You are on page 1of 9

1 Jelaskan keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan ???

Para ahli pendidikan menemui kesultan dalam merumuskan definisi pendidikan. Kesulitan itu antara lain disebabkan oleh banyaknya jenis kegiatan serta aspek kepribadian yang dibina dalam kegiatan itu, masing-masing kegiatan tersebut disebut pendidikan 1. menurut Rupert C. Lodge dalam philosophiy of education menyatakan bahwa dalam pegertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. 2. joe park merumuskan pendidikan sebagai the art or process of importing or acquiring knowledge and habit through instructional as strudy. Dalam definisi ini ditekankan kegiatan pendidikan diletakkan pada pengajaran ( instruction ) sedangkan segi kepribadian yang dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan. 3. Theodore mayor greene mengajukan definisi yang sangat umum pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna. Dalam definisi ini aspek pendidikan luas sekali 4. alfed nort whitehead menyusun definisi pandidikan yang menekankan segi keterampilan menggunakan pengetahuan sehingga cakupan pendidika sempit. Konperensi international tentang pendidikan islam yang pertama ( 1977) tenyata tidak juga berhasil menyusun suatu definisi pendidikan yang dapat mereka sepakati ( al-athas, 1979 : 157 ). Kesulitan yang mereka hadapi pada dasarnya sama dengan kesulitan yang dihadapi para ahli yang disebutkan tadi : banyaknya segi kepribadian yang dibina. Jadi, sanagt tidak mengkin mmbuat definisi pendidikan yang sangat singkat tetapi mencakupdaerah binaan yang luas itu. Seandainya definisi pendidikan yang ,encakup itu diperlikan agaknya rumusan ini dapat ditawarka. Pendidika adalah meningkatkan diri dalam sega;la aspeknya. Definisi ini mencakup kgioatan penidika yang melibatakan guru aupun yag tidak melibatkan guru (pendidk). Mencakup pendidikan formal mau[un non formal sta informal. Segi yang dibina oleh pendidikan dalam definisi ini adalah selurh aspek kepribadian. B. Pengertian Pengajaran Para ahli berpendapat bahwa pendidikan tidk sana dengan pengajaran. Ada yang berpendpat bahwa pendidika lebih luas dari pada pengarajaran ada juga yang menagtkan pendidikan adalah uasaha pengembangan aspek rohani manusia, sedangkan pengajaran aspek jasmani dan akal saja. Bagaimana duduk persoalannya? Sikun pribadi, guru besar IKIp BAndung, pernah menjelaskan msalah ini dalam tulisannya. Mneurut pendapatnya, mendiidk dalam arti pedagogis tidak dapt disamakan denganpengertian mengajar. Pengajaran meurut pendapatnya adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak, mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yait supaya anak lebih banyak pengetahuaany, lebih cakap berpikir kritis, sistematis da obyektif serta trampil dalam mengerjakan sesuatu. Tujuan pengajaran lebih mudah dari pada tujuan pendidikan.

2 Tuliskan apa saja yang menjadi unsur - unsurdalam system pendidikan ??? UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Subjek yang dibimbing (peserta didik). Orang yang membimbing (pendidik) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Penjelasan: 1. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah: a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. b. c. d. 2. Individu yang sedang berkembang. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat. 3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4. a.

Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) Alat dan Metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif. b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
3. Gambarkan peta kensep hubungan mulai dari tiap tiap landasan pendidikan , kurikulum pendidikan sampai pada tujuan pendidikan nasional ????

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, Pasal 1 butir 19). Sementara itu, KEPUTUSAN MENDIKNAS nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil belajar Mahasiswa menjabarkan kurikulum pendidikan tinggi sebagai berikut: seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi. Sementara itu, KEPMENDIKNAS NO.045/U/2002 menambah rambu-rambu penyusunan kurikulum inti sebagaimana diaturdalam KEPMENDIKNAS no.232/U/2000. Keputusan tersebut dikenal sebagai tonggak diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Tujuan pendidikan nasional ..


Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Didalam praktek pendidikan khususnya pada sistem persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rincian khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara , yaitu tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah Pancasila.

Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.

Tujuan instruksional , tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan.

4 . jelaskan tiap tiap alur hubungan dari peta konsep yang telah anda gambarkan pada no 3 ,,??? Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.

5 . Perbedaan pelanggaraan scara pendidikan formal dan pendidikan non formal ????
A SISTEM PENDIDIKAN NON FORMAL Pendidikan non formal menurut Philip H. Choombs ialah pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dan istilah ini yang digunakan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat 1. Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan (non formal) adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenaga, pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai serta komponen-

komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Bagi masyarakat Indonesia yang dipengaruhi sistem pendidikan tradisional, cara seperti ini lebih mudah dalam daya tangkap masyarakat dan mendorong rakyat untuk belajar karena keadaan ini sesuai dengan keadaan lingkungan. Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis serta pendekatannya lebih fleksibel. Calon peserta didik (raw-input) pendidikan luar sekolah dilembagakan yaitu: a. penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesempatan memasuki sekolah. b. Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah. c. Peserta didik yang putus sekolah (drop out), baik dari pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. d. Peserta didik yang telah lulus satu sistem pendidikan sekolah tetapi tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. e. Orang yang telah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan lain. Di samping pendidikan yang fleksibel, hendaknya dapat pula digunakan pendekatan yang luas dan terintegrasi agar siapa saja dapat belajar lebih lanjut berdasarkan keterampilan pertama yang telah mereka peroleh. Serta mengisi segala kekuangan yang menghambat usaha mereka ke arah hidup yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dapat memperkuat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan. B. KONSEP SISTEM PENDIDIKAN INFORMAL Pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejak seorang lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau dalam pergaulan sehari-hari. Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang karena dalam kebanyakan masyarakat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan di tempat-tempat lain. Sampai umur 3 tahun, seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar kepribadian seseorang. Dalam hal ini psikiater kalau menemukan penyimpangan dari kehidupan seseorang akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak seseorang itu. PERBEDAAN SISTEM PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL Perbedaan sistem antara pendidikan non formal dan informal dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Keterangan,Pendidikan Sekolah,Pendidikan Luar Sekolah yang Dilembagakan (non formal,Pendidikan Luar Sekolah yang Tidak Dilembagakan (informal): Tempat berlangsung,Syarat untuk mengikuti,Jenjang pendidikan,Program,Bahan pelajaran,Lama pendidikan,Usia yang menjalani,Penilaian,Penyelenggaraan,Metode mengajar,Tenaga pengajar,Administrasi,Ditinjau sejarah. Di gedung sekolah,Usia dan tingkat pendidikan yang tertentu (ijazah),Ada jenjang yang

ketat,Ditentukan secara teliti di setiap jenjang dalam bentuk tertulis,Akademis dan bersifat umum,Memakan waktu yang panjang,Relatif berusia sama Ada ujian secara formal dengan pemberian ijazah,pemerintah atau swasta,Menurut metodologi tertentu,Harus mempunyai wewenang berdasarkan ijazah dan diangkat untuk itu,Sistematis dan uniform untuk tiap tingkat sekolah,Paling akhir. Dapat di luar dan di dalam sekolah,Kadang-kadang ada namun tidak memegang peranan yang penting,Biasanya tidak ada,Ada program tertentu,Praktis dan khusus,Relatif singkat,Tidak perlu sama,Ada juga, biasanya diberi ijazah atau keterangan,Pemerintah atau swasta,Dapat mengikuti metode tertentu, walaupun tidak selalu,Tidak selalu mempunyai ijazah untuk pengajar,Ada walaupun tidak begitu uniform,Lebih tua dari pendidikan formal. Di mana saja seseorang berada,Tidak ada,Tidak ada,Tidak ada,Tidak ada yang ditentukan,Sepanjang hidup,Semua umur,Tidak ada ujian atau penilaian sistematis,Tidak ada badan tertentu,Tidak ada,Tidak ada,Tidak ada,Sejak ada manusia di dunia ini.

6 , 4 Masalah pendidikan nasional dan contohnya !!!!! Permasalahan Pokok Pendidikan Ada empat macam masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya yaitu ; 1. Masalah Pemerataan Pendidikan 2. Masalah mutu pendidikan 3. Masalah efesiensi pendidikan 4. Masalah relevansi pendidikan

Keempat masalah pendidikan ini akan di jelaskan sebagai berikut : 1. Masalah Pemerataan Pendidikan Masalah pemertaan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan. Sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem aatau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD. Maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca menulis, dan berhitung. Sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media masa dan sumber belajar yang tesedia, baik, mereka nantinya berperan sebagai produser dan konsumen. Dengan demikian merka tidak terbelakang dan menjadi penghambat derap pembangunan Tujuan yang terkandung dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu, menyiapkan masyarakat untuk dapat berfartisipasi dalam pembangunan

Khususnya pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang, dan tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang di atur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu di tentukan froyeksinya secara terus menerus dengan seksama, pada jenjeang pendidikan dasar, kebijakan pengertian memperoleh kes4empatan pendidikan di dasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif. Karna pada seluruh warga negara perlu di berikan bekal dasar yang sama sedangkan pendidikan meneganh dan terutama pada jenjang perguruan tinggi. Kebijakan pemerataan di dasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevsi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan dan ilmu teknologi. Khusus melalui jalur pendidikan di luar sekolah usaha pemerintahan pendidikan mengalami perkembangan pesat ada dua faktor yang menunjang yaitu perkemabngan IPTEK yang menawarkan berbagai macam alternatif perkembangan IPTEK, menawarkan beraneka ragam alternative model pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajr Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan Banyak masalah pemecahan masalah yang telah dan sedang di lakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Langkah-langkah yang di tempuh melalui cara konversional dan cara inovatif Cara Konversional a. membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar b. mengunakan gedung sekolah untuk double shift (system pergantian pagi dan sore) untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belejar bagi Masyarakat atau keluarga yang kurang mampu agr mau menyekolahkan anaknya Cara Inovatif a. Sistem pamong (pendidkan oleh masyarakat ,orng tua dan guru ) b. SD keall pada daerah terpencil` c. Sistem guru kunjung d. SMP Terbuka (isosa in school out off school approach) e. Kejar PAKET A dan B f. Belajar jarak jauh seperti universitaas terbuka. 2. Masalah Mutu Pendidikan Jika hasil pendidikan belum tercapai, taraf seperti yang di harapkan penetapan mutu hasil pendidikan pertama di lakukan oleh lembaga penghasil pertama di lakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga kerja terhadap calon luaran,degan system sertipikasi,selanjutnya jika lauaran tersebut terjun ke lapangan karja penilain di lakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan system tes untuk kerja (performance test ) hasil belajar yang bermutu jika proses belajar tidak optimal sangat sulit di harakan terjadinya hasil belajar yang bermutu . jika terjadibelajar yang tidak optimal menghasilkan skor hasil ujian yang baik , maka hampir dapat di pastikan bahwa hasil belajar tersebut adlah semu.

Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalahn pemerataan mutu. kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah dari pada di daerah perkotaan , acuan usuha pemerataan mutu pendidikan barmaksud agar system pendidikan khususnya system persekolahan dengn segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanahn air (kota atau desa ) mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing Pemecahan masalah mutu pendidikan Upaya pemecahan masalah mutu pndidikan dalam garis basarnya meliputi hal - hal yang bersipat fisik dan prangkat lunak ,personalia dan menejemen sebagai berikut a. Menyeleksi lebih rasional terhdap masukan mentah untuk SLTA dan PT b. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui stdy lanjut c. Penyempurnaan kurikulum d. Penympurnaan sarana belejar e. Peningkatan administrasi manajemen khsusnya yangb mengenai angaran f. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan kegiatan 1. laporan-laporan penyelengaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan 2. supervisi dan monitoring pendidikan oleh pemilik dan pengawas 3. sistem pendidikan nasional atau negara seperti EBTANAS sipamaru atau UMPTN 4. akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembagan 3. Masalah Efisiensi Pendidikan a) Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti rendah Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah : a. Bagaimana tenaga pendidikan difungsikan b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Masalah penempatan studi sering mengalai kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. b) Masalah efisiensi dalam penggunaan prasarana dan sarana. Penggunaan persarana dan sarana pendidikan yang tidak efisiensien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan kurikulum. Gejala lain tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana pendidikan yaitu diadakannya dan didistribusikannya sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan sikap dan keterampilan calon pemakai ataupun tanpa dilandasi oleh konsep yang jelas.

4. Masalah Relevansi Pendidikan Tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia. Untuk pembangunan relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai, dengan kebutuhan pembangunan. Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sector pembangunan yang beraneka ragam seperti sector produksi sector jasa. Dll. Relevansi merupakan masalah berat untuk dipecahkan, utamanya masalah-masalah relevansi kualitas. Dari keempat pendidikan tersebut dikatakan teratasi jika pendidikan. 1. Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam satuan pendidikan. 2. Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya, perencanaan pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. 3. Dapat terlaksana secara efisien artinya pemerosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan. 4. Produk yang bermutu tersdont relevan, artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat di usahakan pada saat demikian. 1. Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlkukan peghimpunan dan pengarahan dana dan daya. 2. Posisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena, jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengarahan, tenaga kerja pendidik yang tidak memadai dan seterusnya. contohnya : a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara incidental. b. Pelaksanaan KO dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun perlurusan untuk itu, perlu dikaitkan dengan pemberian insentif oleh guru. c. Pemilihan siswa kelas atas kelompok yang akan melanjutkan belajr keperguruan tinggi dengan yang akan tertuju kepada masyarakat merupakan hal yang prinsip, karena pada dasarnya tidak semua siswa secara personal maupun belajar diperguruan tinggi. d. Pendidikan tenaga kependidikan (perjabatan dan jabatan) perlu diberi perhatian khusus, oleh karena itu, tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.

You might also like