You are on page 1of 3

Pengertian RP3KP : Skenario penyelenggharaan pengelolaan bidangperumahan dAN permukiman yang terkordinasi dan terpadu secara lintas sektoral

dan lintas wilayah administrasi

Landasan Hukum nya UU NO 1 Th 2011 : Tentang peru,ahan dan kawasan permukiman Pasal 14 : Tugas Pemerintah Provinsi (huruf e) menyususn rencana pembangunan dan pengembangan perumahan kawasan permukiman (RP3KP) Lintas kabupaten/kota Pasal 15 : Tugas pemerintah kabupaten kota (huruf e) menyususn rencana pembangunan dan pengembangan perumahan kawasan permukiman (RP3KP) Tingkat kabupaten/kota Muatan Hiererki Perencanaan RP4D 1. Kawasan perumahan 2. Permukiman RP3KP 1. 2. 3. 4. 5. 1.

Arahan untuk pengaturan berdasarkan RTRW

1. Kawasan perkotaan dan perdesdaan 2. Kawasan perumahan dan permukiman dengan kawasan fungsi0nal lain dalam suatu wilayah tertentu

Jangka waktu

Jangka waktu perencanaan RP4D provinsi di usulkan 15thun Jangka waktu RP4D Kabupaten/kota diusulkan 10 tahun

Kawasan permukiman Lingkungan hunian Permukiman Perumahan Rumah Klasifikasi kawasan permukiman : a. Permukiman perkotaan. b. Permukiman perdesaan 2. Klasifikasi kawasan perumahan : a. Perumahan kepadatan tinggi b. Perumahan kepadatan sedang c. Perumahan kepadatan rendah 3. Keterkaitan dengan peraturan zonazi pada RTRW Jangka waktu RP3KP adalah 20 tahun dan dapat di revisi jika terjadi perubahan Jangka waktu rencana RP3KP adalah 20thun dan dapat direvisi jika terjadi perubahan

Kawasan kumuh adalah sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Kawasan kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar di dunia. Kawasan kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Kawasan kumuh dapat pula menjadi sumber masalah sosial seperti kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Di berbagai negara miskin, kawasan kumuh juga menjadi pusat masalah kesehatan karena kondisinya yang tidak higienis. Di berbagai kawasan kumuh, khususnya di negara-negara miskin, penduduk tinggal di kawasan yang sangat berdekatan sehingga sangat sulit untuk dilewati kendaraan seperti ambulans dan pemadam kebakaran. Kurangnya pelayanan pembuangan sampah juga mengakibatkan sampah yang bertumpuk-tumpuk. Peningkatan kawasan kumuh juga berkembang seiring dengan meningkatnya populasipenduduk, khususnya di dunia ketiga. Pemerintah-pemerintah di dunia sekarang ini mencoba menangani masalah kawasan kumuh ini dengan memindahkan kawasan perumahan tersebut dengan perumahan modern yang memiliki sanitasi yang baik (umumnya berupa rumah bertingkat). Beberapa indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui apakah sebuah kawasan tergolong kumuh atau tidak adalah diantaranya dengan melihat : Tingkat kepadatan kawasan, Kepemilikan lahan dan bangunan serta kualitas sarana dan prasarana yang ada dalam kawasan tersebut. Namun demikian kondisi kumuh tidak dapat digeneralisasi antara satu kawasan dengan kawasan lain karena kumuh bersifat spesifik dan sangat bergantung pada penyebab terjadinya kekumuhan. Tidak selamanya kawasan yang berpenduduk jarang atau kawasan dengan mayoritas penghuni musiman/liar masuk dalam kategori kumuh. Kerenanya penilaian tingkat kekumuhan harus terdiri dari kombinasi dari beberapa indikator kumuh yang ada. Anak-anak yang tinggal di kawasan yang kumuh akan terganggu kesehatan dan kenyamanan tempat tinggal karena kelalaian pemerintah yang tidak memperhatikan dan memperdulikan akan kebersihan lingkungan negaranya bagi rakyat-rakyat.
Berikut ini adalah ciri-ciri daerah slum : 1. Banyak dihuni oleh pengangguran 2. Tingkat kejahatan / kriminalitas tinggi 3. Demoralisasi tinggi 4. Emosi warga tidak stabil 5. Miskin dan berpenghasilan rendah

6. Daya beli rendah 7. Kotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturan 8. Warganya adalah migran urbanisasi yang migrasi dari desa ke kota 9. Fasilitas publik sangat tidak memadai 10. Warga slum yang bekerja kebanyakan adalah pekerja kasar dan serabutan 11. Bangunan rumah kebanyakan gubuk / gubug dan rumah semi permanen

You might also like