You are on page 1of 9

BAB 1 PENDAHULUAN Al Quran adalah pedoman hidup umat manusia terlebih umat Islam, dan dalam Makalah ini

dibahas tentang Al Quran dan Wahyu. Setelah mempelajari makalah ini penyusun berharap kita mampu menerangkan dan mengemukakan pendapat mengenai Al Quran dan Wahyu. Di antaranya adalah :

a) Dapat mengetahui pengertian dasar Al-Quran. Dan Wahyu b) Asal Kata Al Quran dan dan Nama-nama Al Quran c) Perbedaan antara Al Quran dan Hadits. d) Serta keberadaan Al Quran dan Hadits.

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian Al-Quran Nama Al Quran muncul bukan dari hasil pemikiran manusia, namun nama Al Quran muncul dari dalam kitab itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka muncul sebuah pendapat yang mengatakan bahwa Al Quran bukanlah hasil definisi dari sebuah kata, namun Al Quran adalah sebuah isim alam yang diberikan Allah kepada kitab suci ini 1). Namun pada umumnya pengertian Al Quran secara Etimologi (bahasa), Kata Al Quran merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja qaraa

yang bermakna talaa

[keduanya berarti: membaca], atau

bermakna jamaa (

(mengumpulkan, mengoleksi),2)

Secara terminologi (Syari), Al Quran adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mujizat), yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, penutup para nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril AS dimulai dengan surat al Fatihah dan diskhhiri dengan surat Al Nash dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah. 3)

_______________________________
1) 2) 3)

Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1994 JEKA JEKO BLOGS

Muhammad ali Ash-Shabuuny


1

B. Asal Kata Al Quran Berkaitan dengan asal kata Al-Quran, beberapa ulama berbeda pendapat, mereka berusaha menggali makna dan asal usul kata Al Quran, diantaranya adalah: Pertama : Al-Syafii salah seorang imam mazhab yang terkenal [150-204H] berpendapat bahwa kata al-quran ditulis dan dibaca tanpa hamzah dan tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama yang khusus dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada nabi Muhammad, sebagaimana kitab injil dan taurat dipakai khusus untuk kitab-kitab Tuhan yang diberikan kepada nabi Isa dan Musa. Kedua : Al-Fara seorang ahli bahasa yang terkenal, pengarang kitab Maanil Quran (144207), dalam kitabnya Maanil Al-Quran berpendapat bahwa lafal al-quran tidak memakai hamzah, dan diambil dari kata qarain, jama dari qarinah, yang berarti indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan karena sebagian ayat-ayat al-quran itu serupa satu sama lain, maka seolah-olah sebagian ayat-ayatnya merupakan indikator dari apa yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa itu. Ketiga : Al-Asyari [260H-324H] berpendapat bahwa lafal al-quran tidak memakai hamzah dan diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan. Hal ini disebabkan karena surat-surat dan ayat-ayat al-quran dihimpun dan digabungkan dalam satu mushaf. Keempat : Al-Zajjaj nama Aslinya adalah Ibrahim bin as-Sirri, dijuluki Abu Ishaq, penulis buku tifaanil-Quran. Wafat 311 Hberpendapat bahwa lafal al-quran itu berhamzah, mengikuti wazan fulan dan diambil dari kata al-qaru yang berarti menghimpun. Hal ini karena al-quran merupakan kitab suci yang menghimpun inti sari ajaran-ajaran dari kitab-kitab suci sebelumnya. Kelima : Al-Lihyani ahli bahasa Arab terkenal, berpendapat bahwa lafal al-quran berhamzah. Bentuk mashdar-nya diambil dari kata qaraa yang berarti membaca. Hanya saja, lafal al-quran ini menurut al-Lihyani berbentuk mashdar dengan makna isim maful. Jadi, Al-quran artinya maqru(yang dibaca). Keenam : Al-zarkasi dalam kitab Al-Burhan fi Ulumil Quran berpendapat bahwa Al Quran berasal dari kata al qoryu yang berarti al-jamu atau kumpulan. Alasannya, karena Al Quran merupakan kumpulan buah kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya

Ketujuh :

Al Qurthuby berpendapat, menurut beliau kitab suci agama Islam ini disebut Quran (tanpa hamzah). Karena diangkat dari kata qoroin yang berarti partner. Alasannya karena antara satu ayat dan ayat lainnya merupakan partner yang saling mendukung dan saling membenarkan

Kedelapan : Dr.Subhi Al-Salih, pengarang kitab Mabahist fi Ulumil Quran menyatakan Al Quran berarti Bacaan (Al-Qiraah) sebagaimana dalam (QS al-Qiyamah [75] 17-18.) Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat lain tentang asal kata Al Quran, namun karena keterbatasan bayak hal dari penyusun, maka pendapat-pendapat tersebut tidak dapat ikut ditulis dalam penyusunan makalah ini C. Nama-nama Al Quran Nama-nama lain untuk Al-Quran di kembangkan oleh ulama sedemiian rupa, sehingga Abu Hasan Al-Harali memberikan nama sebanyak 90 nama dan Al Qodhi Abu Al Maaly Aziziy bin Abdul Malik memberikan nama sebanyak 55 nama. Pemberian nama Al-Quran yang begitu banyak tidak disetujui oleh sebagian ulama, antara lain Dr. Subhi Shalih. Menurut beliau, pemberian nama yang banyak terhadap Al-Quran dinilai berlebihan sehingga terkesan adanya pencampuradukan antara nama-nama Al-Quran dan sifat-sifat Al-Quran. (Muhaimin, dkk., 1994 : 88). Sebagian nama-nama tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung,

memperlihatkan fungsi-fungsi Al-Quran. Dari sudut isi atau substansinya, Al-Quran sebagai tersurat dalam nama-namanya adalah sebagai berikut : Al-Huda (Petunjuk). Dalam Al-Quran terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Quran sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum (Q.S. Al-Baqarah [2]:185) Kedua, Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (Q.S Al-Baqarah [2]:2). ayat lain diantaranya (Q.S Ali Imran [3]:138) Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Fushshilat [41]:44). ayat lain diantaranya (Q.S Yunus[10]:57) Al-Furqan (Pemisah). Dalam Al-Quran dikatakan bahwa ia adalah ugeran/norma untuk membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dengan yang salah. (Q.S. Al-Baqarah [2]:185) Al-Syfa (obat), dalam Al-Quran yang mashur ada 6 ayat yang di sebut Ayat syfa (ayat-ayat yang bisa menjadi obat) walaupun sebenarnya semua ayat dalam Al Quran bisa menjadi obat. (Q.S. Al-Isro [17]:82),(Q.S. Yunus [10]:57),(Q.S. An Nahl [16]:69),(Q.S. As Shuara [26]:80),(Q.S. Fussilat [41]:44),(Q.S. Al-Taubah [9]:14).
3

Al-Mauidlah (Nasihat). Dalam Al-Quran diatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasihat bagi orang-orang bertakwa. (Q.S. Ali Imran [3] : 138) Al Kitab atau Kitabullah merupakam synonim dari Al Quran, (Q.S. Al Baqoroh [2] : 2) Adz Dzikr: artinya peringatan, sebagaimana yang tersebut dalam surat (Q.S Al Hijr:9) Ar Rahman, Al Quran disebut juga Ar Rahman karena ia berfungsi sebagai petunjuk dan karunia bagi umat manusia dan alam semesta. (QS. An Naml [27] : 77). Ar Ruuh, Al Quran disebut juga Ar Ruuh karena ia mampu menghidupkan akal pikiran dan membimbing manusia kepada jalan yang lurus.(QS.Asy Syura [42] :52). Al Haq: yang artinya kebenaran Al Hikmah, disebut Al Hikmah karena segala yang terkandung di dalam Al Quran adalah kebijaksanaan. (QS. Al Israa[17]:39). Al Tanzil. Al Quran disebut juga Al Tanzil karena ia kitab suci yang diturunkan.(QS. Asy Syuaraa [26] : 192). Al Bayaan. Al Quran disebut juga Al Bayaan karena ia berfungsi sebagai penjelas dan penerang kebenaran dari Allah SWT.(QS. Ali Imraan [3] : 138). Al Kalam. Al Quran disebut juga Al Kalam karena ia adalah firman Allah dan merupakan kitab suci yang diucapkan.(QS. At Taubah [9] :6). Al Busyraa. Al Quran disebut juga Al Busyraa karena ia berfungsi sebagai pembawa kabar gembira. (QS. An Nahl [16] :102). An Nuur. Al Quran disebut juga An Nuur karena ia mampu membawa manusia memperoleh cahaya ketuhanan. (QS. An Nisaa [4] 174). Al Basaair. Al Quran disebut juga Al Basaair karena ia berfungsi sebagai pedoman. (QS. Al Jaasiyah [45] : 20). Al Balaag. Al Quran disebut juga Al Balaag karena ia berfungsi sebagai penyampai kabar atau penjelasan bagi manusia. (QS. Ibrahim [14] : 52). Al Qaul. Al Quran disebut juga Al Quran karena ia merupakan perkataan atau ucapan yang dapat menjadi pelajaran bagi manusia. (QS. Al Qasas [28] : 51).

Demikian nama nama Al-Quran yang diambil dari nama-namanya yang difirmankan Allah dalam Al-Quran, dan masih banyak lagi nama-nama lain yang belum ditulis oleh penyusun

D. Pengertian Wahyu Menurut ilmu bahasa, wahyu ialah : wahyu adalah kata masdar (infinitif); dan materi kata itu menunjukkan dua pengertian dasar, yaitu: tersembunyi dan cepat. Oleh sebab itu wahyu ialah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang lain, Pengertian wahyu dalam arti bahasa meliputi : 1. Ilham sebagai bawaan dasar manusia, seperti wahyu terhadap ibu Nabi Musa:


Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: Susuilah dia (al Qasas [28]:7). Ilham yang berupa naluri pada binatang, seperti wahyu kepada lebah:


Dan Tuhanmu telah mewahyukan (ilhamkan) kepada lebah: Buatlah sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di rumah-rumah yang didirikan manusia. (an-Nahl [16]:68). 2. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria yang diceritakan Quran:


Maka keluarlah dia dari mihrab, lalu memberi isyarat kepada mereka: Hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. (Maryam [19]:11). Ayat di atas menceritakan tentang nabi Zakariya yang banyak menghabiskan waktunya di dalam mihrab untuk beribadah. Pada suatu saat beliau keluar dari mihrob untuk mewahyukan kepada kaumnya agar mereka bertasbih di waktu pagi dan petang. Menururt Prof. Dr. Abd al Munim Al Namr kata di atas diartikan sebagai isyarat, karena tidak mungkin nabi Zakariya member wahyu kepada umatnya sebagaimana Allah kepada hambanya. 3. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri manusia.


Sesungguhnya syaitan-syaitan itu membisikkan kepada kawankawannya agar mereka membantah kamu. (al-An`am [6]:121).


Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dari jenis jin; sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataanperkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. (al-Anam [61:112). 4. Apa yang disampaikan Allah kepada para malaikatnya berupa suatu perintah untuk dikerjakan.

"Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman. "' (al-Anfal [8]:12).

Sedangkan menurut istilah, wahyu ialah : sebutan bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara yang cepat dari Allah kedalam dada Nabi-nabi-Nya, sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz Al-Quran. Dapat diartikan juga bahwa wahyu Allah kepada nabi-nabi-Nya adalah : pengetahuan pengetahuan yang Allah tuangkan kedalam jiwa Nabi, untuk mereka sampaikan kepada manusia untuk menunjuki dan memperbaiki mereka didalam dunia serta membahagiakan mereka diakhirat.

E. Perbedaan Al Quran dan Hadits Al Quran dan Al Hadits adalah dua sumber hukum yang pertama yang dijadiakn rujukan oleh para ulama untuk menentukan sebuah hukum. Al Quran dan Hadits sama-sama sebagai sumber hukum Islam, Al Quran dan Al Hadits juga mempunyai banyak perbedaan, diantaranya adalah : Al Quran adalah wahyu dari allah kepada nabi Muhammad yang kandungan dan katakatanya berasal dari Allah, sedngkan Al Hadits isi kandungannya dari Allah tapi struktur kalimatnya dari nabi Muhammad sendiri. Al Quran sebagai sumber hukum yang pertama sedangkan Al Hadits adalah sumbebr hokum yang kedua setelah Al Quran. Kandungan Al Quran bersifat global, sedangkan Al Hadits lebih banyak bersifat terperinci

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al Qur'an.
6

Hadits dibagi menjadi tiga golongan yaitu : Hadits Qauliyyah yaitu hadits-hadits rosulullah yang beliau katakana dalam berbagai tujuan dan konteks. Hadits filiyyah yaitu perbuatan-perbuatan Rosulullah SAW sebagaimana tindakannya menunaikan sholat lima waktu dengan cara-caranya dan rukun-rukunnya. Hadits taqririyyah yaitu sesuatu yang timbul dari sahabat Rasulullah Rasulullah baik berupa ucapan maupun perbuatan.1[7] yang telah diakui

F. Keberadaan 2 Macam Wahyu (Al Quran dan Hadits) Hubungan antara Al Quran dan Al Hadits dari segi penggunaan istinbath syara adalah al Hadits sebagai sumber hukum urutan kedua setelah Al quran. Jadi seorang mujtahid jika akan menetapkan sebuah hukum, pertama dilihat dari dari Al Quran kemudian Al Hadits. Dari keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan Al Quran dan Al Hadits adalah sebagai berikut : Al Hadits sebagai pengukuh Al Quran Al Hadits sebagai pemerinci atau penafsir dan pembatas Al Quran Kadangkala Al Hadits adalah pembuat hukum yang belum ada di dalam al Quran.

1[7]

Abd. Al Wahab khallaf, Ilmu Ushul fiqih, Semarang : Dina Utama,1994. H. 40-41 7

BAB III KESIMPULAN

1. Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah, melalui jibril agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushhaf, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian. 2. Berkaitan dengan asal kata Al-Quran, beberapa ulama berbeda pendapat, mereka berusaha menggali makna dan asal usul kata Al Quran 3. Nama-nama lain untuk Al-Quran di kembangkan oleh ulama sedemiian rupa, sehingga Abu Hasan Al-Harali memberikan nama sebanyak 90 nama dan Al Qodhi Abu Al Maaly Aziziy bin Abdul Malik memberikan nama sebanyak 55 nama. Pemberian nama Al-Quran yang begitu banyak tidak disetujui oleh sebagian ulama, antara lain Dr. Subhi Shalih. Menurut beliau, pemberian nama yang banyak terhadap Al-Quran dinilai berlebihan sehingga terkesan adanya pencampuradukan antara nama-nama Al-Quran dan sifat-sifat Al-Quran 4. Wahyu secara Etimologi / Bahasa ialah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang lain, Pengertian wahyu dalam arti bahasa meliputi : Ilham, Isyarat, Bisikan dan Mimpi, sedangkan wahyu secara terminologi (Istilah) ialah : sebutan bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara yang cepat dari Allah kedalam dada Nabi-nabi-Nya, 5. Perbedaan Al Quran dan AL hadits adalah : 1) Al Quran adalah wahyu dari allah kepada nabi Muhammad yang kandungan dan katakatanya berasal dari Allah, sedngkan Al Hadits isi kandungannya dari Allah tapi struktur kalimatnya dari nabi Muhammad sendiri. 2) Al Quran sebagai sumber hukum yang pertama sedangkan Al Hadits adalah sumbebr hokum yang kedua setelah Al Quran. 3) Kandungan Al Quran bersifat global, sedangkan Al Hadits lebih banyak bersifat terperinci 6. Hubungan antara Al Quran dan Al Hadits adalah : 1) Al Hadits sebagai pengukuh Al Quran 2) Al Hadits sebagai pemerinci atau penafsir dan pembatas Al Quran 3) Kadangkala Al Hadits adalah pembuat hukum yang belum ada di dalam al Quran.
8

DAFTAR PUSTAKA

Ratnasari Blog

http://airatnasari17.wordpress.com/2012/07/15/nama-nama-al-quran/ http://quranhadits20.wordpress.com/2011/04/16/definisi-alqur%E2%80%99an-dan-wahyu/

Quran Hadits Blog

Pendidikan Sosial Blog http://makalahpendidikandansosial.wordpress.com/about/sejarahperkembangan-alquran/al-quran-dan-wahyu/ Bahan Makalah Bab 6 :Al Quran Sumber Agama Islam; Metodologi Studi Islam Al-Quran Tafsir (Terjemah), DEPAG

You might also like