You are on page 1of 10

Untuk memenuhi tugas BTA tentang Surah Ad-duha

Oleh : Eriza Nur Aq Liny Dianty Arlinda M.Herdiyansyah Rahmina Ratnasari

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BARABAI TAHUN PELAJARAN 2011 2012

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan serta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan jiwa dan keburukan amal perbuatan. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah SWT, tak seorang pun dapat menyesatkannya dan barang siapa disesatkan-Nya, tak seorang pun dapat memberinya petunjuk. Kami bersaksi tiada tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Sehubungan dengan tugas Baca Tulis Al-Quran kami telah menyelesaikan makalah yang bertema Surah Adh Dhuha. Demikian pengantar dari kami, untuk lebih sempurnanya makalah ini, tanggapan serta saran perbaikan dari semua pihak sangat kami harapkan, serta atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Penulis

Barabai,26 Januari 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah. 1.2 Permasalahan penulisan Makalah.. 1.3 Tujuan penulisan makalah. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tentang surah Ad dhuha.. 2.2 Tafsir dan penjelasan surah Ad dhuha. 2.3 Hukum bacaan surah Ad dhuha 2.4 Hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari surah Ad dhuha.. BAB III PENUTUP. Kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pokok pembicaraan surah ini, pengungkapannya dan pemandanganpemandangannya, bayangan-bayangan dan nada-nada pernyataannya merupakan suatu sentuhan kasih mesra, suatu hembusan rasa sayang, suatu belaian tangan yang belas kasihan yang menghilangkan sakit derita, suatu tiupan yang membawa ketempat peristirahatan, kerelaan dan harapan di samping mencurahkan rasa ketenteraman dan keyakinan. Semuanya itu untuk Rasulullah s.a.w. untuk menghibur dan mententeramkan hatinya.Berbagai riwayat telah memberikan bahwa penurunan wahyu telah putus seketika kepada Rasulullah s.a.w. Malaikat Jibril telah terlambat membawa wahyu Allah kepadanya karena itu kaum Musyrikin mengira bahawa Muhammad telah ditinggalkan Tuhannya! Lalu Allah turunkan surah ini. Surah Adh-Dhuha Tafsir Fi Zilalil Quran 3 Penerimaan wahyu, pertemuan dengan Jibril dan perhubungan dengan Allah, merupakan bekalan-bekalan kepada Rasulullah dalam mengarungi jalan dawah yang sulit, merupakan air minum di panas yang terik dalam menghadapi keingkaran. Dan merupakan angin sepoi bahasa dalam cuaca panas menghadapi pendustaan kaum Musyrikin. Dengan inilah Rasulullah s.a.w. dapat hidup dalam panas terik yang membakar yang dialami beliau ketika menghadapi manusiamanusia yang liar, pendurhaka, dan ketika menghadapi tipudaya, gangguan dan penindasan yang ditimpakan ke atas dawah, keimanan dan hidayat oleh kaum Musyrikin. Apabila wahyu terputus seketika, maka putuslah bekalannya, keringlah matairnya dan sepilah hatinya dari kekasih, dan tinggallah beliau seorang diri di tengah panas terik tanpa bekalan, tanpa air dan tanpa bau kekasih tercinta yang biasa dinimatinya. Dan ini menjadikan Rasulullah s.a.w. begitu sengsara menanggungnya dari segala sudut. 1.2 Permasalahan Adapun yang menjadi pokok permasalahan pada pembahasan surah Ad dhuha adalah sebagai berikut: a. Tentang isi kandungan surah, kelebihan surah, dan sejarah surah ad dhuha. b. Tafsir dan penjelasan dari Al-Quran tentang surah Ad dhuha c. Hukum bacaan dalam surah Ad dhuha d. Hikmah dari surah Ad dhuha 1.3 Tujuan Penulis dapat mempelajari, mengetahui dan belajar untuk mengamalkan isi dari surah Ad dhuha.Sehingga dapat mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari dan menjadi pribadi yang baik.

BAB II PEMBAHAASAN

2.1 Tentang surah Ad dhuha 1. Surah Ad dhuha Surah ad dhuha yang berarti waktu dhuha adalah merupakan surah yang ke 93 didalam Al-quran mengandung 11 ayat, ia dinamakan ad dhuha karena diawal surah ini Allah SWT bersumpah dengan waktu duha dan juga dengan waktu malam bahwa ia tidak meninggalkan atau membenci nabi Muhamaad SAW sebagaimana yang diperkatakan oleh kaum kafir musyrik. Allah SWT member semangat kepada baginda agar jangan menghiraukan tuduhan dan fitnah musuh-musuh islam. Dalam kehidupan Surah Ad dhuha Surat ini menceritakan tentang perjalanan seseorang yang sedang berusaha sekuat hati, pikiran, jiwa dan raga Mencari Tuhannya. Dalam perjalanan tersebut dia merasakan kelemahannya yang teramat sangat di sebabkan oleh betapa banyaknya keburukan dirinya, juga ia merasa teramat kurang dalam beramal shaleh. "Apalah yang bisa saya persembahan kepada Tuhan agar Tuhan tertarik kepada saya, agar Ia lebih mau Mendekati saya?" Dalam awal-awal perjalanannya menyusuri jalan terjal lagi berliku (perjuangan melawan syahwat hawa nafsu diri) (QS Al Balad :12-13) ia merasa selalu terperosok ke dalam duri dosa, lalu menggelinding pula ke bawah. Ia merasa kenapa susah sekali untuk mendaki tanpa jatuh. Hampir ia putus asa dalam perjalanannya, merasa Tuhan meninggalkan dan membencinya. Kata Tuhan, " dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada awal. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepdaamu, lalu kamu menjadi puas (ridho) dengan-Nya." Dalam perjalanannya yang merasa tanpa pembimbing itu - sungguhlah teramat berat tidaklah sungguh-sungguh tanpa pembimbing, karena Allah selalu ada Melindunginya, menyertai dalam desah setiap nafas yang di keluarkannya untuk Allah. Allah memberikan petunjuk kepadanya ke mana harus berjalan dengan benar. Masalah ia merasa sangat kacau dengan dirinya itu hanyalah sebuah proses panjang, yang kalau ia berhasil melaluinya maka pada akhirnya Allah-lah Yang akan di perolehnya. Karena itu, ikutilah setiap Petunjuk-Nya, niscaya engkau akan selamat dunia akhirat.

2.Isi pokok kandungan surah Ad dhuha 1. Allah SWT sekali-kali tidak akan meninggalkan Nabi Muhammad SAW. 2. Isyarat dari Allah SWT bahwa kehidupan Nabi Muhammad SAW dan dakwahnya akan bertambah baik dan berkembang. 3. Larangan menghina anak yatim dan menghardik orang-orang yang minta-minta. 4. Perintah menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah sebagai tanda bersyukur. 3.Kelebihan dan kegunaan surah Ad dhuha Dalam surah Ad dhuha banyak sekali kelebihan dan kegunaan yang dapat kita ambil agar hidup menjadi lebih tentram. Mengenai fadhilat dan juga faedahnya, menurut para ulama apabila surah ini diamalkan membacanya menjadi wirid 7 kali pada setiap pagi ketika matahari terbit dan 7 kali setiap matahari terbenam, insya Allah, Allah akan menyelamatkan dari kecurian atau kehilangan. Jika terjadi kecurian atau kehilangan kerjakanlah solat dhuha 3 kali yakni 6 kali rakaat pada setiap pagi jumat dan berdoalah kepada Allah insya Allah barang akan ketemu. Selain itu barang siapa yang mengamalkan membaca surah Ad dhuha 40 kali setiap hari selama 40 hari dan berdoa memohon kepada-Nya, insya Allah hidupnya akan terjauh dari kekafiran. 4.Hubungan surah Ad dhuha dengan surah lain Dengan surah Al lail Pada surat Al Lail diterangkan bahwa orang yang taqwa akan dimudahkan Allah mengerjakan perbuatan taqwa sehingga memperoleh kebahagiaan. Sedang pada surat Adh-Dhuhaa diterangkan bahwa keberuntungan di akhirat lebih baik dari keberuntungan di dunia Hubungan surah Alam Nasyrah yakni surah Ad Duha sangat kuat, sehingga Tawus dan Umar bin Abdul Aziz menyatakan bahwa surah Ad Duha dan surah Alam Nasyrah itu satu. Mereka membaca kedua surah tersebut dalam satu rakaat dan tidak membatasinya dengan ucapan basmalah. Tetapi menurut berita yang mutawatir bahwa Ad Duha dan Alam Nasyrah dua surah meskipun terdapat hubungan arti antara keduanya, karena masing-masing surah itu menyebut beberapa nikmat serta meminta agar mensyukurinya. Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa Dia telah melapangkan dada
Nabi-Nya dan menyelamatkan dari kebingungan yang merisaukannya akibat kebodohan dan keras kepala kaumnya. Mereka tidak mau mengikuti kebenaran, sedang Nabi SAW. selalu mencari jalan untuk melepaskan mereka dari lembah kebodohan, sehingga ia menemui jalan untuk itu dan untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran yang sedang mereka alami. Maksudnya, Allah telah membersihkan jiwa Nabi SAW. dari segala macam perasaan cemas, sehingga dia tidak gelisah, tidak susah dan tidak pula gusar. Dijadikan-Nya selalu tenang dan percaya akan pertolongan dan bantuan Allah kepadanya serta yakin bahwa Allah yang menugasinya sebagai Rasul sekali-kali tidak akan membantu musuh-musuhnya.

Hubungan Surah Ad dhuha dengan surah Al insyirah ini sangat kuat dan hamper sama makna kandungannya, karena pada kedua surah ini sama-sama diperuntukan
kepada nabi Muhammad SAW, kemudian surah ini sama-sama menerangkan nikmat-nikmat Allah dan memerintahkan Rasulullah untuk mensyukurinya.

2.2 Tafsir dan penjelasan Surah Ad dhuha


[1] Demi waktu matahari sepenggalahan naik, Maksud dari ayat ini Allah bersumpah dengan waktu dhuha, pada saat itu kaum musyrik telah menyebarkan fitnah tentang Allah tak lagi menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad.

[2] dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),


Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Jibril untuk beberapa lama tidak datang pada Nabi SAW. Berkatalah kaum musyrikin: "Muhammad telah ditinggalkan." Maka turunlah ayat ini (S.93:1-3) yang membantah ucapan-ucapan mereka. (Diriwatkan oleh Sa'id bin Mansyur dan Al-Faryabi yang bersumber dari Jundub.)

[3] Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Para ulama dalam menjelaskan makna ayat ini mengajak siapapun yang menduga Nabi Muhammad SAW
telah ditinggalkan Tuhannya, untuk memperhatikan keadaan matahari yang disusul oleh kehadiran malam, serta malam yang disusul dengan kedatangan siang. Kehadiran malam tidak berarti matahari tidak akan terbit lagi. Demikian pula sebaliknya. Nah, jika demikian, ketidakhadiran wahyu beberapa saat, tidak dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa ia tidak akan lagi hadir atau Nabi Muhammad SAW telah ditinggalkan Tuhannya.

[4] Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).
Maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai kemenangankemenangan, sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian ahli tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia.

[5] Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.

[6] Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?
Beliau sudah tidak punya ayah. Sejak kecil sudah diasuh Halimah Sadiyyah lalu kakek dan pamannya. Beliau juga tidak bisa membaca apalgi belajar di sekolah. Tapi beliau mendapatkan perlindungan sekaligus bimbingan langsung dari Allah.

[7] Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Yang dimaksud dengan bingung di sini ialah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad s.a.w. sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat.

[8] Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
Sebagian ulama menyatakan bahwa kekayaan yang dimaksud pada ayat di atas adalah kekayaan materi. Menurut mereka, Nabi telah diberi kekayaan materi (harta benda) untuk hidup Nabi pada masa kecil melalui Abu Thalib, kemudian ketika dewasa melalui isterinya, Khodijah lalu setelah Khadijah wafat melalui sahabat beliau Abu Bakar. Setelah hijrah, Rasul SAW memperoleh kekayaan material melalui kebaikan penduduk Madinah disusul dengan harta rampasan perang.

[9] Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Manusia sering kali berlaku sewenang-wenang. Kebiasaan masyarakat kota Mekah saat itu memang
mereka tidak mau memberikan pelayanan terbaik pada anak-anak yatim. Mereka tidak ramah kepada anak-anak yang kehilangan perlindungannya. Tuntunan ayat ini menyatakan bahwa yang pertama dan yang paling utama dituntut terhadap anak-anak yatim adalah bersikap baik dan menjaga perasaan mereka

[10] Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

[11] Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.


Perintah untuk menceritakan dan menyebut-nyebut kenikmatan pada ayat di atas, pertama kali memang ditujukan khusus untuk Rasulullah saw. Namun, perintah dalam ayat ini tetap berlaku umum berdasarkan kaedahamrun lir Rasul Amrun li Ummatihi (perintah yang ditujukan kepada Rasulullah, juga perintah yang berlaku untuk umatnya secara prioritas). berarti mensyukuri nikmat, menyebarkannya, menampakkan nikmat, dan memberitahukannya kepada orang lain.

2.3 Hukum bacaan surah Ad dhuha 2.4 Hikmah dan pelajaran yang dapat diambil surah Ad dhuha menurut para ulama ada tiga pelajaran dan nikmat yang dapat diambil yaitu: 1. Pertama : beliau yang tadinya yatim kemudian dianugrahi perlindungan. Oleh karena itu beliau diperintahkan untuk menyayangi anak yatim. 2. Kedua : beliau yang tadinya dalam keadaan butuh, tidak berkecukupan kemudian memperoleh kecukupan dan rasa puas dan sebagai tanda syukur, beliau diperintahkan untuk tidak menolak apalagi menghardik siapapun yang meminta atau bertanya. 3. Ketiga : beliau yang tadinya bingung tidak mengetahui arah yang benar kemudian mendapat petunjuk-petunjuk agama, atas dasar anugrah ini beliau berkewajiaban menyampaikan petunjuk-petunjuk agama tersebut kepada orang lain.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan : Allah s.w.t. sekali-kali tidak akan meninggalkan Nabi Muhammad s.a.w Isyarat dari Allah s.w.t. bahwa kehidupan Nabi Muhammad s.a.w. dan da'wahnya akan bertambah baik dan berkembang. Larangan menghina anak yatim dan menghardik orang-orang yang minta-minta dan perintah menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah sebagai tanda bersyukur. Surat Adh Dhuhaa, menerangkan tentang bimbingan pemeliharaan Allah s.w.t. terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dengan cara yang tak putus-putusnya dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat itu.

DAFAR PUSTAKA
a. Ghazali, Syeikh Muhammad, Tafsir Tematik Dalam Al-Quran,Gaya Media Pratama, Jakarta, 2005. b. Redaksi Majalah Media Ummat, Wahyu Bagaikan Matahari di Pagi Hari, Jl. Wilis 11 Malang Jawa Timur Telp. 0341. 553273. http://www.mediaummat.com/index.php?categoryid =19.

c. Ibnul Qayyim, Madrijus Salikin,http://www.dakwatuna.com/2008/tahadduts-bin-nimah-ceritakan-nikmat-yanganda-dapat/.


d. Al-Zamakhsyari,

Al-Kasysyaf,http://www.dakwatuna.com/2008/tahadduts-bin-nimah-ceritakan-nikmat-yang-

anda-dapat/.

e. Ar-Rifai, Muhammad Nasib, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,Gema Insani, Jakarta 1999. f. Al-Thabari, Ibn Jarir, Jami Al-Bayan fi tafsir,http://www.dakwatuna.com/2008/tahadduts-bin-nimah-ceritakannikmat-yang-anda-dapat/.

You might also like