You are on page 1of 5

Relevansi antara Pancasila dengan Perkembangan Jaman

Relevansi antara Pancasila dengan Perkembangan Jaman

Negara ini, Negar Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, ras, agama, budaya dan tradisi. Untuk itu diperlukan suatu landasan atau dasar pemikiran kebangsaan dan kenegaraan yang mampu menyatukan keragaman ini dalam keseragaman hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila, merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang delah dirancang sebaik mungkin dengan mempertimbangkan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara secara hati-hati dan teliti oleh para pendiri bangsa ini. Seiring dengan perkembangan jaman, Pancasila akan selalu relevan dengan keadaan jaman, namun di sisi lain banyak dari bangsa Indonesia sendiri yang menganggap bahwa Pancasila sudah tidak relevan dengan keadaan bangsa dan negara yang saat ini berada di tengah-tengah era globalisasi dan modernisasi yang menuntut ketahanan individual di dalamnya. Pendahuluan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah didesain dengan begitu kokoh dan indahnya oleh para pendiri bangsa sebagai pondasi untuk membangun bangsa dan negara ini dalam keteraturan hidup. Pancasila adalah sebuah dasar pemikiran negara yang sangat menjunjung tinggi aspek ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan keadilan. Tak hanya itu, pancasila jaga memiliki sifat flexible terhadap semua permasalahan dan perubahan yang terjadi dari generasi ke generasi. Oleh karena itu pancasila hendaknya selalu menjadi bahan rujukan pertama bagi seluruh bangsa Indonesia dalam menjalani aktivitas kehidupan di segala bidang. Namun yang menjadi permasalahann pada saat ini adalah sikap acuh tak acuh bangsa Indonesia sendiri terhadap Pancasila. Lepasnya kesadaran akan pentingnya dasar negara ini dalam kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia justru adalah yang menjadi sikap perintis awal mula bermunculannya pandangan-pandangan dan pemikiran-pemikiran baru, yang secara kasar maupun halus menyanggah

Pancasila. Bukan hanya menyanggah, bahkan secara terang-terangan bayak dari pemikiran-pemikiran tersebut yang menentang Pancasila dengan alasan bahwa sudah tidak sesuainya pancasola denga perubahan dan perkembangan jaman yang terjadi saat ini. Pembahasan Relevansi antara Pancasila dan Perkembangan Jaman Apa jadinya jika kita membangun sebuah bangunan tanpa pondasi yang kokoh dan mengakar ke dalam tanah, maka jika tertiup angin topan atau terguncang gempa bumi bangunan itu akan mudah roboh dan luluh lantah. Sama saja halnya dengan yang terjadi pada sebuah negara, jika negara itu dibangun tanpa landasan yang kuat nasibnya akan sama seperti banguna tadi. Oleh karena itu beruntunglah kita bangsa Indonesia yang mana negara kita telah memiliki landasan yang sangat kuat untuk kita membangun bansa dan negara ini. Ya, kita memang telah memiliki Pancasila sebagai landasan negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk melakukan segala macam kegiatan berbangsa dan bernegara, pembangunan serta perencanaan bangsa dan negara ke depan. Meskipun demikian, jika kita amati lagi banyak pihak di luar sana yang sengaja mengesampingkan nilai-nilai Pancasila demi meraih keuntugan untuk diri sendiri. Bukan hanya masyarakat umum, dari kalangan pemerintah dan elit politik saja yang seharusnya memberikan contoh penalaran nilai-nilai dan pengamalan Pancasila kepada masyarakat malah melakukan melakukan hal serupa, yakni sikap acuh tak acuh dan mengesampingkan Pancasila demi keuntungan pribadi. Sebagai salah satu contoh bukti nyata yang dapat kita lihat langsung adalah masalah kenaikan harga dan langkanya BBM yang lebih kurangnya sudah sepuluh tahun menjadi plemik di negara ini. Negara yang lebih banyak mengekspor minyak mentah prduksi dalam negeri ke manca negara justru setelah itu malah harus lebih banyak lagi mengimpor kembali BBM ke dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan seluruh bangsa akan BBM. Niat awal yang tadinya bertujuan untuk mendatangkan keuntungn besar bagi negara melaului penerimaan devisa dalam jumlah besar malah menjadi bumerang bagi diri sendiri karena pada akhirnya harus menganggarkan dana yang besar untuk mendatangkan BBM di tengah masyarakat. Harga BBM yang melambung tinggi di masyarakat harus membuat pemerintah melakukan subsidi untuk BBM. Namun yang terjadi malah sebaliknya, bukan rakyat kecil yang menikmati subsidi tersebut, banyak pihak yang tergolong masyarakat kelas atas dan orang-orang berada juga ikut memanfaatkan subsidi BBM tesebut. Di pihak lain tidak sedikit dari oknum-oknum bertangan kotor yang dengan seenaknya menimbun BBM untuk dijual kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi. Hal-hal seperti ini malah menyusahkan rakyat kecil, dimana pertimbangan pemeintah sesuai butir pengamalan pada sila kelima Pancasila yang mengahruskan untuk tidak melakukan usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, serta merugikan kepentingan masyarakat umum menjadi tidak efektif.

Di sisi lain hal ini juga menjadi ajang perang di tingkat elit politik, kalangan elit politik menggunakan kesempatan ini untuk menjatuhkan pemerintah dan mermperbesar dukungan masyarakat demi kepentingan kelompok politiknya. Hal ini sangat tidak sesuai dengan pancasila khususnya sila ketiga yang menjunjung tinggi asas persatuan, lalu malah pemerintah dan kalangan elit politik saling menyerang dan saling mejatuhkan satu sama lain. Padahal pihak yang dirugikan adalah negara dan masyarakat tingkat menengah ke bawah. Semua tindakan yang hanya berawal dari memperkaya diri akibatnya akan banyak merugikan orang banyak. Dengan alasan bahwa di jaman sekarang ini yang dibutuhkan adalah ketahan diri secara individu maupun berkelompok, Pancasila mendapat tempat tersendiri di mata orang-orang, yaitu tempat terbelakang. Karena Pancasila itu sendiri sudah dianggap tidak sejalan lagi dengan perkembangan dan kemajuan jaman. Pemikiran seperti ini adalah salah satu dari banyak pemikiran yang merelakan Pancasila sebagai dasar negara menjadi hanya slogan semata. Pihak-pihak yang merasa bahwa kehidupan yang manusiawi di masa saat ini adalah bagaimana mereka mempertahankan eksistensi mereka, meningkatkan popuklaritas dan segala keuntungan untuk diri sendiri adalah mereka yang mulai melupakan jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia. Contoh lain dari sikap acuh tak acuh bangsa ini terhadap Pancasila bisa kita lihat dengan mudah daslam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dari segi keagamaan, hal kecil yang dirasa oleh suatu agama mengganggu agama mereka yang bersumber dari agama lain akan dibesar-besarkan dan menjadi masalah yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan dan diperbesarkan. Terutama pada masa saat ini di mana banyak sekali paham-paham baru yang bermunculan dari suatu agama yang lebih bersifat fanatis bahkan ada yang bersifat menyimpang dari ajaran agama yang sesungguhnya. Hal ini menimbulkan banyak sekali kontroversi mengenai kehidupan beragama di masyarakat dewasa ini. Tentunya permasalahan-permasalahan ini sangat bertentangan keras dengan butir pengamalan Pancasila khususnya sila pertama. Termuat dalam sila pertama dari Pancasila yang mengandung makna bahwasanya kita sebagai umat beragama yang sepatutnya saling menghormati dan saling menghargai antar umat beragama yang satu dengan yang lainnya. Diharapkan pula di dalamnya kita senantiasa untuk hidup dalam kerukunan anatar umat beragama. Sementara itu, beberapa pemicu yang membuat orang-orang cenderung lebih mudah terajak dalam aliran-aliran dan paham-paham baru ini adalah bujukan para oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab serta munculnya isu-isu yang belakangan ini beredar di masyarakat Indonesia hingga masyaakat dunia, seperti isu kiamat dan dan global warming yang mengancam keberlangsungan eksistensi makhluk hidup di muka bumi. Oleh karena isu-isu seerti ini apa lagi yang mengatasnamakan agama dan kepercayaan. Di sinilah seharusnya Pancasila juga dapat menjadi pemecah masalah yang tepat, terutama untuk umat beragam ayang ada di Indonesia, bukan untuk memisahkan mana yang benar dan mana yang salah, melainkan untuk mempertegas bahwa hanya Tuhan Yang Maha Esa lah yang mengatur segala kejadian di muka bumi, bukan manusia sekali pun ia adalah pembesar suatu agama.

Ketidak teraturan ini yang sebagian besar menjurus ke arah aksi-aksi anarkis bukan hanya berdampak buruk terhadap suatu agama atau kepercayaan tertentu, tapi dari segi kemanusiaan juga kejadian seperti ini tidak pantas terjadi. Sebagai manusia yang memiliki akal dan logika, kita juga dibesarkan dalam suatu budaya yang memiliki adab tersendiri tentang cara-cara berasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tentunya permasalahan seperti ini akan sangat mengganggu sisi kemanusiaan kita yang beretika kemasyarakatan. Di samping itu juga akan menodai nilai-nilai dan tradisi yang berlaku sejak turuntemurun di masyarakat. Cara-cara yang lebih santun tentunya akan lebih baik dilakukan untuk pemecahan masalah-masalah yang ada, bukan dengan jalan-jalan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang ada seperti yang tertera dalam butir-butir kaidah Pancasila pada sila kedua. Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi saat ini bukan hanya terjadi pada masyarakat biasa saja, mereka yang duduk manis di gedung parlemen dan lembaga pemerintahan lainya juga saat ini sedang dalam keadaan yang tegang dan semakin memanas. Gesekan yang terjadi antara satu instansi pemerintahan dengan instansi pemerintahan yang lainnya menjadi gejolak yang menggoncang seluruh penjuru negeri ini. Jalur musyawarah saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah para kaum elit politik. Dan hal ini akan menimbulkan pertanyaan di masyararakat jika saja permusyawaratan tidak bisa dilakukan di kalangan atas, lalu bagaimana rakyat bisa dipimpin dengan baik? Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini, ini adalah bukti penyimpangan dari pancasila, dan mungkin hal seperti ini yang membuat mereka berpikir bahwa Pancasila sudah tidak bisa sejalan dengan perubahan yang terjadi di kehidupan nyata. Haruskah hal seperti ini terus menerus terjadi dan berulang, bagaimanakah cara penyelesaiannya? Hanya ada satu jawabannya, yaitu kembalilah ke Pancasila. Di sisi lain, kesenjangan sosial masyarakat dewasa ini yang semakin lama semakin memprihatinkan, dapat dengan mudah kita temui di masyarakat. Dengan banyaknya pembangunan yang terjdi terutama di kota-kota besar saat ini membuat kesenjangan sosial yang terjadi di maasyarakat kian terasa. Lihat saja si miskin yang hanya bisa melihat megahnya mall-mall, apartemen dan hotel-hotel berbintang yang gedungnya menjulang tinggi ke langit dengan hanya terperangah saja. Sementara mereka yang berkecukupan juga tak pernah ambil pusing untuk memperhatikan mereka kaum miskin. Ini adalah hal paling memprihatinkan dari kehidupan bermasyarakat, paham keadilan sosial sudah tumpang tindih dengan kemaunan masing-masing pribadi untuk memiliki kesenangan sendiri-sendiri secara individual. Perlu adanya upaya dari segenap elemen masyarakat untuk memperbaiki kesenjangan sosial ini. Pemerintah adalah pihak yang memiliki andil yang paling besar dalam upaya menyeimbangkan kehidupan sosial masyarakat karena pemerintah adalah aparatur negara yang sudah sewajibnya menangani masalah kemasyarakatan di tingkat nasional. Namun kita sebagai masyarakat biasa juga jangan hanya berpangku tangan, kita juga harus melakukan sesuatu untuk membantu memecahkan masalah kesenjangan sosial yang terjadi di luar sana sesuai dengan asas Pancasila terutama sila kelima. Beberapa dari kita mungkin masih memegang teguh Pancasila, bukan hanya sekedar menjadikannya sebagai slogan belaka, tapi juga bahkan sudah menerapkannya dalam diri sendiri di kehidupan sehari-hari. Namun apakah benar semua hal yang telah kita lakukan tidak melenceng dari

ilai-nilai dan kaidah Pancasila. Banyak sekali pihak-pihak di luar sana yang sudah hampir lupa bahkan melupakan nilai-nilai Pancasila yang seharusnya telah mengakar di hati kita semua sebagai bagian dari bangsa Indonesia, apalagi pendidikan mengenai Pancasila sudah didotrin sejak kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Di tengah pembangunan dan era globalisas serta era modernisasi saat ini Pancasila bukanlah suatu landasan pemikiran yang kuno, ketinggalan jaman dan tidak relevan dengan keadaan, justru Pancasila adalah sebuah landasan pemikiran yang flexible dan mudah disesuaikan dengan perkembangan jaman. Sifat flexible dari Pancasila inilah yang harusnya diperhatikan oleh seluruh kita bangsa Indonesia, karena dengan adanya hal ini akan mempermudah kita dalam menjalani dan mengisi pembangunan nasional ini demi terciptanya pembangunan nasional yang tidak hanya menguntungkan beberapa pihak saja, namun juga bisa menguntungkan semua pihak terutama kita semua bangsa Indonesia. Dan selalu harus terus diingat dan diperhatikan bahwa Pancasila selau relevan dengan perkembangan dan kemajuan jaman. Penutup Pancasila yang merupakan landasan negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah dasar pemikiran yang sangat sempurna sebagai landasan pemikiran kenegaraan. Pertimbangannya dari berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara selalu dapat beradaptasi dengan perkembangan dan kemajuan jaman. Pembangunan nasional juga harus selalau berpegang teguh kepada landasan negara ini demi terciptanya pembangunan nasional yang jujur adil dan mensejahterakan seluruh elemen masyarakat. Namun di lain pihak banyak sekali orang-orang yang menganggap bahwa Pancasila sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan dan kemajuan jaman, sehingga pembangunan nasional tidak dapat berjalan dengan lancar dan berkesinambungan karena hambatan yang diberikan oleh adanya nilai-nilai Pancasila. Pendapat-pendapat seperti ini akan hanya meracuni pikiran banyak masyarakat yang lainnya jika dibiarkan begitu saja. Perlunya kesadaran akan nilai-nilai pancasila yang mulai terlupakan dan sengaja dikesampingkan demi menangani permasalahan-permasalahan sejenis yang nantinya akan meluas ke berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam hal ini, namun tak jarang pemerintah juga ikut ambila bagian dalam kasus pelanggaran terhadap Pancasila. Untuk itu peran serta masyarakat juga sangat diperlukan terutama peranan pribadi masing-masing sebagai bentuk kesadaran sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Pernyataan yang menyatakan bahwa Pancasila sudah tidak releven terhadap perkembangan jaman adalah salah karena Pancasila itu sendiri memiliki sifat flexible yang sungguh sangat mudah bersatu dengan perubahan bahkan sampai tingkat yang paling ekstrim seekstrim apapun. Oleh karena itu, pancasila hendaknya selalu diterapkan dalam setiap aspek pembangunan nasional yang terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia demi terciptanya tujun utama dari pembangunan nasional yaitu mensejahteraka seluruh bangsa dan negara.

You might also like