You are on page 1of 284

Stikes Dian Husada

PANDUAN PRAKTIKUM
KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK
KLINIK

DAN
FORMAT PRAKTEK

NAMA :..........................................................

TINGKAT / SEMESTER.......................................................:

NIM :..........................................................

PRODI :..........................................................

EDISI III

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO


TAHUN AJARAN 2008 / 2009
1
Stikes Dian Husada

TATA TERTIB
• Semua mahasiswi melepas alas kaki ( kaos kaki dan
sepatu )
• Semua mahasiswi memakai seragam lengkap dengan
atribut sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
• Memakai jas laboratorium ( Jas Skort )
• Semua mahasiswi masuk laboratorium dilarang membawa
tas ( boleh membawa
masuk tas dan handphone dimatikan asalkan ditempatkan
di locker laboratorium )
• Dilarang ramai dan harus tertib apabila di dalam
laboratorium dan saat melakukan
praktek laboratorium
• Membawa buku panduan saat melakukan praktek
laboratorium baik laboratorium MA ataupun Laboratorium
Mandiri
A. Ketrampilan dasar praktek klinik ( KDPK )
B. Asuhan kebidanan Ibu dan KB
C. Asuhan anak ( neonatus dan balita )
• Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium dan saat
melakukan praktek laboratorium
• Membuang sampah pada tempatnya, jaga kebersihan
bersama untuk kenyamanan belajar di laboratorium
• Kuku tangan di rapikan, lepas sernua perhiasan kecuali jam
tangan
• Semua mahasiswi masuk laboratorium sesuai jam yang
telah ditentukan, terlambat 10 menit tidak boleh masuk
ruangan laboratorium untuk mengikuti praktek
laboratorium
• Setelah melakukan praktek laboratorium diharapkan
1
Stikes Dian Husada

membersihkan dan mengembalikan instrumen pada


tempat semula dengan mengecek awal bon alat A. Untuk
laboratorium MA koordinator mata kuliah yang
bersangkutan B. Untuk Laboratorium Mandiri 2 orang
penanggung jawab kelompok
• Bila mahasiswi diketahui mencuri, menghilangkan atau
merusak barang laboratorium wajib mengganti dan
membuat surat pemyataan yang diketahui oleh Kepala
laboratorium, down wali dan Pudir III
• Perwakilan kelompok mengisi bon alat praktek dilakukan 5
menit sebelum
praktek laboratorium dimulai untuk praktek mandiri
• Koordinator Laboratorium MA mengisi bon alat praktek
dilakukan 5 menit
sebelum praktek laboratorium dimulai untuk praktek MA

Mojokerto, 1 September
2008
Kepala Laboratorium

(Nuris Kushayati S.Kep.Ns)

2
Stikes Dian Husada

Daftar Isi

2
Stikes Dian Husada

PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NASAL


KANUL
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pemberian oksigen dengan nasal
kanul kepada boneka peraga

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan rasional penggunaan ketrampilan pemberian
oksigen
2. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan untuk melakukan
pemberian oksigen
3. Mendemostrasikan pemberian oksigen melalui nasal kanul
kepada boneka peraga

Rasional penggunaan dari ketrampilan ini


Oksigen penting untuk kehidupan. Konsentrasi oksigen
dalazn dash yang optimal harus dipertahankan agar fungsi
selular bekerja terus. Hipoksia merupakan keadaan dimana
kandungan oksigen dalam darah arteri rendah ( Perry & Potter,
1997 ). Pada kasus seperti ini pemberian oksigen penting dilakukan
untuk meningkatkan konsentrasinya dalam darah
Bagaimanapun oksigen murni merupakan suatu agen
terapeutik yang akan memberikan efek yang berlawanan apabila
diberikan secara tidak tepat. Oleh karena itu. perawat harus
terbiasa dengan indikasi - indikasi dari pada penggunaan oksigen
dari bermacam - macam peralatan dalam pemberian oksigen.

Diagnosa Keperawatan
Tetapi oksigen digunakan paling sering untuk pasien
dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut : gangguan
pertukaran gas. Gangguan ini kemungkinan berhubungan dengan
berbagai faktor, misalnya : sekresi yang banyak dalam paru – paru,
Hipoventilasi, proses penyakit yang menyebabkan pertukaran gas
permukaan dalam paru - paru menurun atau kondisi yang
1
Stikes Dian Husada

menurunkan sirkulasi darah melalui paru - paru.


Tidak semua kondisi hipoksemia akan teratasi dengan
pemberian oksigen. Untuk mempertahankan efektifitas oksigen
maka darah yang tidak mengandung oksigen harus mengalir
melalui paru - paru dan membran alveolar harus mampu
melakukan pertukaran gas. Selain itu metode pemberian oksigen
harus tepat sehingga meningkatkan persentase oksigen dalam
alveolar udara.

Alat - alat yang digunakan dalam pemberian oksigen meliputi


1 Nasal kanul
2 Selang oksigen
3 Humidifier yang telah di isi aquadest
4 Flowmeter
5 Sumber oksigen
6 Sentral / tabung

Nasal kanul
Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang menonjol
untuk dimasukkan ke dalam lubang hidung. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah dan paling dapat diterima karena lebih
efektif, mudah dipakai dan nyaman untuk pasien ( Potter & Perry,
1997 ). Pasien yang menerima oksigen melalui nasal kanul ke
hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat makan dan
melakukan aktifitas setiap hari. Pasien juga dianjurkan untuk
bernafas melalui hidung ( dimana pernafasan melalui mulut dapat
menurunkan bahkan menghilangkan oksigen ). Oksigen dengan
nasal kanul diberikan 16 liter / menit ( Potter & Perry 1997 ). Di atas
meningkatkan kekeringan membrane mukosa. Bagaimanapun
oksigen dengan nasal kanul biasanya digunakan dengan
kecepatan aliran 2 - 3 liter/ menit.

Humidifier
Humidifier dilengkapi dengan kontainer air steril yang bisa di
isi kembali dan sekali pakai. Alat ini melekat pada alat yang
menghasilkan oksigen. Mengacu pada Potter & Perry, ( 1997 ) alat
ini berfungsi melembabkan, membasahkan oksigen sebelum
bergerak melalui hidung ke paru - paru, sehingga mencegah
2
Stikes Dian Husada

mengeringnya membran mukosa saluran pernafasan. Air yang


digunakan harus steril untuk mencegah infeksi dari organisme yang
dapat tumbuh dalam lingkungan lembab.

Flowmeter
Sebuah alat yang melekat ke oksigen outlet, yang mengatur
jumlah oksigen yang dihasilkan. Ada 2 tipe flowmeter; balon air
raksa dan ukuran, kedua tipe mencatat jumlah liter oksigen yang
dikeluarkan per menit

Sumber oksigen : sentral / tabung


Oksigen sentral berasal dari pusat di dalam institusi dimana
salurannya berada di dinding / dalam tembok dan disiapkan untuk
digunakan secara cepat. Oksigen ini dihubungkan melalui sebuah
pipa yang bertekanan 50 - 60 pound per inchi persegi. Alat ini
dilengkapi dengan sebuah alat pengukur aliran yang khusus
ditempelkan dijalan keluar dinding. Alat pengukur aliran ini
membuka jalan keluar dan pembukaan katup membuat aliran
oksigen terjadi
Selain dari sentral, oksigen biasanya disimpan di dalam
tabung. Dan pada tabung tersebut dapat alat tambahan yang
disebut dengan regulator, yang melekat pada katup dari tabung
yang berfungsi mengurangi tekanan dan untuk penyelamatan. Jumlah
gas dicatat dalam ukuran pounds per inchi persegi. Ketika tabung
hamper kosong, jarum menunjuk ke area merah dan menadakan
tabung harus diganti dengan cepat. Terdapat juga tabung yang
lebih kecil yang disediakan untuk keadaan darurat, dapat
dipindah - pindahkan dan dapat digunakan di rumah. Alat seperti ini
pada umumnya aman bei-tekanan rendah.

Hal - hal yang perlu diperhatikan :


1 Oksigen adalah gas yang tidak berbau, berasa dan tidak
terlihat yang sedikit lebih berat dari udara
2 Oksigen menyokong terjadi pembakaran. Meskipun oksigen itu,
sendiri tidak meledak / eksplosive, tetapi dapat mendorong
terjadinya pembakaran. Oleh karena itu api ataupun bunga api
harus dijauhkan dari derah tempat penyimpanan atau tempat
pemakaian. Tindakan pencegahan dengan memasang tanda
2
Stikes Dian Husada

DILARANG MEROKOK Pada pintu atau kamar pasien; inspeksi


seluruh alat - alat listrik, selimut pemanas, tali lonceng
listrik, alat pencukur, radio harus diperiksa dengan teliti
untuk memastikan alat - alat ini tidak mengeluarkan api; dan
jangan berikan mainan listrik ke anak - anak yang menerima
oksigen. Dan sediakan tabung pemadam api yang siap pakai.
3 Oksigen diberikan untuk menghilangkan hipoksia baik lokal
maupun umum .Hipoksia adalah suatu keadaan di mana
jumlah oksigen yang diperlukan oleh sel jaringan untuk
memenuhi kebutuhan suatu organ / jaringan tidak mencukupi;
hipoksemis adalah suatu penurunan kandungan oksigen
dalam darah.
4 Pengukuran gas darah arteri merupakan metode terbaik
dalam menentukan kebutuhan dan keadekuatan terapi
oksigen

FORMAT
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL
KANUL
N
KEGIATAN 1 2 3
o

A. Pengkajian
1. Cek Instruksi dokter
2. Kaji dengan segera status respirasi
3. Identifikasi alat – alat oksigen yang
digunakan
B. Perencanaan
1. Mencuci tangan
2. Rencanakan segala bantuan yang diperlukan
3. Pilih alat - alat yang tepat sesuai kebutuhan
klien
4. Siapkan lingkungan yang aman
C. Implementasi
I . Identifikasi klien
2. Jelaskan kepada klien apa yang akan
2
Stikes Dian Husada

N
KEGIATAN 1 2 3
o

dikerjakan
3. Letakkan tube / pipa pemberian oksigen yang
digunakan.
Pasang oksigen dan test aliran
4. Ikuti prosedur berikut untuk alat - alat yang
akan digunakan :
a. Setelah melekatkan pipa pemberian
oksigen dari nasal
kanul, alirkan oksigen sesuai dengan
kebutuhan klien yang
ditetapkan
b. Lekatkan kanul ke muka klien dan
sisipkan cabang ke
dalam lubang hidung
c. Atur ikatan dan tarikan untuk
kenyamanan
d. Atur kecepatan aliran
e. Balutan kecil di atas puncak telinga jika
diperlukan
5. Kaji pernafasan klien dan atur alat-alat
jika diperlukan
6. Jelaskan hal - hal yang perlu diperhatikan
kepada klien
dan keluarga / pengunjung jika ada
7. Kaji kondisi hidung, mulut dan perawatan
lubang hidung
jika diperlukan
8. Tetap tinggal dengan klien sampai situasi
aman untuk ditinggalkan
9. Pasang tanda penggunaan oksigen pada
pintu kamar klien
10. Perawat cuci tangan

1
Stikes Dian Husada

N
KEGIATAN 1 2 3
o

D. Evaluasi
1. Pola pernafasan yang teratur dan kecepatan
yang normal
2. Warna merah muda pada kuku, bibir,
konjungtiva mata
3. Tidak ada disorientasi, bingung, sulit berpikir
4. Klien tidur dengan nyaman
5. Hasil pengukuran lab ( Pa02) dalam Batas
normal.
E. Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian oksigen
dimulai,
konsentrasi oksigen dan kecepatan aliran
liter per menit
2. Observasi subyektif dan obyektif klien

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan:

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

PIPA LAMBUNG, PEMASANGAN DAN


PERAWATANNYA
Tujuan :
Pemasangan pipa lambung adalah : untuk mengkaji fungsi
dan isi dari lambung serta untuk mengkaji fungsi hati dan isi dari
lambung serta untuk dekompresi saluran cerna bagian atas

Indikasi :
1 Pendarahan saluran cerna bagian atas
2 Trauma abdomen
3 Obstruksi ileus
4 Pemberian obat atau nutrisi
5 Mencegah aspirasi pada pasien yang di intubasi
6 Laparotomi

Kontra indikasi :
1. Trauma basis kranial
2. Pasien yang menjalani operasi pada esophagus atau gaster

Penyulit :
1. Langsung
• Epistaxis
• Masuk ke saluran nafas
• Aritmia
• Muntah
1. Tak langsung :
• Sinusitis
• spirasi karena sphinter esophagus tak dapat menutup

Persiapan :
1. Pipa lambung nomornya disesuaikan dengan kebutuhan,
kalau hanya untuk nutrisi pakai ukuran kecil
2. Semprit 50 cc untuk irigasi
1. Larutan PZ atau air untuk irigasi
2. Jelly
3. Stetoskop
3
Stikes Dian Husada

4. Mesin suction
5. Plaster
6. Bengkok

Prosedur :
1. Posisi pasien semi fowler, kepala sedikit fleksi
2. Beritahu pada pasien
3. Ukur panjang pipa lambung yang akan dimasukkan dengan
cara ujung pipa di tempatkan di telinga, ulur sampai ke
lubang hidung pada sisi yang sama kemudian tarunkan
mencapai xypoid. Beri tanda batas tersebut
4. Beri pelicin jelly jangan terlalu banyak
5. Masukkan pipa secara halus melalui salah satu lubang hidung
6. Setelah masuk ke rongga pharyng, pasien di suruh melakukan
gerakan seperti menelan, kalau perlu di bantu dengan
pemberian air dengan sendok sedikit - sedikit
7. Masukkan pipa sampai batas yang telah di tentukan
8. Bila pasien batuk -batuk atau sesak segera cabut
1. Untuk memastikan letak : aspirasi isi lambung atau beri udara
dengan syringe dan dengarkan dengan stetoskop di daerah
epigastrium
2. Fiksasi ( ada beberapa teknik fiksasi )
3. Hubungkan dengan drain bag atau suction tekanan rendah,
posisi bag harus selalu lebih rendah dari lambung

Perawatan :
1. Periksa batas tiap kali pergantian jaga
2. Jaga supaya jangan buntu
3. Perhatikan jumlah dan warna aspirasi
4. Irigasi setiap 2 - 4 jam atau setiap kali pemberian nutrisi atau
obat
5. Catat intake dan output setiap 6 jam
6. Tutup pipa selama 30 menit setiap kali pemberian obat
7. Lepaskan atau ganti plesternya setiap hari untuk mencegah
necrosis lubang hidung
Dokumentasi :
1. Ukuran dan tipe pipa lambung yang di pakai

1
Stikes Dian Husada

2. Jumlah dan kwalitas aspirasi


3. Tanggal pemasangan
4. Mukosa hidung adakah perlukaan, tanda sinusitis
FORMAT
PEMASANGAN SONDE LAMBUNG (NGT)

No KEGIATAN 1 2 3
1. Perawat cuci tangan
2 Lubang dibersihkan dengan kassa / tissue
3 Memasang perlak dan alasnya di bawah
dagu pasien
4 Letakkan bengkok di sisi pasien
5 Perawat cuci tangan
6 Slang peduga lambung di ukur panjangnya
dan epigastrium ke hidung kemudian belok
ke telinga dan diberi tanda, di klem
7 Ujungnya diberi jelly
8 Pangkal selang dilipat sambil memegang
klem dengan tangan kiri, sementara tangan
kanan memegang ujungnya dengan pinset
dimasukkan perlahan - lahan melalui hidung
9 sampai batas yang telah ditentukan
Anjurkan pasien untuk tidak menarik lidah,
agar u.jung penduga mudah mencapai
pangkal lidah, pasien dianjurkan menelan
10 dan menarik napas sekali - kali, perawat
mcndorong sonde perlahan – lahan
Untuk pasien tidak sadar, tangan kiri perawat
menekan lidah pasien keluar dengan spatel
11 yang ujungnya dibungkus kasa, sementara
tangan kenan memasukkan sonde perlahan –
lahan.
Memastikan apakah sonde benar- benar
masuk ke dalam lambung dengan cara :
a. memasukkan ujung selang ke
mangkok yang berisi air, bila
1
Stikes Dian Husada

No KEGIATAN 1 2 3
timbul gelembung - gelembung
udara berarti selang salah
masuk ke saluran nafas
b. memakai stetoskop dengan
12 memasukkan udara dalam lambung
10 - 20 cc sampai terdengar udara di
13 dalam lambung
c. bila slang salah masuk, segera
slang ditarik perlahan - lahan, ulangi
pernasangan lagi
Bila selang dipasang menetap lakukan
fiksasi dengan plester
Masukkan makanan :
• Pasang corong pada ujung slang, tinggi
corong 15 - 20 cc dari wajah pasien
• Masukkan air matang 15 - 20 cc
• Pada ujung permulaan, corong
dimiringkan dan luangkan makanan
melalui pinggirnya, setelah penuh
corong di tegakkan
• klem di buka
14 • Cairan selanjutnya dituangkan sebelum
isi corong kosong
• Bila cairan tidak mengalir lancar, Posisi
15 corong ditinggikan
atau anjurkan pasien merubah posisi
16 sedikit
• Bila minun obat, obat diberikan
17 sebelum makanan habis
18 Setelah makanan habis, slang di bilas
dengan air masak lebih kurang 20 - 30 cc,
19 selanjutnya pangkal selang di klem
Mulut / hidung dan sekitarnya dibersihkan
dengan tissue
Setelah selesai, pasien dirapikan, alat -
alat dibereskan dan kembalikan ke tempat
1
Stikes Dian Husada

No KEGIATAN 1 2 3
semula
Perawat cuci tangan
Cairan nutrisi mengalir lancar melalui sonde,
pasien merasa nyaman dan tidak merasakan
kesakitan lagi
Dilakukan dengan cermat, cepat, hati – hati
dan tidak ragu
Kebersihan tetap dijaga

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

NUTRISI
A. Memberikan makan dan minum pada penderita
Artinya : menyediakan dan menghidangkan makanan serta
minuman pada penderita sesuai dengan diitnya

Tujuan :
1. Membantu dan mempercepat
proses penyembuhan
2. Menambah selera makan penderita
3. Menolong penderita yang tidak sanggup atau tidak
dapat makan sendiri
4. Mengurangi pergerakan penderita

Syarat - syarat makanan penderita :


1. Harus cukup mengandung bahan yang diperlukan
2. Harus sesuai dengan macam penyakit
yang di deritanya
3. Harus cukup kwalitas dan kuantitasnya
4. Cukup menarik, hersih, segar dan
bervariasi

Guna makanan :
1. Memperoleh tenaga sehagai sumber yang diperlukan, misal :
protein. Hidrat arang dan lemak
2. Untuk mempertinggi daya tahan tubuh
3. Sebagai bahan simpanan
4. Sebagai pengobatan
5. Untuk pertumbuhan
6. Sebagai bahan pembangun yang terdiri dari protein, mineral
dan air

Bentuk makanan menurut konsistensinya :


1. Makanan cair, misalnya :
sari buah - buahan, air kacang ijo, susu, kaldu
2. Makanan saring, yaitu :
1
Stikes Dian Husada

Makanan yang dihaluskan dan disaring, misalnya : bubur


maizena dan bubur saring

3. Makanan Cincang :
Makanan dimana bahan makanan telah di masak kemudian
dihaluskan atau di cincang
4. Makanan Lunak, yaitu :
Makanan yang bersifat lunak, misalnya : bubur ( tim ), bubur
susu ( roti di siram dengan susu ), pure ( kentang yang
dihaluskan )
5. Makanan biasa.misalnya :
Nasi dengan lauk pauknya, roti dengan isinya, kentang
dengan lauknya

Macam - macam makanan diit


Diit adalah : cara pemberian makanan pada seseorang dari
berbagai golongan terutama golongan umur,.jenis
pekerjaan, sakit atau tidak

Guna makanan pantang atau diit :


1. Supaya cepat dicerna
2. Memberi istirahat alat – alat tubuh yang sakit, sehingga
gangguan gangguan dapat berkurang
3. Untuk memperbaiki kekacauan metabolism
4. Untuk mengurangi atau menambah berat badan
5. Untuk pemeriksaan tertentu, missal : bensidine diit
6. Untuk menghindari alergi

Macam - macam makanan diit :


1. Diit rendah garam (ZOUT ARM )
biasanva garam yang di perbolehkan dapat sampai 450
mgr/hari diberikan kepada penderita dengan :
• Oedema yang tidak terlalu berat
• Wanita hamil tua
• Acites
• Hipertensi
• Penyakit jantung

1
Stikes Dian Husada

• Penyakit ginjal
• Yang mana kesemuanya itu tidak terlalu berat
1. Diit tanpa garam ( ZOUT LOOS )
adalah makanan yang sama sekali tidak mengandung garam
dapur atau pula bahan - bahan yang mengandung garam,
misalnya : udang, ikan laut Makanan Zout Loos ini biasanya
diberikan pada :
• Penderita oedema akibat dari penyakit :
Jantung, ginjal, hipertensi
1. Kaya Protein ( EIWIT RIJK )
Diberikan kepada penderita yang berpenyakit hati atau
berpenyakit anemia
2. Miskin Protein (EIWIT ARM)
Diberikan kepada penderita yang berpenyakit ginjal
Miskin protein ada 2: BOORST DIIT, KEMPER DIIT
Perbedaan kedua bentuk ini hanya terletak pada
bahannya saja
3. Diit Lemak
• rendah lemak : ( VET ARM )
diberikan pada penderita hepatitis
• Tanpa lemak : ( VET LOOS )
diberikan kepada penderita hepatitis, diare
1. Diit TKTP ( tinggi kalori tinggi protein )
Biasanya diberikan kepada penderita :
TBC, Malnutrisi, Anemia, Pre-Post operasi
2. Diit Diabetes Mellitus
Diberikan pada penderita DM yang ditentukan oleh dokter,
beberapa jumlah kalori yang dibutuhkan
3. Benzidin Diit
Untuk mengetahui adanya perdarahan atau tidak pada Tractus
Digest Tivus Penderita sebelum diperiksa selama tiga hari harus
menjalani Benzidin Diit ( bahan makanan tidak boleh
mengandung Hb/Fe dan Chloropenil )
4. Diit Halus
Makanan khusus untuk penderita penyakit tertentu,
misalnya : Typhus \abdominalis
Pemberian makan pada penderita yang dapat makan sendiri , tidak

1
Stikes Dian Husada

dapat duduk, dan disuapi

Persediaan alat:
1. Piring yang diisi makanan
2. Garpu dan sendok makan
3. Gelas berisi iair minum dengan tatakan dan tutup
4. Serbet / lap semuanya diletakkan di dalam baki
5. Penghisap atau sedotan

Perhatian :
1. Makan diberikan dalam keadaan hangat
2. Cocokan diitnya dulu untuk mencegah kekeliruan
3. Makanan diberikan menurut instruksi
dokter
4. Perhatikan apakah makanan habis atau
tidak
5. Obat - obat yang harus diberikan sebelum makan jangan sanpai
lupa

Pemberian makanan pada penderita yang terpasang sonde


/ NGT
Persediaan alat - alat :
1. Corong / spuit
2. Perrgalas
3. Bengkok
4. Plester
5. Gunting Plester
6. Makanan cair sesuai dengan kebutuhan
7. Air m.atang dalam tempatnya
8. Baki

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
PEMBERIAN MAKAN DAN MINUMUM PADA
PASIEN
N KEGIATAN 1 2 3
o
A Penderita yang dapat makan sendiri
1 Penderita mencuci tangan terlebih dahulu alat
- alat disiapkan
2 Penderita diberitahu
3 Makan disiapkan di meja dan serbet/lap diberikan
pada penderita
4 Setelah selesai alat - alat dibawa ke dapur
dan dibersihkan Perawat cuci tangan
5 Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien

B Penderita dapat makan sendiri tetapi


tidak diperbolehkan duduk
1 Penderita mencuci tangan terlebih dahulu
2 Alat - alat disiapkan
3 Penderita diberitahu
4 Penderita di miringkan sebaiknya ke sebelah
kiri supaya dapat makan dengan tangan kanan
5 Serbet diletakkan di dekat penderita
6 Makanan di letakkan dekat dengan
7 penderita
Bila lauknya keras dapat kita potong - potong
8 terlebih dahulu
Sesudah selesai makan alat - alat dibereskan
9 dan dibawa ke dapur
1 Perawat cuci tangan
0 Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien

1
Stikes Dian Husada

N KEGIATAN 1 2 3
o
C Memberi makan penderita yang
1 disuapi
2 Penderita mencuci tangan
3 Alat - alat disiapkan
4 Penderita diberitahu
5 Posisi penderita senyaman mungkin
6 Serbet dipasang diatas dada dibawah dagu
7 Tanyakan apakan mau minum dulu atau tidak
Perawat duduk disebelah kanan penderita untuk
8 menyuapi
9 Porsi kecil - kecil dan jangan tergesa - gesa
Setelah selesai makan berilah minum, bibir
1 dibersihkan dengan serbet
0 Alat - alat dibereskan
1 Perawat cuci tangan
1 Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan )
1 pasien
2
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................
1
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMBERIKAN MAKAN MELALUI SONDE
N
KEGIATAN 1 2 3
o
1 Peralatan diletakkan ke dekat pasien
2 Perawat cuci tangan
3 Beritahu pasien tentang prosedur yang akan
4 dilakukan
5 Pasang corong pada ujung selang NGT
Buka tutup selang NGT, tetapi tetap
mempertahankan agar udara tidak masuk,
6 dengan cara menekuk selang NGT
Berikan sedikit air matang untuk membilas dan
agar lambung tidak kaget menerima makanan
7 cair yang akan diberikan
8 Masukkan air matang kedalam selang tetapi
sebelumnya selang dihubungkan dengan
corong, jangan sampai habis agar udara tidak
9 ikut masuk ke dalam selang, lalu tutup
1 Buka selang dan masukkan makanan cair
0 sesuai kebutuhan
Kalau ada pemberian obat oral, haluskan dulu
obatnya dengan martiI dan tempatnya
kemudian dicampurkan pada makanan cair
tcrscbut lalu masukkan ke dalam selang NGT
1 secara pcrlahan - lahan, jangan sampai habis
1 makanan yang ada di corong, lalu tutup
Bilas dengan air matang 10 cc untuk
membersihkan sisa - sisa makanan yang
1 ada di selang, lalu tutup
2 Mulut atau hidung dan sekitarnya
dibersihkan dengan tissue Setelah selesai ,
1 pasien dirapikan
3 Alat - alat dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula Perawat cuci tangan
1
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

PEMASANGAN KATETER
Tujuan Umum .
Mahasiswa mampu melakukan latihan pemasangan kateter kepada
boneka peraga

'I'ujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1 Menyebutkan pengertian dari kateterisasi urinarius
2 Menyebutkan tujuan dari pemasangan
kateter
3 Menyebutkan alat - alat yang diperlukan dalam
pemasangan kateter
4 Mendemonstrasikan pemasangan kateter kcpnda boneka
peraga

Pengertian
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan
kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
untuk mengeluarkan urin ( Perry & Potter 1997 ). "tindakan
kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial, oleh karena itu
sedapat mungkin, tindakan kateterisasi dihindarkan, kecuali bila
sangat diperlukan, dan harus menggunakan teknik yang tepat.
Bila melakukan kateterisasi kita harus mcmpunyai
pengetahuan dasar tcntang sistem urinarius bagian bawah, yaitu :
1. Kandung kemih secara normal merupakan
kantong yang steril
2. Sphingter urethra bagian luar tidak steril
3. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri,
dapat mengosongkan urine sendiri secara teratur dan
mempertahankan keasaman lingkungannya, yang bersifat
anti bacterial yang dapat membantu kandung kemih
tetap steril dan mencegah terjadinya infeksi
4. Kuman pathogen yang masuk ke dalam urethra dapat
menyebabkan infeksi kandung kemih dan ginjal
1
Stikes Dian Husada

5. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi


kecuali ada cedera. Pasien yang mempunyai daya tahan
yang rendah akibat suatu penyakit atau stress yang berat
merupakan predisposisi untuk infeksi saluran kencing.
Bahaya yang dapat terjadi pada waktu melakukan
kateterisasi adalah trauma, infeksi, dan sepsis ( Kozier, Erb, &
Oliveri 1996 ). Pria memiliki resiko trauma dan infeksi yang lebih
besar karena mempunyai urethra yang panjang. Suatu benda yang di
dorong melalui penyempitan atau saluran yang tidak benar dapat
menyebabkan kerusakan yang serius dari uretra. Pada wanita
walaupun urethranya lebih pendek, apabila mendorong kateter
melalui urethra yang sempit akan menimbulkan trauma. Selaput
mukosa yang terdapat pada permukaan saluran urethra akan
mengalami kerusakan akibat pemasukan kateter dan bakteri
dapat masuk ke dalam kandung kemih melalui saluran kateter
ataupun melalui ruang kateter dan dinding urethra.
Indikasi tindakan kateterisasi :
1. Mengatasi retensi urine
2. Mengukur jumlah produksi urine oleh
ginjal secara akurat
3. Untuk memperoleh bahan urine steril
4. Mengukur jumlah residu dalam kandung kemih
5. Memperoleh bahan urin bila tidak dapat
ditampung dengan cara yang lain:
menampung urin agar tidak terkontarninasi
pada wanita yang sedang menstruasi;
atau pada klien yang mengalami
masalah inkontinensia urin
6. Mengosongkan kandung kemih sebelum
dan selama operasi dan sebelum suatu
pemeriksaan diagnostic
7. Membantu memenuhi kebutuhan pasien
untuk mengosongkan kandung kemih ,
yang digunakan bila pasien mengalami
sakit yang akut, sakit yang hebat atau
terbatas pergerakan atau tidak sadar
akan lingkungan

1
Stikes Dian Husada

8. Menjaga agar kandung kemih tetap


kosong dan penyembuhan luka
pengobatan beberapa infeksi dan operasi
suatu organ dari sistem urinarius dimana
kandung kemih tidak boleh tegang
sehingga menekan struktur yang lain
9. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap
kering pada daerah perineum, agar kulit
tetap utuh dan tidak infeksi
10.Membantu melatih kembali atau
memulihkan pengendalian kandung kcmih
secara normal
Tipe Kateter :
A. Nelaton kateter /" Straight catheter " / kateter sementara
B. Folley catheter /" Indwelling catheter " / kateter tetap
Folley catheter terbuat dari terbuat dari karet atau plastic
yang mempunyai cabang 2 atau 3 ( yang terdapat satu
balon yang dapat mengembang oleh air atau udara untuk
mengamankan / menahan ujung kateter dalam kandung
kemih, cabang yang lainnya untuk mengalirkan urin dari
kandung kemih, cabang yang lainnya untuk mengalirkan urin
dari kandung kemih dan itu dapat disambung dengan tabung
tertutup dari kantong / urine bag ). Sedangkan pada kateter
cabang 3, cabang yang ketiga digunakan untuk disambung
ke irigasi dengan demikian cairan irigasi yang steril dapat
masuk ke kandung kemih dan tercampur dengan urine dan
akan keluar ke urine bag

Ukuran kateter :
Wanita dewasa Kateter no. 14 / 16
Laki - laki dewasa Kateter no. 18 / 20
Anak - anak Kateter no. 8 / 10

Ukuran kateter : Wanita Pria


Panjang uretra ( cm ) 3,7-7 13 - 20

1
Stikes Dian Husada

Kateter yang masuk 5-7,5 15-2,5

Yang diberi jelly 3-4 5-7,5

Persiapan alat - alat :


1. Set kateter
2. Urine bag
3. Sarung tangan steril
4. Set bengkok + pinset steril
5. Kapas + cairan sublimate
6. Jelly
7. Plester
8. Spuit + aqua
steril
9. Alas / perlak
alas
10.Handuk kecil + Waskom isi air hanga + sabun
11.Sampiran
12. Lampu
13. Perban

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
PEMASANGAN KATETER
N
KEGIATAN 1 2 3
o
A. Pengkajian
1 Kaji klien dan cek instruksi dokter
2 Tentukan apakah menggunakan indwelling
kateter atau straight kateter
3 Kaji kebutuhan untuk pengumpulan urine
B. Perencanaan
1 Mencuci tangan
2 Memilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik
3 Mengumpulkan alat - alat yang tepat
C Implementasi
1 Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk
mengkaji adanya retensi urine
2 Persiapkan klien :
• Identifikasi klien
• Jelaskan prosedur kepada klien
• Tarik tirai tempat tidur dan atur
posisi
a Pasien anak atau pasien sadar
butuh bantuan
b Pasien dewasa / wanita : posisi
dorsala recumbent dengan lutut
flexi
3 c Pasien dewasa / laki - laki :
posisi supine dengan kaki abduksi
4
Cuci area genital - perineal dengan air hangat
dan sabun
Keringkan
Persiapan alat :
5 • Persiapan urine bag
6 • Pasang perlak / alas pada klien
7 • Sediakan spuit isi aquadest

1
Stikes Dian Husada

N
KEGIATAN 1 2 3
o
8 Pasang sarung tangan
9 Lakukan VulVa hygiene atau perineal hygiene
Buka set kateter dan berikan jelly di ujung
kateter
1 Masukan kateter sampai urine mengalir
0 Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang
1 tidak dominan dari labia atau dari penis ke
1 kateter ,2 cm dari meatus untuk menahan
kateter agar tidak terdorong keluar
1 Tangan dorninan menghubungkan ujung kateter
2 ke urine bag
1 Jika menggunakan indwelling kateter , isi balon
3 kemudian tarik kateter kira-kira 2,5 cm
1 Lepas sarung tangan steril
4 Plester kateter
1 Pria: ke abdomen bagian bawah
5 Wanita: ke arah paha
1 Bantu pasien pada posisi yang nyaman
6 Kumpulkan dan buang alat - alat yang sekali
1 pakai, bersihkan alat - alat yang bukan sekali
7 pakai
Cuci tangan
1
8
D. Evaluasi
1 Indwelling kateter masuk secara benar,
straight masuk dan dilepas tanpa
2 menimbulkan rasa sakit
Pasien nyaman
E Dokumentasi
Tanggal dan waktu, tipe dan ukuran kateter,
spesimen/ bahan urine yang didapatkan,
jumlah urine, deskripsi urine, respon terhadap
prosedur

1
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

PEMBERSIHAN COLON DAN PEMBERIAN OBAT-


OBATAN
MELALUI ANUS
Beberapa macam :
a. Huknah pembersih
• Huknah rendah
• Huknah tinggi
a. Huknah perangsang : Huknah gliserin
b. Huknah retensi : Huknah pengobatan
Huknah makanan

Pengertian :
Huknah adalah memasukkan cairan kedalam poros usus melalui
pelepasan atau anus dengan menggunakan irigator atau semprit
gliserin_

Menggunakan cairan :
1. Air hangat
2. Air sabun hangat 15 gram dalam 1 liter
3. Larutan obat-obatan ( Dermatal, yatreen, garam bismuth )
4. Larutan glukosa 5% atau NaCI 0,9 %

Huknah pembersih :
Ada dua macam :
l. Huknah rendah
2.Huknah tinggi

Huknah rendah :
Tujuan :
1. Untuk merangsang peristaltik colon, supaya dapat buang air
besar
2. Untuk membersihkan colon desenden

Indikasi :
2
Stikes Dian Husada

1. Pada pasien obstipasi


2. Pada penderita sebelum dilakukan operasi
3. Pada penderita sebelum rectoscopy
4. Pada penderita sebelum pemeriksaan ronten tertentu
5. Penderita sebelum diberi huknah retensi
Persiapan alat :
1. Irigator
2. Pipa karet
3. Rectal kanule
4. Air sabun hangat
5. Bengkok dua
6. Pengalas dan perlak
7. Vaselin
8. Salastop
9. Alat-alat untuk BAB

• Yang perlu diperhatikan :


a. Perhatikan keadaan umum pasien
b. Perhatikan apakah jalannya cairan lancar
c. Apakah huknah berhasil atau tidak
• Perbedaan huknah rendah dan huknah tinggi :

A. Huknah rendah:
– Banyaknya cairan : ½ -1 liter
– Tinggi irrigator : 25 - 30
cm
– Posisi : miring
kiri
B. Huknah tinggi :
○ Banyaknya cairan : I - 2 liter.
○ tinggi irrigator :50 - 75 cm
○ Posisi : Miring kekanan

HUKNAH PERANGSANG ATAU SEMPRIT GLYSERIN.


Pengertian :
Memasukkan sejumlah cairan glyserin biasanya dicampur dengan
1
Stikes Dian Husada

minyak dengan perbandingan 1 : 1 ke dalam rectum melalui anus.

Tujuan :
a. Merangsang peristaltik usus.
b. Melicinkan feses.
c. Supaya pasien dapat BAB
d. Memberi perasaan tenang dan senang pada pasien.
Indikasi :
a. penderita obstipasi
b. untuk pemeriksaan

Persiapan alat-alat :
a. semprit gliserin
b. bengkok
c. alas dan kain pengalas
d. mangkok berisi gliserin :
• untuk orang dewasa : 15-20 cc
• untuk anak-anak : 10 cc
a. alat-alat untuk BAB

Memberikan huknah tinggi


Tujuan :
Untuk membersihkan colon desenden, colon transversum dan
colon ascenden dari feses.

Indikasi :
1. penderita yang akan di operasi
2. penderita yang akan dilakukan rontgen terutama daerah
abdomen dan colon

Persiapan alat-alat :
1. sama seperti diatas
2. cairan sabun hangat 1,5 – 2 liter
3. darm canule

Pelaksanaan :
no Kegiatan 1 2 3

1
Stikes Dian Husada

1 Sama seperti diatas hanya miringnya pasien ke


kanan
2 Darm canule dimasukkan sepanjang 15 cm
3 Tinggi irigator 30 cm dari tempat tidur
4 Air dialirkan perlahan selama 20 menit

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

Pelaksanaan
N
Pelaksanaan 1 2 3
o
1 Perawat cuci tangan .
2 Alat - alat dipersiapkan.
3 Pasien diberitahu.
4 Hisap glyserin dengan semprit gliserin dan
letakkan kedalambengkok.
5 Siapkan pasien seperti akan memberi huknah
rendah.
6 Keluarkan udara dari canule.
7 Masukkan canule secara hati-hati , pasien
dianjurkan tarik nafas panjang
8 Keluarkan canule dan letakkan dalam
bengkok
9 Berikan pasu najis bila merasa mules
1 Cara kerja seperti membantu BAB. ,
0
1 Alat- alat dibereskan , perawat cuci tangan
1
1 Hasilnya dicatat ,dan diperhatikan keadaan
2 pasien juga dengan semprit gliserin berhasil
Keterangan :
atau tidak
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

1
(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

HUKNAH RETENSI
Pengertian :
Memberikan huknah makanan dan pengobatan
Persediaan alat – alat
a. Larutan Nacl 0,9 % suhu 40 derajat celcius.
b. lrigator dengan perlengkapannya

Pelaksanaan.
N
KEGIATAN 1 2 3
o
1 Perawat cuci tangan
2 Pasien diberi tahu
3 Alat – alat dipersiapkan
4 Bila perlu sebelumnya diberi huknah
5 pembersih
Cara kerja seperti memberi huknah rendah,
6 canul dimasukkan dengan hati- hati.
7 Tetesan dihitung, diatur 20 - 60 tetes /
8 menit.
9 Sebelum habis cairannya , ditutup.
10 Canul dikeluarkan dan masukkan dalam
bengkok
Alat- alat dibereskan .
Perawat cuci tangan.
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


1
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

MEMANDIKAN PASIEN

Tujuannya :
a. Memberikan perasaan segar
b. Membersihkan
c. Mencegah timbulnya luka dan komplikasi pada kulit
d. Merangsang peredaran darah, otot - otot dan urat saraf bagian
perifer
e. Sebagai pengobatan
f. Mendidik penderita dalam kebersihan perorangan

Waktu mengerjakan :
a. Secara rutin
b. Sewaktu - waktu bila perlu :
• penderita akan dioperasi
• pasien baru yang sangat kotor

Persediaan alat - alat :


1. 2 waskom berisi air bersih
2. Sabun
ditempatnya
3. 2 waslap
4. Handuk
5. Kamper-spiritus dan talk
6. Tempat pakaian kotor

Kontra indikasi :
1. Pada penyakit cacar, morbili
2. Penderita dalam keadaan panas

Perhatian :
1. Selama bekerja perhatikan keadaan
2. Bila pakaian kotor, basah dan alat tenun kotor baru diganti
3. Setiap air kotor harus diganti

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMANDIKAN ORANG DEWASA
N KEGIATAN 1 2 3
o PERSIAPAN ALAT
Satu kom berisis air hangat / dingin
1 2 kantong pencuci
2 Sabun mandi
3 Sisir
4 Sikat gigi, pasta gigi
5 1 handuk
6 Pakaian
7 Ember tertutup
8 PERSIAPAN PASIEN
Memberi tahu pasien tentang tindakan yang
1 akan dilakukan
PELAKSANAAN
Memakai celemek
1 Perawat mencuci tangan
2 Sebelum mandi
3 a. Membantu pasien menyikat gigi
b. Membantu untuk buang air kecil /
buang air besar
Mencuci muka
4 a. Letakkan handuk melintang dibawah
kepala
b. Mencuci daerah mata
c. Mencuci daerah muka dan telinga ( k/p
memakai sabun ), lalu dibilas dan
5 dikeringkan
Mencuci Lengan
a. Pakaian atas dibuka
b. Letak handuk melintang diatas
dada
c. Tangan diletakkan diatas
6 handuk
1
Stikes Dian Husada

d. Menyabuni tangan ( dari jari


kearah ketiak )
e. Membilas dan mengeringkan
Mencuci Dada
a. Leak handuk melintang dibawah
7 punggung
b. Kedua tangan dikeataskan
c. Menyabuni leher dan dada
d. Membilas dada dan mengeringkan
e. Memberi bedak tipis- tipis
Mencuci Punggung
8 a. Handuk tetap dibawah pungggung
b. Pasien miring kekiri
c. Menyabuni. Membilas dan
mengeringkan
d. Memberi bedak
e. Bila keadaan rnemungkinkan boleh
9 tengkurap
Mencuci Kaki :
a. Letak handuk memanjang dibawah
kaki
b. Menaggalkan pakaian bawah
c. Lutut ditekuk
d. Menyabuni kaki dari jari-jari kaki
1 kearah paha
0 e. Membilas dan megeringkan
Mencuci bagian bawah depan :
a. Letak handuk melintang dibawah
bokong
b. Sebagian handuk menutupi tubuh
bagian bawah depan
c. Mencuci tubuh bagian bawah depan.
d. Membilas dan mengeringkan
1 e. Memberi bedak tipis – tipis
1 Mencuci Bagian Bawah Belakang :
1 a. Handuk tetap melintang dibawah
2 bokong

1
Stikes Dian Husada

1 b. Pasien miring kekiri


3 c. Menyabuni, membilas dan
1 mengeringkan
4 d. Memberi bedak
1 e. pasien miring kekanan
5 f. menyabuni membilas dan
mengeringkan memberi bedak
Mengenakan pakaian bagian bawah
Menyisir rambut
Merapikan tempat tidur
Mengembalikan alat - alat
Mencuci tangan

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMANDIKAN BAYI
N
KEGIATAN 1 2 3
o
A PERSIAPAN ALAT
1 Alkohol 70% dan Betadine 10 % dalam
2 tempatnya
3 Kassa dan kapas steril dalam tempatnya
4 Korentang dalam tempatnya
5 Perlengkapan pakaian bayi ( gurita, popok,
6 baju )
7 Pengikat tali pusat steril
Aquadest steril
Gunting Verband
B PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
1 Melakukan pendekatan molalui anak atau
2 keluarganya
Untuk bayi diselimuti kain khusus atau
digedong
C PELAKSANAAN
1 Kassa Pembungkus tali pusat ditetesi
Aquadest dan dibuka
2 Bersihkan tali pusat dengan kapas alkohol mulai
dari ujung sampai pangkal tali pusat dan
daerah sekitarnya dengan diameter cm
3 Olesi tali pusat dengan betadine dengan cara
yang sama seperti diatas
4 Tali pusat selanjutnya dibungkus kasa steril dan
difiksasi dengan gurita
5 Pakaian bayi dikenakan dan selanjutnya
dirapikan, kemudian dibaringkan dengan
posisi sesuai kebutuhan

1
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

PEMELIHARAAN RAMBUT

Pemeliharaan Rambut meliputi :


1. Mencuci rambut
2. Menyisir rambut
3. Memasang kap kutu

Pemeliharaan rambut sangat penting, sebab dapat :


1. Mencegah rontoknya rambut
2. Mencegah timbulnya kutu rambut
3. Mencegah infeksi pada kulit kepala
4. Kelihatan rapi, bersih dan bercahaya
5. Memberi perasan senang dan segar

A. MENCUCI RAMBUT
Artinya : Menghilangkan kotoran - kotoran yang ada / melekat di
rambut serta kulit kepala, dengan menggunakan : shampo (
obat untuk mencuci ram but ) dan di bilas dengan air yang
bersih

Tujuan :
a. Untuk menghilangkan bau pada rambut dan memberi rasa segar
b. Untuk membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran -
kotoran
c. Untuk merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala
d. Memberi perasaan senang pada penderita dan rasa segar

Waktu :
a. Bila rambut kelihatan kotor
b. Pada penderita - penderita yang akan menjalani operasi
c. Setelah mengerjakan perasat memasang kap kutu

Persediaan alat - alat :


Baki berisi :
1
Stikes Dian Husada

1. 2 buah handuk
2. Perlak pengalas
3. Talang karet
4. 2 buah sisir
5. Waskom yang berisi air hangat dan sarung
6. Shampo, kapas, dan kassa +
7. Kom kosong
8. Ember kosong
9. Kain pel
10.Bengkok berisi larutan lysol 2 - 3 %
11.Celemek
12.Gayung
13.Head band (pengganti waslap tutup mata )

B. Menyisir Rambut
Artinya: Mengatur rambut supaya kelihatan rapi
dan rajin

Tujuan :
a. Memberikan perasaan senang pada pasien
b. Merangsang kulit kepala
c. Mencegah bersarangnya kutu – kutu rambut
d. Agar rambut terpelihara dengan baik

Waktu :
a. 2 kali sehari
b. Bilamana perlu untuk konsultasi

Persediaan alat - alat :


Baki berisi
:
a. Sisir
b. Karet gelang, bila rambut pasien panjang
c. Bengkok berisi larutan air lysol 2 %
d. Handuk
e. Minyak rambut b/p

1
Stikes Dian Husada

C. MEMASANG KAP KUTU


Artinya : Menggosokkan obat kutu pada rambut dan kepala penderita
kemudian membungkusnya dengan kap untuk mematikan
kutu - kutu rambut serta telur – telurnya
Tujuan :
a. Memusnahkan kutu - kutu serta tetur - telurnya
b. Menghindari penderita dari luka -- luka di kepalanya
c. Menccgah penularan kutu - kutu rambut dari penderita ke
penderita yang lain, serta menjaga kebersih rambut
Waktu :
a. Bila keadaan penderita mengijinkan
b. Bila penderita / pada penderita yang
mempunyai kutu rambut

Macam - macam obat kutu :


a. Peditok
b. Cuka 3 %
c. D.D.T ( Diclor Difenil Trichloretan ) 5 %
• Rambut yang diserang kutu disebut : Pedisculo

Persediaan alat - alat :

a. Pengalas dari karet


b. Kom berisi obat pembasmi kutu
c. Kertas koran
d. Sisir kutu ( serit )
e. Bengkok dalam lanrtan lysol 2%
f. Ember berisi larutan lysol 2 %
Perhatian : harus memperhatikan keadaan pasien

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENCUCI RAMBUT
N
KEGIATAN 1 2 3
o

1
Stikes Dian Husada

1 Dekatkan alat - alat yang telah disiapkan


2 Cuci tangan
3 Berdirilah di sisi kanan / kiri klien
4 Beritahu klien bahwa akan dilakukan mencuci
rambut
5 Pasang celemek
6 Pasang perlak dan handuk dibawah kepala
7 klien
Pasang talang di bawah kepala klien dan
8 arahkan ke ember yang kosong
Letakkan kain pel di bawah ember kosong
9 tersebut
Sumbatlah telinga klien dengan kapas dan
1 kenakan head band ( dari handuk ) pada
0 dahi pasien
1 Tutup dada dengan handuk sampai leher
1 Sisirlah rambut kemudian di siram dengan
air hangat memakai gayung
1 Tuangkan shampo pada kain kassa,
2 gosokkan pada pangkal rambut, setelah itu
lakukan massage dengan ujung lain
Bilaslah rambut sampai bersih dan
1 kemudian keringkan
3 Angkat talang dan masukkan ke dalam
ember yang telah dikosongkan dari air
1 buangan kemudian letakkan handuk
4 penutup dada ke dalam baki
Atur pasien ke posisi semula dengan cara
mengangkat kepala dan alas kepala di atas
1 rambut
5 Sisirlah rambut pasien dan biarkan kering
atau dengan menggunakan hair dryer
1 Buka celemek dan masukkan ke dalam
6 ember
Rambut bersih
1 Pasien dan tempat tidur rapi
7 Alat - alat dibereskan dengan baik

1
Stikes Dian Husada

1 Perawat cuci tangan


8
1
9
2
0
2
1

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

1
(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENYISIR RAMBUT
N
KEGIATAN 1 2 3
o
1 Perawat cuci tangan
2 Alat – alat disiapkan
3 Penderita terlebih dahulu diberitahu
4 Handuk diletakkan di bawah kepada penderita
yang terbaring/ penderita duduk pada
penderita yang sudah boleh duduk
5 Bila rambut kusut dapat diberi minyak rambut
6 dahulu
Rambut dibagi menjadi dua, kemudian disisir
7 sedikit demi sedikit dari ujung pangkal
Setelah rambut licin, rambut di ikat dengan
karet gelang dan pada rambut yang panjang
bisa dijalin dng rapi serta diikat dengan karet
8 gelang pada pangkalnya
Bila rambut rontok , masukkan ke dalam
9 bengkok berisi larutan lysol
1 Sisir dibersihkan yang bersih dan handuk
0 diangkat
1 Alat – alat kerja dirapikan atau diangkat
1 Perawat cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) 1 (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT

Pemeliharaan kebersihan mulut meliputi :


a. Menyikat gigi
b. Membersihkan mulut
c. Memelihara gigi palsu
• Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran
pencernaan yang terdiri atas dua bagian ;
a. Bagian luar yang sempit yaitu : ruang diantara gusi
serta gigi dengan bibir, , dan pipi
b. Bagian dalam yaitu : rongga mulut yang di batasi di
sisi - sisinya oleh tulang maxsilaris dan semua gigi
di sebelah belakang bersambung dengan awal faring
• Atap mulut dibentuk oleh palatum : bagian dalam dari
mulut seluruhnya dilapisi oleh selaput lendir dan selalu
dalam keadaan basah oleh air ludah yang dihasilkan dari
kelenjar ludah
• Jika ada sisa - sisa makanan yang tertinggal di dalam sela-
sela di rongga mulut maka akan menyebabkan mulut
menjadi kotor dan menimbulkan infeksi

A. MENYIKAT GIGI
Artinya : Membersihkan gigi dari sisa - sisa kotoran makan yang
melekat di sela- sela atau pada gigi , dengan mempergunakan
sikat gigi

Tujuannya :
a. Memberikan perasaan segar pada penderita
b. Supaya mulut dan gigi tidak berbau atau bersih
c. Mencegah terjadinya stomatitis dan caries

Wakt u :
a. Bila gigi –gigi kotor
b. Sesudah makan

1
Stikes Dian Husada

Persediaan alat - alat


Baki bertsi :
a. Sikat gigi
b. Handuk
c. Gelas berisi air bersih dengan pengisapnya
d. Bengkok

Kontra indikasi :
Penderita payah
Perhatian :
a. Bila penderita tidak dapat menyikat gigi sendiri maka
dilakukan oleh perawat
b. Bekerja dengan hati - hati untuk mencegah perdarahan
c. Selama bekerja perhatikan keadaan penderita

B. Membersihkan Mulut
Artinya ; Membersihkan mulut dan gigi dari kotoran dengan
menggunakan kassa atau lidi kapas

Tujuannya :
a. Mencegah Infeksi
b. Memberikan perasaan senang

Dilakukan pada :
a. Penderita yang tidak dapat mempergunakan sikat gigi, karena
stornatitis yang hebat

Persedian alat - alat :


Baki berisi :
a. Handuk
b. Gelas kumur berisi air masak / air garam
c. Boraks gliserin 10 % dalam tempatnya
d. Tong spatel
e. Lidi kapas
f. Bengkok
g. Kassa
h. Bila perlu gentian violet

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMBERSIHKAN MULUT
N
KEGIATAN 1 2 3
o
1 Kaji keadaan mulut dan gigi pasien, juga daerah
sekitar meleputi kebersihan dan kelainan -
2 kelainan yang ada
Tentukan rencana tindakan yang akan
3 dilakukan sesuai dengan kemampuan / kondisi
4 pasien
Jelaskan pada pesien tentang apa yang akan
dikerjakan
Persiapan alat - alat yang diperlukan di atas
baki beralas atau meja dorong, sebagai berikut
:
• gelas air hangat untuk kumur- kumur
• 1 buah pemangkas dalam keadaan
tergulung
• 1 buah bengkok untuk tempat kotoran
• Sudip lidah yang ujungnya dibungkus kain
kasa untuk menekan dorsum
• Tissue secukupnya untuk mengeringkan
sekitar mulut
• 1 buah pinset anatomi untuk menjepit
deppers
• Lidi kapas secukupnya bila perlu
• Gentian violet untuk mengulas stomatitis (
bila ada )
• Boraks gliserin tidak bisa kumur,
tambahkan :
Mesin suction / slym suicker untuk
menghisap sekret / cairan yang ada
dirongga mulut
5 Air hangat sekitar 30 - 50 cm datam spuit
untuk membasahi bagia - bagian mulut
6 • Jika pasien memakai gigi pa1su,

1
Stikes Dian Husada

tambahkan ;
– ( satu )
buah kom /
handuk
7
1 ( satu ) sikat gigi
Pasta / serbuk gigi
8 1 ( satu ) tempat unluk gigi palsu
• Jika semua alat tclah siap, bawa ke dekat
9 pasien
Perawat cuci tangan
Atur posisi pasien miring semi fowler dengan
kepala miring menghadap perawat, jika tidak
bisa tidur dengan kepala miring menghadap
perawat, jika tidak bisa tidur dengan kepala
miring berada di pinggir bantal.
Pasang pengalas dibawah dada sampai dagu,
lalu letakkan bergkok di bawah pipi
Untuk pasien yang tidak sadar
Posisi pasien miring, bertumpu pada perut /
1 pinggang, kepala lebih rendah dari dada
0 Pengalas dipasang di bawah kepala dan leher,
bengkok diletakkan di bawah dagu dan mulut
Ambil air untuk berkumur, bantu pasien untuk
berkumur, buang ke dalam bengkok, Bila
pasien tidak bisa berkumur / tidak sadar :
letakkan suction di bawah lidah, Amhil spetel
dengan tangan kiri untuk menekan dorsum hingga
mulut terbuka, kemudian ambil spuit yang berisi
1 air deng an tangan kanan, semprotkan sedikit -
1 sedikit di sisi mulut yang atas, letakkan spuit,
tekan / hidupkan mesin suction atau bila tidak
ada hisap dengan suction kemudian untuk sisi
mulut yang bawah.semprotkan air ke seluruh
1 bagian mulut dengan tangan kanan lalu
2 letakkan, hisap kembali airnya
1 Tangan kiri tetap menekan lidah dengan

2
Stikes Dian Husada

3 spatel, ambil pinset anatomi dengan tangan


kanan, jepit 1 buah deppers, basahi dengan air
garam, bersihkan palatum atas dengan
1 deppers kotor ke bengkok. Ambil lagi deppers
4 dengan pinset basahi dengan air garam,
bersihkan geraham kanan dan kiri atas dengan
1 gerakan bawah kiri dan kanan, gigi bawah kiri
5 dan kanan, lidah lalu bibir dengan gerakan
yang sama
1 Ganti setiap deppers yang kotor, buang
6 kedalam bengkok, jangan lupa basahi dengan
air garam dulu, jika ada air yang menggenang
di rongga mulut (untuk pasien tidak sadar)
1 hisap dengan selang suction
7 Kegiatan seperti no 7
1 Keringkan sekitar mulut dengan tissue, bila
8 bibir pasien kering olesi dengan boraks gliscrin
menggunakan lidi kapas
Bengkok diangkat, pengalas digulung kembali,
alat-alat lain disimpan kcmbali ke baki / meja
dorong
Setelah semua tindakan selesai atur kembali
posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
Untuk pasien tidak sadar
Biarkan dulu dengan posisi awal, sekitar 20
menit setelah prosedur, baru posisi diperbaiki
Perawat cuci tangan
Untuk pasien yang memiliki gigi palsu
1. Sebelum membersihkan
mulut, gigi palsu dilepas
dulu setelah berkumur
anjurkan pasien untuk
melepas gigi palsunya,
jika tidak bisa perawat
membantu:
– Pegang bagian atas gigi palsu dengan
kasa atau tisu, gerakan keatas dan

2
Stikes Dian Husada

kebawah pelan -- pelan, bila sudah terasa


longgar, lepaskan ulangi dengan gigi palsu
– Yang bawah dengan cara yang sama
1. Setelah mulut dan
sekitarnya dibersihkan,
bersihkan gigi palsu
dengan cara:
– Ambil gigi palsu
1 bagian atas dengan
9 tangan kiri, siram
2 dengan air hangat
0 diatas baskom.
2 – Kemudian dengan
1 tangan kanan ambil
2 sikat gigi yang sudah
2 diberi pasta / serbuk
gigi. Bersihkan
seluruh pcrmukaan
gigi palsu mulai dari
belakang ke depan
dengan gerakan
keatas dan kebawah
– Setelah seluruh
permukaan gigi
dibersihkan, bilas
dengan air hangat,
lalu keringkan dengan
tisu, simpan.
– Ulangi
2. Pasang kembali gigi palsu
dengan cara:
– Masukkan gigi palsu bagian bawah
terlebih dahulu, letakkan di gusi lalu
ditekan – tekan seluruh permukaan gigi
pelan – pelan
– Pasang gigi palsu bagian atas dengan cara
yang sama

2
Stikes Dian Husada

Mulut pasien bersih


Pasien merasa aman dan nyaman
Alat – alat bersih dan rapi kembali ketempat
semula
Perawat cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENGGOSOK GIGI
N
KEGIATAN 1 2 3
o
1 Kaji keadaan gigi dan sekitarnya, meliputi
bentuk, kebersihan dan kelainan – kelainan
2 yang ada
Tentukan rencana tindakan sesuai dengan
kondisi pasien, jika pasien mampu menggosok
gigi sendiri, perawat mendampingi pasien saat
3 membersihkan giginya, jika tidak mampu
perawat membantunya
4 Jelaskan pada pasien tujuan menggosok gigi
dan apa saja yang akan dikerjakan
Persiapan alat - alat yang diperlukan di
dalam baki beralas atau meja dorong,
sebagai berikut :
○ 1 buah
pengalas
dalam
keadaan
tergulung
○ l buah
bengkok
untuk tempat
buangan air
kumur
○ 1 gelas air
5 hangat untuk
6 kumur-kumur
○ I buah Sikat
7 gigi yang
8 sudah di beri
1
Stikes Dian Husada

pasta
9 secukupnya
○ Tissue
secukupnya
1 untuk
0 mengeringkan
sekitar mulut
○ 1 buah sudip
lidah yang
ujungnya
dibungkus
kassa ( jika
1 pasien sulit
1 membuka
mulut )
○ batang lidi
secukupnya (
bila perlu )
○ Setelah
semua alat
siap, dibawa
ke dekat
pasien,
1 perawat cuci
2 tangan,
pasang
1 sampiran bila
3 perlu
1 Atur posisi pasien jika bisa pasien setengah
4 duduk
1 Jika tidak pasien tidur dengan posisi kepala
5 lebih tinggi
Pasang pengalas diatas dada sampai
dibawah dagu
Ambil air hangat, bantu pasien kumur-
kumur, buang air kumur ke dalam bengkok
Anjurkan pasien untuk membuka mulutnya

2
Stikes Dian Husada

jika tidak bisa ambil sudip lidah dengan


tangan kiri, letakkan pada dorsum, tekan
hingga mulut terbuka
Dengan tangan kanan, ambil sikat gigi yang
tclah diberi pasta, pegang sikat gigi 45 dcrajat
dari sikat gigi, bersihkan gigi geraham, atas kiri
lalu kanan, dari belakang ke depan dengan
gerakan dari bawah ke atas lalu putar keluar
dari dalam, kemudian gigi bagian bawah
dengan cara yang sama, sikat gigi dipegang
sejajar dengan gigi atas
Beri pasien air untuk berkumur, lalu buang
ke dalam bengkok, ulang sampai bersih dan
pasien merasa segar
Jika masih ada sisa makanan di sela gigi,
bersihkan sela gigi dengan benang.
○ gulung
benang di
antara jari kiri
dan kanan
○ pegang dan
rentangkan
dengan ibu
jari kiri dan
kanan dengan
jarak sekitar
10 cm
○ Masukkan
benang di
sela gigi
mulai dari
belakang ke
depan
Keringkan sekitar mulut dengan tisu, buang
ke bengkok
Bengkok diambil alat dibersihkan
Atur posisi pasien perawat cuci tangan

2
Stikes Dian Husada

Gigi bersih, pasien merasa nyaman


Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

VULVA HYGIENE

Artinya :
Membersihkan alat kelamin wanita bagian luar

Tujuan :
1. Memberikan rasa nyaman pada penderita
2. Mencegah infeksi
3. Memperlancar keluarnya lochea
4. Menjaga agar vulva dan perineum tetap kering

Dilakukan :
1. Rutin pada penderita yang habis melahirkan
2. Penderita yang payah
3. Sewaktu - waktu bila diperlukan

Persediaan alat - alat


Baki berisi :
1. Bak instrumen yang berisi bahan steril :
✔ Pinset
✔ Sarung tangan / Hand scoon
✔ Kapas sitblimat atau kapas lysol 1/2 %
✔ Atau larutan PK 1/4000
Yang direndam 24 jam sebelumnya
2. Bengkok
3. Pot
4. Botol berisi larutan lisol 1% atau PK 1 : 400

Bila untuk penderita habis melahirkan persedan ditambah


:
1. Lidi kapas steril
2. Obat merah sulfa puder atau betadin salep
3. Duk
4. Gurita dan stik laken bila perlu

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
VULVA HYGIENE
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Alat alat dibawa kedekat pasien
2 Memasang sampiran
3 Menutup badan pasien dengan kain penutup,
kemudian pakaian bawah pasien dikeataskan.
Bengkok diletakkan disela – sela paha pasien
dengan terlebih dahulu mengatur posisi pasien
(DR). Dengan sarung tangan steril / kapas
sublimat, membuka labia mayora,
membersihkan vulva bagian luar dengan kapas
sublimat satu arah dari atas kebawah, kapas
dipakai satu kali kemudian dibuang ke
bengkok
Catatan:
4 Kapas sublimat diambil dengan menggunakan
5 pinset steril
6 Minimal dilakukan sekali atau sampai dianggap
7 bersih
8 Pakaian dirapikan
Alat – alat dibersihkan
Perawat cuci tangan
Pasien merasa aman dan nyaman
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


1
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

MENGGANTI ALAT TENUN ("BED MAKING")

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan latihan mengganti alat tenun

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapk.an mampu :
1. Menyebutkan pengertian mengganti alat tenun atau
"bed making"
2. Menyebutkan tujuan dan mengganti alat tenun
3. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan
4. Mendemonstrasikan latihan mengganti alat tenun

Pengertian :
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada
tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur dan pada
tempat tidur kosong

Tujuan :
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan
nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit
dengan menciptakan alat tidur dan selimut yang bebas dari
kotoran / lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien
dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi dan
nyaman
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme

Alat - alat :
1. Alas kasur
2. Laken
3. Perlak
4. Steek laken (sprei melintang )
5. Boven laken ( sprei alas )
1
Stikes Dian Husada

6. Selimut
7. Sarung bantal
8. Over Iaken ( Sprei penutup )

Tempat tidur dan perlengkapannya


:
a. Macam - macam tempat tidur
• Menurut bentuknya
1. Biasa
2. Yang dapat dirubah posisinya
3. Beroda
• Menurut bahannya :
1. dari kayu
2. dari besi
• Ukuran tempat tidur :
Panjang : 190 cm
Iebar : 90 cm
Tinggi : 70 cm
• Syarat tempat tidur yang baik :
1. Kuat dan tahan lama
2. Mudah dibersihkan dan dihapus hamakan
3. Mudah untuk merawat pasien
Tempat tidur harus diletakkan sedemikian rupa sehingga penderita
tidak terkena angin atau cahaya yang menyilaukan.
b. Macam – macam kasur
1. dibuat dari kain tenun berisi kapuk atau sabut
kelapa
2. karet busa
3. kasur ukuran disesuaikan dcngan tempat tidur, tebalnya 10
cm
c. Bantal :
1. Ukurannya 60 x 45 cm
2. Isi dapat dari bahan kapuk atau busa
d. Alas kasur:
1. Terbuat dari tenun, karet atau plastik

1
Stikes Dian Husada

2. Pada ke-empat ( 4) ujungnya dibagi tali - tali mengikat


Guna : Untuk melindungi kasur supaya
tidak kotor
e. Sprei atau laken ;
Gunanya untuk :
1. Untuk menutup kasur bagian atas
2. Ukurannya lebih besar dari ukuran kasur 2,80 x 2 meter
f. Perlak atau Zeil : '
Ukurannya : I meter + dengan 50 cm kain balaso pada kedua
belah sisinya.
Gunanya : Melindungi sprei dan kasur agar tidak mudah basah
dan kotor
g. Steek laken
Ukurannya : 2 x 1,20 meter
Gunanya : Melindungi penderita dari perlak dan menutup perlak
supaya kelihatan rapi

h. Boven laken :
Ukurannya : 2,60 x 2,10 meter
Gunanya : Untuk melindungi selimut supaya tidak kotor
i. Selimut :
Dapat terbuat dari bahan wool, flanel atau katun
Gunanya : untuk memberi rasa hangat pada pcnderita
j. Sarung bantal :
Bahan dapat digunakan dari katun
Ukurannya : 70 x 50 cm
k. Over laken :
• Gunanya : Untuk menutup tempat tidur
• Ukurannya : 2,5 x 2 meter

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMPERSIAPKAN TEMPAT TIDUR
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Siapkan alat tenun yang diperlukan di
atas / meja dorong, yang telah di lipat dan
di susun menurut urutan pemakaian ( dari
atas ) sebagai berikut :
• Alas kasur
• Perlak
• Sprei melintang ( Steek laken )
• Sprei alas ( Boven laken ) .
• Selimut
• Sarung bantal
2 • Sprei penutup ( Over laken )
3 Dekatkan alat - alat tenun yang diperlukan
4 Perawat cuci_tangan
Pasang alas kasur dan ikatan tali - talinya ke
5 arah dalam rangka pada tiap sudut
Letakkan sprei dengan lipatan panjang yang
menentukan garis tengahnya di tengah -
6 tengah tempat tidur
Masukkan sprei pada bagian kepala 25 cm ke
7 bawah kasur, kemudian buat sudut 45
Masukkan sprei pada bagian kaki 25 cm ke
8 bawah kasur dan buat sudut 45
Masukkan sprei bagian sisi ke bawah kasur
9 ( posisi perawat berdiri )
Letakkan perlak melintang 50 cm dari garis
kasur bagian , kepala, demikian juga steek
1 laken, dan masukkan sama - sama ke
0 bawah kasur
Letakkan boven laken secara terbalik dengan
jahitan lebar di bagian kepala, mulai dari garis
1 kasur kemudian masukkan bagian kaki k.e

1
Stikes Dian Husada

1 bawah kasur
Lipat selimut 25 cm dari garis kasur bagian
1 kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah
2 kasur
1 Lipat boven laken bagian atas tepat di atas
3 garis selimut
Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan
1 letakkan bantal dengan yang tertutup ke
4 jurusan pintu
1 Selesaikan bagian sisi yang lain, seperti sisi
5 yang tadi
1 Pasang sprei penutup
6 Perawat cuci tangan
1 Perhatikan kembali apakah alat - alat tenun
7 sudah tegang dan rata
Apakah alat – alat tenun yang terselip ke bawah
1 alas kasur
8 dengan tegang dan rata
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................
2
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DI
ATASNYA
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Menjelaskan prosedur pada klien
2 Kaji status pasien dan rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan
3 Lihat keadaan alat - alat tenun yang kotor
dan perlu diganti
4 Komunikasi rencana tindakan yang akan
dilakukan, jelaskan maksud dan tujuannya
5 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
di atas baki / meja .dorong
6 Cuci tangan
7 Angkat selimut lalu masukkan ke dalam
tempat pakaian kotor
8 Miringkan pasien bila tidak dapat miring
sendiri dibantu seorang perawat lagi yang
memegang atau menahan bahu dan paha
9 pasien dari sisi lain.
10 Tempatkan bantal di bawah kepala
pasien
11 Lepaskan alat tenun dari bawah kasur di
12 mana perawat berdiri
Gulung steek laken sampai ke punggung
pasien
Bersihkan perlak dengan lap yang
dicelupkan ke dalam larutan lysol, lalu
13 bersihkan dengan air bersih, kemudian
14 keringkan dan tutupkan sampai ke
punggung pasien ( bila perlu perlak
15 diganti )
Gulung sprei sampai ke punggung pasien
1
Stikes Dian Husada

Bersihkan kerangka tempat tidur sebelah


16 tempat perawat berdiri
Bentangkan sprei bersih memanjang
dengan lipatan tengahnya tepat pada
17 bagian tengah tempat tidur
Masukkan sprei bagian kepala dan kaki
18 ke bawah kasur kemudian buat sudut
dan masukkan bagian sisi ke bawah
kasur
Bentangkan kembali perlak yang
19 ditutupkan pada punggung pasien
Pasang steek laken bersih dan
20 bersama dengan perlak masukkan ke
bawah kasur, cara membentangkan
21 seperti memasangkan sprei
22 Terlentangkan pasien kemudian
miringkan ke sisi lain
23 Perawat pindah ke sisi lain dan bawa
alat-alat pembersihan
24 Lepaskan alat tenun dari bawah kasur
Angkat steek laken yang kotor, kemudian
25 masukkan ke tempat pakaian kotor.
Bersihkan perlak seperti cara diatas
26 kemudian masukkan ke tempat pakaian
kotor
27 Angkat sprei kotor, kemidian
masukkan ke tempat pakaian kotor.
Bersihkan kerangka tempat tidur
28 seperti diatas
Menarik sprei bersih pada punggung
pasien, lalu bentangkan sampai rata.
29 Terlentangkan pasien kemudian
30 miringkan ke sisi lain Perawat pindah
kc sisi lain dan bawa alat-alat
pcmbcrsihan
31 Lepaskan alat tenun dari bawah
kasur,

2
Stikes Dian Husada

32 Ganti dengan yang bersih lalu


33 letakkan di bawah kepala pasien
34 Menarik perlak
Menarik steek laken yang kotor
35 dengan yang bersih (caranya seperti
memasang selimut mandi )
Masukkan sprei, perlak, steek laken
bagian sisi serta bagian kepala ke
bawah kasur
Rapikan pasien
Bersihkan dan kembalikan alat-alat
Periksa keadaan pasien apakah tetap
baik setelah bekerja
Pastikan apakah alat-alat tenun sudah
terlentang rata dan tidak terdapat
lipatan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................
1
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN PENDERITA

1. Melawa - lawa
Artinya : Membersihkan sarang laba-laba, debu kotoran yang ada
pada dinding dan langit - langit

Tujuan :
1. supaya ruangan tetap. terpelihara dan bersih
2. mencegah penularan
3. supaya menyenangkan dan sedap dipandang mata baik olch
penderita, petugas dan orang lain

Waktu pembersihan :
1. dilakukan setiap hari atau bila perlu dan
kelihatan kotor
2. pada waktu pembersihan besar / kerja bakti

Persediaan alat-alat :
a. sapu sarang laba - laba / sapu ijuk
b. kain scgi tiga untuk tutup kepala
c. celemek / baju
d. masker
e. lap bersih

2. Menyapu
Persediaan alat :
a. sapu lantai dan baskom bcrisikan air
b. serok sampah dan tempat sampah

1. Mengepel
Persediaan alat :
a. kain pel 2 buah
b. tangkai pengepel
c. ember berisi larutan creolin

1
Stikes Dian Husada

d. ember berisi air bersih


FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
A. MENYAPU
N
KEGIATAN 1 2 3
o
1 Lantai diperciki dahulu dengan air, jangan
terlalu basah, hal ini supaya debu jangan
beterbangan.
2 Kemudian ruangan disapu dari arah sudut
menuju keluar
3 Sampah dikumpulkan di dekat pintu
kemudian diserok dan di buang ke tempat
sampah
5 Bila ada kotoran yang besar-besar, misalnya :
kulit jeruk, kulit pisang langsung dimasukkan
dalam serok.
6 Alat-alat di bersihkan dan dikembalikan
ketempatnya
7 Lantai dalam keadaan bersih
8 Perawat cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

1
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN

A. MENGEPEL
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Kain pel dimasukkan ke dalam larutan creolin,
kemudian diperaskan tetapi jangan terlalu
2 kering
3 Kemudian dipasang pada tongkat pengepel
4 Mengepel dari sudut kemudian ke bagian
tengah
Kain pel harus dibilas atau dibersihkan dalam
5 ember air bersih kemudian dimasukkan ke
6 dalam larutan creolin, diperas dan dipakai lagi
7 Hal ini dilakukan berulang kali sampai lantai
bersih
8 Jika larutan creolin kelihatan kotor harus
9 diganti
Setelah selesai semua alat-alat dibersihkan
dan dijemur, kemudian dikembalikan pada
tempatnya
Lantai dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

1
(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN

A. MELAWA – LAWA
No KEGIATAN 1 2 3
1. Cuci tangan
2 Penderita dan alat-alat yang dapat diangkut di
bawa keluar dan untuk alat-alat yang tidak bisa
diangkat ditutup dengan kain penutup koran
3 atau
Baju atau celemek dipakai, kepala dibungkus
4 atau ditutup dengan kain segitiga dan bila perlu
5 memakai masker
Sapu sorong laba-laba yang dibungkus dengan
6 lap basah
Langit-langit disapu dari sudut menuju ke
tengah, atau bisa dari ruangan yang tidak
7 begitu kotor lebih dahulu
Pada pembersihan dinding kamar dari atas ke
8 bawah kemudian bagian dinding bawah
9 dibersihkan memakai sapu ijuk
Kain segitiga dan maske dibuka kemudian
dilanjutkan dengan menyapu dan mengepel
Langit-langit dan dinding dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN

A. MELAP KACA
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Cuci tangan
2 Terlebih dahulu kayunya dibersihkan dengan
larutan sabun dan dibilas dengan air bersih
3 Bersihkan kacanya dengan lap larutan sabun
hangat dari sudut menuju ke bagian tengah
4 Bila ada kotoran yang tidak bisa hilang,
dibersihkan dengan silet
5 Kemudian dibersihkan dengan lap bersih dan
6 dikeringkan
Dengan lap tua yang diberi spiritus bakar
7 digosok pada kaca atau dapat pula memakai
8 kertas koran
Alat-alat disimpan dan dibersihkan pada
tempatnya
Perhatian :
 Bila air kotor segera diganti
9  kaca jangan sampai pecah
Keterangan (harus
: hati-hati)
 jangan
1 : dilakukan sampai menimbulkan
sendiri
2 : tidakgoresan
dilakukansilet pada kaca
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan
Perawat cuci tangan
Mengetahui Mojokerto, 2008
Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) 1 (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

MEMBANTU AMBULASI

Ambulasi klien
Ambulasi atau gerakan untuk berjalan merupakan suatu fungsi
yang perlu untuk dibantu. khususnya bagi klien yang berada pada
kondisi sakit atau ditempat tidur yang mengalami immobilisasi. Masa
perawatan yang semakin lama akan semakin menurunkan
kemampuan berjalan.
Klien yang berada pada tempat tidur 1- 2 hari berturut - turut
akan menjadilemah dan tidak siap dan gemetar pada saat pertama kali
bangun dan turun dari tempat tidur . Begitu pula pada klien yang
mengalami pembedahan, klien lansia atau klien dengan
immobilisasi dalam waktu lama akan merasa.sangat lemah
Resiko masalah immobilisasi akan dapat dikurangi apabila
klien untuk ambulasi sesegera mungkin.Perawat dapat membantu
klien untuk mempersiapkan ambulasi dengan membantu mereka
pada tingkat kemandirian yang mungkin dicapai pada saat klien
masih di tempat tidur. Perawat harus memberikan dukungan
pada klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menjaga
posisis tubuh yang benar dan melakukan latihan ROM ( Range
Of Motion)sampai mencapai batas kemampuan maksimal
dengna tetap memperhatikan pembatasan sesuai dengan
penyakit dari program pemulihan.

Mengajarkan klien Menggunakan Alat Bantu JalanMekanik


:
Tujuan :
1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan
kemampuan mobilisasi.
2. Menurunkan resiko komplikasi immobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan klien terhadap orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien

Klien mungkin memerlukan bantuan/asistensi berupa dukungan


sesudah kondisi immobilisasi atau memerlukan alat bantu ambulasi.
1
Stikes Dian Husada

Bermacam-macam alat bantu tersedia untuk membantu ambulasi.


Terdapat beberapa tingkatan alat bantu mobilisasi yaitu tongkat,
dengan sport minimal, serta kruk dan alat bantu jalan ( walker )
yang dapat digunakan oleh klien apabila ekstremitas bawahnya
tidak dapat menopang anggota badan-sepenuhnya
Pemilihan alat yang tepat tergantung pada umur, diagnosa,
kordinasi muskular dan kemampuan klien. Penggunaan alat bantu
ini bisa temporal seperti pada klien pemulihan fraktur ekstremitas
atau pembedahan ortopedi. Penggunaan secara permanen seperti
pada kasus klien paralisis atau kelemahan ekstremitas bawah yang
permanen.

1. Tongkat atau canes


Tongkat merupakan alat ringan, membantu pergerakan dengan
mudah terbuat dari kayu atau besi.Tongkat dapat membantu
menjaga keseimbangan badan, diberikan bagi klien dengan
hemiparese dan digunakan untuk menurunkan
ketegangan karena kumpulan beban yang berat.Tongkat tidak
direkomendasikan untuk klien dengan kelemahan kaki
bilateral.Terdapat tiga tipe tongkat yang umum digunakan yaitu
:
• Tongkat standart, memberi dukungan minimal dan
digunakan oleh klien yang membutuhkan sedikit
bantuan untuk berjalan.
• Tongkat bertangkai,terdapat gagang untuk dipegang
sehingga memudahkan untuk memberikan stabilitas
lebih besar dari tongkat standar khususnya berguna
untuk klien dengan kelemahan tangan.
• Tongkat segi empat, mempunyai tiga atau empat kaki
yang memberikan dukungan keseimbangan lebih besar.
Alat ini berguna bagi klien dengan parsial unilateral atau
paralisis penuh pada kaki.

1. Tongkat penopang atau kruk


Terbuat dari kayu atau besi sepanjang ujung mencapai aksila.
Kruk digunakan untuk memindahkan berat dari satu atau kedua
kaki . Terdapat tiga tipe kruk yaitu kruk aksila, kruk

2
Stikes Dian Husada

lofstrand/karade, kruk platform. Kruk aksila kebanyakan


digunakan oleh klien semua golongan umur , kruk lofstrand
mempunyai suatu pegangan tangan dan lingkaran besi yang
melingkari lengan bawah.Kedua lingkaran besi dan pegangan
tangan diatur sesuai dengan ketinggian klien.Kruk tipe ini
sangat berguna klien yang mengalami ketidakmampuan
permanen seperti para plegia. Lingkaran besi menstabilkan dan
menbantu mengarahkan kruk. Kruk platform digunakan oleh klien
yang tidak dapat menahan berat di pergelangan tangannya.
3. Walkers atau alat bantu jalan.
Alat ini merniliki dasr yang lebar rnemberi keseimbangan dan
keamanan.Terdiri dari tangkai besi dangan pegangan tangan,
4kaki yang kuat dan satu tempat/ permukaan terbuka.Alat bantu
ini dapat digunakan bagi klien yang mengalaii-ii masalah
keseimbangan.
Proses Keperawatan
Pengkajian :
1. Lakukan pergerakan status klien, kaji diagnosa medis
( seperti artritis, fraktur dengan penurunan ambulasi ),
indikasi untuk ambulasi, dan alat bantu ambulasi yang tepat
2. Observasi kesiapan fisik klien untuk mencoba ambulasi
• Stabilitas tanda vital
• Kaji " range of motion " dan kekuatan otot
• Kaji kemungkinan adanya ketidaknyamanan
1. Jelaskan rasional dari manfaat latihan
2. Kaji pengetahuan klien dan petugas kesehatan tentang teknik
yang dapat digunakan
3. Tetapkan waktu optimal untuk tahap latihan
4. Kaji tingkat bantuan yang dibutuhkan klien

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi cedera berhubungan dengan ketidakstabilan
atau penggunaanalat bantu
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan usaha ambulasi
setelah immobilisasi
3. Defisit pengetahuan penggunaan alat bantu berhubungan
dengan kurang informasi tentang alat

2
Stikes Dian Husada

4. Isolasi sosial berhubungan dengan immobilisasi

Rencana
1. Tetapkan tujuan untuk masing - masing diagnosa keperawatan
a. Klien dapat melakukan alnbulasi tanpa mengalami cidera
b. Meminimalkan kelemahan klien sesudah periode ambulasi
c. Menjaga kontak klien dengan keluarga dan orang lain
d. Klien dapat melakukan ambulasi tanpa alat bantu
e. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
f. Klien dapat melakukan aktifitas sosial
1. Persiapkan alat dan perlengkapan lain
a. Alat ambulasi ( kruk, walker,tongkat )
b. Alat pengamanan seperti sabuk pengaman
c. Sepatu
d. jubah mandi

1. Persiapkan pasien untuk prosedur


a. Jelaskan alasan tindakan, demonstrasikan secara spesifik
teknik berjalan kepada klien dan keluarga
b. Tetapkan jarak ambullasi klien
c. Rencanakan kisaran ambulasi dan aktifitas lain klien
d. Tempatkan tempat tidur pada posisi rendah dan perlahan –
lahan bantu klien bangun, biarkan klien duduk atau berdiri
beberapa menit sampai tecapai keseimbangan
e. Cek BB dan TB klien sebelum memulai membantu ambulasi
klien
f. Jika ambulasi menggunakan alat bantu, yakinkan ketinggian
alat bantu sudah tepat
• Kruk
Ukuran kruk mencakup 3 hal : tinggi klien, jarak antara
bantalan kruk dengan aksila dan sudut fleksi siku.
Gunakan I dari 2 metode berikut : berdiri posisi kruk
dengan ujung kruk sekitar 14 - 15 cm dan 14 - 15 cm di
depan kaki klien, bantalan kruk 4 - 5 cm di bawah aksila.
Supine, bantalan kruk berada pada 3- 4 jari di bawah
aksila dengan ujung kruk diposisikan 18 cm di samping
luar tumit

1
Stikes Dian Husada

• dengan metode lain, siku harus difleksikan 11 - 30 derajat.


Fleksi siku dapat diukur dengan geniometer
• ukuran tongkat klien harus memegang tongkat dalam
jarak lebih dari 14 - 15 cm di samping telapak kaki.
Tongkat harus dipanjangkan dari lingkaran yang Iebih
besar ke lantai, 15 - 30 derajat fleksi siku .
• ukuran walker : siku harus difleksikan,pada sudut 15 - 30
derajat pada saat berdiri pada walker dengan tangan
berpegang pada pegangan tangan walker
a. Yakinkan bahwa alat ambulasi memiliki ujung- ujung yang
terbuat dari karet
b. Yakinkan bahwa lantai dalam keadaan bersih, kering dan
pencahayaan yang cukup. Pindahkan obyek / benda yang
mungkin mengganggu klien berjalan

Implementasi
Ambulasi klien dengan alat bantu : ,
1. Bantu klien yang menggunakan kruk dengan memilih /
menggunakan langkah yang tepat
a. Teknik 4 langkah :
• Mulai dengan posisi tripod. Kruk ditempatkan 15 cm di
depan atau 18 cm di samping masing -- masing telapak
kaki
• Gerakkan maju kruk kanan 14 - 15 cm
• Gerakkan maju kruk kiri sejajar dengan kruk kiri
• Gerakkan maju kruk 14 - 15 cm
• Gerakkan kaki kanan maju sejajar dengan kruk kanan
• Ulangi langkah di atas
a. Teknik 3 langkah
• mulai dengan posisi tripod
• majukan kedua kruk dan kaki yang cidera
• Gerakkan kaki dengan kuat ke depan
a. Teknik 2 langkah
• Mulai dengan posisi tripod
• Gerakkan kruk kiri dan kaki kanan ke depan
• Gerakkan kruk kanan dan kaki kiri ke depan

1
Stikes Dian Husada

• Ulangi langkah-langkah
a. Bantu klien dalam teknik langkah mengayun dan teknik
langkah mengayun berlebih
Teknik langkah mengayun
• Gerakkan kedua kruk kedepan
• Angkat dan ayunkan tungkai ke kruk, biarkan kruk
menahan berat badan
• Ulangi langkah 1 dan 2
Teknik langkah mengayun berlebih
• Gerakkan kedua kruk ke depan
• Angkat dan ayunkan kedua tongkat melalui dan melebihi
kedua kruk
1. Bantu klien dalam menaiki tangga dengan menggunakan
kruk
a. Mulai dengan posisi tripoid
b. Pindahkan berat badan pada kedua kruk
c. Majukan kaki yang tidak cedera ke tangga
d. Posisikan kedua kruk dan kaki yang tidak cedera pada
tangga
e. Ulangi gerakan hingga klien mencapai tangga tertinggi
1. Bantu klien dalam menuruni tangga dengan menggunakan
kruk
a. Mulai pada posisi tripoid
b. Klien memindahkan beban berat badan pada tungkai
yang tidak mengalami cidera
c. Gerakkan kruk ke tangga dan instruksikan klien untuk
memulai memindahkan beban berat badan ke kruk dan
gerakkan tungkai yang mengalami cidera ke depan
d. Gerakkan tungkai yang tidak cidera ke tangga dan
posisikan sejajar dengan kruk
e. Ulangi gerakan sampai tangga terakhir
1. Bantu klien dalam ambulasi dengan walker
a. Berdiri di tengah-tengah walker dan pegang hand grips
(pegangan pada batang yang lebih atas)
b. Lakukan langkah ke depan dalam walker
c. Gerakkan walker 14-15 cm dan lakukan langkah ke
depan dengan tungkai yang lain

1
Stikes Dian Husada

d. Ulangi langkah-langkah
1. Bantu klien dalam ambulasi menggunakan tongkat (langkah
yang sama diajarkan pada klein baik pada penggunaan
tongkat jenis standart ataupun segi empat)
a. Mulai dengan penempatan tongkat pada sisi yang lemah
b. Tempatkan tongkat ke depan 15-25 cm, jaga beban BB
pada kedua tungkai
c. Gerakkan sisi yang lemah maju
d. Majukan tungkai melewati tongkat dengan kuat
e. Gerakkan tungkai yang lemah ke depan rata dengan
tungkai yang kuat
f. Ulangi langkah

Evaluasi
Kaji ulang klien untuk mengetahui respon terhadap ambulasi
• Kaji tingkat energi klien, nadi frekuensi pernapasan, warna
kulit dan temperatur sesudah ambulasi
• Kaji respon subjectif klien sesudah latihan
• Kaji langkah kaki klien, observasi posisi badan saat berdiri,
serta keseimbangan

Aktifitas lanjutan
1. Inspeksi secara teratur ujung karet pada dasar alat ambulasi
2. Jika menggunakan kruk kayu, perhatikan kemungkinan
tongkat retak/patah
3. Singkirkan barang-barang yang mengganggu di area latihan
4. Hindari ruangan yang terlalu ramai
➢ Jika klien mulai terlihat terjatuh pada saat berjalan
bersama, letakkan lenganmu melingkari pinggang klien
dan berdiri dengan kaki terbuka
➢ Tegakkan tungkaimu dan biarkan klien mendorong
melawan lantai.
➢ Pada saat klien mendorong, tekuk lututnya lebih rendah
dari badanmu
➢ Jika klien mulai akan terjatuh jangan berusaha untuk
memegang
1. Laporkan jika terdapat tanda kekakuan atau gatal pada saat

1
Stikes Dian Husada

menggunakan kruk
2. Lanjutkan latihan kekuatan otot di rumah

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMBANTU KLIEN JALAN
No KEGIATAN 1 2 3
1 Identifikasi kebutuhan untuk jalan
2 Jelaskan tujuan dan manfaat yang khusus
untuk berjalan
3 Pastikan tidak ada hambatan
4 Perawat cuci tangan
5 Semua bantal dan selimut disingkirkan dari
6 klien
Dudukkan klien di pinggir tempat tidur sampai
7 kaki terjuntai
Lihat kondisi klien (1-2 menit), cek nadi,
8 tanyakan klien merasa pusing atau tidak
9 Bantu klien untuk berdiri
10 Lihat dan evaluasi kembali kondisi klien selama
11 1-2 menit
Perawat berdiri di sebelah kanan/kiri
12 Letakkan tangan klien terdekat untuk memegang
13 bahu perawat
14 Ajarkan langkah demi langkah yang sesuai
Evaluasi kondisi dan kemampuan klien
15 Beri pujian atas keberhasilan klien dan dorong
untuk melakukan secara maksimal
16 Kaji kembali kemampuan klien, pernapasan,
17 keadaan umum klien dan sebagainya
18 Bantu klien untuk kembali ke tempat tidur atau
19 ke kursi
20 Beri kenyamanan (evalusi klien)
Diskusikan rencana selanjutnya
Perawat cuci tangan
Catat hasil kegiatan dan hasil diskusi dg klien

1
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMBANTU KLIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI

N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Identifikasi kebutuhan akan duduk di sisi
tempat tidur
2 Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan
3 Cuci tangan
4 Jaga privacy klien
5 Letakkan klien pada posisi miring (sesuai sisi
yang diinginkan
6 Naikkan kepala klien pada tempat tidur
sampai pada ketinggian yang dapat di
toleransi klien beri bantal di belakang
7 daerah punggung
Tempatkan diri perawat pada bagian kepala
tempat tidur letakkan tangan perawat yang
dekat dengan kepala tempat tidur di bawah
bahu klien dan sokong kepala dan leher klien,
8 tangan yang lain di pinggul klien, tarik paha
9 klien dan agak d i p u t a r
Berikan sepatu/sandal
1 Bantu klien agar dapat menggenggan lengan
0 kursi(jika mampu)dan kursi terkunci
Sangga kedua aksila klien dengan kedua
1 tangan anda
1 Letakkan kaki anda agak kesamping dan
depan klien
1 Ambil ancang-ancang dan pakai gerakan
2 koordinasi agar pindah hanya dengan
membantu tubuh klien
1 Atur posisi di kursi agar nyaman dengan cara
3 menanyakan pada klien
1 Perawat cuci tangan

1
Stikes Dian Husada

4 Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasil

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMBANTU KLIEN DUDUK DI SISI TEMPAT TIDUR

N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Identifikasi kebutuhan akan duduk di sisi
2 tempat tidur
3 Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan
4 Cuci tangan
5 Jaga privacy klien
Letakkan klien pada posisi miring ( sesuai sisi
6 yang anda inginkan)
Naikkan kepala klien pada tempat tidur
7 sampai pada ketinggian yang dapat di
toleransi klien
8 Tempatkan diri perawat pada bagian kepala
tempat tidur
Letakkan tangan perawat yang dekat dengan
9 kepala tempat tidur di bawah bahu klien dan
1 sokong kepala dan leher klien
0 Letakkan tangan yang lain di bagian pinggul
klien
1 Gerakkan kaki bawah klien dan paha ke
1 samping tempat tidur
Tarik paha klien dan agak di putar sehingga
1 kaki klien terjuntai ke lantai
2 Waktu bersamaan dengan langkah no. 11,
angkat bagian bahu sampai klien tertunduk
1 Atur posisi klien hingga tercapai keseimbangan
3 jika bisa rendahkan tempat tidur hingga kaki
klien menyentuh lantai
perawat cuci tangan
1 Catat tindakan yang telah dilakukan dan
4 hasilnya
1

1
Stikes Dian Husada

3
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN KE POSISI LATERAL ATAU PRONE DI
TEMPAT TIDUR

N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Identifikasi kebutuhan akan memindahkan klien
ke posisi lateral atau prone di tempat tidur
2. Jelaskan tujuan ,manfaat dan tindakan yang
akan dilakukan
3. Perawat cuci tangan
4. Jaga privasy
5. Atur posisi tempat tidur
6. Tempatkan diri anda & klien secara tepat
sebelum bergerak
a. Pindahkan klien ke posisi yang
berlawanan
b. Letakkan tangan klien yang dekat dengan
perawat dada dan tangan yang jauh dari
perwat sedikit ke depan badan klien
c. Letakkan kaki klien yang terjauh dengan
perawat menyilangkan di atas kaki yang
terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin
dengan klien
e. Tempatkan tangan perawat di bokong
7. dan bahu klien
f. Tarik badan klien
Beri bantal pada tempat yang diperlukan
8. evaluasi tindakan yang telah
9. dilakukan,tanyakan apakah klien telah merasa
nyaman
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan dan
hasilnya

1
Stikes Dian Husada

3
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR

N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Identifikasi kebutuhan akan pergerakan
2 ditempat tidur
Jelaskan tujuan, manfaat, dan tindakan yang
3 akan dilakukan
4 Perawat cuci tangan
Letakkan kepala klien dalam posisi datar
5 dengan tempat tidur ( turunkan bantal dari
tempat tidur )
6 Atur tinggi tempat tidur,sesuaikan dengan ”body
7 aligment”anda (aman dan nyaman)
Taruh bantal di tempat tidur bagian kepala
8 Tekuk lutut klien dan anjurkan untuk meletakkan
tangan diatas dadanya
9 Letakkan satu tangan anda di bawah bahu dan
tangan yang lain di bawah paha klien
1 Angkat dan tarik klien sesuai yang
0 diinginkan,perintahkan klien untuk mendorong
kakinya
1 Atur posisi klien,tempatkan bantal-bantal sesuai
1 yang diperlukan
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan,tanyakan
1 apakah klien telah merasa nyaman
2 Perawat cuci tangan
1 Catat tindakan
Keterangan : yang telah dilakukan dan hasilnya
3 1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab
1

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

3
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KERETA
DORONG

N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Memberitahukan pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2 Mengatur lingkungan
3 Perawat mencuci tangan
4 Mengatur posisi pasien terlentang
5 Mengunci roda tempat tidur, letakkan kereta
dorong merapat pada pinggir tempat tidur
6 Menganjurkan pasien bergeser ke kereta
dorong ( jika pasien,mampu )
7 Menggeser pasien ke tepi
8 Mengangkat pasien dengan dibantu perawat
lain :
➢ Perawat l di bagian kepala tangan kiri
menyorong kepala dan memegang
pangkal lengan, tangan kanan melalui
dada dan bahu, pasien memegang
tangan perawat 2 di bawah punggung
➢ Perawat 2 di bagian tengah tanggan kiri
di bawah pinggang pasien
berpegangan dengan perawat satu,
tangan kanan dibawah pangkal paha
8 ➢ Perawat 3 dibagian kaki, tangan kiri
9 menyokong paha bawah, tangan kanan
1 pada betis
0 Kedua tangan pasien meyilang di atas dada
Perawat 1 memberi aba - aba
1 Bersama - sama mengangkat pasien dan
1 memindahkan pasien ke kereta dorong
1 Memberi posisi yang nyaman

1
Stikes Dian Husada

2 Menyelimuti pasien dengan rapi


1 Perawat mencuci tangan
3 Posisi pasien aman dan keadaan umum
1 pasien tidak berubah
4 Pasien nyaman berada di kereta dorong

1
5

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEBANTU PASIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI
RODA

N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Memberitahukan pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2 Mendekatkan alat
3 Mengatur lingkungan yang aman
4 Perawat cuci tangan
5 Mengatur posisi klien
6 Meletakkan kursi roda sejajar dengan tempat
7 tidur
8 Mengunci kursi roda dan membuka sandaran
kaki
9 Perawat meletakkan kedua tangan dibawah
1 ketiak pasien dan j ari - jari memegang dada
0 bagian atas
1 Pasien dibantu untuk berdiri
1 Menganjurkan pasien membelakangi kursi
roda
Kedua tangan pasien memegangi kedua
1 tangan kursi roda kemudian pasien dibantu
2 duduk di atas kursi roda
Memasang kembali sandaran kaki dan
1 meletakkan kaki diatas
3 Kunci kursi roda dilepas
1 Perawat cuci tangan
4 Posisi pasien aman dan keadaan umum
1 pasien : tidak berubah Posisi nyaman
Keterangan
5 1 berada di kursi
: dilakukan roda
sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab
1

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

3
Stikes Dian Husada

POSITIONING
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa mempu
mendemonstrasikan posisi tidur pada mahasiswa lain sesuai dengan
yang ditugaskan

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tujuan pengaturan posisi dan perubahan posisi
secara teratur
2. Menyebutkan jenis-jenis posisi tidur klien
3. Menyebutkan alat-alat bantu yang diperlukan untuk masing-
masing posisi
4. Mengatur posisi tidur mahasiswa lain sesuai kebutuhan

Tujuan pengaturan posisi :


1. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
2. Mencegah terjadinya ulkus dekubitus, kerusakan syaraf
superfisial dan pembuluh darah
3. Mencegah kontraktur
4. Mempertahankan tonus otot

Prinsip pengaturan posisi :


1. Pada saat menempatkan klien di tempat tidur, pertahankan
agar kasur yang digunakan dapat memberikan support yang
baik bagi tubuh
2. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena
alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan
resiko terjadinya ulkus dekubitus
3. Letakkan alat-alat bantu di tempat-tempat yang
membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
4. Jangan meletakkan satu bagian tubuh di atas bagian tubuh
yang lain, terutama dengan daerah penonjolan tulang
5. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan
secara teratur
1
Stikes Dian Husada

Jenis-jenis posisi tidur :


1. Fowler dengan kombinasi semi fowler dan high fowler
2. Dorsal recumbent
3. Prone
4. Lateral
5. Sims

Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi tidur klien dimana kepala dan badan
dinaikkan 45-90 derajat. Terdapat kombinasi posisi fowler yaitu
posisi semi fowler dimana posisi kepala dinaikkan 30-45 derajat dan
posisi high fowler (fowler tinggi), posisi dimana posisi kepala
dinaikkan hingga 45-90 derajat. Posisi ini digunakan untuk klien
yang mengalami masalah pernapasan dan klien dengan gangguan
jantung.

Alat bantu yang digunakan :


1. 1-6 bantal kecil
2. 1-2 trochanter roll
3. Papan kaki/foot board

Persiapan :
1. Identifikasi kebutuhan klien akan posisi fowler
2. Jelaskan pada klien tentang tujuan/manfaat dari posisi fowler
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan

Posisi Dorsal Recumbent :


Posisi dorsal recumbent adalah posisi tidur terlentang dngan
kepala dan bahu sedikit di tinggikan dengan bantal

Alat bantu yang digunakan :


1. 1-6 bantal kecil
2. 2 trochnter roll
3. Papan kaki

3
Stikes Dian Husada

4. Handroll

Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat dari posisi dorsal
recumbent
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan
Posisi prone
Posisis prone adalah posisi tidur dimana klien berbaring dengan
posisi telungkup dan kepala menghadap kesamping (potter dan
perry 1997). Jika digunakan secara teratur, posisi ini dapat
mencegah kontraktur fleksi pada bokong dan lutut. Posisi prone juga
meningkatkan drainase dari mulut, oleh karena itu sangat
bermanfaat untk klien pasca operasi mulut dan tenggorokan.
Kerugian dari posisi ini dadalah menyebabkan lordosis lumbal dan
lateral rotasi pada leher.

Alat bantu yang digunakan :


• 5 buah bantal

Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi prone
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat dari posisi prone
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan

Posisi lateral
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring pada sisi dari
tubuh. Posisi ini baik untuk klien yan membutuhkan istirahat atau
tidur yang baik. Posisi ini juga menghilangkan tekanan pada sakrum
dan tumit.

Alat bantu yang digunakan :


1. 5 buah bantal

1
Stikes Dian Husada

2. Gulungan handuk

Persiapan:
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi lateral
2. Jelaskan pada klien tentag manfaat dari posisi lateral
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cucic tangan

Posisi sims
Posisi sims adalah posisi antara posisi prone dan lateral

Alat bantu yang digunakan :


1. 3 buah bantal kecil
2. Bantal pasir atau gulungan handuk

Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi sims
2. Jelaskan pada pasien akan tentang manfaat dari posisi sims
3. Jaga rivasi klien, siapkan alat-alat dan cuci tangan.

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
POSISI FOWLER
No KEGIATAN 1 2 3
1. Kaji daerah-daerah yang mungkin tertekan pada
posisi tidur ini, seperti tumit, prosesus spinosis,
sakrum, dan skapula
2 Atur tempat tidur pada posisi datar,
pindahkan klien pada bagian atas tempat tidur.
Instruksikan klieri menekuk lutut sedikit
sebelum menaikkan bagian kepala tempat
tidur. Yakinkan bahwa bokong klien berada
3 tepat pada sudut tekukan tempat tidur
4 Naikkan posisi kepala 30-40 derajat
5 Letakkan bantal kecil atau lunak dibawah
kepala
6 Letakkan bantal kecil didaerah lengkung
pinggang jika terdapat celah kecil didaerah
7 tersebut
8 Letakkan bantal kecil mulai dari bawah lutut
9 sampai ke tumit
Letakkan trochanter roll disisi luar paha
10 Letakkan papan penghalang pada telapak kaki
klien
11 Letakkan bantal untuk mendukung lengan jika
12 klien tidak dapat menggerakkan lengan
13 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan
menilai rasa nyaman klien
Rapikan alat-alat
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan

1
Stikes Dian Husada

3
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
POSISI DORSAL RECUMBENT
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Kaji daerah -daerah yang mungkin tertekan
pada posisi tidur ini misalnya tumit, sakrum,
siku, skapula dan bagian belakang kepala
2 Bantu klien untuk tidur terlentang
3 Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan
4 bahu klien
5 Letakkan trochanter roll disisi luar paha
Letakkan gulungan handuk atau bantal kecil
6 dibawah lengkung lumbal
Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis
pada ekstremitas atas, naikkan lengan bawah
7 clan letakkan tangan di atas bantal
Jika klien mempunyai kecenderungan
8 deformitas pada jari - jari dan telapak tangan
gunakan handroll
9 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
10 dengan menilai rasa nvaman klien
11 Rapikan alat - alat
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) 1 (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
POSISI PRONE
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Kaji daerah yang mungkin tertekan pada
posisi ini seperti jari - jari, lutut, genital (
pada laki - laki ), payudara (pada wanita ),
prosessus akromius bahu, pipi dan telinga
2 Bantu klien pada posisi telungkup
3 Hadapkan kepada klien ke satu sisi,
letakkan bantal kecil di bawah
kepalatetapi tidak sampai bahu
4 letakkan bantal kecil dibawah perut
mulai dari diafragma sampai crista iliaca
5 Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari
lutut hingga tumit
6 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menilai rasa nyaman klien
7 Rapikan alat - alat dan kembalikan ke
tempat semula
8 Perawat cuci tangan
9 Catat tindakan yang telah dilakukan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

1
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
POSISI LATERAL
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Kaji daerah tertekan pada posisi ini, ischium,
telinga bawah, pipi, lateral maleolus tumit
bawah, medial maleolus tumit atas,
2 trochanter besar
3 Bantu klien miring
Letakkali gulungan handuk di bawah kepala
4 dan leher
Atur posisi bahu bawah sedikit fleksi dan agak
5 condong ke depan
6 Letakkan bantal di bawah tangan
Letakkan bantal keras pada punggung klien
7 untuk menstabilkan posisi
Letakkan 2 atau lebih bantal di antara
8 kedua kaki klien dengan posisi kaki sebelah
atas semi fleksi
9 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menilai rasa nyaman klien
10 Rapikan alat - alat dan kembalikan ke
11 tempat semula
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

1
(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
POSISI SIMS
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Kaji daerah-daerah yang tertekan pada posisi
2 ini
Pindahkan klien kesisi tempat tidur dengan
3 arah berlawanan dengan posisi yang
4 diinginkan
5 Rapatkan kedua kaki klien dan tekuk lututnya
6 Miringkan klien sampai posisi agak tengkurap
7 Letakkan bantal kecil di bawah kepala
8 Tempatkan satu tangan di belakang tubuh
Atur bahu atas sedikit abbduksi dan siku
9 fleksi
Letakkan bantal di ruang antara dada,
1 abdomen serta lengan atas dan kasur
0 Letakkan bantal di ruang antara
abdomen, pelvis, paha atas dan tempat
1 tidur
1 Yakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada
bidang
1 yang, sama
2 Letakkan gulungan handuk atau bantal
pasir di bawah telapak_kaki
1 Rapikan alat - alat dan kcmbalikan ke
3 tempat semula
Keterangan
1 Perawat : cuci tangan
4 1 Catat
: dilakukan sendiri
tindakan yang telah dilakukan pada
2 catatan
: tidak dilakukan
keperawatan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab
1

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


Stikes Dian Husada

3
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
POSISI LITHOTOMI
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Perawat cuci tangan
2 Pasien meletakkan kedua tangan pasien di
atas kepala mengangkat kedua tungkai,
menekuk lutut ke arah dada, kedua
tungkai bawah ditahan oleh kedua orang
3 perawat
Bila ada meja ginekologi kedua tungkai
4 bawah diletakkan pada penahan kaki
Merapikan pasien setelah pemeriksaan
5 atau pelaksanaan perasat
6 Perawat cuci tangan
Keterangan
Pasien :berada pada posisi lithotomy yang
1 nyaman
: dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................
1
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

FORMAT
POSISI TRENDELENBURG
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Sikap trendeleburg dilaksanakan pada :
• Pasien dalam keadaan syok
• Pasien dengan tekanan darah rendah
• Pembedahan di daerah perut
• Pemeriksaan tertentu, misalnya :
Bronchoscopy
2. Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

MENCUCI TANGAN

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik mencuci tangan secara
teratur

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini
mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian mencuci
tangan
2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan
3. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan untuk mencuci tangan
4. Mendemonstrasikan latihan mencuci tangan
secara benar

Pengertian :
Mencuci tangan hingga siku dengan menggunakan air mengalir dan
sabun

Tujuan Mencuci Tangan :


• Mengurangi jumlah mikroorganisme pada tangan
• Mengurangi resiko tranmisi mikroorganisme ke perawat dan
klien serta
kontaminasi silang kepada kIien lain, anggota keluarga dan
tenaga kesehatan lain
• Melatih kebiasaan yang baik
• Memberi perasaan enak kepada perawat, pasien dan siapa
saja yang melihatnya

Macam - macam mencuci tangan :


1. Mencuci tangan biasa
2. Mencuci tangan dengan larutan lysol 0,5 %
1
Stikes Dian Husada

3. Mencuci tangan steril

A. Mencuci tangan biasa


Persediaan :
• Air yang mengalir atau air dalam waskom
• Sabun dan lap tangan yang kering dan bersih
• B/p sikat kuku

Cara kerja :
• Tangan dibasahi dengan air kemudian di sabun
• Bita perlu sela - sela jari dan kuku di sikat
• Kemudian tangan di bilas dengan air mengalir sampai bersih
• Tangan dikeringkan dengan lap tangan

B. Mencuci tangan dengan larutan lysol 0,5 %


Persediaan :
• Sama dengan mencuci tangan biasa
• Larutan lysol 0,5 %
• Waskom 2 buah ( 1 berisi air bersih, I berisi larutan lysol )

Cara kerja :
• Arloji dilepas ( bila memakai arloji/cincin)
• Tangan dibasahi dengan air bersih dari ujung sampai
siku,kemudian dibilas dengan larutan lisol dan di bilas lagi
dengan air bersih
• Setelah itu tangan dikeringkan dengan lap tangan

C. Mencuci tangan steril


Persediaan :
• Sikat yang steril
• Sabun
• Kran dengan pegangan yang panjang

Cara kerja :
• Cincin dan arloji dilepas ( bila memakai, kemudian baju di
gulung sampai
Siku )

1
Stikes Dian Husada

• Mengambil sikat dan sabun


• Kran di buka kemudian tangan dibasahi hingga siku dan
disabun sampai rata
• Sabun tetap di pegang dipunggung sikat, kemudian memulai
menyikat dari
jari - jari tangan, punggung tangan kemudian telapak tangan
secara
membujur, kemudian secara melintang
• Setelah itu ke bagian lengan secara membujur sampai
dengan siku tangan
• Kemudian pindah ke lengan yang lain ( caranya sama
dengan cara menyikat tangan yang telah dilakukan
sebelumnya )
• Kedua lengan di bilas lalu disabuni sekali lagi, dan di sikat
lagi kemudian di
bilas lagi, hal ini diulangi beberapa kali selama 15 menit
• Dengan diarahkan ke atas sehinggaair dari tangan mengarah
ke lengan
• Sikat disiram dengan air mengalir dan diletakkan di atas
wastafel
krannya ditutup dengan siku tangan
• Yang perlu diperhatikan :
a. Tangan dibiarkan basah
b. Tetap di jaga kesterilannya

CATATAN
Cara kerja
membuat larutan
lysol :
1. Membuat larutan lysol 0,5 %
• 5 cc lysol dicampur dengan 1 liter air
2. Membuat larutan lysol
1%
• 10 cc lysol dicampur dengan I
liter air
3. Membuat larutan lysol 2
%

1
Stikes Dian Husada

• 20 cc lysol dicampur dengan I


liter air
Yang perlu diperhatikan :
1. Perbandingan harus benar - benar tepat
2. Bila menuang lysol, pada sisi yang tidak beretiket
supaya etiket tidak kotor

Keterangan :
Perawat mencuci tangan bila :
1. Sebelum dan sesudah berhubungan dengan klien dan di
antara kontak dengan klien yang berbeda
2. Setelah kontak dengan material organik dan segala benda
yang terkontaminasi seperti bedpan, urinal, dan lain – lain
3. Sebelum dan sesudah memberi asuhan keperawatan klien,
misalnya merawat luka, memandikan, dan lain – lain
4. Sebelum menyiapkan dan memberikan obat
5. Sebelum melakukan prosedur invasif seperti injeksi
parenteral, suction, NGT
6. Sebelum istirahat, minum dan makan
Tenaga kesehatan mencuci tangan bila :
1. Sebelum dan sesudah menyentuh klien ,
2. Setelah menyentuh alat - alat yang digunakan klien
3. Sebelum menggunakan benda - benda steril, misalnya alat -
alat intravena

pengunjung mencuci tangan bila :


1. Setelah menyentuh klien yang infeksi
2. Setelah menyentuh alat - alat atau barang - barang yang
terkontaminasi
3. Sebelum memberi makan klien

Masalah keperawatan yang timbul :


1. Gangguan integritas kulit
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko Infeksi

Persiapan :

2
Stikes Dian Husada

Alat - alat :
1. Sabun atau desinfektan .
2. Air yang mengalir ( sebaiknya hangat untuk memudahkan
menghilangkan lemak )
3. Handuk atau kertas tissue

Perawat :
Kuku pendek ( Rasional : mengurangi jumlah mikroorganisme
tersembunyi, mudah dibersihkan, mencegah melukai klien dan tidak
merusak sarung tangan )

FORMAT
MENCUCI TANGAN
N KEGIATAN 1 2 3 KETERANGAN
o

1. Berdiri di depan wastafel Pakaian tidak


boleh menyentuh
wastafel

2. Lepaskan perhiasan
(cincin,gelang dan jam
tangan)serta angkat
lengan baju diatas siku

1
Stikes Dian Husada

3. Buka kran,atur kecepatan Dapat


aliran dan temperatur air menggunakan
tangan,pengungkit
di lutut,kaki dan
siku

4. Basahi tangan sampai Air sebaiknya


pergelangan,pertahankan mengalir dari area
agar posisi tangan selalu yang lebih sedikit
lebih rendah dari siku kontaminasi ke
agar air dapat mengalir area yang lebih
ke jari-jari tangan terkontaminasi

5. Ambil sabun cair kurang


lebih 1 sdt(2-4 ml) dari
dispenser atau bila tidak
ada,basahi sabun
batangan sehingga
berbusa lalu kembalikan
sabun batangan ke
tempatnya

6. Dengan gerakan Waktu mencuci


mengosok dan tangan bervariasi:
berputar,gosokkan sabun 10-30 detik
ke tangan meliputi
daerah telapak
tangan,punggung
tangan,jari-jari,sela-sela
jari,pergelangan dan
lengan bawah

1
Stikes Dian Husada

7. Lanjutkan gerakan
menggosok selam 10-30
detik minimal 5 kali

8. Bilas tangan dengan air


mengalir dari ujung
tangan ke pangkal tangan

9. Pertahankan posisi
tangan menghadap ke
atas sebelum
mengeringkan tangan

10 Keringkan tangan dari


. ujung pangkal dengan
menggunakan
tissue(paper towel)

11 Matikan kran air dengan Kulit kering mudah


. menggunakan tissue mengelupas dan
yang dipakai utk menjaditempat
mengeringkan masuknya infeksi
tangan.bila perlu
memberikan lotion atau
pelembab utk klit kering

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab
1

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2
Stikes Dian Husada

MEMASANG SARUNG TANGAN / HAND SCOON


Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan latihan memasang dan
melepaskan sarung tangan atau hand scoon

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian dan memasang sarung tangan
steril dan tidak steril
2. Menjelaskan tujuan dari memasang sarung tangan steril dan
tidak steril
3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
4. Medemonstrasikan latihan memasang sarung tangan steril
dan tidak steril

Memasang sarung tangan tidak steril


pengertian : Memasang sarung tangan tanpa memperhatikan
sterilitas
Tujuan : mencegah transmisi kuman dan melindungi individu
Persiapan :
1. Alat-alat
• Sarung tangan tidak steril
• Tempat barang-barang kotor
1. Tangan bersih

Memasang sarung tangan steril


Pengertian : memasang sarung tangan dengan memperhatikan
sterilitas
Tujuan :
1. Mencegah kontaminasi dan transmisi kuman dari tangan ke
objek steril
2. Melindungi luka atau rongga tubuh dan mikroorganisme
yang dibawa oleh tangan
3. Mempertahankan aseptik selama melakukan prosedur
invasif
1
Stikes Dian Husada

4. Melindungi individu

Persiapan :
Alat - alat :
1. Sarung tangan steril ukuran 6 sampai dengan 8,5 (sesuai
ukuran tangan pemakai)
2. Cap dan masker(bila perlu)
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memasang sarung tangan steril
dan tidak steril :
1. Pemakaian sarung tangan bukan berarti pengganti cuci tangan
2. Sarung tangan tidak steril digunakan jika ada kemungkinan
transmisi infek si, kontak langsung dengan klien, dan
kontak tidak langsung misalnya dengan alat-alat
terkontaminasi atau dengan cairan tubuh
3. Sarung tangan steril digunakan pada prosedur yang
memerlukan teknik steril. Sarung tangan steril dipasang
setelah memakai masker dan gaun steril(jika benda-benda
ini diperlukan)
4. Sarung tangan hanya digunakan satu kali pakai

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
MEMASANG & MELEPAS SARUNG TANGAN
STERIL

N KEGIATAN 1 2 3
o
A MEMASANG SARUNG TANGAN
1. Cuci tangan dan keringkan tangan
2. Letakkan set sarung tangan steril pada tempat
yang bersih,kering dan rata setinggi di atas
3. pinggang
Buka pembungkus sbelah luar dengan hati-
hati,dengan hanya menyentuh bagian luarnya
4. saja dan idntifikasi sarung tangan kanan dan kiri
Dengan menggunakan tangan yang tidak
dominan,ambil ujung sarung tangan steril yang
terlipat dan angkat dengan hati-hati dengan
ujung jari sarung tangan mengarah ke
5. bawah,hindari sarung tangan bersentuhan
dengan benda yang tidak steril
Masukkan tangan dominan ke dalam sarung
tangan secara hati-hati dan tarik sarung tangan
6. ke atas,biarkan lipatan sarunga tangan yang
lainnya memakai sarung tangan juga
Masukkan jari-jari tangan( kecuali ibu jari)yang
7. bersarung tangan ke dalam lipatan sarunga
tangan yang belum terpasang dan angkat
sarung tangan ke atas
Masukkan tangan yang tidak dominan ke dalam
sarung tangan,atur sarung tangan yang
terpasang dengan hanya menyentuh daerah
yang steril saja
B MELEPAS SARUNG TANGAN

1
Stikes Dian Husada

1 Dengan menggunakan tangan yang


dominan,ambil ujung sarung tangan dan
lepaskan dengan cara membalikkannya dengan
daerah yang terkontaminasi pada sebelah
dalam,pegang sarung tangan yang sudah
2 terlepas pada tangan yang dominan
Masukkan jari tangan yang sudah tidak
memakai sarung tangan ke dalam sarung
tangan yang masih tepasang,pegang bagian
dalam sarung tangan dan lepaskan dengan
3 bagian dalam sarung tangan di sebelah luar
4 Letakkan sarunga tangan pada tempatnya
Perawat cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

STERILISASI
Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk
menurunkan penularan penyakit dari instrumen yang kotor, sarung
tangan bedah, dan barang - barang lain yang dipakai kcmbali adalah
dekontaminasi, pembersihan, dan sterilisasi atau desinfeksi tingkat
tinggi ( DTT ). Apapun jenis tindakan prosedur bcdah, baik seksio
sesarea maupun memasang AKDR, langkah - langkah dalam
memroses barang-barang adalah sebagai berikut :

1
Stikes Dian Husada

DEFINISI :
• Dekontaminasi : Proses yang membuat benda mati lebih
arnan untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan
( umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV ) dan
mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah
mikroorganismc yang mengontaminasi.
• Pembersihan : Proses yang secara fisik membuang
semua debu yang tampak. kotoran, darah atau cairan
tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang
sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi
mereka yang menycntuh kulit atau rnenangani objek
Proses terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun
atau deterjen dan air, membilas dengan air bersih, dan
mengeringkan.
• Disinfeksi tingkat tinggi ( DTT ) : Proses menghilangkan
semua mikroorganisme, kecuali beberapa endospora
bakterial dari obyek, dengan merebus, menguapkan atau
memakai disinfektan kimiawi.
• Sterilisasi : Proses menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteria, virus, fungi dan parasit) termasuk endospora
bakterial dari benda mati dengan uap tekanan tinggi
(otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimiawi, atau
radiasi.

PANDUAN UNTUK MEMPROSES BENDA - BENDA


Setiap benda, baik instrumen metal yang kotor
maupun sarung tangan, memerlukan penanganan dan
pemrosesan khusus agar :
• Mengurangi , risiko perlukaan aksidental atau terpapar
darah atau tubuh terhadap staf pembersih dan rumah
tangga, dan
• Memberikan hasil akhir berkualitas tinggi (umpamanya
instrumen atau benda lain yang steril atau yang
didesinfeksi tingkat tingggi (DTT)
3
Stikes Dian Husada

DEKONTAMINASI
Adalah langkah pertama yang penting dalam menangani
peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda
lainnya yang terkontaminasi. Dekontaminasi membuat
bendabenda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat
pembersihan. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung
tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari
Iates. lika menangani peralatan yang digunakan atau kotor.
Segera setelah digunakan masukan benda - benda yang
terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0, 5 % selama 10
menit. Ini akan dengan cepat mematikan virus Hepatitis B dan
HIV. Pastikan hahwa benda - benda yang terkontaminasi, telah
tcrendam scluruhnya dalam larutan klorin. Daya kerja larutan
klorin akan cepat mengalami penurunan sehingga harus diganti
paling sedikit setiap 24 jam atau lebih cepat jika terlihat telah
kotor atau keruh

PERSIAPAN ALAT :
1. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah
tangga dari lateks
2. Sikat halus (boleh menggunakan sikatgigi
3. Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml,untuk membilas
bagian dalam termasuk kateter penghisap lendir)
4. Wadah plastik atau baja anti karat
(stainless steel)
5. Air bersih
6. Sabun atau deterjen

TAHAP-TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBILASAN :


1. Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan.
2. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah

3
Stikes Dian Husada

didckontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan


yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit).
2. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik
atau karet,jangan dicuci segera bersamaan dengan
peralatan yang terbuat dari logam
3. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati :
 Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk
menghilangkan sisa darah dan kotoran.
 Buka engsel gunting dan klem.
 Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan
dan pojok peralatan.
 Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal
pada peralatan.
 Cuci setiap benda sedik-itnya tiga kali (atau lebih jika
perlu) dengan air dan sabun atau deterjen. Bilas benda-
benda tersebut dengan air bersih.
1. Ulangi prosedur tersebut pada benda benda lain.
2. Jika peralatan akan didisinfeksi tingkat tinggi secara
kimiawi (misalkan dalam larutan klorin 0,5%) tempatkan
peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering
sebelum memulai proses DTT.
Alasan :.jika peralatan masih basah mungkin akan
mengencerkan larutan kimia dan membuat larutan menjadi
kurang efektif
3. Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan,cara
dikukus atau direbus, atau disterilisasi didalam otoklaf atau
oven panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum proses
DTT atau sterilisasi dimulai.
4. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan
dcngan air dan sabun dan kemudian bilas secara seksama
dengan menggunakan air bersih.
5. Gantungkan sarung tangan dan biarkan dengan cara
diangin-anginkan.

2
Stikes Dian Husada

Bola karet penghisap tidak boleh dibersihkan dan digunakan


ulang untuk lebih dari satu bayi. Bola kater seperti itu harus
dibuang setelah digunakan. Secara ideal kateter penghisap lendir
DeLee, harus dibuang setelah satu kali digunakan, jika hal ini
tidak memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan didesinfeksi
tingkat tinggi dengan seksama
Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan didisinfeksi tingkat
tinggi. Menggunakan kateter tersebut pada lebih dari satu ibu dapat
meningkatkan resiko infeksi jika tidak diproses dengan benar. Untuk
mencuci kateter (termasuk kateter penghisap lendir), lakukan
tahap-tahap berikut ini :
• Pakai sarung tangan karct yang tebal atau sarung tangan
rumah tangan dari lateks pada kedua tangan.
• Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter
penghisap lendir)
• Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam
kateter sedikitnya tiga
kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau
deterjen.
• Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih
• Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan
kering sebelum dilakukan proses DTT.
Catatan: kateter harus didesinfeksi tingkat tinggi secara
kimiawi,kateter bisa rusak jika didesinfeksi tingkat tinggi dengan
jalan direbus.

DTT DENGAN CARA MEREBUS :


1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat.
2. Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan
3. Rendam peralatan sehingga semuanya
terendam didalam air.
4. Mulai panaskan air.
5. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih.
6. Jangan tambahkan benda apapun kedalam air mendidih
setelah penghitungan waklu dimulai :
• Rebus selama 20 menit.
• Catat lama waktu perebusan peralatan didalam buku khusus.

2
Stikes Dian Husada

• Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan


sebelum digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam
keadaan lembab maka tingkat pencapaian desinfeksi tingkat
tinggi tidak terjaga).
• Setelah peralatan kering gunakan segera atau simpan
dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup.
Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan
penutupnya tidak dibuka.

DTT DENGAN UAP PANAS PADA SARUNG TANGAN:


Setelah sarung tangan didekontraminasi dan dicuci, maka sarung
tangan ini siap DTT dengan uap tanpa diberi talk
1. Gunakan panci perebus yang memiliki tiga susun nampan
pengukus.
2. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT
selesai sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat
kontaminasi baru.
3. Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan pengukus
yang berlubang dibawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari
bagian atas panci pengukus, letakkan sarung tangan dengan
bagian jarinya kearah tengah panci. Jangan menumpuk sarung
tangan (lima sampai sepuluh pasang sarung tangan bisa
diletakkan dipanci pengukus, tergantung dari diameter panci).
4. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi
sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus diatas panci
perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong
disebelah kompor.
5. Letakkan penutup di atas panti pengukus paling atas dan
panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan,
hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suunya mungkin
tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme.jika air
mendidih terlalu cepat,air akan menguap dengan cepat dan
bahan bakar akan terbuang.
6. Jika uap mulai keluar dari celah-celah diantara panci
pengukus, mulailah penghitungan waktu. Catat lamanya
pengukusan sarung tangan dalam buku kh usus.
7. Kukus sarung tangan selama 20 menit.

1
Stikes Dian Husada

8. Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan


dan goyangkan perlahan - lahan agar air yang tersisa pada
sarung tangan dapat menetes keluar.
9. Letakkan nampan pengukus diatas panci perebus yang kosong
di sebelah kompor.
10.Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus
yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang
kosong Lctakkan penutup di atasnya hingga sarung tangan
menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi
11.Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai
kering di dalam panci selama 4-6 jam, jika diperlukan segera
biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan
kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih
basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung
tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit
di gunakan atau dipakai).
12.Jika sarung tangan tidak di pakai segera , setelah kering,
gunakan cunam penjepit atau pin-set DTT untuk
memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan
tersebut dalam wadah DTT lalu tutup rapat (sarung tangan bisa
disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat).
Sarung tangan tersebut bisa di simpan sampai satu minggu.

LANGKAH - LANGKAH KUNCI PADA DTT SECARA KIMIA :


1. Setelah dilakukan dekontaminasi, cuci dan bilas, keringkan
dengan seksama semua peralatan.
2. Rendam sernua peralatan menggunakan larutan desinfeksi
tingkat tinggi (pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam
larutan kimia).
3. Rendam selama 20 menit.
4. Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di
buku khusus.
5. Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai
kering di wadah DTT yang berpenutup.
6. Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan segera
atau disimpan dalam wadah DTT yang berpenutup rapat.
7. Untuk menyiapkan wadah DTT, direbus bila kecil atau isi

1
Stikes Dian Husada

dengan larutan klorin 0,5% dan biarkan selama 20 menit.

STERILISASI
Suatu tindakan untuk,membunuh kuman patogen dan a
patogen bescrta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran
dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan
kimia.

PELAKSANAAN
1. Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterilkan peralatan dengan cara merebusnya didalam air
sampai mendidih ( 100 ° C ) dan ditunggu antara 15 - 20 menit.
Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterilkan peralatan dengan uap panas didalarn autoclove
dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun,
obat - obatan dan lain - lain.
3. sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi,
misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan-
obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan bimia
Mensterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia
seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bila kena panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain - lain-

2
Stikes Dian Husada

FORMAT
PENCUCIAN DAN PEMBILASAN
N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Pakai sarung tangan karet yang tebal pada
2 kedua tangan
Ambil peralatan bekas pakai yang telah
didekontaminasi(hati-hati bila memegang
3 peralatan yang tajam,seperti gunting dan
jarum jahit).
Agar tidak merusak benda-benda yang
terbuat dari plastik atau karet jangan
4 dicuci segera bersamaan dengan peralatan
yang terbuat dari logam.
Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan
hati-hati
➢ Gunakan sikat dengan air dan sabun
untuk menghilangkan sisa darah dan
kotoran.
➢ Buka engsel gunting dan klem.
➢ Sikat dengan seksama terutama
dibagian sambungan dan pojok
peralatan.
➢ Pastikan tidak ada sisa darah dan
5 kotoran yang tertinggal pada peralatan.
6 ➢ Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali
(atau lebih jika perlu) dengan air dan
sabun atau deterjen.bilas benda-
benda tersebut dengan air bersih
7 Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda
lain
Jika peralatan akan didisinfeksi tingkat
tinggi secara kimiawi (misalkan dalam
larutan klorin 0,5%) tempatkan peralatan
1
Stikes Dian Husada

8 dalam wadah yang bersih dan biarkan kering


sebelum memulai proses DTT
Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi
9 dengan cara dikukus atau direbus, atau
disterilisasi didalam otoklaf atau oven panas
kering, tidak usah dikeringkansebelum
proses DTT atau sterilisasi dimulai
Selagi masih memakai sarung tangan, cuci
sarung tangan dengan air dan sabun dan
kemudian bilas secara seksama dengan
menggunakan air bersih
Gantungkan sarung tangan dan biarkan
dengan cara dianginanginkan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

FORMAT
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
N KEGIATAN 1 2 3
o
A DTT DENGAN CARA
MEREBUS
1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat.
2 Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan.
3 Rendam peralatan sehingga semuanya terendam
didalam air.
4 Mulai panaskan air.
5 Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih.
6 Jangan tambahkan benda apapun- kedalam air
mendidih setelah penghitungan waktu dimulai :
• Rebus selama 20 menit.
• Catat lama waktu perebusan
peralatan didalam buku khusus.
• Biarkan peralatan kering dengan cara
diangin-anginkan sebelum digunakan
atau disimpan (jika peralatan dalam
keadaan lembab maka tingkat
pencapaian desinfeksi tingkat tinggi
tidak terjaga).
• Setelah peralatan kering gunakan
segera atau simpan dalam wadah
desinfeksi tingkat tinggi dan
berpenutup. Peralatan bisa disimpan
sampai satu minggu asalkan
penutupnya tidak dibuka.
B DTT SECARA KIMIA

1
Stikes Dian Husada

1. Setelah dilakukan dekontaminasi, cuci dan


bilas, keringkan dengan seksama semua
2 peralatan.
Rendam semua peralatan menggunakan larutan
desinfeksi tinggi (pastikan peralatan terendam
3 seluruhnya dalam larutan kimia).
4 Rendam selama 20 mcnit.
Catat lama waktu peralatan direndam dalam
5 larutan kimia di buku khusus.
Bilas peralatan dengan air matang dan angin-
anginkan sampai
6 kering di wadah DTT yang berpenutup
Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan
7 segera atau disimpan dalam wadah DTT yang
berpenutup rapat.
Untuk menyiapkan wadah DTT, direbus bila kecil
atau isi dengan larutan klorin 0,5°% dan biarkan
selama 20 menit.
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................
1
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

1
Stikes Dian Husada

Proses Dekontaminasi Pembersihan Sterilisasi Disinfeksi


adalah langkah menghilangkan menghancurk tingkat tinggi
pertama dalam darah, duh an semua menghancurka
menangani benda tubuh dan mikro n semua virus
yang sudah kotoran yang organism bakteri parasit,
dipakai; tampak termasuk fungi dan
mengurangi endospora beberapa
resiko HBV dan endospora
HIV/AIDS

DISINFEKSI
Instrumen /
DEKONTAMINASI PEMBERSIHAN STERILISASI TINGKAT
benda
TINGGI

Ambu Seka permukaan Cuci dengan Tidak perlu Tidak perlu


bag/masker yang terekspos sabun dan air,
muka resusitasi dengan kasa yang bilas dengan air
kardiopulmoner direndam dalam bersih,
60 – 90% alcohol keringkan
atau klorin 0,5%, diudara atau
bilas segera dengan handuk

AKDR dan Tidak perlu Tidak perlu Tidak Tidak


inserternya dianjurkan, dianjurkan

2
Stikes Dian Husada

kebanyakan
AKDR
dimasukkan
dalam
kantong
streril, buang
kalau
kantongnya
berlubang

Alas kaki Seka dengan Cuci dengan Tidak perlu Tidak perlu
klorin 0,5% bilas sabun dan air,
dengan air bersih bilas dengan air
bersih,
keringkan

Apron (plastic / Seka dengan Cuci dengan Tidak perlu Tidak perlu
karet klorin 0,5% bilas sabun dan air,
dengan air bersih bilas dengan air
bersih,
keringkan

3
Stikes Dian Husada

Bola isap Rendam dengan Cuci dengan Tidak perlu Tidak perlu
larutan klorin sabun dan air,
0,5% selama 10 bilas dengan air
menit sebelum bersih,
dibersihkan. Bilas keringkan
atau cuci segera diudara atau
dengan handuk

Diafragma atau Rendam dengan Cuci dengan


fitting rings larutan klorin sabun dan air,
(digunakan 0,5% selama 10 bilas dengan air
untuk ukuran menit sebelum bersih,
pasien) dibersihkan. Bilas keringkan
atau cuci segera diudara atau
dengan handuk

Forsep transfer Rendam dengan Cuci dengan


dan tempatnya larutan klorin menggunakan
0,5% selama 10 sikat, cuci
menit sebelum dengan sabun
dibersihkan. Bilas dan air, bilas
atau cuci segera dengan air
bersih, kl sudah
di sterilisasi,
4
Stikes Dian Husada

keringkan
diudara atau
dengan handuk

Gaun bedah, Tidak perlu (staf Cuci dengan


kain penutup londri harus sabun dan air.
linen dan memakai gaun Bilas dengan
pembungkus pelindung, sarung air bersih,
tangan, dan kaca keringkan
mata sewaktu dengan udara
menangani linen atau mesin
kotor) pengering

Instrument Rendam dengan Cuci dengan


bedah larutan klorin menggunakan
0,5% selama 10 sikat, cuci
menit sebelum dengan sabun
dibersihkan. Bilas dan air, bilas
atau cuci segera dengan air
bersih, kl sudah
di sterilisasi,
keringkan
diudara atau

5
Stikes Dian Husada

dengan handuk

Jarum suntik Isi jarum dan Buka


dan semprit semprit yang pasangannya,
(gelas plastic) terpasang dengan kemudian cuci
klorin 0,5%. Bilas dengan sabun
3 kali dan apakah dan air. Bilas
dibuang jarumnya dengan air
atau rendam bersih,
selama 10 menit keringkan
sebelum sempritnya di
pembersihan. udara atau
Bilas dengan dengan handuk
menyemprot 3 (hanya jarum
kali dengan air dikeringkan di
bersih udara)

Kanula AVM Rendam dengan Cuci dengan


(plastic) larutan klorin sabun dan air,
0,5% selama 10 lepaskan
menit sebelum semua partikel
dibersihkan. Bilas
atau cuci segera

6
Stikes Dian Husada

Kap tekanan Jika Jika kotor cuci


darah terkontaminasi dengan sabun,
dengan darah bilas dengan air
atau duh tubuh, bersih,
seka dengan kain keringkan
yang dibasahi
klorin 0,5%

Kateter isap Rendam dengan Cuci dengan


(karet / plastik) larutan klorin sabun dan air.
0,5% selama 10 Bilas 3 kali
menit sebelum dengan air
dibersihkan. Bilas bersih (luar dan
atau cuci segera dalam)

Kateter urin Rendam dengan Dengan


karet dan logam larutan klorin menggunakan
yang lurus 0,5% selama 10 sikat cuci
menit sebelum dengan sabun
dibersihkan. Bilas dan air. Bilas 3
atau cuci segera kali dengan air
bersih (luar dan
dalam)

7
Stikes Dian Husada

Laparoskop Seka permukaan Lepaskan satu


yang terekspos persatu,
dengan kasa yang kemudian
dicelupkan dalam menggunakan
60 – 90% alkohol sikat cuci
atau klorin 0,5%, dengan sabun
bilas segera dan air. Bilas
dengan air
bersih,
keringkan
dengan handuk

Meja periksa Bilas dengan Cuci dengan


atau bedah atau larutan klorin sabun dan air
permukaan area 0,5% kalau materi
yang luas organic masih
(kereta dan ada setelah
usungan) dekontaminasi

PPD (kap, Tidak perlu (staf Cuci dengan


masker, baju londri harus sabun dan air.
operasi) memakai gaun Bilas dengan
pelindung, sarung air bersih,
tangan, dan kaca keringkan
8
Stikes Dian Husada

mata sewaktu dengan udara


menangani linen atau mesin
kotor) pengering

Saluran udara Rendam dengan Cuci dengan


plastik larutan klorin sabun dan air,
0,5% selama 10 bilas dengan air
menit sebelum bersih,
dibersihkan. Bilas keringkan
atau cuci segera diudara atau
dengan handuk

Sarung tangan Rendam dengan Cuci dengan


bedah larutan klorin sabun dan air,
0,5% selama 10 bilas dengan air
menit sebelum bersih, lihat
dibersihkan. Bilas apakah
atau cuci segera berlubang

Slang ventilator Tidak perlu Cuci dengan


atau sirkuit menggunakan
sikat, cuci
dengan sabun
dan air, bilas

9
Stikes Dian Husada

dengan air
bersih,

Stetoskop Seka permukaan Bila kotor, cuci


yang terekspos dengan sabun
dengan kasa yang dan air, bilas
direndam dalam dengan air
60 – 90% alcohol bersih,
keringkan

Tempat Rendam dengan Cuci dengan


penyimpanan larutan klorin sabun dan air,
instrument 0,5% selama 10 bilas dengan air
menit sebelum bersih,
dibersihkan. Bilas keringkan
atau cuci segera diudara atau
dengan handuk

Tempat muntah Tidak perlu Dengan sikat,


bedpan / urinal cuci dengan
desinfektan,
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih

10
Stikes Dian Husada

Thermometer Tudak perlu Seka dengan


gelas larutan
desinfektan,
bilas dengan air
bersih,
keringkan

Catatan:
1. Jika tidak dibungkus gunakan segera, bila dibungkus proses ulang jika bungkusnya
rusak atau terkontaminasi
2. Kertas atau plastik letakkan ditempat pembuangan yang tahan kotor atau kantong
plastik untuk dibuang
3. Jika sterilisasi (panas kering atau otoklaf) tidak ada barang barang ini dapat
didesinfeksi tingkat tinggi dengan didihkan, diuapkan, atau direndam dalam
desinfektan kimia
4. Hindarkan paparan berkepanjangan dengan larutan clorin, untuk mengurangi korosi
(karatan) dari instrumen dan kerusakan produk karet dan kain
5. Instrumen yang tajam jangan disterilisasi pada suhu diatas 160oC untuk mencegah
penumpulan

11
Stikes Dian Husada

PENGKAJIAN FISIK
Pada Kesehatan Fungsional menurut Gordon :
1. Pola Persepsi kcsehatan - Pemeliharaaan Kesehta
2. Pola Nutrisi Metabolisme
3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktifitas-Latihan
5. Pola Istirahat – Tidur
6. Pola Kognitif-Persepsi
7. Pola Konsep diri - Persepsi diri
8. Pola hubungan – Peran
9. Pola Seksual – Reproduksi
10.Pola Penanganan masalah - Stress - Toleransi
11.Pola Keyakinan - Nilai - nilai

Untuk membantu pasien dalam mengutarakan maslah /


keluhannya secara lengkap, maka perawat dianjurkan
menggunakan analisa simptom PQRST
P : Provokatif atau Paliatif
Q : Qualitas atau Kuantitas
R : Regional / Area radiasi
S : Skala Keparahan
T : Timing ( Waktu )

Wawancara riwayat kesehatan meliputi lima bidantg utama


yaitu data biografi, pola sehat - sakit, Permeliharaan kesehatan, Pola
hubungan Peran dan suatu ringkasan data riwayat keperawatan
TEKNIS DAN PERSIAPAN PENGKAJIAN
ADA 4 YA1TU :
1. INSPEKSI
2. PALPASI
3. PERKUSI
4. AUSKULTASI

INSPEKSI
lnspeksi Merupakan proses obserfasi dengan menggunakan mata.
Adapun langkah kerja inspeksi adalah :

12
Stikes Dian Husada

1. atur pencahayaan yang cukup sebelu m melakukan inspeksi


2. Atur suhu dan suasana ruangan yang nyaman
3. Buka bagian yang diinspeksi dan yakinkan bahwa bagian
tersebut tidak tertutup baju selimut dan sebagainya
4. Bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inspeksi
5. Selalu jelaskah dalam menetapkan apa yang anda lihal
6. Perhatikan kesan pertama pasien yang meliputi perilaku,
ekspresi, penampilan umum pakaian, postur tubuh dan
gerakan dengan waktu yang cukup
7. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan
bagian sisi tubuh dengan sisi yang lain

PALPASI
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.
metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri - ciri jaringan atau
organ. Palpasi biasanya dilakukan terakir setelah inspeksi, auskultasi
dan perkusi
Ada 2 jenis Palpasi yaitu :
1. Palpasi Dalam
2. Palpasi Ringan
Palpasi Rangan banyak digunakan dalam pengkajian
Palpasi Dalam dikerjakaanuntuk merasakan isi Abdomen
Cara Kerja Palpasi :
1. Pastikan bahwa area, yang akan di palpasi benar - benar
nampak ( tidak tertutup selimut, baju dan lain - lain )
2. Cuci tangan sampai bersih dan keringkan
3. Beritahu pasien tentang apa yang akan dikerjakan
4. Secara prinsip palpasi dapat dikerjakan dengan semua jari,
tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih sensitif
5. Untuk menterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari
2,3 dan 4 secara bersamaan Untuk Palpasi abdomen gunakan
telapak tangan dan beri tekanan dengan jari - jari secara
ringan
6. Bila perlu lakukan palapasi dengan dua tangan
7. Perhatikan dengan seksama muka pasien selama palpasi
untuk mengetahui adanya nyeri tekan
8. Lakukan palpasi secar sistematis dan uraian ciri - ciri

13
Stikes Dian Husada

tentang ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaannya

PERKUSI
Adalah : Metode pemeriksaan dangan cara mangetuk,
Tujuan : Untuk menentukan batas - batas organ atau bagian tubuh
dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan yang diberikan ke bawah jaringan

Cara Kerja Perkusi :


1. Buka / lepas pakaian pasien sesuai yang diperlukan
2. Luruskan jari tangah tangan kiri., tekan bagian ujung jari dan
letakkan dengan kuat pada permiksan yang diperkusi.
Upayakan jari - jari yang lain tidak menyentuh Permukaan,
karena akan mengaburkan auara Konsistenlah dalam
memberikan tekanan pada permukaan pada permukaannya
yang di Perkusi
3. Lenturkan jari tengah kanan ke atas dangan lengan bawah
relaks. Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan
4. Gerakkan pergelangan tangan dengan cepat, jelas dan relaks serta
ketukkan ujung jari tengah tangan kiri ( setelah batas kuku )
di mans tekanan yang mendesak pada permukaan yang
dipertusi paling besar
5. Segera angkat jari tengah tangan kanan untuk menghindari
vibrasi terendam
6. Pertahankan gerakan pads pergelangan tangg an Ticlak pada
jari, siku atau pundak

AUSKULTASI
Merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran untuk mendengarkan bunyi
jantung, paru - paru, bunyi usus serta untuk mendengarkan tekanan
darah dan denyut nadi
Cara Kerja dengan menggunakan stetoskop adalah sebagai berikut
:
1. Lakukan pengkajian dalam ruangan yang tenang dan nyaman
2. Pasang bagian telinga ( ear piece ) di telinga

14
Stikes Dian Husada

3. Pastikan stetoskop benar - benar terpasang tepat di telinga dan


tidak menimbulkan rasa sakit
4. Pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar dengan ear Piece
benar - banar tepat
5. Pilih bagian diafragma atau bel tergantung pada apa yang akan
didengar

TINGKATAN KESADARAN
Kesadaran Tanda - Tanda
Kompos Mentis Sadar penuh, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilinnya
Apatis Keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan kehidupan sekitarnya,
sikapnya acuh - takacuh
Somnolen Keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat
dibangunkan dengan rangsangan nyeri, akan
tetapi jatuh tidur lagi
Delinium Keadaan kacau motorik yang sangat,
memberontak, berteriak-teriak dan tidak
sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu
Soopor / Keadaan kesadaranyang menyerupai koma
Semikoma reaksi hanya
Dapat ditimbulkan dengan rangsan nyeri
koma Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali
dan tidak dapat dibangunkan dengan ranpsang
apapun

PENGKAJIAN KULIT, RAMBUT DAN KUKU

INSPEKSI DAN PALPASI


1. Inspeksi kulit mengenai warna, jaringan parut, lesi dan
kondisi vaskularisasi supervisial
2. Palpasi kulit untuk mengetahui suhu kulit, tekstur ( halus,
kasar ), mobilitas / turgor dan adanya lesi
3. Inspeksi dan palpasi kuku dan catat mengenai warna, bentuk
dan setiap ada ketidak normalan / lesi
15
Stikes Dian Husada

4. Inspeksi dan palpasi rambut dan perhatikan jumlah, distribusi


dan teksturnya

Variasi warna kulit


1. Coklat : Deposisi melanin, Deposisi melanin hemosiderin
2. Biru ( sianosis) Akibat hipoksia
3. Biru kemerah - merahan : Kombinasi akibat jumlah total
hemoglobin meningkat, polisitemia
4. Merah : Demam, Alkohol, Peradangan Iokal, lingkungan
yang dingin
5. Kuning ( Ikterik ) : Kadar bilirubin meningkat
6. Warna Berkurang : Penurunan kadar melanin ( Albinisme ),
Kehilangan melanin ( Vitiligo ) Tinea Versikolor ( Infeksi
jamur yang umum )
Bates, A. Guide To Physical Examination and History Taking. Fifth
Edition, JB, Lippiacott, New York, 1991

PENGKAJIAN KEPALA DAN LEHER

KEPALA
Mengetahui bentuk dan fungsi kepala, pengkajian diawali dengan inspeksi
kemudian palpasi
1. Atur pasien dalam posisi duduk atau berdiri tergantung kondisi
pasien
2. Bila pasien memakai kacamata, anjurkan untuk
melepaskannya
3. Lakukan inspeksi yaitu dengan memperhatikan kesimetrisan
muka, tengkorak, warna dan distribusi rambut serta kulit kepala,
Muka Normalnya simetris antara kanan dan kiri. Ketidak
simetrisan muka dapat merupakan suatu petunjuk adanya
kelumpuhan / parasa, saraf ketujuh. Bentuk tengkorak yang
normal adalah simetris dengan bagian frontal
4. Distribusi rambut sangat bervariatif pada setiap orang dan kulit
kepala normalnya tidak mengalami peradangan , tumor maupun
bekas luka / sikatrik

MATA

16
Stikes Dian Husada

Dalam Inspeksi, bagian - bagian mata yang perlu diamati adalah


bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera dan pupil
1. Amati bola mata terhadap adanya protrusis, gerakan mata, medan
penglihatan dan visus.
2. Amati kelopak mata , perhatikan terhadap bentuk dan setiap
ada kelainan dengan cara sebagai berikut
a. Anjurkan pasien melihat ke depan
b. bandingkan mata kanan dan kiri
c. Anjurkan pasien menutup kedua mata
d. Amati Bentuk dan keadaan kulit pada kelopak mata , serta
pada bagian pinggir kelopak mata
e. Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata
f. Perhatikan keluasan mata dapat membuka dan catat bila ada
dropping kelopak mata atau sewaktu waktu membuka ( Ptosis
)
3. Amati konjungtiva dan Skler
4. Amati warna iris serta ukinan dan bentuk pupil, kemudian
lanjutkan dengan mengevaluasi reaksi pupil terdap cahaya.
Normalnya bentuk pupil sama besar ( Isokor), pupil yang
mengecil tersebut Miosis, Amat kecil disebitt Pin Poin, sedangkan
pupil yang melebar / dilatasi disebut Midriasis
lnspeksi gerakan mata dan inspeksi Medan Penglikatan
Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 43
Pemeriksaan Visus ( Ketajaman Penglihatan )
1. Siapkan kartu snellen / kartu yang lain untuk pasien dewasa
atau kartu gambar untuk anak - anak
2. Atur Kursi tempat duduk pasien dengan jarak 5 stau 6 cm dari
kartu snellen
3. Atur pencahayaan
4. Beritahu pasien untuk menutup mata kiri dengan satu tangan
5. Pemeriksaan mata kanan dengan cara pasien disuruh membaca
mulai huruf yang paling besar menuju huruf yang kecil dan
catat tulisan terakhir yang masih dapat dibaca oleh pasien
6. Selanjutnnya pemeriksaan mata kiri

PALPASI
Untuk mengetahui tekanan bola mata dan untuk mengdari adanya

17
Stikes Dian Husada

nyeri ) tekan secara Icbih teliti diperlukan alat Tonometer


a. Beritahu pasien untuk duduk
b. Anjurkan pasien untuk memejamkan mata
c. Lakukan palpasi pada kedua mata. Bila tekanan bola mata
tinggi maka mata teraba keras

TELINGA
Pengkajian secara umum bertujuan untuk mengetahi keadaan
telinga luar, saluran telinga, gendang telinga / membran timpani
dan pendengaran Alat - alat yang periu disiapkan dalam pengkajian
telinga antara lain otoskop, Garputala, dan arloji
Inspeksi dan Palpasi
Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 50 - 51
Cara Membuka lubang telinga
1. Pada Anak - anak tetap datam posisi normal
2. Pada orang dewasa Ditarik ke atas

Pcmcriksaan Pendengaran
1. Dengan arloji
2. Dengan suara bisikan ( sederhana )
3. Garputala
4. Test Audiometri ( oleh Spesaialis )

Pemeriksaan garputala ada 2 teknik :


a. Pemeriksaan Rinne ( Garputala diletakkan pada mastoid
kiri)
Gunakan untuk membandingkan antara konduksi udara
dengan konduksi tulang
b. Pemeriksaan weber ( Garputala diletakkan di puncak
kepala pasien )
Digunakan untuk mengetahui lateralisasi fibrasi ( getaran,
yang dirasakan baik oleh kanan maupun kiri )

Hidung dan sinus - sinus

Mulut dan Paring

18
Stikes Dian Husada

Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 68


PENGKAJIAN DADA DAN PARU - PARU

Ciri - Ciri Bunyi Nafas


Nada
Durasi bunyi Intensitas
Bunyi bunyi
inspirasi bunyi Lokasi
Nafas Ekspiras
dan ekspirasi ekspirasi
i
Vesikulcr Inspirasi > Renda Lembut Sebagian area
Ekspirasi h paru
- paru kanan
dan
kiri ,
Bronko- (aspirasi = Sedang Sedang Sering pada
Vesikuler Ekspirasi spasium
intercostalis ke
-1
dan ke-2 bagian
dan di antara
skapula
Bronkeal Ekspirasi > tinggi Keras Di atas mal
lnspirasi mutrisi
Trakeal Inspirasi = Sangat Sangat Di alas trakea
Ekspirasi tiggi Keras pada leher

Tindakan Gradasi Kekuatan Otot


Skal Kekuatan Ciri – ciri
a normal %
0 0 Paralisis total
1 10 Tidak ada gerakan, teraba / terlihat
adanya kontraksi otot
2 25 Gerakan otot penuh menentang gravitasi,
dengan sokongan
3 50 Gerakan normal menentang gravitasi
4 75 Gerakan normal penuh menentang
gravitasi dengan sedikit penahanan
5 100 Gerakan normal penuh menentang
19
Stikes Dian Husada

gravitasi dengan sedikit penahanan penuh

Skala Koma Glasgow ( GCS )


Parameter responden Nilai
Mata Membuka secara spontan 4
Terhadap suara 3
Terhadap nyeri 2
Tidak terespon 1
Respon verbal Orientasi baik 5
Bingung 4
Kata – kata tidak jelas 3
Bunyi tidak jelas 1
Respon motorik / Mengikuti perintah 6
gerak Gerakan local 5
Fleksi, menarik 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tidak ada 1
Nilai maksimal 15, minimal 3
Pergerakan
1. Pergerakan otot - otot ekstraokuler di atur oleh saraf kranial III,
IV dan VI
2. Saraf kranial yang terlibat dalam aktifitas lngesti ( Menggigit
dan menelan ) yaitu saraf V, VII, IX, X dan XII
3. Aktifitas Motoric bicara dipeng,aruhi oleh kenormalan saraf
kranial VII, IX, X dan XII

20
Stikes Dian Husada

FORMAT
PEMERIKSAAN FISIK
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Menyapa klien dengan ramah
2 Meminta klien mengosongkan kandung kemih
3 ( k/p )
4 Merninta klien mengganti baju dengan skort (
5 klp )
6 Mengatur sikap klien dalam keadaan nyaman
7 Memberitahu klien tentang prosedur
permintaan
8 Mencuci tangan
Mendekatkan peralatan dan memeriksa
kembali kelengkapan alat dan bahan
Pemeriksaan sistematis dari kepala s/d ujung
kaki ( inspeksi palpasi, auskultasi, perkusi )
a Penampilan umum
 Keadaan umum
 Wajah
 Penafsiran umum
 Bentuk badan
 Cara berbaring, bergerak
 Cara bicara
 Pakaian, kerapian, kehersihan badan

b. Kulit, rarnbut dan kuku


 insneksi :
warna kulit,
akar, lesi,
banyaknya
rambut, warna
kuku, bentuk
kuku
 palpasi : suhu,
kelembaban,
21
Stikes Dian Husada

tekstur, turgor,
edema

c. Kepala
 inspeksi :
kesimetris
an muka,
tengkorak,
rambut,
kulit
kepala
 palpasi :
kulit
kepala,
deformitas

d. Mata
 inspeksi :
bentuk bola
mata, kelopak,
konjungtiva,
sidera, konim
iris, pupil ka /
ki, lensa,
gerakan,
medan
Penglihatan,
visus .
 palpasi :
tekanan bola
main

e. Telinga
○ inspeksi : daun
telinga, liang,
membran
tympani

22
Stikes Dian Husada

○ palpasi : nyeri
tekan tragus,
kartilago uji
pendengaran

f. Hidung dan sinus - sinus


○ inspeksi :
badan luar,
bagian dalam,
ingus,
perdarahan,
penyumbat
○ palpasi :
septum, sinus

g. Mulut
• inspeksi : bibir, gigi, gusi, lidah, selaput
lendir, faring usula tonsil
• Palpasi : pipi palatum, dasar mulut,
lidah
• Perkusi gigi
• Bau mulut

h. leher
• Inspeksi : bentuk, warna kulit,
bengkak tumor, gerakan
• Palpasi : kelenjar linfe, kelenjar
tiroid, trakhea

i. Pembulub darah
• inspeksi : a. temporalis, a karotis, a.
brachialis, a radialis, a. femoralis a
9 popliteal, a tibialis post, a. dorsalis
1 pedis
0
1 j. Dada
1 • inspeksi : bentuk retraksi, kulit,

23
Stikes Dian Husada

buah dada, dll

k Paru - paru
• inspeksi ka / ki, palpasi ka / ki,
Perkusi ka-/ ki,
auskultasi ka / ki
l. Jantung
inspeksi, palpasi, auskufiasi, perkusi

m. Perut
○ inspeksi :
bentuk.,
retraksi,
simetris,
kontur
permukaan.,
penonjolan
○ auskultasi :
bunyi usus,
bising arteri,
bising vena, dIl
○ palpasi :
ringan, dalam,
hepar, lien,
ginjal,
kandung
kemih, dll

n. Anus & rektum


• inspcksi dan palpasi ( RT : rectal
toucher )

o. Alat kelamin
• inspeksi : ( Luar & dalam ) .
• palpasi ( VT }

24
Stikes Dian Husada

p. Muskuloskletal
• Qtot :
Inspeksi : ukuran, kontraktur, kontraksi,
kekuatan
• Tulang :
Inspiksi : susunan tulang, deformitas,
pembengkakan Persendian, kaku,
ROM, dll
Palpasi : nyeri tekan, bengkak, krepitasi
q. Neurologi
• kesadaran, mentasi, gerakan, sensasi, regulasi
integrasi, pola pemecahan masalah /
penyesuaian diri
Kesimpulan
Mencatat hasil pengkajian
Mencuci tangan

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................
25
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

26
Stikes Dian Husada

OBSERVASI TANDA - TANDA VITAL


Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan observasi tanda - tanda vital

Tujuan khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :.
1. Menyebutkan pengertian dan tanda - tanda vital
2. Menyebutkan suhu normal rata - rata di berbagai bagian tubuh
3. Menyebutkan tempat untuk pengukuran suhu
4. Menyebutkan kecepatan denyut nadi yang normal
5. Menyebutkan tempat untuk mengukur denyut nadi
6. Menyebutkan kecepatan pernafasan yang normal
7. Melakukan observasi tanda - tanda vital
Perubahan fungsi tubuh seringkali tercermin pada suhu tubuh,
denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. Setiap perubahan yang
berbeda dengan keadaan normal dianggap sebagai indikasi yang
penting mengenai keadaan kesehatan seseorang. Karena itu ke
empat komponen ini disebut tanda - tanda vital ( Potter &
Perry 1997 ).
Pemeriksaan tanda - tanda vital merupakan cara yang cepat
dan efisien dalam memantau kondisi klien atau mengidentifikasi
masalah, dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang
diberikan. Pemeriksaan merupakan bagian dari proses penerimaan
pasien. Data ini membemrikan sebagian keterangan pokok yang
memungkinkan disusunnya rencana perawatan. Selanjutnya
pengambilan tanda - tanda vital ini dilakukan dengan jarak waktu,
pengambilan tergantung pada keadaan umum atau kebutuhan klien.
Palpasi dan auskultasi merupakan metode pokok yang digunakan untuk
mengetahui tanda - tanda vital.

SUHU TUBUH
Suhu tubuh rata - rata untuk orang dewasa adalah : suhu oral 3 7
C ; suhu rectal 37,5 C; dan suhu aksilla 36,7 C ( Potter & Perry 1997 ).
Pusat pengaturan ,suhu tuhuh ada di hipotalamus dalam SSP yang
terletak di bawah otak. Organ ini memainkan peranan penting sebagai
27
Stikes Dian Husada

pengatur panas. Hipotalamus mempunyai dua, hipotalamus bagian


depan untuk mengatur pembuangan panas; dan hipotamus bagian
belakang mengatur upaya penyimpanan panas. Pusat tersebut
menjaga agar suhu tetap birkisar 37 C dengan mempertahankan
keseimbangan ,rata – rata panas yang hilang dengan produksi
panas yang berasal dari metaholisme. Sedangkan mekanisme untuk
menjaga agar suhu tubuh tetap seimbang dilakukan dengan
melebarkan pembuluh darah / vasodilatasi dalam upaya
mengeluarkan panas dan menyempitnya pembuluh darah /
vasokontriksi dalam upaya menahan pan as.
Pireksia atau demam adalah terjadinya kenaikan suhu tubuh di
atas normal yang merupakan gejala umum penyakit. Naiknya suhu
tubuh membantu tubuh -nelawan penyakit / menghancurkan bakteri.
Hiperpireksia terjadi jika suhu lebih 41C dan dalam keadaan ini sel –
sel otak dapat mengalami kerusakan dan jika suhu lebih dari 43C,
maka individu tidak dapat bertahan untuk hidup. Hipotermia adalah
kondisi sebaliknya dimana suhu berada dibawah rata – rata normal.
Kematian biasanya terjadi apabila suhu turun sampai dibawah 34C

M e n e n t u k a n t e m p at u n t u k m e n g u k u r s u h u
a. Suhu Oral / mulut merupakan suhu inti tubuh. Menurut
Potter & Perry ( 1997 ) cara ini tidak dilakukan pada
klien yang menjalani bedah mulut, menggigil, riwayat
epilepsi, pingsan, bernafas dengan mulut, klien dengan
terapi oksigen, klien yang baru makan/minum ( tunggu 30
menit untuk memberikan waktu pada jaringan untuk
kembali pada suhu normal) Pengukuran pada tempat ini
juga tidak dilakukan pada bayi dan balita.
b. Suhu rektal : Lebih akurat dari suhu mulut. Tidak dilakukan
pada bayi baru lahir, klien diare, kanker anus atau klien
dengan sakit jantung,
c. Suhu aksla : Dilakukan jika pengambilan suhu mulut dan
rektal tidak mungkin dilakukan karena merupakan kontra
indikasi. Metode ini adalah metode yang paling tidak akurat
karena kondisi ketiak mudah dipengaruhi oleh suhu
lingkungan.

28
Stikes Dian Husada

NADI
Kecepatan denyut nadi yang normal bagi orang dewasa
adalah a n t a r a 5 0 - 100 kali permenit. Denyut nadi
merupakan dorongan alau ketukan yang diukibatkan
mengembangnya aorta yang menghasilkun gelombang,pada
dinding aorta
Ada banyak sebab terjadinya perubahan kecepatan denyut
jantung. Kecepatan denyut bereaksi terhadap terhadap
rangsangan yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis dan
para simpatis. Beberapa hal yang mempengaruhi jumlah denyut
: Emosi, nyeri, aktivitas dan obat - obatan. Kecepatan denyut
nadi bertambah bila tekanan darah turun karena jantung
berusaha meningkatnya keluarnya darah. Kecepatan denyut >
100 kali pernienit disebut takikardia dan < 50 kali permenit
disebut bradikardia. Irama denyut nadi ada beberapa macam
yaitu : irama normal ( jika selang waktu antar denyut sama ), irama
tidak teratur (aritmia), pulsus intermitten (denyut yang mengalami
periode irama yang normal kemudian terganggu oleh periode
yang tidak teratur)
Tempat-tempat yang paling sering digunakan untuk
memeriksa denyut nadi adalah nadi radialis dipergelangan
tangan. Bagian-bagian tubuh yang lain dapat dijadikan tempat
mengukur nadi dapat dilihat digambar berikut ini :
a. Temporal---------------------- a.
Ularis
a. Radialis----------------
a. Bracialis------------------ --------------------a.
Kronis
---------------Aplikat

--------------a.
Femoralis

Popliteral ------------------

--------------a.
29
Stikes Dian Husada

PERNAFASAN
Menurut Potter & Perry ( 1997 ) bernafas adalah tindakan
mengambil oksigen oleh tubuh ( inspirasi ) dan tindakan
membuang karbondioksida dan dalam tubuh ( ekspirasi ). Secara
normal orang dewasa sehat bernafas kira - kira 18 - 20 kali per
menit, sementara bayi dan anak kecil bernafas lebih cepat
daripada orang dewasa.
Naiknya kecepatan bernafas disebut Potypnea. Jikasuhu
badan naik kecepatan bernafas bertambah karena tubuh
berusaha melepaskan diri dari
kelebihan panas. Setiap keadaan yang menyebabkan akumulasi
kekurangan C02 dalam darah mengakibatkan bertambahnya
kecepatan, kedalaman pernafasan Bernafas yang semakin
dalam disebut Hyperpnea. Secara normal bernafas dilakukan
secara otomatis dan tidak mengeluarkan suara, teratur, tenang
dan tanpa upaya khusus. Pernafasan yang sulit disebut Dyspnea
yang ditandai oleh pernapasan cuping hidung, wajah tegang dan
bernafas menggunakan otot - otot tambahan.

TEKANAN DARAH
Kerja jantung dapat dilihat melalul tekanan darah. Tekanan
darah terdiri atas tekanan Sistolik ( pembilang ) yaitu : Merupakan
tekanan tertinggi pada dinding uteri yang terjadi ketika bilik kiri jantung
menyemprotkan darah melalui katuh aorta yang terbuka ke dalam
aorta, dan tekanan Diastolik ( penyebut ) yaitu : tekanan yang
minimal terhadap dinding arteri pada setiap waktu Potter &
Perry, 1997 . Satuan tekanan darah adalah mmHg .
Faktor - faktor yang menentukan tekanan darah :tolakan
periferal, gerakan memompa jantung, volume darah, kekentalan
darah, elastisitas dinding pembuluh darah. Faktor - faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah pada orang yang
sehat ialah : usia, jenis kelamin, aktifitas dan emosi.
Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda. Oleh
karena itu kita perlu mengkaji tekanan darah yang normal pada
orang tertentu. Menurut Potter & Perry, seorang dewasa muda

30
Stikes Dian Husada

rata - rata tekanan darah normalnya adahh 120/80 nimlig, Jika


terjadi kenaikan atau penurunan sebesar 20 - 30 mmllg atau Iebih
maka perlu dikaji kembali apakah orang tersebut mempunyai
gangguan dalam sistem sirkulasi.

31
Stikes Dian Husada

FORMAT
OBSERVASI TANDA – TANDA VITAL

N KEGIATAN 1 2 3
o
A NADI
1. Berikan penjelasan kepada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi yang nyaman, duduk atau
berbaring dengan posisi tangan rileks
4. Letakkan ujung jari-jari tangan kecuali ibu jari
pada arteri / nadi yang akan di ukur, tekan
5. denagn lembut.
Hitung frekuensi nadi mulai hitungan nol ( 0 )
selama 30 detik ( kalikan 2 kali untuk
memperoleh frekuensi dalam 1 menit ). Jika
6. ritme naik tidak teratur, hitung selama satu
7. menit.
8. Cuci tangan
Catat pada catatan perawat dan kardeks
pasien
Catat pada catatan perawatan dan kardeks
pasien
B MENGUKUR TEKANAN DARAH
1. Berikan penjelasan pada klien
2. Siapkan alat tensimeter
3. Cuci tangan
4. Persiapan tindakan :
a. Paseien berbaring dengan posisi
supine
b. Lengan baju pasien di gulung.
c. Pasang manset
sphigmomanometer
• Manset dipasang setinggi letal
5. jantung
• Tepi bawah manset letakkan 2 – 3
cm di atas fossa cubiti.
32
Stikes Dian Husada

Pengukuran tekanan darah dengan cara


auskultasi
a. Naikkan tekanan dalam manset
sambil meraba arteri radialis
sampai denyutan hilang.
b. Tekanan di naikkan lagi kurang
lebih 30 mmHg
c. Letakkan stetoskop pada arteri
brachialis pada fossa cubiti
6. dengan cermat dan tentukan
tekanan sistolik.
d. Turunkan tekanan dalam manset
dengan kecepatan 4 mmHg /
detik sambil mendengar
hilangkan bunyi pembuluh yang
mengikuti 5 fase Korotkov.
Ulangi pengukuran 1 kali lagi dengan air raksa
dalam spigmomanometer di kembalikan pada
angka 0, lakukan tindakan seperti di atas.
C MENGUKUR RESPIRASI
1. Mencuci tangan
2. Hitunglah naik turunnya dad klien ( pernafasan
) sambil memegang arteri radialis dan
menekukkan ke dada pasien seperti pura –
pura menghitung denyut nadi ( mengupayakan
3. agar pasien tidak merasa di observasi ).
Hitunglah jumlah pernafasan ; jika teratur
4. selama 30 detik, jika tidak teratur selama 1
5. menit.
6. Cuci tangan
Catat hasil pengukuran pada catatan perawat
dan kardeks pasien
D MENGUKUR SUHU : AKSILA

33
Stikes Dian Husada

1. Menjelaskan prosedur pada klien


2. Mencuci tangan
3. Bersihkan termometer yang di ambil dari
larutan antiseptik, bersihkan / keringkan dari
ujung ke pangkal termometer, kemudian
turunkan air raksa sampai angka nol.
4. Siapkan posisi yang nyaman pada klien ;
duduk / supinasi dan membersihkan daerah
5. aksila.
Pasang termometer dari aksila dan baca
6. kenaikan air raksa.
7. Lepaskan termometer dari aksila selama 5 –
10 menit.
Turunkan air raksa pada termometer sampai
8. batas normal dan kemudian mengelap dari
pangkal ke ujung, lalu rendamkan kembali ke
larutan antiseptik.
Catat hasil pengukuran pada catatan perawat
dan kardeks pasien

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

34
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

35
Stikes Dian Husada

PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI


PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN
Sebelum proses pembedahan kulit dipersiapkan untuk
meminimalkan jumlah mikroorganisme residen yang dapat masuk
ke luka operasi. Persiapan kulit secara rutin memerlukan
pembersihan menyeluruh dengan scrub atau pancuran. Penjepitan
atau pencukuran rambut juga dilakukan untuk menghilangkan
rambut tubuh yang menjadi tempat mikroorganisme dan
menghambat pandangan lapangan pembedahan
CDC ( Central For Disease Control and Prevention )
menganjurkan menghindari penghilangan atau, bila perlu, mencukur
hanya segera sebelum operasi ( Garner, 1996, CDC, 1999 ).
Pembuangan rambut dapat mencederai kulit, khususnya tempat
pertumbuhan bakteri. Makin lama periode antara pencukuran dan
pembedahan, makiri besar potensial untuk pertumbuhan bakteri.

PERSIAPAN ALAT :
1. Alat potong elektrik
2. Gunting
3. Handuk
4. Baskom dengan air
5. Bola kapas, aplikator, dan larutan antiseptik ( opsional )
6. Lampu portable
7. Selimut mandi
8. Sarung tangan steril (hand scoon steril / sekali pakai)

36
Stikes Dian Husada

A dan B, area yg gelap menunjukkan area perkiraan penghilangan


rambut pra operasi
( Dari Peterson VM: Just the Facts: a Pocket guide to basic
nursing, ed 2, St.Louis, 1998,Mosby)

37
Stikes Dian Husada

38
Stikes Dian Husada

FORMAT
PERAWATAN PRE - OPERASI

N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Ikuti Protokol Standart
2 Inspeksi kondisi umum kulit. Bila ada luka,
iritasi, atau tanda infeksi, pencukuran tidak
3 harus dilakukan
Tinjau kembali program dokter untuk area
4 yang dipotong.
5 Tinggikan tempat tidur pada posisi tinggi
Posisikan klien secara nyaman dengan tempat
pembedahan yang dapat di akses, kemudian
kenakan sarung tangan sekali pakai.
6 Pencukuran rambut dan persiapan kulit
memerlukan beberapa menit
Dengan lembut, keringkan area yang diklip
7 pakai handuk. Bila krim pencabut rambut
digunakan, berikan pada area tersebut
8 dengan cukup
Tunggu beberapa menit yang diperlukan dan
kemudian bersihkan krimnya
Jika pencukuran dilakukan, tahan pencukur
9 pada tangan dominan, kira - kira 1 cm di atas
1 kulit, dan potong searah tumbuhnya rambut.
0 Jepit area yang kecil pada saat yang sama
Dengan Iembut, sikat potongan rambut pakai
handuk
Ketika area yang di klip merupakan
permukaan cekung ( Misalkan
1 umbilikus atau lipat paha ) bersihkan
1 cekungan dengan aplikator berujung kapas
1 atau bola kapas yang di rendam dalam
2 larutan antiseptik, kemudin keringkan
Beritahu pasien bahwa prosedur selesai
1 Bersihkan dan buang peralatan sesuai

39
Stikes Dian Husada

3 protap dan buang sarung tangan


Lihat kondisi klien setelah penyelesaian
1 pembuangan rambut
4 Catat prosedur, area yang diklip atau dicukur,
dan kondisi klien sebelum dam setelah
prosedur dalam catatan perawat
1 Lengkapi Akhir Protokol
5
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

40
Stikes Dian Husada

MENDEMONSTRASIKAN LATIHAN PASCA OPERASI


Cara menyiapkan klien untuk pembedahan dapat
memberikan pengaruh positif pada pemulihannya. Pada instruksi
yang direncanakan dengan baik, klien dapat belajar bagaimana
batuk, nafas panjang dengan teratur, ambulasi dan melakukan
aktifitas sehari - hari dini setelah pembedahan.
Sedikit manuver sederhana - pernafasan diafragmatik, batuk,
membalik, dan latihan kaki - membantu mencegah komplikasi
pernafasan dan sirkulasi yang dapat menyebabkan klien tinggal
inaktif pasca operasi. Latihan penting untuk klien yang mengalami
anastesi umum. Penyuluhan pra - operasi terstruktur dapat
mempengaruihi faktor pasca - operasi seperti :
1. Fungsi ventilasi : perbaikan kemampuan batuk dan
nafas panjang
2. Kapasitas fungsi fisik : Perbaikan kemampuian ambulasi dan
melakukan
aktifitas dini
3. Perasaan Sejahtera : Penurunan ansietas
4. Lama Tinggal di Rumah Sakit : Penurunan Lama Tinggal
Bila direncanakan latihan pasca opernsi, penting untuk
mengetahui resiko komplikasi klien :
1. Perokok Klinik
2. Riwayat pernafasan dan Insisi bedah yang nyeri dapat
menyertai gangguan kapasitas ventilasi klien.
3. Demikian juga riwayat penyakit vaskular perifer atau
immobilisasi kuat daripenggunaan gips atau traksi dapat
meningkatkan resiko perfusi jaringan buruk
4. Membantu Klien Belajar bagaimana berpartisipasi secara
aktif dalam pemulihan
pasca operasi
5. Memberi perencanaan pencegahan dan perawatan yang
efektif
6. Demonstrasi latihan pasca operasi memerlukan
pengetahuan dan pembuatan kepeutusan untuk perawat
profesional dan tidak boleh didelegsikan pada personel
asisten

41
Stikes Dian Husada

PERSIAPAN ALAT :
1. Bantal
2. Spirometer insentif
3. Stocking elastis atau manset kompresi pneumatik

42
Stikes Dian Husada

FORMAT
PERAWATAN PASCA OPERASI

No KEGIATAN 1 2 3
Pernafasan Diafragmatik :
Demonstrasikan langkah berikut pada klien :
a. Bantu klien pada posisi nyaman semi
- fowler atau fowler tinggi dengan lutut
fleksi. Tunjukkan langkah berikut,
kemudian klien
mengulangidemonstrasi anda :
• Duduk atau berdiri tegak,
tempatkan telapak tangan
anda sepanjang batas
bawah, kurva iga anterior
anda, minta klien bernafas
panjang dan lambat melalui
hidung, hindari hiperventilasi
• Beri perhatian pada gerakan
ke bawah normal dari
diafragma anda selama
inspirasi. Organ abdominal
menurun, dan toraks meluas
dengan perlahan
• Hindari menggunakan dada
dan bahu anda ketika inhalasi
• Ambil Nafas panjang dan pada
hitungan 3
hembuskan melalui mulut dengan
perlahan
Ulangi latihan 3 sampai 5 kali
a. Minta klien mempraktikkan latihan

Spirometri Insentif
a. Berikan posisi semi fowler atau
fowler tinggi
b. Tempatkan bagian mulut pada

43
Stikes Dian Husada

mulut sehingga bibir benar - benar


menutup bagian mulut
c. Klien menarik nafas dengan
perlahan untuk mempertankan
aliran konstan melalui bagian
mulut. Bila inspirasi maksimal
dicapai klien menahan nafas
selama 2 sampai 3 detik dan
kemudian mengeluarkan dengan
perlahan. Jumlah pernafasan tidak
harus lebih dari 10 sampai 12 per
menit
d. Klien bernafas dengan normal
selama periode pendek
e. Klien menglangi gerakan. Beritahu
klien tentang petingnya tindakan
spirometer insentif setiap 2 jam
saat bangun selma periode pasca
operasi

Pengontrolan Batuk
a. Jelaskan pentingnya
mempertahankan posisi tegak di
tempat tidur atau dui samping
tempat tidur
b. Tunjukkan batuk dengan mengambil 2
atau 3 nafas pendek
c. Inhalasi dalam, tahan nafas anda pada
hitungan ke 3, dan batuk sekali dan
kemudian batuk lagi
d. Waspadai klien terhadap hanya
membersihkan tenggorok daripada
batuk dengan dalam
e. Bila Insisi pembedahan di dada atau
area abdomen, tempatkan satu tangan
di atas area insisi dan tangan yang lain
di atas tangan pertama, selama inhalasi

44
Stikes Dian Husada

dan batuk, tekan dengan perlahan pada


area tersebut untuk membelat insisi (
satu bantal di atas insisi adalah
opsional )

f. Biarkan klien mempraktikkan batuk


dengan pembelatan setiap 2 jam ketika
terjaga selama periode pasca operasi
g. Instruksikan klien untuk memeriksa
sputum terhadap konsistensi, bau,
jumlah, dan warna

Membalik
Catatan : Tindakan ini untuk membalik klien
ke kiri
A. Instruksikan klien untuk
melakukan posisi terlentang
pada setengah kanan tempt
tidur ( tempat tidur harus
dipasang pagar di kedua
sisinya )
B. Tempatkan tangan kiri klien
di atas area insisi untuk
membelat
C. Minta Klien lurus dan fleksi

45
Stikes Dian Husada

lutut kanan dan di atas kaki kiri

A. Penggunaan bantal dan posisi untuk


meningkatkan kenyamanan klien
B. Perawat menggunakan bantal
untuk Menyokong insisi abdomen
d. Pegang pagar tempat pada sisi kiri
tempat tidur dengan tangan
kanannya, klien menarik ke arah
kiri dan mengelinding ke sisi
kirinya
e. Beritahu klien pentingnya
membalik setiap 2 jam saat
bangun selama periode pasca
operasi

Latihan Kaki
a. Tempatkan klien terlentang di tempat
tidur. i Demontrasikan latihan kaki
dengan gerakan rentang sendi pasif'

46
Stikes Dian Husada

b. Rotasikan tiap sendi pergelangan kaki


pada lingkaran yang lengkap dengan
berpura - pura menggambarkan
lingkaran dengan ibu jari kakinyn ,

.
c. Ubah - ubah dorsofleksi dan fleksi
plantar pada kaki. Klien akan merasa
otot betisnya kontraksi dan kemudian
ri leks
d. Minta klien memfleksikan dan ekstensi
lututnya

e. Pertahankan kaki klien lurus


klienkemudian secara
bergantian meninggikan tiap kaki
dari perrnukaaan tempat tidur
dan biarkan turun dengan
47
Stikes Dian Husada

perlahan
f. Instruksikan klien untuk melakukan
latihan kaki tiap 2 jam saat
terbangun
g. Untuk semua latihan pasca operasi,
observasi kemampuan klien untuk
melkukan semua latihan secara
mandiri

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

48
Stikes Dian Husada

PERAWATAN LUKA
Pengertian
Luka merupakan discontinuitas / terputusnya atau terpisahnya
susunan sel dari jaringan tubuh yang rusak yang disebabkan benda
tajam, tumpul, peluru, pecahan bahan peledak atau kecelakaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka


1. FAKTOR SISTEMIK.
a. Usia
Pada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama
dibandingkan dengan usia muda. Faktor ini karena kemungkinan
adanya proses degenerasi , tidak adekuatnya pemasukan
makanan , menurunnya kekebaIan , dan penurunan sirkulasi.
b. Nutrisi
Faktor nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka.
Pada pasien yang mengalami penurunan tingkat
diantaranya serum albumin , total limposit dan transferin
adalah merupakan risiko terhambatnya proses penyembuhan
luka.
c. Insufisiensi vascular
Infusiensi vaskular juga merupakan faktor penghambat pada
proses penyembuhan luka. Seringkali pada kasus luka pada
ekstremitas bawah seperti luka diabetik , pada pembuluh
arteri atau vena kemudian decubitus karena faktor tekanan
yang semuanya akan berdampak pada penurunan atau
gangguan sirkulasi darah.
d. Obat-obatan
Terutama sekali pada pasien yang mengunakan terapi
steroid , kemoterapi dan imunosupresi.

2. FAKTOR LOKAL
a. Suplai darah
b. Infeksi
Infeksi sisternik atau lokal dapat menghambat penyembuhan
luka.
49
Stikes Dian Husada

c. Nekrosis
Luka dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan eskar
akan dapat menjadi faktor penghanbat untuk perbaikan luka.
d. Adanya benda asing pada luka.

50
Stikes Dian Husada

LUKA DECUBITUS
Luka decubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan
jaringan mengalami jaringan nekrosis yang biasanya terjadi pada
bagian permukaan tulang yang menonjol, sebagai akibat dari
tekanan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler.

Manisfestasi klinis
1. Adanya eritema atau kemerahan pada kulit setempat yang
menetap , atau bila ditekan dengan jari , tanda eritema atau
kemerahan tidak kembali putih
2. Adanya kerusakan pada epitelial kulit yaitu lapisan epidermis
dan dermis . Kemudian dapat ditandai dengan adanya luka lecet
atau melepuh.
3. Kerusakan pada semua lapisan kulit atau sampai jaringan
subkutan , dan mengalami nekrosis dengan tanpa kapitas yang
dalam . '
Tingkat 4. Adanya kerusakan pada ketebalan kulit dan nekrosis
hingga sampai kejaringan otot bahkan tulang atau tendon dengan
kapitas yang dalam. Tempat luka dekubitus

51
Stikes Dian Husada

(Gambar 45 )
1. Tulang oksipitalis
2. Skapula
3. Prosesus spinosus
4. Siku
5. Krista iliaka
6. Sakrum
7. Iskium
8. Tendon Achilles
9. Tumit
10.Telapak
11.Telinga
12. Bahu
13. Anterior spina illiaka
14.Trokanter
15.Paha
52
Stikes Dian Husada

16.Lutut medial
17.Lutut lateral
18.Kaki bawah
19.Maleolus medial
20.Maleolus lateral
21.Tepi lateral telapak kaki
22. Lutut posterior

Penyebab dari luka decubitus dibedakan menjadi dua faktor


yaitu :
• Faktor ekstrinsik
a. Tekanan
Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan tersebut
terjadi dalam waktu lama yang menyebabkan jaringan
mengalami iskemik.
b. Pergesekan dan pergeseran
Gaya gesekan adalah faktor yang menimbulkan luka iskemik
(Reichel1958)
Hal ini bisanya akan terjadi apabila pasien diatas tempat tidur
kemudian sering merosot, dan kulit sering kali mengalami
regangan dan tekanan yang mengalihatkan iskemik pada
jaringan.
c. Kelembaban
Kondisi kulit pada pasien yang sering mengalami lembab
akan mengkontribusi kulit menjadi mascrasi kemudian
adanya gesekan dan pergeseran , memudahkan kulit
mengalami kerusakan.Kelembaban dapat akibat
incontinesia, drain luka, banyak keringat dan lainya.
• Faktor intrinsik
a. Usia
Usia lanjut mudah sekali untuk terjadi luka decubitus hal ini
karena pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit
dimana adanya penurunan elastisitas, dan kurangnya
sirkulasi pada dermis.
b. Temperatur
Kondisi tubuh yang mengalami peningkatan temperatur akan
berpengaruh pada temperatur jaringan . Setiap terjadi

53
Stikes Dian Husada

peningkatan metabolisme akan meningkatkan I derajat


celsius dalam temperatur jaringan . Dengan adanya
peningkatan temperatur akan berisiko terhadap iskemik
jaringan. Selain itu dengan menurunnya elasitas kulit, akan
tidak toleran terhadap adanya gaya gesekan dan pergeseran
sehingga akan mudah mengalami kerusakan kulit.
c. Nutrisi
Nutrisi merupakan faktor yang dapat mengkontribusi terjadi
lika decubitus. Individu dengan tingkat serum albumin
yang rendah terkait dengan perkembangan terjadinya
luka decubitus.

Adapun faktor yang lain adalah:


a. Menurunnya persepsi sensori
b. Immobilisasi dan '
c. Keterbatasan aktivitas
Ketiga dampak Ini adalah dampak dari pada lamanya intesitas
tekanan pada bagian permukaan tulang yang menonjol

Perawatan luka decubitus mencakup prinsip :


Debridement, pembersihan dan dressing.

Debridement adalah mengangkat jaringan yang sudah


mengalami nekrosis dan untuk menyokong pertumbuhan atau
pemulihan luka.
Adapun tipe dari debridement adalah beberapa cara diantaranya
secara mekanik yaitu dengan kompres basah - kering ,
hidroterapi , dan irigasi luka. Secara bedah yaitu dengan bedah
insisi , kemudian autolitik debridement yaitu mengunakan
dresing sintetis dengan menutup luka , ini hanya digunakan
pada klien dengan terinfeksi hydroclloid, hydrogels, calcium
alginates dan lain- lain.

Pembersihan ( wound cleansing )


Pada setiap luka yang akan diganti selalu dibersihkan .
Bahan - bahan yang perlu dihindari untuk membersihkan luka
seperti povidon iodine, larutan sodium hypochlorite, hydrogen

54
Stikes Dian Husada

peroxide, acetic acid, karena bahan- bahan ini tersebut bersifat


cytotoxic. Yang paling sering membersihkan luka decubitus
adalah dengan norma salin atau bisa dengan larutan antiseptik
yang tidak menimbulkan cytotoxic. Dalam membersihkan luka
perlu di irigasi dengan tekanan yang tidak terlalu kuat , dengan
tujuan untuk membersihkan sisa - sisa jaringan nekrotik atau
eksudat.

Dressing
Dressing adalah suatu usaha untuk mempertahankan
integritas fisiologi pada luka. Sebelum melakukan dressing atau
balutan dan pengobatan luka diperlukan pengkajian pada kondisi
luka hal ini untuk menentukan tipe dressing atau balutan yang
dibuluhkan . Perawatan luka decubitus adalah berdasarkan
derajat luka decubitus , eksudat, sekeliling luka , dan ada
tidaknya infeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
balutan yaitu terdapat beberapa tipe balutan atau dressing tersebut
adalah dressing yang sifatnya kering, basah , basah – lembab basah
kering. Ada juga balutan untuk pelindung luka, dan dressing yang
sifatnya menyerap dan mengabsorsi.

Persiapan alat
1. Bak instrumen berisi:
– Pinset anatomi 2
– Pinset chirurgi 1
– Handscoon steril sepasang
– Kassa steril sesuai kebutuhan
– Gunting nekrotomi
– Depress sesuai kebutuhan
2. Cucing 1
3. Baskorn berisi air hangat
4. Sabun
5. cairan norma salin
6. Spuit 10 cc
7. Handsccon bersih
8. Waslap
9. Plester

55
Stikes Dian Husada

10.Balutan adesif( hipofix) sekali pakai


11. Bengkok 2
12.Handuk kecil 1

Pelaksanaan:
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2 Tutup pintu ruangan atau gorden tempat
3 tidur.
Baringkan klien dengan nyaman dengan
4 area luka decubitus dan kulit sekitar mudah
diakses.
Kaji luka decubitus untuk menentukan
derajat luka .
a. Perhatikan warna, kelembaban , dan
penampilan kulit sekitar luka.
b. Ukur dua diameter yang dapat
diperkirakan.
c. Ukur kedalaman luka decubitus
5 dengan menggunakan aplikator
berujung kapas atau alat lain yang
6 memungkinkan pengukuran kedalaman
luka
7 Ukur kedalanan lubang kulit dengan nekrosis
jaringan .gunakan
8 Aplikator berujung kapas steril dengan
lembut tekan tepi luka.
C u c i k u l i t sekitar dengan lembut dengan
air hangat dan sabun
Aplikator berujung kapas atau alat lain yang
9 memungkinkan pengukuran kedalaman luka.
Ukur kedalaman lubang kulit dengan
nekrosis jaringan . Gunakan aplikator
1 berujung kapas steril dengan lembut tekan
0 tepi luka
1 Cuci kulit sekitar dengan lembut dengan air

56
Stikes Dian Husada

1 hangat dan sabun


Cuci secara menyeluruh dengan air
1 Gunakan sarung tangan steril
2 Bersihkan secara menyeluruh dengan cairan
norma salin atau agen pembersih.
1 Lepaskan sarung tangan dan buang peralatan
3 yang basah. Cuci Tangan
Catat penmpilan luka dan perawatan pada
1 catatan perawatan
4 Laporkan adanya penyimpangan penampilan
luka pada perawat atau dokter yang bertugas
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

57
Stikes Dian Husada

LUKA BAKAR

Penyebab luka bakarpun bermacam- macam bisa berupa


api , cairan panas , uap panas bahkan bahan kimia.
Luka bakar yang terjadi , akan menimbulkan kondisi kerusakan
kulit selain itu .juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
Faktor yang menjadi penyebab beratnya luka bakar antara lain :
1. Keluasan luka bakar.
2. Kedalaman luka bakar .
3. Umur pasien .
4. Agen penyebab.
5. Fraktur atau kuka- luka lain yang
menyertai.
6. Penyakit yang dialami terdahulu seperti : diabetes, jantung,
ginjal dan lain- lain.
7. Obesitas.
8. Adanya trauma inhalasi.

Komplikasi luka bakar: Curling ulcer, sepsis, pneumoni, gagal


ginjal akut, deformitas, kontraktur, hipertrofi jaringan parut, dan
decubitus.

Proses penyembuhan luka bakar, terbagi dalam tiga fase :


• Fase inflamasi.
Adalah fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-
4 hari pasca luka bakar . Dalam fase ini terjadi perubahan
vaskular dan proliferasi selular. Daerah luka mengalami
agregasi trombosit dan mengeluarkan serotinin
Mulai timbul epitelisasi
• Fase fibroblastik.
Fase yang dimulai pada hari ke 4- 20 pasca luka bakar . Pada
fase ini timbul sebukan fibroblast yang membentuk kolagen
yang tampak secara klinis sebagai jaringan granulasi yang
berwarna kemerahan.
• Fase maturasi.
Terjadi proses pematangan kolagen . Pada fase ini terjadi pula
penurunan aktivitas selular dan vaskular, berlangsung 8 bulan

58
Stikes Dian Husada

sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika sudah tidak ada
tanda- tanda radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa
jaringan parut yang berwarna pucat, tipis , lemas tanpa rasa
nyeri atau gagal.

59
Stikes Dian Husada

Penanganan luka
Ada berbagai macam hal yang dapat dilakukan dalam
menangani luka yang dialami pasien luka bakar sesuai dengan
keadaan luka.
• Pendinginan luka.
Mengingat sifat kulit adalah sebagai penyimpan panas yang
terbaik maka, pada pasien yang mengalami luka bakar , tubuh
masih tetap menyimpan energi panas sampai beberapa menit
setelah terjadi trauma panas.
Oleh karena itu , tindakan pendinginan luka perlu dilakukan
untuk mencegah pasien berada pada zona luka bakar lebih
dalam. Tindakan ini juga dapat mengurangi perluasan
kerusakan fisik sel, mencegah dehidrasi dan membersihkan
luka sekaligus mengurangi penggantian balutan , atau pada
saat pembedahan. Tindakan debridemen ini penting
dilakukan untuk mencegah terjadi infeksi luka dalam proses
penyembuhan luka.
• Tindakan pembedahan.
Eskarotomi merupakan tindakan pembedahan utama untuk
mengatasi perfusi jaringan yang tidak adekuat karena
adanya eschar yang menekan vaskuler.Tindakan yang
dilakukan hanya berupa insisi dan bukan membuang eschar.
Apabila tindakan ini tidak dilakukan maka akan
mengakibatkan tidak adanya aliran darah kepembuluh darah
dan terjadi hipoksia serta iskemia jaringan. Tindakan ini
sebaiknya dilakukan sebelum hari k e - 5 .

Penatalaksanaan.
* Penanganan awal ditempat kejadian.
a. Jauhkan korban dari sumber panas , jika penyebabnya api,
jangan biarkan korban berlari, anjurkan korban untuk
berguling- guling dengan kain basah dan pindahkan segera
korban keruangan yang cukup ventilasi jika kejadian luka
bakar berada diruangan tertutup.
b. Buka pakaian dan perhiasan logam yang dikenakan korban.
c. Kaji kelancaran jalan nafas korban , beri bantuan pernafasan (
life suport) dan oksigen jika diperlukan.

60
Stikes Dian Husada

d. Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih


yang bersuhu 20 derajat celcius ( suhu air yang terlalu rendah
akan menyebabkan hipotermia ) selama 15 - 20 menit segera
setelah terjadinya luka bakar ( jika sudah tidak ada masalah
pada jalan nafas korban ).
e. Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia , siram korban
dengan air sebanyak - banyaknya untuk menghilangkan zat
kimia dari tubuh korban.
f'. Kaji kesadaran , keadaan umum , luas dan kedalaman luka
bakar dan cedera lain yang menyertai luka bakar.
g. Segera bawa penderita kerumah sakit untuk penangan lebih
lanjut( tutup tubuh korban dengan kasa / kain yang bersih
selama perjalanan kerumah sakit
2. Penanganan pertama luka bakar di unit gawat darurat.
Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien pada 24 jam
pertama yaitu :
a. Penilaian keadan umum pasien . Perhatikan A: Airway
( jalan nafas ); B: Breathing (pernafasan); C: Circulation
( sirkulasi ) .
b. Penilaian luas dan kedalaman luka bakar.
c. Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara ( kemungkinan
pasien mengalami trauma inhalasi). .
d. Kaji adanya edema saluran pernafasan ( mungkin pasien
perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi ).
e. Kaji adanya faktor – faktor lain yang memperberat luka bakar
seperti: adanya fraktur ,riwayat penyakit sebelumnya
( seperti diabetes, hipertensi , gagal ginjal dll) dan penyebab
luka bakar karena tegangan listrk ( sulit diketahui secara
akurat tingkat kedalamannya ).
f. Pasag infus ( iv line ) jika luka bakar > 20 % derajat 2 / 3
basanya dipasang CVP ( kolaborasi dengan dokter )
g. Pasang kateter urine.
h. Pasang nasograstik tube (NGT) jika perlu
i. Berikan terapi cairan intra vena (kolaborasi dengan dokter)
Biasanya diberikan sesuai formula parkland yaitu cairan
ringer laktat (RL) 4 ml / kgBB/ % luka bakar pada 24 jam
pertama

61
Stikes Dian Husada

j. Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan ( kolaborasi dengan


dokter ) pada pasien yang mengalami trauma inhalasi /
gangguan sistem pernafasan dapat dilakukan nebulasasi
dengan obat bronkodilatator ( seperti :ventolin )
k. Pemeriksaaan lab darah : Hb, Ht, trombosit, proten
lokal( albumin dan globulin ), ureum dan kreatinin,
elektrolit, gula darah, analisa gas darah (jika perlu
dilakukan tiap 12jam atau minimal tiap hari ),
karboksihaemoglobin, test fungsi hati / LFT
l. Berkan suntikan ATS / Toxoid.
m. Perawatan luka :
• Cuci luka dengan cairan savlon 1% ( savlon dipecah
kecuali terdapat pada daerah sendi yang dapat
menggangu gerakan ).
• Biarkan bullae ( lepuh ) utuh"( jangan dipecah kecuali
terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu
gerakan )
• Selimuti pada pasien dengan selimut steril ( usahakan
pasien tidak kedinginan sampai siap dipindah keruang
gawat ).
a. Pemberian obat -obatan ( kolabarasi dengan dokter ):
antasida, H2 antagonis, roborantika ( vitamin c, vitamin b),
analgeik, antibiotika.
b. Mobilisasi secara dini ( range of moian )
c. Pengaturan posisi.

• Keterangan :
Pada 8 jam 1 diberkan ½ dari kebutuhan cairan .
8 jam 2 diberikan ¼ dari kebutuhan cairan .
8 jam diberikan sisanya.

3. Penanganan pasien luka bakar di unit perawatan intensif.


Hal yang perlu diperhatikan selam pasien dirawat diunit ini
meliputi :
a. Pantau keadaan pasien dan seting ventilator, kaji
apakah pasien mengadakan perlawanan terhadap
ventilator.

62
Stikes Dian Husada

b. Observasi TTV, tekanan darah , nadi, pernafasan setiap


jam dan suhu setiap 4 .jam.
c. Pantau nilai CVP.
d. Amati neurologis pasien ( GCS )
e. Pantau status hemodinamik .
f. Pantau saluran urin (minimal 1 ml/ kg BB/ jam)
g. Auskultasi suara paru tiap pertukaran jaga.
h. Cek analisa gas darah setiap hari / bila diperlukan.
i. Pantau saturasi oksigen.
j. Pengisapan lendir ( suction ) minimal setiap 2 jam dan jika
perlu.
k. Perawatan mulut setiap 2 jam ( beri boraq gliserin ).
l. Perawatan dengan memberi salep / tetes mata setiap 2 jam.
m. Ganti posisi pasien setiap 3 jam ( perhatikan posisi yang
benar bagi pasien )
n. Fisioterapi dada.
o. Perawatan daerah invasif seperti daerah pemasangan CVP
, kateter, tube setiap hari.
p. Ganti kateter dan NGT setiap minggu.
q. Observasi letak tube ( ETT) setiap shift.
r. Observasi terhadap aspirasi cairan lambung .
s. Periksalah caiaran elektrolit ureum / kreatinin, AGD,
protein ( albumin ),gula darah (kolaborasi dokter)
t. Perawatan luka bakar sesuai dengan protokol rumah sakit
u. Pemberian medikasi sesuai dengan petunjuk dokter
4. Penanganan pasien luka bakar diunit perawatan luka bakar.
Terdapat 2 jenis perawatan luka bakar selama
dirawat dibangsal yaitu :
1. Perawatan terbuka adalah luka yang telah diberi obat
topikal dibiarkan terbuka tanpa balutan dan diberi
pelindung cradle bed Biasanya juga dilakukan untuk daerah
yang sulit dibalut seperti wajah , perineum, lipat paha.
• Keuntungan perawatan terbuka :
a. Waktu yang dibutuhkan lebih singkat.
b. Lebih praktis dan efisien.
c. Bila terjadi infeksi mudah terdeteksi.

63
Stikes Dian Husada

Kerugiannya :
1. Pasien merasa tidak nyaman.
2. Dari segi etika kurang.
3. Perawatan tertutup adalah penutupan luka dengan balutan
kassa steril setelah diberikan obat topikal.

Keuntungan perawatan luka tertutup :


• Luka tidak langsung berhubungan dengan udara ruangan
( mengurangi kontaminasi )
• Pasien merasa lebih nyaman.

Kerugian :
• Balutan seringkali mengatasi gerakan pasien
• Biaya perawatan bertambah.
• Butuh waktu perawatan lebih lama.
• Pasien merasa nyeri saat balutan dibuka.

Persiapan alat- alat :


Bak instrumen berisi :
1. Pinset anatomi l
2. Handscoon steri 1 .
3. Kassa steril sesuai kebutuhan.
4. Pinset chirurgi 2
5. Gunting nekrotomi
6. Gunting plester.
7. Bengkok.
8. Cairan savlon I %.
9. Cairan Nacl 0,9 %.
10. Betadine sol 2 %.
11.Salep silver sulfadiazine.
12.Cucing

Pelaksanaan:
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Cuci / bersihkan luka dengan cairan
savlon 1% dan cukur rambut yang

64
Stikes Dian Husada

tumbuh pada daerah luka bakar seperti


2 pada wajah, aksila, pubis.
Lakukan nekrotomi / debridement
3 jaringan nekrosis.
Lakukan escharotomy jika luka bakar
4 melingakar dan eschar menekan
pembuluh d arah .
Bullae dibiarkan utuh sampai hari ke 5 post
luka bakar, kecuali jika berada di daerah
sendi / pergerakan boleh dipecahkan
5 dengan menggunakan spuit steril dan
6 kemudian lakukan nekrotomi.
Mandikan pasien tiap hari .jika mungkin.
Jika banyak pus, bersihkan dengan
7 betadine sol 2 %, perhatikan ekspresi
wajah dan KU pasien selama merawat
8 luka.
9 Bilas savlon 1% dengan menggunakan
cairan Nacl 0,9 %.
Keringkan dengan menggunakan kassa
steril.
1 Beri salep silver sulfadiazine ( SSD)
0 setebal 0,5 cm pada seluruh daerah luka
bakar ( kecuali wajah hanya jika luka
bakar derajat ½ beri salep antibiotika (
mis., salep neomisin ).
Tutup dengan kassa steril
( p e r a w a t a n tertutup ) atau biarkan
terbuka ( gunakan cradle bed ).

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

65

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

66
Stikes Dian Husada

Hal - hal y ang harus d ip e rhat i kan d al am pe raw at an


l uka yai t u:
a. Saat membuka balutan luka yang.akan dibersihkan harus
dilakukan secara hati - hati dan beri / siram dengan
cairan Nacl jika kassa lengket dan kering untuk
menghindari perdarahan dan nyeri.
b. Beri analgetik sebelum dilakukan perawatan luka ( jika
diperlukan ) kolaborasi dokter.
c. Kaji dan catat kondisi luka setiap hari terhadap tanda- tanda
infeksi seperti kemerahan, bengkak, berbau, ada pus dan
lain- lain.
d. Jangan gunakan salep yang sama ( satu tube) untuk
pasien yang berbeda.
e. Ganti sarung tangan steril saat merawat pasien lain.
f. Cukur gundul pasien terutama pada pasien dengan luka
bakar luas dan dalam yang perlu tindakan operasi dan luka
bakar didaerah wajah.
g. Gunakan linen steril ( sprei, selimut, sarung bantal ).

PERAWATAN LUKA SECARA UMUM.


Perawaan luka tergantung pada jenis luka , berat ringannya luka,
ada tidaknya perdarahan dan resiko yang dapat menimbulkan
infeksi.

Persiapan alat :
Bak instrumen steril berisi
1. Pinset anatomi 1
2. Pinset chirurgi 2
3. Handscon steril 1 pasang
4. Kassa steril sesuai kebutuhan
5. Gunting nekrotomi 1 k/p
6. Gunting lancip 1 k/p .
7. Cuching sesuai dengan larutan yang dibutuhkan.
8. Gunting kassa 1
9. Bengkok 2
10.Cairan Norma salin (Ns )

67
Stikes Dian Husada

11.Cairan Perihidrol ( H 2 O 2 )
12.Betadine
13.Korentang + tempatnya

Pelaksanaan :
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Mencuci tangan dengan menggunakan sabun
atau larutan anti septik
2 Segera pantau luka kemungkinan ada benda
asing dalam luka
3 Bersihkan luka dengan antiseptik atau sabun
antiseptik, bila lukanya dalam, bersihkan
dengan norma salin dari pusat luka kearah
luar, setelah luka dibersihkan kemudian
lakukan irigasi luka dengan norma salin
4 Keringkan luka dengan kassa steril yang
5 lembut
6 Berikan anti biotik atau obat anti septik yang
sesuai
Tutup luka dengan kassa steril dan paten,
tinggikan posisi are IKA bila ada perdarahan
dan imobilisasi
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

68
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

69
Stikes Dian Husada

MENGATASI TEGANGAN KULIT


Kulit yang terlampau tegang tidak boleh dijahit. Biarkan luka
tetap terbuka atau tutup dengan split skin graft . Kedua tepi luka
dapat ditarik mendekat dan dibersihkan dengan membuat sayatan
horisantal dilapisan lemak subdermal sejauh 3-6 mm ( undermining ).
Kedalaman sayatan ditentukan dengan memperhitungkan
vaskularisasi dan enervasi. Teknik ini tidak boleh digunakan tanpa
batas karena dapat menyebabkan nekrosis tepi luka. Jika diperlukan
penutupan primer untuk melindungi tulang, tendo atau saraf yang
terbuka . Beberapa teknis insisi sejajar untuk mengurangi
ketegangan kulit.

MENGGUNAKAN PLESTER UNTUK MENGURANGI KETEGANGAN


KULIT :
Setelah luka selesai dijahit, plester steristrips bisa
direkatkan sepanjang luka agar tegangan tersebar pada daerah
yang lebih luas. Dipilah ukuran yang sesuai, kulit dikeringkan, dan
plester direkatkan melintang pada kulit dengan bantuan pinset tak
bergigi. Jika salah satu tepi luka diragukan vaskularisasinya, plester
direkatkan dari sisi ini kesisi yang sehat. Daya rekat plester akan
bertambah jika kulit disekitar luka dibubuhi semacam bahan
penutup luka yang disemprotkan atau dibalsam friar..Karena
menghambat epitalisasi bahan ini disapukan didaerah sekitar luka
dengan bantuan kasa tidak boleh disemprotkan langsung. Plester
harus dipasang dengan rapi dan interval yang sama

JAHITAN SUB KUTIKULAR UNTUK MENJAHIT KULIT


Disebut juga jahitan intradermal. Jahitan ini cukup kuat
dan memberikan parut luka yang tipis tanpa bekas melintang
.Teknis ini sangat menguntungkan dari segi kosmetika. Benang
yang dipakai harus satu tingkat lebih kuat dari pada benang jahitan
sederhana.
Jahitan dimulai dengan menusukkan jarum kekulit 1 cm dan
ujung luka sebelah kanan, sampai keluar tepat dibagian luka. Jarum
ditusukkan mendatar mengambil 5 mm jaringan dermis. Benang
ditarik terus sampal ujungnya yang telah dijepit dengan klem
disisakan 5 cm diatas kulit. Tusukkan disisi yang lain dilakukan

70
Stikes Dian Husada

tepat diseberang tempat keluarnya benang. Eversi tepi luka yang


dicapai dengan jepitan pinset disisi operator dan tarikan benang
disisi asisten .
Kedua tepi luka yang tidak sama tinggi serta dog ear juga
bisa disebabkan oleh jahitan subkutis yang tidak terpasang
dengan balk. Jahitan ini harus diangkat. Jika dibiarkan, dengan
cara apapun kulit tidak dapat dirapatkan dengan sempurna.
Untuk mengatasi inversi kulit dan tepi luka yang tidak sama
tinggi dipakai jahitan matras vertikal. Jahitan ini tidak boleh
dipakai jika ada keraguan atas vaskularisasi kulit. Bila salah
satu sisi yang pendarahan nya diragukan, bisa digunakan
jahitan donatti yang telah dimodifikasi. Tepi lika akan cenderung
untuk inversi jika lemak subkutis tidak dijahit dengan baik atau
jika kulit telah mengalami atrofi dan kurang disangga oleh
jaringan lemak.
Menjahit dari sisi luka yang tebal akan terasa lebih
mudah dibandingkan dengan dan sisi yang tipis. Pada flap,
misalnya luka kulit kepala, jarum dapat ditusukkan dari sisi
yang bebas kearah sisi yang terfiksasi. Pada lika yang tepinya
tidak sama tinggi, tusukkan dari sisi yang tinggi kearah yang
rendah.
Tebal ketipis, ' .
Sisi bebas kesisi yang terfiksasi,
Tinggi ke rendah.

CARA MENCAPAI HASIL YANG MEMUASKAN


DALAM MENJAHIT KULIT
Pada jahitan terputus sederhana eversi kulit akan terjadi bila
lapisan lemak subkutis diambil lebih banyak dari pada kulit. ( Gbr.
3.45 )

71
Stikes Dian Husada

Jika jahitan pertama ditempatkan dipertengahan luka dan


jahitan - jahitan selanjutnya dipasang di pertengahan jarak
antara dua jahitan, kedua tepi luka dapat dirapatkan sesuai
posisi semula dengan mencocokkan kembali alur - alur kulit di
kedua sisi. Jika kulit kendur, kedua ujung sayatan dapat ditarik
dengan pengait bergigi tunggal ( Gbr. 3.46 )

" Dog ear " terbentuk jika panjang kedua tepi luka tidak sesuai.
Dengan memperpendek jarak antara dua jahitan pada sisi
yang pendek serta memperpanjang jarak ini pada sisi yang lebih
panjang, biasanya " dog ear " yang kecil akan menjadi rata. " Dog
ear " yang besar harus dieksisi ( Gbr. 3.47 )

Jahitan kendali digunakan untuk mengontrol atau mengarahkan


jaringan yang akan dimanipulmi, misalnya pada sirkumsisi (
72
Stikes Dian Husada

Gbr. 3.43
TEKNIK JEPIT DAN POTONG UNTUK MENUTUP LUKA
Untuk memasang sederetan jahitan dalam dengan tepat,
digunakan teknik " jepit dan potong " ini memungkinkan visualisasi
seluruh luka sampai seluruh jahitan selesai terpasang. Setelah itu
simpul dieratkan satu persatu ( Gbr. 3.41 )

Jika jaringan dalam keadaan rapuh ( misalnya pada penjapitan


sekunder) jarum dapat dimasukkan menembus semua lapisan,
termasuk kulit ini dikerjakan dengan teknik ”jepit dan potong”
Jika fasia begitu tegang, jaitan jelujur boleh dipakai

Jahitan sederhana
1. Jahitan dipasang pada jarak yang sama
2. Meletakkan simpul di satu sisi
3. Jika simpul terlalu ketat, luka akan terasa nyeri dan
jahitan akan meninggalkan bekas yang buruk
73
Stikes Dian Husada

4. Simpul harus dilctakkan di tepi luka, di isis yang


mempunyai vaskularisasi lebih balk

Memegang jarum yang benar dengan alat

Memegang jarum yang salah dengan alat

Memotong benang

SIMPUL

74
Stikes Dian Husada

Latihan membuat simpul merupakan hal yang penting, simpul


dapat di ikatkan dengan 2 tangan ( mirip dengan mengikat tali
sepatu ) atau satu tangan. Perlu diperhatikan bahwa benang harus
selalu dalam keadaan tegang, karena itu bila kendur gerakan akan
menjadi lebih lambat. Dalam Ilustrasi akan terlihat jelas bahwa
setelah satu gerakan selesai dilakukan, tangan dan benang berada
dalam posisi siap untuk gerakan selanjutnya

Mengikat dengan menggunakan instrumen akan menghemat


pemakaian benang. Untuk operasi - operasi halus cara ini harus
dipakai, setelah benang dilewatkan menembus kedua tepi luka,
diusahakan agar ujung yang bebas sependek mungkin mencuat
dari permukaan kulit, dengan demikian ujung tersebut akan
mudah dijepit dan ditarik melalui bagian benang yang
dilingkarkan pada klem pemegang jarum ( Gbr. 3.29 dan 3.30 )

JARUM
Jarum ada yang dirancang untuk digunakan langsung dengan
tangan ada pula yang harus dengan instrumen, jarum biasanya
terbuat dan baja tahan karat yang keras, dan ditutupi oleh lapisan
yang akan membuatnya menembus jaringan dengan mudah,
semua jarum bedah mempunyai tiga komponen dasar ; bagian

75
Stikes Dian Husada

belakang, bagian tengah atau batang tuhuh : serta bagian ujung

Persiapan Alat
a. Baki atau meja dorong yang telah dilengkapi dengan heacting
set steril antara lain :
1. Pinset anatomi dan pinset chirurghi
2. Klem arteri
3. Gunting jaringan
4. Jarum otot atau jarum kulit
5. Benang (side atau cat gut)
6. Mes (pisau)
7. Duk steril
8. Hand scoon
9. Chucing dan com
a. Obat anastesi
1. Lidocain, pehacain, procain, lidonest, cloretil
2. Cairan desinfectan
3. NaCl, Perhidrol, BIOC, Betadine, Savlon
4. Lain - lain : kapas lidi, kassa steril, bengkok, depers,
spuit, plester, gunting, supratule
a. Pasien dan lingkungan
1. menjelaskan maksud dan tujuan
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman
3. Memasang sketsel / tiras + B40

76
Stikes Dian Husada

FORMAT
HEACTING
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Perawat cuci tangan
2 Pasang pengalas dibawah anggota tubuh
yang akan dilakukan tindakan
3 Bila luka kotor dibersihkan dengan NaCI
0,9% dengan arah memutar dari dalam
keluar, bila luka masih kotor bersihkan
dengan menggunakan perhidrol kemudian
bersihkan lagi dengan NaCl 0,9%
4 Resinjeksi pada tepi kulit yang luka
dengan larutan betadine dari dalam keluar
dengan memakai pinset dan depress
5 Memakai handscoon
6 Memasang duk lubang
7 Memberikan anastesi lokal pada daerah
sekitar jaringan yang luka
8 Lakukan debridement pada jaringan yang
luka dengan memakai pinset chirurghi
9 Melakukan penjahitan yang dimulai dari tepi
luka dengan jarak antara jahitan yang satu
dengan lainnya ½ - 1 cm, jahitan pc;rtarna
0,5 cm- dari tepi luka dan seterusnya hingga
1 jahitan terlihat rapi
0 Desinfektan pada daerah luka dan bersihkan
dengan depress / kassa steril
1 Kalau perlu memberikan obat untuk
1 mempercepat proses penyembuhan
jaringan luka
1 Menutup luka dengan kassa steril yang
2 diberi desinfeksi ( betadine ),
kemudian tutup dengan kassa kering dan
difiksasi dengan plester
1 Peralatan dirapikan dan dikembalikan
77
Stikes Dian Husada

3 pada tempatnya
Perawat cuci tangan
1 Teliti dan hati - hati
4 Bertanggung jawab atau respon yang terjadi
1 pada prosedur yang dilaksanakan
5
1
6

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

78
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENGANGKAT JAHITAN

N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Perawat mencuci tangan
2 Memakai hand scoon
Membuka balutan lama dengan menggunakan
pinset anatomis dan membuang pada bengkok
3 Bekas plester dibersihkan dengan alkohol /
4 bensin
Membersihkan luka jahitan dengan kassa
5 satu arah dimulai dari pinggir
Menjepit pangkal / simpul jahitan dengan
6 pinset
Chirurghi
Ujung dari lekukan gunting diletakkan di
bawah jahitan kemudian kedua simpul
7 yang berhadapan / simpul yang dibawah
kulit dipotong dan potongan jahitan di
8 buang di bengkok
Mengangkat jahitan secara berurutan
9 dengan cara selang – seling
1 Jika tidak terjadi dehischene sisa jahitan
0 diangkat
Membersihkan luka dengan antiseptik /
1 betadine
1 Menutup luka dcngan kassa steril dan
1 fiksasi dengan plester secukupnya
2 Rapikan alat - alat dan perawat cuci tangan
1 Hati – hati dan teliti
3 Bertanggung jawab atas respon yang
tcrjadi

79
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

80
Stikes Dian Husada

MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL


ATAU VIAL AMPUL
Ampul adalah wadah gelas bening dengan bagian Ieher
menyempit yang berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cair,
Untuk mengambil obat dalam ampul, perawat harus dapat
mematahkan leher ampul untuk dapat mencapai medikasi. Saat
menghisap medikasi, perawat menggunakan teknik aseptik ( jarum
tidak menyentuh permukaan luar ampul ). Obat / cairan dalam
ampul dapat mudah diaspirasi kedalam spuit cukup dengan menarik
plunger spuit kebelakang.

VIAL
Vial adalah wadah dosis tunggal atau multi dosis dengan
penutup karet diatasnya yang terdapat cap logam untuk melindungi
penutup steril sampai vial siap digunakan. Vial berisi medikasi dalam
bentuk cairan dan atau kering dan untuk memudahkan mengambil
cairan didalamnya, disuntikkan dulu udara kedalam vial karena vial
merupakan sistem tertutup. Jika gagal menyuntikkan udara sebelum
mengambil obat bagian dalam vial tetap vakum sehingga untuk
mengambil obat didalam vial menjadi sulit.

PERSIAPAN ALAT :
1. Spuit dan jarum dengan ukuran yang diperlukan
2. Ampul atau vial dari medikasi yang diresepkan
3. Kapas alkohol atau kassa dengan ukuran 2x2 inc
4. Metal file ( opsional )
5. Jarum spuit ekstra .

81
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI AMPUL

N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Perawat cuci tangan
2 Menyiapkan medikasi
3 Menyentil bagian atas ampul dengan perlahan
dan cepat dengan menggunakanjari
4 Meletakkan bantalan kassa kecil atau kapas
alkohol mengelilingi leher ampul
5 Mematahkan leher ampul menjahui tangan
anda (jika leher ampul belum patah, gunakan
metal file untuk mengikir salah satu sisi leher
6 Pegang ampul dengan posisi tegak atau
menjorok dan rnasukkan spuit kedalam ampul
( ujung jarum tidak boleh menyentuh pinggiran
7 ampul )
Aspirasi mcdikasi kedalam spuit dcngan cara
8 menarik kebelakang flunger spuit
Jika gelembung udara terinspirasi jangan
9 mengcluarkan udara didalam ampul
Untuk mengeluarkan gelembung udara
angkat jarum dari dalam ampul dan pegang
spuit dengan jarum mengarah keatas tarik
bagian plunger sedikit dan dorong kembali
1 keatas untuk mengeluarkan udara tapi jangan
0 mengeluarkan cairan
Jika udara terlalu banyak dalam spuit
gunakan bak untuk membuang. Pegang spuit
kearah vertikal terhadap ujung jarum,
hentakkan sedikit ke bak dan dengan perlahan
keluarkan sedikit kelebihan cairan ke bak.
Periksa ulang ketinggian cairan dengan
memegang spuit ke arah vertikal.

82
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

83
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI VIAL

N KEGIATAN 1 2 3
o
1. Lepaskan cap logam untuk memajan penutup
2 karetnya
Dengan kapas alkohol usap permukann
3 penutup karet
Lepaskan cap jarum. Tarik pulunger
kebelakang untuk mengumpulkan sejumlah
4 udara yang sama dengan volume medikasi
yang akan diaspirasi
Masukan bagian ujung jarum, dengan bevel
5 jarum
mengarah keatas , menembus bagian
6 tengah penutup karet.
Keluarkan udara kedalam vial, jangan
biarkan plunger kembali keatas
Balikkan vial sambil tetap memegang vial
dengan kuat pada spet dan plunger. Pegang
7 vial antara ibu jari dan jari tengah pada
8 tangan yang dominan. Raih bagian ujung
barel dan pulunger dengan ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang dominan.
9 Tahan bagian ujung jarum dibawah ketinggian
cairan.
Memungkinkan tekanan udara untuk secara
1 bertahap mengisi spuit dengan medikasi (
0 tarik kembali plunger jika perlu )
Sentil bagian barrel dengan hati-hati untuk
melepaskan semua gelembung udara.
1 Keluarkan semua udara yang terdapat
1 diatas.spuit kedalam vial
Jika dosis yang sesuai sudah terpenuhi, angkat
jarum dari dalam dengan
menarik kebelakang barrel spuit.

84
Stikes Dian Husada

Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung


udara lepaskan jarum dari vial dengan
1 menarik barrel kebelakang. Pegang spuit
2 dengan jarum mengarah keatas dan sentil-
sentil untuk melepaskan gelembung. Tarik
1 sedikit plunger dan dorong plunger keatas
3 untuk mengeluarkan udara (jangan
mcngeluarkan cairan).
1 Berikan label pada vial jika masih tersisa obat
4 didalamnya. Catat jumlah larutan dan
1 konsentrasi obat.
5 Bungkus jarum dengan capnya dan ganti
jarum yang terdapat pada spuit
Buanglah alat – alat yang basah pada
tempatnya
Cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

85
Stikes Dian Husada

.............................................................................................................

.............................................................................................................

86
Stikes Dian Husada

FUNGSI VENA
Merupakan teknik yang mencakup penusukan vena secara
transcutan dengan jarum tajam yang kaku ( seperti jarum kupu –
kupu, angiokateter, jarum yang diletakkan pada spuit atau
vakutainer )

Tujuan umurn :
• Untuk mendapatkan darah
• Memasukan obat
• Memulai infus IV
• Menyuntikan bahan radiopaque untuk pemeriksaan sinar -X

TERAPI INTRAVENA
Merupakan teknik yang mencakup penusukan vena
melalui traskutan dengan stilet tajam yang kaku, seperti
angiokateter, atau dengan jarum yang disambungkan spuit
Penggunaan utama dari teknik ini adalah : untuk memulai dan
mempertahankan terapi cairan IV. Pada kebanyakan situasi perawat
rnempunyai tanggungjawab utama untuk memulai terapi IV dengan
ungiokateter

Persiapan alat : '


1. larutan IV yang tepat
2. Jarum / kateter untuk fungsi vena yang sesuai
3. Untuk infuse cairan IV
4. Perangkat pemberian ( Pilihan tergantung pada tipe larutan
dan kecepatan pemberian : bayi dan anak kecil memerlukan
selang mikrodrip, yang memberikan 60 tetes / ml )
5. Filter 0,22 m( bila diperlukan oleh kebijakan institusi atau
bila bahan berpatikel akan diberikan )
6. Tambahan selang ( digunakan bila jalur IV lebih panjang
perlu )
7. Untuk heparin lock
• Steker IV
• Loop IV atau selang pendek ( Bila perlu )
87
Stikes Dian Husada

• Normal salin atau salin heparinisasi 1 sampai 3 ml (


10 - 100 U/ml )
• Spuit
1. Tourniquet
2. Sarung tangan sekali pakai
3. Papan tangan
4. Kasa 2 x 2 dan salep povidon yodin : atau, untuk balutan
transparan, larutan hovidon yodin
5. Plester yang telah dipotong dan siap digunakan
6. Handuk untuk diletakkan dibawah tangan pasien
14. Tiang intravena
15. Pakaian khusus dengan kancing di lapisan bahu ( membuat
pelepasan selang IV lebih mudah ) bila tersedia

88
Stikes Dian Husada

Cara kerja :
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Cuci tangan
2 Atur peralatan di samping yang bebas dari
kusut atau di atas meja tempat tidur
3 Buka kemasan steril dengan menggunakan
teknik aseptic
4 Untuk pemberian cairan IV :
a. Periksa larutan. Pastikan aditif yang
diresepkan, seperti kalium dan
vitamin, telah ditambahkan. Periksa
larutan terhadap warna, kejernihan,
dan tanggal kadaluarsa
b. Bila menggunakan larutan IV dalam
botol, lepaskan penutup logam dan
lempeng logam dan logam di bawah
penutup. Untuk kantung larutan IV
plastic, lepaskan lapisan plastic di atas
port selang IV
c. Buka set infuse, mempertankan
sterilitas pada kedua ujung
d. Pasang klem rol sekitar 2 - 4 cm ( 1
sampai 2 Inci ) di
bawah bilik drip dan pindahkan klem rol
pada posisi "o f f "
e. Tusukkan set infuse ke dalam kantung
botol cuiran :
• lepaskan penutup pelindung
kantong IV tanpa menyentuh
lubangnya
• lepaskan penutup pelindung dari
paku penusuk, dan tusukan paku
ke dalam lubang kantung IV atau
tusukan penusuk ke penyumbat
karet hitam dari botol. Bersihkan
karet penyumbat dengan

89
Stikes Dian Husada

antiseptik sebelum menusukkan


paku penusuk
a. Isi selang infuse :
• Tekan bilik drip dan lepaskan,
biarkan terisi sepertiga sampai
setengah penuh
• Lepaskan pelindung jarum dan
klem rol untuk
5 • memungkinkan cairan memenuhi
bilik drip melalui
6 selang ke adapter jarum. Kembalikan
7 klem rol ke posisi off setelah selang
terisi
8 • Pastikan selang bersih dari udara
dan gelembung udara
9 • Lepaskan pelindung jarum
Pilih jarum IV yang tepat atau over the needle
catheter ( ONC )
1 Pilih tempat distal vena yang digunakan
0 Bila terdapat banyak rambut pada temapat
penusukkan, bersihkan atau gunting
Bila mungkin letakkan ekstremitas pada posisi
1 dependen
1 Letakkan tourniquet 10 - 12 cm di atas tempat
penusukan ,tourniquet harus menyumbat
1 aliran vena bukan arteri. Periksa adanya nadi
2 distal
Kenakan sarung tangan sekali pakai.
Pelindung mata dan masker dapat digunakan
untuk mencegah cipratan darah pada
membrane mukosa perawat
Letakkan ujung adapter jarum perangkat
1 infuse dekat dengan kasa steril atau handuk
3 Pilih vena yang terdilatasi baik. Metode -
metode untuk membantu mendilatasi vena
1 meliputi :
4 • Menggosok ekstremitas dari

90
Stikes Dian Husada

distal ke proksimal dibawah


tempat vena yang dimaksud
• Menggenggam dan melepaskan
genggaman
1 • Menepuk perlahan di atas vena
5 Memasang kompres hangat pada ekstremitas,
misalnya dengan waslap hangat
Bersihkan tempat insersi dengan gerakan
sirkular yang kuat menggunakan laurtan
1 povidon iodine, hindari rnenyentuh tempat
6 yang telah dibersihkan, biarkan tempat
tersebut mengering selama sedikitnya 30
detik. bila klien alergi terhadap iodine,
gunakan alcohol
Lakukan fungsi vena, tahan vena dengan
meletakkan ibu jari di atas vena dan dengan
1 meregangkan kulit berlawanan arah dengan
7 arah penusukan 5 sampai 7,5 cm kearah distal
tempat penusukkan
Perhatikan keluarnya darah melalui selang
jarum yang menandakan bahwa jarum telah
memasuki vena, turunkan jarum sampai
1 hampir menyentuh kulit, dorong jarum sampai
8 menempel dengan tempat
tungsi vena jangan pcrnah mcmasukkan
1 kembali stilet bila telah rnelepaskannya
9 Tahan kateter dengan satu tangan, lepaskan
tourniquet dan lepaskan stilet dari ONC,
dengan cepat hubungkan adaptor jarum dari
perangkat pemberian, jangan menyentuh
tempat penusukan adaptor
j arum
Lepaskan klem roler untuk memulai infuse
pada kecepatan untuk mempertahankan
patensi aliran IV
Amankan kateter atau jarum IV ( Prosedur
dapat saja berbeda,periksa kebijakan

91
Stikes Dian Husada

2 institusi )
0 •
Pasang plester kecil di bawah
kateter dengan sisi yang Iengket
menghadap ke atas dan
silangkan plester di atas kateter
• Bila digunakan balutan kasa
oleskan salep povidon iodine di
tempat fungsi vena, bila
digunakan balutan transparan,
2 oleskan larutan povidon iodine di
1 tempat fungsi vena, biarkan
larutan mengering
2 • Pasang plester kedua tepat
2 menyilang hub kateter
Letakkan bantalan kassa 2 x 2 di atas tempat
2 insersi dan hub kateter dan amankan plester
3 2,5 cm atau pasang balutan transparan di atas
tempat
2 • penusukan IV searah
4 pertumbuhan rambut, jangan
menutup hubungan antara selang
IV clan hub kateter
• Lekatkan loop sclanb infuse pada
balutan menggunakan plester 2,5
cm
Untuk pernberian cairan IV atur kecepatan
aliran sarnpai tetesan yang tepat per menit
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
aliran serta ukuran jarum pada balutan
Lepaskan sarung tangan , singkirkan alat -
alat dan cuci tangan
Catat pada catatan perawat jenis lanitan,
Ietak insersi, kecepatan aliran, ukuran dan
tipe kateter atau jarum, kapan infuse
dimulai,dan bagaimana toleransi klien
terhadap prosedur, mungkin digunakan
lembar kerja terapi khusus parenteral

92
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

93
Stikes Dian Husada

MENGATUR KECEPATAN ALIRAN INTRAVENA

Manakala infus terpasang perawat mempunyai tanggung


jawab tentang pengaturan kecepatan sesuai advis dokter,
kecepatan infus yang terlalu lambat menimbulkan kolaps
kardiovaskuler dan sirkulasi pada klien dehidrasi, syok, atau sakit
kritis. Kecepatan infus terlalu cepat mengakibatkan lelebihan
cairan. Perawat menghitung kecepatan infus untuk mencegah
ketidaktepatan pemberian cairan

Persiapan alat :
1. Kertas dan pensil
2. Jam dengan jarum detik

a. Mikrodrip 60 gtUml
b. Makrodrip ( Mathency, 1992) Abbott Lab 15 gtt/ml Travcnol
Lab 10 gtt/ml McGraw Lab15gtt/ml

Pilih salah satu rumus berikut untuk menghitung


kecepatan aliran setelah menentukan ml/jam ( Bila.perlu )

ml/hr=infus total(ml)lama waktu pengimfusan

1. ml hr60 menit

2. Faktor tetesan x ml/menit=tetes/menit

Atau

ml / jam x faktor tetesan60 menit=tetes/menit

Dengan meggunakan rumus hitung kecepatan aliran permenit :


Botol 1 ( 1000 ml dengan mEq KCL )

94
Stikes Dian Husada

Hikrodrip
125ml x 60gtt /ml60 menit=7500 gtt60 menit=125 gtt/mnt

Makrodrip
125 ml x isi btt ml60 menit=31 sampai 32 gtt/menit

Memungkinkan anda untuk menghitung kecepatan aliran per jam


berdasarkan pada rumus dibawah ini :

Volume total x faktor tetesanWaktu pengimfusan dlm menit

95
Stikes Dian Husada

MENAMBAHKAN OBAT KE DALAM WADAH


CAIRAN INTRAVANA

Cara teraman untuk pemberian obat IV adalah dengan


menambahkan kedalam wadah cairan yang mempunyai volume besar
( biasanya dengan dekstrosa dan larutan air atau normal salin ).
Kemudian obat infuskan dengan lambat, resiko efek samping
diminimalkan dan kadar terapeutik dalam darah dapat di
pertahankan.
Obat-obat yang ditambahkan kedalam wadah cairan IV
termasuk elektrolit, vitamin dan mineral Resiko utama terjadi
dengan metode ini adalah kelebihan cairan.

Peralatan :
1.Siapkan obat didalam spuit
2.Wadah cairan IV ( kantung/ botol dengan volume 500 atau 1000
ml )
3.Swab alkohol atau antiseptik
4.Label yang akan diletakkan kekantong atau botol IV

Pelaksanaan :
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Cuci tangan
2 Pastikan advis dari dokter
3 Pastikan advis dari dokter
4 Jelaskan rosedur ada klien
pastikan identifikasi klien dengan benar
5 Tambahkan obat kewadah yang baru :
• Cari port menyuntikkan obat
pada kantung IV
• Usap port dengan antiseptik
• Tusukkan jarum spuit sampai
mencmbus bagian tengah port
dan dorong plunger
• Tarik spuit dan campur larutan
96
Stikes Dian Husada

dengan memegang kantung


cairan dan
• membalikkan kantung cairan
dengan perlahan dari satu ujung
keujung yang lain
6 • Gantung kantung cairan dan
periksa kecepatan infus
• Lengkapi label obat dan tempel
label tersebut dengan terbalik.
Tambahkan obat kedalam wadah yang
sudah ada :
• Cuci tangan
• Periksa volume cairan yang tersisa
kedalam wadah
• Tutup klep infus IV
• Usap port obat dengan antiseptik atau
alkohol
• Tusukkan jarum spuit melalui port dan
suntikkan obat
• Turunkan wadah dari penggantung
7 kantung IV dan campur dengan
perlahan dengan membalikkan kantung
perlahan.
• Gantungkan kembali dan atur kembali
kecepatan tetesan
• Berikan label pada wadah dengan nama
dan dosis obat
Cuci tangan.
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) 97 (………………….……….)


Stikes Dian Husada

98
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

99
Stikes Dian Husada

MENGISI DAN MEMBERI KIRBAT ES

Kirbat Es adalah : suatu kantong yang dapat terbuat dari karet


atau plastic yang dapat di isi dengan potongan- potongan es

Tujuan memberikan kirbat es :


1. Menurunkan suhu
2. Mengurangi rasa saki setempat
3. Mengurangi perdarahan

Indikasi :
1. Suhu tinggi
2. Perdarahan
3. pada penderita kesakitan

Macam - macam bentuk kirbat es :


1. Bulat gepeng
2. Bulat lonjong gepeng
3. Berbentuk panjang dan kecil seperti KRAAG
4. Berbentuk segiempat dan berisi semacam agar - agar, bila
mendinginkan di dalam almari es

Gambaran macam – macam kirbat es :

Persediaan alat :
1. Kirbat es
2. Sarung kirbat es
3. Kom berisi potongan - potongan es
4. Pisau
5. Kom berisi air bersih
6. Serbet atau lap

100
Stikes Dian Husada

FORMAT
MENGISI DAN MEMBERIKAN KIRBAT ES

N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Alat – alat disiapkan
2 Perawat cuci tangan
3 Es dipotong kecil - kecil dengan pisau,
kemudian dimasukkan kedalam kom berisi
air bersih, untuk menghilangkan ujung
4 -ujungnya
Kirbat es diisi setengah bagian, kemudian
5 udara dikeluarkan
6 Periksa apakah ada kebocoran atau tidak
Dila basah dilap terlebih duhulu kemudian
7 masukkan ke dalam sarungnya
Kemudian letakkan kepada tempat yang
8 memerlukan
9 Menganti es sebelum esnya mencair
kesemuanya
1 Bila sudah selesai alat - alat yang
0 dipergunakan dibereskan
Perawat cuci tangan
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

101
Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

102
Stikes Dian Husada

MENGISI DAN MEMBERI KRAAG ES

Persedian alat :
1. Sama dengan di atas
2. Es kraag

Cara Kerja :
1. Sama dengan yang di atas
2. Tempatnya di leher

Perhatian :
1. Kulit harus diperhatikan apakah ada iritasi,luka atau tidak
2. Sering –sering mengontrol apakah letaknya kirbat es tepat
pada tempatnya atau tidak
3. Sebelum diberikan kntrol terlebih dahulu

MEMBERIKAN KOMPRES AIR ES ATAU ALKOHOL

Dibrikan pada penderita yang tidak dapat atau tidak


mungkin memakai kirbat es
Misal : pada pasien/ penderita dengan suhu sangat tinggi

Persedian alat :
1. Kom berisi air es atau alcohol
2. Dua helai kain kasa yang besar dan kom.
3. Perlak dan kain pengalas

Cara kerja :
1. Alat- alat disiapkan
2. Perawat cuci tangan
3. Perlak dan kain pengalas diletakkan dibawah tempat yang
akan di kompres
4. Kain kasa dibasahi dengan air es atau alkohol dalam kom

103
Stikes Dian Husada

5. Pasang pada tempat yang memerlukan


6. Kain kasa sering dibasahi supaya tidak kering,tetap dingin
7. Alat – alat dibereskan
8. Perawat cuci tangan
Perhatian :
• Bila memakai alcohol 70 % dicampur denagan air supaya
tidak terjadi iritasi

MEMBUAT DAN MEMBERIKAN PIL –PIL

Tujuan :
1. Mengurangi perdarahan
2. Mengurangi rasa haus

Diberikan :
1. Penderita yang mengalami perdarahan
Misal :Haematemesis, Haemaptoe, Tonsilectomi
2. Penderita post operasi tetapi belum diperbolehkan minum

Persediaan alat :
1. Es
2. Pemukul Es
3. Mangkok dan air bersih
4. Sendok
5. Mangkok dan penutupnya

Cara kerja :
1. Perawat cuci tangan
2. Alat - alat dipersiapkan
3. Es dijadikan potongan kecil - kecil
4. Cuci dengan air bersih
5. Masukkan dalam mangkuk tertutup
6. Penderita diberitahu
7. Dengan sendok es diberikan penderita
8. Banyaknya es yang diberikan menurut kebutuhan penderita

104
Stikes Dian Husada

MENGISI DAN MEMBERIKAN KIRBAT ES


GANTUNG

Tujuan : Mengurangi perdarahan


Dilakukan :
1. Penderita dengan perdarahan di otak
2. Penderita dengan peritonitis

Persiapan alat :
1. Sama dengan mengisi dan member kirbat kraag
2. Sungkup busur, jika memakai cara1
3. Sarung kirbat es yang berbentuk segi empat dengan
memakai dua tali pada setiap sudutnya
4. Handuk atau kain segitiga

Cara kerja dengan memakai sungkup busur ( cara 1 ) :


1. Perawat cuci tangan
2. Alat – alat disiapkan
3. Penderita diberi tahu
4. Cara mengisi kibet es sama
5. Letakkan sungkup busur pada daerah perut
6. Letakkan kirbat es diatas kain
7. Perawat cuci tangan

Perhatian :
1. Kirbat Es dapat diisi penuh
2. Kirbat Es tidak boleh menekan pada daerah tersebut
3. Tanyakan pada penderita apakah penderita merasa enak
dan nyaman

Cara kerja ke II :
1. Alat – alat disiapkan
2. Perawat cuci tangan
3. Letakkan sarung kirbat Es di atas perut atau yang
105
Stikes Dian Husada

dikehandaki
4. Seorang perawat berdiri dibagian ujung tempat tidur bagian
kepala, seorang lagi berdiri di ujung bagian kaki
5. Masinh – masing perawat memegang tali sarung kirbat es
sambil merentangkan sampai tegak, kemudian mengikatkan
tali tersebut ke tiang tempat tidur
6. Mulut sarung kirbat es menghadap ke atas
7. Kirbat es dimasukan ke dalam sarung tadi, dengan jarak
antara perut dan kirbat es gantung kurang lebih 2-4 mm
8. Perawat cuci tangan

MENGISI DAN MEMBERI BULI – BULI PANAS ( W


WS)

Tujuan :
1. Untuk mengurangi rasa sakit
2. Untuk menghangatkan penderita
3. Member perasaan senang dan nyaman

Dilakukan :
Sewaktu – waktu bila perlu

Persedian alat :
1. Buli - buli panas dengan sarungnya
2. Air panas dengan tempatnya
3. Kom kecil
4. Lap kerja

Cara kerja :
1. Perawat cuci tangan
2. Alat – alat disiapkan
3. Penderita diberitahu
4. Buli – buli panas diisi air panas tidak kurang setengah sampai
sepertiganya
5. Keluarkan udara dengan cara meletakkan buli-buli panas
diatas meja, sampai permukaan air ada pada tempat penutup
106
Stikes Dian Husada

setelah itu ditutup


6. Periksa apakah ada yang bocor atau tidak dengan cara
membalikan buli-buli tersebut
7. Keringkan dan masukan kedalam sarungnya
8. Pasang pada bagian badan penderita yang memerlukan
9. Alat-alat dibersihkan
10.Perawat cuci tangan
Perhatian :
1. Bila sudah dingin segera diganti
2. Air panas untuk penderita langsung suhunya 50 deraiat
3. untuk aether bed 80 derajat
4. jangan diberikan pada perdarahan usus

Gambar buli – buli panas :

KOMPRES PANAS

Kompres panas basah efektif untuk memperbaiki sirkulasi,


menghilangkan edema dan meningkatkan konsolidasi dan
drainase pus, karena kompres dipasangkan pada luka terbuka
maka kompres harus steril begitu juga sebaliknya.

107
Stikes Dian Husada

Diagnosa keperawatan potensial


1. resiko tinggi terhadap infeksi
2. Nyeri
3. Mobilitas fisik

Persiapan alat :
1. Hangatkan larutan yang diresepkan pada suhu yang tepat
( sekitar 43 derajat celcius sampai 46 derajat celcius )
2. Balutan kassa steril
3. Wadah steril untuk larutan
4. Kompres siap pakai yang dapat dibcli tanpa resep ( k/p )
5. Sarung tangan steril
6. Jeli petrolium
7. Kapas steril
8. Bantalan tahan air ( sarung buli-buli panas )
9. Plester atau tali
10.Handuk mandi kering
11.Bantalan pemanas atau aliran air ( buli - buli panas ) kalau
Perlu
12.Sarung tangan sekali pakai
13.Termometer mandi

PENGGUNAAN SELIMUT HIPOTERIMIA /


HIPERTERMIA

Klien dapat megalami demam tinggi dan


berkepanjangan kibat penyakit neurologist infeksius dan efek
samping anastesia. Satu tindakan. untuk mengontrol demam
adalah selimut hipotermia ( pendigin )selimut hipotermia adalah
selinut karet berisi air yang mensirkulasi larutan dingin ( biasanya
air distilasi ) melalui selinut. Bila klien berbaring di atas alat ini
selimut pendingin membantu menurunkan suhu tubuh klien.
Sebaliknya klien yang suhu tubuhnya secara abnormal
rendah karena pemajanan ekstrem pada dingin atau sebagai akibat
hipotermia dari bedah neurologik atau jantung memerlukan selimut
108
Stikes Dian Husada

hipertermia ( penghangatan ) untuk membantu tubuh kembali ke


suhu hamper normal. Pada kasus hipertermia atau penghangatan
ulang, terapi larutan hangat disirkulasi melalui selimut untuk
membantu kembalinya suhu tubuh klien ke normal.

Diagnosa keperawatan potensial :


1. Hipertemia
2. Hipotermia

Persiapan alat :
1. Selimut hipotermia/ hipotermia dengan panel
pengontrol dan pemeriksa suhu rectal
2. Sprei atau selimut mandi tipis.
3. Air distalasi untuk mengisi unit bila perlu
4. Sarung tangan
5. Termometer rectal

PERAWATAN PENDERITA YANG AKAN DAN


TELAH MENINGGAL DUNIA
Tujuan :
1. Memberikan perasaan tenang tentram dan damai pada
penderita
2. Memberikan perasaan puas atas usaha perawat yang telah
diberikan kepada keluarga penderita

Kemungkinan dampak penderita dirawat dirumah sakit :


1. Sembuh
2. Tidak dapat sembuh dan pulang
3. Meninggal

Pada penderita yang sakit payah dan akan meninggal dunia


keadaannya tidak selalu sama, pada umumnya dijumpai beberapa
keadaan sebagai berikut :
1. Warna muka berubah menjadi pucat atau biru
109
Stikes Dian Husada

2. Mata cekung dan hidung menonjol


3. Sirkulasi darah menjadi tidak sempurna
sehingga anggota badan menjadi dingin
4. Otot - otot menjadi lemes dapat juga terjadi inkontinential urin
atau alvi
5. Denyut nadi menjadi tidak teratur
6. Pernafasan sesak
7. Penglihatan berkurang, reflek mala negatif
8. Kadang-kadang gelisah
9. Tensi turun

Tanda-tanda kematian pasti :


1. Jantung dan paru-paru berfienti bekerja, jadi tekanan
darah, pernafasan dan denyut nadi negatif
2. Dua tiga jam sampai dengan enam jam sesudahnya tubuh akan
menjadi kaku.
MENJELANG AJAL
Tugas perawat menghadapi penderita menjelang ajal :
1. Perawatan yang khusus
2. Kenyalnanan
3. perawatan mental
4.
A. PERAWATAN YANG KHUSUS
Sedapat mungkin penderita disendirikan atau diisolasikan dengan
jalan memberikan kamar tersendiri atau dapat pula disudut kamar
yang dilindungi dengan tabir dan ketenangan lingkungan terjaga.

B. MEMBERI KENYAMANAN
Dengan membetulkan letak bantal, membasahi bibir penderita,
bila banyak peluh atau keringat dikeringkan bila perlu pakaian
diganti, menjaga kebersihan dan mengabulkan permintaannya
( asal tidak berbahaya ) Melaksanakan intruksi dokter, misalnya
memberikan obat-obatan.
Catatan : Perawat tetap berada didekat pasien untuk
mengobservasi penderita.

C. PERAWATAN MENTAL

110
Stikes Dian Husada

Berusaha rnemberikan kekuatan mental, iman dan kepercayaan.


Misalnya membaca doa-doa singkat ,berusaha memberikan
kesempatan bertobat
Memberikan pengertian kepada keluarga penderita tentang
keadaan penderita dan memberikan ketenangan

Sikap seorang perawat :


1. seorang perawat harus tenang
2. hindarkan rasa takut
3. harus terus mengobservasi
4. Berlaku sopan dan serius
5. Hindarkan keributan
6. Bekerja harus hati-hati

Hal yang harus diperhatikan :


Bila penderita masih safar, sesuai dengan agamanya dapat
dipanggilkan pemuka agama masing-masing

MEMELIHARA MAYAT

Sikap perawat :
1. Tenang
2. Tetap sopan dan menghormati
3. Hindarkan perasaan takut
4. Menghibur keluarga dan memberikan bela sungkawa

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Mencatat waktu penderita meninggal
2. Mata harus ditutup dengan baik dengan kapas basah
3. Bila mulut terbuka bisa diikat dengan perban
4. Surat-surat kematian dibereskan

Persiapan alat-alat :
1. Untuk mernandikan mayat sama seperti memandikan penderita
biasa ditambah dengan : pinset, schort, kapas dan bengkok.
2. Tempat pakaian kotor

111
Stikes Dian Husada

3. Laken

Cara kerja :
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat dipersiapkan
3. Perawat memakai schort
4. Mayat dimandikan
5. Semua bagian badan yang harus ditutup, ditutup dengan kapas
bila perlu memakai pinset
6. Semua perhiasan diangkat dan seterusnya diserahkan
kepada keluarga penderita
7. Dagu dan kaki diikat
8. Tangan diikat sesuai dengan agamanya
9. Mayat dan tempat tidur dirapikan kemudian ditutup dengan
taken yang bersih

Catatan : Selama berkerja perawat tetap bersikap hormat dan


mengantar mayat kekamar mayat dengan menggunakan brangkart
khusus.
Cara kerja :
1. Sesudah dimandikan, brangkart di ambil olek dua perawat
kemudian mayat dipindahkan ke brangkart
2. Mayat ditutup dengan selimut atau dengan penderita
3. Perawat cuci tangan, scort dibuka
4. Barang-barang penderita dikumpulkan dan dikirimkan ke
kamar mayat diserahkan keluarga penderita

Dikamar mayat :
1. Memakai mayat
2. Mayat dipindahkan kepembaringan mayat
3. Mayat ditutup seluruhnya dengan kain putih
4. Surat keterangan meninggal ditaruh diatasnya
5. Mengisi saluran air pada bagian bawah pembaringan supaya
serangga tidak naik keatas 6.
6. Periksa sekali lagi barang-barang penderita
7. Schort dibuka dan cuci tangan

112
Stikes Dian Husada

Catatan :
1. Kasur dan bantal di jemur
2. Lemari dan tempat tidur dibersihkan dengan larutan lisol
3. Semua alat-alat dibersihkan
4. Schort dimasukan ditempat cucian
5. Cuci tangan

Penatalaksanaan :
N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Perawat cuci tangan
2 Perawat cuci tangan
3 Pasien diberi tahu
4 Menyiapkan alat-alat
5 Memasang sketsel
6 Pasien miring kekiri
7 Memasang perlak dan pengalas
8 Pakaian bagian bawah ditinggikan
9 Memasang bengkok dibawah bokong
10 Irigator diisi air satu liter, kanul diolesi dengan
11 vaselin
Udara dikeluarkan dari pipa karet melalui
12 kanul, airan ditampung dalam bengkok
Pasien dianjurkan menarik nafas panjang,
13 kanul dimasukan kurang lebih 5cm-7,5cm
14 Tinggi irrigator 50 cm di atas tempat tidur
15 Air di alirkan perlahan-lahan 10 menit
Pipa karet ditiup sebelum masuk
16 udaranya,kanul ditarik keluar di masukan
kedalam bengkok
17 Segera :setelah tindakan berikan pasien
Keterangan
18 1pasu najis bila
: dilakukan ingin BAB
sendiri
19 2Membereskan alat-alat
: tidak dilakukan
3Pearawat cuci
: dilakukan tangan
tetapi memerlukan bantuan
Hasil huknah dilaporkan
Mengetahui Mojokerto, 2008
Kepala Laboratorium Penanggung jawab
113

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)


Stikes Dian Husada

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

INJEKSI SUBKUTAN
Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit
( jaringan konektif atau lemak dibawah dermis ).
Setiap jaringan subkutan dapat dipakai untuk area injeksi ini
tapi yang lazim adalah dilengan atas bagian luar, paha bagian
depan dan area yang lazim lainnya adalah perut, area skapula,
ventrogluteal dan dorsogluteal.
Injeksi tidak boleh diarea yang nyeri, merah, pruritus atau edema

Jenis obat yang diberikan secara subkutan :


1. Vaksin
2. Obat-obatan preoperasi
3. Narkotik
4. Insulin
5. Heparin
114
Stikes Dian Husada

Persiapan alat – alat :


1. Buku catatan rencana/order pengobatan
2. Vial atau ampuf yang berisi obat yang akan diberikan
3. Spuit dan jarum steril
4. Kapas antiseptik steril
5. Kasa Steril untuk membuka ampul
Pelaksanaan :
INJEKSI SUBKUTAN

N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Menyiapkan alat
2 Memasukkan obat dari vial/ampul kedalam
spuit dengan cara yang benar
3 Beritahu pasien dan atur posisi yang nyaman
serta rileks
4 Pilih area tubuh yang tepat, uasap dengan
kapas antiseptik dari tengah keluar secara
melingkar sekitar 5 Cm menggunakan
tangan yang tidak untuk menginjeksi
5 Siapkan spuit, lepas kap penutup secara
tegak lurus sambil menunggu antiseptik
kering dan keluarkan udara dari spuit
6 Pegang salah satu tangan antara jempol
dan jari – jari pada area injeksi dengan
telapak tangan menghadap kearah
samping atau atas untuk kemiringan 45
derajat atau dengan telapak tangan
menghadap ke bawah untuk kemiringan
45 derajat. Gunakan tangan yang tidak
memegang spuit untuk mengangkat atau
merentangkan kulit, lalu secara hati – hati
dan mantap tangan yang lain
menusukkan jarum. Lakukan aspirasi, bila
muncul darah maka segera cabut spuit
untuk dibuang dan diganti spuit dan obat

115
Stikes Dian Husada

7 baru. Bila tidak muncul darah, maka pelan


– pelan dorong obat kedalam jaringan
Buanag spuit tanpa harus menutup jarum
8 dengan kapnya ( mencegah cedera pada
9 perawat ) pada tempat pembungan yang
benar
Catat tindakan yang telah dilakukan
Kaji keefektifan obat
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

116
Stikes Dian Husada

INJEKSI IM ( INTRAMUSKULAR )
Tujuan injeksi IM adalah untuk memasukkan obat dalam jumlah
yang Iebih besar dibanding obat yang diberikan melalui SC,
absorbsi juga lebih cepat karena lebih banyaknya suplai darah
diotot tubuh tapi cara ini dapat mencegah/mengurangi iritasi
obat.

Beberapa lokasi yang lazim digunakan untuk injeksi IM :


1. Deltoid
2. Dorsogluteal
3. Ventrogluteal
4. Vastus lateralis
5. Rektus femoris

Alasan- alasan area di atas digunakan untuk injeksi IM :


1. Massa otot yang besar
2. Vaskularisasi yang baik
3. Jauh dari syaraf

Hal-hal yang harus diperhatikan


:

1. Usia pasien
2. Ukuran dan kondisi dari otot yang akan diinjeksi
3. Jarum dalarn posisi tegak lurus ( 90 derajat).

Peralatan :
1. Kartu pengobatan atau rcncana pengobatan
2. Obat steril dalam ampul atau vial
3. Spuit dan jurum steril (ukuran sesuai dengan kebutuhan)
4. Kapas pengusap dalam larutan antiseptik
5. Kasa steril jika perlukan untuk membuka ampul.

Pelaksanaan:

117
Stikes Dian Husada

No KEGIATAN 1 2 3
1 Pastikan adanya order pengobatan
2 Menyiapkan peralatan
3 Mengambil obat dari ampul / vial sesuai
dengan jumlah yang dikehendaki
4 Yakinkan bahwa pasien benar dan
memberitahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan dan bantu untuk posisi yang
5 nyaman.
Buka pakaian /selimut kain yang menutupi
6 area yang akan diinjeksi
Tentukan lokasi penyuntikan, pilihlah area
yang bebas dari lesi,nyeri tekan bengkak
dan radang dan bersihkan kulit dengan
7 pengusap antiseptik secara melingkar dari
dalam keluar
Siapkan spuit yang sudah berisi obat buka
8 penutup jarumnya dengan hati-hati dan
keluarkan udara dalam spuit
Gunakan tangan yang tidak memegang spuit
untuk membentangkan kulit yang akan
9 ditusuk, pegang spuit antara jempol dan jari-
jari kemudian tusukkan jarum secara tegak
lurus hadap sudut 90 de:rajat
Lakukan aspirasi untuk mengecek apakah
jarum tidak mengenai pembuluh darah
dengan cara menarik pengokang. Bila
10 terhisap darah segera cabut spuit buang dan
ganti yang baru. Bila tidak terhisap darah
11 maka perlahan – lahan masukkan obat
12 dengan cara mendorong pengkang spuit
Bila obat sudah masuk semua segera cabut
13 spuit dan lakukan masase pada area
penusukan
Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman
Buang spuit pada tempat yang disedikan dan
bereskan alat

118
Stikes Dian Husada

Observasi keadaan pasien dan catat tindakan


yang dilakukan

119
Stikes Dian Husada

Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

120
Stikes Dian Husada

INJEKSI INTRAVENA

Jalur vena dipakai khususnya untuk tujuan agar obat yang


diberikan dapat bereaksi dengan cepat misalnya pada situasi bawat
darurat.Obat langsung masuk sistem sirkulasi reaksi Iebih cepat
dibanding dengan cara enteral atau parenteral yang
memerlukan waktu untuk absorbsi.
Cara pemberian obat intravena jika pasien tidak memakai infus
diinjeksikan langsung kevena yaitu mencari vena yang besar ( vena
basilika atau vena sefalika pada lengan )
Jika pasien dipasang infus, obat dapat diberikan melalui botol
infus atau melalui karet pada selang infus yang dibuat untuk
memasukkan obat. Mengusap tempat yang akan ditusuk
dengan kapas anti septik dan klem infus dimatikan selama obat
dimasukkan, bila sudah selesai kecepatan tetesan diatur kembali.
Untuk memasukkan obat melalui vena, perawat harus
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup sehingga
tidak terjadi kesalahan karena resikonyn sangat besar misalnya
emboli udara

Persiapan alat :
1. Kartu pengobatan/rencana order pengobatan
2. Spuit steril yang berisi obat steril
3. Kapas pengusap dalam larutan antiseptik
4. Turnikuet

121
Stikes Dian Husada

INJEKSI INRAVENA

N KEGIATAN 1 2 3
o
1 Memastikan tentang adanya order pengobatan
2 Menyiapkan alat
3 Menyakinkan bahwa pasien benar dan
beritahu pasien tentang tindakan yang
dilakukan dan atur posisi yang nyaman
4 Tentukan dan cari vena yang akan ditusuk
5 Bila vena sudah ditemukan pasang torniket
agar vena benar-benar dapat dilihat dan diraha
dan usap dengan kapas antiseptik
6 Siapkan spuit yang sudah berisi obat dan cek
adanya udara
7 Dengan pelan tusukkan jarum kedalam vena
dengan posisi jarum sejajar dengan vena.
Untuk mencegah vena tidak bergeser tangan
yang tidak memegang spuit digunakan untuk
menahan vena sarnpai jarum masuk
8 vena
Lakukan aspirasi dengan cara menarik
pengokang spuit. Bila terhisap darah lepas
9 torniket dan dorong obat pelan-pelan
kedalam vena
1 Setelah obat masuk semua segera cabut spuit
0 dan buang spuit ditempat sesuai prosedur.
1 Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman
1 Observasi pasien dan catat tindakan

122
Stikes Dian Husada

Keterangan.
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
.............................................................................................................
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan
.............................................................................................................
Mengetahui Mojokerto, 2008
.............................................................................................................
Kepala Laboratorium Penanggung jawab
.............................................................................................................

.............................................................................................................
(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

123
Stikes Dian Husada

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL


Pemberian obat secara parenteral atau injeksi, baik injeksi
intradermal, subcutan, intramuscular atau intravena.
Pemberian obat secara parenteral mempunyai aksi kerja lebih
cepat dibanding secara oral. Tapi pemberian secara parenteral
mempunyai beberapa resiko sebagai berikut: merusak kulit,
menyebabkan nyeri pada pasien, salah tusuk dan lebih mahal.
Demi keamanan pasien, sebelum injeksi seorang perawat harus
mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara pemberian
obat secara parenteral termasuk cara menyiapkan obat dan
menggunakan teknis steril.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat secara


parenteral :
1. Menyiapkan peralatan yang benar ,termasuk alat suntik, jarum,
vial dan ampul
2. Menurut bentuknya spuit mempunyai tiga bagian :
• Ujung yang berkaitan dengan jarum
• Bagian tabung
• Bagian pendorong obat
1. Menurut bahannya, spuit ada :
• Spuit kaca
• Spuit
• Plastic
1. Menurut penggunaannya, spuit ada :
• Spuit standart hipodermik
• Spuit insulin
• Spuit tuberculin
1. Jarum merupakan alat pelengkap spuit, yang terbuat dari bahan
stainles dan mempunyai ukuran yang bervariasi dalam bentuk
gauge. Semakin besar ukuran gaugenya semakin kecil
diameternya jarumnya.
2. Penngunaan ukuran jarum disesuaikan dengan keadaan pasien
yang meliputi : umur, gemuk/kurus, jalur yang akan dipakai,
obat yang akan dimasukan.
124
Stikes Dian Husada

3. Cairan/atau obat yang diberikan secara parenteral/biasanya


dikemas dalam ampul atau vial.

125
Stikes Dian Husada

INJEKSI INTRADERMAL
Injeksi intradermal atau injeksi intrakutan merupakan injeksi yang
ditusukkan pada lapisan dermis atau dibawah epidermis
( permukaan kulit ).
Injeksi ini dilakukan secara terbatas karena hanya sejumlah kecil
obat yang dapat dimasukan dan biasanya digunakan untuk :
1. Tes tuberculin
2. Tes untuk mengetahui reaksi alergi terhadap obat tertentu
3. Vaksinasi
4. Kadang-kadang untuk anastesi local yang demikian
dilanjutkan injeksi pada area yang lebih dalam
Area yang lazim digunakan untuk injeksi intradermal adalah :
• Lengan bawah bagian dalam
• Dada bagian atas
• Dan punggung area scapula
Persiapan alat :
1. Spuit ukuran 1 ml dengan kalibrasi ratusan millimeter
2. Jarum degan ukuran yang sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol
4. Buku pengobatan dan intruksi pengobatan

Pelaksanaan :

126
Stikes Dian Husada

N KEGIATAN 1 2 3
O
1. Menyiapkan alat
2 Memberi tahu pasien
3 Menyiapkan area yang akan diinjeksi misalnya
lengan kanan lengan kanan dan lakukan
desinfeksi dengan alcohol
4 Pegang erat lengan pasien dengan tangan kiri
anda dan tangan satunya memegang spuit
5 kearah pasien.
Tusukkan spuit dengan sudut 15 derajat pada
epidermis kemudian diteruskan sampai dermis
lalu dorong cairan obat. Obat ini akan
6 menimbulkan tonjalan dibawah permukaan
kulit.
Cabut spuit, usap pelan-pelan area
penyuntikan dengan kapas antiseptic tanpa
memberikan masase ( massase dapat
menyebabkan obat masuk kejaringan atau
keluar melalui lubang injeksi
Keterangan :
1 : dilakukan sendiri
2 : tidak dilakukan
3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan

Mengetahui Mojokerto, 2008


Kepala Laboratorium Penanggung jawab

(Nuris Kushayati.SKep.Ns) (………………….……….)

Keterangan.

.............................................................................................................

.............................................................................................................
127
.............................................................................................................
Stikes Dian Husada

Daftar isi
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL.......................6
PIPA LAMBUNG, PEMASANGAN DAN PERAWATANNYA......................12
NUTRISI............................................................................................17
PEMASANGAN KATETER...................................................................25
PEMBERSIHAN COLON DAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN MELALUI
ANUS................................................................................................31
HUKNAH RETENSI.............................................................................37
MEMANDIKAN PASIEN......................................................................39
PEMELIHARAAN RAMBUT..................................................................45
MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT...................................................52
VULVA HYGIENE...............................................................................61
MENGGANTI ALAT TENUN ("BED MAKING")......................................64
PEMELIHARAAN LINGKUNGAN PENDERITA.......................................72
MEMBANTU AMBULASI.....................................................................81
POSITIONING..................................................................................102
MENCUCI TANGAN..........................................................................118
MEMASANG SARUNG TANGAN / HAND SCOON...............................125
PENGKAJIAN FISIK...........................................................................146
OBSERVASI TANDA - TANDA VITAL................................................159
PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI............................................166
PERAWATAN LUKA.........................................................................177

128
Stikes Dian Husada

MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL ATAU VIAL


AMPUL............................................................................................204
FUNGSI VENA.................................................................................209
MENGATUR KECEPATAN ALIRAN INTRAVENA.................................215
MENAMBAHKAN OBAT KE DALAM WADAH CAIRAN
INTRAVANA....................................................................................217
MENGISI DAN MEMBERI KIRBAT ES................................................220
MENGISI DAN MEMBERI KRAAG ES................................................223
MEMBUAT DAN MEMBERIKAN PIL –PIL............................................224
MENGISI DAN MEMBERIKAN KIRBAT ES GANTUNG.........................225
MENGISI DAN MEMBERI BULI – BULI PANAS ( W W S )....................226
KOMPRES PANAS............................................................................227
PENGGUNAAN SELIMUT HIPOTERIMIA / HIPERTERMIA.....................228
PERAWATAN PENDERITA YANG AKAN DAN TELAH MENINGGAL DUNIA
.......................................................................................................229
MEMELIHARA MAYAT......................................................................231
INJEKSI SUBKUTAN.........................................................................234
INJEKSI IM ( INTRAMUSKULAR )......................................................237
INJEKSI INTRAVENA........................................................................240
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL.......................................243
INJEKSI INTRADERMAL....................................................................244
INJEKSI INTRADERMAL

129

You might also like