasi nomina. (Kecuali satu kasus yaitu , lihat pembahasan di atas)
Lag i- Bab Sebelumnya (Klausa subordinat) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Adverbia + Gobi) lagi partikel
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. Tiga partikel terakhir (bohong!) Partikel inklusif Partikel pendaftar samar dan Partikel 5. Partikel dalam memberi penjelasan
Ini pelajaran terakhir yang akan secara khusus membahas partikel, tapi ini tidak berarti bahwa tidak ada partikel tambahan lagi. Kita akan belajar lebih banyak partikel di tengah jalan tapi mereka tidak akan disebut secara eksplisit sebagai partikel. Selama kamu tahu apa artinya dan cara menggunakannya, tidak terlalu penting apakah kamu tahu meraka partikel atau bukan.
Partikel inklusif
Partikel mirip dengan karena sama-sama mengandung arti inklusif. menggabungkan dua atau lebih nomina dengan arti "dan".
- Makan ikan dengan sendok dan garpu. - Membeli buku, majalah, dan kartu pos. Kegunaan lain yang mirip adalah untuk menyatakan aksi yang dilakukan bersama orang lain. - Berbicara dengan teman. - Bertemu dengan guru.
- Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya? - Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...
juga artinya sama dengan tapi lebih untuk bahasa percakapan. - Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya? - Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...
Partikel
Partikel adalah partikel yang ampuh karena memiliki banyak guna. Partikel tersebut dikenalkan di sini karena seperti partikel dan , dia bisa digunakan untuk menghubungkan nomina. Kita lihat beberapa contohnya.
- Buku yang bersifat Jaya. - Jaya yang bersifat buku. Contoh pertama maksudnya adalah "buku milik Jaya". Kamu akan sangat sering menjumpai yang memiliki arti kepemilikan seperti ini. Contoh lain yang artinya sama adalah yaitu 'guru milik saya' (guru saya). Contoh kedua kemungkinan besar kalimat salah, tapi bisa saja kita bayangkan suatu dunia fantasi di mana benda-benda seperti buku, kursi, dan cangkir hidup sehingga bisa bergerak dan tertawa seperti kita. Kalau ada buku yang bernama Jaya, maka contoh kedua menggambarkannya dengan tepat: "Jaya yang merupakan buku". Contoh lain yang artinya sama adalah yang artinya "Gita yang merupakan sang ibu" (untuk kontras dengan "Rina yang merupakan anaknya" dan "Toni, bapaknya" misalnya). Intinya, partikel memungkinkan nomina bertindak layaknya adjektiva, memodifikasi nomina lainnya. Itulah alasan digunakannya 'yang bersifat' pada terjemahan literalnya. Bisa dilihat dari contoh bahwa tidak harus selalu berarti kepemilikan seperti pada . Inilah contoh lainnya. - Jaya adalah murid universitas Indonesia. Di sini maksudnya tentu saja adalah suatu universitas yang berada di Indonesia (bukan UI!). Perhatikan urutan modifikasinya, yaitu Jaya adalah murid dari universitas yang bersifat Indonesia. Kebalikannya yaitu berarti "Indonesia yang bersifat universitas murid" dan tidak masuk akal. Nomina yang dimodifikasi bisa dihilangkan jika dari konteks sudah jelas apa yang dihilangkan. Contoh berikut menunjukkan bagaimana kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. - Baju itu baju milik siapa? - Baju milik Jaya. bisa menjadi: - Baju itu milik siapa? - Milik Jaya. adalah singkatan + jadi dia langsung memodifikasi nomina karena
memiliki partikel intrinsik. Kata sejenis misalnya dari dan dari . Penggunaan seperti ini pada intinya menggantikan nominanya dan bahkan partikel berperan menjadi nominanya. Kita pada dasarnya bisa memperlakukan adjektiva dan verba seperti nomina dengan menambahkan partikel . Partikelnya akan menjadi nomina generik, dan kita bisa memperlakukannya layaknya nomina biasa. - Benda yang putih bersifat imut. - Lupa hal pergi ke kelas. Perhatikan bahwa di bahasa Indonesia kita bisa dengan sederhana mengatakan "lupa pergi" karena entah bagaimana di bahasa Indonesia verba juga bisa langsung menempati posisiposisi nomina. Namun di bahasa Jepang, verba harus diubah menjadi nomina sebelum hal itu bisa dilakukan. Makannya, "pergi" harus diubah dulu menjadi "hal pergi" di contoh . Dengan , sekarang kita bisa menggunakan partikel objek langsung, topik, dan pengidentifikasi dengan verba dan adjektiva. Kita tidak harus menggunakan partikel di sini. Kita bisa menggunakan nomina , yang merupakan benda generik, atau untuk kejadian generik. Contohnya, kita juga bisa mengatakan: - Benda yang putih bersifat imut. - Lupa hal pergi ke kelas. Namun, partikel sangatlah berguna karena kamu tidak perlu menyatakan nomina apapun. Di contoh berikutnya, partikel tidak menggantikan nomina apapun, namun hanya memungkinkan kita memodifikasi klausa verba dan adjektiva layaknya klausa nomina. Klausa subordinatnya ditandai. - Hal belajar setiap hari bersifat berat. - Hal makan benda sama setiap hari tidak menarik. Kamu mungkin sadar bahwa kata langsung memodifikasi walaupun dia jelas bukan adjektiva-i. Saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Satu kemungkinan adalah bahwa dia sebetulnya adalah adverbia, yang akan kita lihat nanti tidak butuh partikel. Tentunya, bahkan saat menggunakan untuk menggantikan nomina, kamu tetap perlu untuk memodifikasi nominanya saat adjektiva-na digunakan. - Kamar yang hening adalah kamar milik Rina. menjadi: - Yang hening adalah kamar milik Rina.
Ini terdengar sangat halus dan feminim. Laki-laki dewasa hampir selalu akan menambahkan deklaratif kecuali kalau mereka ingin sengaja terdengar imut. - (Saya) sekarang sibuk. (nuansa memberi penjelasan) Tapi karena deklaratif tidak bisa digunakan di pertanyaan, yang sama di pertanyaan tidak membawa nada feminim dan digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. - Apa sekarang (kamu) sibuk? (nuansa meminta penjelasan, untuk penanya laki-laki maupun perempuan) Dalam menyatakan keadaan benda, saat digunakan untuk nada penjelasan ini, kita perlu menambah untuk membedakannya dengan partikel yang bisa berarti kepemilikan. - Adalah milik Riza. - Adalah Riza. (dengan nuansa memberi penjelasan). Selain kasus ini, yang lainnya tetap sama seperti sebelumnya. Pada kenyataannya, walaupun nuansa memberi penjelasan ini digunakan setiap saat, umumnya digantikan oleh . Mungkin ini karena lebih mudah diucapkan daripada . Tata bahasa ini bisa terlihat memiliki banyak arti karena dia tidak hanya bisa digunakan dengan berbagai bentuk adjektiva, nomina, dan verba, tapi dia sendiri juga bisa dikonjugasikan seperti keadaan benda. Tabel konjugasinya akan menunjukkan kamu apa maksudnya. Sebetulnya tidak ada yang baru di sini. Tabel pertama hanya menambahkan ( atau )ke verba, nomina, atau adjektiva yang terkonjugasi. Tabel kedua menambahkan ( atau )ke verba, nomina, atau adjektiva yang tidak terkonjugasi lalu mengkonjugasikan bagian dari seperti pada pernyataan keadaan benda untuk nomina dan adjektiva-na. Jangan lupa untuk selalu menambahkan pada nomina dan adjektiva-na.
ditempelkan ke berbagai konjugasi (Kamu bisa mensubstitusi atau untuk ) Nomina/Adj-na Dasar Negatif Lampau Negatif lampau Verba/Adj-i
-nya sendiri dikonjugasi (Kamu bisa mensubsitusi untuk dan atau untuk ) Nomina/Adj-na Dasar Negatif Lampau Negatif lampau Verba/Adj-i
Sepertinya bentuk lampau dan negatif lampau untuk nomina/adjektiva-na di tabel kedua hampir tidak pernah digunakan (terutama dengan )tapi saya sertakan untuk kelengkapan. Beda utama antara menggunakan dengan tidak menggunakan apa-apa adalah bahwa kamu mengatakan ke pendengarnya, "Dengar, ini alasannya", tidak hanya sekedar memberi informasi baru. Sebagai contoh, jika ada yang bertanya "Apa kamu sekarang sibuk?" kamu bisa dengan sederhana menjawab . Tapi jika ada yang bertanya "Kenapa kamu tidak bisa bicara denganku?", karena jelas bahwa kamu perlu memberi penjelasan, kamu akan menjawab atau . Tata bahasa ini penting untuk meminta penjelasan pada pertanyaan. Misalnya, kalau kamu ingin bertanya "Eh, bukannya (sudah) telat?" kamu tidak bisa hanya bertanya karena itu artinya "Tidak telat?" dan hanya meminta jawaban "ya" atau "tidak". Kalau kamu butuh suatu penjelasan, kamu perlu bertanya dalam bentuk . Mari kita lihat contoh-contoh situasi yang menggunakan tata bahasa ini. Karena seringkali susah diterjemahkan, maka nuansa yang dikandungnya hanya akan dituliskan dalam tanda kurung.
Contoh 1 - Mau pergi ke mana? (meminta penjelasan) - Masuk ke kelas. (nada menjelaskan) Contoh 2 - Bukannya sekarang ada kelas? (menyangka ada kelas) - Sekarang tidak ada. (nada menjelaskan)
Contoh 3 - Bukannya sekarang tidak ada kelas? (menyangka tidak ada kelas) - Tidak, (sekarang) ada. Contoh 4 - Bukannya orang itu tadi akan membeli? (menyangkan orangnya akan membeli) - Tidak, guru adalah yang akan membeli. (nada menjelaskan) Contoh 5 - Seharusnya tadi tidak sarapan. (menjelaskan bahwa sarapannya seharusnya tidak dimakan) - Kenapa?
Jangan khawatir kalau kamu sekarang benar-benar bingung, kita akan bertemu lebih banyak contoh lagi nanti yang akan meningkatkan pemahamanmu. Setelah kamu bisa merasa-rasa bagaimana segala sesuatunya bekerja, lebih baik melupakan terjemahan Indonesianya karena negatif dobel dan tripelnya bisa menjadi cukup membingungkan seperti pada contoh 3. Tapi di bahasa Jepang itu adalah ekspresi yang sangat normal, dan kamu akan sadar hal tersebut saat kamu menjadi semakin akrab dengan bahasa Jepang.
Daftar Isi
Sebetulnya keduanya tidak saling berhubungan tetapi saya memutuskan untuk menggabungkannya dalam satu bab karena kita hanya akan membahas dua gobi paling umum untuk saat ini. Hal tersebut terlalu pendek untuk dijadikan bab tersendiri.
- Jaya sarapan dengan cepat. Adverbia sedikit beda dengan bahasa Indonesia 'cepat', karena maksudnya bisa kecepatan atau waktu kejadian, tergantung konteksnya. Dengan kata lain, kalimat di atas bisa juga berarti bahwa Jaya makan sarapan pagi-pagi sekali. Di kalimat lain seperti , kemungkinan besar artinya 'cepat' dan bukan 'gasik'. Namun sekali lagi semuanya bergantung pada konteks. - Rina melakukan (mengerjakan) kamarnya menuju bersih. Terjemahan literalnya memberikan sedikit petunjuk tentang alasan digunakannya partikel target. Pendapat tertentu tidak setuju menganggapnya sebagai adverbia, tapi bagi kita itu adalah hal yang praktis. Dengan menganggapnya adverbia, kita bisa menginterpretasikannya sebagai "Rina mengerjakan kamarnya dengan bersih" yang sebetulnya berarti "Rina membersihkan kamarnya" pada bahasa Indonesia. secara literal berarti 'cantik', jadi kamu juga bisa menganggapnya sebagai "Rina mempercantik kamarnya". Catatan: Tidak semua adverbia diturunkan dari adjektiva. Beberapa kata seperti dan adalah adverbia dengan sendirinya. Kata-kata tersebut bisa digunakan tanpa partikel. - Menonton banyak film. - Akhir-akhir ini, tidak makan sama sekali. Mari kita lihat contoh penggunaan adverbia yang lain: - Suara Andre cukup besar.
- Kota ini banyak berubah akhir-akhir ini. - Di dalam perpustakaan, [kita] melakukan [aktivitas] dengan hening.
Gobi
Orang biasanya menambahkan ke akhir kalimat saat mereka meminta (dan berharap) persetujuan atas apa yang mereka katakan. Ini sama seperti "kan?" atau "ya?" pada bahasa Indonesia. Contoh 1 - Cuacanya baik ya? - Iya ya? Terjemahan yang diberikan yaitu "Iya ya?" bisa berarti dua yaitu ragu dan setuju, tergantung intonasi pengucapannya. Yang dimaksud di sini adalah yang menyatakan persetujuan, dengan kata lain "Iya, memang." Laki-laki mungkin lebih memilih . Contoh 2 - Tadi filmnya menarik kan? - Ha? Sama sekali tidak menarik. Karena Rina berharap pengiyaan bahwa filmnya menarik, Jaya cukup kaget karena menurutnya filmnya sama sekali tidak menarik. ( adalah suara terkejut atau bingung.)
Gobi
Saat ditempelkan ke akhir kalimat, itu berarti bahwa pembicara sedang menginformasikan sesuatu yang baru. Di bahasa Indonesia, padanannya adalah 'loh' dalam 'Dia besok nggak jadi pergi loh.' atau 'tahu nggak' pada 'Dia tadi sebetulnya marah, tahu nggak!' Contoh 1 - Nggak ada waktu loh. - Nggak apa-apa, tahu nggak.
Contoh 2 - Hari ini cuacanya bagus ya? - Iya. Tapi besok bakal hujan loh.
- Tahu
aturan-aturannya akan memandu kamu dengan jelas bagaimana memoles kalimatmu untuk konteks sosial yang berbeda. Di bagian ini kita akan belajar cara menkonjugasikan kalimat ke tingkat kesopanan yang sesuai, diperlukan untuk berbicara kepada orang dengan kedudukan sosial yang lebih tinggi atau dengan orang yang belum terlalu akrab. Selanjutnya bagian ini akan membahas jenis-jenis tata bahasa utama yang sangat berguna di bahasa Jepang. Dengan alasan ini, kita akan belajar konjugasi yang sangat umum yaitu bentuk-te, potensial, pengandaian, dan volisional. Materi akhir-akhir bagian ini tidak disusun berdasarkan urutan tertentu dan memang tidak perlu. Tata bahasa yang ada di sini pasti diperlukan, yang artinya adalah kamu memang harus mempelajari semuanya dan mempelajarinya dengan baik. Isi bagian ini
y y
y y y y y y y
y y
y y y y
Bentuk sopan - Membahas perbedaan dasar gaya bicara santai dengan sopan. Juga membicarakan aturan konjugasi bentuk sopan. Menyebut orang - Membahas bagaimana cara memanggil orang yang benar bedasarkan jabatan atau kedudukan sosialnya. Juga membahas berbagai pronomina (kata ganti) dan penggunaan tepatnya. Partikel tanya - Membahas cara membuat pertanyaan di bentuk sopan. Juga membahas penggunaan partikel tanya di konteks lain. Kalimat gabungan - Membahas cara merantai beberapa kalimat menjadi satu. Memperkenalkan bentuk-te yang ampuh. Keadaan berlanjut - Membahas cara menyatakan aksi atau keadaan yang berlanjut dengan bentuk-te. Bentuk potensial - Membahas cara menyatakan kemampuan melakukan sesuatu. Menggunakan dan dengan partikel - Membahas ekspresi-ekspresi berguna dengan dan . Pengandaian - Membahas cara menyatakan hal-hal dan kejadian yang terjadi jika kondisi tertentu dipenuhi. Anak jurusan komputer, kamu pasti mau membaca bab ini! Menyatakan keharusan - Bagaimana mengatakan bahwa kamu harus atau tidak boleh melakukan sesuatu. Juga membahas cara menyatakan bahwa kamu tidak harus melakukan sesuatu. Keinginan dan saran - Membahas cara menyatakan keinginan dan saran. Bab yang wajib untuk mendapatkan pacar di Jepang! Menggunakan klausa subordinat terkutip dan menyatakan dengarkabar - Belajar bagaimana cara menyatakan apa yang ada di pikiranmu dan cara mengutip orang lain dengan klausa subordinat. Definisi dan deskripsi - Belajar menggunakan untuk mendefinisikan, mendeskripsikan, atau berbicara tentang sesuatu secara umum. Mencoba atau mengusahakan sesuatu - Cobalah hal-hal baru dengan tata bahasa ini. Memberi dan menerima - Belajar bagaimana cara memberi dan menerima menggunakan dan . Membuat permintaan - Belajar bagaimana membuat permintaan dengan dan bentuk perintah (imperatif). Angka dan berhitung - Menjelaskan bilangan dan berbagai macam satuan untuk menghitung.
Mengakhiri bagian 4 dan gobi tambahan - Mengakhiri apa yang telah dibahas di bagian ini dan membahas gobi baru.
Akankah engkau berbaik hati untuk sedikit meluangkan waktu membaca bab yang se de Bab Sebelumnya (Tata bahasa penting) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Menyebut orang) rh ana ini?
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. Tidak berlaku sembrono di Jepang Akar verba Menggunakan untuk membuat verba sopan Menggunakan untuk sisanya 5. TIDAK sama dengan
Untungnya, mengubah bahasa santai menjadi bahasa sopan tidaklah sulit. Mungkin ada beberapa perubahan kata (misalnya "ya" dan "tidak" masing-masing menjadi dan ), dan gobi-gobi tertentu yang cukup vulgar jelas tidak muncul pada percakapan sopan. (Tenang saja, mereka memang belum kita bahas kok) Pada intinya, beda utama dari gaya bicara santai dengan sopan terletak pada akhir kalimatnya. Kamu bahkan tidak bisa tahu apakah seseorang sedang bicara dalam gaya sopan atau santai sebelum kalimatnya selesai.
Akar verba
Untuk mengkonjugasikan semua verba-u dan -ru ke bentuk sopannya, kita pertama harus belajar akar verba. Kadang-kadang ini disebut akar masu di buku-buku tapi kita hanya akan menyebutnya akar karena bentuk tersebut digunakan di banyak konjugasi selain untuk bentuk masunya. Akar ini benar-benar hebat karena sangat mudah dibuat dan berguna untuk berbagai jenis tata bahasa.
Aturan untuk mendapatkan akar verba
y y y
verba-ru - Buang ) verba-u - Ubah suara vokal terakhir dari suara "u" menjadi suara "i". ) Verba perkecualian - menjadi dan menjadi .
Akarnya sendiri sebetulnya bisa berfungsi sebagai cara khusus dan terbatas untuk mengubah verba-verba tertentu menjadi nomina. Kalau partikel memungkinkan kamu berbicara tentang verba seakan-akan mereka adalah nomina, bentuk akar ini benar-benar mengubah verba menjadi nomina. Bahkan di kasus-kasus yang sangat langka akarnya lebih sering digunakan daripada verbanya. Contohnya akar dari lebih sering digunakan daripada verbanya. Film "Fists of Fury" di bahasa Jepang adalah dan bukan . Dan bahkan, kemungkinan besar akan dibaca , verba berbeda dengan arti dan kanji yang sama! Ada beberapa nomina tertentu (semacam )yang sebetulnya adalah akar verba yang digunakan seperti nomina biasa. Tapi secara umum kita tidak bisa mengambil verba apapun dan mengubahnya menjadi nomina. Misalnya, contoh berikut salah: - (Kalimat ini sebetulnya masuk akal tapi tidak ada yang bicara seperti ini) Tapi, ada satu tata bahasa berguna yang bisa digunakan dengan akar dari semua verba, yaitu menggunakan akarnya sebagai target dari verba gerakan (hampir selalu dan pada kasus ini). Tata bahasa ini berarti "pergi atau datang untuk [melakukan sesuatu]". Ini contohnya: - Besok, pergi untuk melihat film. adalah akar dari yang disusul dengan partikel target . Partikel arah kedengaranya seakan-akan kamu secara harfiah akan pergi ke sesuatu, sementara partikel berarti bahwa kamu pergi dengan tujuan melakukan sesuatu. - Kemarin, teman datang ke aktivitas bermain. (Kedengaran agak aneh) - Kemarin, teman datang untuk bermain.
Ekspresi berarti bahwa seseorang "menanti akan sesuatu yang menyenangkan" (misalnya menunggu hari-hari buku Harry Potter muncul di toko) dan dibentuk dari tata bahasa yang sama, tapi ini adalah kasus khusus dan sebaiknya dianggap sebagai ungkapan yang sudah langsung jadi. Verba lain kadang juga ditempelkan ke suatu akar untuk menciptakan verba baru. Contohnya, saat ditempelkan ke akar , yaitu , kamu mendapat yang berarti "mulai berlari". Contoh lain misalnya , yang berarti "mengganti ke sesuatu yang lain", dan , yang berarti "menambahkan sesuatu dengan menempelkannya". Arti masing-masing verbanya digabung menciptakan verba baru. Contohnya, berarti "mulai berbicara", yang menggabungkan arti "berbicara" dan "mengeluarkan". Tidak ada aturan umum di sini, sebaiknya kamu cek arti masing-masing verba gabungan tersebut dan menghafalnya sebagai suatu verba tersendiri. Dalam konteks formal seperti artikel koran, akar verba juga digunakan sebagai bentuk konjungktif verba. Kita akan kembali ke topik ini pada bab tentang ekspresi formal.
- Besok, pergi ke universitas. - Kemarin bertemu Jaya loh. - Tidak makan malam, ya? - Mengenai film yang tidak menarik, tidak menonton.
Negatif lampau
Lampau
Negatif lampau
Lihat bahwa hanya untuk nomina/adjektiva-na, bentuk lampaunya menjadi . Kesalahan umum adalah melakukan hal yang sama untuk adjektiva-i. Ingat selalu bahwa salah!
Contoh
Beberapa contoh lagi seperti biasanya. - Mengenai anak anjing, sangat suka. (Terjemahan paling alaminya adalah seseorang sangat suka anak anjing, tapi tidak ada konteks untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa anak anjing sangat suka sesuatu) - Kemarin tidak ada waktu. (nuansa menjelaskan) - Kamar itu tidak terlalu hening. - Film yang melihatnya minggu lalu sangat menarik.
Sedikit cek realita Saya telah mendengar beberapa kali bahwa konjugasi negatif taklampau yang diberikan di sini bukanlah konjugasi yang benar "secara resmi". Katanya, yang lebih "benar" adalah mengganti bagian dengan . Alasannya adalah bentuk sopan negatif dari verba bukan tapi . Dengan konjugasi ini menjadi dan menjadi .
Memang konjugasi tersebut ada, tapi pada kenyataannya sekarang konjugasi yang "resmi" tersebut terdengar cukup kaku dan formal. Pada percakapan sopan sehari-hari, konjugasi yang telah kita bicarakan sebelumnya adalah yang akan digunakan hampir setiap saat. Walaupun kamu sebaiknya menggunakan konjugasi yang lebih formal untuk tulisan yang menggunakan bentuk sopan, kamu akan jarang mendengarnya di percakapan. Saya menyarankan kamu mempelajari dan mahir dengan kedua jenis konjugasi tersebut.
Konjugasi sopan negatif yang lebih formal Santai Sopan
Negatif
Negatif lampau
Contoh
- Kamar itu tidak terlalu hening loh. - Kamar itu tidak terlalu hening loh.
Pasti kamu telah mempelajari ungkapan . Nah, ada empat cara untuk membentuk kalimat yang artinya "memang betul begitu" dengan pernyataan keadaan benda yang berbeda.
Cara berb eda untuk mengatakan "memang betul begitu"
Pada yang pertama yaitu pernyataan keadaanya implisit dan pada deklaratif. Seperti telah saya jelaskan sebelumnya, bentuk yang tidak lantang umumnya digunakan oleh wanita dan yang deklaratif umumnya digunakan pria. adalah versi sopan dari , dibuat dengan cara menempelkan ke nominanya. bukan versi sopan yang diperoleh dengan mengganti dengan . Saya akan menjelaskan kenapa.
Misalnya kita ingin mengubah kalimatnya menjadi pertanyaan yaitu "Apakah betul begitu?" Ada beberapa cara untuk melakukannya tetapi sebagian ditunjukkan di sini. (Tata bahasanya dibahas di bab lain.)
Cara berb eda untuk bertanya, "Apakah betul begitu?"
Saya telah menjelaskan sebelumnya bahwa digunakan untuk mendeklarasikan hal yang dipercayai sebagai fakta. Jadi, bukanlah cara yang sah untuk bertanya karena kalimat tersebut pada waktu yang sama membuat pernyataan dan pertanyaan. Tapi fakta bahwa adalah pertanyaan yang sah menunjukkan bahwa dan jelas berbeda. , dalam menunjukkan kesopanan, tidaklah deklaratif dan hanya merupakan versi sopan dari . Selain perbedaan nuansa antara dengan , perbedaan kunci lainnya adalah bahwa digunakan di banyak tata bahasa untuk membuat batas klausa subordinatnya jelas. Di lain pihak hanya digunakan di akhir kalimat untuk menunjukkan kesopanan. Sebagai contoh, perhatikan kedua kalimat berikut. (Tata bahasanya ada di bab lain setelah bab ini) - Menurut saya begitu. - (Kalimat salah) benar tapi tidak karena hanya bisa digunakan di akhir kalimat. hanya bisa berada pada klausa subordinat jika itu merupakan kutipan langsung perkataan seseorang seperti berikut.
Kesimpulannya, mengganti dengan , berpikir bahwa yang satu merupakan versi sopan yang lainnya (dan sebaliknya) berpotensi menghasilkan kalimat-kalimat yang secara tata bahasa salah. Hal yang terbaik adalah menganggap mereka sebagai dua hal yang berbeda (karena memang begitu). Sebut namaku...
Daftar Isi
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menyebut orang dengan benar di bahasa Jepang Menyebut diri sendiri Menyebut orang lain dengan namanya Menyebut orang lain dengan "kamu" Menyebut pihak ketiga Menyebut anggota keluarga
4. - "Saya" yang sangat kasar dan bisa dibilang khusus untuk laki-laki di situasi yang sangat santai. Dari segi vulgaritas mirip dengan "gue", tapi ingat hanya untuk lakilaki. 5. - Cara yang sangat feminim dan santai untuk menyebut diri sendiri. Tapi banyak perempuan lebih memilih karena rasanya terlalu imut dan kecewek-cewekan. 6. Menyebut nama sendiri - Juga cara yang feminim dan agak kekanak-kanakan untuk menyebut diri sendiri. 7. - Biasanya digunakan oleh orang tua yang sudah cukup di atas separuh baya. Mari kita lihat bagaimana kalimat yang berbeda menggunakan "saya" yang berbeda juga. tidak disertakan karena kita belum membahas tata bahasa yang sangat formal. - Nama saya Kim. (Netral, sopan) - Nama saya Kim. (Maskulin, sopan) - Namaku Jaya. (Maskulin, santai) - Nama gue Jaya. (Maskulin, sangat santai) - Namaku Rina. (Feminim, santai)
Di bahasa Indonesia, pada situasi sopan kita biasanya tidak menggunakan "kamu" dan lebih memilih kata-kata seperti "bapak" atau "mas". Bahasa Jepang juga secara umum tidak menggunakan , jadi hati-hati dalam menggunakannya. Dalam memanggil orang lain secara langsung, ada tiga tingkat kesopanan di bahasa Jepang: 1) Menggunakan nama orangnya dengan akhiran yang pas, 2) Tidak menggunakan apa-apa sama sekali, dan 3) Menggunakan . Kalau kamu sudah sampai ke nomor tiga, kamu sudah berada di daerah bahaya karena bisa terdengar sembrono. Pada umumnya, kamu tidak perlu menggunakan apa-apa karena kamu sudah jelas sedang berbicara dengan orang tersebut. Terus-terusan mengucapkan "kamu" akan terdengar seperti kamu sedang menyerangnya dengan tuduhan atau semacamnya. juga merupakan cara lama bagi wanita untuk memanggil suami atau kekasihnya. Kecuali kamu wanita separuh baya dengan suami orang Jepang, sepertinya kamu tidak akan menggunakan untuk tujuan tersebut. Inilah daftar beberapa kata yang artinya "kamu". Kamu akan sangat jarang memerlukan katakata ini, terutama yang ada di akhir-akhir daftar. 1. - Secara umum hanya digunakan jika tidak mungkin untuk berkontak fisik dan mengetahui nama orangnya. Sebagai contoh, pertanyaan pada formulir akan menggunakan . 2. - Bisa digunakan oleh laki-laki untuk memanggil orang lain yang menunjukkan kedekatan. Bisa juga terasa cukup kasar. 3. - Cara yang sangat vulgar untuk menyebut orang lain. Umumnya digunakan oleh laki-laki dan diubah menjadi . 4. - Cara memanggil orang yang menunjukkan sikap sok dan kedekatan dengan lawan bicaranya. Orang yang menggunakannya mungkin agak jengkel dengan sesuatu. 5. - Sangat-sangat kasar. Seperti , untuk menambahkan sedikit efek orang akan mengatakannya . Terdengar seperti kamu ingin menghajar seseorang. Saya hanya pernah menjumpainya di buku dan film. Kalau kamu mencobanya ke teman-teman Jepangmu untuk bercanda, mungkin mereka akan tertawa dan mengatakan bahwa kamu terlalu banyak membaca komik. 6. - Menunjukkan kebencian dan kemarahan terdalam. Kedengarannya seperti kamu ingin menghabisi orang tersebut. Saya juga hanya pernah menemuinya di komik, dan membahasnya di sini agar kamu juga bisa menikmati komik!
Kata lain untuk istri yaitu sering dianggap tidak tepat secara politis karena kanji yang digunakan adalah "rumah" dan "dalam", yang berimplikasi bahwa istri harus ada di dalam rumah.
Partikel tanya
Bab Sebelumnya (Menyebut orang) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Kalimat gabungan)
Isi bab ini 1. Pertanyaan dalam bentuk sopan 2. Partikel tanya pada kalimat santai 3. pada klausa subordinat 4. Menggunakan kata tanya
Di sini pertanyaannya sebetulnya adalah ajakan, secara tata bahasa mirip dengan ajakan pada bahasa Indonesia seperti "Tidakkah kamu akan menemaniku?". adalah cara yang sopan untuk meminta maaf. Yang sedikit lebih tidak formal adalah dan versi santainya hanyalah .
Contoh
- Emang kamu pikir (dia) beneran bakal makan kaya ginian?! - Emang aku keliatan kaya orang yang punya kaya gituan?!
Sebagai ganti , pertanyaan umum di gaya bahasa santai menggunakan partikel penjelasan atau tidak menggunakan apapun kecuali intonasi yang naik, sebagaimana telah kita pelajari di bagian-bagian sebelumnya.
- Kamu beneran mau makan kaya ginian? - Kamu punya yang kaya itu nggak?
- Lupa apa yang kumakan kemarin. - Nggak ngerti apa yang dia omongin. - Tidakkah kamu akan memberi tahuku apa guru pergi ke sekolah? Pada kalimat seperti pertanyaannya memiliki jawaban ya/tidak, dan pada kasus tersebut cukup umum (tapi tidak wajib) untuk menambahkan . Ini sama dengan mengatakan "apakah ... atau tidak" di bahasa Indonesia. Kamu juga bisa menambahkan pilihan lainnya juga untuk mengatakan hal yang sama. - Tidak tahu apakah guru pergi ke sekolah atau tidak.. - Tidak tahu apakah guru pergi ke sekolah atau tidak pergi.
Kata Tanya Kata+Partikel tanya Arti seseorang sesuatu suatu waktu suatu tempat salah satu dari pilihan yang ada
Seperti yang bisa kamu lihat dari contoh-contoh berikut, kamu bisa memperlakukannya bagai nomina biasa.
- Seseorang makan semua kue enaknya. - Apa ada seseorang yang tahu siapa yang mencurinya? - Apakah kamu melihat penjahatnya di suatu tempat? - (Menjelaskan) Pilih salah satu di antara [beberapa pilihan berikut].
Kata tanya dengan arti inklusif Kata-kata yang sama seperti pada pada tabel di atas bisa digabung dengan pada kalimat negatif untuk berarti "tidak siapapun" , "tidak ada apapun" (), "tidak di manapun" , dll.
dan digunakan terutama untuk kalimat negatif. Menariknya, tidak ada cara untuk mengatakan "semua", baik orang maupun hal umum, menggunakan kata tanya. Yang digunakan adalah kata-kata khusus seperti dan . Tiga kata sisanya, ( artinya "selalu"), ( artinya "yang manapun"), dan ( artinya "di mana-mana") bisa digunakan di kalimat negatif maupun positif.
Kata Inklusif
Kata+
Arti tidak siapapun (hanya kalimat negatif) tidak ada apapun (hanya kalimat negatif) selalu di mana-mana yang manapun (semua pilihan)
- Tidak ada yang tahu jawaban dari pertanyaan ini. - Teman selalu telat. - Restoran manapun di sini semuanya tidak ada yang enak. - Tidak pergi ke manapun akhir minggu ini. (Secara tata bahasa, ini sama dengan partikel topik jadi partikel target harus diletakkan sebelum partikel .)
Kata tanya yang artinya "apapun" Kata-kata tanya yang sama jika digabung artinya "apapun". Yang perlu diperhatikan adalah bahwa dibaca dan bukan . Kata untuk "apapun" Kata+ Arti Siapapun Apapun Kapanpun Di manapun
Yang manapun
- Siapapun mengerti jawaban pertanyaan ini. - Tentang makan siang, di manapun OK. - Orang itu benar-benar makan apapun.
Bab Sebelumnya (Partikel tanya) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Penggunaan lain bentuk-te)
Kalimat gabungan
Di bagian ini, kita akan belajar banyak cara untuk menggabungkan banyak kalimat sederhana menjadi satu kalimat kompleks. Sebagai contoh, kita akan mempelajari cara merantai kalimatkalimat yang terpisah menjadi satu untuk menyatakan banyak aksi atau keadaan. Dengan kata lain, misalnya kita punya dua kalimat sederhana dengan subjek yang sama "Saya makan" dan "Saya berlari", maka kita akan belajar cara menyatukannya menjadi "Saya makan dan berlari." Kita juga akan mempelajari cara melakukan hal yang sama untuk adjektiva dan nomina. (Misalnya: Dia kaya, tampan, dan menarik.)
mengkonjugasikan nomina atau adjektivanya. Nomina atau adjektiva yang muncul terakhir akan tetap sama. Cara merantai nomina dan adjektiva menjadi satu
y y y y
Nomina dan adjektiva-na: Tempelkan ke akhir nomina atau adjektiva. Adjektiva-i dan nomina/adjektiva negatif: Ganti dengan . Untuk dan , perkecualian juga berlaku di sini.
y y y
Contoh
- Kamar saya bersih, hening, dan saya sangat suka. - Dia bukan murid, dia guru. - Tanaka-san kaya, keren, dan mempesona ya? Kamu bisa lihat bahwa yang ditempelkan ke di sini tidak mungkin partikel konteks karena tidak ada verba yang terlibat. Mungkin akan memudahkan jika kamu menganggap hanyalah suatu bentuk dari yang digunakan untuk membentuk rantai.
Examples
- Saya akan pergi ke kafetaria, makan siang, lalu tidur siang. - Saya pergi ke kafetaria, makan siang, lalu tidur siang. (lampau) - Ada waktu dan saya menonton film. (lampau)
- Hadiah datang dari teman. - Karena (orang itu) teman, maka hadiah datang. (Kalimat ini artinya agak aneh) Alasan atau akibatnya bisa dihilangkan jika sudah diketahui dari konteks sebelumnya. Jika bagian akibat dihilangkan pada bahasa sopan, di akhir kalimat dianggap sebagai nomina biasa dan ditambahkan. Kalau bagian sebab dihilangkan, kamu harus mendahuluinya dengan atau . - Kenapa kamu tidak pergi ke pesta? - Karena saya tidak ada waktu. - Kamu nggak pergi ke pesta? - Iya. Soalnya nggak ada waktu.
- Aku nggak ada waktu. - Makannya kamu nggak pergi ke pesta ya? Perhatikan bahwa dan bisa saja menggunakan partikel pemberi penjelasan untuk menyatakan hal yang sama. Dengan kata lain, juga bisa mengatakan, atau sementara bisa saja mengatakan ( kita asumsikan dia ingin memakai bentuk yang lebih feminim). Justru dari sinilah kemungkinan asal mula bentuk . Katakan saja kita ingin menggabungkan dua kalimat berikut: dan . Ingat bahwa kita menganggap persis seperti nomina jadi kita bisa gunakan apa yang baru saja dipelajari di bab ini. menjadi: Bahkan, dan sebetulnya hampir selalu bisa saling ditukar, dengan sedikit perbedaan nuansa. secara tegas menyatakan bahwa kalimat sebelumnya adalah sebab terjadinya sesuatu. Di lain pihak hanyalah menggabungkan dua kalimat, dengan kalimat pertama memiliki nada penjelasan. Perbedaan ini menyebabkan terdengar lebih halus dan sedikit lebih sopan, sehingga lebih digunakan untuk kasus-kasus di mana kita melakukan sesuatu yang mungkin kurang sopan. - Saya agak sibuk, jadi sebentar lagi akan pamit. , yang arti literalnya "Saya melakukan hal sembrono", adalah ungkapan yang umum digunakan saat akan pulang duluan atau saat mengganggu waktu orang lain.
Catatan: Jangan lupa bahwa pemberi penjelasan memerlukan untuk nomina dan adjektiva-na yang tidak terkonjugasi. Baca lagi Partikel 3 untuk penjelasan lengkapnya. - Saya murid, jadi tidak punya uang (lit: uang tidak ada). - Di sini hening, jadi sangat tenang. - Karena itu maka tidak ada waktu untuk bertemu teman. Sebagaimana partikel pemberi penjelasan bisa disingkat menjadi , di pembicaraan bisa juga berubah jadi karena memang lebih praktis untuk diucapkan daripada harus menyuarakan / o /-nya. - Tidak ada waktu, jadi tidak pergi ke pesta. - Di sini hening, jadi sangat tenang. - Karena itu maka tidak ada waktu untuk bertemu teman.
- Walaupun berolahraga tiap hari, tapi tidak tambah kurus sedikitpun. - Walaupun murid, tapi dia tidak belajar.
Contoh
- Saya pergi ke department store tapi tidak ada apapun yang saya inginkan. - Saya bertanya ke teman, tapi dia tidak tahu. - Saya kosong hari ini tapi besok sibuk. - Mungkin begitu, tapi saya tetap suka dia. (nuansa menjelaskan, feminim) Mungkin aneh, tapi bisa berarti "mendengar" maupun "bertanya". Kamu mungkin merasa ini akan sangat membuat pusing, tapi biasanya arti yang diinginkan bisa diketahui dari konteks. Di , kita asumsikan temannya yang tidak tahu, jadi di kalimat tersebut ceritanya pembicaranya yang bertanya ke temannya. Namun konteks sangatlah penting karena kalimat ini juga bisa saja berarti, "Saya mendengar dari teman, tapi saya tidak tahu" karena subjek maupun topiknya tidak disebutkan. Mirip seperti beda dengan , terdengar lebih halus dan sedikit lebih sopan dari . Walaupun bukan aturan saklek, tapi secara umum kita akan sering melihat ditempelkan ke akhiran atau dan ditempelkan ke akhiran biasa. Versi yang lebih formal dari adalah dan bahkan ada yang lebih formal lagi yaitu yang akan kita pelajari saat membahas ekspresi formal. Tidak seperti kata "tapi" di bahasa Indonesia yang hanya terbatas pada kontradiksi, dan tidak selalu menyatakan kontradiksi kuat. Sering kali, terutama saat membawa topik baru, dan digunakan hanya sebagai penghubung dua kalimat saja. Sebagai contoh, pada kedua kalimat di bawah tidak ada kontradiksi apapun dan maupun hanya digunakan untuk menghubungkan kalimatnya saja. Pada kasuskasus tersebut, seringkali artinya lebih mirip "dan" pada bahasa Indonesia. - Saya pergi ke department store dan banyak barang bagus. - Saya menonton "The Matrix" dan film itu menarik.
Sekali lagi, untuk keadaan benda harus digunakan pada nomina dan adjektiva-na yang tidak terkonjugasi untuk menyatakan alasannya secara tegas. Mari kita lihat beberapa contoh.
- Kenapa dia bukan teman? (meminta penjelasan) - Soalnya dia guru, terus lebih tua... - Kenapa (kamu) suka dia? - Karena dia baik, keren, dan menarik (dan mungkin masih ada alasan yang lain juga). Perhatikan bahwa juga bisa saja digunakan. Tapi seperti beda antara partikel dengan , penggunaan mengandung makna bahwa mungkin masih ada alasan lain.
Kamu juga bisa menggunakan ini dengan keadaan benda untuk menyatakan bahwa sesuatu bisa berupa satu hal di satu waktu dan bisa juga menjadi hal lain di waktu lainnya (dan mungkin hal-hal lain lagi yang tidak disebutkan). Sama seperti verba, kamu hanya perlu mengubah tiap nomina atau adjektivanya ke bentuk lampau lalu menempelkan . Terakhir tambahkan di akhir.
Aturan untuk membuat daftar verba dari suatu daftar yang lebih besar
y
Verba - Konjugasikan tiap verba ke bentuk lampau lalu tambahkan . Terakhir, tambahkan di paling belakang. ) Keadaan benda - Konjugasikan masing-masing nomina atau adjektivanya ke bentuk lampau lalu tambahkan . Terakhir, tambahkan di paling belakang. )
- Saya menonton film, membaca buku, tidur siang, dan yang lainnya.
- Kelas-kelas di universitas ini kadang mudah, kadang susah (dan mungkin terkadang yang lainnya, lucu misalnya). Aspek waktu maupun bentuk positif/negatifnya ditentukan oleh di paling akhir. - Saya melakukan hal-hal semacam menonton film dan membaca buku. - Saya tidak melakukan hal-hal semacam menonton film dan membaca buku. - Saya tidak melakukan hal-hal semacam menonton film dan membaca buku. (lampau)
Untunglah! Aku tahu pasti ada gunanya me mp Bab Sebelumnya (Kalimat gabungan) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Bentuk potensial) ela jari hal tersebut!
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. 5. Kegunaan lain bentuk-te Menggunakan untuk keadaan berlanjut Hasil berlanjut dan bukan aksi berlanjut Menggunakan untuk keadaan hasil Menggunakan sebagai persiapan untuk waktu mendatang 6. Menggunakan verba gerakan dengan bentuk-te
yang dipakai di sini adalah verba-ru yang menyatakan adanya sesuatu, pertama kali kita pelajari di bab verba negatif. Tapi dalam penggunaan kali ini, kamu tidak perlu memusingkan apakah subjeknya benda hidup atau bukan.
Menggunakan untuk keadaan berlanjut
y y y
Untuk menyatakan aksi berlanjut, pertama konjugasikan verbanya ke bentuk-te lalu tempelkan verba . Hasilnya berkonjugasi sebagai verba-ru. Hasilnya adalah verba-ru, tanpa peduli apa verba aslinya Positif Negatif tidak sedang membaca
Lampau
Contoh
- Teman(mu) sedang melakukan apa? - (temanku) sedang makan siang. Tentu saja setelah kamu mengubahnya menjadi verba-ru biasa dengan cara seperti ini, semua konjugasinya berlaku. Contoh berikut menunjukkan konjugasi bentuk-masu dan negatif: - (Kamu) sedang membaca apa? - (Saya) sedang membaca buku pelajaran. - Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?) - Tidak, tidak sedang mendengarkan.
Perhatikan bahwa pada kasus terakhir, bahasa Indonesia yang lebih alami adalah tanpa menggunakan "sedang", misalnya "Kamu ndengerin nggak sih?!?" Walaupun begitu, cara berpikir bahasa Jepangnya yang menggunakan pun seharusnya bisa dengan mudah dimengerti karena pada waktu tersebut memang orangnya "sedang" mendengarkan (atau tidak). Karena orang biasanya terlalu malas menggerakkan lidahnya untuk membunyikan dengan benar, di situasi yang santai -nya bisa dibuang begitu saja. Ini adalah kepraktisan untuk berbicara. Kalau kamu sedang menulis esai atau karya tulis, kamu harus selalu menggunakan . Inilah versi yang disingkat dari contoh-contoh sebelumnya: - Teman(mu) sedang melakukan apa? - (temanku) sedang makan siang. - (Kamu) sedang membaca apa? - (Saya) sedang membaca buku pelajaran. - Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?) - Tidak, tidak sedang mendengarkan. Perhatikan bahwa saya tetap menggunakan untuk bentuk sopan. Walaupun tentunya orang juga membuang -nya pada bentuk sopan, mungkin sebaiknya kamu membiasakan diri berbicara dengan bentuk standardnya sebelum asyik terbawa penyingkatan-penyingkatan santai. Kamu benar-benar akan terkejut mengetahui banyaknya penyingkatan yang mungkin di pembicaraan santai. (Kamu juga akan kagum bahwa semua hal menjadi sangat panjang di gaya bicara super sopan) Pada intinya, penyingkatanpenyingkatan itu terjadi kalau kamu mengucapkan segala sesuatunya dengan malas-malasan dan menyambung semuanya menjadi satu. Partikel-partikel di sana-sini juga akan dibuang. Contohnya: (Repot banget sih ada partikel segala...) (Uh, males rasanya ngebunyiin semua vokalnya.) (Ah, sempurna.)
- Dia sudah menikah/Dia berkeluarga. (kalau dijabarkan: Dia "telah" melakukan aksi akad nikah, sehingga "hasilnya" statusnya berubah dari single menjadi menikah, dan status tersebut "berlanjut" sampai sekarang. Jadi di sini menyatakan aspek keberlanjutan hasilnya.) Kita akan membahas beberapa verba umum yang sering membuat pelajar bahasa Jepang bingung dalam aspek ini. artinya "tahu". Bahasa Indonesia sebetulnya aneh karena "tahu" adalah suatu verba, padahal fungsinya lebih pada menyatakan keadaan punya pengetahuan. Bahasa Jepang lebih konsisten dan hanyalah verba aksi biasa. Dengan kata lain, aku "tahu" (aksi, misal mendengar berita) sesuatu sehingga sekarang aku tahu hal tersebut (keadaan). Inilah alasannya kenapa kata "tahu" bahasa Indonesia berpadanan dengan keadaan berlanjut di bahasa Jepang, yaitu: . vs yang berarti "paham/mengerti" mungkin kedengarannya mirip dengan di kasus-kasus tertentu. Namun ada perbedaan nyata antara "tahu" dan "paham". Jangan sampai menukar-balikkan dengan . artinya kamu sudah berada di keadaan paham. Dengan kata lain, kamu sudah "ngeh". Kalau kamu salah menggunakan kata ini, kamu akan terdengar sok. ("Iya, iya, aku dah ngerti kok. Jadi plis deh jangan ngomong lagi.") Tapi di lain sisi, hanya berarti bahwa kamu tahu sesuatu.
Contoh
- Saya mengetahuinya hari ini. (Saya melakukan aksi "tahu" hari ini.) - Apakah (kamu) tahu lagu ini? Apakah (kamu) tahu jalannya? (lit: Apakah (kamu) paham jalannya?) - Iya, iya, ngerti, ngerti. Verba Gerakan (etc.) Sangatlah masuk akal kalau kamu menebak bahwa aksi dan berarti masing-masing "sedang pergi" dan "sedang datang". Tapi sayangnya tidak begitu. Bentuk dari verba gerakan lebih menunjuk pada urutan aksi seperti yang kita pelajari di bab sebelumnya. Kamu menyelesaikan gerakannya, lalu sekarang kamu berada di kondisi tersebut. (Ingat, adalah verba yang menyatakan adanya benda.) Mungkin akan memudahkan kalau kamu memikirkannya sebagai dua aksi bertahap dan terpisah: lalu . Ini tentunya sama seperti kasus yang telah kita pelajari sebelumnya. Yang berlanjut adalah hasilnya, bukan aksinya. Dengan kata lain, penjabaran adalah: Kamu "telah" melakukan aksi pergi, sehingga "hasilnya" kamu
sekarang berada di tempat tujuan, dan keadaan "sampai tujuan" tersebut berlanjut sampai sekarang.
Contoh
Di mana Suzuki-san? - Dia sudah di rumah. (telah pulang dan sampai sekarang ada di sana) - Saya pergi duluan. (Saya akan pergi dan berada di sana sebelum kamu.) - Mie-chan sudah di sini loh. (telah datang dan sampai sekarang ada di sini.)
Karena tata bahasa ini menyatakan keadaan dari aksi yang telah diselesaikan, umumnya kita akan menemui partikel , , dan , bukannya . - Huruf kanji tertulis di papan tulis. (Seseorang selesai menulisnya, dan hasilnya bisa kamu lihat) Perhatikan bahwa pola dasarnya yaitu (menulis kanji) berubah menjadi (kanji telah selesai ditulis dan hasilnya bisa dilihat). - Bagaimana persiapannya? - Persiapannya sudah selesai. (sudah dilakukan, dan sebagai hasilnya kita bisa ke tahap selanjutnya) - Apakah rencana perjalanannya sudah selesai? - Iya, saya tidak hanya membeli tiketnya, tapi juga sudah membooking hotelnya. (dan sebagai hasilnya, kita bisa menginap di hotel itu)
memang mengandung nuansa bahwa suatu aksi selesai dilakukan sebagai persiapan hal lainnya. Namun secara eksplisit menyatakan bahwa suatu aksi dikerjakan (atau akan dikerjakan) demi masa depan (sebagai suatu persiapan). Bayangkan ini: Kamu telah membuat kue pai lezat dan kamu akan meletakkannya di dekat jendela agar menjadi dingin sehingga bisa kamu makan setelahnya. Ini menjelaskan kenapa verba , yang berarti "meletakkan", bisa dipakai untuk menyatakan persiapan demi masa depan. Walaupun yang berdiri sendiri ditulis dengan kanji, kalau ditempelkan ke bentuk-te biasanya digunakan hiragana. Contoh
- Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya). - Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya). juga kadang disingkat demi kemudahan. - Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya). - Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya).
- Apakah (kamu) punya pensil? - Apakah (kamu) akan pergi membawa pensil ke sekolah? - Apakah (kamu) akan datang membawa pensil ke rumah? Untuk contoh-contoh tersebut, mungkin akan lebih mudah kalau kamu memikirkannya sebagai rentetan aksi: pegang lalu pergi, atau pegang lalu datang. Inilah beberapa contoh lain: - Ayah pulang cepat. - Berlari menuju arah stasiun.
Pada contoh di atas, sebetulnya verba seperti dan secara implisit sudah mengandung makna perpindahan tempat. Namun tanpa verba gerakan, kesannya hanyalah satu titik waktu di mana aksi tersebut berlangsung (bayangkan melihat foto orang berlari). Penambahan maupun di sini membuat kesan "bergerak" tersebut lebih kentara dan hidup. Verba gerakan juga bisa digunakan di ekspresi waktu untuk memberikan gambaran waktu yang maju atau bergerak. - Memasuki musim dingin, orang yang menggunakan mantel akan bertambah (seiring jalannya waktu). Pada contoh di atas, kita bisa membayangkan bahwa seiring dengan pergerakan waktu ke masa depan, jumlahnya secara bertahap bertambah. - Saya akan berusaha (menuju masa depan) dengan seluruh kemampuan yang ada! - Saya telah bergaul (dari dulu sampai saat ini) dengan bermacam-macam orang, tapi belum menemukan orang yang baik. Di contoh atas juga terbayang, seiring majunya waktu, penulisnya bertemu dengan orangorang baru yang akan menjadi teman bergaulnya. - Belajar bahasa Jepang sejak sangat lama dan pada akhirnya berhenti. Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa sebagaimana bisa disingkat menjadi , pada pembicaraan santai bentuk juga bisa menjadi . Lalu, karena kanji juga memiliki bacaan alternatif , kamu juga akan menjumpai yang artinya tentu saja sama dengan .
bisa.
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. Menyatakan kemampuan melakukan sesuatu Bentuk potensial Bentuk potensial tidak memiliki objek langsung Apakah dan perkecualian? 5. , perkecualian tambahan
Bentuk potensial
Sekali lagi, terdapat aturan yang berbeda untuk masing-masing dari tiga grup berikut: verba-ru, verba-u, dan verba perkecualian. Tetapi, bentuk potensial dari verba "( melakukan") benarbenar spesial karena dia berubah menjadi verba yang sepenuhnya beda: Aturan untuk membuat bentuk potensial 1. verba-ru - Ganti dengan . 2. verba-u - Ganti huruf terakhir dari suara vokal / u / ke suara vokal / e / yang bersesuaian lalu tambahkan . 3. Perkecualian - menjadi dan menjadi . Ingat bahwa semua verba potensial menjadi verba-ru. Contoh verba-ru Contoh verba-u Dasar Potensial Dasar Potensial hanasu kaku asobu (Pot. ) hanaseru kakeru asoberu Plain Potential Verba perkecualian
Sebetulnya kita juga bisa hanya menggunakan sebagai ganti dari bentuk lengkapnya untuk verba-ru. Sebagai contoh, menjadi dan bukan . Saya menyarankan untuk mempelajari konjugasi benarnya lebih dulu karena kemalasan bisa menjadi kebiasaan yang susah dilepas dan versi yang lebih pendek, walaupun sering ditemui, masih dianggap slang.
Contoh
- Apakah kamu bisa menulis kanji? - Sayang sekali, tapi saya tidak bisa pergi akhir minggu ini. - Aku sudah tidak bisa percaya.
Inilah versi yang benarnya: - Bisa mendaki Gunung Fuji. - Bisa memegang barang bawaan berat. Tentunya partikel atau juga bisa digunakan, tergantung dari apa yang ingin kamu sampaikan.
- Hari ini cerah dan Gunung Fuji terlihat. (= saya bisa melihat Gunung Fuji) - Atas kebaikan teman [saya], [saya] bisa menonton filmnya dengan gratis. - Atas kebaikan teman [saya], [saya] bisa menonton filmnya dengan gratis. Kamu bisa melihat bahwa menggunakan nomina umum untuk kejadian, dan secara literal hal tersebut berarti "kejadian menonton film bisa dilakukan" yang pada dasarnya sama dengan . Seperti sudah dijelaskan di Partikel 3, kamu juga bisa menggunakan nomina generik untuk menggantikan . Inilah contoh tambahan menggunakan . Bisakan kamu merasakan beda penggunaannya? Perhatikan bahwa selalu berarti "terdengar", tidak pernah "bisa bertanya". - Saya bisa mendengar suaranya lagi untuk pertama kalinya dalam waktu yang panjang. - Sekeliling saya berisik dan saya tidak bisa mendengar dengan baik apa yang sedang dia katakan.
, perkecualian tambahan
Kamu bisa mengatakan bahwa sesuatu memiliki kemungkinan ada dengan menggabungkan dan verba untuk menghasilkan . Pada dasarnya ini berarti . Hanya saja tidak ada yang mengatakan versi panjang tersebut dan semua menggunakan . Verba ini sangat menarik karena bisa dibaca maupun . Namun, semua konjugasi lainnya seperti dan hanya bisa dibaca menggunakan .
Contoh
- Kejadian/hal seperti itu mungkin. (lit: bisa ada) - Kejadian/hal seperti itu mungkin. (lit: bisa ada) - Kejadian/hal seperti itu tidak mungkin. (lit: tidak bisa ada) - Mungkin juga dia bangun kesiangan. (lit: Kejadian bahwa dia kesiangan juga bisa ada.) - Itu kejadian/cerita yang tidak masuk akal. (lit: Kejadian/cerita itu tidak bisa ada)
Bab Berikutnya (Menggunakan + )
Daftar Isi
Pelajaran ini akan menjadikanmu m el Bab Sebelumnya (Bentuk potensial) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Pengandaian) a kukan
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. Menggunakan dan dengan partikel Menggunakan dan untuk nomina dan adjektiva-na Menggunakan dengan adjektiva-i Menggunakan dan dengan verba
Kita bisa menggunakan verba dan bersamaan dengan partikel untuk menyatakan berbagai hal yang berguna. Kita sudah sering menggunakan partikel objek untuk karena sesuatu biasanya dilakukan pada sesuatu yang lain. Kita akan melihat bagaimana artinya berubah jika partikelnya diganti menjadi . Kalau menggunakan , kita selalu menggunakan partikel karena "menjadi" bukanlah aksi yang dikenakan pada sesuatu yang lain, tetapi perubahan menuju target tertentu. Poin tata bahasa yang menarik di sini hanyalah penggunaan dengan adjektiva-i dan verba.
Karena partikel adalah partikel target yang digunakan untuk nomina dan juga adjektiva-na, kita harus menggunakan cara lain untuk menyatakan bahwa sesuatu menjadi adjektiva-i. Karena "menjadi" menyatakan perubahan keadaan, sepertinya masuk akal untuk mengungkapkan hal tersebut menggunakan adverbia. Nyatanya, kalau dipikir-pikir kita sebetulnya sudah menggunakan (semacam) adverbia di bagian lalu saat kita menggunakan dengan adjektiva-na. Ingat, untuk mengubah adjektiva-na menjadi adverbia kita menggunakan , namun dengan adjektiva-i kita mengubah di akhir menjadi . - Sejak (dibanding) tahun lalu kamu sudah menjadi tinggi, ya? (lit: tinggi badan menjadi tinggi) - Karena aku berolahraga, aku akan menjadi kuat. - Karena aku banyak belajar, aku menjadi pandai. (lit: kepala menjadi baik)
- Aku akan mencoba makan daging tiap hari. (lit: Aku akan melakukan menuju penampakan makan daging tiap hari) Kamu bisa memodifikasi verba dengan atau dengan cara mengubahnya menjadi klausa nomina lebih dulu lalu berikutnya memperlakukannya bagai nomina biasa. Cukup cerdik kan? Semoga terjemahan literalnya memberimu gambaran asal mula arti kalimat-kalimat tersebut. Sebagai contoh, di memiliki terjemahan bahasa Indonesian "berusaha untuk...". Namun di bahasa Jepang, sebetulnya itu hanyalah target suatu aksi agar tampak menjadi sesuatu hal (dalam contoh di atas, agar "tampak makan daging tiap hari"). Karena verba potensial menyatakan kemungkinan dan bukan aksi (ingat, ini alasannya partikel tidak bisa digunakan), verba potensial sering muncul bersama untuk menyatakan perubahan kemampuan/keadaan. Mari gunakan kesempatan ini untuk berlatih beberapa konjugasi verba potensial. - Setelah datang ke Jepang, aku jadi bisa makan sushi. % - Karena aku latihan selama 1 tahun, aku jadi bisa main piano. - Setelah masuk ke bawah tanah, Gunung Fuji menjadi tidak kelihatan.
Pengandaian
Bab Sebelumnya (Menggunakan + ) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Menyatakan "harus")
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. 5. Cara mengatakan "jika" di bahasa Jepang Menyatakan sebab akibat alami dengan Pengandaian kontekstual dengan Pengandaian umum dengan Pengandaian lampau dengan 6. Bagaimana posisi di semua ini?
Di bagian ini kita akan fokus pada cara mengucapkan "jika" di bahasa Jepang. Kalau saja semudah di bahasa Indonesia! Di bahasa Jepang, ada empat (coba hitung sampai empat) cara untuk mengatakan "jika"! Untungnya konjugasinya sedikit dan sederhana, terutama karena kamu tidak perlu dipusingkan dengan aspek waktu.
- Jika kamu menjatuhkan bola, (bola tersebut) akan jatuh. - Jika kamu mematikan lampu, akan menjadi gelap. Contoh-contoh di atas dipilih untuk menunjukkan bahwa menyatakan sebab akibat alami. Tetapi, kalaupun pernyataannya bukan hukum alam, tetap bisa digunakan untuk memberitahu pendengar bahwa bagaimanapun juga itulah hasil yang diharapkan terjadi. - Jika kamu tidak pergi ke sekolah, kamu tidak bisa bertemu teman-teman. - Jika kamu banyak makan, kamu pasti akan menjadi gemuk loh. - Jika dia guru, pasti dia lebih tua kan? Penggunaan pengandaian di sini secara implisit menyampaikan maksud "pasti terjadi" yang ada di pikiran pembicara. Pembicara berusaha menyampaikan kepada pendengar bahwa rantai sebab-akibatnya pasti benar, bagaimanapun
keadaannya. Di contoh terakhir, kamu bisa melihat bahwa jika [Sebab]-nya adalah keadaan benda, maka dia harus diikuti secara eksplisit. Sebagaimana kamu ketahui, ini berlaku untuk semua nomina dan adjektiva-na yang tidak terkonjugasi. Gunanya adalah untuk membedakannya dengan penggunaan lain : - Pergi bersama guru. - Jika guru, pasti pergi.
Pada dasarnya, kamu menjelaskan apa yang akan terjadi jika suatu kondisi dipenuhi. Ini sama saja mengatakan "Pada kasus tertentu, maka ini yang akan terjadi". Kita akan menggunakan terjemahan literal "Jika kasusnya" untuk menunjukkan cara berpikir ini. ditempelkan pada konteks pengandaiannya. Polanya mirip pengandaian , hanya saja jangan gunakan deklaratif .
Cara menggunakan pengandaian 1. Tempelkan pada konteks pengandaiannya = [K onteks yang Diasumsikan] + + [Hasil] 2. Jangan tempelkan deklaratif . Contoh
- Jika kasusnya adalah semua pergi, maka saya juga akan pergi. - Jika kasusnya adalah bahwa Rina mengatakan begitu, maka tidak ada masalah.
Contoh Percakapan
- Perpustakaan ada di mana? - Jika yang sedang kamu bicarakan adalah perpustakaan, maka ada di sana. Contoh berikut salah. Kamu juga bisa menggunakan dan bukan . Artinya sama saja, tetapi rasanya sedikit lebih formal.
- Jika saya bisa bertemu teman, kami akan pergi belanja. - Jika saya punya uang, enak ya... - Jika menyenangkan, saya juga akan pergi.
- Jika tidak menyenangkan, saya juga tidak akan pergi. - Jika tidak makan, kamu akan sakit loh.
- Kalau aku kosong, aku akan pergi main. - Jika kamu murid, kamu bisa membelinya dengan diskon siswa. Untuk adjektiva-i dan verba, sangatlah susah untuk membedakan kedua jenis pengandaian ini, dan akan lebih mudah bagi kamu untuk menganggapnya sama. Tapi kalau kamu memaksa ingin tahu bedanya, saya menemukan penjelasan di web yang sesuai dengan pemahaman saya. Ini teks aslinya. Intinya, pengandaian menekankan pada apa yang terjadi setelah kondisi awalnya. Inilah asalan lain saya menyebutnya pengandaian lampau, karena kondisinya telah berada di bentuk lampau (hanya konjugasinya saja tapi, tidak artinya). Jadi ini berarti kita lebih tertarik pada hasilnya, bukan pada kondisinya. Di lain sisi, pengandaian menekankan bagian kondisinya. Mari bandingkan beda nuansanya. A - Kita akan pergi belanja, kalau bisa ketemu teman. B - Kalau bisa ketemu teman, kita
akan pergi belanja. A - Asyiknya, kalau punya uang... B - Kalau punya uang, asyiknya... Dari konteksnya, sepertinya bentuk terdengar lebih alami pada kedua contoh di atas karena kita tidak memfokuskan pada kondisinya. Normalnya kita lebih tertarik pada apa yang akan terjadi setelah bertemu teman atau setelah punya uang. Pengandaian lampau adalah satu-satunya bentuk yang membolehkan hasilnya sudah terjadi di masa lalu. Mungkin aneh mengatakan "jika" kalau hasilnya sudah terjadi. Dan memang, pada penggunaan ini sebetulnya maksudnya bukanlah "jika", namun hanyalah salah satu cara untuk menyampaikan keterkejutan pada keadaan hasilnya. Ini sebetulnya bukan pengandaian, tetapi karena konjugasinya persis sama maka sekalian saja saya bahas di sini. - Saat aku pulang ke rumah, tidak ada siapa-siapa. (hasil yang tidak diduga) - Sebagai akibat pergi ke Amerika, saya menjadi sangat gemuk. (hasil yang tidak diduga) Kamu juga bisa menggunakan dan bukan . Sama seperti , artinya persis sama tetapi terdengar lebih formal.
- Mungkin kemungkinannya satu banding seribu, tapi jika kamu OK, maukah menonton film? - Jika kasusnya tidak ada waktu, besok juga bisa. (Kurang tahu apakah sebetulnya ada waktu at au tidak)
Isi bab ini 1. Saat ada sesuatu yang harus atau tidak boleh dilakukan 2. Menggunakan , , dan untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan 3. Menyatakan hal-hal yang harus dilakukan 4. Singkatan-singkatan bagi para pemalas 5. Menyatakan bahwa sesuatu boleh saja dilakukan
untuk menyatakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Cara mengatakan: Tidak boleh [verba]
y
Ubah verba ke bentuk-te, tambahkan partikel ( wa) dan akhiri dengan atau . + + =
- Kamu tidak boleh masuk ke sini. - Jangan makan itu! - Kamu tidak boleh menggunakan telepon sampai larut malam. - Tidak diperbolehkan tidur cepat. Beda yang pertama antara dan adalah bahwa terdengar santai. dan pada dasarnya sama, tapi lebih untuk hal-hal yang berlaku untuk banyak pihak seperti aturan dan kebijakan.
Metode pertama tata bahasanya sama seperti pada kasus "tidak boleh", hanya saja verbanya kita buat negatif. - Harus pergi ke sekolah setiap hari. - Harus mengerjakan PR. Cara kedua menggunakan pengandaian alami yang kita pelajari di bab sebelumnya. Secara literal, ini berarti bahwa jika kamu tidak melakukan sesuatu, maka bisa dipastikan bahwa akibatnya tidak baik. Dengan kata lain, kamu harus melakukannya. Namun tata bahasa ini sering dipakai bahkan untuk hal-hal yang bukan sebab akibat alami karena polanya lebih singkat dan mudah dibandingkan dua tata bahasa lainnya. - Harus pergi ke sekolah setiap hari. - Harus mengerjakan PR. Cara ketiga mirip dengan cara kedua, hanya saja kita menggunakan jenis pengandaian yang lain. Dengan pengandaian , tata bahasa ini bisa digunakan di lebih banyak situasi. Perhatikan bahwa karena verbanya selalu negatif, untuk pengandaian kita akan selalu membuang di akhir dan menambahkan . - Harus pergi ke sekolah setiap hari. - Harus mengerjakan PR. Mungkin sepertinya saya mencekoki terlalu banyak materi karena ada tiga tata bahasa dan sehingga kombinasinya ada sembilan (3x3). Tapi sebetulnya beberapa kombinasi lebih umum dibanding lainnya walaupun hal tersebut tidak saya bahas secara eksplisit. Ini karena semua kombinasi tersebut secara teknis benar, dan pada tahap ini menganalisis perbedaan halusnya atau gaya bahasa yang paling umum hanya akan menambah beban. Lalu terakhir perhatikan bahwa sebetulnya tidak ada konjugasi baru di sini. Kita telah mempelajari pengandaian di bab sebelumnya dan juga bentuk-te yang ditambah partikel wa di awal bab ini.
Cek Realita Walaupun kita telah membahas dan , pada kenyataannya mereka hampir tidak pernah dipakai di pembicaraan nyata karena terlalu panjang. Walaupun mereka sering muncul di bahasa tertulis, pada percakapan orang umumnya menggunakan pengandaian saja atau berbagai penyingkatan yang akan dibahas di bawah. Di pembicaraan santai, pengandaian adalah yang paling sering
muncul. Jadi walaupun saya telah menjelaskan panjang lebar mengenai makna yang ada di balik pengandaian , jangan saklek dijadikan pegangan karena orang pada dasarnya pemalas sehingga memilih yang paling praktis.
Orang-orang Jepang juga tentunya berpikir sama, sehingga mereka biasanya menggunakan versi pendek dari dan di pembicaraan santai. Guru-guru biasanya ragu untuk mengajarkannya karena mereka terlalu mudah dipakai sehingga ditakutkan akan dipakai pada situasi yang tidak tepat. Tapi di lain sisi, kalau kamu tidak belajar gaya bahasa santai ini maka kamu akan kesulitan memahami teman-teman Jepangmu (atau orang-orang yang seharusnya bisa jadi temanmu, kalau saja bahasamu tidak terlalu kaku!). Jadi inilah mereka, namun ingat bahwa kamu juga harus mahir dengar versi panjangnya sehingga bisa menggunakannya di situasi-situasi yang memerlukannya.
Penyingkatan santai untuk hal-hal yang harus dilakukan 1. Ganti dengan 2. Ganti dengan
Mungkin kamu barusan berpikir "Apa???" karena "singkatannya" tidak jauh beda dengan yang diganti. Hanya saja, rahasinya adalah bahwa setelah menggunakan singkatan ini kamu tidak perlu menambahkan di akhir! Akhiran tersebut otomatis akan dimengerti oleh lawan bicara walaupun tidak disebutkan. - Harus belajar. - Harus makan. Pengandaian juga bisa digunakan sendirian, dengan otomatis dimengerti. - Harus pergi ke sekolah. Ada penyingkatan lain untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Namun dalam kasus ini kamu tidak bisa membuang . Karena ini adalah penyingkatan santai, yang umum dipakai adalah . Satu perbedaan penting di bentuk santai ini adalah bahwa verba yang diakhiri dan menggunakan , bukan .
Dengan kata lain, ini berlaku untuk verba yang diakhiri pada bentuk lampaunya sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut.
Penyingkatan santai untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan 1. Ganti dengan 2. Ganti dengan
- Kamu nggak boleh masuk ke sini. - Jangan mati! Sebagai catatan terakhir, terdengar agak imut atau kecewek-cewekan. Ini mirip seperti suara pada akhiran kan? juga terdengar agak imut atau kekanak-kanakan.
Dengan menggunakan bentuk-te dan partikel , kamu pada intinya mengatakan "Kalaupun kamu melakukan X..." Kata yang umum mengikutinya misalnya , , atau . Beberapa contoh akan mengilustrasikan hal tersebut. - Silahkan makan semuanya. (lit: Kalapun kamu makan semuanya, keadaan akan baik-baik saja kok.) - Kamu tidak harus makan semuanya. (lit: Kalaupun kamu tidak makan semuanya, keadaan akan baik-baik saja kok.) - Kamu boleh minum semuanya. (lit: Kalaupun kamu minum semuanya, keadaan akan OK-OK saja kok.) - Silahkan minum semuanya. (lit: Kalaupun kamu minum semuanya, buat saya tidak masalah kok.) Di percakapan santai, kadang disingkat menjadi saja. - Aku udah boleh pulang belum sekarang? - Boleh liat ini bentar nggak?
Daftar Isi
Isi bab ini 1. 2. 3. 4. 5. Cara agar keinginanmu terwujud di Jepang untuk verba yang ingin kamu lakukan untuk hal yang kamu inginkan atau ingin orang lain melakukan Membuat ajakan dengan bentuk volisional (santai) Membuat ajakan dengan bentuk volisional (sopan) 6. Memberi saran dengan pengandaian atau
Taklampau Lampau
Contoh
- Apa yang ingin kamu lakukan? - Aku ingin pergi ke pemandian air panas. - Kamu tidak ingin makan kue? - Aku sebelumnya tidak ingin makan, tetapi jadi ingin makan. Contoh mungkin terdengar agak aneh, tapi sebenarnya cukup sederhana kalau kamu mengulas lagi bab "Menggunakan dengan adjektiva-i". Bentuk lampau digunakan untuk menyatakan "menjadi ingin makan". Ini ada permainan lidah menggunakan bentuk negatif dan bentuk lampau yang artinya "menjadi tidak ingin makan". Mungkin sudah bisa kamu tebak, tapi tidak bisa menjadi bentuk karena benda mati tidak bisa punya keinginan. Tetapi bisa diubah menjadi bentuk yang penggunaannya seperti berikut. - Aku ingin terus bersamamu. (lit: Ingin ada bersama untuk waktu yang panjang.) Lalu, kamu juga hanya bisa menggunakan bentuk untuk orang pertama (pembicara) karena kamu tidak bisa membaca pikiran orang lain untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Untuk mengacu pada orang selain diri sendiri, biasanya digunakan ungkapan seperti "Saya rasa dia ingin..." atau "Dia mengatakan bahwa dia ingin...". Kita akan belajar cara mengungkapkan hal-hal tersebut di bab lain. Tentu saja, saat bertanya kamu bisa menggunakan karena pada kasus tersebut kamu tidak mengasumsikan apapun. - Apakah kamu ingin bermain dengan anjing?
untuk hal yang kamu inginkan atau ingin orang lain melakukan
Di bahasa Indonesia, kita menggunakan verba untuk menyatakan bahwa kita ingin sesuatu. Di bahasa Jepang, "ingin" sebetulnya adalah adjektiva-i dan bukan verba. Kita melihat yang yang sama dengan yang merupakan adjektiva padahal "suka" di bahasa Indonesia adalah verba. Walaupun saya tidak membahas cara kerja terlalu panjang lebar, saya mendedikasikan satu subbab penuh untuk karena dia bisa digabungkan dengan bentuk-te verba dengan arti "ingin sesuatu dikerjakan oleh orang lain". Kita akan belajar cara yang lebih sopan dan baik untuk membuat permintaan di bab "Permintaan" sebagai alternatif dari "Saya ingin ini dikerjakan."
Walaupun bukan aturan saklek, tapi kalau suatu kata menempel pada bentuk-te kata lain guna memenuhi suatu fungsi tata bahasa, biasanya katanya ditulis dengan hiragana. Ini karena kanji sudah digunakan untuk verba utamanya dan kata tambahannya hanya menjadi bagian dari verba tersebut.
Contoh
D - Aku mau boneka besar! - Saya ingin semuanya dimakan (oleh kamu/dia/mereka) tapi... (saya ingin orang lain makan) - Saya ingin kamarnya dibersihkan, tahu tidak. (saya ingin orang lain membersihkan kamar)
Perhatikan bahwa bentuk menyatakan bahwa kita ingin melakukan sesuatu, sedangkan bentuk menyatakan bahwa kita ingin orang lain melakukan sesuatu.
- Saya ingin pergi. - Saya ingin kamu pergi. Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada banyak cara yang lebih baik untuk membuat permintaan tetapi kita baru akan membahasnya di bab lain. Tata bahasa ini tidak terlalu sering digunakan tetapi kita bahas demi kelengkapan.
Untuk mengkonjugasikan verba ke bentuk volisional pada percakapan santai, ada aturan yang berbeda untuk verba-ru dan verba-u. Untuk verba-ru, kamu tinggal membuang dan menambahkan . Untuk verba-u, kamu mengubah suara vokal / u / menjadi suara / o / dan menambahkan ( hasilnya adalah suara / o / panjang).
Aturan konjugasi untuk bentuk volisional santai
y y
Untuk verba-ru: Buang dan tambah + Untuk verba-u: Ganti suara vokal / u / dengan suara vokal / o / lalu tambahkan + Inilah daftar verba yang mestinya sudah sangat kamu kenal saat ini.
Dasar
Das ar
Volisi on al
oyo gu
oyo gou
asobu
asobou
matu
matou
nomu
nomou
naoru
naorou
shinu
shinou
kau
kaou
Contoh Sepertinya kamu tidak akan pernah menggunakan ( ayo mati) tapi saya tetap mencantumkannya agar lengkap. Inilah beberapa contoh lain yang lebih realistis.
- Apa yang sebaiknya (kita) lakukan hari ini? - Ayo pergi ke taman hiburan! - Apa yang sebaiknya (kita) makan besok? - Mari makan kare! Ingat bahwa karena kamu akan melakukan sesuatu, maka tidak mungkin untuk meletakkannya pada bentuk lampau. Jadi kalau misalnya kamu mengganti pada dengan maka kalimatnya menjadi tidak masuk akal.
sopan memang harus selalu berada di akhir dan tidak di tempat lain seperti yang telah kita lihat. Aturan konjugasi untuk bentuk volisional sopan
y
Untuk semua verba: Tambahkan ke akar verba + + Contoh verba Dasar Volisi onal
Contoh Tidak ada yang baru di sini, hanya saja verbanya berada di bentuk volisional sopan.
Kamu bisa membuat saran dengan menggunakan pengandaian atau dan menambahkan . Secara literal ini berarti, "Kalau kamu melakukan [X], bagaimana?" Di bahasa Indonesia normal, ini maksudnya "Bagaimana kalau melakukan [X]?" Secara tata bahasa, tidak ada yang baru di sini. Hanya saja, ini salah satu pola yang umum digunakan. Contoh
- Bagaimana kalau pergi ke bank? - Bagaimana kalau sesekali berbicara dengan kedua orang tuamu?
Isi bab ini 1. Mengerjakan aksi pada klausa subordinat 2. Kutipan langsung 3. Kutipan interpretasi 4. Menggunakan sebagai versi santai dari
Di bahasa Indonesia, kita tinggal menggunakan tanda kutip dan koma untuk membuat kutipan. Namun di bahasa Jepang kita memerlukan di akhir
kutipannya. Ini beda sepenuhnya dengan partikel dan pengandaian . Berbeda dengan kutipan pada bahasa Indonesia, kita bisa melakukan lebih banyak aksi lagi selain aksi standard seperti "dia mengatakan". Sebagai contoh, kita bisa melakukan aksi "berpikir" dan "mendengar" untuk menghasilkan frasa seperti "Saya berpikir [subklausa]" atau "saya mendengar [subklausa]". Ini sangat penting di bahasa Jepang karena orang Jepang jarang membuat pernyataan tegas. Ini juga salah satu alasan kenapa terdapat banyak tata bahasa untuk menyatakan ketidakpastian dan kemungkinan.
Kutipan langsung
Kita akan mempelajari frasa kutipan yang paling sederhana yaitu kutipan langsung. Pada dasarnya, kamu mengutip persis hal yang dikatakan orang lain. Ini dilakukan dengan cara membungkus pernyataannya dengan tanda kutip Jepang (), menambahkan , lalu menyertakan verba yang sesuai. Verba yang paling umum menyertai kutipan langsung adalah dan tapi kamu bisa juga menggunakan verba lain yang berhubungan dengan kutipan seperti: , , dan . Kutipan ini sering digunakan untuk percakapan di novel dan karya naratif lainnya. Contoh
- Yukari mengatakan, "Dingin." - Saya mendengar dari guru, "Hari ini tidak ada kelas." Verbanya tidak harus menempel langsung ke klausa subordinatnya. Selama verba yang mengacu pada klausa subordinatnya muncul sebelum verba lain, kamu bisa meletakkan sebanyak apapun adjektiva, adverbia, maupun nomina di antaranya. - "Dingin," kata Yukari ke Tanaka.
Kutipan interpretasi
Kutipan kedua ini pada dasarnya menyampaikan ulang inti perkataan orang lain. Ini bukan kutipan kata-per-kata, jadi kata-katanya mungkin berbeda tapi yang penting intinya tersampaikan. Karena ini bukan kutipan langsung, kita tidak perlu tanda kutip. Kamu juga bisa menyatakan pikiran menggunakan kutipan interpretasi ini. Dengan menggunakan ini dan verba kamu bisa mengatakan bahwa menurut pemikiranmu suatu hal begini dan begitu. Kamu akan mendengar orang Jepang menggunakan teknik ini setiap saat. Saat mempertimbangkan sesuatu, kamu juga bisa menggunakan verba . Contoh
- Saya mendengar dari guru bahwa hari ini tidak ada kelas. - Apa bahasa Jepang benda ini? (lit: Mengenai ini, apa yang kamu katakan dalam bahasa Jepang?) - Nama saya Jaya. (lit: Mengenai saya, kamu mengatakan Jaya.) Dalam kutipan interpretasi, arti dari bisa berganti sebagaimana pada contoh dan . Sebetulnya, sebagaimana bisa dilihat di terjemahan literalnya, artinya sebetulnya sama di bahasa Jepang namun berganti hanya kalau diterjemahkan menjadi bahasa Indonesia normal. (Kita akan belajar berbagai penggunaan lain di bab berikut.) Ini adalah beberapa contoh pemikiran seseorang yang digunakan sebagai klausa subordinat kutipan. Di contoh , partikel tanya digunakan dengan volisional untuk menyisipkan pertanyaan. - Saya berpikir untuk makan kari tapi waktu untuk makannya tidak ada. - Sekarang, saya sedang memikirkan ke mana akan pergi. Berbeda dengan kutipan langsung yang isinya tinggal ditulis mentah-mentah, kalau klausa subordinat kutipannya adalah pernyataan keadaan benda untuk nomina atau adjektiva-na, kamu harus menyertakan deklaratif secara eksplisit untuk menyatakannya - Kata dia ini adalah apa? (Apa nama benda ini?) - Saya dengar dia adalah murid SMU tapi saya tidak bisa percaya. Perhatikan bahwa ditambahkan secara eksplisit untuk menyatakan keadaan benda yang ditandai di terjemahan Indonesianya. Kamu bisa melihat pentingnya di sini dengan membandingkan kedua contoh berikut. A - Kata (dia) ini adalah apa? (Apa nama benda ini?) B
- Tomoko mengatakan bahwa dia akan pergi ke luar negeri tahun depan. - Aku usah bilang bahwa aku tidak punya uang. - Hah? Kamu bilang apa? - Saya mendengar bahwa kamu tidak ada waktu sekarang. Apa itu benar? - Kamu tidak ada waktu sekarang (saya dengar), apa itu betul? juga bisa digunakan untuk membicarakan hampir apapun, tidak hanya mengutip apa yang dikatakan. Kamu akan mendengar digunakan di mana saja pada percakapan santai. Seringkali dia digunakan sebagai pengganti partikel untuk mengangkat topik baru.
Contoh
- Tentang besok, saya dengar hujan akan turun. - Mengenai Ai, dia orang yang sangat baik kan?
Daftar Isi
Isi bab ini Berbagai penggunaan Menggunakan untuk mendefinisikan Menggunakan untuk mendeskripsikan apapun Menyatakan ulang dan membuat kesimpulan dengan Menggunakan atau sebagai ganti 6. Mengatakan sebagai alternatif dari 1. 2. 3. 4. 5.
Berbagai penggunaan
Di bab sebelumnya, kita belajar cara mengutip klausa subordinat dengan cara membungkusnya menggunakan . Ini memungkinkan kita untuk membicarakan hal yang dikatakan, didengar, dan dipikirkan orang. Kita juga melihat beberapa contoh kalimat yang menggunakan dan untuk memberitahu nama benda maupun nama diri sendiri. Di bab ini, kita akan belajar bahwa dengan , kita bisa menggunakan dengan cara yang mirip untuk mendefinisikan, mendeskripsikan, dan secara umum berbicara tentang bendanya sendiri. Kita juga akan melihat cara melakukannya dengan versi santai yang kita pelajari di bab lalu.
- Nama saya Jaya. (lit: Mengenai saya, kamu mengatakan Jaya.) Pola ini mungkin salah satu hal yang pertama kali dipelajari murid bahasa Jepang pemula di kelas. Dalam kasus ini, verba tidak berarti bahwa seseorang benar-benar mengatakan sesuatu. Yang dimaksud Jaya adalah bahwa secara umum orang mengatakan "Jaya" saat mengacu pada dirinya. Walaupun menggunakan kanji untuk sah-sah saja, dalam kasus ini hiragana juga umum digunakan karena sebetulnya tidak ada aksi "mengatakan" yang betul-betul terjadi. Ide yang sama bisa diperluas untuk benda dan tempat. Pada dasarnya kita bisa
mendefinisikan dan mengidentifikasi apapun yang kita inginkan menggunakan dengan cara ini. Mungkin kamu bisa membayangkan bahwa ini akan sangat berguna bagi kita, karena kita jadi bisa bertanya apa nama benda-benda tertentu di bahasa Jepang yang belum kita tahu.
Contoh
- Orang-orang mengatakan ikan ini sebagai apa? (apa nama ikan ini?) - Orang menyebut ikan ini "Tai". - Apakah anda tahu, di mana toserba yang orang sebut "Lumine"? friend - Arti "tomodachi" di bahasa Inggris adalah "teman".
- Yang paling menarik adalah bahwa tokoh utamanya adalah penjahatnya. - Apakah benar bahwa orang Jepang lemah dengan minuman keras? - Bahwa kamu adalah single, bohongkah? - Reboot berarti menjalankan ulang komputer.
Kita bisa mengabstraksikan hal ini lebih jauh lagi dengan mengganti klausa subordinatnya dengan cara umum melakukan sesuatu. Dalam kasus ini, kita menggunakan dan , yang jika digabungkan dengan akan berarti masing-masing "seperti ini", "seperti itu", "seperti itu (jauh, dalam artian abstrak)", dan "seperti bagaimana".
Contoh
- Aku kesulitan karena kamu selalu datang pada waktu seperti ini. - [Siapapun] tidak akan suka melakukan pekerjaan bersama dengan orang seperti itu, iya kan? - Aku rasa kamu bisa menjadi bahagia kalau bisa menikah dengan orang seperti itu. - Apa yang kamu maksud dengan "Tidak akan ke universitas?"
- Miki-chan pacarmu kan? - Mmm, bisa dibilang pacar, atau teman, atau apalah...
Konstruksi ini digunakan setiap saat, terutama di percakapan santai. Ini bisa digunakan untuk mengoreksi sesuatu, membuat kesimpulan lain, atau bahkan hanya sebagai interjeksi. Contoh
- Aku suka alkohol atau mungkin tepatnya tidak bisa hidup tanpanya.
- Kayaknya ga bakal pergi. Atau lebih tepatnya, nggak bisa soalnya nggak ada duit. - Daripada itu, aku sudah harus pulang.
Sebagai alternatif menggunakan untuk membuat kesimpulan baru, kita bisa menggunakan untuk mengakhiri kesimpulan tanpa membuat kesimpulan baru. Contoh p ercakapan
- Saya dengar Miki-chan putus dengan Yousuke. - Apa itu berarti bahwa sekarang Miki-chan tidak punya pacar? - Iya. Maksudnya begitu.
- Yang katanya akan belajar ke luar negeri tahun depan, itu Tomoko ya? - Yang katanya akan belajar ke luar negeri tahun depan, itu Tomoko ya? juga ungkapan yang menghilangkan hampir semuanya. Secara penggunaan, dia biasanya digunakan untuk menyatakan ketidaksetujuan atau ketidakpuasan saat menggerutu atau bahkan membuat alasan. Dia sebetulnya singkatan dari kurang lebihnya yang kurang lebih berarti, "walaupun kasusnya seperti itu".
Contoh p ercakapan
A - Kamu harus melakukannya, tahu nggak! B - Tapi (walaupun begitu), tidak bisa karena tidak ada waktu.
Contoh p ercakapan 2
A - Tidak harus pergi loh. B - Tapi (walaupun begitu), semua bilang akan pergi. Aku harus pergi juga. Pada kasus tertentu, kecil dibuang sehingga menyisakan hanya dan bukannya . Ini digunakan agar lebih mudah diucapkan (sebagaimana umumnya pada bahasa percakapan). Secara umum, ini dilakukan kalau tidak ada apapun sebelum atau kalau suara sebelumnya tidak memerlukan pemisahan eksplisit menggunakan untuk dimengerti.
Contoh
- Apa itu berarti bahwa sekarang Miki-chan tidak punya pacar? - Daripada itu, aku sudah harus pulang. Karena bahasa slang biasanya dibentuk sesuka hati orangnya, tidak ada aturan pasti yang mengatur kapan kamu harus menggunakan atau . Namun, umumnya tidak digunakan untuk menyatakan apa yang dikatakan atau didengar orang, sehingga tidak dibahas di bab lalu. - (Tidak bisa menggunakan untuk sesuatu yang benar-benar dikatakan) - Miki-chan bilang dia tidak akan datang besok.
yang dilahirkan dari situ. Walaupun saya tidak berencana untuk membahas semuanya di sini, kamu bisa mencoba lihat Pola santai dan slang di bagian lain-lain untuk lebih banyak lagi bahasa slang yang diturunkan dari .
Hal terakhir yang ingin saya singgung sedikit di sini adalah penggunaan sebagai alternatif . Pada percakapan, sangatlah normal untuk mengatakan dan bukan . lebih mudah diucapkan karena sebetulnya dia hanyalah satu huruf dengan suara vokal panjang dan bukan dua suara berbeda seperti pada kasus .
Contoh
- Daripada itu, aku sudah harus pulang. - Sudah kubilang bukan seperti itu! (lit: bukan hal seperti itu)!
Isi bab ini 1. Mari mencoba berbagai hal 2. Mencicipi atau mencoba-coba sesuatu 3. Mengusahakan sesuatu
Kalau kamu hanya ingin mencicipi atau mencoba-coba sesuatu, kamu tinggal mengubah verbanya ke bentuk-te dan menambahkan . Untuk memudahkan, kamu mungkin bisa menganggapnya sebagai dua aksi yaitu melakukan sesuatu dan melihat hasilnya. Tentunya berkonjugasi sama persis dengan . Namun, sebagaimana yang kita pelajari pada tata bahasa , ini adalah ungkapan khusus sehingga umumnya ditulis dengan hiragana. Rangkuman
y y y y
Untuk mengatakan bahwa kamu mencicipi atau mencoba-coba sesuatu, ambil verbanya, ubah ke bentuk-te dan tambahkan . Kamu bisa memperlakukan hasil keseluruhannya sebagaimana verba biasa .
Contoh - Aku mencoba makan okonomiyaki untuk pertama kalinya dan rasanya sangat enak! - Aku mencoba minum sake dan menjadi sangat ngantuk. - Saya akan menco ba pergi ke toserba baru. - Aku ingin mencoba makan okonomiyaki Hiroshima!
Mengusahakan sesuatu
Kita sudah belajar di bab sebelumnya bahwa bentuk volisional menyatakan keinginan hati melakukan sesuatu. Nah tata bahasa ini akan kita gunakan untuk menyatakan usaha melakukan sesuatu. Caranya adalah dengan mengkonjugasikan verbanya ke bentuk volisional, membungkusnya dengan kutipan (agar kita bisa melakukan aksi pada klausanya), dan terakhir tambahkan verba . Dengan kata lain, kamu tinggal menambahkan ke bentuk volisional verbanya. Ini hanyalah pengembangan dari ide klausa subordinat terkutip dari bab sebelumnya. Tetapi, bukannya mengatakan kutipannya atau hanya memikirkannya , kita melakukannya . Ringkasan
y y y
Untuk mengatakan bahwa kamu mengusahakan sesuatu, ubah aksinya ke bentuk volisional dan tambahkan .
Contoh
- Setiap hari, dia mencoba menghindari belajar. - Dia sedang berusaha agar bisa memasuki ruangan itu dengan paksa. - Aku berusaha tidur gasik tapi pada akhirnya bergadang juga. - Dia mencoba minum sake tapi istrinya menghentikannya. Perhatikan misalnya contoh (4). Di situ, kata "mencoba" bukan berarti si suami ingin tahu rasanya. Dia sudah tahu rasa sake tersebut. Hanya saja, "mencoba" di sini menyatakan usaha untuk meminumnya, misalnya berusaha diam-diam mengambilnya dari kulkas di malam hari, atau membujuk-bujuk istrinya agar diperbolehkan minum. Walaupun kita menggunakan verba untuk menyatakan "mengusahakan", kita bisa menggunakan verba lain untuk menyatakan usaha tersebut. Contohnya, kita bisa menggunakan verba untuk menyatakan "memutuskan untuk mencoba [X]". Inilah beberapa contoh lainnya: - Aku dulu berencana mencoba menghindar dari belajar sebisa mungkin. - Aku memutuskan akan pergi ke gym tiap hari.
Kapan menggunakan
artinya adalah "memberi" sebagaimana dilihat dari sudut pandang pembicara. Kamu harus menggunakan verba ini saat kamu memberikan sesuatu ke orang lain atau melakukan sesuatu demi orang lain. Contoh
- Saya memberi hadiah ke teman. - Saya akan memberi ini ke guru. Untuk menyatakan bahwa kamu melakukan suatu aksi (verba) demi orang lain, kamu harus menggunakan bentuk-te lalu menempelkan . Pembentukan ini juga berlaku untuk bagian lain di bab ini. - Aku akan melakukan kebaikan yaitu membelikan mobil untukmu. (= aku akan membelikan mobil untukmu) - Aku akan melakukan kebaikan yaitu pergi menggantikan kamu.
Perhatikan bahwa hanya dengan menambahkan , kamu telah menyertakan bayak informasi dan nuansa tambahan ke kalimatnya. Sebagai perbandingan, kalau kamu hanya mengatakan , maka belum jelas bagi pendengar untuk apa aksinya dilakukan. Mungkin kamu membeli demi menyenangkan diri sendiri, tapi bisa juga kamu membelinya demi orang lain. Tapi dengan mengatakan , secara eksplisit kamu mengatakan bahwa aksi "membeli" tersebut adalah demi orang lain.
Kalau mendeskripsikan aksi orang ketiga, verba ini digunakan saat pembicara ingin menceritakan situasinya dari sudut pandang sang pemberi. Kita akan lihat signifikansi hal ini saat nanti mempelajari verba . - Sang murid memberi ini ke guru. (mendeskripsikan situasinya seakan-akan pembicara adalah sang murid) - Teman melakukan kebaikan memberi tahu hal bagus ke ayah saya. (melihat situasi dari sudut pandang sang teman)
Menggunakan yang b erarti Biasanya, untuk binatang peliharaan, tumbuhan, dan sebagainya, kamu bisa menggunakan , yang aslinya berarti "melakukan", sebagai ganti dari . Umumnya kamu tidak akan menggunakan jenis ini kalau kamu memberikan sesuatu untuk orang. Saya mengangkat hal ini agar kamu tidak bingung dengan kalimat semacam ini:
- Apakah kamu sudah memberi makan ke anjing? Di sini, tidak berarti "melakukan" namun "memberi". Ini seharusnya jelas, karena "melakukan makanan ke anjing" sama sekali tidak masuk akal.
Kapan menggunakan
juga berarti "memberi", tapi berbeda dengan , ini adalah dari sudut pandang penerima. Kamu harus menggunakan verba ini saat orang lain memberimu sesuatu atau melakukan kebaikan untukmu (dengan kata lain, penggunaannya adalah kebalikan dari ). Contoh
- (Apakah benar) kamu akan melakukan kebaikan membelikan mobil untukku? ( di sini meminta penjelasan atau konfirmasi hal tersebut) - Akankah kamu melakukan kebaikan menggantikanku pergi? Perhatikan bahwa contoh terakhir sebetulnya memuat arti permintaan tersirat, jadi pada bahasa Indonesia normal maksudnya sebenarnya adalah "Maukah kamu pergi menggantikanku?" Ini akan dibahas lebih lanjut belakangan. Lalu perhatikan keunikan bahasa Jepang di sini, yaitu dengan menggunakan kita tidak perlu lagi eksplisit menyebutkan "aku" dan "kamu" di kalimatnya. Saat membicarakan orang ketiga, pembicara menggambarkan situasinya dari sudut pandang sang penerima dan bukan sang pemberi. - Sang guru memberi ini ke murid. (melihat situasi dari sudut pandang murid) - Teman melakukan kebaikan memberi tahu hal bagus ke ayah saya. (melihat situasi dari sudut pandang ayah)
Gambar di bawah menjelaskan arah memberi dari sudut pandang pembicara.
Dari sudut pandang pembicara, aksi memberi ke orang lain menuju "ke atas",
sedangkan aksi memberi orang lain pada dirinya menuju "ke bawah". Ini mungkin berhubungan dengan verba yang berarti "menaikkan" dan menggunakan huruf kanji "atas" dan versi hormat yaitu dengan huruf kanji "bawah" . Sifat ini memungkinkan kita membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang informasinya sangat minim seperti berikut: - Guru, apakah anda yang akan melakukan kebaikan mengajar... [siapapun selain pembicara]? Karena semua pemberian untuk pembicara harus menggunakan , kita bisa tahu bahwa sang guru pasti melakukannya untuk orang lain dan bukan mengajari pembicara. Lalu sang pembicara juga melihatnya dari sudut pandang sang guru yang melakukan kebaikan demi orang lain. - Guru, apakah anda yang akan melakukan kebaikan mengajar... [orang lain, bisa termasuk pembicara]? Karena pemberinya bukan pembicara, guru tersebut melakukan kebaikan mengajar untuk pembicara, atau mungkin orang lain. Pembicara menggambarkan situasinya dari sudut pandang penerima yang menerima kebaikan hati sang guru. Mari kita perhatikan beberapa kesalahan penggunaan. - Di sini digunakan untuk aksi yang dilakukan pembicara. (S ALAH) - Saya melakukan kebaikan memakan semuanya. (Benar) - Di sini digunakan untuk aksi memberi orang lain kepada pembicara. (S ALAH) - Teman memberi hadiah ke saya. (Benar)
Kapan menggunakan
yang berarti "menerima" ("mendapat") hanya memiliki satu versi, tidak seperti pasangan , jadi tidak banyak yang perlu dijelaskan. Satu hal yang perlu diingat adalah karena kamu menerima dari seseorang, juga bisa digunakan selain partikel target . Contoh
- Saya menerima hadiah dari teman. - Saya menerima hadiah dari teman. - Mengenai ini, menerima kebaikan membeli dari teman. (teman membelikan ini untuk saya) - Aku ingin menerima kebaikan memeriksa PR tapi tidak ada waktu sehingga tidak mungkin. (aku ingin dia memeriksa PR ini demi aku...) dilihat dari sudut pandang penerima, jadi dalam kasus orang pertama, biasanya orang lain tidak menerima benda dari kamu. Tapi kamu tetap saja bisa menggunakan saat kamu ingin menekankan fakta bahwa orang lain menerimanya dari kamu. Sebagai contoh, kalau kamu ingin mengatakan, "Hey, aku memberi kamu itu!" kamu akan menggunakan . Namun, kamu akan menggunakan kalau ingin mengatakan, "Hey, kamu mendapatkannya dari aku!" - [Dia] mendapat jam itu dari saya.
- Akankah kamu melakukan kebaikan meminjamkan 1000 yen? (maukah kamu meminjamkanku 1000 yen?) - Bisakah aku menerima kebaikanmu meminjamkan 1000 yen? (maukah kamu meminjamkanku 1000 yen?) Perhatikan bahwa pada dasarnya kedua kalimat ini maksudnya sama. Ini karena pemberi dan penerimanya tidak dituliskan. Kalau kamu ingin menuliskan semua
pelakunya, maka hasilnya menjadi kalimat panjang berikut: - Akankah kamu melakukan kebaikan meminjamkan 1000 yen? - Bisakah aku menerima kebaikanmu meminjamkan 1000 yen? Saat berbicara dengan orang lain, menyebutkan pelakunya secara eksplisit seperti ini tidaklah normal. Contoh di atas diberikan hanya agar kamu bisa melihat bagaimana subjek dan targetnya berubah mengikuti verba yang digunakan yaitu atau . Kamu bisa menggunakan bentuk negatifnya untuk membuat permintaannya sedikit lebih halus. Teknik seperti ini juga berlaku di banyak tata bahasa lainnya. - Tidak bisakah kamu sedikit lebih tenang? - Bisakah kamu menuliskan kanji untuk saya?
Meminta agar s eseorang tidak melakukan sesuatu
Untuk meminta agar orang lain tidak melakukan seuatu, kamu tinggal menempelkan ke bentuk negatif verbanya lalu sisanya sama seperti sebelumnya. - Bisakah tidak makan semuanya? - Bisakah kamu tidak membeli barang-barang mahal?
Membuat permintaan
Bab Sebelumnya (Memberi dan menerima) | Daftar Isi | Bab Berikutnya (Angka dan berhitung)
Isi bab ini 1. Cara membuat permintaan dengan sopan (dan tidak terlalu sopan)
2. konjugasi khusus dari 3. Menggunakan pada permintaan santai 4. Menggunakan untuk permintaan tegas namun sopan 5. Bentuk perintah
- Tolong berikan itu. - Bisakah kamu memberiku itu? Seperti bisa kamu lihat, adalah permintaan langsung sedangkan penggunaan lebih ke arah bertanya. Namun sama seperti , kamu bisa membuat permintaan hanya dengan menempelkannya ke bentuk-te verba. - Tolong tulis dalam kanji. - Tolong bicara perlahan. Aturan untuk permintaan negatif juga sama seperti aturan pada penggunaan . - Tolong jangan mencorat-coret. - Tolong jangan datang ke sini.
Pada pembicaraan santai, seringkali dibuang. - Tolong bicara dalam bahasa Jepang. - Tolong pinjami aku penghapus. - Tolong jangan pergi ke tempat yang jauh. Bagi mereka yang ingin terdengar lebih memerintah dan kecowok-cowokan, bisa juga digunakan dengan dibuang. - Bicara dalam bahasa Jepang! - Pinjami aku pengapus! - Jangan pergi ke tempat yang jauh! Karena seperti bentuk-masu harus selalu muncul di akhir kalimat atau klausa subordinat, kamu tidak bisa menggunakannya untuk memodifikasi nomina. Sebagai contoh, kalimat di bawah tidak mungkin menggunakan . - Jam yang diberi ayah rusak. Tentu saja, karena kutipan langsung hanyalah mengulang apa yang dikatakan orang apa adanya, kamu bisa memasukkan apapun ke dalam kutipan langsung. - Ayah mengatakan, "Tolong berikan itu"
Kamu juga bisa membuang dari untuk membuatnya terdengar sedikit lebih santai. - Masih ada banyak, jadi makan yang banyak. - Kalau kamu merasa OK dengan itu, silahkan lakukan.
Bentuk perintah
Kita akan membahas bentuk perintah agar semua konjugasi verba dibahas dengan lengkap. Sebetulnya kamu akan sangat jarang menjumpai bentuk perintah di kehidupan nyata karena orang Jepang umumnya terlalu sopan untuk menggunakannya. Lalu, gaya bicara ini hampir tidak digunakan oleh perempuan yang lebih cenderung memilih atau mengucapkan secara emosional saat marah atau kesal. Kegunaan utama mempelajari bentuk ini hanyalah untuk memahami media seperti komik dan film. Mungkin kamu sudah sering mendengar "( Mati kau!") di film atau manga, yang tentunya tidak pernah kamu dengar di kehidupan nyata. (semoga!)
verba-ru - Ganti dengan verba-u - Ganti hiragana terakhir dari suara / u / ke suara / e / Perkecualian - menjadi , menjadi , menjadi Verba perkecualian
Perinta
(Per.) hanase
Dasar
Perinta h
Contoh - Lakukan sesuka kamu! (Terserah deh mau ngapain!) - Pergi sana! - Cepat ambilkan aku sake!
Bentuk perintah negatifnya sangat mudah: kamu tinggal menempelkan ke verba apapun. Namun ini berbeda dengan gobi yang akan kita pelajari belakangan. Intonasinya sama sekali berbeda.
Menggunakan bentuk perintah negatif
y y y
Contoh
Jangan juga terbalik-balik antara ini dengan versi singkat yang baru saja kita pelajari. Beda utamanya (selain intonasinya yang juga jelas berbeda) adalah bahwa pada verbanya pertama diubah ke bentuk akar, namun pada perintah negatif verbanya dibiarkan apa adanya. Sebagai contoh, untuk , adalah versi pendek dari sedangkan adalah perintah negatif.
Isi bab ini 1. Angka dan jumlah 2. Sistem bilangan 3. Menghitung dan pencacah 4. Menggunakan untuk menyatakan urutan
Sistem bilangan
Pada sistem bilangan bahasa Jepang, angka dibagi menjadi kelompok 4 digit. Jadi bilangan
seperti 10.000.000 (sepuluh juta) sebetulnya dibaca sebagai 1000.0000 (seribu puluhribu). Hanya saja, karena pengaruh dunia barat angka selalu ditulis dengan pengelo mpokan 3 digit gaya barat. Tapi ingat, dalam membaca kamu harus memecahmecahnya menjadi kelompok 4 digit. Satu hal tambahan yang perlu kamu ingat adalah bahwa seperti gaya menulis barat, pemisah ribuan ditulis dengan koma (,) dan pemisah desimal ditulis dengan titik (.). Ini kebalikan dari cara penulisan di bahasa Indonesia. Jadi 1.000,25 (seribu koma dua lima) di bahasa Jepang ditulis sebagai 1,000.25. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan gaya penulisan barat/Jepang. Ini adalah 10 angka pertama: Angka 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebagaimana tertulis, 4 bisa dibaca maupun dan 7 bisa dibaca maupun . Pada dasarnya, keduanya sama-sama bisa digunakan sampai 10. Tapi, di atas sepuluh, cara membacanya hampir selalu dan . Secara umum, dan lebih sering dipakai dibanding dan pada sebagian besar kasus. Kamu bisa menghitung dari 1 sampai 99 hanya dengan sepuluh angka tersebut. Bahasa Jepang dalam hal ini lebih mudah dibanding bahasa Indonesia sebab tidak ada perkecualian seperti "lima belas". Di bahasa Jepang, kamu membacanya sebagai "sepuluh lima". = 31 = 54 = 77 = 20
Perhatikan bahwa bilangan selalu ditulis menggunakan kanji seperti atau angka seperti 12 karena hiragananya akan menjadi panjang dan susah dipahami.
Bilangan di atas 99 Inilah bilangan-bilangan yang lebih besar: Angka 100 1,000 10,000 10^8 10^12
Perhatikan bahwa bilangannya melompat 4 digit dari 10^4 menjadi 10^8 pada perubahan ke . Ini karena di Jepang memang pembagiannya berbasis 4 digit. Setelah kamu mencapai 1 (10,000), kamu memulai lagi sampai mencapai 9,999, yang pada akhirnya menjadi 1 (100,000,000). Ngomong-ngomong, adalah 100 dan adalah 1,000, tapi untuk satuan di atasnya kamu perlu menempelkan 1 sebelum satuannya, misalnya (10^4) (10^8) dan (10^12). Sekarang kamu bisa menghitung sampai 9,999,999,999,999,999 atau misalnya 9,999 dengan merantai angka-angkanya seperti sebelumnya. Tapi di sini muncul satu masalah. Coba mengatakan dengan sangat cepat. Kamu akan sadar bahwa itu susah dilakukan karena suara konsonan yang mirip muncul berulang. Oleh karenanya, orang Jepang pada akhirnya mengucapkannya sebagai dan untuk meminimalisir gerakan mulut. Kita telah membahas perubahan suara seperti ini di akhir bab Kanji. Sayangnya, bagi kita hal ini malah membuat kita lebih susah untuk mengingat kapan harus membaca yang mana. Inilah daftar semua perubahan suara yang ada:
Numerals 300 600 800 3000 8000 10^12
= 43,076
= 706,249,222 = 500,000,000,020,001 Ingat bahwa pada umumnya, bilangan-bilangan besar ditulis menggunakan angka karena pada kasus tersebut penulisan kanjinya menjadi semakin susah untuk dipahami. Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengucapkan angka yang lebih besar lagi, tapi pada kenyataannya kamu akan jarang menggunakan apalagi . Saya bisa menjamin bahwa kamu tidak perlu tahu lanjutannya, tapi kalau yang penasaran silahkan lihat daftarnya.
Bilangan yang lebih kecil dari 1 Nol di bahasa Jepang adalah tapi atau lebih umum di zaman modern sekarang. Tidak ada cara membaca khusus untuk bilangan desimal. Kamu cukup mengatakan untuk titiknya dan setelahnya membaca angka yang muncul satu per satu. Ini contohnya: 0.0021 -
Untuk bilangan negatif, semuanya sama seperti bilangan positif namun kamu perlu mengawalinya dengan . = -29
berlangsung dari 1926 sampai 1989). Kamu mungkin beranggapan bahwa kamu tidak perlu tahu semua ini, tapi kalau di Jepang kamu perlu mengisi-isi formulir maka umumnya kamu perlu menuliskannya dalam penanggalan barat dan juga penanggalan Jepang . Jadi silahkan gunakan situs pengkonversi ini jika dibutuhkan.
Mengucapkan nama-nama bulan sebetulnya lebih mudah dibandingkan dengan bahasa Indonesia, sebab yang perlu kamu lakukan hanyalah menuliskan angkanya (baik dengan angka maupun kanji) dan menambahkan yang dibaca . Namun perhatikan bahwa April , Juli , dan September dibaca masing-masing dan . Akhirnya kita masuk ke hari-hari dalam satu bulan yang mulai membuat pusing kepala. Hari pertama suatu bulan dinamakan ; berbeda dengan , yang berarti "satu hari". Selain ini dan beberapa perkecualian lain yang akan kita bahas sebentar lagi, kamu tinggal mengatakan angkanya dan menambahkan yang dalam kasus ini dibaca . Sebagai contoh, tanggal 26 menjadi 26 . Cukup mudah, hanya saja, untuk 10 hari pertama, hari ke-14, 19, 20, dan 29, kamu harus menghafalkan bacaan khususnya. Kalau kamu benci menghafal, kamu harus berusaha lebih keras di sini. Perhatikan bahwa kanjinya tetap namun bacaannya berubah.
Tanggal ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 14 19 20 24 29
Di Jepang, format penulisan tanggal lengkap mengikuti format tanggal internasional yaitu: XXXXYYZZ. Sebagai contoh adalah: 200312 2
Waktu
Sekarang kita akan belajar cara mengatakan waktu. Jam disebutkan dengan mengatakan angkanya dan diikuti yang pada kasus ini dibaca . Inilah daftar perkecualian yang perlu kamu perhatikan. Indonesia jam 4 jam 7 jam 9
Apakah kamu mulai sadar bahwa angka 4, 7, dan 9 terus-menerus membuat masalah? Ya, dan terkadang kamu juga perlu berhati-hati dengan 1, 6, dan 8.
Menit ditandai dengan yang umumnya dibaca namun memiliki perkecualian berikut:
Indonesia 1 menit 3 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit
Untuk angka yang lebih besar, kamu menggunakan bacaan normal untuk digit atasnya dan menggunakan bacaan yang telah dijelaskan di atas untuk bagian 1 sampai 10 di akhirnya. Sebagai contoh, 24 menit adalah dan 30 menit adalah . Ada juga bacaan yang lebih jarang namun bisa ditemui juga misalnya untuk dan untuk ( yang ini hampir tidak pernah dipakai). Cara menyebutkan detik adalah angkanya ditambah , yang dibaca . Tidak ada perkecualian di sini. Beberapa contoh waktu: 124 - 1:24 410 - 4:10 Sore 916 - 9:16 Pagi 1316 - 13:16 21813 2:18:13
Selang waktu Nah lo! Pasti kamu mengira bahwa urusan waktu sudah selesai. Tapi sebetulnya masih belum! Kalau sebelumnya kita membahas satu titik waktu, sekarang kita akan belajar selang waktu, hari, bulan, dan tahun. Pencacah dasar untuk selang waktu adalah , yang dibaca . Kamu bisa menempelkannya ke akhir jam, hari, minggu, dan tahun. Menit (pada umumnya) dan detik tidak memerlukan pencacah ini dan bulan memiliki cara kerja berbeda yang akan kita bahas berikutnya.
- 2 jam 40 menit (bedakan dengan "jam 2:40") - 20 hari (bedakan dengan "tanggal 20") - 15 hari - dua tahun - tiga minggu - 1 hari Seperti telah disebutkan sebelumnya, selang waktu satu hari adalah yang berbeda dengan tanggal 1 suatu bulan: . Pengucapan yang perlu diperhatikan saat menghitung minggu adalah satu minggu: dan 8 minggu: . Untuk menghitung jumlah bulan, kamu tinggal menggunakan angka biasanya lalu menambahkan dan yang di sini dibaca sebagai dan bukan . yang digunakan di sini biasanya ditulis dengan katakana kecil yang sebetulnya membingungkan sebab di sini cara membacanya adalah dan bukan . Katakana kecil sama sekali berbeda dengan katakana normal , karena sebenarnya dia adalah singkatan penulisan kanji , kanji yang aslinya digunakan dalam menghitung bulan. Katakana kecil ini juga digunakan di beberapa nama tempat misalnya dan juga pada pencacah lain, misalnya pencacah lokasi yang akan dibahas belakangan. Dalam menghitung bulan, perhatikan perubahan suara berikut:
Indonesia 1 bulan 6 bulan 10 bulan
Seperti menit, angka yang lebih besar dari 10 mengulang lagi penggunaan suara
Untuk menghitung benda umum yang tidak memiliki pencacah atau yang pencacahnya sangat langka
1 0
Perubahan suara yang ada ditandai. Kamu tidak menghitung 0 karena tidak ada bendanya untuk dihitung. Untuk kasus tersebut kamu tinggal menggunakan atau . Tabel di atas ditulis dengan hiragana, namun tentunya yang umum adalah menggunakan angka atau kanji angka lalu diikuti kanji pencacahnya. Perkecualiannya adalah yang ditulis . Untuk angka yang lebih besar, seperti yang sudah kamu duga ucapan untuk digit besarnya tidak memiliki perkecualian dan untuk ucapan digit terakhir kamu menggunakan bacaan untuk 1 sampai 10 pada tabel atas. Perkecualiannya hanyalah dan yang bacaannya berubah menjadi beraturan yaitu dan untuk orang di atas 10. Jadi adalah tapi 11 dibaca . Lalu pencacah umum hanya berlaku sampai 10 benda. Di atasnya, kamu hanya perlu menyebutkan angkanya tanpa perlu pencacah apapun. Catatan: Pencacah umur seringkali ditulis untuk mereka yang malas menulis kanji benarnya yang lebih rumit. Lalu, umur 20 tahun biasanya dibaca dan bukan .