You are on page 1of 3

A. Penyebab Bayi Lahir Prematur Mesa kehamilan adalah masa-masa yang rentan.

Infeksi penyakit dan kecelakan sekecil apapun dapat menjadi fatal bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu kesehatan ibu dan janin perlu diperhatikan dengan secara periodik. Salah satu yang perlu diwaspadai selama masa kehamilan terutama ketika memasuki masa akhir adalah lahirnya bayi secara prematur. Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum masa kehamilan diperkirakan selesai. Kelahiran awal ini menyebabkan daya tahan bayi lemah sehingga perlu ditangani secara medis. Persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan genap 37 minggu atau 9 bulan disebut kelahiran prematur. Bayi yang dilahirkan juga disebut bayi premature atau kurang bulan. Walaupun sebenarnya berbagai sistem di dalam tubuhnya belum berkembang sempurna, kebanyakan bayi ini tampil normal secara fisik. Beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kelahiran preterm adalah kehamilan kembar, preeklampsi, kelainan plasenta, dan ketuban pecah sebelum waktunya.

Bayi yang lahir lebih secara premature harus ditangani secara medis. Fungsi dan kematangan organ-organ tubuh pada bayi yang lahir prematur belum bekerja secara sempurna. Salah satu contohnya adalah organ paru-paru yang belum mengembang secara sempurna karena zat pengembang paru belum terbentuk, sehingga bayi belum bisa menarik nafas secara sempurna, layaknya bayi yang lahir normal. Akibatnya, bayi bisa mengalami sesak nafas dan pasokan oksigen tidak memenuhi kebutuhan tubuh

Selain karena pengaruh organ yang belum sempurna, bayi premature harus ditangani secara medis karena daya tahan tubuhnya yang lemah. Seperti bayi normal, bayi prematur juga memperoleh kekebalan tubuh dari ibunya.Namun, pada bayi prematur kekebalan yang didapat Iebih sedikit daripada bayi normal, karena sebelum daya tahan itu terbentuk cukup, ia sudah harus dilahirkan. Inilah yang menyebabkan bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi penyakit.

B.Inkubator Bayi Penanganan medis yang diberikan bagi bayi premature adalahmenggunakan incubator bayi. Inkubator merupakan alat yang dilengkapi dengan pengatur suhu dan kelembaban udara agar bayi selalu hangat. Pengaturan suhu ini disesuaikan dengan kondisi teritama berat badan bayi. Bila bayi prematur lahir dengan berat badan di bawah 2000 gram, maka suhu dalam inkubator harus berkisar antara 32 derajat Celcius. Bila berat badannya kurang dari 2500 gram, suhu inkubator harus sekitar 30 derajat Celcius. Suhu inkubator akan diturunkan secara bertahap setiap 10-14 hari sebanyak satu derajat Celcius, sehingga akhirnya bayi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan luarnya.

Selain berfungsi sebagai penghangat, inkubator juga berfungsi melindungi bayi dari bahaya infeksi. Di tempat ini, tersedia juga alat penyinaran sinar biru bagi bayi prematur yang mengalami peningkatan kadar bilirubin dalam darahnya (bayi kuning/jaundice) sebagai akibat hati bayi yang belum bekerja sempurna. Biasanya, bayi dalam inkubator akan dibiarkan telanjang untuk mempermudah pemantauan, yang bisa dilihat dari gerak pernafasan serta warna kulit. Dengan demikian, bila ada kelainan, bisa segera diketahui. Selain itu, bayi prematur juga mendapat bantuan pernafasan dalam bentuk bantuan oksigen sejumlah tertentu. Hal ini pun harus dilakukan dengan hati-hati, sebab keseimbangan kadar oksigen dan karbon dioksida bayi prematur harus diperhatikan benar. Bila jumlah oksigen pada bayi prematur terlalu sedikt, jumlah karbondioksidanya akan meningkat. Akibatnya, pembuluh darah di otak akan melebar, bahkan bisa pecah dan mengakibatkan pendarahan di otak. Sebaliknya, bila oksigen terlalu banyak, maka pembuluh-pembuluh darah bisa menyempit yang mengakibatkan sel-sel tubuh bayi kurang mendapat makanan. Bayi prematur juga akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi mekanisme pertukaran zat dalam tubuh. Selain dilakukan juga pemeriksaan dengan alat Ultra Sonografi (USG) untuk melihat apakah terjadi kelainan di otak, seperti terjadi pendarahan, edema (pembengkakan) otak, dan lain-lain. Lamanya pemantauan dan perawatan bayi prematur yang satu dengan yang lain tidak sama. Itu karena, kematangan bayi prematur tidak berdasarkan usia kandungan ketika ia dilahirkan atau Iamanya perawatan, melainkan dilihat dari perkembangan kemampuannya dalam bernafas, mempertahankan suhu tubuh, mengisap dan menelan (sehingga orang tuanya bisa langsung menyusuinya), serta mampu mencerna makanan yang masuk dalam tubuhnya. Dengan kata lain, bergantung dari kesiapan semua organ tubuhnya untuk bekerja normal. Hal ini bisa diketahui melalui pemantauan yang memang terus menerus dilakukan petugas rumah sakit.
C.Prinsip Kerja Inkubator

Prinsip kerja inkubator ini adalah dengan mengatur serta menstabilkan suhu dalam ruangan inkubator agar sesuai dengan suhu yang dibutuhkan oleh bayi prematur. Inkubator ini menggunakan pemanasan elemen ( heater ) yang dikotrol oleh suatu rangkaian kontrol suhu agar suhu tetap stabil. Heater akan bekerja pada saat sensor suhu kurang dari setting suhu yang telah ditentukan, dan sebaliknya apabila sensor suhu lebih besar dari setting suhu, secara otomatis heater akan mati. Inkubator juga mempunyai sebuah sistem alarm untuk memberitahu petugas medis jika terjadi bahaya panas berlebih pada alat. Sistem ini berfungsi sebagai saklar kontrol suhu yang akan menghidupkan buzzer ketika suhu melampaui batas aman. Seringkali buzzer dipasang seri dengan saklar yang diaktifkan oleh bimetal strip.

Ini merupakan sistem yang sederhana dan berdiri sendiri. Banyak kasus yang mana system langsung mengubah nilai catu pemanas untuk menghentikan pemanasan berlebih. Inkubator terdiri dari pemanas elektrik yang dibuat dari kumparan dengan resistansi tinggi. Sebuah reflektor dipasang di atas pemanas untuk memusatkan panas ke matras dari inkubator. Thermistor dipasang menggunakan perekat spesial yang terdiri dari pad foam dan metal penghantar panas. Pad foam berguna untuk menempatkan termistor sekaligus sebagai isolator panas dan metal bertugas melindungi termistor terkena cahaya langsung. (John G. Webster, 1998). Inkubator juga mempunyai sebuah sistem alarm untuk memberitahu petugas medis jika terjadi bahaya panas berlebih pada alat. Sistem ini berfungsi sebagai saklar kontrol suhu yang akan menghidupkan buzzer ketika suhu melampaui batas aman. Seringkali buzzer dipasang seri dengan saklar yang diaktifkan oleh bimetal strip. Ini merupakan sistem yang sederhana dan berdiri sendiri. Banyak kasus yang mana system langsung mengubah nilai catu pemanas untuk menghentikan pemanasan berlebih. Inkubator terdiri dari pemanas elektrik yang dibuat dari kumparan dengan resistansi tinggi. Sebuah reflektor dipasang di atas pemanas untuk memusatkan panas ke matras dari inkubator. Thermistor dipasang menggunakan perekat spesial yang terdiri dari pad foam dan metal penghantar panas. Pad foam berguna untuk menempatkan termistor sekaligus sebagai isolator panas dan metal bertugas melindungi termistor terkena cahaya langsung. (John G. Webster, 1998).

You might also like